Kualitas Pintu Komposit Produksi di PT. Corinthian Industries Indonesia

KUALITAS PINTU KOMPOSIT PRODUKSI
PT. CORINTHIAN INDUSTRIES INDONESIA

ANNYSE MEIGA SINAGA

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Pintu
Komposit Produksi PT. Corinthian Industries Indonesia adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Annyse Meiga Sinaga
NIM E24090097

ABSTRAK
ANNYSE MEIGA SINAGA. Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian
Industries Indonesia. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, MS.
Pintu yang terbuat dari kayu merupakan jenis yang paling umum dan paling
banyak dipakai dari dulu hingga sekarang. Daun pintu yang terbuat dari kayu
merupakan pilihan favorit, sebab bahan ini terkenal awet dan kuat. Selain itu,
kayu merupakan bahan yang tidak lekang oleh zaman walaupun trend terus
berganti. Jumlah penduduk yang terus tumbuh berimplikasi pada naiknya
kebutuhan rumah. Hal ini berimpilakasi positif pula pada meningkatnya
kebutuhan akan daun pintu kayu. Layaknya benda investasi, sudah sepantasnya
pintu kayu dirawat. Untuk itu juga para produsen pintu kayu harus memperhatikan
kualitas dari pintu kayu yang dihasilkan sebelum didistribusikan ke tangan
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daun pintu yang
dihasilkan serta ketertarikan konsumen dan calon konsumen terhadap model pintu
yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia. Informasi dari penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan bagaimana
meningkatkan kualitas daun pintu yang dihasilkan. Hasil pengujian berupa
pengujian fisis dan mekanis. Nilai bending strength, pengujian rendam air panas
dan rendam air dingin menunjukkan nilai sesuai standar yang digunakan oleh
perusahaan (EN-204) dengan nilai delaminasi rata-rata dibawah 10% dan nilai
bending strength rata-rata 39.08 N/mm2 atau > 20 N/mm2.
Kata kunci: pintu, kualitas pintu komposit
ABSTRACT
The door which is made of wood is commonly known and used from past
until now. It is the favorite choice because of it’s durable and strength. Beside it,
wood is a kind of material that never loss eventhough in changing trend
nowadays. The increasing of people growth contributes the high need of house.
This matter has a positive implication to the high need of the door. Like an
investement, it’s a must to take care of wooden door. Therefore, the producer of
wooden door must take care of the door’s quality before distribute it. The goal of
this research is to know the quality of the door and the consumer’s or its
candidate’s interest to the door model which is produced by PT. Corinthian
Industries Indonesia. The writer hopes this research’s information can give some
benefits for the company in increasing the quality of produced doors. The test
results are physical and mechanical test.. Bending strength value, hot water

soaking test, and cold water soaking test show standard value which is used by the
company (EN-204) with the rate of delamination value is under 10% and the rate
of bending strength value is 39.08N/mm2 or >20N/mm2.
Keywords: doors, qualty of composite door.

KUALITAS PINTU KOMPOSIT PRODUKSI
PT. CORINTHIAN INDUSTRIES INDONESIA

ANNYSE MEIGA SINAGA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

ABSTRAK
ANNYSE MEIGA SINAGA. Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian
Industries Indonesia. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, MS.
Pintu yang terbuat dari kayu merupakan jenis yang paling umum dan paling
banyak dipakai dari dulu hingga sekarang. Daun pintu yang terbuat dari kayu
merupakan pilihan favorit, sebab bahan ini terkenal awet dan kuat. Selain itu,
kayu merupakan bahan yang tidak lekang oleh zaman walaupun trend terus
berganti. Jumlah penduduk yang terus tumbuh berimplikasi pada naiknya
kebutuhan rumah. Hal ini berimpilakasi positif pula pada meningkatnya
kebutuhan akan daun pintu kayu. Layaknya benda investasi, sudah sepantasnya
pintu kayu dirawat. Untuk itu juga para produsen pintu kayu harus memperhatikan
kualitas dari pintu kayu yang dihasilkan sebelum didistribusikan ke tangan
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daun pintu yang
dihasilkan serta ketertarikan konsumen dan calon konsumen terhadap model pintu
yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia. Informasi dari penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan bagaimana
meningkatkan kualitas daun pintu yang dihasilkan. Hasil pengujian berupa
pengujian fisis dan mekanis. Nilai bending strength, pengujian rendam air panas

