Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya

PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DESA
BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN
BOGOR TERHADAP KUCING LIAR DAN CARA
PENGENDALIANNYA

BINTANG PRATIWI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ―Pengetahuan dan
Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
Terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya‖ adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Bintang Pratiwi
NIM B04100053

ABSTRAK
BINTANG PRATIWI. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Terhadap Kucing Liar dan Cara
Pengendaliannya. Dibimbing oleh FADJAR SATRIJA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar dan cara
pengendaliannya. Pengambilan data dilakukan di Desa Babakan dari bulan
Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner kepada 100 responden. Data karakteristik responden
yang diambil yaitu usia, jenis kelamin, wilayah, pendidikan, kepemilikan hewan
peliharaan dan keberadaan kucing liar di lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan lebih dari separuh (58%) responden memiliki pengetahuan yang
cukup terhadap kucing liar dan terdapat 42% responden yang memiliki

pengetahuan yang buruk terhadap cara pengendaliannya. Hasil analisa kategori
sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif
terhadap kucing liar (84%) dan sikap netral terhadap cara pengendaliannya (53%).
Karakteristik yang berkorelasi dalam penelitian ini adalah pendidikan dan
wilayah. Pendidikan berkorelasi dengan pengetahuan masyarakat terhadap kucing
liar dan sikap masyarakat terhadap cara pengendalian, sementara wilayah
berkorelasi dengan pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendalian dan sikap
masyarakat terhadap kucing liar. Sebagian besar responden setuju (79%)
steril/kebiri sebagai cara untuk mengendalian populasi kucing liar dan sebanyak
67% responden bersedia berperan aktif untuk melaporkan kelebihan populasi
kucing liar ke pemerintah untuk ditindaklanjuti.
Kata kunci: cara pengendalian, kucing liar, masyarakat Desa Babakan,
pengetahuan, sikap

ABSTRACT
BINTANG PRATIWI. Knowledge and Atitude Babakan Village Society Dramaga
Sub-District Bogor Regency on Feral/Stray Cat and Its Population Control.
Supervised by FADJAR SATRIJA.

This research was conducted to evaluate the level of knowledge and attitude

of Babakan Village society on feral/stray cat and its population control. The data
collection was carried out using quetionnaires for 100 respondents from October
2014 to January 2015. The characteristics for this research were age, gender,
region, education, pet ownership and the presence of feral/stray cats around the
neighborhood. The results showed more than half (58%) of respondents have
sufficient knowledge on feral/stray cats and the rest (42%) of respondents have
poor knowledge on feral/stray cats population control. Most of respondents (84%)
have positive attitude on feral/stray cats, while the rest of respondents (53%) have
neutral attitude on feral/stray cats population control. The correlated
characteristics were education and region. Education was correlated with

public's knowledge on the feral/stray cats and attitudes on feral/stray cats
population control, while regions correlated with the public's knowledge on
feral/stray cats’ population control and attitudes on feral/stray cats. Seventy nine
percents of respondents agreed spay/neuter as the method for controling
feral/stray cats population and sixty seven percents of respondents were willing to
report the overpopulation of stray/feral cats to the government in order to be
followed up.

Keywords: attitude, Babakan Village society, feral or stray cat, how to control

the population, knowledge

PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DESA
BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN
BOGOR TERHADAP KUCING LIAR DAN CARA
PENGENDALIANNYA

BINTANG PRATIWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Judul Skripsi : Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor terhadap Kucing Liar dan Cara
Pengendaliannya
Nama
: Bintang Pratiwi
NIM
: B04100053

Disetujui oleh

Drh Fadjar Satrija, MSc, PhD
Pembimbing I

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS, PhD, APVet
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Tanggal Lulus :


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
―Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga
Kabupaten Bogor terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya‖. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang
dilakukan penulis di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
Penulian karya ini tidak akan dapat terselesikan dengan baik tanpa bantuan
dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drh Fadjar Satrija, MSc, PhD selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran dan kritik dalam penulisan karya ini,
2. Kedua orang tua Tukijo dan Rahayu Lestari beserta adik tercinta Lintang
Kusumawardani yang telah memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis,
3. Drh Herwin Pisestyani, MSi selaku pembimbing akademik yang telah
menjadi orang tua selama penulis menimba ilmu di FKH IPB,
4. Sahabat tercinta, Amalia Meini Bunyamin, SKH dan Syafrizal Ginting,
SPd atas doa, dukungan dan motivasi yang diberikan selama penelitian

