Analisis Karakter Kemiskinan Pada Masyarakat Miskin Di Desa Babakan Dramaga Bogor Berdasarkan Maqashid Syariah

ANALISIS KARAKTER KEMISKINAN PADA MASYARAKAT
MISKIN DI DESA BABAKAN DRAMAGA BOGOR
BERDASARKAN MAQASHID SYARIAH

KARTIKA NADYA HAQIQA

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Karakter
Kemiskinan Pada Masyarakat Miskin Di Desa Babakan Dramaga Bogor
Berdasarkan Maqashid Syariah adalah benar karya saya dengan arahan Bapak Dr
Ir Dedi Budiman Hakim, MAEc dan Ibu Laily Dwi Arsyianti SE, MSc, serta belum
pernah dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi dari asal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Kartika Nadya Haqiqa
NIM H54100046

ABSTRAK
KARTIKA NADYA HAQIQA. Analisis Karakter Kemiskinan pada Masyarakat
Miskin di Desa Babakan Dramaga Bogor Berdasarkan Maqashid Syariah.
Dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM dan LAILY DWI ARSYIANTI.
Kemiskinan masih menjadi masalah yang dihadapi negara-negara di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan tersebut,
berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga sosial.
Keberhasilan program penanggulangan kemiskinan tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh karakter miskin daerahnya. Mengetahui karakter miskin pada
masyarakat miskin di suatu daerah akan membantu dalam perencanaan program
penanggulangan kemiskinan yang tepat dan sesuai kondisi daerah. Penelitian
tentang karakter miskin ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu ekonomi

konvensional dengan teori budaya kemiskinan dan ekonomi Islam dengan
maqashid syariah. Komunitas miskin pada suatu daerah dianalisis bagaimana
karakter miskinnya dan pencapaian maqashid syariahnya. Kemudian dengan
menggunakan metode analisis Structural Equation Modeling (SEM) dianalisis
bagaimana pengaruh maqashid syariah terhadap karakter miskin tersebut. Lokasi
penelitian pada Desa Babakan Dramaga Bogor menunjukan hasil karakter yang
menonjol pada komunitas miskin di Desa Babakan adalah sikap ekonomi tidak
berpikir panjang dan poin maqashid syariah yang berpengaruh terhadap karakter
miskin masyarakat adalah poin agama, akal, keturunan, dan harta.
Kata kunci: karakter miskin, kemiskinan, maqashid syariah, structural equation
modeling
ABSTRACT
KARTIKA NADYA HAQIQA. Character Poor Analysis of Poor Society in
Babakan Dramaga Bogor Village Based on Maqashid Sharia. Supervised by DEDI
BUDIMAN HAKIM and LAILY DWI ARSYIANTI.
Poverty remains a problem faced by countries around the world, including in
Indonesia. To overcome the problem of poverty, various programs have been
carried out by government and social institutions. The success of the poverty
alleviation program is influenced by the poor character of the area. Knowing the
character of the poor in poor communities in an area will assist in the planning of

poverty reduction programs are right for local conditions. Research on the character
of the poor is done by two approaches, namely conventional economic theory with
economic poverty culture and Islamic economic with maqashid sharia. Poor
communities in an area analyzed how poor character and achievement maqashid
sharia. Then using the method of analysis of Structural Equation Modeling (SEM)
analyzed the influence of sharia maqashid against the poor character. Location
research on Babakan Dramaga Bogor Village show results prominent character in
poor communities in the village of Babakan is not thinking long economic attitudes
and points maqashid Islamic influence on the character of poor communities are the
points of religion, intellect, lineage, and treasure.
Keywords: poor character, poverty, maqashid sharia, structural equation modeling

ANALISIS KARAKTER KEMISKINAN PADA MASYARAKAT
MISKIN DI DESA BABAKAN DRAMAGA BOGOR
BERDASARKAN MAQASHID SYARIAH

KARTIKA NADYA HAQIQA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Karakter
Kemiskinan Pada Masyarakat Miskin Di Desa Babakan Dramaga Bogor
Berdasarkan Maqashid Syariah” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini menjadi syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dalam Program Studi Ekonomi Syariah,
Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis karakter miskin dan untuk mengetahui pencapaian maqashid syariah
pada masyarakat miskin di Desa Babakan Dramaga.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Dedi Budiman Hakim,

MAEc dan Ibu Laily Dwi Arsyianti SE, MSc, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini dan Bapak Dr Irfan Syauqi
Beik, SP, MScEc selaku dosen pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga
penulis ucapkan kepada keluarga penulis, suamiku tercinta Qiyamuddin Robbani,
Aba Margaharta Iskandar, Ibu Narni Farmayanti, Abi Arief Munandar, Ummi Rina
Ningsih, Aa Muhammad Mikael Tohaga, Muhammad Maroghi Yoshi, Mary
Haqiqa Izumi, Salma Mustaqimah, Ghina Zahra Afifah dan Pramono Widagdo
selaku teman satu bimbingan, Putri Eka Ayuni Subagyo, Ahmad Fauzi, Fauziah
Adzimatinur, Nur Farita, Peni Fitria, Hevi Metalika, Muhjah Fauziah yang telah
membantu dalam pengumpulan kuesioner, keluarga Ekonomi Syariah Institut
Pertanian Bogor khususnya angkatan 47, KAMMI IPB, Cave Academy, dan
seluruh teman atas segala doa dan dukungannya.
Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.
Bogor, Desember 2014

Kartika Nadya Haqiqa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL………………………………………………………………viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………viii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………viii
PENDAHULUAN………………………………………………………….……...1
Latar Belakang ………………………………………………………….……….1
Perumusan Masalah……………………………………………………….……..3
Tujuan Penelitian……………………………………………………………...…3
Manfaat Penelitian……………………………………………………………….4
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………..4
Kemiskinan………………………………………………………………………4
Maqashid Syariah…………………………………………………………..……5
Kemiskinan dalam Islam……………………………………………...….……...6
Penelitian Terdahulu………………………………………………………..……7
Kerangka Pemikiran………………………………………………………..……7
METODE PENELITIAN…………………………………………………....…....8
Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………...………..……8
Jenis dan Sumber Data……………………………………………………..….…9
Metode Pengambilan Sampel………………………...……………………….…9
Metode Analisis Data………………………………………………………….…9
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………..……………………………17
Deskripsi Data Hasil Kuesioner…………………………………………...……17
Karakteristik Umum Responden………………………………………..………17