dan rendam air dingin menunjukkan nilai sesuai standar yang digunakan oleh
perusahaan (EN-204) dengan nilai delaminasi rata-rata dibawah 10% dan nilai
bending strength rata-rata 39.08 N/mm2 atau > 20 N/mm2.
Kata kunci: pintu, kualitas pintu komposit
ABSTRACT
The door which is made of wood is commonly known and used from past
until now. It is the favorite choice because of it’s durable and strength. Beside it,
wood is a kind of material that never loss eventhough in changing trend
nowadays. The increasing of people growth contributes the high need of house.
This matter has a positive implication to the high need of the door. Like an
investement, it’s a must to take care of wooden door. Therefore, the producer of
wooden door must take care of the door’s quality before distribute it. The goal of
this research is to know the quality of the door and the consumer’s or its
candidate’s interest to the door model which is produced by PT. Corinthian
Industries Indonesia. The writer hopes this research’s information can give some
benefits for the company in increasing the quality of produced doors. The test
results are physical and mechanical test.. Bending strength value, hot water
soaking test, and cold water soaking test show standard value which is used by the
company (EN-204) with the rate of delamination value is under 10% and the rate
of bending strength value is 39.08N/mm2 or >20N/mm2.

Keywords: doors, qualty of composite door.

KUALITAS PINTU KOMPOSIT PRODUKSI
PT. CORINTHIAN INDUSTRIES INDONESIA

ANNYSE MEIGA SINAGA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Kualitas Pintu Komposit Produksi di PT. Corinthian Industries Indonesia

Nama
: Annyse Meiga Sinaga
NIM
: E24090097

Disetujui oleh

-

Prof Of If Muh.Yusram Massijaya,MS
Pembimbing

Darmawan, MSc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

1 B DEC 2013

Judul Skripsi : Kualitas Pintu Komposit Produksi di PT. Corinthian Industries

Indonesia
Nama
: Annyse Meiga Sinaga
NIM
: E24090097

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Muh.Yusram Massijaya,MS
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,

Prof Dr Ir I Wayan Darmawan, MSc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih

sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan karya ilmiah ini
dengan judul Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian Industries
Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Muh.
Yusram Massijaya, MS selaku dosen pembimbing, Ibu Dr. Ir. Arum Wulandari,
MS selaku dosen penguji sidang dan bapak Dr. Ir. Jajang Ssuryana, M.Sc selaku
ketua sidang serta seluruh dosen, laboran dan karyawan Departemen Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan IPB yang telah banyak memberi bimbingan, saran dan
bantuan yang sangat berharga dan bermanfaat. Terima kasih kepada Bapak Suwito,
Mba Lia serta seluruh karyawan bagian quality control dan bagian produksi di PT.
Corinthian Industries Indonesia yang telah membantu selama proses pengumpulan
data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada segenap keluarga atas
segala doa dan dukungannya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan seperjuangan THH 46 terkhusus dedek Rizka Yuni dan wanita-wanita
tangguh OMDA IKANMASS serta happyhomers yang senantiasa memberikan
dorongan dan motivasi.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.


Bogor, Desember 2013
Annyse Meiga Sinaga

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


TINJAUAN PUSTAKA

1

Meranti Merah

1

Sapele

2

Sambungan Kayu

2

Perekat EPI (Emulsion Polymer Isocyanate)

2

METODE

3

Lokasi dan Waktu Penelitian

3

Alat

3

Bahan

3

Jenis Data

3

Prosedur Pengujian

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Hasil dan Pembahasan

5

SIMPULAN DAN SARAN

9

Kesimpulan

9

Saran

9

DAFTAR PUSTAKA

10

RIWAYAT HIDUP

11

LAMPIRAN

12

DAFTAR TABEL
1 Hasil pengujian water test
2 Hasil pengujian slam test

6
7

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Pengujian slam tes frame pintu
Pengujian kebocoran air pada pintu berkaca
Nilai bending strength contoh uji
Nilai delaminasi rendam air dingin conmtoh uji
Nilai delaminasi rendam air panas contoh uji

