Perencanaan Greenbelt Sepanjang Sungai (dengan Strategi Identifikasi Tebal Koridor Hijau dan Manajemen Tapak - Studi Kasus Sungai Mookervart, Jakarta)

; .,.-?
J,

-. >, , I &/.
:,-

-

j :

PERENCANAAW GREENBELT SEPANJANG SUNGAI
(Dengan Strategi ldentifikasi Tebal Koridor Hijau dan Manajernen
Tapak - Studi Kasus Sungai hlookervart, Jakarta)

Oleh :
Robbi %lohammadPrit'adi

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITIiT PERTANIAN BOGOW
1999


iMaka terangkan kepada-Ku tentang yang

kamu t a m ?
Kamukah yang menumbuhkannya afaukah Kami yang menumbuhkunnya?
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami
jadikan dia kering dun hancur,
makajadilzah kamu heran tercengang.

(Qs.56 :63-65)

Untuk Kiki. Tanti dan Titi

ROBBI M O U M M A D PRIBADL A 30.0116. Pereneanaan Greenbelt Sepanjang
Sungai (Dengan Strategi Identifikasi Tebal Koridor Hijau dan Manajemen Tapak
- Studi Kasus Sungai Mookervart, Jakarta). Di bawah Bimbingan SIT1
NURISJAEL
S u n p Mookervart berperan penting dalam sistem drainase kota karena fungsinya
sebagai rrver catchment dan penggelontor. Namun saat ini fungsi dan pemanfaatan sungai
tidak &pat berjalan baik, bantaran maupun badan sungai tidak tertala dan terpelihara


karena pengomaan lahan yang tidak teratur serta belum ada perhatian yang layak dari
masyarakat Dengan kondisi demikian selain membuat kualitas air semakin menurun,
juga membuat sungai rentan terhadap bahaya banjir. Melalui kegiatan perencanam

greenbelt yang meliputi konservasi, perbailcan, pengaturan dan pemelihamn lingkungan
sungai sebagai daemh pengb?jauan, dihmpkan mampu mengembalikan fungsi sungai
seperti sediakala dan pengguna tapak juga dapat memanfaatkan sungai untuk kegiatan
r e h i tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sungai.
Studi ini bertujuan untuk melestarikan clan meningkatkan kondisi pengb?jauan di
sepanjang DAS Mooke~art serta memperbaiki lingkungan sungai agar dapat
mengembalikan fungsi sungai sebagai river catchment dan penggelontor bagi daerah
sekitarnya. Peningkatan kualitas lingkungan sungai dilakukan melalui perencanaan

greenbelt sebagai koridor alami yang bukan hanya fungsional dan estetis bagi kualitas

dan kehidupan di daerah selutar sungai tetapi juga merniliki ciri khas tersendiri bagi
daerah yang dilaluinya.
Metode perencanaan mengikutt metode yang dikemukakan Choo (1994), yaitu
strategi i d e n t i h i tebal koridor dan manajemen tapak perencanaan dengan mengintroduksi partisipasi masyarakat, program pendidikan, dan konstntksi bio engineering.

Strategi tersebut didapat melalui analisa deslaiptif terhadap karakteristik lingkungan dan
pengguna tapak serta identifikasi sistem spasial aliran sungai.
Kualitas air sungai yang buruk merupakan masalah utarna yang dihadapi oleh
Sungai Mookervart Kondisi kualitas air sungai tidak memenuhi syarat baku mutu yang
ditetapkan yaitu golongan C (peternakan dan perikanan) akibat pencemaran dari limbah

industri dan rumah tangga Rendahnya kualitas air selain membahayakan masyarakat
yang secara langsung m e m a d m a sungai juga menurunkan estetika dan kenyamanan di
sekitar sungai yang memang didominasi oleh bangunan industri, pemuldman kumuh dan
vegetasi yang tidak terattrr tata letaknya.
Tapak perencanaan merupakan daerah rawan banjir akibat pendangkalan, penyempitan sungai dan aktivitas membuang sampah masyarakat ke badan sungai. Kondisi
topografi yang relat~f&tar dan tapak yang didominasi oleh struktur perkerasan membuat

