Keberadaan Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) di Kampus IPB Darmaga.

KEBERADAAN BURUNG KOWAK MALAM KELABU
(Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) DI KAMPUS
IPB DARMAGA

IVANA GRACE MONICA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keberadaan Burung
Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) di Kampus IPB
Dramaga adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Ivana Grace Monica
NIM E34090052

ABSTRAK
IVANA GRACE MONICA. Keberadaan Burung Kowak Malam Kelabu
(Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) di Kampus IPB Darmaga. Dibimbing
oleh JARWADI BUDI HERNOWO.
Kampus IPB Darmaga, tepatnya di sekitar danau LSI merupakan salah
satu tempat istirahat burung kowak malam kelabu. Hal ini disebabkan karena
burung kowak bersifat nokturnal dan beristirahat pada siang hari. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui keberadaan burung kowak malam kelabu
(Nycticorax nycticorax Linn.) yang meliputi populasi, perilaku dan penggunaan
habitat, serta gangguan terhadap keberadaan burung tersebut di Kampus IPB
Darmaga. Metode yang digunakan adalah metode konsentrasi (concentration
count). Pengamatan yang dilakukan antara lain jumlah populasi saat pagi dan

sore, struktur populasi, perilaku atau aktivitas penggunaan habitat, dan gangguan
pada burung kowak. Rata-rata jumlah populasi burung kowak yang datang (pagi)
adalah 185 ekor dan yang pergi (sore) adalah 209 ekor. Nilai uji t untuk
pengamatan pagi dan sore sebesar 3,63 dengan t 0,5 (tabel) sebesar 5,84 yang
menunjukkan berbeda nyata. Struktur populasi burung kowak terdiri dari dewasa
dengan rata-rata jumlah 116 ekor dan anakan dengan rata-rata jumlah 80 ekor.
Perilaku burung kowak malam kelabu yang paling sering dilakukan adalah
berdiam atau beristirahat di pohon karet (Hevea brasiliensis) dan pinus (Pinus
merkusii). Habitat burung kowak mengalami gangguan yang disebabkan oleh
adanya aktivitas manusia, tetapi burung kowak dapat beradaptasi dengan
banyaknya aktivitas di sekitarnya.
Kata kunci: gangguan, kowak, perilaku, populasi

ABSTRACT
IVANA GRACE MONICA. The Presence of Black-crowned Night-heron
(Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) in IPB Darmaga. Supervised by
JARWADI BUDI HERNOWO.
IPB Darmaga, exactly around the LSI lake is one place of black-crowned
night-heron. The bird is nocturnal and rest during the day. The purpose of this
study was to determine the presence of black-crowned night-heron (Nycticorax

nycticorax Linn.) at LSI which includes the population, behavior and habitat use,
and disturbance these birds in IPB Darmaga. The method used is concentration
count for the population in morning and evening, population structure, behavior or
activity of using habitat, and disturbance for black-crowned night-heron. The
average number of birds population that coming (in the morning) is 185
individuals and going (in the evening) is 209 individuals. The value of the t test
for morning and evening observations is showed significantly different.
Population structure of black-crowned night-heronis consisting 116 individuals of
adult and 80 individuals of juvenile. The bird behavior that most often done is
silence or resting on the rubber trees (Hevea brasiliensis) and pinetrees (Pinus
merkusii). Habitat of black-crowned night-heronwas disturbed by human activity,
but birds can adapt to many activities in the vicinity.
Key words: behavior, black-crowned night-heron, disturbance, population

KEBERADAAN BURUNG KOWAK MALAM KELABU
(Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) DI KAMPUS
IPB DARMAGA

IVANA GRACE MONICA


Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret sampai Mei 2015 ini adalah
populasi burung kowak, dengan judul Keberadaan Burung Kowak Malam Kelabu
(Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) di Kampus IPB Darmaga.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo,
MSc selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih bapak
Prof Dr Ir H Sambas Basuni, MS selaku Ketua Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata beserta staf jajaran lainnya. Di samping itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua, seluruh keluarga, dan semua
teman-teman penulis atas doa dan dukungannya.
Bogor, Agustus 2015

Ivana Grace Monica
NIM. E34090052

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................. 1
Manfaat ................................................................................................ 2
METODE ..................................................................................................... 2

Waktu dan Tempat ............................................................................... 2
Alat dan Bahan ..................................................................................... 2
Pengambilan Data ................................................................................ 2
Analisis Data ........................................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 3
Kondisi Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 3
Populasi Burung Kowak Malam Kelabu ............................................. 4
Aktivitas dan Penggunaan Habitat ....................................................... 10
Gangguan terhadap Keberadaan Burung Kowak ................................. 13
SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 14
Simpulan .............................................................................................. 14
Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
LAMPIRAN ................................................................................................. 16

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5

Titik pengamatan di lokasi penelitian............................................................. 2
Populasi (jumlah individu) burung kowak di kampus IPB
5
Hasil uji kelimpahan populasi burung kowak setiap pengamatan
5
Struktur populasi burung kowak di kampus IPB
9
Aktivitas burung kowak malam kelabu di setiap titik pengamatan ............... 10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14
15

Lokasi penelitian............................................................................................. 4
Grafik populasi burung kowak dewasa yang datang (pagi) .................
6
Grafik populasi burung kowak anakan yang datang (pagi)
6
Grafik gabungan populasi burung kowak yang datang (pagi) ....................... 7
Grafik jumlah populasi burung kowak dewasa yang pergi (sore) ...........
7
Grafik populasi burung kowak anakan yang pergi (sore)
8
Grafik gabungan populasi burung kowak yang pergi (sore) .......................... 8
Struktur populasi burung kowak di kampus IPB Darmaga