4
4
7
8
9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Hasil Bending strength
Hasil delaminasi rendam air dingin
Hasil delaminasi rendam air panas
Proses produksi
Dokumentasi pengujian kualitas produk pintu berbagai model pintu

12
13
14
15
16

1

PENDAHULUAN
Jumlah penduduk yang terus meningkat berimplikasi pada naiknya
kebutuhan akan rumah sebagai tempat untuk berteduh. Di indonesia dengan
jumlah populasi 241 juta jiwa dan angka pertumbuhan penduduk 1,3 persen per
tahun, maka kebutuhan manusia akan rumah baru mencapai 729 ribu unit per
tahun. Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan daun pintu. Daun
pintu merupakan suatu penghubung antara satu ruangan ke ruangan yang lainnya.
Pada umumnya bahan baku pembuatan daun pintu yang paling banyak diminati
oleh konsumen adalah kayu. Kayu menjadi komoditi pilihan masyarakat karena
tekstur dan warna yang menarik. Produksi kayu yang bisa dimanfaatkan sangat
sedikit menyebabkan perusahaan atau produsen pintu melakukan inovasi dalam
pemanfaatan kayu dengan sebaiknya dengan melakukan laminasi dan
memanfaatkan papan komposit. Agar tidak mengecewakan para konsumen
perusahaan perlu melakukan pengujian terhadap produk pintu yang telah
diproduksi.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dan peninjauan
lapang yang dilakukan di PT. Corinthian Industries Indonesia. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam model pintu berdasarkan permintaan pembeli.
Model pintu yang dimiliki perusahaan ini sekitar 600 model pintu. Pengujian yang
dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pintu yang dihasilkan dengan
melakukan pengujian komponen pintu dan pengujian produk pintu. Dalam
penelitian ini dilakukan pengujian delaminasi, uji banting produk pintu, uji
kebocoran kaca, dan uji patah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas dari
pintu dan komponen pintu yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia.
Produk pintu yang dihasilterbagi berdasarkan permintaan pembeli. Pembeli
dikelompokkan menjadi empat yang masing-masing telah memiliki model dan
jenis pintu tertentu. Pembeli itu yaitu JW USA, Hooden JW UK (Inggris) ,
Skantrae (Belanda), dan Australia. Jeld Wen USA (Amerika) memiliki kriteria
pintu dengan bahan kayu Red oak; Hooden Jeld Wen UK (Inggris) memiliki
kriteria dengan bahan baku White oak dan berstandar FSC (Forest Stewardship
Council), Skantrae merupakan pembeli dari Belanda memiliki kriteria dengan
bahan baku kayu Pinus radiata dan sapeli dan berstandar FSC dan KOMO,
sedangkan pembeli dari Australia memiliki kriteria dengan bahan baku kayu
Merbau dan Meranti

TINJAUAN PUSTAKA
Meranti Merah
Pohon-pohon kelompok meranti merah umumnya besar dan berbanir.
Batang merekah atau bersisik dan berdamar. Kulit luar dan kulit dalam tebal,
berurat-urat, dan berwarna merah atau kemerah-merahan (Al-Rasyid et al. 1991).
Warna kayu terasnya sangat bervariasi mulai hampir putih, coklat pucat, merah
muda, merah kecoklatan, sampai merah tua kecoklatan. Kayu gubalnya mudah