Uji Validitas Dan Reliabilitas………………………………………………..…19
Gambaran Umum Variabel Maqashid syariah dan Karakter Miskin………..…19
Pencapaian Maqashid Syariah Pada Masyarakat Miskin di Desa Babakan……25
Faktor Maqashid Syariah Yang Menjadi Pengaruh Karakter Miskin …………26
SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………...……33
Simpulan…………………………………………………………………..……33
Saran……………………………………………………………………..……..34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………34
LAMPIRAN……………………………………………………………..………36
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….………..49

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10

Skala Likert………………………………………………………………10
Variabel Penelitian……………………………………………….………12
Karakter Penilaian Indikator……………………………………..………13
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………………………...…17
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………...……18
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………………………18
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………..……18
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan……….…19
Hasil Uji Quality Criteria Model Reflektif………………………………27
Hasil Analisis Inner Model…………………………………………..…..30
DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14

Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia…………………….………1
Kerangka Pemikiran Penelitian……………………………………………8
Model Umum Penelitian………………………………………………… 12
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Agama…...… 20
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid syariah poin Jiwa………... 21
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid syariah poin Akal……...… 22
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid syariah poin Keturunan…..23
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Harta………..24
Hasil Penilaian terhadap Karakter Miskin Masyarakat Babakan……...…25
Hasil Pencapaian Maqashid syariah…………………………………..… 26

Model Awal Penelitian…………………………………………….……..28
Model Akhir Penelitian……………………………………………….…. 29
Hasil Bootstrapping………………………………………………….….. 31
Urutan Faktor Pengaruh Karakter Miskin……………………………..… 32
DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas……………………………...……… 36
2 Hasil Total Skor Indicator Dan Persentase Maqashid syariah……..…… 38
3 Hasil output SEM-PLS (loading factor, quality criteria, cross loading, dan
path coefficients) ………………………………………………………... 39
4 Sampel Penelitian…………………………………………………...…... 41
5 Kuesioner Penelitian………………………………………………….…. 42

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh hampir
seluruh negara di dunia, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 28 066 550 jiwa

atau 11.37% dari total penduduk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) yang telah mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia
sejak tahun 1970-2013.

Jumlah penduduk miskin (juta jiwa)

70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00

1970
1976
1978
1980
1981
1984
1987
1990
1993
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

0.00

Tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013 (diolah)

Gambar 1 Grafik jumlah penduduk miskin di Indonesia
Pada tahun 1970, jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 70 juta jiwa atau
60% dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk miskin ini mengalami
penurunan sampai tahun 1996. Tahun 1996 sampai dengan 1998, penduduk miskin
di Indonesia meningkat, dari 34,01 juta jiwa (11,3%) pada tahun 1996 menjadi
49,50 juta jiwa (24,2%) pada tahun 1998. Hal ini disebabkan krisis finansial yang
melanda wilayah Asia pada tahun 1997 dan krisis ekonomi yang menimpa negara
Indonesia di tahun 1998. Jumlah penduduk miskin di Indonesia kemudian menurun
kembali sampai tahun 2013, kecuali pada tahun 2005 ke tahun 2006 yang
mengalami peningkatan sejumlah 4,2 juta jiwa.
Upaya pemerintah dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di Indonesia
sangat dipengaruhi oleh karakteristik suatu daerah. Kemiskinan seperti yang
tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rancangan Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, tidak hanya dipahami sebagai ketidak

2
mampuan dalam hal ekonomi, tetapi juga menyangkut kegagalan dalam memenuhi
hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan seseorang atau kelompok masyarakat
dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Dalam teori budaya kemiskinan
yang diperkenalkan oleh Lewis (1970) menyebutkan bahwa kemiskinan disebabkan
oleh adat atau budaya yang berkembang di suatu daerah yang membelenggu
individu atau komunitas tersebut.
Identifikasi karakter miskin di masing-masing wilayah dapat membantu
dalam perencanaan program penanggulangan kemiskinan yang tepat dan sesuai
dengan kondisi daerah. Lokasi yang akan menjadi tempat penelitian adalah Desa
Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Angka keluarga pra sejahtera atau
Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kecamatan Dramaga cukup tinggi. Berdasarkan
Badan Pemberdaya Masyarakat Desa tahun 2014, di Kecamatan Dramaga terdapat
6 659 RTM. Nilai ini jauh lebih tinggi di bandingkan rata-rata RTM Kabupaten
Bogor yaitu sebesar 4 893 RTM. Menurut Ade Iqram, ketua PNPM Desa Babakan
(2009-2014), Desa Babakan menyumbang 512 RTM dari total rumah tangga yang
berada di Desa Babakan sebanyak 1 975 keluarga. Desa Babakan juga dipilih
sebagai lokasi penelitian karena termasuk dua dari sepuluh desa terluas di
Kecamatan Dramaga dengan luas 3.34km2 setelah desa terluas yaitu Desa Petir
yang luasnya 4.48km2. Namun demikian, Desa Babakan memiliki kepadatan
penduduk 407 jiwa/km2 lebih tinggi dari Desa Petir, yaitu 3307 jiwa/km2 pada Desa
Babakan dan kepadatan Desa Petir 2900 jiwa/km2.
Dalam penelitian ini, pengukuran untuk melihat karakteristik miskin di Desa
Babakan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi konvensional
dan ekonomi Islam. Pada ekonomi konvensional, digunakan pendekatan teori
budaya kemiskinan untuk mengukur karakter miskin masyarakat Desa Babakan.
Menurut Lewis (1970), terdapat budaya atau karakter yang dapat ditemui pada
masyarakat miskin, diantaranya sikap ekonomi tidak berpikir panjang, kehamilan
muda atau di luar nikah, sikap hidup pasif, dan aspirasi rendah. Pada ekonomi
Islam, dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi karakter miskin berdasarkan
ekonomi konvensional dengan melihat pencapaian maqashid syariah masyarakat
Desa.
Hal utama yang diperhatikan dalam Islam adalah maslahah. Maslahah
merupakan tujuan akhir dari diciptakannya aturan-aturan Islam, baik itu
mengandung manfaat maupun menghilangkan kerusakan. Konsep ini mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari urusan agama, sosial, dan juga
ekonomi (Amalia 2005). Pernyataan ini sesuai dengan UU Nomo 11 Tahun 2009,
yang mendefinisikan kehidupan sejahtera bukan hanya saja sebagai kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, namun juga terpenuhinya kebutuhan spiritual dan
sosial warga negara. Menurut Imam Al-Ghazali di dalam bukunya Ihya Ulum AdDin, maslahah dalam aturan Islam adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
seluruh manusia, yang terletak pada perlindungan keimanan (agama), jiwa, akal,
keturunan, dan harta. Kelima poin yang dipaparkan oleh Imam Al-Ghazali tersebut
digunakan sebagai indikator dalam pengukuran karakter miskin. Poin keimanan
atau agama menjadi indikator untuk menilai pencapaian spiritual masyarakat, poin
jiwa untuk menilai kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok,
poin akal untuk mengukur pendidikan, poin keturunan untuk menilai karakteristik
kehidupan sosial warga, dan poin harta untuk melihat kondisi perekonomian
masyarakat. Kelima poin tersebut dikenal dengan istilah Mqashid Syariah.

