2. Ayat Tentang Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina - PAI USBN

RANGKUMAN MATERI USBN AGAMA

1. Menelaah Q.S. Al-Anfal : 72, Q.S. Al-Hujurat : 12, dan QS Al-Hujurat : 10, serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

a) QS. Al Anfal (8): 72 Terjemahan : Sesungguhnya

orang- orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap)

orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

b) QS. Al Hujurat (49):12

Terjemahan : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

c) QS. Al Hujurat (49):10

Terjemahan : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

2. Ayat Tentang Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina

QS. Al-Isra : 32

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

Penerapan Hukum Tajwid

Qalqalah sugra Ghunnah Idgham bighunnah

Mad wajib muttasil

QS. An-Nur : 2

Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu

beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.

Penerapan Hukum Tajwid Qalqalah sugra

Idzhar halqi

Ghunnah

Ikhfa’ syafawi

Idgham bighunnah

Ikhfa’ haqiqi

Mad wajib muttasil

Idzhar syafawi

3. Kandungan surah Q.S. Al- Isra’ ayat 32 dan Q.S. An-Nur ayat2 Kandungan surah Q.S Al- Isra’ ayat 32:

1. Larangan mendekati zina

2. Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk

Kandungan surah Q.S An-Nur ayat 2:

1. Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki -laki masing-masing seratus kali.

2. Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum Allah SWT.

3. Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

4. Menentukan hukum tajwid Q.S. Al-Maidah: 48, Q.S. Az-Zumar: 39 atau Q.S. At-Taubah : 105 tentang taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja

Al Maidah 48

Az Zumar 39

At Taubah 105

5. Mengurutkan susunan Q.S. Al-Maidah : 48, Q.S. Az-Zumar : 39 dan Q.S. At-Taubah : 105 tentang taat,

kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja

QS. Al-Maidah : 48

QS. AZ-Zumar : 39

QS. At-Taubah : 105

6. Menentukan kandungan Q.S. Yunus : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah : 32 tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

Isi Kandungan dan Perilaku Yang Tercermin Dalam Q.S. Yunus Ayat 40 - 41 - Q.S. Yunus merupakan surat yang ke

10 dengan jumlah ayat sebanyak 109 ayat. Surat Yunus adalah surat Makkiyah, kecuali ayat 40, 94, 95 yang diturunkan

kepada Rasulullah SAW pada saat beliau berada di Madinah. Di dalam surat ini isinya banyak tentang kisah Nabi Yunus dan pengikutnya, sehingga surat ini dinamakan dengan

surat Yunus. Masih berhubungan dengan postingan sebelumnya yaitu Isi kandungan dan perilaku yang tercermin dalam Q.S. Al-Kafirun. Pada kesempatan ini kami ingin membahas ayat selanjutnya yang membahas tentang toleransi dalam beragama.

10 : 40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di antaranya ada (pula) orang- orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.

10 : 41. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".

7. Q.S Yunus : 40-41 atau Q.S Al Maidah : 32, peserta didik dapat menentukan perilaku sesuai kandungan ayat tersebut

Perilaku yang tercermin menurut Q.S Yunus 40-41 :

1. Menghormati apa yang sudah menjadi keyakinan mereka dan tidak memaksakan agama kepada orang lain

2. Memberi kebebasan kepada orang lain khusunya pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah

3. Tidak mencampuradukkan keyakinan agama yang satu dengan yang lain

4. Selalu berusaha berbuat baik, karena semua yang kita kerjakan akan mendapatkan balasan dari Allah swt Kandungan Q.S Al maidah 32 :

5. Nasib manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata

rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.

6. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat, merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qishash merupakan sumber kehidupan masyarakat.

7. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti para dokte r dan perawat, harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian, bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.

8. Q.S. Ali Imran :190-191 atau Q.S. Ali Imran : 159, tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis yang tidak lengkap, peserta didik dapat melengkapi ayat tersebut.

Q.S Ali-Imran : 159

Artinya : “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu

bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apanila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya All ah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepada- Nya.”

Q.S Ali- Imran : 190 – 191

Artinya : “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda

(kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya

Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. ” (QS. Ali- ‘Imran: 190-191)

9. Menemukan terjemah ayat Q.S. Ali Imran : 190-191 atau Q.S. Ali Imran : 159 tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis

Ali Imran 159

1. Q.S Ali-Imran : 190 Terjemahan Per kata

1. sesungguhnya َّنِإ

8. pergantian (silih berganti) ِف ََٰلِت ْخٱ

12. terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) ٍۢ ت ََٰياَءَل

6. bumi ِض ْرَ ْلْٱ

13. bagi orang-orang yang ىِل ۟وُ ألْ

7. dan َو

14. berakal ِب ََٰبْلَ ْلْٱ

Terjemahan per kalimat

1. َّنِإىِفِقْلَخِت ََٰو ََٰمَّسلٱِض ْرَ ْلْٱ َو Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi.

2. ِف ََٰلِت ْخٱ َوِلْيَّلٱ ِراَهَّنلٱ َو dan pergantian malam dan siang.