dan penulisan skripsi,
5. Tri Budiarto, SKPM (KPM 45) dan Widya Ningsih, SStat (STK 42) yang
telah memberikan pelajaran tentang kuesioner dan pengolahan data,
6. Keluarga besar Acromion 47 atas kebersamaannya selama ini,
7. Keluarga besar KSR PMI Unit 1 IPB atas pengalaman dan pelajaran dalam
kebersamaan dan kekeluargaan selama ini,
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas
dukungannya.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk melengkapi skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang terkait.
Bogor, Mei 2015
Bintang Pratiwi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi Berlebih (overpopulation) pada Kucing
Cara Pengendalian
METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Desain Penelitian
Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Babakan
Karakteristik Responden
Tingkat Pengetahuan Umum Responden terhadap Kucing Liar dan Cara
Pengendaliannya
Kategori Sikap Responden terhadap Kucing Liar dan Cara
Pengendaliannya
Hubungan Karakteristik Responden dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Desa Babakan terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya
Hubungan Karakteristik Responden dan Kategori Sikap Masyarakat Desa

Babakan terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

ix
ix
ix
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
4

4
4
5
5
6
6
8
11
11
12
12

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6

7

Tingkat pengetahuan umum responden terhadap kucing liar dan
cara pengendaliannya
Kategori sikap responden terhadap kucing liar dan cara
pengendaliannya
Hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap kucing liar
Hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap cara pengendaliannya
Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat
terhadap kucing liar
Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat
terhadap cara pengendaliannya
Sikap masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendalian
kucing liar

6
6
7
8
9
10
11

DAFTAR GAMBAR
1

Pembagian dusun berdasarkan Peta Administratif Desa Babakan
(Pemerintah Desa Babakan 2014)

3

DAFTAR LAMPIRAN
1

Kuesioner

17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kucing (Felis catus) adalah hewan karnivora kecil keluarga Felidae yang
telah didomestikasi oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Jenis hewan ini dekat
dengan manusia karena dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan
pemukiman dan memiliki kemampuan untuk berburu binatang kecil pengganggu
seperti tikus. Peran kucing di masa kini tidak hanya terbatas sebagai pemburu
tikus, namun lebih sebagai hewan kesayangan (companion animal). Banyak orang
yang memelihara dan menyayangi hewan ini karena penampilannya yang cantik,
bersih dan lucu, serta memiliki sifat yang lembut dan manja.
Disamping kucing yang dipelihara dalam rumah, terdapat juga populasi
kucing liar yang hidup berkeliaran bebas di sekitar pemukiman manusia. Menurut
ACA (2014) Kucing rumahan dan kucing liar merupakan spesies yang sama.
Perbedaan mereka adalah adanya pemilik dan tidak. Kucing liar berdasarkan cara
bersosialisasi dengan manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu kucing stray yang
jinak dan kucing feral yang tidak jinak. Keberadaan kucing liar di tengah
masyarakat disebabkan oleh adanya kucing domestikasi yang keluar dari rumah
pemiliknya. Hal tersebut terjadi karena kucing tersebut hilang atau dibuang oleh
pemiliknya lalu bereproduksi sehingga munculah anak-anak kucing yang tak
bertuan. Populasi kucing liar dapat meningkat dengan cepat karena tidak memiliki
predator alami serta kemampuan reproduksi kucing yang merupakan hewan
poliestrus cukup tinggi (Zambelli dan Prati 2006).
Kondisi di atas dapat menyebabkan ledakan populasi kucing liar yang
berpotensi mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat seperti cemaran
feses di lingkungan dan penyakit yang dapat ditularkan ke manusia (Zoonosis).
Untuk menghindari terjadinya masalah tersebut perlu dilakukan upaya
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap berbagai masalah akibat kucing
liar. Upaya tersebut harus didukung dengan pengendalian populasi kucing liar
yang dilakukan secara efektif dengan metode yang tidak bertentangan dengan
kaidah kesejahteraan hewan (animal welfare). Oleh karena itu perlu dilakukan
penggalian informasi mengenai tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap keberadaan kucing liar serta cara pengendaliannya.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar dan cara
pengendaliannya.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan bagi
pemerintah, akademisi, dan organisasi non-pemerintah terkait dalam pengambilan
keputusan dan merancang program-program terkait masalah kucing liar.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Populasi Berlebih (overpopulation) pada Kucing
Menurut Kass (2005) overpopulation (populasi yang berlebih) pada kucing
adalah keadaan dimana kucing menjadi beresiko untuk dieuthanasi
(ditidurkan/dimatikan) karena mereka tidak diinginkan dan tidak memiliki
pemilik. Penelitian mengenai potensi jumlah anak kucing yang dihasilkan oleh
kucing liar pernah dilakukan oleh Olson dan Johntson (1993). Berdasarkan
penelitian tersebut, jika perkawinan terjadi sekali dalam setahun, dua ekor kucing
yang menghasilkan delapan anakan per tahun beserta anakannya akan
menghasilkan 175 000 keturunan dalam tujuh tahun (dengan asumsi anakan
tersebut dapat menghasilkan jumlah anakan yang sama). Jumlah ini akan menjadi
lebih dari 750 000 keturunan jika kucing betina kawin lebih dari sekali dalam
setahun. Jumlah overpopulation kucing di Amerika Serikat akan mencapai level
yang tidak dibayangkan jika tidak dilakukan operasi sterilisasi (Kass 2005).

