Perencanaan bangunan air dan analisa pengerukan sungai untuk pengendalian banjir studi kasus sungai mookervart

PERENCANAAN BANGUNAN AIR DAN ANALLSA
PENGERUKAN SUNGAI UNTUK PENGENDALIAN BANJIR
(Studi Kasus Sungai Mookervart)

AHMAD MASYHURI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRAK
AHMAD MASYHURI, Perencanaan Bangunan Air dan Analisa
Pengerukan Sungai untuk Pengendaiian Banjir (Studi Kasus Sungai Mookenart),
di bawah bimbingan Soedodo Hardjoamidjojo dan Naik Sinukaban.
Perubahan DAS Mookenart mcn,jadi daerah perkotaan menyebabkan
terjadinya sedimentasi dan pembuangan sampah ke sungai, sehingga penampang
sungai menjadi lebih kecil dan kapasitas aliran maksimal yang dapat dialirkan
hanya 34 m3/dt; karena volume daya tampung Sungai Mookenart hanya sebesar
683 134.46 m3 maka sering tejadi banjir.
Tujuan Penelitian ini adalah mempelajari karakteristik hidrologi DAS,
merencanakan bangunan air dan pengerukan sungai untuk mengatasi

permasalahan banjir di Sungai Mookenart. Penelitian dilaksanakan dengan
menganalisa curah hujan menggunakan metode Thiessen, menghitung debit banjir
rancangan dengan metode Nakayasu dan analisis kapasitas tampung Sungai
Mookervart untuk pengerukan darl pembangunan tanggul dengan metode
perhitungan volume biasa.
Hasil analisis frekuensi terhadap tiga stasiun hujan (periode tahun 19732003) menunjukkan bahwa curah hujan harian maksimum untuk periode ulang 2,
5, 10, 25, 50 dan 100 tahun adalah berturut-tumt sebesar 93 mm, 125 mm, 149
mm, 182 mm, 208 mm dan 237 mm. Kajian menggunakan metode Nakayasu
menunjukkan bahwa debit banjir rancangan (Q) untuk periode ulang 2, 5, 10, 25,
50 dan 100 tahun adalah berturut-tumt sebesar 78.14 m3/dt, 143.16 m3/dt, 193.6
m3/dt, 264.48 m3/dt, 322.6 m3/dt dan 384.61 m3/dt.
Dalam mennatasi vemasalahan baniir dibutuhkan Derencanaan
penampang untuk debit rancangan 2, 5 dan 10 tahun menggunakan penampang
trapesium dengan dimensi: lebar bawah 24 m, kedalaman 5 m dan kemiringan 1 :
1. Volume pengerukan untuk perencanaan penampang tersebut adalah sebesar
1 187 365.54 m3. Untuk debit rancangan 25 tahun perencanaan penampang,
pengerukan sungai dan pembangunan tanggul dapat menggunakan beberapa
alternatif yaitu (1). penampang trapesium dengan lebar bawah 24 m, 25 m dan 26
m; kedalaman penampang 5 m dan kemiringan dinding saluran 1:l sehingga
volume pengerukan adalah berturut-turut sebesar 1 187 365.54 m3,1 251 865.54

m3, 1 316 365.54 m3, (2) penampang persegi dengan lebar 27 m, 28 m dan 29 m.;
kedalaman penampang 5 m sehingga volume pengerukan adalah berturut-turut
sebesar 1 058 365.54 m3, 1 122 865.54 m3 dan 1 187 365.54 m3 . Kedua
penampang tersebut membutuhkan ketinggian tanggul 3 m di sisi kman kiri
sungai dari hulu hingga hilir dan kemiringan 1:1.

-

Kata Kunci : Sungai, Banjir, Bangunan Air

.

ABSTRACT
AHMAD MASYHURI, Hydraulic Structure Design and River Dredging
Analysis for Flood Control (Case S~udy qf Mookervart River), under the
supervision of Soedodo Hardjoamidjojo and Naik Sinukaban.
The land use changing of Mookervart catchment from agriculture to urban
area has increased river sedimentation and scwage constructions which in turn
decreased river capacity to only 34 m3/sec; tolal capacity to day is only 683
134.46 m3. This situation has increased flood problems.