2
dibedakan, umumnya putih kekuningan, sampai coklat sangat muda. Meranti
merah memiliki BJ antara 0.30-0.86 dan rata-rata 0.52. meranti merah mempunyai
kelas awet III-IV dan kelas kuat III-IV. Meranti merah biasa digunakan untuk
vinir dan kayu lapis, perabot rumah tangga, bahan bangunan, kayu perkapalan,
daun pintu dan jendela, alat musik, dan peti pengepak.
Sapele
Sapele (Entandrophragma cylindricum) dari famili Meliaceae, merupakan
salah satu kayu yang paling diinginkan di Eropa yang digunakan untuk bahan
baku pembuatan daun pintu, jendela, dan lantai. Selain itu Sapele juga banyak
digunakan untuk bahan furniture, kayu Sapele dapat menjadi pengganti yang baik
untuk kayu mahoni. Sapele memiliki tekstur yang halus dan warna coklat
kemerahan. Ciri yang dapat diperlihatkan pada penampangnya garis serat yang
tidak terputus dan sering berubah arah dalam jarak yang tidak tentu. Kekuatan
sapele setara dengan kayu dari pohon jati.
Sambungan Kayu
Menurut Wirjomartono (1977) diacu dalam Hidayat (2005) sambungan
adalah lokasi sederhana yang menghubungkan dua bagian atau lebih menjadi satu
dengan bentuk tertentu pada ujung pelekatannya. Ada empat macam alat sambung
yang umum digunakan seperti pasak, baut, paku, sekrup dan perekat. Efisiensi
sambungan yang paling tinggi adalah dengan menggunakan perekat. Secara garis
besar, sambungan menggunakan perekat terbagi menjadi dua kelompok yaitu
antar kayu dan sambungan kayu dengan material lainnya (Thelandersson et
al.2003). Finger joint merupakan salah satu contoh papan hasil sambungan yang
menngunakan perekat dengan profil jari pada kedua ujungnya yang direkat satu
dengan yang lain melalui ikatan ujung (end-gluing).
Perekat EPI (Emulsion Polymer Isocyanate)
Perekat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam pembuatan produk pintu. Pemilihan jenis dan banyaknya perekat yang
dibutuhkan sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu jenis perekat yang
umum digunakan yaitu isosianat. Faherty dan Williamson (1999), mengemukakan
bahwa perekat dipilih lebih kuat dan mempunyai ketahanan yang lebih besar
daripada kayu yang direkat.
Perekat isosianat mempunyai reaktifitas, kekuatan ikatan dan daya tahan
yang tinggi, serta merupakan perekat yang tidak berbasis formaldehida (Kawai et
al. 1998). Perekat isosianat juga memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap
kadar air, suhu pengempaan rendah, sifat fisis dan mekanis serta daya tahan panel
yang lebih baik (Galbraith dan Newman 1992; Petrie 2004).
Menurut Ruhendi et al. (2007), keunggulan perekat isosianat adalah dapat
digunakan pada variasi suhu, tahan air, panas, cepat kering, PH netral, kedap
terhadap pelarut organik dan isosianat memiliki kekentalan yang tinggi

3
dibandingkan larutan lain yang digunakan sebagai perekat. Rowell (2005) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kadar padatan tertentu, maka keteguhan rekat
papan yang dihasilkan semakin meningkat karena semakin banyak molekul
penyusun perekat yang bereaksi dengan kayu saat perekatan.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Corinthian Industries Indonesia Bogor, Jawa
Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013- Juli 2013.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu stopwatch, oven, kaliper,
kamera dan alat tulis.
Bahan
. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah produk pintu produksi
PT. Corinthian Industries Indonesia. Perekat yang digunakan merupakan jenis
perekat merek dagang Dorus SL 8488. Perekat ini didistribusikan oleh PT. Henkel
Adhesive Technologies. Perekat tersebut termasuk ke dalam jenis perekat EPI
(Emulsion Polymer Isocyanate).
Jenis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data diperoleh
melalui pengamatan dan pengujian langsung dilapangan serta wawancara dengan
pihak perusahaan. Data yang diperlukan adalah kegiatan yang mencakup proses
produksi, pengujian dan pengemasan produk pintu dan bahan baku yang
digunakan.
Prosedur Pengujian
Proses Produksi
Tahapan proses produksi daun pintu jenis di PT. Corinthian Industries
Indonesia dapat dilihat dalam lampiran.
Slam Test (Uji Banting)
Contoh uji dapat berupa frame pintu ataupun pintu utuh. Dilakukan
pengecekan buka tutup pintu sebanyak 100.000, 200.000 dan 350.000 kali. Hasil

4
test dicatat secara akurat dan amati secara fisik apa yang terjadi pada pintu. Isi
kolom keterangan jika ditemukan kerusakan pada pintu dan tulis dibagian
mananya. Tulis tindakan yang akan lakukan (Corrective Action), misal pintu
dibongkar.