Cara Pengendalian
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi kucing
liar seperti menangkap, memilih dan melakukan depopulasi. Namun cara ini
kurang efektif karena ketika kucing itu dihilangkan dari lingkungan, maka akan
datang lagi kucing-kucing yang lain. Cara lain adalah trap, neuter and release
(TNR) yaitu penangkapan, sterilisasi (kastrasi/ovariohisterektomi) untuk
menghentikan reproduksi kucing, lalu dikembalikan lagi ke tempatnya sehingga
dapat mengontrol populasi (Kass 2005). Slater (2005) menyatakan program TNR,
adopsi dan monitoring adalah pilihan yang paling efektif dan manusiawi dalam
jangka panjang untuk mengontrol populasi kucing liar.
Pemerintah Indonesia dalam PP No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
tumbuhan dan Satwa menyatakan bahwa satwa yang mengancam jiwa manusia
secara langsung dapat dibunuh apabila tidak dapat dikembalikan ke habitatnya
atau dikirim ke lembaga konservasi untuk dipelihara. Kucing liar dalah hal ini
akan didepopulasi jika mulai mengancam jiwa manusia.

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten
Bogor dari bulan Oktober 2014-Januari 2015. Responden dari penelitian
berdomisili di empat dusun yaitu Dusun Bara (warna kuning), Bateng (warna
merah), Badoneng (warna hijau) dan Cangkurawok (warna biru) (Gambar 1).

3

Gambar 1

Pembagian dusun berdasarkan Peta Administratif Desa Babakan
(Pemerintah Desa Babakan 2014)

Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi cross sectional yang dirancang untuk
mengetahui karakteristik masyarakat Desa Babakan serta hubungannya dengan
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya.
Responden dari penelitian ini merupakan populasi dari seluruh masyarakat Desa
Babakan. Besaran sampel masyarakat sebagai responden ditentukan dengan
menggunakan Rumus Slovin (Sarwono 2006) sebagai berikut:
n =

N
1 + N e2

keterangan:
n
= jumlah sampel
N = jumlah populasi, dalam hal ini populasi di Desa Babakan yaitu 11.044 Jiwa (Data
Gambaran Umum Kondisi dan Potensi Desa 2013)
e
= nilai kritis (batas ketelitian), dalam hal ini peneliti mengambil nilai kritis 10 persen

Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel sebesar 99.1 yang
dibulatkan menjadi 100 responden. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara langsung terhadap responden menggunakan kuesioner untuk menilai
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya.
Data karakteristik desa dan penduduknya merupakan data sekunder yang didapat

4

dari Kantor Desa Babakan (2013). Data jumlah mahasiswa FKH IPB yang tinggal
di wilayah Desa Babakan didapatkan dengan kuesioner yang disebarkan secara
acak terhadap 328 orang mahasiswa FKH IPB di tingkat 2, 3, 4 dan PPDH.

Analisa Data
Jawaban atas pertanyaan terhadap responden dianalisa sebagai berikut.
Pengukuran tingkat pengetahuan: jawaban yang ―benar‖ diberi skor 1, sedangkan
jawaban yang ―salah‖ atau jawaban ―tidak tahu‖ diberi skor 0. Jumlah skor untuk
setiap responden dihitung berdasarkan jawaban yang benar. Perhitungan nilai
didapatkan dengan cara total skor dibagi dengan total soal dikali 100%.
Berdasarkan kriteria penilaian di atas maka untuk menilai tingkat pengetahuan
responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya adalah sebagai berikut:
• Baik jika nilai >70%
• Cukup jika nilai 50-70%
• Buruk jika nilai 70%
• Sikap netral jika nilai 50-70%
• Sikap negatif jika nilai 0.05), namun ditemukan korelasi positif lemah