The objectives of this research are to study watershed hydrology
characteristics, design hydraulic structure and river dredging to reduce flood
problems in Mookervart river. Rainfall analysis was carried out using Thiessen
method, design flood was analized using Nakayasu method and capacity analysis
of Mookervart River for dredging and levee construction by using ordinary
volumetric analysis.
Frequency analysis of three rainfall gages (1973-2003), showed that the
maximum daily rainfall for 2, 5, 10, 25, 50 and 100 years return periods are 93
mm, 125 mm, 149 mm, 182 mm, 208 mm and 237 m m respectively. ?'he design
flood (Q) of Mookervart river for 2,5, l0,25, 50 and 100 years return periods are
78.14 m3/sec, 143.16 m3/sec, 193.6 m3/sec, 264.48 m3/sec, 322.6 m3/sec and
384.6 1 m3/sec respectively.
To accomn~odatethe design flood of 2, 5 and 10 year return periods, the
design of channel cross section of trapezoidal type should use the following
dimensions: 24 m bottom width, 5 m depth and side slope 1:l. The volume of
dredging for this design flood is 1 187 365.54 m3. To accommodate the design
flood for 25 years return period the design of channel cross section, river dredging
and levee constructions should use the following dinlensions: (1). trapezoidal
cross section with 24 m, 25 m and 2G m bottom width; 5m depth and 1:l side
slope; thus dredging volumes will be 1 187 365.54 m3, 1 251 865.54 m3 and

1 316 365.54 m3 respectivelly, (2) rectangle cross section with 27 m, 28 m and 29
m bottom width and 5m depth; thus dredging volumes will be 1 058 365.54 m3,
1 122 865.54 m3 and 1 187 365.54 m3 respectivelly. Both channel types need 3 m
of levee at right and left bank of the river from up strearn to down stream and 1:l
slope.
Key words: River, Flood, and Hydraulic Structure.

Peryataan Mengenai Tesis dan Sumber Informasi

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Perencanaan Bangunan Air dan Analisa
Pengerukan Sungai untuk Pengendalian Banjir (Studi Kasus Sungai Mookervart)
adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis Lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Januari 2007

I

Ahmad Masyhuri


0Hak cipta milik Insfitut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
lnstitut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
Bentuk apapun, baik cetak, foto copy, mikro film, dan sebagainya.

PERENCANAAN BANGUNAN AIR DAN ANALISA
PENGERUKAN SUNGAL UNTUK PENGENDALIAN BANJIR
(Studi Kasus Sungai Mookewart)

AHMAD MASYHURI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

: Perencanaan Bangunan Air dan Analisa Pengemkan Sungai

Judul Thesis

untuk Pengendalian Banjir.
(Studi Kasus Sungai Mookervart)
Nama Mahasiswa

: Ahmad Masyhuri

Nomor Pokok

: A25202401 1

Program Studi

: Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Menyetujui,

w--&
1. Komisi Pembimbing.

Prof. Dr. Ir. Soedodo
Ketua Hardjoamidjojo, MSc

Prof. Dr. Ir. Naik
Anggota
Sinukaban, MSc

Mengetahui,

Sekolah Pascasarjana IPB

1 8 OCT 2006

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis selalu sehat dan dapat menyelesaikan
laporan penelitian (tesis) ini dengan baik.
Dalam ha1 ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
sebesar-besamya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Soedodo Hardjoamidjojo, MSc.
pembimbing

selaku

ketua komisi

yang senantiasa mcmberikan bimbingan, masukan,

pengarahan dan perhatiannya kepada penulis sehingga menambah
wawasan dan ilmu pegetahuan.
2. Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, MSc. selaku anggota komisi atas segala

bimbingan dan arahannya sejak mulai penyusunan rencana penelitian
hingga selesainya penulisan tesis ini.
3. Selain itu pula tidak lupa penulis haturkan honnat kepada Ibunda Saemar


Chotib, Kakak, dan Kelurga dalam memberikan dorongan dan semangat,
dan pemikiran selama melakukan studi S-2 di IPB Bogor.
4. Ir. Trihono Kadri, MS, Moh.Imamuddin,ST dan keluarga besar PT.