air yang meluap tidak &pat ditarnpung oleh bantarannya. Potensi masalah iainnya timbul
&bat tingginya sirkulasi pengguna tapak di sepanjang bantaran, b g n y a struktur
pengarnan seperti vegetasi atau jalur pedestrian sehingga membuat tanah terancam erosi.
Sedangkan kebiasaan masyarakat yang salah seperti MCK dan membuang sampah pada
badan sungai telah menjadi tradisi yang sulit dihilangkan begitu saja.
Namun selain beberapa masalah tersebut, Sungai Mookenart memilila potensi
yang dapat dikembangkan yaitu pencapaian ke sungai mudah karena letaknya yang

strategis dekat dengan t e r m i ~ Ibis dan stasiun kereta api, sumber air dari hujan yang
cukup banyak serta daya dukung tanah yang stabil baik bagi tanaman, kemudahan dalam
pengatumn drainase secara alami karena topografi yang datar, potensi tapak untuk
berkembang sebagai daerah pemukiman di masa mendatang, dan persepsi masyarakat
yang menyadari usaha-usaha yang bersifat merusak kelestarian sungai merupakan
tindakan yang salah dan sungai yang kotor perlu dibersihkan
Choo (1994), mengemukakan strategi pembuatan greenbelt dipinggir sungai
untuk meminimumkan dam*

yang ditimbulkan oleh pengguna tapak dan melindungi

daerah sensitif di sektar bantaran sungai terutama untuk daerah urban, yaitu dengan
identifikasi tebal koridor yang berfungsi menentukan area-area sensitif, dan manajemen
tapak yang meretleksikan dampak dari karakteristik pengguna dengan mempertimbangkan karaktenstik lingkungan sungai. Dari shategi tersebut tapak kemudian dibagi
menjab tiga zona yaitu: zona konservasi, semi konservasi dan rekreasi.
Zona konservasi yang secara fungsional menempati posisi tertinggi adalah zona
yang berfungsi sebagai perlindungan dan perbaikan kondisi sungai dan b a n m y a .
Zona ini akan dikembangkan s e w hutan kota pinggir sungai dengan ketebalan

maksimum sesuai kondisi tapak untuk dapat memperbaiki kualitas air sungai, melindung

dan mempdDaiki badan sungai yang rawan banjir, erosi, sedirnentasi dan berdaya dukung
rendah serta sebagai sumber keragaman hayati. Pembatasan akses &berlakukan pada zona ini. Zona semi konservasi adalah zona bagi pengguna tapak untuk melakukan berbagai
aktivitas sehari-hari dengan tetap menitikberatkan pada konservasi sungai dan bantamnya Pada zona ini dialokasikan sarana pengolahan lirnbah pabrik dan domestik untuk
memperbaki kual~tasair dan juga s a m a pengendalian banjir dengan membuat parkirparkir air, jaring penahan sampah dan area peletakan sirene peringatan banjir. Pengendalian banjir tersebut selain bersifat ekologis juga marnpu mengakomodasi aktivitas
sanitasi WCK) yang menjadi kebiasaan masyarakat sekitar secara buatan dan tidak
merusak badan sungai.

Zona r e b i ialah zona dimana pengguna tapak &pat

meldadan akttvitas rekreasi yang ditawarkan dengan tetap memperhatkm konservasi
sungai. Jenis r e b i yang ditawa~kanbersifat mendukung aktivitas yang terjadi di tapak
seperti jalan-jalan, istirahat, bersantai, bercengkamma, melihat-lihat, berolah raga dan
sebagainya. Fasilitas rekreasi tersebut berupa taman umum dan ruang rumput.
Pada ketiga zona tersebut, sirMasi diatur untuk &pat membuat pengguna tetap
berada pada jalur yang disediakan sehingga tidak menyebabkan kerusakan bantam
sungai, dengan menyediakan fasilitas pedestrian dan track bersepeda, tempat pembuangan sampah dan papan peringaweterangan yang juga b e h g s i sebag;u feature.
Selain itu disepanjang ke dua sisi bantaran diterapkan kontruksi bioengineering untuk
menstabilkan dan mengalamilcan kondisi banlaran sungai. Konsep greenbelt yang memiliki ciri khas teeendiri bagi daerah yang dilaluinya dihadirkan melalui penataan dua
lapis sub greenbelt, pemilihan vegetasi yang menggambarkan runtutan ekologi daerah
Jawa Barat clan introduksi konsep pendidikanlpengetahuan melalui peletakan papanpapan peringatan dan penjelasan