7

(p50 tahun
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Universitas
Kepemilikan
hewan peliharaan
Ya
Tidak
Keberadaan
kucing liar di
lingkungan sekitar
Ada
Tidak
Wilayah (Dusun)
Bara
Bateng
Badoneng
Cangkurawok

Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar
Baik
Cukup
Buruk
Total
p
n
%
n
%
n
%
n
%

r

7
4
9
8

29.2
19
27.3
36.4

11
17
19
11

45.8
81
57.6
50

6
0
5
3

25
0
15.2
13.6

24
21
33
22

100
100
100
100

0.411719

0.082989

17
11

43.6
18

18
40

46.2
65.6

4
10

10.3
16.4

39
61

100
100

0.119711

0.156606

3
3
17
5

11.5
18.8
36.2
45.5

16
13
24
5

61.5
81.3
51.1
45.5

7
0
6
1

26.9
0
12.8
9.09

26
16
47
11

100
100
100
100

0.030785

0.216141

14
14

25.9
30.4

30
28

55.6
60.9

10
4

18.5
8.7

54
46

100
100

0.881938

-0.01504

27
1

27.3
100

58
0

58.6
0

14
0

14.1
0

99
1

100
100

0.108592

-0.16143

8
12
5
3

29.6
57.1
23.8
9.68

14
7
14
23

51.9
33.3
66.7
74.2

5
2
2
5

18.5
9.52
9.52
16.1

27
21
21
31

100
100
100
100

0.613071

-0.05118

Hubungan antara pendidikan dan tingkat pengetahuan masyarakat Desa
Babakan terhadap kucing liar menunjukkan kecenderungan yang lemah. Semakin
tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Badran
(1995) menyatakan bahwa edukasi merupakan prasyarat dari pengetahuan.
Tingkat pengetahuan baik responden dengan pendidikan terakhir SD adalah
11.5%, SMP 18.8%, SMA 36.2% dan Universitas 45.5%.
Tidak adanya korelasi antara karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan,
kepemilikan hewan peliharaan, ada tidaknya kucing liar di sekitar) juga ditemukan
pada tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babakan terhadap cara
pengendaliannya. Korelasi positif lemah ditunjukkan oleh karakteristik wilayah
dimana p0.05), namun ditemukan korelasi positif lemah
(p50 tahun
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Universitas
Kepemilikan
hewan peliharaan
Ya
Tidak
Keberadaan
kucing liar di
lingkungan
sekitar
Ada
Tidak
Wilayah (Dusun)
Bara
Bateng
Badoneng
Cangkurawok

Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendaliannya
Baik
Cukup
Buruk
Total
p
r
n
%
n
%
n
%
n
%
12
10
10
8

50
47.6
30.3
36.4

2
2
8
6

8.33
9.52
24.2
27.3

10
9
15
8

41.7
42.9
45.5
36.4

24
21
33
22

100
100
100
100

0.292093

-0.10639

13
27

33.3
44.3

9
9

23.1
14.8

17
25

43.6
41

39
61

100
100

0.755001

-0.03159

10
4
21
5

38.5
25
44.7
45.5

6
3
6
3

23.1
18.8
12.8
27.3

10
9
20
3

38.5
56.3
42.6
27.3

26
16
47
11

100
100
100
100

0.294345

0.1059

24
16

44.4
34.8

9
9

16.7
19.6

21
21

38.9
45.7

54
46

100
100

0.097793

-0.16143

39
1

39.4
100

18
0

18.2
0

42
0

42.4
0

99
1

100
100

0.33577

-0.09725

13
15
9
3

48.1
71.4
42.9
9.68

6
3
6
3

22.2
14.3
28.6
9.68

8
3
6
25

29.6
14.3
28.6
80.6

27
21
21
31

100
100
100
100

0.00

-0.38314

Tidak adanya korelasi antara karakteristik (usia, jenis kelamin, kepemilikan
hewan peliharaan, ada tidaknya kucing liar di sekitar dan wilayah) juga ditemukan
pada kategori sikap masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendaliannya.

