Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan Olahraga terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia Dewasa

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA
TINDAKAN OLAHRAGA TERHADAP TINDAKAN
KONSUMSI PANGAN PELAKU FITNESS USIA DEWASA

FERNANDO TANDAYU

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI, SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan Olahraga terhadap Tindakan
Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia Dewasa adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Fernando Tandayu
NIM I24090041

ABSTRAK
FERNANDO TANDAYU. Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan
Olahraga terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia Dewasa.
Dibimbing oleh MOHAMMAD DJEMDJEM DJAMALUDIN.
Olahraga fitness merupakan olahraga yang diduga berkaitan erat
dengan konsumsi pangan pelakunya dalam rangka mewujudkan tujuan
berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari
karakteristik individu, motivasi, pengetahuan serta tindakan olahraga
terhadap tindakan konsumsi pangan responden pelaku fitness khususnya
konsumsi karbohidrat dan protein. Populasi dalam penelitian ini adalah
individu yang berolahraga di Fit For Two Fitness Center dengan contoh
individu yang berusia minimal 17 tahun, telah berolahraga fitness minimal 2

bulan dan tidak menderita penyakit diabetes, asam urat, ginjal dan alergi
protein yang diambil menggunakan metode pengambilan contoh penilaian
sebanyak 110 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi,
pengetahuan maupun tindakan olahraga tidak berpengaruh nyata terhadap
konsumsi karbohidrat dan protein pada responden yang diteliti.
Kata Kunci: Fitness, Konsumsi Pangan, Motivasi, Pengetahuan, Olahraga
ABSTRACT
FERNANDO TANDAYU. The Effect of Motivation, Knowledge and
Exercise Practice toward Adult Regular Exerciser’s Dietary Practices.
Supervised by MOHAMMAD DJEMDJEM DJAMALUDIN.
Regular exercisers generally adopt different dietary practices from
inactive people to chase their goal. This research was aimed to analyze the
effect of individual characteristics, motivation, knowledge and exercise
practice toward participant’s dietary practices, focusing in carbohydrate and
protein consumption. Population in this research were anyone who
exercising at Fit for Two Fitness Center with sample involved were persons
whom aged 17 years old minimal, did exercise for 2 months long and did
not perform any disease such as diabetics, high uric acid, kidney or kidney
stone and protein alergy. Result showed that motivation, knowledge and
exercise practice did not perform any strong effect toward carbohydrate and

protein consumption among participant’s dietary consumption.
Key word: Exercise, Fitness, Food Consumption, Knowledge, Motivation

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA
TINDAKAN OLAHRAGA TERHADAP TINDAKAN
KONSUMSI PANGAN PELAKU FITNESS USIA DEWASA

FERNANDO TANDAYU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan Olahraga
terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia
Dewasa
Nama
: Fernando Tandayu
NIM
: I24090041

Disetujui oleh

Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas kasih
karunia dan penyertaan–Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Desember
2013 adalah perilaku konsumen dengan judul Pengaruh Motivasi,
Pengetahuan serta Tindakan Olahraga terhadap Tindakan Konsumsi Pangan
Pelaku Fitness Usia Dewasa.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan pada:
1. Ibunda Juita Kumala serta Ayahanda Charles Tandayu yang tiada
hentinya terus menyemangati penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah
ini.
2. Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing serta mengarahkan penulis selama proses
penyusunan karya ilmiah ini.
3. Ir. Melly Latifah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama proses perkuliahan penulis di IPB.
4. Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pemandu seminar yang

telah membantu memperlancar jalannya seminar.
5. Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si serta Dr. Ir. Herien Puspitawati,
M.Sc, M.Sc selaku dosen penguji sidang skripsi yang telah memberikan
saran bermanfaat untuk penyempuranaan karya ilmiah ini.
6. Bapak Arif Yanto Wijaya serta Bapak Nahrudin yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di Fit For Two Fitness Center Bogor.
7. Reza Pratama yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian karya
ilmiah ini melalui ilmu dan nasehat seputar penyusunan skripsi.
8. Bagus Pramudito serta Diego Armando yang membantu penulis selama
proses penelitian berlangsung.
9. Teman-teman seperjuangan Febrika Setiyawan, Ismail Fajri, Tri
Rachmawati, Vivi Priliyanti, Riki Fauzi Somantri yang saling berbagi
suka duka dan saling menguatkan selama proses penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Walaupun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.