3. ٍۢ ت ََٰياَءَلىِل ۟وُ ألِّب ََٰبْلَ ْلْٱ terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal

2. Q.S Ali-Imran : 191 Terjemahan

per

kata

1. (yaitu) orang-orang َنيِذَّلٱ

5. duduk ا ًۭ دوُعُق

2. mengingat Allah َ َّللَّٱ َنوُرُكْذَي

8. keadaan berbaring ْمِهِبوُنُج

9. dan َو

17. tidaklah اَم

10. mereka memikirkan َنوُرَّكَفَتَي

18. Engkau menciptakan َتْقَلَخ

11. tentang / dalam ىِف

21. Mahasuci Engkau َكَن ََٰحْبُس

16. ya Tuhan kami اَنَّبَر

24. neraka ِراَّنلٱ

Terjemahan per kalimat

1) ُق َوا َٰىَلَع َوْمِهِبوُنُجَنيِذَّلٱَنوُرُكْذَيَهَّللٱاًۭ م ََٰيِق ًۭ دوُع (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring.

2) َنوُرَّكَفَتَي َوىِفِقْلَخِت ََٰو ََٰمَّسلٱِض ْرَ ْلْٱ َو dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

3) َٰ َهًۭ ل ِط ََٰبااَنَّبَراَمَتْقَلَخاَذ "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia.

4) َكَن ََٰحْبُساَنِقَفَباَذَع ِراَّنلٱ Mahasuci Engkau lindungilah kami dari azab neraka

10. Perilaku yang sesuai dengan hadis BERPIKIR KRITIS dan DEMOKRATIS Surah

a. Kita bisa melihat tanda kekuasaanNya yaitu dengan adanya pergantian siang dan malam.

b. Kita harus senantiasa mengingat Allah dengan berdzikir bagaimanapun keadaanya

c. selalu mengingat Allah kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. sehingga yang mencerminkan orang yang berakal adalah yang selalu berdzikir pada Allah SWT .

Surah Ali Imran ayat 159

a. Bersikap lemah lembut,menghindari sikap keras kepala.

b. Memberi maaf & bersedia membuka diri

c. Memohon ampunan kepada Allah

d. Bermusyawarah dalam segala urusan/masalah

Perilaku dari hadist

a. Menjadi orang cerdas; berpikiran maju tentang kehidupan diakhirat dan mencari bekal untuk akhirat.orang lemah; selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong.

Segeralah beramal jangan menunda2.7 peristiwa buruk yang menyadarkan kita.kemiskinan,kekayaan yg membuat kita sombong,sakit yg memudarkan kecantikan/ketampanan kita,masa tua yg membuat kita lemah,ke matian,datangnya dajjal,hari

11. Q.S. Luqman: 13-14 atau Q.S. al-Baqarah : 83 tentang perintah saling nasihat-menasihati dan berbuat baik (ihsan), peserta didik dapat memasangkan lafadz dan artinya dengan benar

. QS.Al Luqman ayat 13

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

QS. Al Luqman ayat 14

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan

kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Al-Baqarah ayat 83

Dam (ingatlah0, ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta bertutur katalah yang baik kepada manusia, dirikanlan shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari janji), kecuali sebagian kecil diantara kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.

12. Q.S. Luqman : 13-14 atau Q.S. Al-Baqarah: 83, tentang tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia, peserta didik dapat menentukan arti ayat yang bergaris bawah.

QS. AL LUQMAN 13-14 QS. AL BAQARAH: 83

13. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap 7 sifat Allah dalam Asmaul Husna : al-Karim, al- Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir

a. Al – Karim (Yang Maha Mulia) Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t. Al- KariIm bermaksud:

1) Allah s.w.t Maha Pemurah.

2) Allah s.w.t memberi tanpa diminta.

3) Allah s.w.t memberi sebelum diminta.

4) Allah s.w.t memberi apabila diminta.

5) Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.

6) Allah s.w.t memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya

7) Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya.

8) Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah s.w.t memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.

b. Al – Mu’min (Yang Maha Terpercaya)

Sifat Allah Al – Mu’min artinya "Allah Maha Pemberi Keamanan". Sifat Allah Al Mu'min ini menerangkan bahwa Allah memberi rasa aman dan tenteram dalam hati hamba-Nya *) Contoh dan bukti sederhana

Contoh dan bukti sederhana bahwa Allah bersifat Al – Mu’min dapat kita lihat dalam diri kita sendiri. Seperti pada tubuh kita, Allah menciptakan alis di atas mata yang berfungsi melindungi mata dari keringat yang jatuh, bulu mata melindungi mata dari debu dan binatang - binatang kecil.

Bukti lain diluar tubuh kita seperti ketika Rasulullah ingin Hijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Pada malam keberangkatan Nabi Muhammad, sekeliling rumah Nabi telah di pagar betis oleh orang - orang Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad Saw. Akan tetapi dengan sifat Al - Mukmin Allah telah memberi keselamatan kepada Rasulullah. Rasulullah dengan aman dapat keluar dari rumah dan meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah.

c. Al – Wakiil (Yang Maha Mewakili/Pemelihara)

Al – Wakiil artinya Dzat yang maha memelihara, yaitu Dia yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat.

