B. Metode Analisis Kebutuhan

b. Metode Analisis Kebutuhan
Perencanaan dan rancang bangun pelabuhan adalah proses yang kompleks karena tidak cukup hanya
memerlukan pendekatan aspek rekayasa kepelabuhanan dan bidang terkait, tetapi juga aspek sosialekonomi. Sebuah pelabuhan harus direncanakan untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan
efisiensi, baik dari segi biaya pengangkutan maupun penanganan barang dan penumpang. Sebuah
pelabuhan juga harus mampu memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, perkembangan
teknologi, dan biaya pengangkutan yang bersaing.
Sebagai tahap awal, Pelabuhan Langnga di rencanakan sebagai pelabuhan rakyat yang berfungsi
sebagai pelabuhan pengumpan lokal. Pelabuhan rakyat merupakan pelabuhan yang melayani dan
mengakomodasi pelayaran-pelayaran rakyat. Meskipun hanya berfungsi sebagai pelabuhan rakyat,
Pelabuhan Langnga juga tetap membutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai dengan syarat-syarat
tertentu agar standar operasional pelabuhan dapat terpenuhi.
Untuk memenuhi standar operasi pelabuhan yang memuaskan persyaratan umum yang harus
dipenuhi adalah:
 Alur pelayaran yang aman.
 Ukuran dan kedalaman kolam pelabuhan cukup memenuhi kebutuhan kapal yang berlabuh.
 Tempat berlabuh (kolam pelabuhan) terlindung dari serangan gelombang.
 Tersedia cukup ruang untuk menaikturunkan penumpang.
 Tersedia peralatan dan fasilitas pelayanan laut lainnya (misalnya tug boat) dalam jumlah dan
ukuran yang memadai.
 Tersedia fasilitas pemeliharaan/perbaikan (bengkel) untuk kapal dan peralatan lainnya.
 Tersedia alat bantu navigasi yang cukup dan layak operasi.

1. Fasilitas Sisi Darat
Perencanaan Fasilitas sisi darat meliputi penentuan panjang dermaga, luas lapangan penumpukan,
gudang, luas lapangan parkir, kantor, dan peralatan bongkar muat yang dibutuhkan. Pelabuhan ini
akan didesain sebagai pelabuhan domestik atau yang melayani pengangkutan barang dalam negeri.
Secara umum pelabuhan barang mempunyai fasilitas berikut ini
 Panjang dermaga harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80
persen dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian
muka, belakang, dan tengah kapal.
 Halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang. Barang yang akan
dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan crane untuk masuk ke kapal.
Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan crane dan barang diletakkan di atas dermaga
yang kemudian diangkut ke gudang.
 Gudang transit diletakkan di halaman bagian belakang dermaga
 Tersedia akses jalan dan halaman untuk pengambilan barang dari dan ke gudang serta fasilitas
untuk reparasi.
a) Dermaga
Dermaga berfungsi sebagai tempat membongkar-muat (loading-unloading) dan berlabuh (berthing).
Di pelabuhan modern, biasanya ketiga fungsi ini dipisahkan sehingga dikenal istilah dermaga bongkar,
dermaga muat, dan dermaga berlabuh. Namun tidak demikian dengan pelabuhan Langnga yang hanya
direncanakan sebagai pelabuhan sederhana atau pelabuhan rakyat yang biasanya kapal datang,

membongkar, dan berangkat menggunakan dermaga yang sama.
Berikut ini dasar pertimbangan dalam perencanaan dermaga.
 Arah angin, arah arus, dan perilaku kestabilan pantai.
 Panjang dan lebar dermaga disesuaikan dengan kapasitas/jumlah kapal berlabuh.




Letak dermaga dipilih sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan terhadap fasilitas darat
yang tersedia dengan mempertimbangkan kedalaman perairan.
Elevasi lantai dermaga dengan memperhitungkan kondisi pasang surut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dermaga diuraikan di bawah ini.
1) Elevasi Dermaga
Elevasi dermaga dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat pasang tinggi air tidak melimpas ke
permukaan dermaga. Penentuan elevasi lantai dermaga sesuai dengan kondisi pasang surut yaitu:
E = HHWL + 1/2H + F
dimana:
HHWL = higest high water level = elevasi pasut tertinggi.
H

= tinggi gelombang.
F
= free board = tinggi jagaan (biasanya diambil = 0.5 m).
2) Struktur Dermaga
Dermaga didesain sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya tumbuk kapal (gaya lateral),
mampu menahan beban aktifitas dan peralatan bongkar muat (beban vertikal.

Gambar Contoh Tipikal Dermaga Deck On Pile dengan Revetment

3) Panjang Dermaga
Panjang dermaga ditentukan berdasarkan jumlah kapal yang akan merapat di dermaga tersebut
dengan ketentuan jarak antar kapal 15 meter dan jarak ke tepi dermaga 25 meter.
Lp = n LOA + ((n-1) 15) + 50
Lp
LOA
n

= panjang dermaga (meter)
= panjang kapal terbesar
= jumlah kapal yang bersandar


4) Lebar Apron
Lebar apron adalah jarak antara tepi luar dermaga dengan tepi gedung yang merupakan tempat
untuk menempatkan barang atau cargo sementara sebelum ke gudang. Lokasi dermaga
bongkar dan muat berada di satu tempat (tempat yang sama). Ukuran dermaga ditentukan
berdasarkan kebutuhan dermaga yang paling besar antara kegiatan bongkar dan muat.

b) Sistem Feder
2.

Fasilitas Sisi Laut