9

Disini korelasi positif lemah ditunjukkan oleh karakteristik pendidikan dimana
p50 tahun
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Universitas
Kepemilikan hewan
peliharaan
Ya
Tidak
Keberadaan kucing
liar di lingkungan
sekitar
Ada
Tidak
Wilayah (Dusun)
Bara
Bateng
Badoneng
Cangkurawok

Positif
n
%

Kategori sikap masyarakat terhadap kucing liar
Netral
Negatif
Total
p
n
%
n %
n
%

r

21
20
28
15

87.5
95.2
84.8
68.2

3
1
5
7

12.5
4.8
15.2
31.8

0
0
0
0

0.0
0.0
0.0
0.0

24
21
33
22

100
100
100
100

0.158244

-0.14217

32
52

82.1
85.2

7
9

17.9
14.8

0
0

0.0
0.0

39
61

100
100

0.560873

-0.05884

23
13
39
9

88.5
81.3
80
81.8

3
3
8
2

11.5
18.8
17.0
18.2

0
0
0
0

0.0
0.0
0.0
0.0

26
16
47
11

100
100
100
100

0.896846

0.013129

46
38

85.2
82.6

8
8

14.8
17.4

0
0

0.0
0.0

54
46

100
100

0.11108

0.160319

83
1

83.8
100.0

16
0

16.2
0.0

0
0

0.0
0.0

99
1

100
100

0.537912

0.062321

21
15
17
31

77.8
71.4
81.0
100.0

6
6
4
0

22.2
28.6
19.0
0.0

0
0
0
0

0.0
0.0
0.0
0.0

27
21
21
31

100
100
100
100

0.042832

0.202973

Lebih dari setengah jumlah responden (55%) menyatakan setuju dengan
memindahkan atau membuang kucing sebagai cara pengendalian. Satu persen
tidak tahu dan sisanya menyatakan ketidaksetujuaannya. Pemindahan kucing ke
tempat lain merupakan cara yang murah namun tidak menyelesaikan masalah.
Lingkungan sekitar masyarakat yang membuang atau memindahkan kucing akan
berkurang populasi kucing liarnya. Namun tempat dimana kucing dibuang akan
bertambah populasinya. Dalam hal ini pemindahan kucing hanya akan
memindahkan masalah kelebihan populasi yang ada dan bukan menyelesaikan
masalah. Menurut Kass (2005) cara ini kurang efektif karena ketika kucing itu
dihilangkan dari lingkungan, maka akan datang lagi kucing-kucing yang lain.

10

Steril/kebiri menjadi pilihan terbanyak responden dengan presentase sangat
setuju dan setuju mencapai 81%. Slater (2005) menyatakan program TNR (trap,
neuter, realese), adopsi dan monitoring adalah pilihan yang paling efektif dan
manusiawi dalam jangka panjang untuk mengontrol populasi kucing liar.
Responden yang tidak setuju menganggap steril/kebiri merampas hak hewan
untuk berkembangbiak dan tidak diperbolehkan oleh agama. Banyaknya
responden yang setuju menyatakan lebih baik kucing liar disteril daripada pada
akhirnya nanti kucing tersebut harus dibunuh.
Tabel 6 Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat terhadap
cara pengendaliannya
No
1

2

3

4

5

6

Karakteristik
responden
Usia
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
>50 tahun
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Universitas
Kepemilikan hewan
peliharaan
Ya
Tidak
Keberadaan kucing
liar di lingkungan
sekitar
Ada
Tidak
Wilayah (Dusun)
Bara
Bateng
Badoneng
Cangkurawok

Positif
n
%

Kategori sikap masyarakat terhadap cara pengendaliannya
Netral
Negatif
Total
p
r
n
%
n %
n
%