Allah memerintahkan agar kita bersifat :

1) Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

2) Mempelajari dan memahami Al-Quran/Hadist

3) Memegang amanah dengan sebaik-baiknya

4) Menjadikan Allah SWT sebagai satusatunya pelindung

5) Hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT

d. Al – Matiin (Yang Mahakokoh)

Al – Matiin Artinya Dzat yang sangat kokoh, yaitu Dia sangat kokoh dan berkekuatan yang tidak pernah luntur. Kokoh diatas segala-galanya diseluruh kekuasaanNya. Melalui sifat ini, Allah memerintahkan agar manusia memiliki sifat seperti :

1) Hanya menyembah Allah SWT yang maha kokoh

2) Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT

3) Tidak enggan beribadah untuk kepentingan sendiri

4) Memohon rezeki hanya kepada Allah SWT

5) Menjaga diri sendiri dengan baik dan benar

e. Al – Jami’ (Yang Maha Mengumpulkan)

Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak. Allah bersifat al-Jami’ artinya Allah maha mengumpulkan/mempersatukan. Selain Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al - jami’ juga dapat kita buktikan dalam kehidupan ini. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al- Jami’ :

1) Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir.

2) sebagai khalifah, wakil yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus membumikan al- Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sistem kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan. Jagalah persatuan dan kesatuan sistem kehidupan, bertanggungjawablah pada tugas dan fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan paling benar. Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sok tahu dengan menghakimi orang lain salah, dan kemudian kita menarik diri dari tugas dan fungsi kita dalam system kehidupan.

f. Al – ‘Adl (Yang Maha Adil)

Kata ini adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan diri -Nya sebagai sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya itu akan dilihatnya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam Kata ini adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan diri -Nya sebagai sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya itu akan dilihatnya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam

Contoh perbuatan yang mencerminkan Al’adl :

1) Tidak membedakan-bedakan sesuatu

2) Memberi tugas dengan adil

3) Dalam menghadapi masalah harus diselesaikan dengan melihat yang salah dan benar

4) Dalam membagi sesuatu harus adil

g. Al – Akhir (Yang Maha Akhir)

Asma Allah Al-Akhir berarti Dzat Yang Maha Akhir. Maha Akhir disini dapat diartikan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetap ada dan kekal. Pemahaman tentang Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Akhir ini tidak bisa disamakan dengan pengertian bahwa Allah adalah akhir dari segala-galanya. Inilah yang membedakan antara Allah SWT sebagai Sang Khalik (Sang Pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan). Makhluk mempunyai awal yang berupa penciptaannya dan mempunyai akhir pada saat dia sudah hancur atau mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Ar-Rahman (55): 26-27 sebagai berikut. Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Ar-Rahman (55): 26-27)

Contoh sederhana Al – Akhir : Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah SWT akan tetap abadi dan kekal. Keabadian dan kekekalan Allah SWT tersebut

menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya tempat bergantung atas segala urusan kita, baik urusan di dunia maupun urusan-urusan yang akan kita bawa sampai ke akhirat kelak. Aplikasi dari Asma Al-Akhir dalam pebelajaran adalah berdoa sebelum dan setelah pembelajaran di kelas. Siswa menunjukkan penyerahan diri kepada Allah SWT bahwa mereka akan belajar dengan sungguh-sungguh dan mengharapkan sebuah kemudahan dalam menyerap pengetahuan dari pembelajaran kepada Allah SWT. Selalu mengu-capkan basmallah juga menunjukkan bahwa siswa-siswa menggantungkan doa agar aktivitas mereka selalu berada dalam l indungan Allah SWT dan berharap agar mendapatkan safaat dan manfaat dari aktivitasnya.

14. Menentukan perilaku yang mencerminankan beriman kepada malaikat -malaikat Allah SWT. dalam kehidupan sehari-hari

a. Nama malaikat dan tugasnya :

1) Malaikat Jibril = menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.

2) Malaikat Mikail = memberi rizki / rejeki pada manusia.

3) Malaikat Israfil = meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat

4) Malaikat Izrail = mencabut nyawa.

5) Malikat Munkar = menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.

6) Malaikat Nakir = menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.

7) Malaikat Raqib/Rokib = mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.

8) Malaikat Atid/Atit = mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.

9) Malaikat Malik = menjaga pintu neraka.

10) Malaikat Ridwan = menjaga pintu sorga / surga.

b. Penerapan Keimanan kepada Malaikat dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Bersikap Rendah Hati. Sikap rendah hati ditunjukkan karena kita menyadari bahwa selain diri kita ada makhluk yang telah diciptakan Allah. Bahkan, pada diri makhluk tersebut ada kelebihan sifat-sifat tertentu yang tidak kita miliki. Oleh karena itu, kita tidak boleh bersikap sombong. Kita dilarang bersikap sesuka hati dalam menjalani hidup karena merasa sebagai makhluk terhebat dan termuliaTerdorong untuk Menggali Pengetahuan tentang Malaikat.

2) Menggali pengetahuan tentang malaikat harus mengacu pada kedua sumber pokok dalam Islam, yaitu Al- Qur’an dan hadis.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang benar tentang malaikat akan terhindar dari kekeliruan dalam mengimaninya. Misalnya pengetahuan bahwa malaikat merupakan sesama makhluk Allah, menunjukkan bahwa malaikat tidak berhak untuk disembah atau dimintai pertolongan.