Dengan memadukan dua fungsi kepentingan yang berbeda tersebut diharapkan
perencanaan greenbelt sebagai koridor alami di sepanjang S u n w Mookervart dapat

; .,.-?
J,

-. >, , I &/.
:,-

-

j :

PERENCANAAW GREENBELT SEPANJANG SUNGAI
(Dengan Strategi ldentifikasi Tebal Koridor Hijau dan Manajernen
Tapak - Studi Kasus Sungai hlookervart, Jakarta)

Oleh :
Robbi %lohammadPrit'adi


JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITIiT PERTANIAN BOGOW
1999

iMaka terangkan kepada-Ku tentang yang

kamu t a m ?
Kamukah yang menumbuhkannya afaukah Kami yang menumbuhkunnya?
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami
jadikan dia kering dun hancur,
makajadilzah kamu heran tercengang.

(Qs.56 :63-65)

Untuk Kiki. Tanti dan Titi

ROBBI M O U M M A D PRIBADL A 30.0116. Pereneanaan Greenbelt Sepanjang
Sungai (Dengan Strategi Identifikasi Tebal Koridor Hijau dan Manajemen Tapak
- Studi Kasus Sungai Mookervart, Jakarta). Di bawah Bimbingan SIT1

NURISJAEL
S u n p Mookervart berperan penting dalam sistem drainase kota karena fungsinya
sebagai rrver catchment dan penggelontor. Namun saat ini fungsi dan pemanfaatan sungai
tidak &pat berjalan baik, bantaran maupun badan sungai tidak tertala dan terpelihara

karena pengomaan lahan yang tidak teratur serta belum ada perhatian yang layak dari
masyarakat Dengan kondisi demikian selain membuat kualitas air semakin menurun,
juga membuat sungai rentan terhadap bahaya banjir. Melalui kegiatan perencanam

greenbelt yang meliputi konservasi, perbailcan, pengaturan dan pemelihamn lingkungan
sungai sebagai daemh pengb?jauan, dihmpkan mampu mengembalikan fungsi sungai
seperti sediakala dan pengguna tapak juga dapat memanfaatkan sungai untuk kegiatan
r e h i tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sungai.
Studi ini bertujuan untuk melestarikan clan meningkatkan kondisi pengb?jauan di
sepanjang DAS Mooke~art serta memperbaiki lingkungan sungai agar dapat
mengembalikan fungsi sungai sebagai river catchment dan penggelontor bagi daerah
sekitarnya. Peningkatan kualitas lingkungan sungai dilakukan melalui perencanaan

greenbelt sebagai koridor alami yang bukan hanya fungsional dan estetis bagi kualitas


dan kehidupan di daerah selutar sungai tetapi juga merniliki ciri khas tersendiri bagi
daerah yang dilaluinya.
Metode perencanaan mengikutt metode yang dikemukakan Choo (1994), yaitu
strategi i d e n t i h i tebal koridor dan manajemen tapak perencanaan dengan mengintroduksi partisipasi masyarakat, program pendidikan, dan konstntksi bio engineering.
Strategi tersebut didapat melalui analisa deslaiptif terhadap karakteristik lingkungan dan
pengguna tapak serta identifikasi sistem spasial aliran sungai.
Kualitas air sungai yang buruk merupakan masalah utarna yang dihadapi oleh
Sungai Mookervart Kondisi kualitas air sungai tidak memenuhi syarat baku mutu yang
ditetapkan yaitu golongan C (peternakan dan perikanan) akibat pencemaran dari limbah

industri dan rumah tangga Rendahnya kualitas air selain membahayakan masyarakat
yang secara langsung m e m a d m a sungai juga menurunkan estetika dan kenyamanan di
sekitar sungai yang memang didominasi oleh bangunan industri, pemuldman kumuh dan
vegetasi yang tidak terattrr tata letaknya.
Tapak perencanaan merupakan daerah rawan banjir akibat pendangkalan, penyempitan sungai dan aktivitas membuang sampah masyarakat ke badan sungai. Kondisi
topografi yang relat~f&tar dan tapak yang didominasi oleh struktur perkerasan membuat

air yang meluap tidak &pat ditarnpung oleh bantarannya. Potensi masalah iainnya timbul
&bat tingginya sirkulasi pengguna tapak di sepanjang bantaran, b g n y a struktur
pengarnan seperti vegetasi atau jalur pedestrian sehingga membuat tanah terancam erosi.