Bogor, Juni 2014

Fernando Tandayu


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

KERANGKA PEMIKIRAN

4

METODE PENELITIAN


6

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Teknik Pengambilan Contoh

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6

Pengolahan dan Analisis Data

10

Definisi Operasional


11

HASIL DAN PEMBAHASAN

13

Karakteristik responden

13

Motivasi

13

Pengetahuan

17

Tindakan olahraga


17

Konsumsi Pangan

19

Hubungan antar variabel

21

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karbohidrat indeks glikemik
tinggi

26

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi protein

27

Pembahasan

28

SIMPULAN DAN SARAN

31

Simpulan

31

Saran

31

DAFTAR PUSTAKA

31

LAMPIRAN

34

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jenis variabel yang dikumpulkan
Reliabilitas dan validitas instrumen penelitian
Sebaran karakteristik responden
Sebaran nilai motivasi dan uji beda rata-rata motivasi
olahraga responden
Sebaran nilai motivasi dan uji beda rata-rata motivasi
makan responden
Sebaran nilai pengetahuan responden
Sebaran tindakan olahraga responden
Nilai rata-rata, standar deviasi, nilai ekstrem serta uji beda
konsumsi pangan responden per hari dalam gram
Rata-rata serta nilai uji beda konsumsi karbohidrat dan
protein responden
Koefisien korelasi karakteristik dengan konsumsi pangan
Koefisien korelasi motivasi olahraga dengan konsumsi
pangan
Koefisien korelasi motivasi makan dengan konsumsi
pangan
Koefisien korelasi pengetahuan dan tindakan olahraga
dengan konsumsi pangan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi
karbohidrat indeks glikemik tinggi
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi protein

8
9
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
27
28

DAFTAR GAMBAR
16 Kerangka

pemikiran tentang pengaruh motivasi,
pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan
konsumsi pangan pelaku fitness usia dewasa
17 Kerangka pengambilan contoh

5
7

DAFTAR LAMPIRAN
18 Kuesioner penelitian

34

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Sumarwan (2011a), gaya hidup mencerminkan perilaku
seseorang dalam menggunakan uang, memanfaatkan waktu dan bagaimana
cara ia hidup. Suhardjo (1988) menyatakan bahwa keluarga atau rumah
tangga tidak memiliki identitas dan nilai–nilai yang sama, sehingga akan
mempunyai gaya hidup dan keunikan tersendiri. Namun, cara hidup yang
berhubungan dengan kebiasaan makan dan perilaku kesehatan masih
terdapat kesamaan.” Ini berarti bahwa dapat diperoleh gambaran tentang
gaya hidup masyarakat yang berhubungan dengan kebiasaan makan dan
perilaku kesehatan.
Olahraga fitness, merupakan olahraga yang diduga memiliki
keterkaitan dengan gaya hidup seseorang. Hal ini terlihat dari fenomena
para pelakunya yang mengkonsumsi berbagai jenis alternatif sumber
karbohidrat selain nasi putih, seperti nasi merah, oatmeal, serealia, ubi madu,
roti gandum, ubi manis. Hal ini diduga terkait dengan sifat karbohidrat
tersebut yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dari nasi putih.
Karbohidrat tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku fitness untuk mencapai
tujuan tubuh yang lebih sehat dan langsing.
Menurut Rimbawan dan Siagian (2004), pangan yang memiliki indeks
glikemik rendah memberikan dua keunggulan khusus bagi orang yang ingin
mengurangi berat tubuh yakni memberikan rasa kenyang dalam waktu yang
cukup lama serta membantu membakar lebih banyak lemak tubuh namun
massa otot yang berkurang lebih sedikit. Cara ini juga lebih mudah karena
tidak perlu menahan rasa lapar dan yang dilepaskan benar–benar lemak
tubuh.
Hasil penelitian Julianti (2002) dalam Sumarwan (2011a)
menunjukkan bahwa 55 persen wanita menempatkan motivasi menurunkan
berat badan sebagai prioritas utama dalam mengikuti olahraga di pusat
kebugaran. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh pelaku fitness
berjenis kelamin wanita ingin menurunkan berat badan mereka, dan
konsumsi pangan sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik
rendah merupakan bagian dari cara yang tepat untuk mewujudkannya dari
sudut pandang ilmu gizi. Berangkat dari hal tersebut, muncullah suatu
pertanyaan apakah pelaku fitness wanita akan mengurangi konsumsi nasi
putih sebagai pangan pokok dan lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat
dengan indeks glikemik lebih rendah untuk mewujudkan tujuan mereka.
Selain karbohidrat sebagai sumber energi, terlihat pula pola konsumsi
protein yang tinggi pada pelakunya dalam rangka melakukan hipertrofi atau
peningkatan massa otot. Hal ini terlihat pada kelompok berjenis kelamin
laki–laki. Penelitian kebiasaan makan yang dilakukan oleh Vega dan
Jackson (1996) terhadap binaragawan (BB) dan olahragawan nonbinaragawan (non-BB) di sebuah fitness center di Maryland, USA
menunjukkan bahwa pada kelompok binaragawan, konsumsi padi-padian,
buah dan sayuran berwarna tidak memenuhi panduan piramida makanan,
sementara konsumsi daging lebih dari 2 kali lipat konsumsi yang disarankan