3) Berhati-hati dalam Berbuat. Seseorang yang beriman kepada malaikat senantiasa berhati-hati dalam berbuat. Ia akan menyadari bahwa di sekitarnya ada malaikat yang bertugas mengawasi dan mencatat amal. Malaikat 3) Berhati-hati dalam Berbuat. Seseorang yang beriman kepada malaikat senantiasa berhati-hati dalam berbuat. Ia akan menyadari bahwa di sekitarnya ada malaikat yang bertugas mengawasi dan mencatat amal. Malaikat

4) Giat dalam Berusaha. Menyadari bahwa malaikat juga ada di sekitar menyebabkan kita bersikap optimis. Misalnya dalam urusan rezeki ada malaikat bertugas membagikan rezeki kepada kita. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk mudah menyerah dan khawatir bahwa Allah tidak akan membalas usaha dan kerja keras kita.

5) Terdorong untuk Selalu Berbuat Positif. Seseorang yang di dunia menjalankan perbuatan baik, akan men- dapatkan balasan kebaikan dari Allah. Di akhirat kelak, seseorang akan dibalas sesuai dengan amal dan perbuatan yang dilakukan di dunia. Agar mendapatkan balasan yang baik di akhirat, kita pun dituntut untuk berbuat baik ketika di dunia.

15. Menentukan perilaku beriman kepada Kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah swt. berarti mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia. Beriman kepada kitab-kitab Allah swt merupakan rukun iman yang ketiga. Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt :

1) Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain

2) Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya.

3) Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di dalam, baik dengan membaca sendirimaupun menghadiri majlis taklim.

4) Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

5) Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluargasendiri maupun masyarakat

6) Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid.

7) Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

16. & 17. Perilaku yang mencerminkan orang yang beriman kepada Rasul Allah dalam kehidupan sehari - hari:

a. Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah swt. yang disampaikan rasul-Nya)

b. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah swt.

c. Giat dan rajin bekerja mencari rejeki yang halal, sesuai dengan keahliannya.

d. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

e. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul tidak sirna.

f. Meneladani kehidupan para rasul Allah dalam hidup, mi salnya bersikap sederhana, menjaga kehormatan, dan membantu sesama.

g. Menjadikan para rasul sebagai rujukan dalam bersikap, seperti berkata jujur, menjaga amanah, dan bijaksana

18. Kaitan hari kiamat dengan ilmu pengetahuan

a. Menurut geologi Bumi terjadi dari gas yang berputar dan menjadi dingin setelah diam. Melalui evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor (menyala/hancur)

b. Menurut teori fisika Ketika suatu saat matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

19. Perilaku yang mencerminkan orang yang beriman kepada hari akhir dalam kehidupan sehari -hari:

a. Menyadari bahwa semua perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. untuk itu segala sikap dan perilaku kita harus selaras dengan tuntunan agama.

b. Menyadari bahwa manusia itu sangat kecil di hadapan kebesaran Allah swt. sehingga diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur atau sombong dalam dirinya.

c. Selalu berusaha melakukan amal salih dan menghindari semua perbuatan yang berten tangan dengan norma agama.

d. Membiasakan diri dengan akhlak karimah, seperti mawas diri, rendah hati, peduli dengan sesama, dll.

e. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt.

f. Termotivasi untuk selalu bekerja keras dan menjauhi kemalasan.

20. Hikmah Beriman pada Hari Akhir

1. Dapat miningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang.

2. Akan senantiasa berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa yang sia-sia.

3. Akan mendorong seseorang untuk bersemangat dalam berkarya.

4. Mendidik manusia untuk belajar dan memprediksikan serta mempersiapkan masa depan.

5. Memperjelas tujuan hidup manusia di dunia.

21. Tanda-tanda Orang yang beriman kepada qadha dan qodar

1) Mendapat ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup.

2) Memiliki sifat khauf(takut) kepada Allah SWT.

3) Memiliki sifat harap kepada Allah SWT.

4) Termotivasi untuk berbuat kebaikan.

22 . Contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada qada dan qadar

1. Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk akal).

2. Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.

3. Kita tidak boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak semata-mata usaha kita sendiri.

4. Tidak boleh putus asa karena senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.

5. Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien.

6. Bersyukur apabila memperoleh rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabil a mendapatkan ujian atau musibah.

7. Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal baiknya.

8. Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam menerima segala sesuatu yang berhubungan dan qada dan qadar Allah.

9. Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah yang kita terima. Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang yang beriman kuat, berilmu

23. Mengidentifikasi manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina

Hikmah menjauhi perbuatan zina dan Pergaulan Bebas

a. Menjaga kehormatan perempuan

b. Mencegah nasab

c. Mencegah banyaknya anak yang ditelantarkan orang tua akibat malu anaknya lahir dari hasil perzinahan

d. Tidak salah gaul

e. Aurat menjadi terjaga

f. Terjaga kehormatan Manfaat menjauhi perbuatan zina dan Pergaulan Bebas

a. Terhindar dari perbuatan dosa besar

b. Terhindar dari penyakit kelamin

c. Mencegah murka Allah

d. Jauh dari siksaan di neraka

e. Iman menjadi kuat

f. terhindar dari perilaku dosa

24. Menunjukkan prilaku kontrol diri (mujahadah an nafs), prasangka baik (husnudzan), atau persaudaraan (ukhuwah). KONTROL DIRI

1. PENGERTIAN Kontrol diri( mujahadah an-nafs) adalah perjuangan sungguh-sungguh atau jihad melawan hawa nafsu dan ego pribadi