Gambar 1 Pengujian Slam test pada frame pintu
Water Test (Uji kebocoran kaca)
Pengujian ini hanya dilakukan untuk pintu eksterior yang menggunakan
kaca. Pengujian dihentikan apabila telah ditemukan tanda kebocoran pada pintu.
Produk dinyatakan lulus test secara maksimal apabila tidak ditemukan kebocoran
sampai pada titik 35 - 40 menit (250 PSI/2.5).

Gambar 2 Pengujian kebocoran air pada pintu berkaca

5

Pengujian Bending Strength
Contoh uji berukuran (25 x 50 x 500) mm diuji dengan menngunakan uji
bending manual di PT. Corinthian. Dilakukan selama 3-7 menit dengan beban
terpusat berada ditengah bentang papan. Pengujian dilakukan sampai contoh uji
mengalami kerusakan. Nilai bending strength dihitung dengan
rumus :
Keterangan
: bending strength (N/mm2)
F
: beban patah (N)
I
: jarak sanggah (mm)
b
: lebar contoh uji (mm)
h
: tebal contoh uji (mm)
Pengujian Delaminasi
Pengujian delaminasi yang dilakukan ada 2 jenis pengujian yaitu D3 dan D4.
Standart pengujian yang digunakan digunakan mengacu pada prosedur dan
standart EN-204. Untuk pengujian D3, Sampel komponen yang sudah
dilaminating disimpan selama 7 hari pada suhu normal 23˚C. Sampel direndam
dalam air bersuhu 20˚C selama 4 hari kemudian Sampel disimpan selama 7 hari
pada suhu normal 23˚C dan dilakukan test pada sampel. Pengujian D4, setelah
dilaminating sampel uji disimpan selama 7 hari pada suhu normal 23˚C lalu
direndam dalam air bersuhu 100˚C selama 6 jam. Setelah itu sampel direndam
dalam air bersuhu 20˚C selama 2 jam.. Hasil pengujian D3 dan D4 dikonversii
dalam dalam bentuk persen (%) dengan rumus;

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
.
Hasil pengamatan yang dilakukan secara visual di lapangan kualitas pintu
yang dihasilkan baik. Dengan corak dan warna pintu sebelum di cat sama rata.
Karena sebelum di proses pintu, bahan baku sudah disortir dan bebas dari cacat
mata kayu. Ukuran produk pintu yang dihasilkan harus sesuai dengan permintaan
pembeli, apabila setelah proses pengampelasan ukuran produk yang dihasilkan
tidak sesuai dengan standar yang berlaku maka akan dilakukan perbaikan seperti
pemasangan atau penempelan vinir sesuai dengan jenis kayu yang digunakan.
Apabila kerusakan yang terjadi cukup parah maka pintu akan dibongkar ulang.

6
Untuk warna pintu yang dihasilkan jenis pintu paint hanya untuk pintu skantrae
yang berwarna putih.
Water Test (Uji kebocoran)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan produk yang
dihasilkan terhadap cuaca dengan curah hujan yang ekstrem pada produk pintu
yang dipasang kaca. Pengujian dilakukan dengan memberikan air dengan tekanan
250psi selama 40 menit. Hasil pengujian terhadap sampel pintu yang diambil
secara acak dapat dilihat tidak terjadinya kebocoran pada kaca pintu ataupun
rembesan air pada sisi rekatan dan sambungan penempelan kaca.
Tabel 1 Hasil pengujian water test
TIME
(menit)

DURATION
(menit)

0 - 15
15 - 20
20 - 25
25 - 30
30 - 35
35 - 40

15
5
5
5
5
5

AIR
PRESSURE
(psi)
0
50
100
150
200
250

WATER
PRESSURE
(psi)
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5

TEST
RESULT
OK
OK
OK
OK
OK
OK

Slam test (Uji banting)
Pengujian dilakukan selama satu minggu dengan membanting pintu
sebanyak >100.000 kali. Selama satu menit pintu dibanting sebanyak 13 kali.
Maksimal pengujian slam test ini dilakukan dengan membanting pintu selama satu
minggu dengan arti membanting pintu sebanyak 131.040 kali dengan tujuan
mengetahui kekuatan pintu terhadap benturan dan angin. Setelah dilakukan
pengujian pada beberapa sampel pintu hasil pengujian tidak terdapat pecah atau
retak pada bagian pintu, pintu yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia
baik dan tahan terhadap bantingan.