Sedangkan kebiasaan masyarakat yang salah seperti MCK dan membuang sampah pada
badan sungai telah menjadi tradisi yang sulit dihilangkan begitu saja.
Namun selain beberapa masalah tersebut, Sungai Mookenart memilila potensi
yang dapat dikembangkan yaitu pencapaian ke sungai mudah karena letaknya yang
strategis dekat dengan t e r m i ~ Ibis dan stasiun kereta api, sumber air dari hujan yang
cukup banyak serta daya dukung tanah yang stabil baik bagi tanaman, kemudahan dalam
pengatumn drainase secara alami karena topografi yang datar, potensi tapak untuk
berkembang sebagai daerah pemukiman di masa mendatang, dan persepsi masyarakat
yang menyadari usaha-usaha yang bersifat merusak kelestarian sungai merupakan
tindakan yang salah dan sungai yang kotor perlu dibersihkan
Choo (1994), mengemukakan strategi pembuatan greenbelt dipinggir sungai
untuk meminimumkan dam*

yang ditimbulkan oleh pengguna tapak dan melindungi

daerah sensitif di sektar bantaran sungai terutama untuk daerah urban, yaitu dengan
identifikasi tebal koridor yang berfungsi menentukan area-area sensitif, dan manajemen
tapak yang meretleksikan dampak dari karakteristik pengguna dengan mempertimbangkan karaktenstik lingkungan sungai. Dari shategi tersebut tapak kemudian dibagi
menjab tiga zona yaitu: zona konservasi, semi konservasi dan rekreasi.
Zona konservasi yang secara fungsional menempati posisi tertinggi adalah zona

yang berfungsi sebagai perlindungan dan perbaikan kondisi sungai dan b a n m y a .
Zona ini akan dikembangkan s e w hutan kota pinggir sungai dengan ketebalan

maksimum sesuai kondisi tapak untuk dapat memperbaiki kualitas air sungai, melindung
dan mempdDaiki badan sungai yang rawan banjir, erosi, sedirnentasi dan berdaya dukung
rendah serta sebagai sumber keragaman hayati. Pembatasan akses &berlakukan pada zona ini. Zona semi konservasi adalah zona bagi pengguna tapak untuk melakukan berbagai
aktivitas sehari-hari dengan tetap menitikberatkan pada konservasi sungai dan bantamnya Pada zona ini dialokasikan sarana pengolahan lirnbah pabrik dan domestik untuk
memperbaki kual~tasair dan juga s a m a pengendalian banjir dengan membuat parkirparkir air, jaring penahan sampah dan area peletakan sirene peringatan banjir. Pengendalian banjir tersebut selain bersifat ekologis juga marnpu mengakomodasi aktivitas
sanitasi WCK) yang menjadi kebiasaan masyarakat sekitar secara buatan dan tidak
merusak badan sungai.

Zona r e b i ialah zona dimana pengguna tapak &pat

meldadan akttvitas rekreasi yang ditawarkan dengan tetap memperhatkm konservasi
sungai. Jenis r e b i yang ditawa~kanbersifat mendukung aktivitas yang terjadi di tapak
seperti jalan-jalan, istirahat, bersantai, bercengkamma, melihat-lihat, berolah raga dan
sebagainya. Fasilitas rekreasi tersebut berupa taman umum dan ruang rumput.
Pada ketiga zona tersebut, sirMasi diatur untuk &pat membuat pengguna tetap
berada pada jalur yang disediakan sehingga tidak menyebabkan kerusakan bantam
sungai, dengan menyediakan fasilitas pedestrian dan track bersepeda, tempat pembuangan sampah dan papan peringaweterangan yang juga b e h g s i sebag;u feature.
Selain itu disepanjang ke dua sisi bantaran diterapkan kontruksi bioengineering untuk
menstabilkan dan mengalamilcan kondisi banlaran sungai. Konsep greenbelt yang memiliki ciri khas teeendiri bagi daerah yang dilaluinya dihadirkan melalui penataan dua
lapis sub greenbelt, pemilihan vegetasi yang menggambarkan runtutan ekologi daerah
Jawa Barat clan introduksi konsep pendidikanlpengetahuan melalui peletakan papanpapan peringatan dan penjelasan
Dengan memadukan dua fungsi kepentingan yang berbeda tersebut diharapkan
perencanaan greenbelt sebagai koridor alami di sepanjang S u n w Mookervart dapat