Dosis Total CaO 100 mg/L Dengan Frekuensi Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

DOSIS TOTAL CaO 100 mg/L DENGAN FREKUENSI
BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN
LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus

ASIH MAKARTI MUKTITAMA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Dosis Total CaO 100
mg/L Dengan Frekuensi Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air
Tawar Cherax quadricarinatus” adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Asih Makarti Muktitama
NIM C14100033

ABSTRAK
ASIH MAKARTI MUKTITAMA. Dosis Total CaO 100 mg/L Dengan Frekuensi
Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax
quadricarinatus. Dibimbing oleh KUKUH NIRMALA dan YUNI PUJI
HASTUTI.
Penelitian ini bertujuan menentukan frekuensi pemberian kapur yang
tepat dengan dosis total 100 mg/L untuk mendukung stadia pendederan sehingga
kontinuitas kalsium dalam wadah budidaya tetap terjaga. Lobster yang digunakan
berukuran panjang rata-rata 3.48 ± 0.06 cm dan bobot rata-rata 1.14 ± 0.08 g dan
wadah berupa akuarium berdimensi 50 cm x 30 cm x 30 cm. Pemberian kapur
dilakukan di awal pemeliharaan sebanyak 100 mg/L, pemberian kapur setiap 10
hari sekali sebanyak 33.34 mg/L, pemberian kapur setiap lima hari sekali
sebanyak 16.67 mg/L, dan perlakuan kontrol tanpa pemberian kapur. Penelitian

ini dilakukan selama 30 hari. Pakan diberikan secara at satiation, dengan frekuensi
pemberian 2 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan pemberian
kapur setiap lima hari sekali sebanyak 16.67 mg/L menghasilkan tingkatkan laju
pertumbuhan harian sebesar 1,64%. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa
pemberian kapur untuk pemeliharaan Cherax quadricarinatus sebaiknya
dilakukan setiap 5 hari agar kontinyuitas kalsium dapat tetap terjaga.
Kata kunci: Cherax quadricarinatus, Kapur, Molting, Pertumbuhan

ABSTRACT
ASIH MAKARTI MUKTITAMA. CaO Lime addition at 100 mg/ L in Different
Frequencies on Growth Performance of Fresh water Crayfish Cherax
quadricarinatus. Supervised by KUKUH NIRMALA and YUNI PUJI HASTUTI
The purpose of this research was to determine the correct frequency of
lime addition at total dosage of 100 mg/ L to support rearing phase in order to
maintain the continuity of calcium inside the culture media. The average length of
crayfish used in this study was 3.48 ± 0.06 cm and the average weight was 1.14 ±
0.08 g. Containers used in this study was aquarium sized 50 cm x 30 cm x 30 cm.
Lime addition treatments consisted of lime addition once at the initial stage of
rearing at 100 mg/ L, once every 10 days at 33.34 mg/ L, once every 5 days at
16.67 mg/ L, and control treatment without lime addition. This research was

performed for 30 days. Feed was given using at satiation, with feeding frequency
of 2 times per day. The results showed that lime addition once every five days at
16.67 mg/L showed increasing specific growth rate at 1.64%. Based on the result
of this study, it could be concluded that lime addition should be performed once
every 5 days in order to maintain the calcium continuity inside the container.
Keywords: Cherax quadricarinatus, Growth, Lime, Molting.

DOSIS TOTAL CaO 100 mg/L DENGAN FREKUENSI
BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN
LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus

ASIH MAKARTI MUKTITAMA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok

: Dosis Total CaO 100 mg/L Dengan Frekuensi Berbeda
Terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax
quadricarinatus
: Asih Makarti Mukt itama
: C14100033

Disetujui oleh,

Yuni Puji Hastuti, S.Pi, M.Si
Pembimbing II


Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc
Pembimbing I

Diketahui oleh,

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ialah pengunaan kapur pada lobster, dengan judul “Dosis
Total CaO 100 mg/L Dengan Frekuensi Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan
Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus” yang dilaksanakan sejak bulan
Februari sampai Maret 2014 ini Terima kasih dan penghargaan penulis ucapkan
kepada:
1 Ayahanda Nurdin F. Joes, Ibunda Azizah Aziz, Adik Mohammad Kharisma