3

Perumusan Masalah
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang perlu mendapat perhatian oleh
semua kalangan masyarakat. Kemiskinan merupakan suatu ancaman sosial dan
keberagamaan umat manusia (Chamsyah 2006). Kecamatan Dramaga Kabupaten
Bogor memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu 6 659 RTM. Angka ini
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah rata-rata RTM Kabupaten Bogor,
yaitu sebesar 4 893 RTM.
Pemerintah maupun lembaga-lembaga sosial berupaya dalam menekan laju
pertumbuhan angka kemiskinan. Keberhasilan upaya tersebut sangat dipengaruhi
oleh karakteristik miskin suatu daerah. Karakteristik miskin suatu daerah berbeda
dengan karakteristik miskin di daerah lainnya. Mengetahui karakteristik miskin
masing-masing daerah dapat membantu dalam penyusunan program
penanggulangan yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi daerahnya. Untuk
mengetahui karakteristik miskin tersebut, dilakukan pengukuran dengan dua
pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi konvensional yang mengacu pada teori
budaya kemiskinan atau karakter miskin, dan ekonomi Islam yang dilihat dari sisi
maqashid syariah.
Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dipilih sebagai lokasi
penelitian karena banyaknya rumah tangga miskin yang terdapat di Desa Babakan.
Menurut ketua PNPM Desa Babakan (2009-2014), Ade Iqram, terdapat 512 rumah
tangga miskin dari 1 975 rumah tangga yang ada di Desa Babakan. Desa Babakan
juga merupakan termasuk dua desa terbesar di Kecamatan Dramaga dan memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi. Dimana rumah tangga miskin Kecamatan
Dramaga juga memiliki RTM di atas rata-rata RTM Kabupaten Bogor.
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakter miskin pada masyarakat Desa Babakan Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor dilihat dari budaya kemiskinan dan pencapaian
maqashid syariah pada desa tersebut?
2. Apakah ada pengaruh maqashid syariah terhadap budaya kemiskinan pada
masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor?
3. Faktor-faktor maqashid syariah apa saya yang mempengaruhi karakter
miskin masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
dilihat dari budaya miskin?
.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pendahuluan dan perumusan masalah diatas, penelitian ini
bertujuan:
1. Menjabarkan karakteristik pada masyarakat miskin di Desa Babakan
Dramaga Bogor berdasarkan budaya kemiskinan dan maqashid syariah.
2. Menganalisis hubungan maqashid syariah dan budaya kemiskinan pada
masyarakat miskin di Desa Babakan.
3. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi karakter miskin masyarakat Desa
Babakan dilihat dari maqashid syariah.

4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada akademisi
ekonomi syariah, pengambil kebijakan, dan lembaga sosial masyarakat untuk dapat
mengetahui karakter masyarakat miskin dan cara penanggulangannya yang tepat
khususnya di tempat penelitian ini berlangsung.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil studi kasus di Desa Babakan Kecamatan Dramaga
Kabupaten Bogor. Populasi penelitian ini adalah rumah tangga miskin di Desa
Babakan Dramaga Kabupaten Bogor yang berjumlah 512 kepala keluarga.
Screening responden pada penelitian ini yaitu: 1)masyarakat yang pernah
mendapatkan bantuan berupa tunjangan hidup baik dari pemerintah, lembaga sosial,
lembaga keagamaan, dan atau 2)masyarakat dengan pendapatan dibawah nishab
zakat, yaitu sebesar Rp2 244 000 pada Juli 2014. Responden yang mendapatkan
bantuan berupa tunjangan hidup menunjukan responden tersebut tidak mampu atau
pra sejahtera atau dengan kata lain miskin, dan responden dengan pendapatan di
bawah nishab zakat menunjukan bahwa responden tersebut tergolong muzaki
(golongan miskin). Penelitian ini difokuskan meneliti karakter miskin masyarakat
dan mencari faktor-faktor maqashid syariah apa saja yang menjadi pengaruh
karakter miskin pada masyarakat miskin di desa tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Kemiskinan
Ada berbagai macam bentuk dan definisi kemiskinan yang dijelaskan oleh
Damanhuri (2010), diantaranya:
1. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kondisi kemiskinan yang terjadi karena
pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Ukuran
yang dipakai oleh Bank Dunia, apabila 40% penduduk miskin memperoleh kurang
dari 12% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) adalah ketimpangan buruk, antara 12
hingga 17% adalah ketimpangan sedang, antara 17 hingga 22%adalah relatif
merata, dan di atas 22% adalah merata. Selain itu bisa juga dengan Rasio Gini
Pendapatan yang nilainya antara 0hingga 1, dimana lebih kecil atau sama dengan
0.3 adalah merata, antara 0.3 hingga 0.4 adalah kemerataan sedang, antara 0.4
hingga 0.5 adalah relatif timpang, dan diatas 0.5 adalah ketimpangan yang sangat
buruk.
2. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan secara absolut merupakan kondisi miskin yang ditentukan
berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti
pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan yang diperlukan untuk dapat