Tribima Cipta Riztama yang telah memberikan dukungan, bantuan,
semangat, dan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan studi S-2
di IPB Bogor.
5. Semua pihak dan instansi yang telah banyak membantu dalam penyediaan

berbagai data.
Akhimya penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih sangat jauh
dari kesempumaan dan banyak kekurangan. Penulis berharap semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta,

Januari 2007

Penulis


DAFTAR RIWAYAT HIDIJP
Penulis dilahirkan di Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tanggal 11 September
1976, sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Tahun 1989 penulis lulus dari
Sekolah Dasar (SD) Negeri Senter 01 Kalirejo, dan pada tahun 1992 lulus dari
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Kalirejo, serta menamatkan
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) Negeri 1 Tanjung Karang pada tahun
1995. Penulis melanjutkan kuliah di Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta pada-tahun 1995 sampai 2000.
Pada tahun 2000 - 2001 penulis bekerja di Litbang Teknik Sipil Universitas
Muhamadiyah Jakarta sebagai Ketua Sub Bidang Pendidikan, dan pada tahun
2000 sampai dengan sekarang juga sebagai Dosen di Fakultas Teknik Sipil
Perencanaan Universitas Satyagama. Selain itu penulis sejak tahun 2001 sampai
dengan sekarang menekuni bidang Consultant Engineering pada bidang Teknik
Sipil khususnya keairan dan sekarang aktif di PT. TRIRIMA CPTA RIZTAMA
yang berdomisili di Jakarta.
Pada semester Genap tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2)
pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006 penulis menyelesaikan
tesis dengan judul Perencanaan Bangunan Air dan Analisa Pengerukan Sungai

untuk Pengendalian Baniir (Studi Kasus Sungai Mookewart).

DAFTAR IS1
Halaman
ABSTRAK ..............................................................................................

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................

ii

KATA PENGANTAR ...........................................................................

iii

DAFTAR IS1 ..........................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ..........;..................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

vii

PENDAHULUAN ..................................................................................
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan Penulisan ............................................................................

..

Manfaat Penel~t~an
..........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

..

Banj~r..............................................................................................
Analisis Curah Hujan .....................................................................

..

.................................................................
Penampang Saluran ........................................................................
Tanggul ...........................................................................................
Debit Banjlr Rancangan

METODE PENELITIAN .....................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
Data dan Alat ..................................................................................

..

Metode Penel~t~an
...........................................................................
KEADAAN UMUM DAERAH MOOKERVART .............................
Letak dan Luas Daerah ...................................................................
lklim ...............................................................................................
Penggunaan Lahan dan Pertumbuhan Penduduk ...........................
Topografi ........................................................................................
Kondisi sungai Mookernart ............................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................
Curah Hujan ...................................................................................
Debit Banjir Rancangan .................................................................

Analisa Pengerukan sungai ............................................................
1'crcncan:lan Rangunan Air ............................................................

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
Kesinipulan ........................................................................................
Saran ..................................................................................................

~ A F T A RPUSTAKA ............................................................................

viii

LAMPIRAN ...........................................................................................

ix

DAFTAR TABEL
Halaman

........................................
Luas Wilayah Administrasi Kodya Tangerang .................................

Luas Wilayah Administrasi Jakarta Barat

Pengunaan Lahan Kodya Tagerang ...................................................
Pengunaan Lahan Jakarta Barat ........................................................
Curah Hujan Harian Maksimum untuk berbagai periode ulang........
Intensitas hujan harian maksimum Sungai Mookervart ...................
Intensitas curah hujan untuk berbagai periode ulang ........................
Debit yang diakibatkan berhagai hujan .............................................
Altematif perencanaan penampang sungai untuk debit rancangan
periode ulang 2. 5. dan 10 tahun .......................................................
Altematif perencanaan penampang sungai dan rencana tanggul
untuk debit rancangan periode ulang 25 tahun ..................................

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Penampang Saluran ...........................................................................

18

....................................................................
Diagram Alir Penelit~an

26

Peta Lokasi Studi ..............................................................................

27

..

Situasi Bantaran Sungai Mookewart yang sudah dekat dengan
muka air .............................................................................................

32

Pemmahan yang berada di bantaran Sungai Mookervart..................