9
Persentase aktivitas atau hasil indikasi penggunaan habitat
11
Aktivitas terbang
11
Aktivitas berpindah tempat
11
Aktivitas menelisik
12
Aktivitas istirahat
12
Aktivitas membuang kotoran
12
Aktivitas berinteraksi dengan satwa lain (biawak)
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Data statistik populasi burung kowak yang datang (pagi) ........................16
2 Data statistik populasi burung kowak yang pergi (sore)
18

3 Hasil uji t
20

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kampus IPB Darmaga memiliki luas area 256,97 ha yang terletak di Desa
Babakan, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor dan berjarak kurang lebih 12
km dari Kota Bogor (06o 26’ LS dan 106o 48’ BT). Curah hujan tinggi (3500 mm
per tahun), kelembaban sekitar 88% per tahun dan vegetasi tanaman yang
beragam mendukung terciptanya habitat yang mendukung kelangsungan hidup
berbagai organisme (Prinando et al 2009). Kampus IPB Darmaga merupakan
salah satu habitat bagi burung kowak malam kelabu (Nycticorax nycticorax
Linnaeus 1758) sebagai tempat istirahat di siang hari, tepatnya di Danau Lembaga
Sistem Informasi (LSI) IPB Darmaga. Berdasarkan hasil Asian Waterbird Cencus
(2010), ditemukan sedikitnya 300 ekor kowak malam kelabu yang hidup di danau
LSI IPB (Hadi 2010).
Burung kowak malam kelabu memiliki kebiasaan, yaitu di siang hari
beristirahat di atas pohon, sebelum keluar mencari makan pada waktu senja,
terlebih dahulu berputar-putar di atas tempat istirahat sambil mengeluarkan suara

kuakan parau. Pada malam hari, mencari makan di sawah, padang rumput,
dan di pinggir sungai. Bersarang di dalam koloni yang ribut di pohon
(Mackinnon et al 2000).
Tingkat keseringan burung liar menggunakan jenis tumbuhan merupakan
salah satu kriteria untuk menunjukkan tingkat ketergantungan burung dalam
menggunakan suatu habitat untuk melakukan aktivitas (Wiharyanto 1996).
Menurut Quammen (1996), luas habitat sangat berpengaruh terhadap jumlah
populasi dan dapat digunakan untuk memprediksi jumlah dan persentase spesies
yang akan punah ketika habitat alaminya dirusak.
Areal bervegetasi di Danau LSI IPB Darmaga dikelilingi oleh bangunan
atau gedung LSI yang ada di sekitarnya. Pembangunan di sekitar danau LSI
dikhawatirkan mengganggu habitat burung kowak malam kelabu di danau LSI
yang mempengaruhi kelangsungan hidup burung tersebut. Keberadaan burung
kowak malam kelabu di Kampus IPB Darmaga masih sedikit informasinya
mengenai populasi, penggunaan habitat, dan gangguan terhadap burung kowak.
Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keberadaan
burung kowak malam kelabu sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen
pembangunan di sekitar kampus IPB Darmaga untuk pelestarian burung kowak
malam kelabu.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah mengidentifikasi
keberadaan burung kowak malam kelabu (Nycticorax nycticorax Linnaeus 1758)
yang meliputi populasi, perilaku dan penggunaan habitat, serta gangguan terhadap
keberadaan burung tersebut di Kampus IPB Darmaga.

2

Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengelolaan pembangunan di
sekitar danau LSI, kampus IPB Darmaga sebagai habitat burung kowak malam
kelabu (Nycticorax nycticorax Linn.). Hasil penelitian ini memberikan informasi
mengenai jumlah populasi, habitat, perilaku, dan gangguan yang mempengaruhi
kelangsungan hidup burung kowak di kampus IPB Darmaga.

METODE

Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Kampus IPB Darmaga, tepatnya di sekitar
danau LSI pada bulan Maret sampai Mei 2015.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah binokuler, jam tangan
digital, kompas, meteran, kamera digital, tally sheet, dan alat tulis. Burung kowak
malam kelabu (Nycticorax nycticorax Linn.) adalah bahan dalam penelitian.
Pengambilan Data
Data populasi burung kowak malam kelabu diambil dengan metode
konsentrasi (concentration count), dimana pengamat diam pada dua titik
kemudian menghitung jumlah individu burung kowak malam kelabu dalam dua
kelas umur dewasa dan anakan. Pengamatan dilakukan dengan mengamati jumlah
populasi dan aktivitas burung kowak malam kelabu selama 2 bulan (60 hari).
Pengamatan jumlah populasi dilakukan pagi hari dari pukul 04.30 sampai pukul
07.00 dan sore hari pada pukul 16.00 sampai pukul 18.30 setiap 10 menit selama
90 menit (2,5 jam).
Pengamatan aktivitas dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari.
Pengamatan aktivitas dilakukan setelah pengamatan jumlah populasi dilakukan
dan pengambilan data difokuskan pada habitat burung kowak. Pengamatan
dilakukan dengan terpusat pada titik-titik sebagai berikut.
Tabel 1 Titik pengamatan di lokasi penelitian
No.

Titik Pengamatan

1.

Wilayah Gedung

2.

