Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Linier Goal Programming di PT.Toba Surimi Industries

(1)

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN

METODE LINEAR GOAL PROGRAMMING

DI PT TOBA SURIMI INDUSTRIES

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

RUTH ELFINA SARI TARIGAN 050403030

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan setia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini yang berjudul “Perencanaan Kapasitas Produksi

Menggunakan Metode Linier Goal Programming di PT.Toba Surimi Industries”.

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh Seminar Tugas Akhir pada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan rencana kapasitas produksi dengan mempertimbangkan faktor jumlah jam kerja dan ketersediaan bahan baku. Tujuan ini masih tercapai walaupun masih terdapat kelemahan-kelemahan.

Oleh karena itu penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, Medan PENULIS Juli 2010


(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas Sarjana ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan puja-puji buat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah yang telah diberikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis. 2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng, selaku Ketua Bidang Rekayasa Sistem Manufaktur atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Aulia Ishak, S.T., M.T. dan Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, M.M. selaku koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industti USU.

5. Staff pegawai Teknik Industri Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan Tugas Sarjana ini.


(4)

6. Bapak Ir. Danci Sukatendel, selaku pembimbing I dan Dosen Wali penulis, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan arahan dan koreksi dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

7. Ibu Tuti Sarma Sinaga ST MT selaku pembimbing II, yang telah begitu sangat sabar dan telah banyak meluangkan waktu yang sangat terbatas untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan koreksi agar Tugas Sarjana ini dapat selesai dengan baik.

8. Kepada seluruh Staf Pengajar dan Pegawai departemen Teknik Industri yang sudah memberikan bimbingan selama penulis

9. Ibu Bunga Malem br Tarigan, yang sudah membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan banyak membantu penulis selama proses pengambilan data di lapangan dan memberikan informasi-informasi yang sangat diperlukan dalam penulisan Tugas Sarjana ini di PT. Toba Surimi Industries Medan.

10.Kedua Orang Tuaku Tercinta , M. Tarigan dan R. Br Bangun, yang selalu memberikan bantuan moral, serta buat abangku Ivan Tarigan dan Bambang Tarigan, serta keluarga yang juga merupakan motivasi penulis agar dapat segera menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

11.Seluruh Staf dan karyawan PT. Toba Surimi Industries yang telah memberikan bantuan berupa informasi dan dukungan selama melakukan penelitian tugas sarjana.


(5)

12.Sahabat-sahabatku, Rika D. Ginting dan Lamriama Panjaitan yang tetap setia memberikan dukungan dan teman-teman seperjuangan penulis Super 05 yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.

13.Sahabat-sahabatku di marakas 57 (Swadaya, Arjuna, B’Dona, Echi, Ikha, Eva) dan Kak Maya yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

14.Buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Demikian penulis sampaikan untuk memulai pembahasan Tugas Sarjana ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv I. PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Batasan dan Asumsi ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-4

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.3. Ruanglingkup Bidang Usaha ... II-2 2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-3 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan... II-3 2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab ... II-4 2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-11 2.4.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-11 2.4.3.2. Jam Kerja ... II-12


(7)

BAB HALAMAN

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-14 2.4.4.1. Sistem Pengupahan ... II-14 2.4.4.2. Fasilitas Pendukung ... II-14 2.5. Proses Produksi ... II-15 2.5.1. Standar Mutu Bahan/Produk ... II-15 2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-17 2.5.2.1. Bahan Baku ... II-18 2.5.2.2. Bahan Penolong ... II-18 2.5.2.3. Bahan Tambahan ... II-19 2.5.3. Uraian Proses ... II-19 2.6. Mesin dan Peralatan ... II-22 2.6.1. Mesin Produksi ... II-22 2.6.2. Peralatan (Equipment) ... II-25 2.7. Utilitas ... II-26 2.8. Safety and Fire Protection ... II-27 2.9. Waste Treatment ... II-28 III. LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Perencanaan Produksi... III-1 3.2. Kapasitas (capacity) ... III-2 3.3. Perencanaan Kapasitas ... III-3 3.4. Program Linier ... III-6 3.4.1. Fungsi Tujuan ... III-7 3.4.2. Kendala-Kendala Fungsional ... III-8 3.5. Linier Goal (Multi Objjectives) Programming ... III-8 3.6. Goal Programming ... III-9 3.6.1. Kendala-Kendala Sasaran ... III-10 3.6.2. Bentuk Umum Goal Programming ... III-11


(8)

BAB HALAMAN

3.7. Metode Pemecahan Masalah ... III-13 3.8. Peramalan ... III-21 3.8.1. Metode Peramalan ... III-24 3.8.2. Ketelitian Peramalan ... III-28 IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Rancangan Penelitian ... IV-1 V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Hasil Penjualan ... V-1 5.1.2. Harga Pokok dan Harga Penjualan ... V-2 5.1.3. Kecepatan Produksi ... V-3 5.1.4. Pemakaian Bahan Baku ... V-3 5.1.5. Ketersediaan Bahan Baku ... V-3 5.2. Pengolahan Data ... V-5 5.2.1. Peramalan Permintaan Produk ... V-5 5.2.2. Pemakaian Bahan Baku ... V-19 5.2.3. Kecepatan Produksi ... V-23 5.2.4. Jam Kerja Tersedia ... V-25 5.2.5. Proyeksi Keuntungan Selama Periode Perencanaan ... V-26 5.3. Penentuan Model Goal Programming ... V-27 5.3.1. Memformulasikan Fungsi Volume Produksi ... V-28 5.3.2. Memformulasikan Fungsi Keuntungan ... V-29 5.3.3. Memformulasikan Fungsi Pemakaian Bahan Baku ... V-30 5.3.4. Memformulasikan Fungsi Jam Kerja ... V-31 5.4. Penyusunan Formulasi ... V-32


(9)

BAB HALAMAN

5.5. Penyelesaian Formulasi Goal Programming ... V-38

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Hasil Peramalan ... VI-1 6.2. Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi ... VI-2

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-13 3.1. Tabel Simpleks Awal ... III-16 3.2. Tabel Simpleks Awal (Pemilihan Kolom Kunci) ... III-16 3.3. Tabel Simpleks Iterasi I ... III-17 3.4. Tabel Simpleks Iterasi II ... III-18 3.5. Tabel Simpleks Iterasi III ... III-18 3.6. Tabel Simpleks Iterasi IV ... III-18 5.1. Data Penjualan Produk PT. Toba Surimi Industries

Tahun 2008 s/d 2010 ... V-2 5.2. Harga Pokok dan Penjualan Produk ... V-3 5.3. Kecepatan Produksi ... V-4 5.4. Data Pemakaian Bahan Baku Udang Tahun 2008 s/d 2010 ... V-5 5.5. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan Permintaan Produk

Picnic ... V-7 5.6. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linier Permintaan Produk

Picnic ... V-8 5.7. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis Permintaan

Produk Picnic ... V-9 5.8. Estimasi Kesalahan Peramalan Metode Konstan Produk Picnic ... V-11 5.9. Estimasi Kesalahan Peramalan Metode Linier Produk Picnic ... V-12 5.10. Estimasi Kesalahan Peramalan Metode Siklis Produk Picnic ... V-13 5.11. Besar Kesalahan Masing-masing Metode Peramalan ... V-14 5.12. Verifikasi Data Peramalan Linier Produk Picnic ... V-15 5.13. Hasil Peramalan Permintaan Produk Picnic Periode Mei 2010 s/d

April 2011 ... V-17 5.14. Kesimpulan Hasil Peramalan Masing-masing Produk ... V-18


(11)

TABEL HALAMAN

5.15. Hasil Peramalan Permintaan Masing-masing Produk Periode

Periode Mei 2010 s/d April 2011 ... V-18 5.16. Perhitungan Persentase Pemakaian Bahan Baku Udang untuk

Masing-masing Produk Tahun 2010 s/d 2011 ... V-20 5.17. Pengujian Data Persentase Pemakaian Bahan Baku untuk Produk

Picnic ... V-19 5.18. Hasil Pengujian Data Persentase Pemakaian Bahan Baku

untuk Masing-masing Produk ... V-22 5.19. Pemakaian Bahan Baku untuk Masing-masing Produk ... V-23 5.20. Pengujian Data Keceptan Produksi ... V-24 5.21. Rata-rata Kecepatan Produksi ... V-25 5.22. Jumlah Jam Kerja Tersedia selama Periode Perencanaan Produksi .. V-26 5.23. Keuntungan Untuk Tiap Produk ... V-26 5.24. Perkiraan Keuntungan Selama Periode Perencanaan Produksi ... V-27 5.25. Hasil Perencanaan Produksi Masing-masing Produk dengan Metode

Goal Programming Periode Mei 2010 s/d April 2011 ... V-42 5.26. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Kapasitas Produksi Optimal ... V-43 6.1. Persentase Pemakaian Bahan Baku ... VI-4 6.2. Persentase Peakaian Jam Kerja ... VI-5 6.3. Variasi Deviasional ... VI-6 6.4. Jumlah Ketersediaan Bahan Baku untuk masing-masing Produk ... VI-7 6.5. Perbandingan Antara Kebutuhan Bahan Baku Ketersedian Bahan Baku


(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Toba Surimi Industries ... II-5 2.2. Blok Diagram Proses Pengalengan Udang ... II-23 4.1. Blok Diagram Pengolahan Data dan Analisis Pemecahan Masalah ... IV-5 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-6 5.1. Diagram Pencar Permintaan Produk Picnic ... V-6 5.2. Moving Range Chart untuk Peramalan Produk Picnic ... V-16 5.3. Control Chart Data Persentase Bahan Produk Picnic ... V-21 5.4. Control Chart Data Kecepatan Produksi ... V-25 5.5. Input Data Dalam Software LINDO ... V-39 5.6. Optimizer Output dalam Software LINDO ... V-40 5.7. Hasil Akhir dalam Software LINDO ... V-40 6.1. Diagram Pencar Permintaan Produk Dua Tahun Lalu ... VI-1 6.2. Diagram Pencar Hasil Permintaan Menggunakan Goal Programming .... VI-2 6.3. Perbandingan Pemakaian Bahan Baku Selama Perode Perencanaan

Mei 2010 s/d April 2011 ... VI-3 6.4. Perbandingan Pemakaian Bahan Baku Selama Perode Perencanaan


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Peramalan Masing-Masing Produk ... L-1 2. Pengujian Rata-rata dan Keseragaman Pemakaian Bahan Baku ... L-42 3. Hasil Penyelesaian dengan Program LINDO ... L-49 4. Penyelesaian Goal Proggramming Menggunakan Metode Simpleks .. L-59


(14)

ABSTRAK

PT. Toba Surimi Industries adalah salah satu perusahaan yang bergerak di dalam bidang pengalengan udang. Produk yang dihasilkan adalah produk Picnic Fresh Shrimp,

Cocktail Fresh Shrimp, Small Fresh Shrimp dan Medium Fresh Shrimp. Permintaan akan

produk tersebut dari tahun-ketahun cenderung mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik sehingga hasil yang diperoleh dapat memberikan keuntungan yang maksimal.