32

Sampah yang berada di tepi sungai Mookewart ...............................

33

Situasi Sungai Mookewart ................................................................

34

Hidrograf debit banjir rancangan untuk berbagai periode ulang .......

38

Potongan Penampang sungai Mookewart dengan Q 35 m31dt

.....................................................................................
Tinggi muka air dengan debit rancangan periode uiang 25 th ..........
yang meluap

39
40

Tinggi muka air dengn debit rancangan periode ulang 25 th
pada PR.Ml .......................................................................................

40

..............

41

Tinggi Muka Air dengan Qth 25 th setelah di nonnalisasi

Tinggi Muka Air dengan Qth 25 th setelah di normalisasi pada
PR.Ml ................................................................................................

41

Penampang trapesium dan tanggul ....................................................

46

Penampang persegi dan tanggul ........................................................

46

DAFTAR LAMPIRAN

Peta Penyebaran Stasiun Hujan dan Luas Poligon Thie,esen.............

SO

Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum .....................................

51

Tabel Jenis Sebaran Log Pearson Type Ill ........................................

52

Tabel UJIChi Kuadrat ......................................................................

53

Tabel Uji Smimov .
Kolmogorov.....................................................

54

..

Tabel Curah Hujan Harian Maksimum untuk berbagai periode
uiang .................................................................................................

55

Tabel Intensitas untuk berbagai periode ulang ..................................

56

Tabel lntensitas untuk berbagai tahun ...............................................
Tabel Data Banjir Rancangan metode Nakayasu untuk berbagai
periode ulang .....................................................................................
Tabel debit pengukwan lapangan......................................................
Tabel Hujan Harian ...........................................................................
Tabel Luas Penampang Sungai dan Volume Daya Tampung ...........
Tabel Volume Pengerukan untuk berbagai Macam Penampang
Tabel Nilai Chi Kuadrat Kritik.........................................................
Tabel Distribusi Log Pearson Type 111 untuk Koefisien (G) ............
Tabel Nilai Kritik untuk Tes Smimov-Kolmogorov........................
Tabel Koefisien Pengaliran (C) oleh Dr. Mononobe .......................

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah banjir dapat mengakibatkan kemgian b e ~ p kemsakan
a
bangunan
perumahan, gedung-gedung, lahan pertanian, jalan Jan lain sebagainya. Selain
kerugian berupa materil banjir dapat merenggut korbm nyawa manusia karena
terseret oleh arus air yang datang dengan tiba-tiba.
Pennasalahan banjir di Jakarta hampir selalu terjadi pada saat musim
hujan karena kondisi topografi Jakarta yang relatif datar dan berada di daerah
dataran rendah. Salah satu sungai yang sering mengalami banjir adalah Sungai
Mookenart. Sungai Mookervart berada di wilayah Jakarta Barat dan Kodya
Tangerang. Sungai ini mulanya di pergunakan untuk transportasi sungai dan
sarana irigasi. Sungai Mookervart berawal dari Pintu Air Sewan Gate Cisadane
Tangerang hingga bertemu dengan Cengkareng Drain di wilayah Jakarta Barat,
dengan panjang sungai 13 km dan daerah tangkapan seluas 67 km2. Sungai
Mookervart tahun 1981 di peruntukkan untuk menampung kapasitas debit sebesar
125 m3/dt dengan dimensi sebagai berikut: lebar penampang atas sungai 32 m,
kedalaman 4.5 m dan lebar dasar penampang sungai 14 m. Beberapa kejadian
banjir pada Sungai Mookenart telah mengakibatkan genangan dengan ketinggian
1.20 - 2.40 m selama beberapa hari dan meliputi luas mencapai 2 167 ha. Banjir
pada tahun 2002 telah mengakibatkan putusnya jaringan transportasi di jalan Daan
Mogot dan genangan disekitar pemmahan, perkantoran, pabrik dan kawasan
industri disepanjang Sungai.
Penyebab terjadinya banjir yaitu DAS Mookervart telah berkembang
menjadi daerah urban yang dicirikan oleh perumahan, perkantoran, pabrik, daerah
industri, ladang dan sawah irigasi. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan
penduduk rata-rata di wilayah Jakarta Barat tahun 1980-1990 sebesar 3.97 %,
tahun 1990-2000 sebesar 0.47 % dan Kodya Tangerang tahun 1990-2000 sebesar
3.64 % sehingga mendorong meningkatnya pembahan penggunaan lahan serta
berdampak menumnkan kapasitas infiltrasi, meningkatnya aliran permukaan di