15
8
13
10

62.5
38.1
39.4
45.5

9
13
20
11

37.5
61.9
60.6
50.0

0
0
0
1

0.0
0.0
0.0
4.5

24
21
33
22

100
100
100
100

0.08186

-0.17485

15
31

38.5
50.8

23
30

59.0
49.2

1
0

2.6
0.0

39
61

100
100

0.051076

-0.19565

9
3
28
6

34.6
18.8
59.6
54.5

17
13
18
5

65.4
81.3
38.3
45.5

0
0
1
0

0.0
0.0
2.1
0.0

26
16
47
11

100
100
100
100

0.043197

0.202625

23
23

42.6
50.0

30
23

55.6
50.0

1
0

1.9
0.0

54
46

100
100

0.576178

-0.05656

46
0

46.5
0.0

52
1

52.5
100.0

1
0

1.0
0.0

99
1

100
100

0.303935

0.537912

16
9
8
13

59.3
42.9
38.1
41.9

11
12
13
17

40.7
57.1
61.9
54.8

0
0
0
1

0.0
0.0
0.0
3.2

27
21
21
31

100
100
100
100

0.656188

-0.04506

Penggunaan suntik KB (hormon) sebagai salah satu cara untuk mencegah
kehamilan pada kucing masih ditemukan dengan adanya responden yang setuju
dengan cara pengendalian tersebut. Padahal saat ini suntik KB seharusnya sudah
tidak dilakukan karena dapat menyebabkan pyometra pada kucing. Pyometra
adalah akumulasi eksudat purulenta dalam uterus. Pyometra merupakan efek
sekunder dari sistik hiperplasia endometrial, yang diduga hasil dari paparan kronis
progesteron (Feldman 2000). Menurut Nulph et al. (2003) bahan aktif dari
kontrasepsi suntik KB Depo Provera adalah progesteron (medoksiprogesteron
asetat/MPA).
Kucing memiliki penyakit-penyakit yang dapat ditularkan ke manusia
(zoonosis) diantaranya adalah rabies, toxoplasmosis, serta visceral larval migran

11

dan cutaneous larval migran akibat infeksi cacing Toxocara dan Ancylostoma.
Kucing adalah salah satu hewan pembawa rabies (HPR) selain anjing dan kera
(Soeharsono 2002). Menurut Blaszkowska et al. (2013) kucing liar merupakan
sumber utama pencemaran telur parasit zoonotik pada lingkungan dan
penularannya ke manusia melalui kontak dengan feses kucing liar yang terinfeksi
parasit atau melalui benda lain yang terkontaminasi seperti tanah dan pasir.
Tabel 7 Sikap masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendalian kucing liar
Persentase (%)
Pertanyaan
Kucing liar yang berada di lingkungan
Anda dibunuh/diracun
Kucing liar dibuang ke tempat lain
(dikarungkan) agar tidak ada lagi kucing
liar di lingkungan Anda
Kucing liar disteril/dikebiri agar tidak
beranak-pinak
Kucing liar disuntik KB agar tidak hamil
Keberadaan kucing liar yang banyak
dilaporkan ke pemerintah agar
ditindaklanjuti
Kucing liar yang bertambah banyak
dibiarkan saja

Sangat
setuju

Setuju

Tidak
tahu

Tidak
setuju

Sangat
tidak
setuju

0

0

0

85

15

0

55

1

41

3

2

79

0

18

1

0

35

8

56

1

1

67

0

32

0

0

35

0

65

0

Mayoritas responden bersedia turut aktif melaporkan populasi berlebih
kucing liar di daerahnya ke pemerintah untuk ditindaklanjuti. Ketiadaan informasi
mengenai lembaga pemerintah yang bisa menangani populasi kucing liar
membuat responden bingung harus melaporkan kemana. Pelaporan ke RT/RW
setempat menjadi pilihan. Adanya peran aktif pemerintah sangat diperlukan
dimana kesadaran masyarakat untuk mengendalikan populasi kucing liar sudah
cukup besar. Sehingga pemerintah dan masyarakat dapat saling bekerjasama
untuk mengendalikan populasi kucing liar terutama di Desa Babakan.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.

2.

Pendidikan memiliki korelasi terhadap pengetahuan masyarakat terhadap
kucing liar dan sikap masyarakat terhadap cara pengendalian sedangkan
wilayah memiliki korelasi terhadap pengetahuan masyarakat terhadap cara
pengendalian dan sikap terhadap kucing liar.
Usia, jenis kelamin, kepemilikan terhadap hewan peliharaan dan keberadaan
kucing liar disekitar tidak ada korelasi dengan pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya.

12

3.

4.

Pengetahuan masyarakat Desa Babakan tentang kucing liar cukup dan cara
pengendaliannya buruk serta sikap masyarakat Desa Babakan terhadap
kucing liar positif dan cara pengendaliannya netral.
Sebagian besar masyarakat setuju dengan steril sebagai cara pengendalian
kucing liar dan setuju untuk aktif melaporkan keberadaan kucing liar yang
semakin banyak ke pemerintah.

Saran
1.

2.

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menambahkan data karakteristik
agama dan pekerjaan/penghasilan, cara masyarakat mendapatkan informasi
dan bagaimana perilaku masyarakat terhadap kucing liar.
Perlu diadakannya kegiatan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar dan cara
pengendaliannya, serta kegiatan bakti sosial steril kucing oleh instansi dan
masyarakat di Desa Babakan untuk mengontrol populasi kucing liar.