Dalam kegiatan produksi perusahaan dituntut untuk melaksanakan produksi sesuai dengan permintaan pasar agar produk yang dihasilkan tidak kelebihan atau kekurangan, karena apabila perusahaan mengalami kelebihan atau kekurangan produksi akan berakibat meningkatnya biaaya dalam kegiatan produksi. Disisi lain, untuk menjalankan produksi, perusahaan memiliki beberapa kendala yang ada di dalam perusahaan. Kendala-kendala tersebut berupa ketersediaan bahan baku, ketersediaan jam kerja serta permintaan pasar. Oleh karena itu, untuk menjalankan produksi yang maksimal maka perusahaan sangat tergantung atas kendala-kendala yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Linier Multiple Objective Programming adalah salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mencapai produksi secara maksimal, metode ini familiar dengan sebutan

Goal Programming. Penggunaan Linier metode Goal Programming bertujuan untuk

mencapai tujuan-tujuan (goal) yang hendak dicapai di dalam kegiatan produksi. Tujuan-tujuan (goal) utama yang hendak dicapai didalam perencanaan produksi ini yaitu : mencapai produksi sesuai dengan permintaan pasar, memaksimalkan keuntungan (laba). Metode ini menggunakan software LINDO untuk mempermudah pengolahan data. Sebelum memformulasikan model, dilakukan peramalan untuk masing-masing produk.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar apabila menggunakan metode Linier Goal Programming sebagai dasar dalam perencanaan produksi. Perusahaan dapat mengoptimalkan pemakaian bahan baku hingga 91,74% dan pemakaian jam kerja sebesar 81,18%. Dengan menggunakan metode

Linier Multiple Objective Programming(Goal Programming), keuntungan paling besar

dicapai pada bulan April 2011 selama periode perencanaan sebesar Rp.338865450,- dengan pemakaian bahan baku 27520,65 kg serta pemakaian jam kerja sebesar 237,22 jam. Besar permintaan untuk produk Picnic sebesar 1670034 kaleng, produk Cocktail sebesar 384197 kaleng, produk Small sebesar 179975 kaleng dan produk Medium sebesar 82909 kaleng.

Penggunaan Goal Programming pada model yang digunakan memiliki kelemahan yaitu mengabaikan prinsip dasar program linier, oleh karena model ini tidak dapat diterapkan di perusahaan.


(15)

ABSTRAK

PT. Toba Surimi Industries adalah salah satu perusahaan yang bergerak di dalam bidang pengalengan udang. Produk yang dihasilkan adalah produk Picnic Fresh Shrimp,

Cocktail Fresh Shrimp, Small Fresh Shrimp dan Medium Fresh Shrimp. Permintaan akan

produk tersebut dari tahun-ketahun cenderung mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik sehingga hasil yang diperoleh dapat memberikan keuntungan yang maksimal.

Dalam kegiatan produksi perusahaan dituntut untuk melaksanakan produksi sesuai dengan permintaan pasar agar produk yang dihasilkan tidak kelebihan atau kekurangan, karena apabila perusahaan mengalami kelebihan atau kekurangan produksi akan berakibat meningkatnya biaaya dalam kegiatan produksi. Disisi lain, untuk menjalankan produksi, perusahaan memiliki beberapa kendala yang ada di dalam perusahaan. Kendala-kendala tersebut berupa ketersediaan bahan baku, ketersediaan jam kerja serta permintaan pasar. Oleh karena itu, untuk menjalankan produksi yang maksimal maka perusahaan sangat tergantung atas kendala-kendala yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Linier Multiple Objective Programming adalah salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mencapai produksi secara maksimal, metode ini familiar dengan sebutan

Goal Programming. Penggunaan Linier metode Goal Programming bertujuan untuk

mencapai tujuan-tujuan (goal) yang hendak dicapai di dalam kegiatan produksi. Tujuan-tujuan (goal) utama yang hendak dicapai didalam perencanaan produksi ini yaitu : mencapai produksi sesuai dengan permintaan pasar, memaksimalkan keuntungan (laba). Metode ini menggunakan software LINDO untuk mempermudah pengolahan data. Sebelum memformulasikan model, dilakukan peramalan untuk masing-masing produk.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar apabila menggunakan metode Linier Goal Programming sebagai dasar dalam perencanaan produksi. Perusahaan dapat mengoptimalkan pemakaian bahan baku hingga 91,74% dan pemakaian jam kerja sebesar 81,18%. Dengan menggunakan metode

Linier Multiple Objective Programming(Goal Programming), keuntungan paling besar

dicapai pada bulan April 2011 selama periode perencanaan sebesar Rp.338865450,- dengan pemakaian bahan baku 27520,65 kg serta pemakaian jam kerja sebesar 237,22 jam. Besar permintaan untuk produk Picnic sebesar 1670034 kaleng, produk Cocktail sebesar 384197 kaleng, produk Small sebesar 179975 kaleng dan produk Medium sebesar 82909 kaleng.

Penggunaan Goal Programming pada model yang digunakan memiliki kelemahan yaitu mengabaikan prinsip dasar program linier, oleh karena model ini tidak dapat diterapkan di perusahaan.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kapasitas merupakan ukuran kemampuan fasilitas dalam menghasilkan produk ataupun jasa dalam interval waktu tertentu. Perencanaan kapasitas produksi merupakan penentuan kemampuan fasilitas untuk menghasilkan produk atau jasa yang disesuaikan dengan permintaan pasar, persediaan bahan baku ataupun biaya yang dikeluarkan. Perencanaan kapasitas merupakan langkah penting untuk mencapai target produksi, dimana jika terjadi kekurangan produksi hasilnya berupa kekurangan pencapaian target produksi dan terlambatnya pengiriman produk ke tangan konsumen. Untuk mendapatkan kapasitas yang optimum maka dibutuhkan perencanaan yang matang didalam berbagai aspek.

PT Toba Surimi Industries merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengalengan hasil laut. Setiap bulannya PT Toba Surimi Industries mengalami perubahan permintaan sehingga dibutuhkan perencanaan produksi. Selama ini PT Toba Surimi Industries hanya berorientasi pada pemenuhan jumlah permintaan yang berdasarkan masa lalu, sehingga perencanaan produksinya kurang efisien. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang dapat memberikan solusi optimal dalam pemenuhan rencana produksinya.


(17)

Permintaan pasar tidak terpenuhi karena kurangnya perhitungan yang tepat dalam penentuan jumlah produksi untuk masing-masing jenis produk dan kurang optimalnya keuntungan yang dihasilkan diakibatkan karena kurang memperhatikan kendala-kendala yang ada di dalam perusahaan. Selama ini perusahaan mengalami kekurangan dan kelebihan produksi yang berdampak terhadap peningkatan biaya produksi. Apabila perusahaan memproduksi lebih dari permintaan akan mengakibatkan perputaran modal dimana produk tidak terjual serta adanya biaya penyimpanan. Disisi lain apabila perusahaan memproduksi kurang dari permintaan maka akan mengakibatkan penambahan jam kerja lembur dan penambahan bahan baku untuk menutupi kekurangan produksi, karena perusahaan harus menjaga kepercayaan konsumen dalam ketepatan pengiriman barang.

Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan kapasitas dari PT Toba Surimi Industries yang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu jumlah jam kerja dan pemakaian bahan baku. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan metode Linear Goal (Multi Objectives) Programming. Metode ini potensial untuk digunakan untuk memecahkan masalah menjadi optimal dengan tujuan lebih dari satu (multi objectives). Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah ketersediaan bahan baku dan ketersediaan jam kerja. Melalui metode ini diharapkan perusahaan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada secara optimal.


(18)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan permasalahan dari PT Toba Surimi Industries adalah bagaimana mendapatkan jumlah jam kerja dan jumlah bahan baku yang optimal dan meningkatkan keuntungan perusahaan untuk mendapatkan kapasitas produksi yang optimal.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas produksi yang optimal dengan menggunakan metode Linear Goal (Multi Objectives) Programming, sehingga perusahaan:

1. Mendapatkan Kebutuhan jam kerja optimal

2. Mendapatkan Pemakaiaan bahan baku yang optimal 3. Dapat meningkatkan keuntungan

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang bernilai baik bagi perusahaan maupun bagi peneliti sendiri. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :


(19)

Dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam memecahkan masalah perencanaan kapasitas produksi sebagai perbaikan dan pengembangan

perusahaan. 2. Pihak peneliti

a. Mendapat pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu teknik industri dalam menyelesaikan masalah.

b. Menambah pengalaman dalam memahami dunia kerja.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Untuk mempermudah pemecahan masalah, perlu disusun beberapa batasan dan asumsi yang berkaitan dengan permasalahan.

Batasan - batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Penelitian hanya dilakukan untuk produk udang yaitu Picnic, Cocktail, Small dan Medium.

b. Faktor kendala yang digunakan adalah ketersediaan bahan baku dan jumlah jam kerja.

c. Data Penjualan yang digunakan adalah produksi pada bulan Maret 2008 s/d April 2010.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Proses produksi berlangsung secara normal b. Harga pokok dan harga jual produk tidak berubah


(20)

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, asumsi serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pemecahan masalah. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


(21)

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.


(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT Toba Surimi Industries merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang pengolahan dan pengalengan hasil laut seperti udang, kepiting, cumi-cumi, kepah, ikan selar dan hasil laut lainnya. Perusahaan ini didirikan oleh Bintama Tardy pada tanggal 23 Desember 1998 dengan akte pendirian nomor 59 dibuat dihadapan notaris Herman Saptaputra, SH. Anggaran dasar perseroan ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman pada tanggal 5 juni 1999, nomor C2-5953.HT.01.01. Tahun 1999 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara tanggal 11 Juli 2000, nomor 55 dan Berita Negara RI nomor 3595/2000.