2

piramida makanan sebesar 3 porsi per hari baik laki-laki maupun perempuan
aktif.
Konsumsi daging grup BB mencapai 8.6 ± 4.0 porsi pada laki-laki
dan 6.6 ± 5.1 porsi pada perempuan. Sementara pada kelompok non-BB,
konsumsi makanan mereka tidak memenuhi panduan piramida makanan
untuk seluruh grup, kecuali produk susu dan daging pada kelompok pria.
Namun, distribusi konsumsi diantara grup makanan lebih baik dibandingkan
dengan kelompok BB. Pelaku fitness non BB laki-laki mengkonsumsi
daging sebanyak rata-rata 3.5 ± 3.4 porsi per hari sementara pelaku fitness
non BB perempuan mengkonsumsi 1.7 ± 1.3 porsi per hari.
Penelitian Oliver, Leon dan Hernandez (2010) di Sevilla terhadap 415
individu yang secara rutin berolahraga di pusat kebugaran menunjukkan
bahwa sebesar 42.7 persen responden laki-laki menggunakan suplemen
protein sementara hanya sekitar 3.2 persen perempuan yang menggunakan
suplemen tersebut. Analisis regresi logistik yang dilakukan dalam penelitian
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan suplemen protein lebih umum di
kalangan pelaku fitness pria (P=0.0001; OR= 151.845).
Menurut Almatsier (2001), asupan protein yang berlebihan dapat
menyebabkan obesitas karena pangan sumber protein biasanya juga tinggi
lemak. Selain itu, kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang
harus mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein juga dapat
menimbulkan dehidrasi, asidosis, diare, peningkatan amoniak darah,
peningkatan pada ureum darah dan demam.
Perilaku-perilaku yang telah dipaparkan pada paragraf di atas menjadi
suatu indikasi bahwa pelaku olahraga fitness termasuk kelompok yang
rentan sehingga peneliti tertarik untuk meneliti perilaku konsumsi pangan
pada pelaku olahraga fitness.
Perumusan Masalah
Fitness merupakan olahraga untuk meningkatkan kebugaran. Banyak
orang yang datang ke fitness center dengan berbagai macam tujuan. Ada
yang ingin menurunkan berat badan, menaikkan berat badan, membentuk
massa otot, menjaga kesehatan atau sekedar mencari kenalan. Hal ini turut
menentukan pola olahraga dan pola makan yang akan mereka gunakan
untuk mencapai hasil sesuai dengan motivasi setiap anggotanya. Seorang
wanita yang ingin mendapatkan badan yang langsing akan memiliki pola
makan yang berbeda dengan pria yang ingin membentuk massa otot maupun
dengan anggota yang ingin sekedar mencari keringat atau menjaga
kesehatannya. Untuk mewujudkan suatu keberhasilan, diperlukan suatu
informasi dan strategi seputar olahraga, kesehatan dan pola makan. Oleh
karena itu, pertukaran informasi seputar kesehatan antar anggota fitness
center umum terjadi seperti teknik latihan, jenis–jenis latihan, frekuensi
latihan serta informasi tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Informasi tersebut didapatkan dari
instruktur, rekan berlatih yang dianggap lebih senior atau dari majalahmajalah populer. Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2012) , masih banyak pusat
kebugaran/fitness center yang tidak memiliki instruktur yang berkualifikasi

3

pendidikan olahraga atau kesehatan sehingga peserta berolahraga
menggunakan alat–alat tanpa pengetahuan yang tepat. Hal ini dapat memicu
timbulnya
peredaran
informasi
yang
belum
tentu
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Sebagai contoh
informasi untuk mengkonsumsi protein sebanyak 2 gr/kg dalam rangka
meningkatkan massa otot. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Vega dan
Jackson (1996) bahwa kelompok binaragawan (BB) menekankan konsumsi
daging sementara konsumsi grup pangan lainnya menjadi tidak seimbang.
Menurut Vega dan Jackson (1996), pelaku olahraga khususnya
binaragawan gagal dalam menerapkan prinsip gizi dasar untuk mendapatkan
diet yang seimbang. Perhatian terhadap berat badan dan tujuan tertentu
seperti memaksimalkan massa otot sekaligus meminimalisasi kadar lemak
tubuh menjadi faktor utama dalam pemilihan makanan mereka. Oleh karena
itu, tindakan konsumsi para pelaku fitness ini merupakan suatu fenomena
yang menarik untuk diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan–
permasahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1 Adakah perbedaan pada konsumsi pangan antara responden laki-laki dan
perempuan pelaku fitness?
2 Bagaimana karakteristik individu responden dan pengaruhnya
terhadap tindakan konsumsi pangan responden?
3 Apa motivasi olahraga dan pemilihan makanan responden serta
pengaruhnya terhadap tindakan konsumsi pangan responden?
4 Bagaimana pengetahuan olahraga dan gizi responden dan
pengaruhnya terhadap tindakan konsumsi pangan responden?
5 Bagaimana tindakan olahraga responden dan pengaruhnya terhadap
tindakan konsumsi pangan responden?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan konsumsi
pangan antara responden laki-laki dan perempuan serta pengaruh motivasi
dan pengetahuan serta tindakan olahraga terhadap tindakan konsumsi
pangan pada pelaku fitness usia dewasa
Tujuan Khusus
1 Menganalisis perbedaan konsumsi pangan antara responden laki-laki dan
perempuan
2 Menganalisis karakteristik individu responden dan pengaruhnya terhadap
tindakan konsumsi pangan responden
3 Menganalisis motivasi olahraga dan pemilihan pangan responden serta
pengaruhnya terhadap tindakan konsumsi pangan responden
4 Menganalisis pengetahuan gizi responden serta pengaruhnya terhadap
tindakan konsumsi pangan responden