DAFTAR PUSTAKA
[ACA] Alley Cat Allies. 2014. Feral and stray cats—an important difference
[Internet].
[Diakses
2014
Sept
22].
Tersedia
pada:
http://www.alleycat.org/strayorferal.
Badran GI. 1995. Knowledge, attitude and practice the three pillars of
excellenceand wisdom: a place in the medical profession. East Mediterr
Health J 1:8-16.
Blaszkowska J, Wojcik A, Kurnatowski P, Szwabe K. 2013. Geohelminth egg
contamination of children’s play areas in the city of Lodz (Poland). Vet
parasitol. 192:228– 233. doi:10.1016/j.vetpar.2012.09.033.
Feldman EC. 2000. The cystic endometrial hyperplasia/pyometra complex and
infertility in female dogs. In: Ettinger, S. J., and E. C. Feldman (eds.). 2000.
Textbook of Veterinary Internal Medicine: Diseases of the Dog and Cat, 5th
ed. Philadelphia, Pennsylvania(US): WB Saunders Co. Pp. 1549–1555.
Pemerintah Desa Babakan. 2013. Gambaran Umum Kondisi dan Potensi Desa
Babakan. Bogor (ID): Pemerintah Desa Babakan.
Pemerintah Desa Babakan. 2014. Peta Administratif Desa. Bogor (ID):
Pemerintah Desa Babakan.
Kass PH. 2005. Cat Overpopulation In The United States. Di dalam I Rochlitz
(Ed): The Welfare of Cat. AWNS 3. Dordrecht (NL): Springer. hlm. 119139.
Nulph C, Vuong H, Ritchie M. 2003. The Pharmacokinetics, cost, effectiveness,
and reversibility of Depo Provera and Lunelle. Contraception. 21:1-5.
Olson PN, Johnston SD. 1993. New developments in small animal population
control. J Am Vet Med Assoc 202, 904-909.
Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta (ID):
Graha Ilmu.

13

Sekretariat Presiden. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jakarta (ID):
Sekretariat Presiden.
Slater MR. 2005. The Welfare of Feral Cat. Di dalam I Rochlitz (Ed): The Welfare
of Cat. AWNS 3. Dordrecht (NL): Springer. hlm. 141-175
Soeharsono. 2002. Zoonosis. Yogyakarta (ID): Kanisius hlm. 67-72.
[UNI] University of Northern Iowa. 2013. SPSS technique series: statistic on
likert scale surveys [Internet]. [Diunduh 2014 Sept 06]. Tersedia pada:
http://www.uni.edu/its/support/article/604.
Zambelli D, Prati F. 2006. Ultrasonography for Pregnancy Diagnosis and
Evaluation in Queens. Theriogenology 66: 135-144.

14

15

LAMPIRAN

16

17

Lampiran 1 Kuesioner
KUESIONER
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KUCING LIAR
DAN CARA PENGENDALIANNYA

Nama
Usia

21-30 th

Jenis
Kelamin

31-40 th

Pria

41-50 h

>50 th

Wanita

Wilayah
Pendidikan

SD

Memiliki
hewan
peliharaan

Ya
Sebutkan :

Tidak

Ada

Tidak

Keberadaan
kucing liar
di
lingkungan
sekitar

SMP

SMA

Universitas

Bagian 1 Pengetahuan terhadap kucing liar
Silahkan tentukan pilihan anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada
kotak yang disediakan, setiap pertanyaan diisi dengan hanya satu jawaban.

No.

1.
2.
3.
4.

5.

Pertanyaan
Kucing liar adalah kucing yang tidak
berpemilik
Kucing liar memiliki spesies yang
sama dengan kucing peliharaan
Kucing liar hidup dengan bergantung
pada manusia
Penyakit dari kucing liar yang
mematikan bagi manusia adalah
rabies
Toxoplasma merupakan parasit yang
ditularkan melalui feses kucing liar
yang terinfeksi

Benar

Salah

Tidak
tahu

Skor
(diisi
oleh
penilai)

18

No.

Pertanyaan

6.

Cacing yang terdapat pada kucing liar
juga dapat menular ke manusia

7.

Kucing liar merupakan predator alami
tikus

8.

Kucing liar melahirkan 2-3 kali dalam
setahun dan rata-rata anak yang
dihasilkan adalah 4 ekor dalam satu
kali melahirkan

Benar

Salah

Tidak
tahu

Skor
(diisi
oleh
penilai)

Bagian 2 Pengetahuan masyarakat tentang cara pengendalian populasi kucing liar
Silahkan tentukan pilihan anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada
kotak yang disediakan, setiap pertanyaan diisi dengan hanya satu jawaban.

No.

Pertanyaan

9.

Pengendalian populasi kucing liar
harus dilakukan agar tidak terjadi
populasi berlebih (overpopulation)

10.