PT Toba Surimi Industries mulai beroperasi komersial pada tanggal 1 Maret 2000 dengan mengoperasikan 1 (satu) unit pabrik pengolahan dan pengalengan hasil laut berkapasitas 1 ton bahan baku per hari. Setelah melakukan uji coba selama 2 bulan, perusahan sudah dapat melakukan ekspor perdana dengan sukses pada bulan Mei 2000 dan melakukan peningkatkan kapasitas pabrik sesuai dengan permintaan konsumen yang juga semakin meningkat.

Pada awal pendiriannya PT Toba Surimi Industries mempunyai jumlah tenaga kerja yang sedikit, namun dengan adanya perkembangan usaha, perusahaan telah menambah tenaga kerjanya untuk memenuhi permintaan semakin meningkat.


(23)

2.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT Toba Surimi Industries berada di Jl. Pulau Pinang 2 Kawasan Industri Medan II Saentis-Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi ini merupakan kawasan yang diberikan khusus untuk industri. Lokasi ini dapat dicapai dari pusat kota Medan melalui jalan raya Medan-Belawan jalan Yos Sudarso km 10,5 lalu masuk ke Kawasan Industri Medan melalui jalan tol Belmera.

Secara umum lokasi PT Toba Surimi Industries adalah cukup baik, ini berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Terletak di Kawasan Industri Medan

2. Mudah dijangkau dari pusat kota Medan dan Pelabuhan Belawan

3. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yaitu tol Belmera sebagai sarana untuk pengiriman dan penerimaan barang

4. Fasilitas-fasilitas pendukung tersedia dengan baik seperti listrik, air bersih, telekomunikasi dan pengolahan limbah yang baik

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Toba Surimi Industries merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan pengalengan ikan hasil laut. Seluruh bidang yang dihasilkan ditujukan untuk pasar luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, Hongkong dan Singapura. Dalam hal ini produk utama yang diproduksi adalah udang. Adapun jenis udang yang digunakan adalah udang apollo, cat, swallow, lengkong dan batu.


(24)

Produk udang yang dihasilkan dapat diklasifikan menjadi empat kelompok sesuai dengan ukurannya antara lain:

a. Picnic shrimp b. Cocktail shrimp c. Small shrimp d. Medium shrimp

Selain itu produk-produk lain yang dihasilkan PT Toba Surimi Industries adalah kepiting, kepah, cumi-cumi, dan ikan selar kuning walaupun permintaannya relatif sedikit.

2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan atau kerjasama orang-orang yang menggerakkan dan berada dalam suatu organisasi. Adanya organisasi akan mengakibatkan setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Gambar struktur organisasi PT Toba Surimi Industries dapat dilihat di gambar 2.1.


(25)

Perusahaan yang terdiri dari beberapa aktivitas yang berbeda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga target dan sasaran perusahaan dapat dicapai dengan efisien dan efektifitas yang tinggi. Dengan adanya struktur organisasi, orang-orang yang berbeda dalam organisasi tersebut dapat diarahkan kepada keadaan yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitas dengan baik yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan di samping melaksanakan aktivitas masing-masing.

Struktur organisasi perusahaan PT Toba Surimi Industries adalah bentuk lini fungsional, dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada bagian-bagian di bawahnya dalam bidang kerja tertentu. Pimpinan bagian di tiap bidang dapat memerintah dan meminta pertanggungjawaban dari semua pimpinan bagian pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya.

2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian PT Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut:

1. Director

a. Merencanakan strategi perusahaan dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan perusahaan

b. Menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan sehingga para karyawan dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik


(26)

PERSONALIA MANAGER DIRECTOR

ACCOUNTING MANAGER MARKETING MANAGER EXPORT MANAGER HEAD SECURITY PRODUCTION MANAGER PURCHASING MANAGER QUALITY ASSURANCE

MANAGER FINANCE MANAGER

R & D

ASSISTANT PRODUCTION MANAGER

SUPERVISOR STORE KEEPER

WORKERS ASS . TEAM LEADER

TEAM LEADER ASS . SUPERVISOR

QC DOUBLE SEAM QC

CODING SUPERVISOR LABELLING SUPERVISOR

QC DOUBLE

SEAM ADM . QC QC

STERILIZATION QC

PROCESSING

QC LABORATORY

ASS . STERILIZATION ASS . DOUBLE

SEAM ASS .

LABORATORY ASS .

PROCESSING

STAFF ASS

. QUALITY ASSURANCE

MANAGER STAFF STAFF STAFF STAFF


(27)

rencana yang telah ditetapkan

d. Memberikan kuasa (mandat) kepada manager dan kepala bagian yang ditunjuk e. Bertanggung jawab penuh terhadap kondisi dan kemajuan perusahaan

2. Accounting Manager

a. Membuat pembukuan atas keuangan perusahaan

b. Membuat laporan keuangan untuk tujuan pengawasan oleh direksi dan pertanggungjawaban kepada pemegang saham

c. Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan

d. Bertanggung jawab kepada Direktur atas pembukuan perusahaan 3. Finance Manager

a. Menyusun anggaran belanja dan pendapatan perusahaan secara berkala b. Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan dana dan memelihara kas

untuk menjaga kelancaran produksi

c. Bersama-sama dengan direksi mengatur kebijakan penggunaan dana untuk gaji/upah karyawan, kesejahteraan karyawan, pembelian bahan baku, dan kredit-debet penjualan

d. Bertanggung jawab kepada direktur atas keuangan perusahaan 4. Purchasing Manager

a. Merencanakan pembelian bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong yang akan digunakan


(28)

c. Bertanggung jawab kepada Direktur atas tersedianya bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi

5. Marketing Manager

a. Melaksanakan kegiatan pemasaran atas produk yang dihasilkan

b. Mencari informasi pasar yang berhubungan dengan segmen pasar, permintaan, pesaing dan peluang pasar

c. Mencari pasar baru di luar negeri untuk mengembangkan jaringan dan daerah pemasaran

d. Membantu direktur dalam menetapkan target pemasaran dan kebijakan dalam perluasan pangsa pasar

e. Bersama-sama dengan direktur dalam menetapkan kebijaksanaan harga jual dan sistem pembayaran

f. Membuat perkiraan tentang permintaan pasar pada masa yang akan datang g. Bertanggung jawab kepada direktur atas kelancaran pemasaran

6. Production Manager

a. Merencanakan, mengatur, dan mengkoordinasi seluruh kegiatan produksi b. Mengusahakan kelancaran kegiatan produksi dan berupaya untuk selalu

meningkatkan efisien dan efektifitas kegiatan produksi

c. Bertanggung jawab kepada direktur atas segala hal yang berkaitan dengan bidang produksi di perusahaan

7 . Quality Assurance Manager

a. Melakukan tindakan yang diperlukan apabila standar mutu yang telah ditetapkan tidak tercapai


(29)

b. Bekerja sama dengan manajer produksi dalam merencanakan proses pengendalian mutu sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan

c. Bertanggung jawab kepada Direktur atas mutu bahan, proses produksi, dan produksi akhir

8. Personalia Manager

a. Menentukan jumlah dan kualifikasi pendidikan karyawan untuk berbagai jabatan dalam perusahaan, baik di tingkat pimpinan, manajer, supervisor, kepala bagian, maupun staf

b. Melakukan pembinaan karyawan, baik moral maupun material untuk meningkatkan motivasi dan gairah kerja para karyawan

c. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan sesuai dengan bidang dan jabatannya untuk meningkatkan profesionalisme mereka

d. Bertanggung jawab kepada direktur atas tersedianya sumber daya manusia yang diperlukan untuk kegiatan operasional perusahaan

10. R & D Manager

a. Merencanakan dan meneliti kemungkinan pengembangan produk baru dan penggunaan bahan lain sebagai penunjang produksi.

b. Bertanggungjawab terhadap kemungkinan pengembangan produk baru yang potensial untuk dipasarkan.

c. Berwenang untuk menolak bahan baku dan bahan lain untuk penunjang produksi.


(30)

11. Assistant Production Manager

a. Membantu Production Manager dalam merencanakan jalannya proses produksi.

b. Melaksanakan proses produksi sesuai dengan yang direncanakan. c. Mengatasi gangguan yang terjadi selama proses produksi.

d. Bertanggungjawab atas kelancaran jalannya proses produksi mulai dari masuknya bahan baku hingga penyimpanan gudang.

e. Berwewenang memberikan pengarahan kepada supervisor yang ada dibawahnya.

12. Assistant Quality Assurance Manager

a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan baku pada bagian penerimaan pada saat proses pengolahan hingga menjadi produk jadi.

b. Bertanggungjawab dalam kualitas bahan baku dan produk jadi agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

c. Memberikan arahan kepada Supervisor Quality Control.

d. Memberikan rekomendasi untuk mencegah agar produk tidak dilanjutkan ke proses selanjutnya bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 13. Quality Control Supervisor

a. Membantu Assistant Quality Assurance Manager sesuai dengan bidangnya (Processing, Laboratory, Seam dan Sterilization)

b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di bidangnya (Processing, Laboratory, Seam dan Sterilization)


(31)

c. Bertanggungjawab dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan di bidangnya (Processing, Laboratory, Seam dan Sterilization)

d. Memberikan petunjuk, arahan dan teguran kepada karyawan yang terdapat di bawahnya.

e. Memberikan rekomendasi kepada atasannya berkaitan dengan promosi, pemindahan, penggantian dan pemberhentian karyawan yang ada dibawahnya. 14. Cooding And Labelling Supervisor

a. Membantu Assistant Production Manager sesuai dengan bidangnya b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di bidangnya

c. Bertanggungjawab dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan di bidangnya d. Memberikan petunjuk, arahan dan teguran kepada karyawan yang terdapat di bawahnya.

e. Memberikan rekomendasi kepada atasannya berkaitan dengan promosi, pemindahan, penggantian dan pemberhentian karyawan yang ada dibawahnya. 15. Assistant

a. Mengawasi pekerjaan karyawan yang ada dibawahnya. b. Melatih karyawan baru sesuai dengan bidangnya.

c. Melaporkan hasil kerja karyawan yang ada dibawahnya secara periodik. d. Bertanggungjawab membantu supervisor untuk kelancaran proses produksi. e. Berwenang memberi petunjuk, arahan dan teguran terhadap karyawan

dibawahnya. 16. Store Keeper


(32)

b. Melaporkan hasil kerja karyawan yang ada dibawahnya secara periodik. c. Bertanggungjawab membantu supervisor untuk kelancaran proses produksi. d. Berwenang memberi petunjuk, arahan dan teguran terhadap karyawan

dibawahnya. 17. Worker

a. Bertanggung jawab pada kegiatan lantai produksi.