2. Usaha Melakukan Kontrol Diri

a. Bersabar atau menyisihkan waktu yang lebih lama untuk mengambil keputusan dari perbuatan yang akan dilakukan

b. Memikirkan akibat dari perbuatan yang dilakukan

c. Berdzikir kepada Allah

d. Berdoa kepada Allah

PRASANGKA BAIK

1. Pengertian Prasangka baik adalaah sikap netral dan cara pandang seseorang yang membuatnya melihat sesuatu secara positif.

a. Husnudzan kepada Allah Adalah berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah. Cara Menumbuhkan Sikap Husnudzan Kepada Allah:

- latihan menerima semua takdir dari Allah. Latihan menahan diri untuk tidak memberikan reaksi dengan cepat terhadap semua masalah yang terjadi.

b. Husnudzan kepada sesama manusia Adalah berprasangka baik terhadap sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori. Cara menumbuhkan sikap Husnudzan kepada sesama manusia: - tidak merendahkan orang lain. Tidak mencaci maki atau menghina orang lain.

c. Husnudzan Kepada Diri Sendiri Adalah mensyukuri bahwa segala sesuatu yang melekat pada diri manusia, baik disukai ataupun tidak, merupakan pemberian Allah yang terbaik untuk manusia. Cara menumbuhkan sikap-sikap tersebut antara lain:

- Inisiatif: percaya bahwa orang yang mempunyai inisiatif akan mendapatkan pahala ditambah pahala orang-orang yang mengikuti sesudahnya - Gigih: percaya bahwa Allah akan memberikan jalan keluar - Rela berkorban: percaya bahwa pengorbanan akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan

PERSAUDARAAN (UKHUWAH)

a. Pengertian Ukhuwah menurut bahasa berasal dari kata akhun artinya berserikat atau persaudaraan. Jika dirangkai dengan kata islamiyah maka pengertian ukhuwah islamiyah adalah persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan islam.

b. Bentuk-bentuk ukhuwah

- Ukhuwah ubudiyah: persaudaraan antar sesama makhluk Allah - Ukhuwah insaniyah: persaudaraan antar sesama manusia - Ukhuwah wathaniyah: persaudaraan atas kesamaan bangsa - Ukhuwah fi din al islam: persaudaraan antar sesama muslim

c. Cara menciptakan ukhuwah - Menjauhi sifat negatif seperti mengolok-olok, mencaci maki, berburuk sangka, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing orang lain.

25. Mengidentifikasi taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras Taat

Taat memiliki arti tunduk, sedangkan Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat. Dalam agama islam, Peraturan dibuat oleh Allah Swt, nabi, ulil amri, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al- Qur’an. Aturan dibuat dengan tujuan agar tercipta ketertiban dan ketenteraman.

Selain taat kepada Allah SWT dan Nabi, islam juga memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin(yang tidak maksiat). Contoh perbuatan taat peraturan dalam agama islam yaitu Menjalankan sholat lima waktu, puasa, dan melaksanakan perintah-perintah Allah yang lain

Kompetisi dalam kebaikan

Kompetisi adalah aktivitas manusia untuk mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Jadi kompetisi dalam kebaikan yaitu berbuatan manusia dengan tujuan mengalahkan orang lain dalam hal kebaikan / hal yang positif. kompetisi dalam kebaikan yang diperintahkan oleh Allah, Yaitu berlomba – lomba untuk akhirat, bukan untuk duniawi dan di lakukan dengan ikhlas bukan karena pujian orang lain

Bekerja Keras

Kerja keras adalah berusaha atau berjuang dengan keras atau bersungguh - sungguh dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Dalam islam kerja keras adalah bekerja atau bersungguh - sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan doa dan berserah diri kepada Allah SWT

26. Menunjukkan Hikmah Toleransi dan Kerukunan

1. Menghargai kepada sesama ciptaan Allah SWT.

2. Menghindari terjadinya perpecahan

3. Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan

4. Tenggang rasa dan suka menolong kepada orang lain

5. Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai

6. Menimbulkan Rasa Cinta Terhadap Negara

7. Memperkuat Iman

8. Dapat Mengendalikan Sikap Egois

9. Dapat Menyelesaikan Masalah Dengan Cara Musyawarah

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati sesama manusia

11. Menjaga norma-norma agama, sosial, dan adat istiadat

12. Menumbuhkan sikap bertanggung jawab terhadap kehidupan di lingkungan masyarakat

27. Mengidentifikasi sikap toleran dan rukun

Toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:

a. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.

b. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan. Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:

a. Merasa senasib sepenanggungan.

b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.

c. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.

d. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.

e. Menghindari Terjadinya Perpecahan

f. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan Toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain:

a. Mematuhi tata tertib sekolah.

b. Saling menyayangi dan menghormati sesama pelajar.

c. Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor, atau menyinggung perasaan oranglain.