DAS Mookervart, masih seringnya dijumpai pe~nbuangan sampah ke sungai
karena kurang sadarnya masyarakat terhadap lingkungan dan terjadinya erosi yang
menyebabkan sedimentasi. Akibatnya penampang sungai Mookervart yang ada

saat ini tidak mampu menampung kapasitas debit air yang di alirkan dan
penampang menjadi lebih kecil sehingga berpotensi terjadinya banjir pada saat
musim hujan.
Bantaran sisi kin Sungai Mookewart saat ini berbatasan langsung dengan
penunahan penduduk, kawasan industri dan pabrik serta sisi kanan Sungai
Mookewart adalah jalan Daan Mogot Raya. Sungai Mookewart saat ini memiliki
lebar bentang atas sungai bervariasi antmi 10 m - 33 m, kedalaman penampang
antara 1.5 m

- 3 m, lebar dasar sungai bewariasi antara 9 m - 18 m dan di

beberapa titik lokasi sepanjang Sungai Mookewart elevasi muka air sudah
mendekai bantaran sisi kiri.
Untuk itu diperlukan upaya pengendalian banjir agar kapasitas tarnpung
sungai mampu mengalirkan air dengan aman. Metode yang dapat dilakukan
diataranya adalah pengelolaan DAS Mookewart dengan meningkatkan kapasitas
infiltrasi, mengurangi aliran permukaan yang masuk ke sungai, peningkatan
kapasitas sungai melalui pengaturan alur Sungai Mookewart, pengerukan sungai
dan pembangunan bangunan air berupa tanggul. Penelitian ini hanya difokuskan
terhadap pengaturan alur Sungai Mookewart dan perencanaan bangunan air untuk
pengendalian banjir.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka untuk menanggulangi
pernasalah banjir di Sungai Mookewart, diperlukan penelitian. Penelitian ini
diharapkan dapat menurunkan bahaya banjir yang selama ini selalu menimpa
kawasan tersebut.
Tujuan Penelitian
a. Mempelajari karakteristik DAS Mookernart.
b. Merencanakan bangunan air dan pengerukan sungai untuk mengatasi
pennasalahan banjir di Sungai Mookervart.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi instansi yang terkait yakni Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas

3

Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta dalam menyelesaikan pernasalahan banjir
di lokasi tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Ba~ijir
Banjir adalah meluapnya air dari sungai atau saluran, yang disebabkan
oleh tidak mampunya sungai atau saluran yang ada untuk menyalurkan air yang
mengalir. (DPU2004)
Definisi Banjir menurut PP 351 1991 tentang Sungai adalah suatu keadaan
sungai dimana aliran aimya tidak tertampung oleh palung sungai; kondisi ini
menimbulkan genangan yang pada prosesnya dapat didahului oleh suatu

Menurut beberapa peneliti lain banjir didefinisikan dalam beberapa
pendekatan bahwa banjir m e ~ p a k a npennasalahan yang kompleks, dimana
unitnya adalah keragaman. Untuk itu perlu didekati dengan teori sistem
menggunakan pendekatan meta konsep atau meta disiplin, dimana formalitas dan
proses keseluruhan disiplin ilmu dan pengetahuan sosial &pat dipadukan menjadi
satu. (Maryono 2002).
Penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 katagori
yaitu: (a) sebab alamiah berupa: curah hujan, pengaruh fisiografi, erosi dan
sedirnentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase yang tidak memadai, pengaruh
air pasang dan (b) sebab tindakan manusia berupa: berubahnya kondisi daerah
pengaliran sungai, sampah, kawasan kurnuh, perencanaan sistem pengendalian
banjir yang tidak tepat dan kerusakan bangunan pengendali banjir. (Kodoatie dan
Sugianto 2002)
Di dalam menganalisa faktor alamiah menyangkut kondisi alam yang
menyebabkan terjadinya banjir dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: (a)
faktor kondisi alam yang relatif statis yaitu: geografi, topografi dan geometri alur
sungai antar lain: kemiringan dasar sungai; penyempitan alur sungai; ambal alam;
pengamh kelokan sungai dan (b) faktor peristiwa alam yang dinamis, antara lain:
curah hujan yang tinggi, kondisi pasang surutnya air laut, pembendlftigan dari
muka air di sungai induk terhadap anak sungai, amblesan tanah d m kelongsoran
tebing. (Siswoko 2002)