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.4.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Status kepegawaian dari keseluruhan tenaga kerja pada PT Toba Surimi Industries terbagi atas dua bagian yang terdiri dari:

1. Karyawan tetap, dimana karyawan ini langsung terlibat dalam proses produksi di pabrik.

2. Karyawan kontrak, dimana karyawan yang ada dikontrak oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan) apabila pabrik harus meningkatkan produktivitasnya untuk mencapai target perusahaan.

Perincian jumlah tenaga kerja di PT Toba Surimi Industries dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.4.3.2. Jam Kerja

Untuk mencapai kinerja yang baik, maka perusahaan harus mengatur jam kerja bagi para karyawannya. Ketentuan jam kerja karyawan pada PT Toba Surimi Industries dibagi atas:


(33)

Hari Senin sampai dengan Jumat:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 16.00 WIB Kerja Aktif 2. Jam Kerja Pabrik

Terdiri dari satu shift kerja, dimana karyawan masuk di dua gelombang yaitu pukul 08.00 – 16.00 WIB, dan pukul 11.00 – 19.00 WIB dengan jam kerja sebagai berikut:

Hari senin sampai dengan kamis:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 16.00 WIB Kerja Aktif Hari Jumat:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif Pukul 12.00 – 14.00 WIB Istirahat Pukul 14.00 – 16.00 WIB Kerja Aktif Hari Sabtu:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 15.00 WIB Kerja Aktif

Jam kerja diluar waktu yang ditentukan diatas, dihitung sebagai jam kerja lembur yang bertujuan untuk memenuhi peningkatan permintaan. Perhitungan besarnya


(34)

jumlah upah lembur disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkan pemerintah.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja

No Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 Manajer Akunting 1

3 Manajer Keuangan 1

4 Manajer Pembelian 1

5 Manajer Pemasaran 1

6 Manajer Produksi 1

7 Manajer Q.A. 1

8 Manajer Personalia 1

9 Manajer Ekspor Impor 1

10 R&D 2

11 Ass Produksi 16

12 Kabag Laboratorium 2

13 Staf Akunting 6

14 Staf Keuangan 4

15 Staf Pembelian 3

16 Staf Pemasaran 5

17 Staf Q.C. 17

18 Staf Ekspor Impor 3

19 Staf Laboratorium 2

20 Staf Personalia 7

21 Satpam 8

22 Karyawan Produksi 230

Jumlah 311

Sumber: PT Toba Surimi Industries 2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

2.4.4.1. Sistem Pengupahan

PT Toba Surimi Industries menerapkan sistem pencatatan waktu hadir dengan clock card. Sistem pengupahan karyawan perusahaan berpedoman pada clock card tersebut, apabila clock card tersebut rusak maka pencatatan dilakukan secara manual oleh satpam.


(35)

Sistem pengupahan di PT Toba Surimi Industries dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1. Upah Bulanan

Upah bulanan diberikan kepada direktur, manajer, kabag, dan staf, dimana besarnya tetap untuk tiap bulannya sesuai dengan bidangnya. Dalam hal ini upah dibayar setiap akhir bulan.

2. Upah Mingguan

Upah mingguan diberikan kepada karyawan produksi per dua minggu

2.4.4.2. Fasilitas Pendukung

Fasilitas-fasilitas lainnya yang diberikan perusahaan diantaranya: 1. Upah Lembur

Upah lembur diberikan kepada karyawan kantor dan karyawan lantai produksi yang bekerja melebihi batas jam kerja aktif.

a. Untuk Hari Biasa:

- Perhitungan upah lembur untuk satu jam pertama adalah 1,5 x upah per jam - Perhitungan upah lembur untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam - Upah per jam adalah 1/160 x upah per bulan

b. Untuk hari besar atau hari libur

Perhitungan upah lembur untuk karyawan yang bekerja pada hari besar atau hari libur (minggu) adalah 2 x upah per hari kerja biasa


(36)

THR (Tunjangan Hari Raya) diberikan setiap tahun kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun dalam rangka merayakan hari besar keagamaan sesuai dengan agamanya maising-masing. THR ditentukan oleh pemilik perusahaan dan dibayar minimal sebesar gaji satu bulan.

3. Tunjangan Kesehatan

Tunjangan kesehatan diberikan kepada karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari dua tahun. Selain itu fasilitas ini hanya diberikan jika ada surat keterangan dokter.

4. Cuti

Cuti diberikan kepada karyawan untuk menghilangkan rasa jenuh selama bekerja di perusahaan. Cuti dapat diambil setiap tahun dan jika cuti tidak diambil dalam setahun maka cuti tersebut akan dianggap hangus dimana cuti diberikan sebanyak 12 hari dalam setahun tetapi tidak bisa diambil sekaligus

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Bahan/Produk

PT Toba Surimi Industries menetapkan standar mutu terhadap bahan yang digunakan dan produk yang dihasilkan produk yang bermutu tinggi pada konsumen.

1. Standar mutu untuk fresh shrimp (udang segar) adalah : a. Tubuh antar ruas kokoh

b. Warna cemerlang dan mengkilat

c. Tekstur daging keras dan elastisitas yang tinggi d. Tidak berbau amis dan tidak berbau minyak tanah


(37)

2. Standar mutu untuk udang kukus

a. Warna orange cerah dan memiliki aroma khas segar b. Tekstur bagus dan utuh

c. Suhu penyimpanan dibawah 50C

Warna, aroma, dan tekstur di periksa oleh petugas QC secara manual. Pembagian jenis produk dihitung berdasarkan jumlah ekor udang per 113 gr.

1. Picnic shrimp : 220 pieces up 2. Cocktail shrimp : 90-220 pieces 3. Small shrimp : 60-90 piecies 4. Medium shrimp : 40-60 pieces

Pembagian ini berlaku jika broken yang diperoleh tiap jenis maksimal 15%. 3. Standar mutu untuk kaleng

a. Memiliki kondisi fisik yang bagus yaitu tidak penyok (rusty) dan tidak berkarat (body dent)

b. Tidak tergores (stratch) dan tidak drop c. Tidak bocor (leankeage)

d. Ukuran 8,7 cm x 4,6cm dengan diameter 10,32cm e. Seam thickness 1,18 – 1,34 mm

f. Seam length 2,87 – 3,12 mm g. Cover hook length 1,93 – 2,18 mm h. Body hook length 2,03 – 2,29 mm 4. Standar mutu produk


(38)

b. Tidak mengandung bakteri Salmonella c. Tidak mengandung bakteri Vibrio

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Untuk menghasilkan suatu produk maka dibutuhkan bahan yang digunakan yaitu bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan berperan penting dalam penentuan mutu produk. Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk meningkatkan nilai kualitas produk dan biasanya untuk mempercepat proses produksi, sedangkan bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk pelengkap produk, yang merupakan pendukung proses produksi tetapi tidak ikut terlibat dalam proses produksi, biasanya berupa kemasan produk. Bahan-bahan yang digunakan di PT Toba Surimi Industries terlebih dahulu diperiksa di laboratorium pada departemen Quality Control untuk mengetahui layak tidaknya bahan tersebut digunakan.

2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan di PT Toba Surimi Industries adalah udang segar (fresh shrimp), air dan garam. Udang segar diperoleh dari tambak yang ada di Tanjung Balai, Batu-Bara, Belawan, Sialang Buah, Tanjung Pura, Pantai Cermin, Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu, Langsa dan Bangka.


(39)

2.5.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi di PT Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut :

1. Es

Es digunakan untuk mempertahankan suhu udang segar dibawah 50C. Es juga dibutuhkan untuk proses pengopekan, penyortiran dan pendinginan pada proses produksi

2. Klorin

Klorin digunakan sebagai disinfektan untuk mematikan bakteri patogen selama proses pendinginan berlangsung. Klorin juga berguna untuk mensterilkan tangan dan kaki sebelum memasuki lantai produksi dan mencuci peralatan kerja

3. Uap Panas

Uap panas diperoleh dari boiler yang dipergunakan untuk memanaskan kaleng 4. Solar

Solar digunakan sebagai bahan bakar untuk Boiler

2.5.2.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan dalam pakan ternak pada PT Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut:


(40)

Kaleng digunakan sebagai kemasan produk jadi yang telah diproses. Perusahaan mengimpor kaleng dari Thailand dengan standar mutu yang telah ditentukan.

2. Label

Label digunakan sebagai penunjuk bahwa produk yang dihasilkan adalah original.

3. Karton

Karton berguna untuk mengemas produk kaleng sebelum di ekspor ke luar negeri. Dalam satu karton dapat memuat 12 dan 24 kaleng produk.

4. Isolasi

Digunakan untuk menutup dan merapatkan karton yang sudah diisi dengan produk kaleng.

2.5.3. Uraian Proses

Uraian proses produksi pengalengan udang di PT Toba Surimi Industries terdiri dari beberapa tahapan proses antara lain Penerimaan Bahan Baku (Receiving Row Material), Pencongkelan (Picking), Penyortiran (Sorting), Pengisian dan Penimbangan (Filling and Weighing), Penutupan Kaleng (Seaming), Sterilisasi (Sterilization), Pendinginan (Cooling), Pemberian Kode dan Label (Coding and Labelling), Pengepakan (Packing).

Tahapan ini berlaku untuk keempat jenis udang yang dikalengkan yaitu Picnic Shrimp, Cocktail Shrimp, Small Shrimp dan Medium Shrimp.


(41)

1. Penerimaan Bahan Baku (Receiving Row Material)

Udang segar yang berasal dari tambak dimasukkan kedalam chillbox berisi es dan diangkut dengan truk ke pabrik. Petugas QC memeriksa dan memastikan apakah udang segar memenuhi standar mutu yang ditentukan. Udang segar yang ada didalam chillbox diisi dengan air agar lebih mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam fish basket. Udang segar yang ada di dalam fish basket dimasukkan ke dalam tempat kukusan yang disebut dengan polysindrum. Perebusan ini dilakukan selama 15 menit dan ditambahkan garam dengan perbandingan 100 kg untuk 1,5 ton udang segar.