7
Tabel 2 Hasil pengujian slam test

WAKTU
TEST

HASIL
SLAM TEST

JENIS PINTU

JUMLAH SLAM
TEST

PAINT

1 Menit

SKS 3463 S

13 x Buka / Tutup

7/6/2013

SIZE

1 Hari

8/6/2013

40 x 830 x 2315

18.720 x Buka / Tutup

TANGGAL

4/6/2013
Start 04 Juni
2013 (13.30
wib)

5/6/2013
6/6/2013

Finish 10 Juni
2013 (13.30
wib)

9/6/2013
10/6/2013

Tidak terjadi retak
atau pecah pada sisisisi pintu

7 Hari
131.040 x Buka / Tutup

Bending Strength ( Uji Kekuatan Lentur)
Nilai pengujian patah yang diperoleh sesuai dengan standar yaitu lebih dari
20 N/mm2. Hasil pengujian terendah dan tertinggi yaitu 21.9 N/mm2 dan 49
N/mm2. Nilai rataan selengkapnya disajikan pada lampiran.
.

60

Bending Strength

50
40
30
20
10

Nilai standar bending strength 10 N/mm2

0
0

5

10

15
20
Nomor sampel

25

30

Note : jenis kayu yang digunakan Sapele; jenis perekat DORUS SL 8488 + H R72-7357 15%
(LEM Henkel); pressure 170 psi

Gambar 3 Nilai bending strength contoh uji
Keteguhan patah merupakan ukuran kemampuan benda untuk menahan
beban lentur maksimal sampai saat benda tersebut mengalami kerusakan (Bowyer
et al. 2007). Hasil pengujian nilai bending strength uji patah berkisar antara 21.949 N/mm2, nilai rata-rata 39.08N/mm2. Herawati (2007) menyatakan bahwa nilai
MOR tidak hanya dipengaruhi oleh ukuran kayu uji, tetapi juga kondisi contoh uji

8
tersebut terutama adanya cacat kayu. Cacat yang dapat mengurangi kekuatan kayu,
antara lain mata kayu, sudut miring, retak atau pecah, dan adanya kayu tekan atau
kayu tarik (Tsoumis 1991). Umumnya jenis kayu yang memiliki kerapatan tinggi
cenderung kekuatannya semakin meningkat karena kerapatan dan kekuatan patah
suatu bahan berbanding lurus (Bowyer at al. 2007).
Delaminasi (D3) Air Dingin
Nilai delaminasi rendam dingin balok lamiasi pada sampel uji yaitu
terendah 0% dan tertinggi 3.7% dengan rata-rata delaminasi adalah 2.7%. Nilai
rataan selengkapnya disajikan dalam Tabel 5 pada lampiran.

12.0%

nilai delaminasi

10.0%

Standar maksimum nilai delaminasi 10%

8.0%
6.0%
4.0%
2.0%
0.0%
0

10
20
nomor sampel

30

Gambar 4 Nilai delaminasi rendam air dingin contoh uji

Pengujian delaminasi dilakukan untuk melihat faktor ketahanan perekat
terhadap tekanan pengembangan dan penyusutan akibat adanya kelembaban dan
panas yang tinggi (Vick 1999). Delaminasi rata-rata dari contoh uji 2.7% tidak
melebihi standar EN 204 yang mensyaratkan nilai delaminasi dengan perendaman
air dingin maksimal 10% seperti terlihat pada gambar 4. Maka contoh uji
memenuhi standar tersebut. Artinya perekat EPI yang digunakan tahan terhadap
pengembangan dan penyusutan sampel uji dalam kondisi suhu rendah.
Delaminasi (D4) Air panas
Hasil delaminasi rendam air panas dengan nilai delaminasi terendah sampai
tertinggi secara berurutan adalah 0% dan 3.49%. Dengan rata-rata delaminasi
1.35%. Nilai rataan selengkapnya disajikan pada Tabel 6 pada lampiran.