Pengendalian banjir dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode
struktur dan metode non struktur. Metode stmktur dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu: (a) perbaikan dan pengaturan sistem sungai berupa: sistem jaringan
sungai, normalisasi sungai, perlindungan tanggul, tangg~llbanjir, sudetan dan
floodway dan (b) bangunan pengendali banjir berupa: bendungan, kolam
retensi, pembuatan check dam, bangunan penguras, kemiringan sungai,

groundsiil, retarding basin dan pembuatan polder. Metode non struktur
antar lain: pengelolaan DAS, pengaturan tataguna lahan, ~ e n ~ e n d a l i a n
erosi, pengembangan daerah banjir, pengaturan daerah banjir, penanganan
kondisi darurat, peramalan banjir, peringatan bahaya banjir, asuransi dan
penegakan hukum (Kodoatie &an Sugianto 2002).
Pengembangan sungai-sungai di Indonesia dalam 30 tahun terakhir ini
mengalami peningkatan pembangunan fisik yang relatif cepat. Pembangunan fisik
tersebut misalnya pembuatan sudetan, pelurusan, pembuatan tanggul sisi dan
pembetonan tebing, baik pada sungai kecil maupun besar. Hal ini menyebabkan
teqadinya percepatan aliran menuju hilir dan sungai bagian hilir akan
menanggung volume aliran air yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat
dibanding sebelumnya (Maryono 2002).
Upaya penanggulangan banjir dan genangan di wilayah Jakarta dan
sekitarnya dilaksanakan sebagai usaha menciptakan wilayah Jabotabek yang
nyaman dihuni dan memberikan kesejahteraan bagi penghuninya, sehingga untuk
menghadapi musim hujan yang terjadi tiap tahun Departemen Pekejaan Umum
mencanangkan pengembalian fungsi terhadap bangunan dan saluran yang sangat
berpotensi menimbulkan banjir di wilayah DKI Jakarta agar dapat b e r h g s i
sebagaimana mestinya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas tampung
sungai didalam pengendalian banjir adalah pengerukan sungai. Langkah
pengerukan sungai ini dilaksanakan terhadap sungai yang mempunyai sedimentasi
tinggi akibat pembuangan sampah ke sungai, pembuangan limbah pabrik, rumah
tmgga dan perkantoran ke sungai yang menyebabkan terjadinya pendangkalan
sungai. (DPU DKI Jakarta 2002)
Debit banjir (Q, m3/dt) adalah fungsi dari kecepatan aliran banjir (V,
mldet) dan luas penampang sungai (A, m",

sehingga upaya pengendalian

banjir dapat dilakukan dengan pendekatan terhadap ketiga komponen banjir
tersebut (PT Metana 2004).
Perencanaan penampang alur sungai pada umumnya berbentuk ganda
yaitu alur sungai utama guna menampung debit dominan, ditambah bantaran
di kiri kanan sungai untuk menghindari luapan air sungai pada saat banjir
dan pembuatan tanggul. Akan tetapi pembangunan tanggul dan bantaran
sungai kadang menimbulkan masalah antara lain tar~ggulyang tinggi, tanah
untuk areal tanggul yang sulit atau mahal dan hunian liar yang berada di
bantaran. Guna mengatasi ha1 tersebut disusun konsep pengelolaan tanggul
dan bantaran yang mengikutsertakan peran serta masyarakat (Isnugroho
2003).
Analisis Curah Hujan
Menentukan Curah Hujan Daerah
Curah hujan daerah adalah curah hujan rata-rata di selumh daerah
yang

bersangkutan;