Nurdin atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.
2 Bapak Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Yuni Puji
Hastuti, S.pi, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberi
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3 Kang Abe di Laboratorium Lingkungan, dan Mba Retno di Laboratorium
Nutrisi Ikan,atas bantuannya selama pelaksanaan penelitian.
4 Agasthya Kuswandi, Syaddam Husein, Ria Maulida yang telah memberikan
banyak bantuan dan kerja sama, teman teman BDP angkatan 47, serta pihak
lain atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis serta bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Bogor, Mei 2014

Asih Makarti Muktitama

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi

PENDAHULUAN................................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian............................................................................................ 2
METODE................................................................................................................. 2
Waktu dan Tempat......................................................................................... 2
Rancangan Percobaan..................................................................................... 2
Prosedur Penelitian.......................................................................................... 3
Pemeliharaan Hewan Uji...................................................................... 2
Pengelolaan Kualitas Air dan Sampling................................................ 3
Parameter Pengamatan.................................................................................... 3
Parameter Kualitas Air ......................................................................... 3
Jumlah Konsumsi Pakan........................................................................ 3
Konversi Pakan...................................................................................... 3
Laju Petumbuhan Spesifik..................................................................... 4
Jumlah Molting Lobster......................................................................... 4
Kelangsungan Hidup.............................................................................. 4
Pertumbuhan Panjang…………………………………………………. 4
Analisis Kandungan Kalsium Cangkang……………………………… 4
Analisis Data.................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 5

Hasil................................................................................................................. 5
Pembahasan.................................................................................................... 8
KESIMPULAN....................................................................................................... 11
Kesimpulan……………………………………………………………..…. 11
Saran………………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 10
LAMPIRAN........................................................................................................... 13
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ 16

DAFTAR TABEL
1 Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan lobster air tawar......... 3
2 Jumlah konsumsi pakan (JKP), konversi pakan (KP), laju pertumbuhan spesifik
(LPS), kadar kalsium cangkang (KKC), pertumbuhan panjang (PP) dan
kelangsungan hidup (KH) lobster air tawar...................................................
7
3 Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan lobster air tawar.................. 8

DAFTAR GAMBAR
1 Grafik bobot rata rata individu lobster selama 30 hari pemeliharaan pada
perlakuan kapur (♦) 100 mg/L , (■) 3 3,34 mg/L, ▲

( ) 16,67 mg/L , dan (x)
tanpa kapur............................................ ............................................................. 6
2 Grafik panjang rata rata individu lobster selama 30 hari pemeliharaan pada
perlakuan kapur (♦) 100 mg/L , (■) 3 3,34 mg/L, ▲
( ) 16,67 mg/L , dan (x)
tanpa kapur......................................................................................................... 6
3 Jumlah rata-rata molting lobster selama 30 hari pemeliharaan pada perlakuan
kapur (♦) 100 mg/L , (■) 3 3,34 mg/L, ▲)
( 16,67 mg/L , dan (x) tanpa
kapur................................................................................................................... 8

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8


Skema tata letak akuarium................................................................................... 13
Jumlah dan frekuensi molting lobster air tawar.................................................. 13
Analisis statistik JKP.......................................................................................... 13
Analisis statistik LPS.......................................................................................... 13
Analisis statistik KP.......................................................................................... 14
Analisis statistik KH............................................................................................ 14
Analisis statistik PP............................................................................................. 15
Sisa cangkang setelah molting............................................................................. 15

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Cherax quandricarinatus atau lebih dikenal dengan capit merah merupakan
salah satu jenis lobster air tawar. Menurut FAO (2014) harga lobster air tawar
pada ukuran 30-50 g mencapai US$ 9,5/kg sedangkan ukuran diatas 120 g
mencapai US$ 18,00/kg. Tidak hanya ukuran konsumsi, lobster ukuran benih juga
memiliki nilai jual yang tinggi. Petani menjual benih ukuran 2 inci umumnya
dengan harga Rp. 3000- Rp. 4000/ekor. Sisi lain komoditas ini juga banyak
menarik minat pembudidaya dikarenakan memiliki beberapa kelebihan yaitu