9
8.0%
standar nilai delaminasi 10%
7.0%
nilai delaminasi

6.0%
5.0%
4.0%
3.0%
2.0%
1.0%
0.0%
0

5

10

15
nomor sampel

20

25

30

Gambar 5 Nilai delaminasi rendam panas contoh uji
Berdasarkan hasil pengujian delaminasi panas nilai delaminasi dari sampel
uji berkisar antara 0%-3.49% dengan nilai rata-rata 1.35%. mengacu pada standar
EN-204 yang mengisyaratkan nilai maksimum delaminasi panas sebesar 5% maka
sampel uji memeuhi standar. Ekawati (1998) menyatakan bahwa nilai delaminasi
dipengaruhi oleh bidang geser, jenis perekat, dan interaksi keduanya. Ikatan
perekat merupakan faktor penentu baik tidaknya konstruksi lapisan-lapisan
pembentuk papan laminasi.

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pintu hasil produksi PT. Corinthian Industries Indonesia memiliki kualitas
yang baik. Dengan hasil pengujian produk sesuai dengan standar yang diberikan
dan pintu yang dihasilkan tahan terhadap cuaca yang ekstrim seperti angin dan
hujan. Untuk komponen yang digunakan dalam pembuatan pintu memenuhi
standar EN-204 dengan uji rendam air panas dan rendam air dingin.
Saran
Perusahaan perlu melakukan pengujian terhadap produk yang dihasilkan
secara berkala dan teratur untuk lebih meningkatkan kualitas pintu yang dihasikan.
Jika memungkinkan melakukan penjualan pintu tidak hanya untuk eksport saja
namun untuk konsumen dalam negeri juga. Kiranya pengujian tidak hanya
dilakukan secara fisis dan mekanis perlu dilakukan pengujian terhadap serangan
organisme perusak.

10

DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyid H, Marfuah H, Wijayakusumah, Hendarsyah D. 1991. Vademikum
Dipterocarpaceae. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, ,
Departemen Kehutanan. Jakarta.
Bowyer JL, Haygreen JG. 2007. Forest Produst and Wood Science an
Introduction 5th Edition . Lowa: Lowa State University Press/ Ames.
Ekawati D. 1998. pengaruh jenis perekat dan pengaturan letak kayu meranti
(shorea spp) serta kelapa (Cocos nucifera) terhadap sifat fisis mekanis balok
lamina contoh kecil bebas cacat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.
Faherty KF, Williamson TG. 1999. Wood Engineering and Construction
Handbook. New York: McGraw-Hill Inc.
Galbraith CJ, Newman WH. 1992. Reaction Mechanism and Effect with MDI
Isocyanate Binde for Wood Composites. Di dalam: Plackett DV Dunningham
EA, complier. Proceedings of the pasific Rim Bio-based Composites
Symposium. Rotorua New Zealand.
Herawati E. 2007. Karakteristik Balok Laminasi dari Kayu Laminasi dari Kayu
Mangium [editorial]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, W. 2005. Analisis biaya produksi kayu sambungan jari (finger joint
stick): studi kasus di cv. gapura mas bogor-jawa barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kawai S, Umemura K, Sasaki H, Matsuo K, 1998. Effects of Formulation of
Isocyanate Resins on the Properties of Particleboard. Di dalam: Plackett DV
Dunningham EA, compiler. Proceedings of the Pasific Rim Bio-based
Composites Symposium. Bogor.
Petrie EM. 2004. Reactive Polyurethane Adhesive for Bonding Wood. [diunduh
2013
oktober
06].
Tersedia
pada
:
www.specialchem4adhesives.com/resource/article/.
Rowell, R.M. 2005. Handbook of Wood Chemistry and Wood Composites. CRC
Press. New York.
Ruhendi, S dan Y.S. Hadi. 1997. Perekat dan Perekatan. Jurusan Teknologi Hasil
Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti. Bandung.
Thelandersson S, Larsen H.J. 2003. Timber Engineering. England: John Willey
and Sons, LTD.
Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood. Structure, Properties,
Utilization. Van Nostrand Reinhold. New York.
Vick CB. 1999. Adhesive Bonding of Wood Material. Forest Product Technology.
USDA Forest Service. Wisconsin.