28. Menentukan bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan

Di tindak kekerasan yang di timbulkan bisa dari seseorang dan juga bisa di lakukan oleh kelompok. Dan juga bisa berawal dari seseorang hingga antar kelompok. Tindakan kekerasan tersebut berdampak buruk kepasa seseorang atau kelompok orang. Bahkan orang yang tidak tahu menahu juga terjena dampaknya baik berupa materil maupun non materil. Kaewna tujuan dari kekerasan tersebut adalah merusak. Lingkungan yang ada di sekitar kita seharusnya kita jaga, bukan di rusak di karenakan pernuatan diri kita sendiri. Mengenai larangan tentang berbuat kerusakan bermaktub dala, Q.S Al A’raf ayat 56 sebagai berikut :

Yang artinya : “dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaiki-nya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan di terima) dan harapan (akan di kabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al A’raf : 56)

Dari arti di atas dapat di simpulkan bahwa barangan tersebut kerusakan di bumi karena seharusnya manusia memakmurkan dan menjaganya dengan baik. Setelah ada kerusakan, Allah swt. selalau memperbaikinya. Oleh sebab itu, manusia di larang intuk di rusaknya. Manusia di perintahkan untuk berdoa dengan rasa takut jika doanya tidak akan terkabul dan harus berharap penuh bahwa doamya akan di kabulkan Allah swt. san gat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan.

29. Mengidentifikasi hikmah dan manfaat saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) dalamkehidupan Hikm ah dan Manfaat Nasihat

a. Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen

b. Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/tercela

c. Terjaga lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit social

d. Terciptanya keadilan, keamanan, ketentraman, dan kedamaian dalam masyarakat

e. Mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT, di dunia dan akhirat

f. Nasihat dari orang lain merupakan control social pada saat kita terle na dan tidak mampu melakukan intropeksi (muhasabah)

Hikmah dan Manfaat Ihsan

Kebaikan akan berbalas kebaikan, adalah janji Allah SWT dalam Al-Quran. Berbuat Ihsan adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, maka Allah menjadikan saling berbuat baik sebagai sebuah keniscayaan. Berbuat baik (ihsan) kepada siapapun, akan menjadi stimulus terjadinya balasan dari kebaikan yang dilakukan. Dengan demikianlah, Allah SWT, membuat sunah (aturan) bagi alam, ada jasa ada balas.

Semua manusia diberi ‘nurani’ untuk berterima kasih dan kenginan untuk membalas budi baik.

30. Menemukan cara menasihati dan berbuat baik dalam kehidupan

Bentuk berbuat Ihsan dengan sesama manusia dalam berbagai bentuk,ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun material dan social yang disebut dengan shialaturahim.

Pengertian Shilat al-rahim menunjukkan adanya akumulasi perbuatan baik (ihsan) yang mencakup segala perbuatan baik karena konteksnya dalam hubungan sosial (mu`amalah) bukan dalam ibadah yang bersifat lebih umum baik lahir dan batin, bersifat materi dan immateri, tanpa batasan bentuk dan ruang waktu tertentu. Demikian juga dalam shilat al - rahim mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kerabat, keluarga, dan sanak famili, baik dalam moral dan material, sosial dan agama yang didasarkan pada kasih sayang yang lebih tinggi pula, karena mereka adalah bagian dari darah daging yang dilahirkan dari kandungan (rahim) sang ibunya sendiri. Jadi shilat al-rahim bukan identik dengan berlebaran yang diartikan secara sangat sederhana yakni kunjungan, pertemuan, dan minta maaf atau halal bi halal, apa lagi dibatasi pada saat-saat tertentu saja. Mungkin dapat dikatakan bahwa unsur-unsur dalam berlebaran dan dalam halal bi halal terdapat bagian dari shilat al-rahim.

31. Menentukan pengertian, kedudukan dan fungsi Al- Qur’an, Al-Hadits, Ijtihad sebagai sumber hukum Islam dan hukum taklifi.

Fikih pada mulanya mempunyai arti lebih luas dari yang umumnya dipahami saat ini. Semula, sesuai dengan arti lughawi (leksikal), fikih bermakna ”al fahmu,” paham atau mengetahui. Memahami atau mengetahui baik yang berkaitan

dengan urusan tauhid/ teologi, tasawuf/ akhlak, maupun hukum. Kata fikih berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk masdar (verbal noun) dari akar kata bentuk madhi (past tense) faquha yang secara etimologis berarti mengerti, mengetahui, memahami, dan menuntut ilmu. Kata fikih juga dianggap sinonim dengan kata ilmu.

Kemudian, akibat perkembangan ilmu dan pergumulan pemikiran, arti fikih menciut. Yang semula mencakup aspek teologis, akhlak, dan hukum, pengertian fikih menjadi khusus dipakai pada hal -hal yang berkaitan dengan hukum saja. Akibatnya, fikih lebih bernuansa legal-formal, daripada etis atau sosial. Sebab, sifat hukum adalah mengikat/ memaksa. Inilah kemudian yang menyebabkan fikih terkesan rigid, tidak fleksibel. Dalam arti fikih kehilangan wawasan etisnya.

Ijtihad bukan barang murahan yang bisa dilakukan oleh sembarang orang. Ada banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh calon mujtahid, orang yang berijtihad. Diperlukan kearifan untuk menjembatani kesenjangan yang terjadi. Misalnya, kalangan pesantren mau membuka diri untuk mengenal dan mengkaji fikih kontemporer serta melepas baju fanatisme yang berlebihan terhadap eksistensi kitab kuning. Sebab, walau bagaimanapun kitab kuning tetap tidak bisa dipaksakan untuk menjawab permasalahan global.