2. Pengopekan (Picking)

Setelah udang dikukus, udang rebus segar dibawa ke bagian pengopekan untuk dibuang kulitnya. Suhu dingin dipertahankan dengan menambahkan es pada chillbox. Pengopekan dilakukan secara manual.

3. Penyortiran (Sortir)

Proses penyortiran dilakukan untuk membuang sisa-sisa kulit yang masih menempel pada udang kukus segar, kemudian udang dipisahkan sesuai dengan ukurannya yaitu Picnic, Cocktail, Small dan Medium. Penyortiran dilakukan secara manual.

4. Pengisian dan Penimbangan (Filling and Weighing)

Udang yang sudah disortir sesuai dengan ukurannya kemudian dilanjutkan ke bagian pengisian dan penimbangan. Udang tersebut diisi ke dalam kaleng lalu ditimbang sebesar 113 gr dengan menggunakan timbangan digital. Dalam hal


(42)

ini ukuran kaleng untuk tiap jenis udang adalah sama, perbedaannya terletak pada label kaleng.

5. Penutupan Kaleng (Seaming)

Setelah proses pengisian dan penimbangan dilakukan, maka kaleng diteruskan ke bagian penutupan kaleng (seaming) dengan menggunakan konveyor kecil dengan lebar 20 cm. Selama kaleng bergerak menuju bagian penutup, kaleng yang berisi udang tersebut ditambahkan air garam dengan kadar 1,2% . Kemudian kaleng tersebut ditiupkan dengan uap yang bersuhu 1000C selama 10 detik. Uap panas tersebut berguna untuk menghilangkan udara di dalam kaleng, sehingga menciptakan keadaan vakum ketika kaleng ditutup. Kaleng ditutup menggunakan mesin Seamer.

6. Sterilisasi (Sterilization)

Kaleng yang sudah ditutup dilanjutkan ke proses sterilisasi di dalam retort, dimana tujuannya adalah untuk mematikan bakteri pathogen yang masih terdapat dalam produk. Kaleng tersebut disusun di dalam fish basket kemudian dimasukkan ke dalam tangki pemanas. Pemanasan dilakukan pada suhu 1160C selama 45 menit.

7. Pendinginan (Cooling)

Setelah proses sterilisasi selesai, maka fish basket diangkat dan

dimasukkan ke dalam tangki pendingin dimana di dalam tangki tersebut terdapat air yang sudah dicampurkan klorin sebanyak 1-3 ppm. Pendinginan berlangsung selama dua jam.


(43)

8. Pemberian kode dan label (Coding And Labeling)

Kaleng yang sudah dingin dibawa ke ruang pengepakan, untuk diberikan kode pada kaleng. Adapun kode yang diberikan adalah tanggal produksi dan tanggal kadar luarsa. Pemberian kode menggunakan mesin Coding. Kemudian diberikan label pada kaleng yang sudah diberikan kode. Label disesuaikan dengan jenis produk yang dihasilkan yaitu picnic, cocktail, small, dan medium. Pemberian label menggunakan mesin Labeling.

9. Pengepakan (Packing)

Kaleng yang sudah diberi label dikepak ke dalam karton dengan isi 12 kaleng dan 24 kaleng per karton. Produk jadi disusun di gudang produk jadi menunggu untuk di kirim ke konsumen.

Blok diagram proses pengalengan udang dapat dilihat pada gambar 2.2.

2.6. Mesin dan Peralatan

2.6.1. Mesin Produksi

Mesin yang digunakan pada PT Toba Surimi Industries dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mesin Seamer

Fungsi : Memasang tutup kaleng pada body kaleng

Kode No : STP 042

Merek : Seamer 06 F

Ukuran : (1000 x 800 x 1050)mm Min/Max can dia. : 1,6 / 8,4 inc


(44)

Kecepatan : 30 kaleng / menit Power : 2 HP, 220 v, 50 Hz Buatan : Thailand

Jumlah : 1 unit

Receiving Raw Material

Packing Coding and Labeling

Cooling Sterilization

Seaming Filling and Weighing

Sorting Picking

Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Pengalengan Udang

2. Retourt

Fungsi : Mensterillkan produk sehingga bebas dari bakteri

Kode No : 26 L


(45)

Ukuran : (4000 x 120 x 135) mm Temperature : 1160C

Tekanan : 43,5-87 psi

Buatan : Cina

Jumlah unit : 4 unit 3. Mesin Inject Printer (Coding)

Fungsi : Mencetak kode produksi dan tanggal kadaluarsa Kode No : Alphajet

Merek : Hualian

Ukuran : (440 x 345 x 260) mm Letter number : two line 30 number Printing speed : 60 kali/menit

Power : 200 watt, 220 volt, 50 Hz

Buatan : Cina

Jumlah : 2 unit 4. Mesin Labeler

Fungsi : Melengketkan kertas label pada kaleng Kode No : DAS- 405

Merek : Watson

Ukuran : ( 1000 x 320 x 540) mm Kecepatan : 450-650 rpm

Power : 1,8 kw , 220 volt Jumlah : 1 unit


(46)

2.6.2. Peralatan (Equipment)

Sedangkan peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran proses produksi di PT Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut:

1. Chillbox

Fungsi : Sebagai tempat menyimpan bahan baku udang segar dan sebagai wadah untuk menjaga suhu udang agar tetap dingin.

Ukuran: ( 1 x 1,5 x 0,6 ) m 2. Handforklift

Fungsi : Mengangkut chillbox dari truk ke bagian penerimaan bahan baku Ukuran: (0,6 x 0,9 x 0,8) m

3. Timbangan Nagata

Fungsi : Untuk menimbangbahan baku dengan jumlah yang relatif sedikit Ukuran: 3 kg dan 6 kg

4. Timbangan Duduk

Fungsi : Menimbang bahan baku yang sudah dimasukkan ke dalam fish basket

Ukuran: 50 kg 5. Meja Fish Processing

Fungsi : Sebagai tempat meletakkan udang segar yang sudah direbus untuk di kopek dan disortasi

Ukuran: (1 x 0,5 x 4 ) m 6. Basket Ayakan


(47)

Ukuran: (0,4 x 0,4 x 0,15) m 7. Timbangan digital

Fungsi : Untuk menimbang udang yang sudah dimasukkan ke dalam kaleng

Ukuran: max 2,5 kg 8. Termometer Recorder

Fungsi : Untuk mengukur dan mencatat suhu pada tangki mesin retort. 9. Forklift

Kapasitas : 500kg-1000kg Tegangan : 220-440 volt

Fungsi : Mengangkut produk jadi dari gudang produk jadi ke truk

2.7. Utilitas

Unit pendukung yang digunakan pada PT Toba Surimi Industries adalah: 1. Air Bersih

Kebutuhan air bersih pada pabrik diperoleh dari PDAM. Air bersih digunakan untuk membersihkan peralatan, sanitasi dan proses produksi.

2. Listrik

Perusahaan menyuplai tenaga listrik dari PLN dengan daya 197 KVA untuk menjalankan mesin-mesin. PT Toba Surimi Industries memiliki dua generator yang berdaya 250 KVA sebagai cadangan apabila terjadi pemadaman listrik.


(48)

3. Boiler

Boiler digunakan untuk memenuhi kebutuhan uap selama proses produksi berlangsung. Uap digunakan untuk memanaskan kaleng yang sudah berisi daging dan untuk proses sterlilisasi.

2.8. Safety and Fire Protection

Keselamatan kerja dan perlindungan terhadap kebakaran merupakan peranan yang penting di dalam dunia kerja. PT Toba Surimi Industries memiliki komitmen untuk menjaga keselamatan kerja dan perlindungan kebakaran pada karyawan dengan melalui beberapa cara antara lain:

1. Pekerja diwajibkan mengenakan masker, sepatu bot, penutup kepala dan baju khusus selama berada di lantai produksi

2. Memasang hydran air pada setiap lantai dan tempat yang rawan kebakaran.

3. Melakukan perawatan terhadap mesin untuk menghindari adanya kecelakaan kerja akibat kerusakan mesin. Perawatan mesin yang dilakukan dengan beberapa metode yaitu perawatan periode, perawatan periodik, dan perawatan korektif. Perawatan rutin dilakukan oleh bagian maintenance setiap hari untuk memeriksa baut, oli, suhu dan sparepartnya. Perawatan periodik juga dilakukan setiap minggu, bulan dan tahunan untuk memeriksa keadaan mesin. Perawatan korektif dilakukan apabila terjadi kerusakan mesin secara tiba-tiba.


(49)

2.9. Waste Treatment

Penanggulangan limbah yang dilakukan oleh PT Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut:

1. Limbah Padat

Limbah padat PT Toba Surimi Industries berupa kulit udang, potongan plastik, karung-karung yang rusak, dan kertas. Limbah ini kemudian dibuang ke bak sampah yang kemudian di angkut oleh dinas kebersihan.

2. Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan PT Toba Surimi Industries berupa air bekas pencucian dari lantai produksi. Limbah ini kemudian dibuang ke penampungan limbah cair.


(50)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi1

1

Arman Hakim Nasution. Perncanaan dan Pengendalian Produksi. (PT. Candimas Metropole,

Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk dan merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. Dalam penyusunan perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut. Perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang.

Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Karena perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi.


(51)

3.2. Kapasitas (capacity)2

a. Kapasitas Teoritis (theoritical capacity), merupakan kapasitas maksimum yang mungkin digunakan dari suatu sistem manufaktur dengan mengasumsikan kondisi ideal. Contoh ; jika suatu pusat kerja memiliki 3 mesin dan dijadwalkan untuk beroperasi normal selama 8 jam/hari, 5 hari/minggu, maka kapasitas teoritisnya adalah : 3 x 8 x 5 = 120 jam/minggu.