5
hidup dan bekerja. Jadi, ukurannya adalahdengan menghitung jumlah penduduk
miskin yang berada di bawah “garis kemiskinan”. Di Indonesia, ukuran yang
dipakai oleh BPS adalah sama dengan atau di bawah 2100 kalori.
Dalam praktiknya, garis kemiskinan absolut yang dimiliki negara-negara
kaya lebih tinggi daripada negara miskin. Hal ini pernah diungkapkan oleh
Ravallion (1998;26) yang mengungkapkan mengapa, misalnya angka kemiskinan
resmi (official figure) pada awal tahun 1990-an mendekati 15% di Amerika Serikat
dan juga mendekati 15% di Indonesia(Negara yang jauh lebih miskin). Artinya,
banyak dari mereka yang dikategorikan miskin di Amerika belum tentu miskin
menurut standar Indonesia.
3. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi
struktur, tatanan kehidupan yang tidak menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kemiskinan karena lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
4. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sebuah
komunitas. Misalnya sikap malas, etos kerja rendah, tak siap berkompetisi, sikap
menerabas dan ambil cara gampangan kalau perlu dengan melanggar
hukum/korupsi, dan lain seterusnya.
Definisi kemiskinan menurut Bank Dunia
Bank Dunia membagi menjadi dua kriteria dalam menilai kemiskinan:
a. USD 1 per kapita per hari
Ini merupakan ukuran bagi kemiskinan absolut. Masyarakat yang
pengeluarannya di bawah USD 1 per hari, digolongkan sebagai masyarakat
miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
b. USD 2 per kapita per hari
Masyarakat dengan pengeluaran di bawah USD 2, digolongkan sebagai
masyarakat miskin.
Definisi kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik mendefinisikan kemiskinan melalui dua komponen,
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Nonmakanan (GKMN).
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita sehari.
Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan adalah kebutuhan minimum untuk
papan, sandang, kesehatan, dan pendidikan.
Maqashid Syariah
Secara bahasa maqashid syariah memiliki arti tujuan hukum syariat. Pada
dasarnya, syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan rahmat bagi
seluruh alam (Al-Anbiya: 107). Tujuan umum maqashid syariah menurut Imam alSyatibi dalam kitab al-muwafaqat, menerangkan bahwasannya maqashid syariah
dibuat bukan lain untuk merealisasikan kemaslahatan hidup manusia dengan
mendatangkan manfaat dan menghindari kemudharatan. Kemaslahatan yang

6
menjadi tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan yang hakiki yang berorientasi
kepada terpelliharanya lima perkara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ulum ad-din juga menerangkan bahwa
maqashid syariah adalah untuk kemaslahatan hidup manusia. Maslahah atau
kemaslahatan merupakan tujuan akhir dari diciptakannya aturan-aturan Ilahi, baik
itu mengandung manfaat atau menghilangkan kerusakan.
Pandangan Islam tentang Kemiskinan
Islam memandang kemiskinan sebagai sunnatullah. Kemiskinan yang
ditimpakan kepada manusia bukan bertujuan untuk menghinakan atau
merendahkan manusia, namun hadir untuk menguji keimanan. Hal ini diterangkan
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 155:

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan…”
Namun demikian, Islam tetap memperhatikan kaum miskin. Bukti perhatian
Islam terhadap kaum miskin adalah dengan pemberian hak untuk mendapatkan
zakat. Kaum miskin masuk ke dalam 8 golangan mustahik (orang yang berhak
mendapatkan zakat), sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat AtTaubah [9] ayat 60:

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin,
amil zakat, yang dilunakan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui Maha Bijaksana.”
Ulama kontemporer Islam, Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa dalam
pandangan Islam, tidak dapat dibenarkan seseorang yang hidup di tengah
masyarakat Islam, sekalipun Ahl Al-Dzimmah (warga negara non muslim),
menderita lapar, tidak berpakaian, menggelandang (tidak memiliki tempat tinggal),
dan membujang.

7
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Adianti (2005) mengenai Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di DKI Jakarta: Studi komparatif di permukiman
kumuh dan tidak kumuh. Penelitiannya mengkaji mengenai kemiskinan di DKI
Jakarta secara spasial pada RW kumuh dan RW tidak kumuh. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi karakteristik rumah tangga miskin yaitu, status kepala
keluarga wanita, besaran anggota keluarga lebih dari enam orang, kepala rumah
tangga bekerja disektor jasa dan informal, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga
adalah SD, sebagaian luas rumah rumahtangga miskin kurang dari 8 m2 berlantai
tanah dan tidak memiliki akses terhadap jamban.
Penelitian Anggraeni (2012) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kemiskinan di provinsi Sumatra Selatan dengan metode SAR menjelaskan bahwa
faktor yang mempengauhi kemiskinan di Sumatra Selatan adalah angka melek
huruf dan penerimaan pajak, serta adanya kemungkinan faktor wilayah
mempengaruhi kemiskinan karena wilayah yang berdekatan memiliki angka
kemiskinan yang relative sama.
Mohammed dan Razak (2008) dalam jurnal yang berjudul The Performance
Measures of Islamic Banking Based on Maqasid Framework menjelaskan metode
operasionalisasi konsepnya Sakaran (Sakaran’s concept operationalization
method). Metode ini digunakan dalam menjabarkan ide yang digunakan dalam
pengukuran kinerja Bank Islam dalam bingkai maqashid. Cara kerja metode ini
adalah dengan cara penjabaran konsep dalam bentuk dimensi, lalu dimensi
dijabarkan lagi dalam bentuk elemen yang menjelaskan dimensi tersebut. Sehingga
urutan metode ini adalah konsep-dimensi-elemen. Tiga unsur tersebut menjadi poin
penting dalam metode operasionalisasi konsep Sakaran.
Tidak berbeda jauh dengan metode yang dipakai oleh Mohammed dan Razak
(2008), Laldin dan Furqani (2013) menjelaskan tentang maqashid syariah dan
wasa’il. Maqashid syariah dinilai sebagai tujuan dari target yang akan dicapai, dan
wasa’il adalah cara atau elemen yang menghubungkan agar maqashid syariah
tersebut tercapai. Wasa’il disini dapat disetarakan dengan elemen dalam metode
operasionalisasi konsep, yang menjadi konsepnya adalah maqashid syariah itu
sendiri dan dimensinya adalah kelima poin dari maqashid syariahnya (agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta).
Kerangka Pemikiran
Kemiskinan masih menjadi masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Pemerintah dan organisasi non pemerintah berupaya dalam menangani masalah
kemiskinan. Keberhasilan program penanggulangan kemiskinan dipengaruhi oleh
karakteristik masyarakat miskin di suatu daerah . Masyarakat miskin di masingmasing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mengetahui karakteristik
daerah dapat membantu dalam penyusunan program penanggulangan kemiskinan
yang tepat dan sesuai kondisi daerahnya.
Pada penelitian ini Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
menjadi lokasi penelitian untuk melihat karakteristik masyarakat miskinnya.
Kecamatan Dramaga memiliki RTM yang tinggi di atas rata-rata RTM Kabupaten