32. Menjelaskan ketentuan syar’i tentang infak, zakat, dan wakaf.

 Ketentuan Infak Ketentuan-ketentuan umum dalam berinfak ataupun bersedekah sebagai berikut:

a. Orang yang berinfak atau bersedekah adalah orang yang berakal dan mumayiz (baligh).

b. Barang yang diinfakan atau disedekahkan berupa barang yang bermanfaat dan dari hasil usaha yang baik

c. Berinfak atau bersedekah disertai dengan hati yang ikhlas dan tidak menyakiti hati orang yang menerimanya.

d. Sedekah dan infak dapat diserahkan kepada perorangan ataupun lembaga seperti panti asuhan, takmir masjid, panitia pembangunan madrasah atau ke BAZIS (Badan Amil, Zakat, Infak, Sedekah).

e. Berinfak dan bersedekah tidak ditentukan waktu dan jumlahnya.  Beberapa hukum zakat

a. zakat itu diwajibkan atas muslim yang merdeka, tidak disyaratkan sampai umur dan berakal.

b. Zakat itu wajib pada permintaan sebagaiman wajib pada unta, sapi, kambing,dan pada tiap-tiap tumbuh tumbuhan dan zakat itu ditunaikan pada tiap-tiap pada tahun sekali.

c. Islam telah memperhatikan soal zakat ini, waktunya kadarnya, nisabnya, orang yang wajib atasnya dan orang- orang yang berhak menerimanya.

 Syarat dan Rukun Wakaf

a. Syarat Wakaf Syarat-syarat harta yang diwakafkan sebagai berikut:

1) Diwakafkan untuk selama-lamanya, tidak terbatas waktu tertentu (disebut takbid).

2) Tunai tanpa menggantungkan pada suatu peristiwa di masa yang akan datang. Misalnya, “Saya wakafkan bila dapat keuntungan yang lebih besar dari usaha yang akan datang”. Hal ini disebut tanjiz

3) Jelas mauquf alaih nya (orang yang diberi wakaf) dan bisa dimiliki barang yang diwakafkan (mauquf) itu

b. Rukun Wakaf  Orang yang berwakaf (wakif), syaratnya;

1) kehendak sendiri

2) berhak berbuat baik walaupun non Islam  Sesuatu (harta) yang diwakafkan (mauquf), syartanya;

1) barang yang dimilki dapat dipindahkan dan tetap zaknya, berfaedah saat diberikan maupun dikemudian hari

2) milki sendiri walaupun hanya sebagian yang diwakafkan atau musya (bercampur dan tidak dapat dipindahkan dengan bagian yang lain  Tempat berwakaf (yang berhaka menerima hasil wakaf itu), yakni orang yang memilki sesuatu, anak dalam kandungan tidak syah.  Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid, sekolah orang yang tidak mampu dan sebagainya” tidak perlu qabul (jawab) kecuali yang bersifat pribadi (bukan bersifat umum) Harta yang Diwakafkan Wakaf meskipun tergolong pemberian sunah, namun tidak bisa dikatakan sebagai sedekah biasa. Sebab harta yang

diserahkan haruslah harta yang tidak habis dipakai, tapi bermanfaat secara terus menerus dan tidak boleh pula dimiliki secara perseorangan sebagai hak milik penuh. Oleh karena itu, harta yang diwakafkan harus berwujud barang yang tahan lama dan bermanfaat untuk orang banyak, misalnya:

1) sebidang tanah

2) pepohonan untuk diambil manfaat atau hasilnya

3) bangunan masjid, madrasah, atau jembatan Dalam Islam, pemberian semacam ini termasuk sedekah jariyah atau amal jariyah, yaitu sedekah yang pahalanya

akan terus menerus mengalir kepada orang yang bersedekah. Bahkan setelah meninggal sekalipun, selama harta yang diwakafkan itu tetap bermanfaat

33. Deskripsi tentang bentuk jual beli, peserta didik dapat menentukan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam.

Asas-asas dalam ekonomi islam :

1. Asas ridha’iyyyah (asas rela sama rela) yaitu bahwa transaksi ekonomi dalam bentuk apapun yang dialkukan perbankan pada prinsip rela sama rela buka suka sama suka yang bersifat hakiki. Asas tersebut dalam Al Quran diterangkan bahwa semua bentuk transaksi yang mengandung unsur paksaan tidak diperbolehkan.

2. Asas manfaat yaitu bahwa akad yang akan dilakukan oleh lembaga keuangan dengan nasabh berkenaan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi kedua pihak, maka dari akad-akad itu yang bersifat mudharat atau mafsadat tidak diperbolehkan.

3. Asas keadilan, dalam arti kedua pihak yang melakukan transaksi ekonomi (lembaga keuangan nasabah) harus berlaku dan diperlakukan secara adil dalam konteks pengertian luas dan konkrit. Hal ini sangat berkaitan dengan doktrin-doktrin yang tersebut dalm Al Quran yang sangat menjunjung tinggi keadilan dan sangat anti kezaliman, maka dalam praktek transaksi ekonomi Islam tidak dikenal dengan riba, karena riba menurut ajaran Islam termasuk Simbol yang berpihak pada kezaliman.