Kapasitas adalah kemampuan berproduksi dari suatu stasiun kerja, departemen atau fasilitas yang berhubungan dengan pekerja dan peralatan dan dinyatakan dalam satuan unit pengukuran (unit, ton, meter, waktu standar dan lain-lain) per satuan waktu. Beberapa definisi kapasitas dapat diuraikan sebagai berikut :

b. Kapasitas Aktual (actual capacity), merupakan tingkat output yang dapat diharapkan berdasarkan pada pengalaman, pengukuran produksi secara aktual dari pusat kerja di saat waktu yang lalu, yang biasanya diukur menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.

c. Kapasitas Normal (normal capacity), merupakan kapasitas yang ditetapkan sebagai sasaran bagi manajemen, supervisor dan para operator mesin yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran.

Utilisasi merupakan pecahan yang menggambarkan persentase jam kerja yang tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi berdasarkan pengalaman masa lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin, tenaga kerja ataupun keduanya tergantung situasi dan kondisi aktual perusahaan dan angka utilisasi tidak


(52)

lebih dari 1,0 (100%). Efisiensi merupakan faktor yang mengukur performansi aktual dari pusat kerja relatif terhadap standar yang ditetapkan.

Pengukuran kapasitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Pengukuran laju output per unit waktu, merupakan keadaan dimana pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan dan hanya untuk satu jenis produk dan dinyatakan dalam jumlah produk per unit waktu.

b. Pengukuran laju input per unit waktu, merupakan suatu keadaan dimana pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah bahan baku yang masuk ke dalam proses produksi per unit waktu.

3.3. Perencanaan Kapasitas3

Strategi operasi jangka panjang suatu organisasi sampai tingkat tertentu dinyatakan dalam rencana kapasitas. Dalam hubungannya dengan rencana kapasitaslah hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan. Bagaimana kecenderungan pasarnya, baik dalam ukuran, lokasi pasar maupun inovasi teknologi. Sejauh mana faktor ini dapat diperkirakan. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses di masa depan yang akan memberikan dampak pada rancangan produk dan jasa. Bagaimana pengaruh produk baru pada kebutuhan kapasitas. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses dimasa depan yang akan mempengaruhi metode produksi. Apakah sistem produksi yang kontinyu cocok di masa depan. Bagaimana kebutuhan kapasitas dipengaruhi oleh inovasi dalam proses produksi. Apakah akan menguntungkan untuk melakukan integrasi secara vertikal selama jangka waktu perencanaan. Dalam


(53)

merencanakan kapasitas baru, apakah kita mengembangkan fasilitas yang sudah ada atau akan membangun pabrik baru. Berapakah ukuran pabrik yang optimal. Apakah serangkaian unit kecil ditambahkan apabila dibutuhkan, atau unit yang lebih besar ditambahkan secara periodik. Apakah kebijakannya adalah menyediakan kapasitas sedemikian hingga dimungkinkan adanya kehilangan penjualan dalam jumlah tertentu, ataukah seluruh permintaan harus dipenuhi.

Masalah-masalah strategis itu harus dipecahkan sebagai bagian perencanaan kapasitas. Dalam menilai alternatif-alternatif, maka pendapatan, biaya modal, dan biaya operasi dapat diperbandingkan, tetapi manager mungkin harus menimbang akibat yang mungkin dari masalah strategis itu terhadap keuntungan dan kerugian ekonomis.

Perencanaan Kapasitas produksi adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk dapat berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk output per satuan waktu. Yang dimaksud dengan unit produksi adalah tenaga kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan dan organisasi produksi. Tujuan perencanaan kapasitas adalah melihat apakah pabrik mampu memenuhi permintaan pasar yang diramalkan atau tidak. Manfaat dari perhitungan kapasitas produksi ini adalah:

1. Dapat meminimalkan keterlambatan pengiriman produk karena kesalahan perhitungan.

2. Menjembatani ketidakharmonisan antara kapasitas yang ada dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.


(54)

3. Sebagai pertimbangan pihak perusahaan dalam penempatan operator, mesin ataupun perubahan jam kerja (shift).

4. Dapat meminimalkan biaya produksi dan harga pokok penjualan unit produk. Perencanaan kapasitas yang tepat ini penting untuk menghindari kehilangan keuntungan karena kekurangan kapasitas atau utilitas yang rendah karena kelebihan kapasitas. Didalam perencanaan kapasitas terdapat 3 strategi yaitu:

1.Capacity lead strategy

Yaitu kapasitas berada didepan permintaan. Strategi ini cocok untuk untuk pasar yang ada berkembang saat ini

2.Capacity lag strategy

Yaitu kapasitas berada dibawah permintaan. Strategi ini berpeluang untuk mengalami kerugian.

3. Average lead strategy

Yaitu kapasitas berada sejajar dengan permintaan dimana kapasitas yang ada jumlahnya yang tersedia hanya sebanyak permintaan yang ada

3.4. Program Linier4

Pemrograman Linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pemrograman Linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Pemrograman Linier berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata

4


(55)

sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier. Berikut ini merupakan model program linier.

Adapun karakteristik dari program linier adalah:

1. Keseluruhan sistem permaaslahan dapat dibagi menjadi satuan-satuan aktivitas. a11.X1 + a12.X2 ≥ b1

X1 dan x2 adalah aktivitas

2. Setiap aktivitas harus ditentukan dengan tepat, jenis dan letaknya dalam model.

P1.X1 + p2.X2 + …. + pn.Xn = Z a11.X1 + a22.X2 + …. + a1n.Xn ≤ b1 a21.X1 + a22.X2 + …. + a2n.Xn ≤ b2

am1..X1 + am2.X2 + …. + amn.Xn ≤ bm Kolom

Objective Function

Baris

Activities

Coefficient Right hand side

Constraints

3. Setiap aktivitas harus dapat didefenisikan dengan jelas kuantitasnya, sehingga dapat dibandingkan masing-masing nilainya.

Sebelum membangun suatu model Linear Programming perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan anggapan dasar dalam pemakaiannya yaitu:

1. Proportionality

Sebelum membuat suatu model progam linier perlu diketahui bahwa suatu sistem Linier Programming diketahui yaitu input, output dan aktivitas. Sebelum aktivitas dimulai, diperlukan beberapa input. Input yang digunakan bertambah secara proporsionil (sebanding) dengan pertambahan aktivitas.


(56)

2. Accountability For Resources

Sumber-sumber yang tersedia harus dihitung sehingga dapat dipastikan berapa bagian yang terpakai dan berapa bagian yang tdak terpakai.

3. Linearity of objectives

Fungsi tujuan dan faktor-faktor pembatasnya harus dapat dinyatakan sebagai fungsi linier programming.

3.4.1 Fungsi Tujuan5

1. Kendala berupa pembatas

Dalam model pemrograman linier, tujuan yang hendak dicapai harus diwujudkan ke dalam sebuah fungsi matematika linier. Selanjutnya, fungsi itu dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap kendala-kendala yang ada.

3.4.2. Kendala-Kendala Fungsional

Manajemen menghadapi berbagai kendala untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Kenyataan tentang eksistensi kendala-kendala tersebut selalu ada dan dapat berbagai macam. Kendala dengan demikian dapat diumpamakan sebagai suatu pembatas terhadap kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke dalam fungsi matematika linear. Dalam hal ini, sesuai dengan dalil-dalil matematika, ada tiga macam kendala yaitu :

2. Kendala berupa syarat 3. Kendala berupa keharusan


(57)

Ketiga macam kendala tersebut akan selalu dijumpai di dalam setiap susunan kendala kasus pemrograman linier, baik yang sejenis maupun gabungan dari ketiganya. Dengan demikian ”Pemrograman linier adalah sebuah metode matematis yang berkarakteristik linear untuk menemukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu susunan kendala”.

3.5. Linier Goal (Multi Objectives) Programming6

3.6. Goal Programming

Masalah keputusan banyak kriteria-masalah yang melibatkan tidak hanya satu tetapi beberapa fungsi tujuan-merupakan topik menarik dalam Operation Research. Menyadari keperluan untuk mengikutsertakan aneka ragam tujuan dalam proses pengambilan keputusan memiliki hambatan utama. Pertama,benturan diantara tujuan-tujuan dan tujuan-tujuan-tujuan-tujuan tidak dapat diperbandingkan. Bagaimana mengatasi masalah keputusan banyak kriteria dengan kemungkinan adanya tujuan-tujuan yang saling terbentur dan tidak dapat dibandingkan dan akan diatasi dengan Linier Goal Progreamming.

7

Goal Programming merupakan suatu teknik penyelesaian problema pengambilan keputusan yang melibatkan jamak sasaran.. Pendekatan dasar yang digunakan dalam goal programming adalah meminimalkan deviasi antara sasaran yang ditetapkan dan usaha yang akan dilakukan dalam suatu himpunan kendala

6

Sri Mulyono. Riset Operasi. (Penerbit Fak. Ekonomi UI:Jakarta) p.199-200

7


(58)

sistem. Dengan demikian, model program sasaran hanya melibatkan problema meminimalkan.

Dalam goal programming selalu diterapkan dalam problema pengambilan keputusan untuk alokasi sumber daya, perencanaa dan penjadwalan, dan analisis kebijaksanaan, baik di tingkat perusahan publik atau instansi pemerintah maupun lembaga sosial nonkomersial, seperti perencanaan sumber daya manusia (tenaga kerja), perencanaa produksi dan pengendalian inventory, analisis kebijakan ekonomi, logistik transportasi dan lain-lainnya. Model Goal Programming merupakan perluasan dari model pemrogaman linier, sehingga seluruh asumsi, notasi formulasi model matematis, prosedur perumusan model dan penyelesaiannya tidak berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasioanal yang akan muncul difungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala. Goal Programming adalah salah satu model matematis (empiris) yang dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan karenanya pendekatan Goal Programming ini disebut dengan pendekatan kuantitatif. Goal Programming dipakai untuk menjawab berbagai masalah yang pemecahannya sesuai dengan menggunakan Goal Programming daripada menggunakan teknik lainnya.

3.6.1. Kendala-Kendala Sasaran8

Di dalam Goal Programming, Charnes dan Cooper menghadirkan sepasang variable yang dinamakan “variable deviasional” dan berfungsi untuk menampung penyimpangan atau deviasi yang akan terjadi pada nilai ruas kiri suatu persamaan


(59)

kendala terhadap nilai ruas kanannya. Agar deviasi itu minimum, artinya nilai ruas kiri suatu persamaan kendala “sebisa mungkin” mendekati nilai ruas kanannya maka variable deviasional itu harus diminimumkan di dalam fungsi tujuan.