Wilayah Non Gedung

Luasan yang Diamati
Meliputi wilayah di sekitar gedung LSI,
gedung PPLH, dan gedung Pascasarjana
Meliputi wilayah tegakan karet sampai kolam
FPIK

3

Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi data rata-rata jumlah populasi pada
pagi hari dan sore hari. Menurut Walpole (1995), rumus menghitung rata-rata
jumlah populasi adalah sebagai berikut.
���� − ���� �����ℎ �������� =

∑ �����ℎ �������� (��)
∑ �����ℎ ����������(�)

Analisis terhadap penggunaan habitat berdasarkan aktivitas adalah persentase
hasil indikasi penggunaan habitat.
���������� ℎ���� �������� ���������� ℎ������ =

���� ����� ������������
������ℎ ��������� �� ��ℎ�� ��������

x 100 %

Kelimpahan populasi di masing-masing titik pengamatan adalah sebagai berikut.
P = X ± SE
P = jumlah populasi pada masing-masing titik pengamatan
X = Rata-rata jumlah populasi
SE =

�� 2

�−1

∑� 2 −(� 2 )/ �

S� 2 =

S� 2 = varian dari individu yang diamati

�−1

Untuk mengetahui kondisi masing-masing titik pengamatan dilakukan uji t
sebagai uji beda populasi untuk tipe habitat burung kowak malam kelabu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kampus IPB Darmaga memiliki berbagai tipe habitat yang cukup
kompleks dengan berbagai vegetasi pohon yang beragam. Selain jenis flora,
banyak penelitian yang membuktikan bahwa di dalam kawasan Kampus IPB
Darmaga terdapat jenis-jenis fauna. Menurut Prinando et al (2009), IPB Darmaga
memiliki luas area 256.97 ha yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor dan berjarak kurang lebih 12 km dari Kota Bogor.
Letak geografis Kampus IPB Darmaga 06o 26’ LS dan 106o 48’ BT. Curah hujan

4

berkisar 3500 mm per tahun, kelembaban sekitar 88% per tahun dan vegetasi
tanaman yang beragam mendukung terciptanya habitat yang mendukung
kelangsungan hidup berbagai organisme. Beberapa di antara flora dan fauna yang
ada merupakan jenis yang dilindungi dan jenis endemik Pulau Jawa. Kampus IPB
juga dapat dijumpai vegetasi perairan berupa Danau Lembaga Sistem Informasi
(LSI) yang dihuni berbagai spesies burung, mammalia, ikan, reptil, dan amfibi
(Yusuf et al 2009).

Gambar 1 Lokasi penelitian (Danau LSI)
Sumber: web.ipb.ac.id

Di sekitar kampus terdapat danau LSI sebagai tempat persinggahan burung
kowak malam kelabu (Nycticorax nycticorax Linn.). Pengamatan dilakukan di
sekitar danau LSI dengan terpusat pada titik 1 (wilayah gedung) dan titik 2
(wilayah non gedung). Titik 1 meliputi wilayah di sekitar gedung LSI, gedung
PPLH, dan gedung Pascasarjana. Titik 2 meliputi wilayah tegakan karet sampai
kolam FPIK. Berdasarkan literatur Hadi (2010), kampus IPB Darmaga tepatnya di
sekitar danau LSI merupakan salah satu habitat bagi burung kowak malam
kelabusebagai tempat istirahat di siang hari. Habitat burung kowak malam kelabu
di danau LSI adalah karet dan pinus yang digunakan sebagai tempat berdiam dan
mencari makan. Berdasarkan hasil Asian Waterbird Cencus (2010), ditemukan
sedikitnya 300 ekor kowak malam kelabu yang hidup di Danau LSI IPB.
Populasi Burung Kowak Malam Kelabu
Berdasarkan hasil perhitungan populasi burung kowak malam kelabu yang
datang pada pagi hari di kampus IPB Darmaga, diperoleh nilai rata-rata sebesar
185 ekor pada pagi hari dan 209 ekor pada sore hari. Tabel populasi burung
kowak di kampus IPB Darmaga ditampilkan pada Tabel 2.

5

Tabel 2 Populasi (jumlah individu) burung kowak di kampus IPB
Waktu
Pengamatan

n

Rata-rata
(X)

SE.t

Pagi
Sore

60
60

185
209

3.99
2.74

Kisaran Populasi
X – SE.t
(min)
181.01
206.26

X + SE.t
(maks)
188.99
211.74

Keterangan: SE.t = Simpangan; x-SE.t = batas bawah kelas simpangan atau populasi minimum; x+SE.t =
batas atas kelas simpangan atau populasi maksimum

Kelimpahan burung kowak tertinggi diperoleh pada sore hari, sedangkan
yang terendah pada pagi hari. Hasil ini memiliki Standar Error (SE) sebesar 3.99
(pagi) dan 2.74 (sore) dengan rentang masing-masing adalah 181.01 – 188.99 dan
206.26 – 211.74. Jumlah burung pada pagi hari disebut burung datang karena
beristirahat dari pagi dan disebut burung pergi pada sore hari karena saat
menjelang gelap pergi mencari makan ke habitat makannya. Purba dkk. (2013)
menyatakan bahwa burung kowak beristirahat saat pagi dan siang hari kemudian
mencari makan keluar pada hari menjelang gelap. Jumlah populasi burung kowak
yang pergi lebih banyak daripada burung yang datang. Menurut Bicons (2014),
salah satu hal yang menarik dari burung kowak adalah jumlahnya yang banyak
berbondong-bondong menuju habitat makannya saat hari beranjak gelap.
Kelimpahan populasi burung kowak di suatu tempat dipengaruhi oleh
kondisi habitatnya. Hasil uji kelimpahan populasi burung kowak setiap waktu
pengamatan ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil uji kelimpahan populasi burung kowak setiap pengamatan
Waktu
Pengamatan
Pagi
Sore

n

Rata-rata (X)

Sx

v

t (hitung)

t 0,5 (tabel)

60
60

185
209

15.35
12.72

235.66
161.92

3.63

5.84

Keterangan: Sx = Simpangan baku; v = varian

Berdasarkan hasil tabel di atas, simpangan baku memiliki nilai 15.35
(pagi) dan 12.72 (sore) dengan varian (Sx2) masing-masing adalah 235.66 dan
161.92. Nilai t hitung diperoleh lebih kecil daripada t tabel. Walpole (1995)
menyatakan bahwa jika nilai uji t lebih kecil dari nilai t tabel maka beda nyata.
Oleh sebab itu, pengamatan pagi dan sore memiliki tipe yang berbeda nyata.
Jumlah burung kowak yang datang (pagi)
Burung kowak dewasa yang datang ke titik 1 dan titik 2 saat pagi diukur
jumlahnya setiap hari sehingga diperoleh rata-rata selama 60 hari pengamatan.
Grafik jumlah populasi burung kowak dewasa yang datang ditampilkan pada
Gambar 2.