11
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada 06 Mei 1991. Penulis merupakan anak
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Johanson Sinaga (alm) dan Ibu
Mariana Sontaria Tambunan. Pendidikan penulis yaitu Pendidikan Taman Kanakkanak (TK) Perguruan Kristen Immanuel Medan, Sekolah Dasar (SD) RK Budi
Mulia Pematangsiantar, Sekolah Menengah Pertama (SMP) RK Cinta Rakyat
Pematangsiantar. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Purba dan pada
tahun yang sama penulis lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) di Institut Pertanian Bogor dan diterima di Departemen Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan.
Selama perkuliahan, selain mengikuti kegiatan akademis penulis juga
berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan yaitu Organisasi himpunan profesi
mahasiswa (Himpro) DHH yang bernama Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan
(Himasiltan) sebagai anggota, Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (PMK) komisi
kesenian, Organisasi Mahasiwa Daerah (OMDA) Siantar dan sekitarnya.
Pada tahun 2011 penulis mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan
(P2EH) jalur Pangandaran-Gn.Sawal, tahun 2012 penulis mengikuti kegiatan
praktek pengelolaan Hutan (P2H) Gn.Walat. Tahun Januari 2013 penulis
melaksanakan praktek kerja lapang di PT. Corinthian Industries Indonesia, Bogor.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas kehutanan
IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul Kualitas Pintu Komposit
Produksi PT. Corinthian Industries Indonesia, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr.
Ir. Muh. Yusram Massijaya, M.S.

12

LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil pengukuran bending strength
Bending Strength
No. Contoh Uji
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Rata-rata

(N/mm2)
49.0
21.9
27.0
37.2
28.7
45.6
40.6
32.1
40.6
30.4
33.8
37.2
40.6
40.6
49.0
45.6
38.9
40.6
40.6
42.2
47.3
49.0
38.9
40.6
39.1

13
Lampiran 2 Hasil pengukuran delaminasi rendam air dingin
D3 (Rendam Dingin)
No. Contoh Uji

Delaminasi

1

8.5%

2

0.0%

3

1.7%

4

5.4%

5

0.0%

6

2.2%

7

7.47%

8

0.00%

9

1.79%

10

0.0%

11

7.2%

12

0.0%

13

0.0%

14

7.3%

15

0.0%

16

1.6%

17

0.0%

18

4.3%

19

6.96%

20

0.00%

21

0.00%

22

0.0%

23

0.0%

24

11.0%

Note: glue spread 92.5-186.4gr/cm2;pressure press 50-100barr.

Rata-rata
3.4%

2.5%

3.08%

2.4%

2.4%

2%

2.3%

3.7%

14
Lampiran 3 Hasil pengukuran delaminasi rendam air panas

No. Contoh Uji
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

D4 (Rendam Panas)
Delaminasi (%)
0.0%
0.0%
0.0%
3%
4%
3%
0%
0%
0%
1.5%
3.8%
2.6%
0%
0%
0%
0.0%
0.0%
0.0%
0%
0.20%
7%
6.01%
0%
1.20%

Note: glue spread volume 95-284.6 gr/cm2 , pressure press 100barr.

rata-rata
0%

3.49%

0.00%

2.61%

0%

0%

2.31%

2.4%

15
Lampiran 4 Proses Produksi Pintu
Pengujian kadar air

Penyerutan papan

Penyortiran

Pembuatan mata sambungan dan penyambungan bilah kayu

Pembelahan di mesin finger joint

Penggabungan core dan outer

Pengampelasan

Pemotongan rail

Pembuatan lubang pasak

Pemotongan stile
Pembuatan lubang pasak

Pembuatan profil

Proses membuang profil yang rusak atau membuat lubang sambungan

Penyambungan panel dan rail

Rail dan stile dirangkai menjadi pintu

Dilakukan pengamplasan

Pengecatan dasar

Pengamplasan permukaan cat dasar

Pengecatan akhir

Pengiriman

Pengecekan PDI
(Pre Delivey
Inspection)

Pengemasan pintu

16

Lampiran 5 Dokumentasi pengujian kualitas produk berbagai model pintu

F/CROFT GL

DXP 2570

DXP 2070

DXP 2370

DXP 2370 Oak

DXP 2070 MERANTI

DIE 4260

WIN BFL LEAF

7G BEVEL DIAMOND

17

Gamma PE 02

DIE 4030

DIE 5160

6 P RED OAK

FITZROY G.CLR

GAMMA TU 07

Sks 3464 S

RMM 21

WIN 7G