Euthanasia/depopulasi merupakan
salah satu cara pengendalian populasi
kucing liar

11.

Kastrasi/kebiri adalah operasi
pengambilan testis pada kucing jantan
agar tidak dapat membuahi kucing
betina

12.

Sterilisasi/ovariohisterektomi adalah
operasi pengambilan rahim dan
indung telur pada kucing betina agar
tidak hamil

13.

Program tangkap, steril, lalu lepaskan
lagi (trap, neuter and release, TNR)
merupakan cara pengendalian
populasi yang lebih manusiawi jika
dibandingkan dengan euthanasia

Benar

Salah

Tidak
tahu

Skor
(diisi
oleh
penilai)

19

Bagian 3 Sikap masyarakat terhadap kucing liar
Pada bagian ini silahkan anda tunjukkan sikap anda saat bertemu dengan
kucing liar di lingkungan sekitar anda. Setuju atau tidakkah anda dengan beberapa
sikap di bawah ini. Silahkan beri tanda silang (X) pada satu kotak yang anda pilih.

No.

14.

15.

16.

Pertanyaan

Kucing liar
yang ada
disekitar
Anda diberi
makan/minum
Kucing liar
dibiarkan
berkeliaran
dan tidur di
sekitar Anda
Kucing liar
yang datang
dan mendekat
disiram
dengan air
panas

17.

Kucing liar
yang terlihat
ditendang

18.

Kucing liar
disekitar
rumah diobati
atau dibawa
ke dokter jika
sakit

19.

Kucing liar
yang terlihat
dilempar
dengan
barang-barang

20.

Kucing liar
yang terlihat
didekati dan
dibelai

Sangat
Setuju

Setuju

Tidak
tahu

Tidak
setuju

Sangat
tidak
setuju

Skor
(diisi
oleh
penilai)

20

Bagian 4 Sikap masyarakat terhadap cara pengendalian populasi kucing liar
Populasi kucing liar di daerah anda semakin meningkat. Dibawah ini
terdapat beberapa cara untuk mengendalikan populasi kucing liar di lingkungan
anda. Tunjukkan sikap anda dengan mengisi tanda silang (X) pada satu kotak
yang anda pilih pada setiap cara.

No.

Pertanyaan

21.

Kucing liar
yang berada di
lingkungan
Anda
dibunuh/diracun

22.

Kucing liar
dibuang ke
tempat lain
(dikarungkan)
agar tidak ada
lagi kucing liar
di lingkungan
Anda

23.

Kucing liar
disteril/dikebiri
agar tidak
beranak-pinak

24.

Kucing liar
disuntik KB
agar tidak hamil

25.

Keberadaan
kucing liar yang
banyak
dilaporkan ke
pemerintah agar
ditindaklanjuti

26.

Kucing liar
yang bertambah
banyak
dibiarkan saja

Sangat
Setuju

Setuju

Tidak
tahu

Tidak
setuju

Sangat
tidak
setuju

Skor
(diisi
oleh
penilai)

21

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 19 Oktober
1993 dari pasangan Tukijo dan Rahayu Lestari. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2010
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cileungsi Bogor dan diterima
di Fakultas Kedokteran Hewan IPB pada tahun ajaran
2010/2011 melalui jalur Ujian seleksi Masuk IPB (USMI).
Beasiswa untuk masuk IPB diperoleh dari himpunan alumni
Astaga (Angkatan 13 IPB) dan beasiswa pendidikan S1
sampai dengan semester 8 diperoleh penulis dari beasiswa
BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Semasa menjadi mahasiswa FKH IPB penulis pernah menjadi asisten
praktikum PKHL (2014) dan asisten praktikum IBKV I (2014). Penulis pernah
aktif dalam organisasi internal sebagai Sekretaris Umum DKM An-Nahl Periode
2011-2012, Kepala Departemen Informasi dan Komunikasi Korps Suka Rela PMI
Unit I IPB periode 2012-2013, serta Anggota Himpunan Profesi (HIMPRO)
Hewan Kesayangan dan Satwa Akuatik Eksotik (HKSA). Penulis juga pernah
terlibat dalam berbagai acara internal, diantaranya sebagai ketua Pelatihan
Grooming Kucing dan Anjing serta terlibat dalam program pengabdian
masyarakat ―IPB Goes to Field‖ ke Bondowoso pada tahun 2013 dan ke
Kabupaten Bogor pada tahun 2014. Saat ini penulis aktif menjadi volunteer dalam
kegiatan steril kucing ―Steril Yuk‖ di Pondok Gede Bekasi dan Meruya Jakarta
Barat.