6

Gambar 2 Grafik populasi burung kowak dewasa yang datang (pagi)
Gambar 2 menunjukkan semakin sedikit jumlah populasi burung kowak
malam kelabu yang datang pada pagi hari. Hal ini disebabkan kemungkinan
berkaitan dengan perilaku burung kowak malam kelabu yang bersifat nokturnal
sehingga pada siang hari banyak yang beristirahat.
Demikian pula burung kowak anakan semakin sedikit karena burung
kowak yang bersifat nokturnal beristirahat pada siang hari. Grafik jumlah populasi
burung kowak anakanyang datang ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Grafik populasi burung kowak anakan yang datang (pagi)
Berdasarkan hasil pengamatan datangnya burung kowak secara
keseluruhan (dewasa dan anakan) seperti pada Gambar 2 dan 3, diperoleh grafik
gabungan populasi burung kowak datang (pagi) yang ditampilkan pada Gambar 4.

7

Gambar 4 Grafik gabungan populasi burung kowak yang datang (pagi)
Pada pagi hari seperti Gambar 4, jumlah burung keseluruhan yang datang
dan beristirahat di sekitar danau LSI. Burung kowak kelabu beristirahat dan tidak
melakukan aktivitas yang mencolok sehingga makin sedikit yang berkeliaran di
sekitar lokasi pada pagi hingga siang hari. Menurut Mackinnon (1993), pada siang
hari burung ini beristirahat, bertengger sambil merumuk dalam kelompok, di
dahan-dahan atau di sela dedaunan pohon yang rimbun dan biasanya tidak jauh
dari air.
Jumlah burung kowak yang pergi (sore)
Burung kowak dewasa yang pergi (meninggalkan tempat istirahat) dari
titik 1 dan titik 2 saat sore diukur jumlahnya sehingga diperoleh rata-rata jumlah
populasi burung kowak yang pergi setiap hari. Grafik jumlah populasi burung
kowak dewasa yang pergi ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik jumlah populasi burung kowak dewasa yang pergi (sore)
Gambar 5 menunjukkan semakin banyak jumlah populasi burung kowak
malam kelabu yang pergi dari tempat istirahat pada sore hari. Hal ini disebabkan
karena burung berbondong-bondong pergi mencari makan ke luar danau LSI saat
hari menjelang gelap.

8

Demikian pula burung kowak anakan yang pergi semakin banyak karena
burung pergi mencari makan. Grafik jumlah populasi burung kowak anakan yang
pergi ditampilkan pada Gambar 6.

Gambar 6 Grafik jumlah populasi burung kowak anakan yang pergi (sore)
Populasi burung kowak dewasa dan anakan seperti pada Gambar 5 dan 6
digabung sehingga diperoleh nilai rata-rata jumlah populasi burung kowak yang
pergi secara keseluruhan. Grafik gabungan populasi burung kowak yang pergi
(sore) ditampilkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Grafik gabungan populasi burung kowak yang pergi (sore)
Gambar 7 menunjukkan jumlah burung yang pergi dari sekitar danau LSI
pada sore hari. Burung kowak berpindah tempat dan melakukan persiapan
mencari makan ke luar danau LSI. Pada sore hari menjelang malam, aktivitas
yang paling banyak dilakukan adalah berpindah tempat karena pada waktu ini
burung itu akan pergi meninggalkan tempat persinggahannya untuk melanjutkan
ke lokasi yang sudah biasa dilalui oleh burung tersebut dalam menjalankan
aktivitasnya di malam hari. Mackinnon et al (2000) menyatakan burung kowak
malam kelabu memiliki kebiasaan, yaitu di siang hari beristirahat di atas pohon,
sebelum keluar mencari makan pada waktu senja, terlebih dahulu berputar-putar
di atas tempat istirahat sambil mengeluarkan suara kuakan parau. Pada malam

9

hari, mencari makan di sawah, padang rumput, dan di pinggir sungai. Bersarang di
dalam koloni yang ribut di pohon.
Sesuai namanya, kowak malam kelabu bersifat nokturnal, aktif berburu
mangsanya di malam hari. Petang hari burung-burung itu mulai beterbangan di
sekitar tempatnya beristirahat dan berkelompok terbang meninggalkan
peristirahatannya menuju tempat untuk mencari makanan. Sebagian besar
mengarah ke arah barat karena di barat lebih banyak pakan. Kelompok burung itu
terbang dalam gelap sambil mengeluarkan bunyi-bunyi panggilannya yang khas
karena serak dan keras menyerukan “wok..kwok..”, yang terdengar sampai jauh.
Burung kowak dalam satu kelompok dipimpin oleh satu burung atau disuarakan
oleh satu pemimpin. Ketika pagi hari kelompok itu akan kembali dan juga sambil
bersuara saling memanggil (Mackinnon 1993).
Jumlah populasi burung kowak malam kelabu dalam grafik tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor pembangunan, tetapi juga faktor alamiah. Menurut
Wiharyanto (1996), tingkat keseringan burung liar menggunakan jenis tumbuhan
merupakan salah satu kriteria untuk menunjukkan tingkat ketergantungan burung
dalam menggunakan suatu habitat untuk melakukan aktivitas.
Struktur populasi burung kowak malam kelabu
Struktur populasi burung kowak malam kelabu yang ada di kampus IPB
Darmaga terdiri dari kelompok dewasa dan kelompok anakan. Jumlah populasi
burung kowak dewasa lebih banyak dibandingkan dengan anakan. Tabel struktur
populasi burung kowak malam kelabu ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Struktur populasi burung kowak di kampus IPB
Kisaran Populasi
Kelompok