4

5 Menganalisis tindakan olahraga responden serta pengaruhnya terhadap
tindakan konsumsi pangan responden
Manfaat Penelitian
1 Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu prasyarat dalam
mendapatkan gelar sarjana sains Ilmu Keluarga dan Konsumen sekaligus
memberikan manfaat sebagai sumber informasi bagi keprofesian penulis.
2 Bagi pengembangan keilmuan keluarga dan konsumen, penelitian ini
memberikan gambaran tentang tindakan konsumsi pangan pelaku fitness
usia dewasa sehingga dapat menjadi dasar acuan
perlindungan
konsumen yang terlibat dalam aktivitas fisik, khususnya olahraga fitness.
3 Bagi pelaku fitness, penelitian ini memberikan gambaran tentang
tindakan konsumsi contoh yang berolahraga fitness beserta analisis
manfaat dan dampaknya sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan
dalam memutuskan tindakan konsumsi yang akan dilaksanakan untuk
mendapatkan kesehatan yang optimal.
4 Bagi pemilik fitness center, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
gambaran tindakan olahraga dan tindakan konsumsi anggotanya.

KERANGKA PEMIKIRAN
Perilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas yang terjadi
pada diri seseorang yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
pengalaman, fasilitas dan sosiobudaya serta faktor internal seperti persepsi,
pengetahuan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap. Benyamin
Bloom mengklasifikasikan perilaku ke dalam 3 ranah yakni pengetahuan,
sikap dan tindakan. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya sementara sikap merupakan
suatu kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Tindakan
merupakan gejala akhir yang tercermin dalam perilaku yang dapat diamati
dengan indera.
Perilaku merupakan hasil akhir jalinan berbagai gejala kejiwaaan.
Gejala kejiwaan tersebut adalah pengenalan (kognisi), perasaan (emosi) dan
kehendak (konasi). Aspek kehendak merupakan suatu tenaga atau kekuatan
yang mendorong seseorang untuk bertindak, sebagai respons terhadap
stimulus. Motivasi, sebagai bagian dari aspek kehendak, memegang peranan
penting dalam hal tindakan makan karena makan merupakan kebutuhan
manusia dan adanya kebutuhan tersebut memicu dorongan/motivasi dengan
tujuan memenuhi kebutuhan. Apabila seseorang pergi ke suatu pusat
kebugaran untuk melakukan aktivitas olahraga secara berulang tentu
memiliki tujuan yang akan diraihnya, sehingga motivasi menjadi salah satu
aspek penting untuk diketahui.
Pengetahuan memiliki hubungan yang sangat erat dengan perilaku
makan sehat dan prediktor kuat bagi bagi konsumsi beberapa bahan pangan

5

seperti padi-padian, produk susu, daging, kacang serta air sementara
konsumsi daging yang begitu tinggi pada kalangan binaragawan memiliki
keterkaitan dengan tujuan memaksimalkan massa otot dan meminimalisasi
kadar lemak. Hubungan masing-masing variabel dapat diamati pada gambar
1.