Pemanipulasian model pemrograman linier yang dilakukan oleh Charner dan Cooper telah mengubah makna kendala fungsional. Bila pada model pemrograman linier, kendala-kendala fungsional menjadi pembatas bagi usaha pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan, maka pada model Goal Programming kendala-kendala itu merupakan sara untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai. Sasaran-sasaran, dalam hal ini dinyatakan sebagai nilai konstan pada ruas kanan kendala. Sebagai contoh ; sasaran laba, anggaran yang tersedia, resiko investasi, ketersediaan bahan baku, ketersediaan jam kerja, kapasitas produksi dan lain-lain. Mewujudkan suatu sasaran, dengan demikian berarti mengusahakan agar nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sama dengan nilai ruas kanannya. Itulah sebabnya kendala-kendala di dalam model Goal Programming selalu berupa persamaan dan dinamakan “kendala sasaran”. Disamping itu, keberadaan sebuah kendala ditandai dengan kehadiran variable deviasional sehingga setiap kendala sasaran pasti memiliki variable deviasional.

3.6.2. Bentuk Umum Goal Programming9

Kendala Tujuan :

Bentuk umum goal programming memiliki struktur berikut: Minimumkan : Z = Pi (di- - di+)

aij xj + (di- - di+) = b1 9


(60)

Kendala Sistem : gkj Xj≤ Ck

gkj Xj≥ Ck

k = 1,2,…,p dan j = 1,2,…,n

Dimana : di- - di+ = Jumlah deviasi negarif (di-) dan jumlah deviasi positif (di+)

terhadap jumlah tujuan bi

Aij = koefisien fungsi kendala tujuan yaitu berhubungan dengan variabel pengambilan keputusan

Xij = variabel pengambilan keputusan bi = tujuan atau target yang ingin dicapai gij = koefisien fungsi kendala sistem Ck = sumber daya yang tersedia

3.6.3. Langkah-Langkah Goal Programming

Langkah yang harus dilakukan dalam pembentukan model Goal Programming antara lain:

1. Penentuan variabel keputusan, yaitu parameter-parameter yang berpengaruh terhadap keputusan

2. Formulasi Fungsi Tujuan

3. Menyusun persamaan matematis untuk tujuan yang telah ditetapkan

Tiap fungsi tujuan harus digambarkan sebagai fungsi variabel keputusan. gi=fi(x), fi(x) = fungsi variabel keputusan pasa tujuan ke i.


(61)

Tiap fungsi harus memiliki ruas kanan dan ruas kiri. Harga di- menunjukkan besarnya deviasi negatif fi(x) dari bi, sedangkan nilai di+ menunjukkan besarnya nilai deviasi positif.

fi(x) + di- - di+ = bi dimana i = 1,2,3,...m

4. Memilih tujuan absolut, yaitu tujuan yang harus dipenuhi dan ditetapkan sebagai prioritas membentuk suatu fungsi pencapaian.

5. Menetapkan tujuan pada tingkat prioritas yang tepat 6. Menyederhanakan model

Langkah ini perlu dilakukan untuk mendapatkan model yang cukup besar sehingga model dapat mewakili semua tujuan.

7. Menyusun fungsi Pencapaian

3.8. Metode Pemecahan Masalah

Ada tiga metode yang digunakan dalam menyelesaikan Linier Goal (Multi Objectives) Programming.

1. Metode Grafis

Metode grafis digunakan untuk menyelesaikan masalah multi objective dengan dua variabel. Langkah penyelesaian dengan metode grafis adalah:

a. Menggambarkan fungsi kendala pada bidang kerja sehingga diperoleh daerah yang memenuhi kendala

b. Meminimumkan variabel deviasional agar sasaran-sasaran yang diinginkan tercapai dengan cara menggeser fungsi atau garis yang dibentuk oleh variabel deviasional terhadap daerah yang memenuhi kendala


(62)

2. Metode Algoritma Simpleks

Algoritma simpleks digunakan untuk menyelesaikan masalah Linier Goal (Multi Objectives) Programming dengan menggunakan variabel keputusan yang lebih dari dua. Langkah-langkah penyelesaian Goal Programming dengan metode algoritma simpleks adalah:

a. Membentuk tabel simpleks awal

b. Pilih kolom kunci dimana Cj-Zj memiliki nilai negatif terbesar. Kolomkunci ini disebut kolom pivot

c. Pilih baris yang berpedoman pada bi/aij dengan rasio terkecil dimana bi adalah nilai sisi kanan dari setiap persamaan. Baris kunci ini disebut baris pivot.

d. Mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai elemen pivot bernilai 1 dan elemen lain bernilai nol dengan cara mengalikan baris pivot dengan -1 lalu menambahkannya dengan semua elemen dibaris pertama. Dengan demikian diperoleh tabel simpleks iterasi I.

e. Pemeriksaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah layak atau tidak. Solusi dikatakan layak bila variabel adalah positif atau nol.

Berikut akan diberikan contoh kasus penggunaan Goal Programming.

Sebuah perusahaan memproduksi 2 jenis produk yang berbeda, yaitu X1 dan

X2. Produk tersebut dikerjakan melalui 2 proses pengerjaan yang berbeda, yaitu

proses I dan proses II. Proses I mampu menghasilkan 5 unit produk X1 dan 6 unit


(63)

X1 dan 2 unit X2. Kapasitas maksimum proses I dan II berturut-turut adalah 60

dan 16.

Dalam hal ini perusahaan mendapatkan 4 macam sasaran yaitu: 1. Kapasitas yang tersedia pada proses I dimanfaatkan secara maksimum 2. Kapasitas yang tersedia pada proses II dimanfaatkan secara maksimum 3. Produksi X1 paling sedikit 10 unit

4. Produksi X2 paling sedikit 6 unit

Berapakah jumlah produksi optimal yang harus diproduksi oleh perusahaan? Penyelesaian:

Yang menjadi variabel keputusan adalah: X1 = jumlah produk X1 yang akan diproduksi

X2 = jumlah produk X2 yang akan diproduksi

Yang menjadi fungsi kendala adalah: 5X1 + 6X2≤ 60

X1 + 2X2≤ 16

X1≥ 10

X2≥ 6

Sesuai dengan sasaran yang akan dicapai, maka model goal programming untuk kasus ini akan menjadi:

Min Z = P1(DA1+DB1)+P2(DA2+DB2)+P3(DB3)+P4(DB4)

ST : 5X1 + 6X2 + DB1 - DA1 = 60 X1 + 2X2 + DB2 - DA2 = 16


(64)

X2 + DB4 = 6

Penyelesaian model ini dimulai dengan membuat tabel simpleks awal seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel Simpleks Awal

Cj 0 0 1 1 1 1 1 1 bi

Pk Cj VB X1 X2 DA1 DB1 DA2 DB2 DB3 DB4

P1 1 DB1 5 6 -1 1 0 0 0 0 60

P2 1 DB2 1 2 0 0 -1 1 0 0 16

P3 1 DB3 1 0 0 0 0 0 1 0 10

P4 1 DB4 0 1 0 0 0 0 0 1 6

Zj P1 5 6 -1 1 0 0 0 0

P2 1 2 0 0 -1 1 0 0

P3 1 0 0 0 0 0 1 0

P4 0 1 0 0 0 0 0 0

Cj-Zj P1 -5 -6 2 0 1 1 1 1

P2 -1 -2 1 1 -2 0 1 1

P3 -1 0 1 1 1 1 0 1

P4 0 -1 1 1 1 1 1 1

Yang menjadi kolom kunci adalah kolom ke-2 dimana Cj-Zj memiliki nilai negatif terbesar yaitu -6. Yang menjadi baris kunci adalah baris ke empat karena memiliki bi/aij terkecil 60/6=10, 16/2=8, 10/0=∞, 6/1=6. Pemilihan kolom kunci dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tabel Simpleks Awal (Pemilihan Kolom Kunci)

Cj 0 0 1 1 1 1 1 1 bi

Pk Cj VB X1 X2 DA1 DB1 DA2 DB2 DB3 DB4

P1 1 DB1 5 6 -1 1 0 0 0 0 60

P2 1 DB2 1 2 0 0 -1 1 0 0 16

P3 1 DB3 1 0 0 0 0 0 1 0 10

P4 1 DB4 0 1 0 0 0 0 0 1 6

Zj P1 5 6 -1 1 0 0 0 0

P2 1 2 0 0 -1 1 0 0

P3 1 0 0 0 0 0 1 0

P4 0 1 0 0 0 0 0 0

Cj-Zj P1 -5 -6 2 0 1 1 1 1

P2 -1 -2 1 1 -2 0 1 1

P3 -1 0 1 1 1 1 0 1


(65)

Langkah selanjutnya adalah mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai elemen pivot bernilai 1 dan elemen lain bernialai nol dengan cara mengalikan baris pivot dengan -1 lalu menambahkannya dengan semua elemen dibaris pertama. Misalnya untuk baris pertama:

0 1 0 0 0 0 0 1 0 -6 0 0 0 0 0 -6

x6

5 6 -1 1 0 0 0 0 5 0 -1 1 0 0 0 -6

+

Nilai bi pada sistem kanonikal diperoleh dengan cara: b1 = (-1)(6)(6) + 60 = 24

b2 = (-1)(2)(6) + 16 = 4 b3 = (-1)(0)(6) + 10 = 10

Dengan demikian diperoleh tabel simoleks iterasi I seperti tabel 3.3.

Tabel 3.3. Tabel Simpleks Iterasi I

Cj 0 0 1 1 1 1 1 1 bi

Pk Cj VB X1 X2 DA1 DB1 DA2 DB2 DB3 DB4

P1 1 DB1 5 0 -1 1 0 0 0 -6 24

P2 1 DB2 1 0 0 0 -1 1 0 -2 4

P3 1 DB3 1 0 0 0 0 0 1 0 10

0 X2 0 1 0 0 0 0 0 1 6

Zj P1 5 0 -1 1 0 0 0 -6

P2 1 0 0 0 -1 1 0 -2

P3 1 0 0 0 0 0 1 0

Cj-Zj P1 -5 0 2 0 1 1 1 7

P2 -1 0 1 1 2 0 1 3

P3 -1 0 1 1 1 1 0 1

Dengan perhitungan yang sama, dilakukan iterasi sampai ditemukan solusi optimal. Tabel Iterasi dapat dilihat pada tabel 3.4., tabel 3.5., dan tabel 3.6.