Rata-rata (X)

Dewasa
Anakan

116
80

SE.t

X – SE.t (min)

1.03
0.51

114.97
79.49

X + SE.t
(maks)
117.03
80.51

Struktur populasi burung kowak malam kelabu di kampus IPB Darmaga
ditampilkan pada Gambar 8.

Anakan
(40.82%)

Dewasa
(59.18%)

Gambar 8 Struktur populasi burung kowak di kampus IPB Darmaga

10

Gambar 8 menunjukkan jumlah populasi burung kowak dewasa sebesar
59.18% sehingga lebih banyak daripada jumlah populasi burung kowak anakan
sebesar 40.82%. Hal ini disebabkan karena burung anakan lebih rentan terhadap
gangguan. Menurut Pettingill (1967), kelompok burung kowak anakan lebih
sering melakukan aktivitas yang ringan seperti bermain atau berinteraksi dengan
yang lain. Faktor dominan yang mempengaruhi preferensi strata atau struktur
populasi burung adalah karakteristik bioekologi burung (Pradana dkk 2012).
Quammen (1996) menyatakan bahwa habitat sangat berpengaruh terhadap jumlah
populasi dan dapat digunakan untuk memprediksi jumlah dan persentase spesies
yang akan punah ketika habitat alaminya dirusak.
Aktivitas dan Penggunaan Habitat
Burung kowak malam kelabu melakukan aktivitas antara lain terbang,
berdiam, melakukan pergerakan (menelisik), berpindah tempat, mengeluarkan
suara, membuang kotoran, dan berinteraksi dengan satwa lain yang ditampilkan
pada Tabel 5.
Tabel 5 Aktivitas burung kowak malam kelabu di setiap titik pengamatan
Aktivitas
Waktu

Terbang

Berdiam











T1 (Gedung)
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00

T2 (Non Gedung)
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00








Menelisik


















Berpindah
Tempat



Mengeluarkan
Suara

Membuang
Kotoran












Berinteraksi
dengan
Satwa Lain













Keterangan: √ = Melakukan aktivitas

Berdasarkan Tabel 5, aktivitas atau perilaku yang paling banyak dilakukan
adalah berdiam dan perilaku yang paling sedikit dilakukan adalah berinteraksi
dengan satwa lain. Persentase aktivitas merupakan hasil indikasi penggunaan
habitat ditampilkan pada Gambar 9.
Diagram menunjukkan aktivitas terbang sebesar 17% (Gambar 10),
berpindah tempat sebesar 17% (Gambar 11), menelisik sebesar 19% (Gambar 12),
bersuara sebesar 11%, berdiam sebesar 26% (Gambar 13), membuang kotoran
sebesar 6% (Gambar 14), dan berinteraksi dengan satwa lain sebesar 4%
(Gambar 15).

11

Gambar 9 Persentase aktivitas atau hasil indikasi penggunaan habitat
Aktivitas berdiam atau beristirahat yang terbanyak dan berinteraksi dengan
satwa lain yang paling sedikit. Hal ini disebabkan karena burung kowak
menjadikan daerah sekitar danau LSI kampus IPB Darmaga sebagai tempat
beristirahat sebelum mencari makan ke tempat lain.

Gambar 10 Aktivitas terbang

Gambar 11 Aktivitas berpindah tempat

Pada sore hari kowak mulai melakukan aktivitas terbang yang teramati
adalah terbang dari ranting satu ke ranting lainnya. Kowak terbang pada hari
menjelang gelap untuk mencari makan ke tempat lain karena makanannya tidak
terdapat di sekitar danau LSI kampus IPB. Menurut Mackinnon (1993), burung
kowak beristirahat pada siang hari dan bersifat nokturnal. Kowak malam kelabu
memangsa ikan, kodok, serangga air, ular kecil, bahkan juga tikus kecil dan
cerurut. Burung ini memburu mangsanya disekitar sungai dan aliran air, tambak,
rawa, persawahan, dan padang rumput. Berinteraksi dengan satwa lain sangat
sedikit dilakukan pada saat beristirahat.
Mackinnon (1993) menyatakan bahwa habitat asli burung kowak adalah
mangrove yang merupakan wilayah hutan tergenang air. Oleh sebab itu, kowak
juga mencari tempat beristirahat di wilayah tergenang air seperti sungai, danau,
rawa, muara, dan sebagainya. Kowak bertengger di pohon yang berada di sekitar
wilayah tergenang air, di bagian tajuk atas. Pakan yang dibutuhkan burung dapat
terlihat dari habitat di mana burung itu berada. Pada bagian kanopi pohon, pakan
berupa serangga, ular kecil, dan pakan lain yang ada di sekitarnya (Fachrul 2008).