8
Bogor. Banyaknya RTM pada Kecamatan Dramaga yaitu sebesar 6 659 rumah
tangga dan rata-rata RTM Kabupaten Bogor sebesar 4 893 rumah tangga. Dari 10
desa yang ada di Kecamatan Dramag, Desa Babakan menyumbang RTM yang
besar yaitu 512 RTM.
Pengukuran karakter miskin pada dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu
pendekatan ekonomi konvensional dengan teori budaya kemiskinan dan ekonomi
Islam dengan pendekatan maqashid syariah.
Desa Babakan angka kemiskinannya tinggi
Analisis karakter miskin Desa Babakan

Ekonomi
Konvensional

Ekonomi Islam

Karakter miskin
 Sikap ekonomi tidak
berpikir panjang
 Kehamilan muda dan
diluar nikah
 Sikap hidup pasif
 Aspirasi rendah

Maqashid Syariah
 Agama
 Jiwa
 Akal
 Keturunan
 Harta

Faktor-faktor karakter miskin
berdasarkan maqashid syariah
Kesimpulan
Rekomendasi penanggulangan
kemiskinan Desa Babakan

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat miskin di Desa Babakan Dramaga
Bogor, Jawa Barat. Tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive

9
sampling) dengan alasan IPB Dramaga Bogor terletak di Desa Babakan. Waktu
penelitian ini berlangsung selama bulan Juli samapai dengan bulan November 2014.

Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini merupakan data primer
dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner
yang diajukan kepada warga miskin atau warga yang pernah mendapatkan bantuan,
yang tinggal di Desa Babakan Dramaga. Data sekunder dikumpulkan dari literaturlitelatur yang dapat menunjang penelitian ini seperti Al-Qur’an, Al-Hadist, buku,
jurnal, penelitian terdahulu, data dari Badan Pusat Statistik.
Metode Pengambilan Sampel dan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah 512 rumah tangga miskin di Desa
Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Jumlah responden yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 105 orang dengan jumlah indikator 21.
Menurut Chou dalam Laten (2012), jumlah sampel yang diambil dari populasi
sebesar 5 kali jumlah variabel indikator. Menurut Firdaus et al. (2008), persyaratan
jumlah responden untuk analisis SEM sebaiknya antara 100-200 orang. Hal ini
bertujuan agar dapat menggambarkan keadaan karakter masyarakat miskin yang
sebenarnya.
Teknik pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah
purposive sampling. Menurut Riduwan (2010) purposive sampling adalah teknik
sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanganpertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Pertimbangan pengambilan
sampel atau screening dalam penelitian adalah penduduk di Desa Babakan yang
pernah mendapatkan bantuan dan atau penduduk yang pendapatannya tidak
mencapai nishab zakat, Rp2 244 000 per Juli 2014. Data warga yang pernah
mendapat bantuan dapat diperoleh dari ketua RT masing-masing daerah.
Sedangkan warga dengan pendapatan dibawah nishab zakat namun tidak tercantum
dalam daftar penerima bantuan, dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu pertama,
kemiskinan relatif yang dilihat dari fisik luar atau rumah, kemudian wawancara
singkat tentang pendapatannya. Apabila diketahui pendapatannya kurang dari
nishab zakat, maka wawancara dilanjutkan dan apabila memenuhi batas nishab
zakat, maka wawancara selesai sampai ditahap identitas pendapatan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan alat analisis data deskriptif dan Partial Least
Square-Structure Equetion Model(PLS-SEM) dengan menggunakan software
smartPLS versi 2.0. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 untuk
tabulasi dan SPSS 16 untuk uji validitas dan reliabilitas.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan
dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis deskriptif untuk

10
membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai faktafakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti (Riduwan 2009).
Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan keadaan
demografi masyarakat Desa Babakan. Analisis ini juga digunakan untuk
menjelaskan hasil dari kuesioner yang telah disebar. Hasil dari kuesioner penelitian,
dibuat dalam tabel-tabel sederhana dan dikelompokan berdasarkan jawaban yang
sama.
Skala Likert
Skala likert dalam penelitian ini digunakan untuk memberi penilaian (skor)
terhadap pernyataan dalam angket penelitian. Setiap skala likert diberikan indikator
penjabaran untuk memudahkan responden dalam menjawab serta kejelasan
perbedaan setiap indikator untuk mengurangi bias. Jumlah skala likert yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah lima, yaitu sangat tidak setuju, tidak
setuju, ragu-ragu, setuju, sangat setuju (Tabel 1). Penggunaan skala likert ini
bertujuan untuk mengukur sikap dan pendapat masyarakat. Menurut Riduwan
(2010), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang gejala atau kejadian sosial.
Tabel 1 Skala Likert
Nilai
Skala likert
1
Sangat Tidak Setuju
2
Tidak Setuju
3
Ragu-ragu
4
Setuju
5
Sangat Setuju