Karakteristik
Responden
- Jenis Kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Pendapatan
- Indeks Massa Tubuh

Pengetahuan Gizi dan
Kesehatan
Tindakan
olahraga

Tindakan
konsumsi

Motivasi pemilihan
makanan

Motivasi olahraga

Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang pengaruh motivasi, pengetahuan dan
tindakan olahraga terhadap tindakan konsumsi pangan pelaku
fitness usia dewasa

6

METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan menggunakan desain cross sectional study,
yakni studi yang dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan.
Penelitian dilakukan di daerah Bogor dengan pertimbangan efisiensi.
Penelitian dilakukan secara purposive di Fit for Two Fitness Center di Bukit
Cimanggu City Bogor dengan pertimbangan populasi memenuhi kriteria
untuk dilakukan penelitian. Waktu penelitian dilakukan selama bulan
Desember 2013.
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik pengambilan contoh menggunakan metode pengambilan
contoh penilaian (judgemental sampling). Menurut Sumarwan et al. (2011b),
metode pengambilan contoh penilaian merupakan metode yang
mengharuskan responden memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Dalam
penelitian ini kriteria tertentu yang harus dimiliki responden adalah minimal
telah berolahraga fitness selama 2 bulan sehingga tidak semua anggota
fitness center dapat dilibatkan.
Populasi penelitian ini adalah semua peserta fitness di Fit for Two
Fitness Center Bukit Cimanggu City yang terdaftar sebagai anggota. Contoh
penelitian adalah laki–laki maupun perempuan yang berusia minimal 17
tahun, telah melakukan olahraga fitness minimal selama 2 bulan dan tidak
menderita penyakit yang mengharuskan pembatasan terhadap konsumsi
suatu makanan. Pertimbangan pemilihan contoh berdasarkan usia adalah
karena pada usia ini di Indonesia seseorang telah dianggap cukup dewasa
untuk menentukan apa yang ingin dimakannya. Waktu minimal keterlibatan
selama 2 bulan dalam olahraga fitness dijadikan salah satu syarat contoh
diikutsertakan dalam penelitian karena aspek ini berkaitan dengan variabel
yang akan diteliti yakni motivasi dan tindakan olahraga. Contoh dengan
penyakit yang mengharuskan pembatasan terhadap makanan tidak
diikutsertakan karena variabel penyakit tidak diteliti. Jumlah contoh
penelitian sebanyak 110 orang, namun hanya 77 orang yang diikutsertakan
dalam analisis karena terkait kelengkapan data. Kerangka pengambilan
contoh dapat dilihat pada Gambar 2.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer
dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dikembangkan. Kuesioner yang
dikembangkan bertujuan untuk melihat karakteristik individu, motivasi
olahraga dan motivasi pemilihan makanan; pengetahuan rekomendasi
olahraga dan pengetahuan gizi serta tindakan olahraga dan tindakan
konsumsi contoh. Data karakteristik individu diadaptasi dari model perilaku
konsumsi pangan (Pelto 1980) sementara data motivasi olahraga

7

dikembangkan dari Reasons for Exercise Inventory (Silberstein et al. 1988
dalam Fielder 2008).
Pengunjung
fitness center

Non-anggota

Tidak memenuhi
syarat

Anggota

Memenuhi syarat
1. Berusia minimal 17 tahun
2. Telah menjalankan olahraga
fitness minimal selama 2 bulan
3. Tidak menderita penyakit
tertentu yang membatasi konsumsi
makanan
4. Bersedia ikut dalam penelitian

Kerangka
sampling

Ikut serta dalam
penelitian
Tidak ikut serta
dalam penelitian
Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh
Kuesioner tersebut membagi domain motivasi olahraga dalam 7
domain, namun dalam penelitian ini disederhanakan menjadi 3 domain
mengikuti Strelan, Mehaffey dan Tiggemann (2003) dalam Prichard dan
Tiggemann (2008). Data Tindakan olahraga diadaptasi dari Prichard dan
Tiggemann (2008) meliputi frekuensi dan durasi olahraga yang
digabungkan menjadi total waktu olahraga mengikuti Burgess, Grogan dan
Burwitz (2006) serta penambahan item pertanyaan lama menekuni olahraga.

8

data pengetahuan olahraga dikembangkan dari American Adult’s Knowledge
of Exercise Recommendations Morrow et al. (2004), data pengetahuan gizi
dikembangkan dari ilmu gizi dasar. Data motivasi pemilihan makanan
dikembangkan dari Food Choice Questionnaire (Steptoe, Pollard dan
Wardle 1995). Tindakan konsumsi diukur menggunakan Food Frequency
Questionnaire yang mengukur beberapa bahan pangan yang termasuk dalam
golongan karbohidrat dan protein, terdiri atas 12 item untuk mengukur
karbohidrat dan 10 item untuk mengukur protein. Data dikumpulkan secara
tatap muka. Variabel yang dikumpulkan tersedia pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis variabel yang dikumpulkan
Variabel
Jenis Kelamin