(66)

Tabel 3.4. Tabel Simpleks Iterasi II

Cj 0 0 1 1 1 1 1 1 bi

Pk Cj VB X1 X2 DA1 DB1 DA2 DB2 DB3 DB4

P1 1 DB1 0 0 -1 1 5 -5 0 4 4

0 X1 1 0 0 0 -1 1 0 -2 4

P3 1 DB3 0 0 0 0 1 -1 1 0 6

0 X2 0 1 0 0 0 0 0 1 6

Zj P1 0 0 -1 1 5 -5 0 4

P3 0 0 0 0 1 -1 1 0

Cj-Zj P1 0 0 2 0 -4 6 0 -3

P3 0 0 1 1 0 2 1 1

Tabel 3.6. Tabel Simpleks Iterasi III

Cj 0 0 1 1 1 1 1 1 Bi

Pk Cj VB X1 X2 DA1 DB1 DA2 DB2 DB3 DB4

P2 1 DA2 0 0 -1/5 1/5 1 -1/5 0 4/5 4/5

0 X1 1 0 -1/5 1/5 0 0 0 -6/5 44/5

P3 1 DB3 0 0 1/5 -1/5 0 0 1 -4/5 51/6

0 X2 0 1 0 0 0 0 0 1 6

Zj P2 0 0 -1/5 1/5 -1 1 0 4/5

P3 0 0 1/5 -1/5 0 0 0 6/5

Cj-Zj P2 0 0 6/5 4/5 2 0 1 1/5

P3 0 0 4/5 6/5 1 1 0 -1/5

Tabel 3.5. Tabel Simpleks Iterasi IV

Cj 0 0 1 1 1 1 1 1 Bi

Pk Cj VB X1 X2 DA1 DB1 DA2 DB2 DB3 DB4

P4 1 DA4 0 0 -1/4 1/4 -5/4 0 0 1 1

0 X1 1 0 -1/2 1/2 3/2 1 0 0 6

P3 1 DB3 0 0 1/2 -1/2 -3/2 0 1 0 4

0 X2 0 1 1/4 -1/4 -5/4 0 0 0 5

Zj P3 0 0 -1/4 1/4 -5/4 0 1 1 5

P4 0 0 1/2 -1/2 -3/2 0 0 0

Cj-Zj P3 0 0 5/4 ¾ 9/4 1 1 0

P4 0 0 1/2 1/2 5/2 1 0 1

Pada tabel 3.6. diperolehsolusi optimal karena seluruh Zj-Cj≥0. Dengan demikian, solusi optimal untuk produk yang diproduksi adalah X1=6 dan X2=5. 3. Penyelesaian model Goal Programming menggunakan software Lindo

Lindo singkatan dari linier interactive discrete optimazer, adalah sebuah program yang dirancang untuk menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linier. Sebuah kasus harus diubah dahulu ke dalam sebuah model matematis pemrograman linier yang


(67)

a. Input Lindo

Program ini menghendaki input sebuah program matematikan dengan struktur tertentu. Misalnya contoh di atas bentuk input di program lindo adalah:

MIN DA1 + DB1 + DA2 + DB2 + DB3 + DB4

SUBJECT TO

2) –DA1 + DB1 + 5X1 + 6X2 = 60 3) –DA2 + DB2 + X1 + 2X2 = 16 4) DB3 + X1 = 10

5) DB4 + X2 = 6

b. Output Lindo

Setelah data dimasukkan,segera perintahkan program untuk mengolah data tersebut melalui fasilitas perintah GO. Sesaat kemudian program menayangkan hasil olahannya. Output atau hasil olahan program Lindo pada dasarnya bisa dipisahkan menjadi dua bagian,yaitu:

1. Optimal Solution atau penyelesaian optimal 2. Sensitivity Analysis atau analisis sensitivitas Hasil olahan Lindo memuat 5 macam informasi yaitu

1. Nilai fungsi tujuan dibawah label Objective Function Value

Informasi ini ditandai dengan notasi ”1)” untuk menunjukkan bahwa di dalam struktur input Lindo, fungsi tujuan ditempatkan pada baris 1 dan fungsi kendala mulai dari urutan baris ke 2

2. Nilai optimal variabel keputusan dibawah label value

Variabel keputusan pada output Lindo ditandai dengan label variabel. Misalnya variabel keputusan X1 dan X2, maka bilangan dibawah value dan berada pada baris dimana X1 berada menunjukkan nilai optimal variabel


(68)

3. Sensitivitas Cj jika Xj = 0 dibawah kolom reduced cost.

Memberikan informasi mengenai sampai sejauh mana nilai Cj harus diturunkan agar nilai variabel keputusan menjadi positif. Ini berarti bahwa reduced cost akan selalu nol bila nilai variabel keputusan positif dan sebaliknya.

4. Slack Variabel atau Surplus Variabel dibawah label slack or surplus

Informasi ini menunjukkan nilai slack atau surplus masing-masing kendala ketika nilai fungsi tujuan mencapai nilai ekstrem.

5. Dual Price

Informasi ini menunjukkan tentang perubahan yang akan terjadi pada nilai fungsi tujuan bila nilai ruas kanan kendala berubah satu unit.

Hasil olahan lindo juga memberikan informasi mengenai jumlah iterasi yang diperlukan untuk menemukan penyelesaian optimal. Misalnya untuk output untuk contoh diatas adalah:

OUTPUT:

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 6 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 5

VARIABLE VALUE REDUCED COST DA1 0.000000 1.000000

DB1 0.000000 1.000000 DA2 0.000000 1.000000 DB2 0.000000 1.000000 DB3 0.000000 1.000000 DB4 0.000000 1.000000 X1 132465.000000 0.000000 X2 30558.000000 0.000000 DB7 70.736748 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 0.000000 0.250000

3) 0.000000 -0.250000 4) 0.000000 -1.000000 5) 0.000000 -1.000000 NO. ITERATIONS= 5


(69)

3.9. Peramalan

Peramalan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan produksi. Pada rahap ini ingin diketahui bagaimana keadaan di masa mendatang. Dalam kaitannya dengan perencanaan produksi, maka keadaan di masa mendatang yang dimaksud adalah jumlah permintaan produk yang diminta konsumen.

Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang optimal dalam perencanaan produksi tersebut diperlukan adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu alat yang diperlukan oleh manajemen dan merupakan bagian integral dari pengambilan keputusan adalah metode peramalan. Melalui peramalan, maka ketidakpastian permintaan di masa mendatang akan dapat dikurangi sehingga diperoleh perkiraan yang mendekati kondisi yang sebenarnya.

Secara garis besar metode peramalan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :

1. Secara kualitatif adalah cara peramalan yang tidak menggunakan perumusan matematis atau statistik. Cara ini dapat berupa penawaran subjek atau intuisi untuk meramalkan suatu dalam jangka panjang atau meramalkan penjualan produk baru. Biasanya peramalan kuantitatif ini didasarkan atau hasil penyelidikan, seperti :

a. Delphi Method b. Individual Opinion c. Group opinium


(70)

Secara umum model kualitatif ini mudah dilakukan, tetapi mempunyai unsur subjektivitas yang tinggi.

2. Secara kuantitatif adalah cara peramalan yang menggunakan perumusan matematis atau statistik. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:

a. Adanya informasi tentang masa lalu b. Informasi tersebut dapat dikuantifisir.

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut pada masa yang akan datang.

Cara kuantitatif umum digunakan dalam perencanaan produksi. Cara ini terdiri dari dua kelompok metode yaitu :

1. Time Series

Cara peramalan yang meramalkan masa yang akan datang dengan jalan mengekstrapolasikan pola nilai variabel dan atau kesalahan yang terjadi pada masa lalu, sehingga dapat diproyeksikan pola yang tepat di masa datang. Ada empat bentuk pola data yaitu :

• Pola data koefisien (horizontal)

Pola horizontal terjadi bila data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata.

• Pola data trend (linier)

Pola trend terjadi jika terdapat kenaikan nilai dalam jangka waktu yang panjang.


(71)

Pola trend terjadi jika deretan data dipengaruhi oleh faktor musiman, misalnya kwartalan, mingguan dan bulanan.

• Pola data siklus

Pola trend terjadi jika terdapat kenaikan atau penurunan nilai dalam jangka waktu yang panjang.

2. Kausal

Cara permalan yang meramalkan dengan melihat hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang berpengaruh setelah ditentukan faktor –faktor yang berpengaruh tersebut, lalu ditentukan metode peramalan yang tepat sebgai contoh, Produk Nasional Bruto (GNP) dipengaruhi oleh kebijaksanaan moneter, fiskal, inflasi, ekspor-impor dan sebagainya, atau keuntungan perusahaan dipengaruhi oleh tingkat penjualan, harga, biaya pemasaran, dan biaya produksi.

Yang termasuk dalam metode sebab akibat antara lain :

• Metode regresi

• Simple regresi

• Multiple regresi

• Metode ekonometrik

• Analisa input-output

Dalam perencanaan produksi pada umumnya dipergunakan metode peramalan time series. Metode kausal banyak digunakan untuk perencanaan jangka panjang.

3.5.1. Metode Peramalan


(72)

1. Singel Moving Average

Tujuan utama dari penggunaan rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan (randomness) dalam deret waktu. Caranya adalah dengan merata-ratakan beberapa nilai data bersama-sama dengan munculnya data X1+1, maka dalam perhitungan Ft+2 data Xi sebagai data yang paling tua menjadi

hilang. Karena itu ditunjukan bahwa :

Ft+2 = Ft+1 +

) ( 1 1 i t x x t +

Metode Moving Average With Linear Trend

Prosedur peramalan Metode Moving Average With Linear Trend meliput i tiga aspek :

a. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pasa waktu t (ditulis St)

b. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda pada waktu t (ditulis St’-St’’).

c. Penyesuaian untuk kecenderungan dari period eke t+1 (atau ke periode t + m jika ingin meramalkan m ke periode ke muka).

Secara umum persamaan prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui persamaan sebagai berikut :

St’=

n

x x

x

x1+ t1+ t2 +...+ tn1

St’’=

n

S S

S

S1+ t1+ t2 +...+ tn1 at = St’+ (St’-St’’) = 2St’-St’’

bt =

1 2

n ( St


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)