Keterangan
Indikator A
Indikator B
Indikator C
Indikator D
Indikator E

Uji Validitas
Validitas adalah kemampuan alat ukur yang mampu mengukur dengan tepat
gejala-gejala sosial tertentu (Rianse 2009). Pengujian validitas pada penelitian ini
bertujuan untuk mengukur seberapa tepat instrument pertanyaan mengukur variable
yang diteliti. Jumlah responden dalam uji validitas ini 30 orang dengan 21 butir
pertanyaan. Pengujian validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan
software SPSS versi 16. Hasil uji validitas dapat dilihat pada hasil output SPSS
pada table Correted Item-Total Correlation. Kaidah keputusan validitas: (1) jika
thitung≤ ttabelmaka tidak valid dan (2) jika thitung>ttabel maka valid. Nilai ttabelpada uji
validitas dengan n sebanyak 30 adalah sebesar 0,361 dengan taraf kesalahan 5%.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan adalah keterpercayaan, stabilitas, konsistensi,
prediktabilitas, dan akurasi dari suatu ukuran (Silalahi 2009). Pengujian reliabilitas
pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan reliabilitas alat ukur (pertanyaan)
dalam mengukur variabel. Alat analisis yang digunakan dalam menguji reliabilitas
pada kuesioner penelitian ini adalah SPSS versi 16 dengan metode Alpha
Cronbach.Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada hasil output SPSS tabel
Reliability. Kaidah keputusan reliabilitas: jika alpha ≤ rtabelmaka tidak reliabel dan

11
(2) jika alpha >rtabel maka reliabel. Nilai rtabel dengan n sebanyak 30, sama dengan
nilai ttabel, yaitu sebesaar 0,361.

Analisis Structural Equetion Modeling (SEM)
Menurut Sholihin dan Ratmono (2013) Structural Equation Modeling (SEM)
merupakan salah satu jenis analisis multivariat dalam ilmu sosial. Analisis
multivariat merupakan aplikasi metode statistika untuk menganalisis beberapa
variabel penelitian secara simultan atau serempak. Seiring perkembangannya, SEM
dibagi dalam dua jenis, (1) covariance-based SEM (CB-SEM) dan (2) variancebased SEM atau Partial Least Square (SEM-PLS). CB-SEM lebih dikenal dengan
nama software analisisnya, seperti Lisrel, AMOS, EQS, dan sebagainya. Adapun
software yang dapat digunakan untuk metode SEM-PLS diantaranya Smart PLS,
PLS Graph, dan Visual PLS.
Berdasarkan tujuan penggunaannya, CB-SEM digunakan untuk konfirmasi,
yaitu menguji hipotesis dari teori dan konsep yang sudah ada, sedangkan SEM-PLS
digunakan untuk eksplorasi, yaitu memprediksi pola data dengan keterbatasan teori
dan tidak terpenuhinya kaidah SEM yang berbasis kovarian. Menurut Pirouz (2006)
dalam Mustafa dan Wijaya (2012), kelebihan dari SEM-PLS ini mampu mengatasi
permasalahan keterbatasan Ordinary Least Squares (OLS) regression ketika data
dihadapkan permasalahan seperti ukuran data kecil, adanya missing values, data
tidak normal, dan adanya multikolinieritas.
Tahapan dalam melakukan analisis dengan metode SEM-PLS ada dua
tahapan, yaitu:
(1) Mengevaluasi Model Pengukuran Relatif (Outer Model)
a. Reliabilitas konsistensi internal: Composite reliability dan cronbach
alpha lebih besar dari 0.7 tetapi untuk penelitian eksploratoris 0.5-0.6
masih dapat diterima.
b. Validitas konvergen: loading indikator diharapkan lebih besar dari 0.5.
c. Validitas diskriminan: (1) akar kuadrat Average Variance Extracted
(AVE) lebih besar daripada korelasi antarkonstruk, (2) loading indikator
ke konstruk yang diukur lebih besar daripada loading ke konstruk lain
(cross-loading rendah).
(2) Mengevaluasi Model Struktural (Inner Model)
a. Nilai koefisien determinan (R-squared) untuk variable endogen dalam
model struktural dapat diinterpretasikan: 0.67 = Subtansial, 0.33 =
moderat, 0.19 = lemah.
b. Estimasi for path coefficients, merupakan nilai koefisien jalur atau
besarnya hubungan pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur
Bootstrapping.
Model umum penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan penjelasan
mengenai variabel laten dan variabel indikator dapat dilihat pada Tabel 2.

12

Gambar 3 Model Umum Penelitian
Tabel 2 Variabel Penelitian
Variabel Laten
Kode
MA1
Maqashid Syariah
MA2
dimensi perlindungan
MA3
terhadap Agama
MA4
MJ1
Maqashid Syariah
dimensi perlindungan
MJ2
terhadap Jiwa
MJ3
MP1
Maqashid Syariah
MP2
dimensi perlindungan
terhadap Akal/Pikiran
MP3
MK1
Maqashid Syariah
dimensi perlindungan
MK2
terhadap Keturunan
MK3
MH1
Maqashid Syariah
MH2
dimensi perlindungan
MH3
terhadap Harta
MH4
KM1
Karakter Masyarakat
miskin

KM2
KM3
KM4

Variabel Indikator
Menjalankan shalat 5 waktu
Membaca Al-Qur'an
Mempelajari ilmu agama
Berdakwah
Terpenuhi kebutuhan pribadi
Mengonsumsi makan bergizi
Makan di restoran
Pendidikan formal
Minat membaca buku
Pendidikan informal
Tidak berpacaran
Keluarga harmonis
Pesta pernikahan/walimahan
Penghasilan layak
Bersedekah
Menabung
Memiliki barang mewah
Sikap ekonomi tidak berpikir
panjang
Kehamilan muda atau di luar
nikah
Sikap hidup pasif
Aspirasi rendah