Data
Nominal

Usia

Rasio

Agama

Nominal

Pendidikan

Rasio

Suku

Nominal

Pekerjaan

Nominal

Pendapatan

Rasio

Status Gizi

Ordinal

Motivasi Olahraga

Ordinal

Kategori
1 : Laki – laki
2 : Perempuan
1 : ≤ 20 tahun
2 : 21-40 tahun
3 : 41-60 tahun
1 : Islam
2 : Kristen Protestan
3 : Kristen Katolik
4 : Buddha
1 : ≤ 12 tahun
2 : 13-16 tahun
3 : >16 tahun
1 : Jawa
2 : Sunda
3 : Chinese
4 : Campuran
5 : Lainnya
1 : Mahasiswa
2 : Pegawai Swasta
3 : Wiraswasta
4 : IRT
5: Lainnya
1 : 0-5 000 000
2 : 5 000 001-10 000
000
3 : >10 000 000
1 : kurus (17.0-18.4)
2 : normal (18.5-24.9)
3 : bb berlebih
(25.0-26.9)
4 : gemuk (27.0-28.9)
5 : obesitas (≥ 29.0)
1 : Sangat rendah

9
Tabel 1 Jenis variabel yang dikumpulkan (lanjutan)
Variabel

Data

Motivasi pemilihan
makanan

Ordinal

Pengetahuan
kesehatan

Ordinal

Pengetahuan gizi

Ordinal

Lama menekuni
olahraga

Rasio

Frekuensi olahraga

Rasio

Durasi olahraga

Rasio

Total waktu olahraga

Rasio

Konsumsi karbohidrat
Konsumsi protein

Rasio
Rasio

Kategori
2 : Rendah
3 : Cukup tinggi
4 : Tinggi
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup tinggi
4 : Tinggi
1 : Kurang (< 60)
2 : Sedang (60-80)
3 : Baik (> 80)
1 : Kurang (< 60)
2 : Sedang (60-80)
3 : Baik (> 80)
1 : 2-12 bulan
2 : 13-24 bulan
3 : >24 bulan
1 : 1-2 kali per minggu
2 : 3-4 kali per minggu
3 : 5-7 kali per minggu
1 : 0-60 menit
2 : 61-120 menit
3 : >120 menit
1: 0-300 menit
2: 301-600 menit
3: > 600 menit
-

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diukur
reliabilitas dan validitasnya. Pengujian dilakukan di Muscledome Gym di
daerah Bintaro Tangerang Selatan. Jumlah responden dalam pengujian
instrumen adalah 31 orang. Reliabilitas dan validitas instrumen dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Reliabilitas dan validitas instrumen penelitian
Variabel
Motivasi olahraga
Motivasi makan
Pengetahuan kesehatan
Pengetahuan gizi

Cronbach alpha
0.782
0.759
0.716
0.666

Validitas
0.342-0.658
0.313-0.574
0.345-0.690
0.307-0.606

10

Pengolahan dan Analisis Data
Data akan dikodekan, dimasukkan, dinilai dan dibersihkan
menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan analyzing menggunakan
aplikasi statistik. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan
inferensia. Analisis deskriptif yang dilakukan meliputi frekuensi distribusi,
standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan tabulasi
silang. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis karakteristik
individu contoh meliputi jenis kelamin, umur, agama, lama pendidikan
formal, suku, pendapatan serta status gizi; motivasi olahraga; motivasi
makan; pengetahuan; tindakan olahraga serta tindakan konsumsi pangan
individu.
Analisis inferensia yang dilakukan meliputi uji hubungan, dan uji
beda dan regresi linier berganda. Uji hubungan digunakan untuk
menganalisis hubungan antara variabel karakteristik individu, motivasi,
pengetahuan serta tindakan olahraga dengan tindakan konsumsi pangan
contoh, sementara uji beda rata-rata digunakan untuk menganalisis
perbedaan antara contoh berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Uji beda
rata-rata yang digunakan adalah independent sample T-test, uji hubungan
yang digunakan adalah uji korelasi Pearson Product Moment (PPM) untuk
variabel umur, lama pendidikan formal, pendapatan, indeks massa tubuh,
motivasi, pengetahuan, lama berolahraga fitness, frekuensi olahraga, durasi
olahraga dengan tindakan konsumsi sementara uji korelasi Spearman Rank
digunakan untuk menguji hubungan antara jenis kelamin dengan tindakan
konsumsi. Uji pengaruh digunakan untuk melihat pengaruh jenis kelamin,
umur, lama pendidikan formal, pendapatan, indeks massa tubuh, motivasi,
pengetahuan serta total waktu berolahraga terhadap konsumsi karbohidrat
dan protein contoh.
Pengategorian status gizi mengikuti Kurniasih et al. (2010) sementara
pengategorian variabel motivasi menggunakan interval kelas (Slamet 1993
dalam Pratama 2013). Pengategorian pengetahuan menggunakan Khomsan
(2000) sementara pengategorian variabel lainnya berdasarkan frekuensi
sebaran terbanyak.
Contoh Variabel motivasi

Interval kelas yang dihasilkan:
1,00-1,75 = Sangat rendah
1,76-2,50 = Rendah
Variabel pengetahuan
Kurang= 80%