diperlukan untuk penyusunan

suatu rancangan

pemanfaatar~ air dan pengendalian banjir (Suyono dan Tominaga 1994).
Hujan dapat terjadi secara merata di seluruh kawasan yang luas atau hanya
bersifat setempat. Beberapa metode yang dapat digumakan menghitung untuk
hujan rata-rata kawasan antara lain: (a) metode rata-rata aljabar, (b) metode
poligon thiessen dan (c) metode isohyet.
Untuk menganalisa

curah hujan lebih lanjut diperlukan cara

menentukan jenis sebaran atau distribusi yang cocok untuk daerah pengaliran
sungai tertentu, dikarenakan tidak sernua sebaran cocok untuk semua tempat.
Pemilihan jenis sebaran ini terkait dengan berapa besar debit yang dihasilkan,
apakah tejadi perkiraan debit banjir rencana yang terlalu besar, atau terlalu kecil.
Dalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis
data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi dan koefisien

skewness (Suripin 2003).

Rata-rata (x)

Rata-rata adalah nilai rata-rata dari suatu himpunan data dengan menggunkan
persamaan sebagai berikut:

Standar Deviasi (S)

Standar deviasi adalah akar nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah dengan
rumus persamaan sebagai berikut:

Koefsien Variasi (Cv)

Koefisien Variasi adalah perbandingan antara standar deviasi dan nilai rata-rata
dengan rumus persamaan sebagai berikut:

Koefisien Skewness (Cs)

Koefisien Skewness adalah derajat kemencengan dari suatu sebaran atau
distribusi dengan persamaan sebagai berikut:

Koefsien Kurtosis (Ck)

Koefisien Kurtosis adalah derajat kepuncakan dari suatu sebaran atau
distribusi, biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

dimana:
xi = curah hujan pada tahun ke-i (mm)
n = banyaknya data pangamatan

Dalam statistik dikenal beberapa jenis sebaran dan yang biasa
digunakan dalam pengolahan data hidrologi diantaranya adalah: Distribusi
Normal, Log Normal, Gumbel dan Log Pearson Type 111 (Sri Ha1to1993).

8
Distribusi Nonnal (Normal Distribution)
Dalam analisis frekuensi data hidrologi baik data hujan maupun data debit
sungai sangat jarang dijumpai seri data yang sesuai dengan distribusi Normal.
Distribusi ini mempunyai sifat antara lain: (a) nilai kemencengan (Cs)

=

0 dan

nilai kurtosisnya (Ck)= 3, (b)kemungkinan P(x-S) = 15.87 %, P(x) = 50% dan
P(x + S) = 84.14%, (c) kemungkinan data berada pada daerah (x - S) dan (x + S)
adalah 68.27% dan x berada antara (x - 2s) dan (x + 2s) adalah 95.44%.
Distribusi Log Normal (Log Normal Distribution)
Distribusi Log Nonnal mempunyai sifat yaitu perbandingan nilai koefisien
skewness (Cs) sama dengan 3 kali nilai koefisien variasi (Cv) dan selalu bertanda

positif. Distribusi ini menggunakan persamaan sebagai berikut:

X,

=;+ K.S

( 2.6 )

dimana:

XT

=

besamya curah hujan dengan jangka waktu ulang T tahun

x

=

harga rata-rata (mean)

K

=

faktor frekuensi

S

= standar deviasi

-

Distribusi Gumbel (Gumbel Distribution)
Distribusi Gumbel mempunyai sifat yaitu: (a) Nilai Cs = 1.1396 dan nilai
Ck =5.0042, (b) Nilai K yang diperoleh dengin rnenggunakan persamaan sebagai
berikut:

K

= variabel simpangan untuk periode ulang T tahun

Y,

= reduced variate

Y,

= reduced mean yang tergantung dari besamya sampel

S,,

= reduced standar deviasi yang tergantung dari besamya sampel.

Distribusi Log Pearson Type 111 (Pearson's Distribution)
Distribusi Log Pearson Type 111 menggunakan persamaan sebagai berikut:

logx =

C logx
n

12(log x - log xy
I

Y

n-I

-

L o g X ~ = l o g x+ G * S
dirnana:
log XT = nilai logaritma dari data curah hujan

logx

= nilai rata-rata logaritma dari data curah hujan.