12

Gambar 12 Aktivitas menelisik

Gambar 13 Aktivitas istirahat

Vegetasi pohon di sekitar danau LSI dapat digunakan kowak sebagai
tempat beristirahat (berdiam). Kowak beristirahat selama 5–15 menit. Burung
kowak menelisik yang merupakan pergerakan sebagai salah satu strategi dari
individu atau populasi untuk menyesuaikan dan memanfaatkan keadaan
lingkungannya agar dapat hidup secara normal. Pergerakan berfungsi untuk
persiapan mencari pakan, sumber air, dan untuk menghindar dari pemangsaan dan
gangguan lainnya (Alikodra 1980). Mackinnon (1993) menyatakan bahwa habitat
asli burung kowak adalah mangrove yang merupakan wilayah hutan tergenang air.
Oleh sebab itu, kowak juga mencari tempat beristirahat di wilayah tergenang air
seperti sungai, danau, rawa, muara, dan sebagainya. Kowak bertengger di pohon
yang berada di sekitar wilayah tergenang air, di bagian tajuk atas. Pakan yang
dibutuhkan burung dapat terlihat dari habitat di mana burung itu berada. Pada
bagian kanopi pohon, pakan berupa serangga, ular kecil, dan pakan lain yang ada
di sekitarnya (Fachrul 2008).

Gambar 14 Aktivitas membuang
kotoran

Gambar 15 Aktivitas berinteraksi
dengan satwa lain (biawak)

Keberadaan burung kowak malam kelabu memberikan dampak positif
terhadap ekosistem danau. Dampak positif yang diberikan kepada ekosistem
danau adalah sebagai penyeimbang ekosistem, memberi keuntungan kepada
mahasiswa yang ingin melakukan pengamatan burung, serta menyuburkan tanah
yang berada di sekitar danau yang berasal dari pembuangan kotoran burung
tersebut.
Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh burung kowak, yaitu tumbuhan
karet (Hevea brasiliensis) dan pohon pinus (Pinus merkusii). Bagian tumbuhan
karet yang dimanfaatkan oleh burung tersebut adalah bagian ranting yang
berfungsi untuk tempat beristirahat, melakukan pergerakan kecil seperti berpindah
tempat, mengepakan sayap, mengeluarkan suara, dan bermain dengan burung

13

yang sejenis. Bagian daun berfungsi untuk tempat berlindung. Perbedaan
tumbuhan yang digunakan oleh kowak malam kelabu merupakan sebuah pola
kehidupan yang dilakukannya, karena burung tersebut menyukai tipe habitat yang
dekat dengan perairan dan tumbuhan yang memiliki percabangan yang banyak
serta ranting yang kuat. Hubungan tipe habitat sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup burung kowak malam kelabu (Hadi 2010).
Gangguan terhadap Keberadaan Burung Kowak
Secara umum, adanya burung kowak di danau LSI menunjukkan bahwa
burung kowak telah mampu beradaptasi dengan lingkungan LSI yang dikelilingi
oleh gedung dan berbagai aktivitas manusia. Habitat burung kowak dikhawatirkan
mengalami gangguan yang disebabkan oleh jarak habitat dengan gedung LSI
sangat dekat dengan kegiatan atau aktivitas manusia seperti pemancingan dan
pembangunan gedung, sehingga menimbulkan ancaman bagi keberadaan burung
tersebut. Setelah diamati bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manusia dapat
memberikan gangguan terhadap burung kowak. Adanya danau LSI merupakan
salah satu faktor penting sebagai komponen habitat bagi burung kowak. Namun
air tersebut mudah tercemar oleh aktivitas di sekitarnya.
Berdasarkan pengamatan, pohon yang paling banyak digunakan burung
kowak adalah karet dan pinus yang merupakan tempat bertengger atau istirahat.
Jarak antara pohon karet yang digunakan dengan air danau LSI adalah 5–10
meter, sedangkan jarak pohon pinus yang digunakan dengan air danau LSI adalah
10–15 meter. Jarak antara pohon terdekat yang sering digunakan burung kowak
dengan tepi danau yang di seberang adalah 25–30 meter. Jarak antara pohon
terjauh yang sering digunakan burung kowak dengan tepi danau yang di seberang
adalah 30–35 meter. Pohon yang ada di tepi danau LSI secara keseluruhan
digunakan oleh burung kowak untuk tempat bertengger atau istirahat, sehingga
dalam pengelolaan habitat danau LSI burung kowak dengan pohon pinus dan
pohon karet tidak dapat dipisahkan. Pohon-pohon tersebut harus dijaga karena
tempat istirahat burung kowak. Apabila dilakukan kegiatan penebangan pohon
tersebut maka kowak yang ada di danau LSI tidak dapat bertahan hidup karena
habitatnya sudah dirusak. Pengelolaan habitat burung kowak di danau LSI yang
baik adalah tidak ada aktivitas memancing di tepi danau dan tidak menebang
pohon yang menjadi tempat beristirahat burung kowak.

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
1. Kowak malam kelabu di kampus IPB Darmaga memiliki rata-rata jumlah
individu, yaitu 185 ekor pada perhitungan pagi hari dan 209 ekor pada
perhitungan sore hari.
2. Struktur populasi burung kowak malam kelabu terdiri dari dewasa dengan
rata-rata jumlah 116 ekor dan anakan dengan rata-rata jumlah 80 ekor.
3. Perilaku burung kowak malam kelabu yang paling sering dilakukan adalah
berdiam atau beristirahat di pohon karet (Hevea brasiliensis) dan pinus (Pinus
merkusii).
4. Danau LSI dan sekitarnya digunakan oleh burung kowak sebagai tempat
beristirahat dan bagian pohon yang paling banyak digunakan adalah tajuk
teratas.
5. Habitat burung kowak mengalami gangguan yang disebabkan oleh adanya
aktivitas manusia. Namun, burung kowak dapat beradaptasi dengan
banyaknya aktivitas di sekitarnya.

Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya mengenai struktur dan pola
kehidupan burung kowak dalam kampus IPB Darmaga dan pengelolaan danau
LSI sebagai habitat diharapkan bersifat efektif dan efisien agar tidak berdampak
pada keberlangsungan hidup burung kowak malam kelabu maupun lingkungan di
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 1980. Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa. Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Auliansyah. 2013. Sebaran dan Biodiversitas Fauna Atas pada Ekosistem
Mangrove Alami dan Silvofishery di Pantai Boe Desa Mappakalompo
Kabupaten Takalar. [Skripsi]. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Bicons. 2014. Kowak Malam Kelabu. Bolster Up Bird Conservation. Bandung.
Coates BJ, Bishop KD. 2000. Burung-burung di Kawasan Wallacea. BirdLife
IP & Dove Publication. Bogor.
Dickinson EC, King B, Woodcock M. 1975. A Field Guide to The Birds of South
East Asia. Collins. London.
Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

15

Hadi NK. 2010. Birdwatching and Bird Conservation in Indonesia. Artikel
Nusantara. (http://burung-nusantara.org/article/Indonesia-mengamatikowak-malam-kelabu-di-ipb-dramaga). [23 Februari 2015].
Ivory
A.
2002.
Animal
Diversity.
Edukasi
Ummz.
(http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Nycticorax_nycticorax)
[23 Februari 2015].
Mackinnon J. 1993. Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Mackinnon J, Phillipps K, Van Balen B. 2000. Burung-burung di Sumatera,
Jawa, Bali, dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor.
Pettingill OS. 1967. Ornithology in Laboratory and Field. Fourth Edition.
Burgess Publishing Company. Minneapolis.
Pradana FE, Indah Trisnawati, Aunurohim. 2012. Pemanfaatan Strata Vertikal
Vegetasi Mangrove oleh Burung di Wonorejo, Surabaya. Jurusan Biologi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya.
Prinando M, Prayitno A, Hastiti RD, Wijaya GH. 2009. Studi Pemanfaatan
Beberapa Jenis Pohon oleh Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
sebagai Tempat Bertengger untuk Penentuan Lokasi Wisata Birdwatching
di Kampus IPB Dramaga. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Purba RD, Erianto, Sarma Siahaan. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung
Diurnal pada Kawasan Hutan Lindung Mangrove Teluk Besar Parit
Kelabu Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Fakultas Kehutanan.
Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Quammen D. 1996. Island Biogeography in an Age Extinctions. Scribner. New
York.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wiharyanto A. 1996. Pemanfaatan Tumbuhan oleh Burung Liar di Kebun
Binatang Ragunan Jakarta. [Skripsi]. Fakultas Biologi. Universitas
Nasional. Jakarta.
Yusuf M, Gusnia AN, Saadudin MA. 2009. Pencanangan IPB sebagai
Kampus Konservasi dalam Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati di
Luar Kawasan Perlindungan. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

16

Lampiran 1 Data statistik populasi burung kowak yang datang (pagi)
T1 (Dewasa &
Anakan)
176
166
174
167
183
126
134
143
145
125
159
152
147
137
149
131
141
137
128
127
118
114
147
117
124
134
135
134
144
138
130
130
133
141
127
144
155
146
139
154
135
124
155

T2 (Dewasa &
Anakan)
239
235
242
235
230
244
223
229
250
247
257
243
237
247
241
250
263
258
235
225
205
202
201
197
202
212
210
210
209
215
231
236
235
238
247
327
232
243
224
223
240
232
219

Rata-rata

Xi

X - Xi

( X - Xi) 2

207.5
200.5
208
201
206.5
185
178.5
186
197.5
186
208
197.5
192
192
195
190.5
202
197.5
181.5
176
161.5
158
174
157
163
173
172.5
172
176.5
176.5
180.5
183
184
189.5
187
235.5
193.5
194.5
181.5
188.5
187.5
178
187

207.5
200.5
208
201
206.5
185
178.5
186
197.5
186
208
197.5
192
192
195
190.5
202
197.5
181.5
176
161.5
158
174
157
163
173
172.5
172
176.5
176.5
180.5
183
184
189.5
187
235.5
193.5
194.5
181.5
188.5
187.5
178
187

22.5
15,5
23
16
21.5
0
-6.5
1
12.5
1
23
12.5
7
7
10
5.5
17
12.5
-3.5
-9
-23.5
-27
-11
-28
-22
-12
-12.5
-13
-8.5
-8.5
-4.5
-2
-1
4.5
2
50.5
8.5
9.5
-3.5
3.5
2.5
-7
2

506.25
240.25
529
256
462.25
0
42.25
1
156.25
1
529
156.25
49
49
100
30.25
289
156.25
12.25
81
552.25
729
121
784
484
144
156.25
169
72.25
72.25
20.25
4
1
20.25
4
2550.25
72.25
90.25
12.25
12.25
6.25
49
4

17

Lampiran 1 Data statistik populasi burung kowak yang datang (pagi) (lanjutan)
T1 (Dewasa &
Anakan)
135
126
116
134
141
128
137
138
132
150
126
130
131
130
147
138
126
138.83

T2 (Dewasa &
Anakan)
210
220
227
220
217
236
235
227
216
328
204
238
231
217
215
221
221
231.72

Rata-rata

Xi

X - Xi

( X - Xi) 2

172.5
173
171.5
177
179
182
186
182.5
174
239
165
184
181
173.5
181
179.5
173.5

172.5
173
171.5
177
179
182
186
182.5
174
239
165
184
181
173.5
181
179.5
173.5
185

-12.5
-12
-13.5
-8
-6
-3
1
-2.5
-11
54
-20
-1
-4
-11.5
-4
-5.5
-11.5

156.25
144
182.25
64
36
9
1
6.25
121
2916
400
1
16
132.25
16
30.25
132.25
14139.75