2,51-3,25 = Cukup tinggi
3,26-4,00 = Tinggi

11

Uji regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari
karakteristik individu, motivasi, pengetahuan serta tindakan olahraga
terhadap tindakan konsumsi karbohidrat dan protein contoh. Model
persamaan regresi (Faisal 2008) yang digunakan untuk penelitian ini adalah
Y=b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+c
dengan
b= N



dan c=

-b

Keterangan:
Y
= variabel terikat, yaitu tindakan konsumsi
b1-15 = konstanta regresi
c
= konstanta regresi
X1
= jenis kelamin
X2
= umur
X3
= lama pendidikan formal
X4
= pendapatan
X5
= indeks massa tubuh
X6
= motivasi
X7
= pengetahuan
X8
= total waktu olahraga (tindakan olahraga)
N
= jumlah populasi
Definisi Operasional
Dewasa: Kelompok yang berusia lebih atau sama dengan 17 tahun
Indeks glikemik: Tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula
darah
Karbohidrat: Sumber energi yang berasal dari tumbuh – tumbuhan berupa
serealia seperti padi, gandum, jagung maupun umbi – umbian
Karbohidrat berindeks glikemik rendah: Jenis karbohidrat dengan nilai
indeks glikemik dibawah 55
Karbohidrat berindeks glikemik sedang: Jenis karbohidrat dengan nilai
indeks glikemik antara 55 hingga 70
Karbohidrat berindeks glikemik tinggi: Jenis karbohidrat dengan nilai
indeks glikemik melebihi 70
Motivasi makan untuk kesehatan: alasan memilih makanan dengan
mempertimbangkan makanan yang bergizi, mengandung protein tinggi dan
yang membuat tubuh tetap sehat sebagai aspek utama
Motivasi makan untuk peningkatan mood: alasan memilih makanan
dengan mempertimbangkan makanan yang dapat menghibur dan membuat
rileks sebagai aspek utama
Motivasi makan untuk kenyamanan: alasan memilih makanan dengan
mempertimbangkan makanan yang mudah disiapkan, dapat dimasak dengan
mudah, dapat dibeli dengan mudah di toko yang dekat dengan tempat

12

tinggal atau tempat kerja serta tidak membutuhkan waktu lama dalam
penyiapannya sebagai aspek utama
Motivasi makan berdasarkan daya tarik indra: alasan memilih makanan
dengan mempertimbangkan makanan yang tampilannya baik, rasa serta
tekstur yang enak sebagai aspek utama
Motivasi makan berdasarkan kealamiahan kandungan: alasan memilih
makanan dengan mempertimbankan makanan yang tidak mengandung
bahan-bahan kimiawi/buatan sebagai aspek utama
Motivasi makan berdasarkan harga: alasan memilih makanan dengan
mempertimbangkan harga yang murah dan terjangkau sebagai aspek utama
Motivasi makan untuk kontrol berat badan: alasan memilih makanan
dengan mempertimbangkan makanan yang membantu mengontrol berat
berat badan sebagai aspek utama
Motivasi makan berdasarkan kebiasaan: alasan memilih makanan
dengan mempertimbangkan makanan yang tidak asing/familiar serta
makanan yang menyerupai makanan sewaktu kecil
Motivasi olahraga: Alasan mengapa seseorang datang ke Fitness Center
dan berolahraga secara rutin, dibedakan menjadi 3 alasan besar yakni
motivasi untuk penampilan, motivasi untuk kebugaran dan kesehatan serta
motivasi untuk kesenangan
Motivasi olahraga untuk penampilan: motivasi olahraga untuk
mengontrol berat badan, mendapatkan penampilan fisik dan mengencangkan
otot
Motivasi olahraga untuk kebugaran dan kesehatan: motivasi olahraga
untuk mendapatkan kesehatan dan kebugaran
Motivasi olahraga untuk kesenangan: motivasi olahraga untuk
mendapatkan kesenangan dan peningkatan mood
Motivasi pemilihan makanan: Alasan yang melatarbelakangi makanan
yang dikonsumsi seseorang, dibedakan menjadi 8 yakni motivasi untuk
kesehatan, motivasi berdasarkan kealamiahan kandungan, motivasi untuk
kontrol berat badan, motivasi berdasarkan harga, motivasi untuk mood,
motivasi untuk kenyamanan, motivasi berdasarkan daya tarik indra serta
motivasi berdasarkan kebiasaan
Olahraga Fitness: Olahraga yang dilakukan di fitness center atau pusat
kebugaran, meliputi angkat beban, olahraga aerobik alat maupun aerobik
kelas
Pangan: Semua bahan yang dapat dijadikan makanan bagi manusia
Pangan sumber karbohidrat: Pangan yang mengandung karbohidrat
sebagai komponen utamanya
Pangan sumber protein: Pangan yang mengandung protein sebagai
komponen utamanya
Pelaku fitness: Orang yang mengunjungi fitness center, terdaftar sebagai
member dan telah berlatih rutin minimal selama 2 bulan
Pengetahuan kesehatan: Pengetahuan tentang rekomendasi olahraga untuk
memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh
Pengetahuan gizi: Pengetahuan seseorang tentang kandungan gizi dalam
makanan