G

= faktor frekuensi

S

= standar deviasi

Curah Hujan Rancangan

Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan dengan sesuatu
kemungkinan tertentu, atau hujan dengan suatu periode ulang tertentu. Untuk
menetapkan besamya curah hujan rancangan diadakan pengamatan hujan di
daerah aliran sungai selama suatu periode cukup panjang. Salah satu cara yang
dipermudah untuk menentukan besamya hujan rancangan adalah sehagai
berikut: (a) dengan pengamatan, meliputi besarnya hujan dalam satu hari, dua hari,
tiga hari, empat hari, lima hari, tergantung pada tujuan penggunaanya; (b) dari
hasil pengamatan tersebut, ditentukan masa ulang untuk hujan masing-masing
dengan analisa fiekuensi; (c) digambarkan pada grafik, di sini akan didapat
lengkung-lengkung yang menunjukan antara besar hujan selama suatu periode
tertentu clan masa ulangnya.
Hujan rancangan ditetapkan dengan masa ulang tertentu. Dengan analisa
frekuensi atau dengan perhitungan probabilitas dapat diramalkan seberapa besar
harapan yang terjadi dalam suatu jangka waktu tetentu.
Perhitungan curah hujan rancangan dengan menggunakan distribusi Log
Pearson Type 111 dapat mempunyai langkah sebagai berikut: (a) mengubah data
curah hujan sebanyak n buah XI, Xz, X3,..., X, menjadi log XI, log Xz, log X,,

. . .,

log X, ; (b) mencari harga rata-rata log X menggunakan persamaan 2.8; (c)
mencari standar deviasi menggunakan persamaan 2.9; (d) menghitung koefisien

10
kepencengan (skewness) dengan menggunakan persamaan 2.4; (e) mencari harga
kemencengan dari tabel hubungan antara koefisien skewness (Cs) dan kala ulang
(Tr);

(f) menghitung harga curah hujan rancangan dengan menggunakan

persamaan 2.10.
Untuk dapat mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis
distribusi teoritis yang dipilih, maka perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini
biasanya disebut dengan pengujian kecocokan. Cara yang biasa digunakan
dalam menguji data hidrologi, adalah Chi-kuadrat dan Sminov-Kolmogorov
Sri Harto (1993)
Uji Chi-kuadrat
Uji Chi-kuadrat menggunakan persamaan sebagai berikut:

dimana:
X2

= harga Chi-kuadrat

Xo

= besarnya

curah hujan yang didapat dari pengamatan

Xe

= besamya

curah hujan teoritis yang diharapkan

Syarat yang hams dipenuhi antara lain: (a) nilai

a hams lebih kecil dari nilai

~ 2 c rdan (b) nilai Chi-kuadrat besarnya tergantung pada derajat kebebasan
(DK) dan derajat nyata (a)yang diambil sebesar 5%. Besarnya derajat
kebebasan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
DK=K-(P+I)

(2.12)

dimana:

DK

= derajat kebebasan

K

= kelas

P

= 2 untuk sebaran Chi-kuadrat

interval

Uji Smirnov-Kolmogorov
Pengujian kecocokan ini lebih sederhana dibanding dengan Chi-h~adrat.Uji
Smimov-Kolmogorov membandingkan kemungkinan untuk tiap varian dari

11
distribusi empiris dan teoritisnya dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
~ { m a k s l ~ ( ~ )kl }r 15 km

(2.16)

~g = 0.21~0.'

UntukL< 15 km

(2.17)

To.3

(2.18 )

=

dimana:

@

=

L

= panjang sungai utama (km)

C

=

debit puncak banjir (m3/dt)

koefisien pengaliran

A

=

luas DPS @m2)

Re

=

hujan satuan (mm)

TP

=

waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)

To.3

= waktu dari puncak banjir sampai 0 . 3 debit
~
puncak

Tg
Tr

= lag time dalam DPS (jam)
=

satuan waktu dari curah hujan (jam)

Harga a untuk:
Daerah pengaliran biasa = 2
Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian yang menurun cepat = 1.5
Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat = 3
Bentuk Hidrograf terdiri atas :
Kuwa naik (O