toleransi lingkungan yang tinggi terhadap parameter kualitas air dan resisten
terhadap penyakit (Widha 2003). Akan tetapi salah satu kendala yang dihadapi
baik dalam kegiatan pembenihan maupun pembesaran adalah tingginya tingkat
mortalitas terutama pada saat molting.
Selama siklus hidupnya golongan krustasea perlu melakukan proses molting
untuk tumbuh. Molting merupakan proses adaptasi tubuh seiring dengan
pertambahan ukuran. Hal ini dilakukan karena eksoskleton yang dimiliki tidak
ikut tumbuh seiring dengan pertambahan bobot tubuhnya. Setelah proses molting
lobster akan melakukan pengerasan eksoskleton kembali. Pembentukan kembali
cangkang baru memerlukan mineral-mineral tertentu. Menurut Emmanuel et al.
(2008), kalsium merupakan komposisi mineral terbanyak kedua yang dibutuhkan
untuk membentuk kembali cangkang setelah fosfor. Komposisi fosfor dalam
cangkang sebanyak 95,7 mg/100 g berat kering. Sedangkan kalsium 57,9 mg/100
g berat kering. Kalsium merupakan faktor penentu kerasnya eksoskeleton dan
fosfof digunakan untuk sintesis khitin (Zaidy 2007). Sehingga kalsium jelas
sangat diperlukan bagi pertumbuhan lobster terutama dalam pembentukan
kembali cangkang. Penyerapan kalsium pada lobster dapat melalui proses
pencernaan, penyerapan langsung oleh insang serta epidermis (Rostika et al.
2010). Rendahnya kesadahan air tawar menyebabkan pembentukan cangkang
berjalan lambat sehingga meningkatkan kanibalisme dan berakibat pada
produktivitas rendah.
Peningkatan kadar kalsium di dalam air dapat dilakukan dengan
penambahan kapur, sehingga diharapkan lobster akan lebih mudah mendapatkan
ion kalsium dalam air. Kurangnya kadar ion kalsium di perairan akan
menyebabkan proses pembentukan eksoskleton akan lebih lama. Menurut
penelitian Zaelani (2006), penambahan kapur dengan dosis 100 mg/L pada media
menghasilkan pertumbuhan Cherax quandricarinatus yang cenderung semakin
meningkat. Namun demikian frekuensi pemberian kapur yang tepat perlu diamati.
Kapur yang diberikan kedalam wadah secara berlebih tidak efektif karena kapur
tidak akan dapat larut di dalam air dengan pH diatas 8,3 (Wurts & Masser 2004).
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai waktu yang tepat
untuk memberikan kembali kapur dalam media pemeliharaan sehingga diharapkan
suplai kalsium di perairan dapat terus kontinu.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan menentukan frekuensi pemberian kapur yang
tepat dengan dosis total 100 mg/L untuk mendukung stadia pendederan sehingga
kontinuitas kalsium dalam wadah budidaya tetap terjaga dan dapat meningkatkan
kinerja pertumbuhan lobster air tawar.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2014.
Pemeliharaan dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Sumber
kalsium yang digunakan dalam penelitian ini berupa kapur tohor dengan nama
kimia kalsium oksida (CaO). Kapur ditambahkan pada masing-masing wadah
sesuai dengan perlakuan. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan tiga
ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah:
K = Tanpa pemberian kapur.
A = Pemberian kapur pada awal pemeliharaan sebanyak 100 mg/L.
B = Pemberian kapur setiap sepuluh hari sebanyak 33,34 mg/L.
C = Pemberian kapur setiap lima hari sebanyak 16,67 mg/L.
Prosedur Penelitian
Pemeliharaan Hewan Uji
Pemeliharaan hewan uji diawali dengan persiapan wadah. Akuarium yang
akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan selanjutnya diisi air dengan volume
25 L/akuarium dan diberi aerasi. Wadah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah akuarium kaca berukuran 50 x 30 x 30 cm3 sebanyak 12 buah (Lampiran
1). Masing-masing akuarium diisi benih lobster air tawar sebanyak 10
ekor/akuarium.
Benih yang akan digunakan dipilih yang berukuran seragam dan memiliki
anggota tubuh lengkap melalui proses sortasi. Hewan uji yang dalam penelitian ini
adalah benih lobster air tawar Cherax quadricarinatus dengan panjang rata-rata
3,48 ± 0,06 cm dan bobot rata-rata 1,14 ± 0,08 g yang berasal dari pembudidaya
di D. I. Yogyakarta. Sebelum diberikan perlakuan, dilakukan aklimatisasi benih
selama tujuh hari..
Setiap akuarium ditutup mengunakan plastik hitam untuk menghindari stres
pada hewan uji. Selain itu juga diletakkan shelter berupa pipa PVC dengan
diameter 3/4 inci dan panjang 5 cm sebanyak 10 buah. Pakan yang digunakan
dalam penelitian ini berupa pakan komersil. Metode pemberian pakan dilakukan