13

Protein: Bagian terbesar tubuh manusia setelah air dan mengandung unsur
nitrogen
Tindakan konsumsi: Perilaku menghabiskan pangan meliputi jenis yang
dikonsumsi serta jumlah rata-rata konsumsi
Tindakan olahraga: Lama terdaftar sebagai member di Fitness Center,
frekuensi olahraga per minggu serta durasi olahraga dalam satu sesi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin, usia, agama, lama pendidikan formal, suku, pekerjaan, pendapatan
serta status gizi.
Mayoritas responden yang berpartisipasi berada pada kategori dewasa
awal (21-40 tahun), beragama Islam dan telah menempuh pendidikan di
universitas. Mayoritas responden laki-laki berasal dari suku Jawa sementara
mayoritas responden perempuan berasal dari suku Jawa atau Sunda. Ada
sekitar 14.9 persen responden laki-laki dan 6.7 persen responden perempuan
yang berasal dari suku campuran. Mayoritas responden memiliki
pendapatan pada rentang 0 hingga 5 juta rupiah baik laki-laki maupun
perempuan. Ini dapat dikaitkan dengan pekerjaan mayoritas responden lakilaki yang bekerja sebagai mahasiswa dan responden perempuan sebagai ibu
rumah tangga.
Sekitar dua dari lima (42.6%) responden laki-laki mengalami
kelebihan berat badan sementara hanya sekitar satu dari sepuluh orang
responden perempuan yang memiliki indeks massa tubuh pada kategori
tersebut. Terdapat perbedaan yang nyata antara usia, lama pendidikan,
pendapatan dan indeks massa tubuh responden laki-laki dengan perempuan.
Responden perempuan yang berpartisipasi dalam penelitian ini
memiliki rata-rata usia yang lebih lama dari responden pria (37.20 tahun
dengan 31.45 tahun). Rata-rata responden perempuan juga menempuh
pendidikan sedikit lebih lama dari responden laki-laki (14.57 tahun dengan
14.47 tahun) namun rata-rata pendapatan responden laki-laki menunjukkan
nilai yang jauh lebih tinggi dari pendapatan perempuan (12 juta berbanding
4.7 juta) yang disebabkan oleh mayoritas responden perempuan adalah ibu
rumah tangga yang tidak memiliki pendapatan dalam konteks individu. Data
mengenai karakteristik tersedia pada Tabel 3.
Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti
dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.
Menurut Terry (1986) dalam Notoatmodjo (2010), motivasi merupakan
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku.

14

Motivasi yang diukur dalam penelitian ini meliputi motivasi olahraga dan
motivasi makan.
Tabel 3 Sebaran karakteristik responden
Karakteristik yang diteliti

Laki-Laki
n

%

Perempuan
n

%

Usia (tahun)
≤ 20
21-40
41-60

9
25
13

19.1
53.2
27.7

1
17
12

3.3
56.7
40.0

Agama
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Buddha

32
5
9
1

68.1
10.6
19.1
2.1

19
6
5
0

63.3
20.0
16.7
0.0

Lama pendidikan (tahun)
≤1
13-16
> 16

16
27
4

34.0
57.4
8.5

9
20
1

30.0
66.7
3.3

11
10
9
7

23.4
21.3
19.1
14.9

9
9
2
2

30.0
30.0
6.7
6.7

10

21.3

8

26.6

Suku
Jawa
Sunda
Chinese
Campuran
Lainnya

p

Pekerjaan
Mahasiswa
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu rumah tangga
Lainnya

14
12
11
0

29.8
25.5
23.4
0.0

1
7
3
14

3.3
23.3
10.0
46.7

10

21.3

5

16.7

Pendapatan
0-5.000.000
5.000.001-10.000.000
> 10.000.000

31
6
10

66.0
12.8
21.3

23
3
4

76.7
10.0
13.3

Indeks massa tubuh
17.0-18.4 (kurus)
18.5-24.9 (normal)
25.0-26.9 (bb berlebih)
27.0-28.9 (gemuk)
≥ 9.0 obesitas

0
27
8
6
6

0.0
57.4
17.0
12.8
12.8

1
25
3
0
1

3.3
83.3
10.0
0.0
3.3

0.02*

-

0.048*

-

-

0.048*

0.00**

* signifikan pada p