Simpangan Baku

�� = �

�� = �

∑(��−�)2


(14139.75)
60

�� = √235.66

�� = 15.35 Varian (v) = Sx2 = 235.66
Standar Error (SE)
��2
�−1
235.66
�� =
60 − 1
235.66
�� =
59
�� =

SE = 3.99

18

Lampiran 2 Data statistik populasi burung kowak yang pergi (sore)
T1 (Dewasa &
Anakan)
163
156
159
163
184
138
154
176
159
180
198
192
186
192
192
169
154
169
183
161
159
156
177
154
156
169
170
177
180
138
161
158
163
150
170
173
191
179
180
176
152
170
171

T2 (Dewasa &
Anakan)
201
203
206
211
212
231
235
257
242
238
285
257
252
241
266
265
252
288
272
235
255
249
233
239
244
242
267
242
238
253
260
270
249
262
241
247
257
270
242
242
248
260
265

Rata-rata

Xi

X - Xi

182
179.5
182.5
187
198
184.5
194.5
216.5
200.5
209
241.5
224.5
219
216.5
229
217
203
228.5
227.5
198
207
202.5
205
196.5
200
205.5
218.5
209.5
209
195.5
210.5
214
206
206
205.5
210
224
224.5
211
209
200
215
218

182
179.5
182.5
187
198
184.5
194.5
216.5
200.5
209
241.5
224.5
219
216.5
229
217
203
228.5
227.5
198
207
202.5
205
196.5
200
205.5
218.5
209.5
209
195.5
210.5
214
206
206
205.5
210
224
224.5
211
209
200
215
218

-27
-29.5
-26.5
-22
-11
-24.5
-14.5
7.5
-8.5
0
32.5
15.5
10
7.5
20
8
-6
19.5
18.5
-11
-2
-6.5
-4
-12.5
-9
-3.5
9.5
0.5
0
-13.5
1,5
5
-3
-3
-3.5
1
15
15.5
2
0
-9
6
9

( X - Xi)
2

729
870.25
702.25
484
121
600.25
210.25
56.25
72.25
0
1056.25
240.25
100
56.25
400
64
36
380.25
342.25
121
4
42.25
16
156.25
81
12.25
90.25
0.25
0
182.25
2.25
25
9
9
12.25
1
225
240.25
4
0
81
36
81

19

Lampiran 2 Data statistik populasi burung kowak yang pergi (sore) (lanjutan)
T1 (Dewasa &
Anakan)
173
172
189
174
133
156
174
152
167
174
179
179
172
185
165
173
164
168.98

T2 (Dewasa &
Anakan)
260
249
241
253
227
263
261
248
267
246
249
261
257
267
259
262
267
249.35

Rata-rata

Xi

X - Xi

216.5
210.5
215
213.5
180
209.5
217.5
200
217
210
214
220
214.5
226
212
217.5
215.5

216.5
210.5
215
213.5
180
209.5
217.5
200
217
210
214
220
214.5
226
212
217.5
215.5
209

7.5
1.5
6
4.5
-29
0.5
8.5
-9
8
1
5
11
5.5
17
3
8.5
6.5

Simpangan Baku

�� = �

�� = �

∑(��−�)2

(9715)
60

�� = √161.92

�� = 12.72 Varian (v) = Sx2 = 161.92
Standar Error (SE)
��2
�−1
161.92
�� =
60 − 1
161.92
�� =
59
�� =

SE = 2.74

( X - Xi)
2

56.25
2.25
36
20.25
841
0.25
72.25
81
64
1
25
121
30.25
289
9
72.25
42.25
9715

20

Lampiran 3 Hasil uji t
Derajat Bebas
dB (derajat bebas) = n – 1
perlakuan = 2 (pagi, sore)
medium = 2 (T1, T2)
maka, dB = (2 x 2) – 1
=3

t (0,5) tabel = 5.84
Uji t (uji beda)  t hitung
�=
�=

(

(

��12
�1

��
+

��22
�2

209 − 185

235.662
60

�=

+

)

161.922

24
6.62

60

)

t hitung = 3.63
Ketentuan:
t hitung < t tabel = beda nyata

t hitung ≥ t tabel = tidak beda nyata
Kesimpulan:

t hitung = 3.63 < t tabel = 5.84
“ beda nyata “

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dili pada tanggal 26 April 1991 dari ayah
Drs. Sustoni Silaban dan ibu Derita Situmorang, S.Pd, M.Si. Penulis adalah putri
pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh
penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Yayasan Perguruan Kristen Andreas Deli
Serdang pada tahun 1997 − 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Medan pada tahun 2003 − 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6
Medan pada tahun 2006 − 2009. Penulis diterima di Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
pada tahun 2009 melalui jalur Undangan. Penulis aktif dalam kegiatan organisasi
kerohanian kampus, yaitu anggota dari Persekutuan Mahasiswa Kristen Institut
Pertanian Bogor. Selama menempuh pendidikan di IPB sebagai anggota
Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
(HIMAKOVA) dan anggota Kelompok Pemerhati Mamalia (KPM TARSIUS)
periode 2010 – 2012.
Kegiatan-kegiatan yang pernah penulis ikuti antara lain Praktik
Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Kawasan Hutan Mangrove Sancang
Timur dan Cagar Alam Papandayan (2011), Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di
Hutan Pendidikan Gunung Walat, Taman Nasional Gunung Salak dan KPH
Cianjur, dan Praktik Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian di Kampus IPB Darmaga dengan
judul “Keberadaan Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax
Linnaeus, 1758) di Kampus IPB Darmaga” di bawah bimbingan Dr Ir Jarwadi
Budi Hernowo, MSc.