Sumber

Shidiq S. 2011.
Ushul Fiqh.
Jakarta: Kencana

Teori Budaya
kemiskinan
Oscar Lewis

13
Tabel 3 Karakter Penilaian Indikator
No

Kode

Indikator

1

MA1

Menjalankan
shalat 5 waktu

2

MA2

kelancaran
Membaca Almembaca
Qur'an
Qur'an

3

MA3

Mempelajari
ilmu agama

frekuensi mengikuti
pengajian

4

MA4

Berdakwah

kemauan
dalam
menasehati orang
terkait keagamaan

5

MJ1

Terpenuhi
kebutuhan
pribadi

6

MJ2

7

MJ3

8

MP1

Karakter Penilaian

kuantitas
menjalani
wajib

dalam
sholat

dalam
Al-

terpenuhinya
kebutuhan
makanan, pakaian,
dan rumah
kelengkapan jenis
dalam
Mengonsumsi makanan
makanan
makan bergizi menu
sehari-hari
Makan
di frekuensi makan di
restoran
restoran
lamanya
waktu
yang
ditempuh
Pendidikan
untuk bersekolah
formal
formal

Landasan
Ibnu
Qayyim
Al
Jauziyah
mengatakan,
”Kaum
muslimin
bersepakat
bahwa
meninggalkan
shalat
lima
waktu dengan sengaja adalah dosa
besar yang paling besar dan dosanya
lebih besar dari dosa membunuh,
merampas harta orang lain, berzina,
mencuri, dan minum minuman keras.
Orang yang meninggalkannya akan
mendapat hukuman dan kemurkaan
Allah serta mendapatkan kehinaan di
dunia dan akhirat.”
“Sesungguhnya Allah mengangkat
derajat suatu kaum dengan Kitab ini
(Al-Qur`an) dan Allah merendahkan
kaum yang lainnya (yang tidak mau
membaca,
mempelajari
dan
mengamalkan Alquran).”
(HR
Muslim).
Barangsiapa yang dikehendaki Allah
dengan
kebaikan maka
Allah
menjadikannya ia pandai mengenai
agama dan ia diilhami PetunjukNYa
[Muttafaq ‘alaih]
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orangorang yang fasik” (TQS. Al-Imran :
110)
Kebutuhan
pokok
manusia
adalah sandang, pangan dan papan.
(Widyosiswoyo 1991)
memelihara jiwa dalam tingkat hajiyat
(Shidiq 2011)
memelihara jiwa dalam
tahsiniyat (Shidiq 2011)

tingkat

semakin tinggi tingkat
pendidikan KRT maka semakin
rendah risiko rumahtangga menjadi
miskin (Adianti 2005)

14

9

10

11

MP2

Minat
membaca
buku

MP3

Pendidikan
informal

MK1

frekuensi membaca
buku dalam satuan
hari

kuantitas
dalam
mengikuti seminar,
pelatihan,
dan
kursus
proses
sebelum
pernikahan:
proses menuju
pacaran,
kenalan
pernikahan
sebentar,
ta'aruf/dijodohkan.

12

MK2

Keluarga
harmonis

13

MK3

Pesta
pernikahan/wa
limahan

14

MH1

Penghasilan
layak

15

MH2

Bersedekah

‘Iqra’ (bacalah) denqan menyebut
nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah Menciptakan manusia dari
segumpal darah. Iqra’ (bacalah), dan
Tuhanmu lah yang Paling Pemurah,
sang Mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia Mengajarkan
kepada manusia apa sang tidak
diketahuinya. (Q. Al ‘Alaq: 1-5)
”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi
setiap muslim laki-laki maupun
muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil
Barr)
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk” (Al-Isra:32)

"Mukmin yang sempurna imannya
menilai
dari adalah yang paling baik pribadinya,
intensitas
dan sebaik-baik pribadi ialah seorang
pertengkaran dalam yang
paling
baik
terhadap
keluarga
istri/suaminya"
(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi).
Anas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah berdiam selama tiga
malam di daerah antara Khaibar dan
Madinah untuk bermalam bersama
Shafiyyah (istri baru). Lalu aku
skala
pesta mengundang
kaum
muslimin
pernikahan: besar, menghadiri
walimahnya.
Dalam
sedang, kecil, tidak walimah itu tak ada roti dan daging.
ada pesta
Yang ada ialah beliau menyuruh
membentangkan tikar kulit. Lalu ia
dibentangkan
dan
di
atasnya
diletakkan buah kurma, susu kering,
dan samin. Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Bukhari.
terpenuhinya
Beruntunglah
orang
yang
kebutuhan keluarga
menyerahkan diri (masuk Islam), dan
selama
sebulan,
dikaruniakan kepadanya rezki yang
mulai
dari
cukup, serta merasa cukup dengan apa
berhutang sampai
yang telah Allah Swt berikan
ada
kelebihan
kepadanya. (HR. Muslim)
penghasilan
Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di
frekuensi
dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam,
bersedekah dalam infaklah (nafkahkanlah hartamu),
satuan hari
niscaya Aku memberikan nafkah
kepadamu.” (HR. Muslim)