secara at satiation. Setiap harinya sisa pakan yang tidak termakan dikumpulkan
sehingga dapat dihitung jumlah konsumsi pakannya.
Pengelolaan Kualitas Air dan Samping
Pengelolaan kualitas air meliputi proses penyifonan dan pengukuran
parameter kuliatas air. Penyifonan dilakukan setiap pagi hari dan pergantian air
sebanyak volume yang terbuang selama penyifonan. Pergantian air ini
menggunakan air tandon yang telah diberi perlakuan yang sama, sehingga kadar
kapur dalam wadah pemeliharaan tetap terjaga. Pengukuran parameter kualitas air
dilakukan setiap minggu dengan mengukur kadar DO, pH, suhu, amonia,
kesadahan, dan alkalinitas.
Selama pemeliharaan, sampling dilakukan setiap minggunya dengan
menghitung panjang individu dan menimbang biomassa lobster pada tiap-tiap
akuarium. Lobster yang mati diangkat, dihitung, kemudian ditimbang.

Parameter Pengamatan
Parameter Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan seminggu sekali, dengan parameter
yang diukur meliputi pH, suhu, DO, TAN, kesadahan, dan alkalinitas. Analisis
kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Kualitas air yang diamati selama pemeliharan lobster air tawar Cherax
quadricarinatus dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan lobster air
tawar
Parameter
pH
Suhu
DO
TAN
Kesadahan
Alkalinitas

Satuan
Unit
˚C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Alat Ukur
pH meter
Termometer
DO meter
Spektrofotometer
Titrasi
Titrasi

Jumlah Konsumi Pakan
Jumlah konsumsi pakan dapat diketahui dengan menghitung selisih jumlah
pakan awal dengan jumlah pakan akhir.
Jumlah konsumsi pakan (g) = Jumlah pakan awal (g) – Jumlah pakan akhir (g)
Konversi pakan (KP)
Jumlah konversi pakan merupakan satuan yang menyatakan banyaknya
pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Pengukuran nilai konversi
pakan menggunakan rumus Goddard (1996):

KP =

Pa
bi − bo + bm

Keterangan: Pa = Jumlah pakan yang diberikan

bi = Biomassa ikan pada hari ke-i
bo = Biomassa ikan pada hari ke-0
bm = Biomassa ikan yang mati
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Laju Pertumbuhan Spesifik dihitung dengan cara menentukan selisih bobot
rata-rata akhir dengan bobot rata-rata awal, selanjutnya dibandingkan dengan
waktu pemeliharaan. Perhitungan laju pertumbuhan spesifik menggunakan rumus
Huisman (1987):
t

Keterangan:

��� = ��

Wt
Wo

− 1� x 100

LPS = Laju Pertumbuhan Spesifik (%/hari)
Wt = Bobot rata rata akhir (g/ekor)
Wo = Bobot rata rata awal (g/ekor)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)

Jumlah Molting Lobster
Jumlah molting lobster selama pemeliharaan dihitung dari jumlah lobster
yang ditebar pada setiap perlakuan. Jumlah lobster yang melakukan molting
diamati dengan menghitung jumlah cangkang atau eksoskleton yang terlepas dari
tubuh (Lampiran 8).
Kelangsungan hidup (KH)
Kelangsungan hidup yaitu tingkat perbandingan antara jumlah ikan yang
hidup pada akhir dan awal pemeliharaan, dihitung dengan menggunakan rumus
Goddard (1996):
KH (%) =

Nt
x100
No

Keterangan: KH = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)
N0 = Jumlah ikan awal (ekor)
Pertumbuhan Panjang
Perhitungan panjang dilakukan setiap sampling dengan mengukur panjang
lobster mulai dari rostrum hingga ujung telson mengunakan penggaris.
Perhitungan pertumbuhan panjang dapat digunakan rumus:
P = Pt - Po
Keterangan: P = Pertumbuhan panjang (cm)
Pt = Pertumbuhan panjang pada saat akhir (cm)
P0 = Pertumbuhan panjang pada saat awal (cm)

Analisa Kandungan Kalisum Pada Cangkang
Cangkang lobster terlebih dahulu dipisahkan dari bagian tubuh lain.
Kemudian dicacah dan ditimbang 1 gram dan dimasukkan kedalam erlenmeyer,
ditambahkan pelarut HNO3 5 ml lalu didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang di

lemari asam. Setelah itu dipanaskan di hot plate selama 4 jam. Kemudian
ditambahkan H2SO4 0.4 ml, dan dipanaskan kembali hingga larut. Setelah larut,
kembali ditambahkan HNO3 : HClO4 (1:2) sebanyak 0.1 ml dengan kondisi
sampel masih pada hot plate hingga terjadi perubahan warna dari coklat menjadi
kuning tua. Kemudian sampel didinginkan dan ditambah 2 ml akuades dan 0.6 ml
HCl. Setelah itu kembali dipanaskan agar sampel larut (±15 menit) dan
dimasukkan dalam labu takar. Sampel kemudian di pipet 0.5 ml dan di tambahkan
0.05 ml Cl3La.7H2O serta 5 ml akuades. Sampel kemudian di vortex dan dianalisa
dengan mengunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer).
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang
diperoleh selama penelitian dianalisis menggunakan software Microsoft Excel dan
SPSS versi 16.1. Analisis ragam (Analysis of Variance /ANOVA) digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara perlakuan yang diberikan.
Hasil yang berbeda nyata kemudian diuji lanjut dengan mengunakan uji Tukey’s.
Parameter yang dianalisis secara kuantitatif adalah jumlah konsumsi pakan,
Konversi pakan (KP), Kelangsungan hidup (KH), Laju Pertumbuhan Spesifik
(LPS), kandungan kalsium cangkang, pertumbuhan panjang (PP). Parameter yang
dianalisis secara deskriptif adalah kualitas air, serta jumlah dan waktu molting.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada Gambar 1 disajikan bobot rata rata individu lobster air tawar selama 30
hari pemeliharaan dengan perlakuan tanpa penambahan kapur, pemberian kapur
pada 0 hari, setiap 10 hari, dan setiap 5 hari. Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa
bobot rata-rata individu pada perlakuan pemberian kapur setiap 5 hari
menunjukkan kecenderungan peningkatan tertinggi dengan bobot rata-rata
individu yaitu 2,02 g. Perlakuan tanpa penambahan kapur menunjukkan hasil
pertambahan bobot rata-rata individu terendah yaitu 1,5 g.

Bobot Rata-rata Individu (g)

2.4
2.2
2
A

1.8

B

1.6

C
1.4
K
1.2
1
1

2

3

4

Minggu ke-

Gambar 1 Grafik bobot rata rata individu lobster selama 30 hari pemeliharaan
pada perlakuan kapur (♦) 100 mg/L, (■) 33,34 mg/L, (▲) 16,67 mg/L,
dan (x) tanpa kapur

panjang individu rata-rata (cm)

Gambar 2 memperlihatkan nilai panjang individu rata rata lobster air tawar
yang dipelihara selama 30 hari dengan perlakuan K (tanpa penambahan kapur), A
(pemberian kapur pada 0 hari), B (pemberian kapur setiap 10 hari), dan C
(pemberian kapur setiap 5 hari). Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa panjang
rata-rata individu tiap perlakuan menunjukkan nilai yang terus meningkat setiap
minggunya. Perlakuan C menunjukkan hasil pertumbuhan panjang rata-rata yang
cenderung lebih tinggi yaitu 4,25 cm. Perlakuan tanpa penambahan kapur
menunjukkan panjang rata-rata individu terendah yaitu hanya sebesar 4,09 cm.
4.40
4.20
4.00

A
B

3.80
C
3.60

K

3.40
0

1

2

3

4

Minggu ke-

Gambar 2 Grafik panjang rata rata individu lobster selama 30 hari pemeliharaan
pada perlakuan kapur (♦) 100 mg/L, (■) 33,34 mg/L, (▲) 16,67 mg/L,
dan (x) tanpa kapur

Berikut merupakan kinerja pertumbuhan lobster air tawar yang terdiri dari
jumlah konsumsi pakan (JKP), konversi pakan (KP), Laju Pertumbuhan Spesifik
(LPS), kadar kalsium cangkang, pertumbuhan panjnag (PP), dan kelangsungan
hidup (KH) selama 30 hari pemeliharaan (Tabel 2). Berdasarkan Tabel 2 diketahui
bahwa jumlah konsumsi pakan menunjukkan hasil yang relatif sama antara semua
perlakuan. Akan tetapi nilai konversi pakan menunjukkan hasil yang berbeda
antar perlakuan, penambahan kapur setiap 5 hari menghasilkan nilai KP paling
rendah dibanding perlakuan lainnya. Nilai laju pertumbuhan spesifik dan
pertambahan panjang menunjukkan hasil tertinggi pada perlakuan penambahan
kapur setiap 5 hari, namun tidak diikuti dengan nilai kadar kalsium pada
cangkang. Perlakuan pemberian kapur dengan dosis 100 mg/l menunjukan
persentase kadar kalsium cangkang yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan
lainnya. Pemberian kapur pada media pemeliharaan memberikan efek yang sama
terhadap kelangsungan hidup lobster.
Tabel 2 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Konversi Pakan (KP), Laju Pertumbuhan
Spesifik (LPS), kadar kalsium cangkang (KKC), PP (Pertambahan
Panjang), dan Kelangsungan hidup (KH) lobster air tawar selama 30
hari pemeliharaan.
Parameter*)
KH (%)
JKP (g)
KP
LPS (%)
KKC (%)
PP (cm)

Perlakuan**)
A
86,67 ± 5,77a
14,76 ± 0,13a
2,03 ± 0,43ab
1,17 ± 0,23b
6,89 ± 0,13a
0,63 ± 0, 13b

B
86,67 ± 5,77a
15,17 ± 0,39a
2,25 ± 0,32ab
1,14 ± 0,26b
5,46 ± 0,3b
0,69 ± 0,22 b

C
93,33 ± 5,77a
15,53 ± 1,18a
1,83 ± 0,19a
1,64 ± 0,06a
5,41 ± 0,39b
0,76 ± 0,15a

K
96,67 ± 5,77a
15,04 ± 0,77a
3,18 ± 0,81b
1,07 ± 0,07b
5,25 ± 0,07b
0,61 ± 0,21b

a

Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey)
*) Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Konversi Pakan (KP), Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), Kadar
Kalsium Cangkang (KKC), Pertumbuhan Panjang (PP), dan Kelangsungan Hidup (KH)
**) A: pemberian kapur 100 mg/l ; B: pemberian kapur 33,34 mg/l ; C: Pemberian Kapur 16,67
mg/l ; K: tanpa kapur

Gambar 3 menunjukkan pengamatan terhadap jumlah rata-rata lobster
molting selama 30 hari pemeliharaan. Terlihat bahwa pada minggu pertama
molting paling banyak terjadi pada perlakuan A. Secara keseluruhan dapat dilihat
bahwa perlakuan K memiliki jumlah molting paling sedikit (Lampiran 2).

Jumlah rata-rata molting (ekor)

5.0
4.5
4.0
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0

A
B
C
K

0

1

2

3

4

5

Minggu ke-

Gambar 3 Jumlah rata-rata molting lobster selama 30 hari pemeliharaan pada
perlakuan kapur (♦) 100 mg/L, (■) 33,34 mg/L, (▲) 16,67 mg/L, dan
(x) tanpa kapur.
Hasil pengukuran kualitas air selama 30 hari pemeliharaan disajikan pada
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai pH, suhu, DO, amonia,
alkalinitas, dan kesadahan selama pemeliharaan menunjukkan hasil yang masih
dalam kisaran optimal. Nilai kesadahan dan alkalinitas menunjukkan hasil yang
lebih tinggi antara perlakuan penambahan kapur dengan perlakuan tanpa
penambahan kapur. Begitu pula dengan nilai pH, peningkatan nilai pH menjadi
lebih basa seiring dengan penambahan kapur dalam media pemeliharaan.
Tabel 3 Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan lobster air tawar
Parameter

Perlakuan1)

A
B
C
K
Optimum
pH (unit)
7,20- 7,91
7,18-7,93
7,14-7,97
6,57-7,76
6,5-9a
Suhu (˚C)
26,17-26,80 26,10–26,87 26,17–26,90 26,17–26,90
24-29b
DO (mg/L)
6,67–7,70
6,63-7,73
6,37–7,77
6,70–7,77
>5c
Amonia (mg/L)