34. Bentuk kerjasama ekonomi, peserta didik dapat menyimpulkan salah satu macam bentuk kerjasama ekonomi dalam Islam.

Kerjasama ekonomi dalam islam :

1. Syirkah

Berarti perseorangan atau persekutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk kerja sama dan suatu usaha. Yang hasilnya untuk mereka bersama. Syirkah bertujuan mensejahterakan bersama yang merupakan salah satu bentuk tolong menolong yang diperintahkan Allah swt. Macam-macam syirkah :

a) Syirkah harta yang artinya dua orang atau lebih yang berkongsi pada harta yang ditentukan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Adapun rukun dalam syirkah harta : - Siqat (ucapan perjanjian) ijin untuk menjalankan harta syariqat - Anggota-anggota syariqat Syaratnya harus baligh, berakal sehat, merdeka, dan dengan kehendak sendiri. - Pokok, modal dan pekerjaan Berupa uang, emas, perak, atau harta benda lainnya yang bisa ditukar dan seluruh modal (saham) harus dicampur menjadi satu kesatuan modal.

b) Syariqat kerja Gabungan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu jenis pekerjaan dengan ketentuan hasil pekerjaan dibagikan kepada seluruh anggota sesuai penjanjiaan. Para ulama islam berpendapat tentang kebolehan syariqat kerja ini dilaksanakannya oleh umat islam. Manfaat syariqat kerja yaitu : - Menjalin persaudaraan sesama anggota - Memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan seluruh anggota. - Melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang ekonomi, budaya serta pertahanan dan keamanan.

2. Mudarabah Adalah pemberian modal dari pemilik modal kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal itu, dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian pada waktu akad. Hukum melakukan mudarabah boleh bahkan dianjurkan. Karena didalmnya terdapat unsur tolong menolong dalam kebaikan. Rukun-rukun mudarabah :

i) .Muqrid (pemilik modal) dan muqtarid (menjalankan modal) sudah baligh, berakal sehat, dan jujur.

ii) Uang atau barangt yang dijadikan modal harus diketahui jumlahnya.

iii) Jenis dan tempat usaha disepakati bersama, namun jangan dibatasi sehingga menyulitkan pihak yang menjalankan modal. iv) Pembagian hasil, hendaknya sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad. v) Muqtarid, bersifat jujur tidak boleh menggunakan modal untuk kepentingan sendiri tanpa seijin muqrid.

Hikmah jika sistem mudarabah diterapkan dalam masyarakat antara lain:

i) Mewujudkan persaudaraan antar kelompok kaya (pemilik modal) dan kelompok miskin (menjalankan modal);

ii) Mengurangi pengangguran;

iii) Memberi pertolongan pada faqir miskin untuk hidup mandiri.

3. Muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah

i) Muzara’ah dan mukhabarah Muzara’ah misalnya paruhan hasil antara pemilik dan penggarap, sedangkan benihnya daripihak iniah yang disebut

mukhabarah jika benihnya dari penggarap. Muzara’ah dan mukhabarah merupakan kerja sama dibidang pertanian. Ketentuan- ketentuan muzara’ah dan mukhabarah :

a. Pemilik dan penggarap sudah balighj, berakal sehat, dan jujur.

b. Sawah dan ladang digarap betul-betul milik orang yang menyerahkan sawahnya untuk digarap.

c. Lamanya penggarapan harus ditentukan.

d. Besar kecilnya paruhan hasil ditentukan berdasarkan musyawarah.

e. Pemilik dan penggarap harus menaati kesepakatan bersama ya telah disepakati.

ii) Musaqah

Adalah paruhan hasil kebun. Besar paruhnya disesuaikan dengan perjanjian mengenai ketentuannya, sama dengan ketentuan muzara’ah.

35. Disajikan ilustrasi tentang meninggalnya seseorang, peserta didik dapat menentukan kewajiban terhadap jenazah.

Kewajiban terhadap Jenazah :

1. Memandikan jenazah

2. Mengafani jenazah

3. Memandikan Jenazah

4. Menguburkan Jenazah

36. Disajikan ilustrasi tentang penyelenggaraan jenazah, peserta didik dapat menentukan tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan, atau menguburkan jenazah.

A. Tata Cara Memandikan Jenazah Orang yang utama memandikan :

1. Jenazah laki-laki Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, muhrimnya dan istrinya.

2. Jenazah perempuan Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya, neneknya,keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.

3. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.

Syarat

1. Muslim, berakal, dan baligh

2. Berniat memandikan jenazah

3. Jujur dan sholeh

4. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan memandikannya sebagaimana yang

diaajarkan sunnah serta mampu menutupi aib si mayat

Tata cara

1. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.

2. Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan.

3. Air bersih

4. Sediakan air sabun.

5. Sediakan air kapur barus.

6. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.

7. Kemudian bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki dan

rambutnya.

8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya secara perlahan-lahan.

9. Siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.

10. Kemudian siram dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat : Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :

Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :

11. Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali dengan air bersih.

12. Siram sebelah kanan 3 kali.

13. Siram sebelah kiri 3 kali.

14. Kemudian memiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah belakang.

15. Memiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya.

16. Siram kembali dari kepala hingga ujung kaki.

17. Setelah itu siram dengan air kapur barus.

18. Setelah itu jenazahnya diwudukkan .

19. Mewudhukan jenazah Yaitu dengan mengucurkan air ke atas jenazah itu mulai dari muka dan terahir pada kaki. Sebagaimana melaksanakan wudhu biasanya.

20. setelah selesai dimandikan dan diwudhukan dengan baik, dilap menggunakan kain pada seluruh badan mayat

B. Tata Cara Mengafani Jenazah

Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah adalah:

1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.

2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.

3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi mayat perempuan 5 / 7 lapis.