15

16

MH3

Menabung

17

MH4

Memiliki
barang mewah

18

KM1

Sikap ekonomi
tidak berpikir
panjang

19

KM2

Kehamilan
muda atau di
luar nikah

20

KM3

Sikap
pasif

21

KM4

Aspirasi
rendah

hidup

Allah akan memberikan rahmat
kepada seseorang yang berusaha dari
yang baik, membelanjakan uang
frekuensi
sederhana,
dan
dapat
menabung dalam secara
menyisihkan kelebihan untuk menjaga
satuan hari
saat dia miskin dan membutuhkannya.
(HR. Muslim dan Ahmad)
kepemilikan barang
mewah, terutama
dilihat
dari Rasulullah saw menggunakan pedang
kepemilikan
HP, emas dalam berperang.
lalu tablet, laptop,
dan perhiasan
dinilai
dari “
..hendaklah
setiap
diri
memperhatikan apa yang telah
perencanaan
keuangan
jangka diperbuatnya untuk hari esok” (Alpanjang
Hasyr: 18)
Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatwa
dinilai dari ada atau 32/109: “Menikahi perempuan pezina
tidaknya tetangga adalah haram sampai ia bertaubat,
yang hamil di luar apakah yang menikahinya itu adalah
yang menzinahinya atau selainnya.
nikah
Inilah yang benar tanpa keraguan.”
Bersodaqah
pahalanya
sepuluh,
memberi hutang (tanpa bunga)
pahalanya
delapan
belas,
keterlibatannya
menghubungkan diri dengan kawandalam
kegiatan
kawan pahalanya dua puluh dan
kemasyarakatan
silaturrahmi
(dengan
keluarga)
pahalanya dua puluh empat. (HR. Al
Hakim)
“..Allah tidak akan mengubah suatu
nikmat yang telah diberikan-Nya
dinilai dari cita-cita
kepada suatu kaum, hingga kaum itu
yang dimiliki dan
mengubah apa yang ada pada diri
usaha
dalam
mereka sendiri. Sungguh Allah
mencapainya
MahaMendengar, Maha Mengetahui”
(Al-Anfal: 53)

Batasan dan Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Umur
Umur merupakan perhitungan usia responden sejak lahir yang dihitung
dengan satuan tahun
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan identitas gender responden dengan pilihan laki-laki
atau perempuan.
3. Agama
Agama merupaka keyakinan yang dianut respond an dalam penelitian ini
hanya diteliti responden yang menganut agama Islam.
4. Status Pernikahan

16
Status pernikahan merupakan status hubungan suami-istri responden yang
dalam penelitian ini hanya hanya menggunakan status menikah, cerai mati,
dan cerai hidup.
5. Usia Menikah
Usia menikah adalah usia ketika responden pertama kali menikah.
6. Usia Hamil Anak Pertama
Usia hamil anak pertama merupakan usia ketika responden (apabila
responnya perempuan) atau pasangan responden (apabila respondennya lakilaki) pertama kali mengandung anak pertama.
7. Status Kepala Rumah Tangga
Status kepala rumah tangga merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap biaya tanggungan keperluan rumah tangga.
8. Status Rumah
Status rumah merupakan status kepemilikan rumah, dalam penelitian ini
status rumah yang digunakan adalah pribadi, mengontrak, tinggal bersama
orang tua atau warisan orang tua.
9. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan usaha seseorang dalam mendapatkan penghidupan
untuk keluarganya.
 Buruh: orang yang bekerja pada orang lain yang diberi upah
 Pegawai: orang yang bekerja disuatu instansi yang diberi honor
 Pedagang: orang yang menjual barang dagangan usahanya sendiri
 Jasa: orang yang bekerja menawarkan jasa tenaga
 Pemulung: orang yang mencari barang yang sudah dibuang untuk
dijualnya kembali
 Menganggur: orang dengan usia produktif yang aktif mencari
pekerjaan namun belum mendapatkannya.
 Ibu Rumah Tangga: wanita usia produktif yang tidak aktif mencari
pekerjaan.
10. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan merupakan jumlah orang yang kehidupannya ditanggung
oleh kepala keluarga.
11. Lama Pendidikan
Lama pendidikan merapakan hitungan lamanya responden dalam sekolah
formal yang dihitung dengan satuan tahun.
12. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang (rupiah) yang didapatkan rumah tangga
dalam sebulan.
13. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan jumlah uang (rupiah) yang dikeluarkan rumah tangga
dalam sebulan.
14. Restoran: rumah makan yang menjual aneka menu makanan dijual di tempat
terpisah dari rumah pemilik usaha dan berlokasi di luar Desa Babakan
15. Barang mewah: dinilai dari kepemilikan hand phone (HP) dan tipenya.
Dilanjutkan gadget lainnya dan perhiasan.

17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Hasil Kuesioner
Jumlah responden yang diwawancarai pada penelitian ini adalah 105
responden. Dari 105 data yang terkumpul hanya 102 data yang dianalisis. Ketiga
data lainnya tidak dimasukan dalam analisis karena tidak layak (jawaban responden
yang inkonsistensi) dan termasuk pencilan. Data yang menjadi pencilan adalah data
ke-102, 104, dan 105.
Dari hasil analisis data menggunakan SEM, didapat 4 variabel laten yang
signifikan, yaitu variabel maqashid syariah poin agama, akal, keturunan, dan harta.
Keempat variabel signifikan tersebut, data ke-102 dan 105 menjadi pencilan karena
memiliki perbedaan rata-rata nilai variabel akal yang cukup jauh, yaitu sebesar
1.26. Rata-rata nilai variabel poin akal pada data 102 dan 105 sebesar 3.33 dan ratarata keseluruhan nilai variabel akal 2.07. Kondisi responden ke-102 adalah orang
yang aktif mengikuti pelatihan atau seminar dan keadaan responden ke-105 adalah
seorang pendidik agama walau ia seorang penjual soto mie di grobak pada siang
harinya. Sehingga kedua responden ini memiliki nilai variabel maqashid syariah
poin akal yang lebih tinggi dari rata-ratanya. Pada data ke-104 menjadi pencilan
karena memiliki rata-rata nilai variabel agama 2, sementara rata-rata nilai variabel
agama secara keseluruhan sebesar 3.40. Keadaan responden ke-104 ini hampir tidak
pernah melakukan sholat dan tidak suka mengikuti majlis taklim atau pengajian.
Karakteristik Umum Responden
Masyarakat Desa Babakan yang menjadi responden dalam penelitian
memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik umum yang membedakannya
antara lain : usia, jenis kelamin, pendidikan, kepala rumah tangga, pekerjaan, dan
pengeluaran per bulan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner, maka
karakteristik responden sebagai berikut:
Usia
Keragaman usia responden pada penelitian ini hampir rata pada jenjang usia
30 samapai 59. Hal ini menunjukkan usia tidak menjadi faktor kemiskinan pada
Desa Babakan. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel
4.
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun)
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
>70
Total
Rata-rata

Jumlah (Orang)
12
25
22
22
11
10
102
47

Persentase (%)
11.76
24.51
21.57
21.57
10.78
9.80
100.00

18
Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan,
yaitu sebanyak 85 orang atau 83.33% dari total responden. Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin da