Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka dan Tertutup Pada CV Perdana Putera Chicken Bogor

KELAYAKAN PEMBESARAN AYAM BROILER SISTEM
PERKANDANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP PADA
CV PERDANA PUTRA CHICKEN BOGOR

NARITHA AYUDYA RISWANTI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan
Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV
Perdana Putra Chicken Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Naritha Ayudya Riswanti
NIM H34100163



Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

2

ABSTRAK
NARITHA AYUDYA RISWANTI. Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem
Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken, Bogor.
Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI.
Potensi konsumsi ayam broiler masih besar, rata-rata permintaan 1 400 000

kg/hari di wilayah Jabodetabek. Hal tersebut menjadi peluang bagi CV Perdana
Putra Chicken meningkatkan produksi. Peningkatan produksi ayam broiler dapat
dilakukan dengan penggunaan teknologi terutama pada kandang. Penelitian ini
bertujuan menganalisis kelayakan peternakan ayam broiler yang menggunakan
kandang sistem open house dan closed house. Penelitian dilakukan pada kandang
Geledug Leuwiliang. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif
untuk kelayakan non finansial dan analisis kuantitatif berdasarkan kriteria
investasi dan switching value. Hasil analisis diperoleh bahwa kelayakan non
finansial seperti aspek pasar, teknis, hukum, manajemen, sosial dan lingkungan
menunjukkan PPC layak dijalankan. Kelayakan aspek finansial menunjukkan
kandang tertutup dan kandang terbuka memiliki nilai kriteria investasi NPV, IRR,
Net B/C, dan Payback Period serta switching value menghasilkan nilai layak
usaha dijalankan.
Kata kunci: closed house, open house

ABSTRACT
NARITHA AYUDYA RISWANTI . Feasibility Analysis of Broiler Chicken
Breeding by Open And Closed House System At CV Perdana Putra Chicken,
Bogor . Supervised by TINTIN SARIANTI.
The potential of broiler chicken consumption is still abundant by an average

demand of 1.4 million kg / day in the Jabodetabek area. This causes an
opportunity for CV Perdana Putra Chicken to increase the production. The
increase in broiler chicken production can be accomplished with the use of
technology, especially technology applied for the cage. This study aims to analyze
the feasibility of broiler chicken house system uses open and closed house. The
study was conducted at farm cage Geledug, Leuwiliang. The method used were
qualitative analysis method for non-financial feasibility and quantitative analysis
based on investment criteria and switching value. The analysis result showed that
the feasibility of such non-financial aspects of the market, technical, legal,
management, social and environmental showed both of them feasible to run. The
feasibility of the financial aspects showed that both closed and open cage had
value of investment criteria consisted NPV, IRR, Net B / C, and Payback Period
as well as switching value made the business feasible to run.
Keywords: closed house , open house

KELAYAKAN PEMBESARAN AYAM BROILER SISTEM
PERKANDANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP PADA CV
PERDANA PUTRA CHICKEN BOGOR

NARITHA AYUDYA RISWANTI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi: Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan
Terbuka dan Tertutup Pada CV Perdana Putera Chicken Bogor
Nama
: Naritha Ayudya Riswanti
NIM
: H34100163


Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP. MM
Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

2

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dibahas dalam skripsi ini adalah analisis kelayakan usaha, dengan judul
Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan

Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan
Maret hingga April 2014.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yang selalu
memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi, dan doasehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Tintin Sarianti
SP, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan
kesabarannya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih untuk Ir Juniar
Atmakusuma, MS sebagai dosen penguji utama dan Yanti Nuraeni Muflikh,
SP,M.Agribuss yang telah memberi saran dan masukan terhadap sktripsi saya.
Terima kasih pada Febriantina Dewi, SE, MSc, MM selaku dosen pembimbing
akademikatas bimbingannya yang diberikan selama perkuliahan.Terima kasih
juga kepada Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS, Dr. Ir. Anna Farianti, M.Si., Ir. Juniar
Atmakusuma,MS, Dra. Yusalina, M.Si., Tintin Sarianti, SP. MM, dan Yanti
Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribuss sebagai tim peneliti pada Penelitian Unggulan
Departemen yang berjudul “Model Bisnis Peternakan Ayam Broiler Di Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat” atas kesempatannya menjadi enumerator sehingga
dapat menjadi bahan penelitian skripsi ini. Di samping itu, ucapan terima kasih
kepada Drh Sri Waluyo, bapak Dawari dan pihak CV Perdana Putra Chicken
selaku pihak tempat penelitian skripsi yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan penelitian dan meluangkan waktunya dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Terima kasih kepada Karya Salemba Empat dan Bank Indonesia yang
telah memberikan beasiswa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih kepada teman satu bimbingan Argi, Feby, Rahma, Nisa, Sri, dan
Intan atas doa dan dukungannya. Terima kasih pada seluruh rekan-rekan
Agribisnis 47 untuk saran, nasehat, dan doa. Terima kasih untuk teman-teman
kosan Amanah B untuk motivasi dan dorongan kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan masukan yang baik bagi CV Perdana
Putra Chicken maupun masyarakat luas.

Bogor, Juni 2014
Naritha Ayudya Riswanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi


DAFTAR LAMPIRAN

xii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

4

Tujuan Penelitian

5


Manfaat Penelitian

6

Ruang Lingkup Penelitian

6

TINJAUAN PUSTAKA

6

Analisis Kelayakan Non Finansial

6

Analisis Kelayakan Finansial

7


KERANGKA PEMIKIRAN

10

Kerangka Pemikiran Teoritis

10

Kerangka Pemikiran Operasional

14

METODE PENELITIAN

17

Desain Penelitian

17


Lokasi dan waktu

17

Jenis dan Sumber Data

17

Metode Pengumpulan Data

17

Metode Analisis Data

18

Definisi Operasional

20

Asumsi-asumsi Dasar

20

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

21

Sejarah Perusahaan

21

Lokasi Peternakan

22

Kerjasama Perusahaan Sarana Produksi

23

Perkembangan Usaha

23

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelayakan Aspek Non Finansial

25
25

2

Aspek Pasar dan Pemasaran

25

Aspek Teknis

28

Aspek Manajemen dan Hukum

38

Aspek Sosial dan Lingkungan

40

Analisis Aspek Finansial

42

SIMPULAN DAN SARAN

56

Simpulan

56

Saran

56

DAFTAR PUSTAKA

57

LAMPIRAN

59

RIWAYAT HIDUP

83

DAFTAR TABEL
1 Pertumbuhan konsumsi produk peternakan per kapita per tahun
periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun)
2 Harga eceran komoditas bahan pokok September 2013-Februari
2014 (rupiah)
3 Perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa Periode
2010-2012 (ekor)
4 Permintaan dan realisasi pedagang ayam broiler
5 Kelebihan dan kelemahan kandang terbuka dan tertutup
6 Performa masing-masing Kandang rata-rata produksi MaretDesember 2013
7 Harga investasi bangunan dan instalasi air kandang
8 Biaya investasi peralatan open house
9 Biaya investasi peralatan closed house
10 Investasi awal tahun
11 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan
sistem kandang open house
12 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan
13 Biaya variabel tiap kandang per periode
14 Biaya tetap kandang open house dan closed house
15 Perbandingan hasil kriteria investasi
16 Hasil analisis switching value

1
2
2
25
31
32
44
45
46
47
48
49
51
52
53
55

DAFTAR GAMBAR
1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional
2 Saluran pemasaran ayam broiler CV Perdana Putra Chicken
3 Kerja Tunnel Ventilation System pada kandang tertutup
4 Kerja ventilasi pada kandang terbuka
5 Kandang open house (kiri) dan kandang closed house (kanan)
6 Gudang pakan
7 Mess kepala kandang dan anak kandang
8 Tendon air
9 Termometer dan timbangan ayam
10 Cerobong batu bara dan gasolec
11 Kipas angin ruangan
12 Alat pakan dan tempat minum
13 Heater dan fan
14 Tempat pakan dan tempat minum
15 Struktur organisasi pada peternakan CV Perdana Putra Chicken
16 Dampak negatif berupa lalat
17 Pengurangan polusi yang dilakukan

16
27
29
30
30
33
33
34
34
35
35
36
36
37
39
41
42

2

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Denah Kandang Geledug
Nilai sisa investasi CV Perdana Putra Chicken
Laba rugi usaha ayam broiler pada kandang open house system
Cash flow usaha ayam broiler pada kandang open house system
Laporan laba rugi pada kandang closed house system
Cash flow usaha ayam broiler pada kandang closed house system
Hasil switching value kandang open house
Hasil switching value kandang closed house

60
61
64
65
68
69
72
77

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan konsumsi berbagai komoditas semakin meningkat
akibat adanya laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang sebesar 1.46
persen per tahun (BPS 2013). Protein merupakan salah satu komponen gizi
pada tumpeng gizi seimbang selain makanan pokok, sayuran, buah, dan air
putih. Sumber protein menurut asal dibedakan menjadi dua, yaitu nabati dan
hewani. Protein nabati berasal dari kacang-kacangan sedangkan hewani
berasal dari produk peternakan.
Manfaat protein hewani bagi manusia adalah untuk membentuk sel
otak manusia dan sel darah merah sehingga akan mempengaruhi ketahanan
tubuh terhadap penyakit. Selain itu juga kaya akan vitamin dan mineral
yang dibutuhkan saat masa pertumbuhan jadi konsumsi protein hewani baik
diberikan sejak dini. Peningkatan pangan hewani mulai dilakukan untuk
mencukupi konsumsi produk daging segar yang pertumbuhan konsumsi per
komoditi meningkat per kapita per tahun yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Pertumbuhan konsumsi produk peternakan per kapita per tahun
periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun)
Tahun
No

Komoditi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8

Daging Sapi
Daging Kerbau
Daging Kambing
Daging Babi
Daging Ayam ras
Daging Ayam kampung
Daging Unggas lainnya
Daging Lainnya
Daging segar

2009

2010

2011

2012

0.313
0.000
0.000
0.209
3.076
0.521
0.052
0.052
4.224

0.365
0.000
0.000
0.209
3.546
0.626
0.052
0.052
4.849

0.417
0.000
0.052
0.261
3.650
0.626
0.052
0.052
5.110

0.365
0.000
0.000
0.209
3.494
0.521
0.052
0.052
4.693

Laju
Pertumbuhan
(%)
6.13
0
0
1.67
4.63
1.13
0
0
12

Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan konsumsi
masyarakat terhadap daging segar di dominasi oleh daging sapi yaitu
sebesar 6.13 persen kemudian disusul oleh daging ayam ras (4.63 persen).
Komoditi daging segar lainnya laju pertumbuhannya masih dibawah kedua
daging tersebut. Kondisi ini menyebabkan kesediaan akan kedua daging
tersebut harus terus tercukupi. Harga kedua daging tersebut berkisar Rp30
000 – Rp40 000 untuk daging ayam ras dan Rp89 000 – Rp95 000 untuk
daging sapi. Pergerakan harga harga ayam ras dan sapi enam bulan terakhir
dapat dilihat pada Tabel 2. Perbedaan harga daging sapi dan ayam yang
cukup besar menyebabkan sebagian masyarakat lebih memilih

2

mengkonsumsi daging ayam sebagai kecukupan
dibandingkan daging sapi untuk kebutuhan sehari-hari.

protein

hewani,

Tabel 2 Harga eceran komoditas bahan pokok September 2013-Februari
2014 (rupiah)
Bulan
Daging ayam ras (kg)
Daging Sapi (kg)
September
37 732
89 217
Oktober
35 061
89 297
November
32947
89 368
Desember
32 202
90 154
Januari
33 757
93 029
Februari
33 230
92 443
Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)

Adanya keadaan ayam broiler dengan harga yang cukup fluktuatif,
konsumsi masyarakat yang tinggi, dan periode produksi yang singkat
menyebabkan dewasa ini banyak masyarakat yang melakukan pembesaran
ayam broiler secara komersial. Hal tersebut dapat dilihat dari peternakan
ayam broiler yang tersebar menyeluruh di Indonesia. Pulau Jawa merupakan
daerah dengan populasi ayam broiler cukup menyebar. Adanya peningkatan
perkembangan populasi ayam broiler di pulau Jawa tahun ke tahun dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa Periode 20102012 (ekor)
Tahun
No
Provinsi
2010
2011
2012
1.
DKI Jakarta
132 200
136 200
148 700
2.
Jawa Barat
497 814 154
583 263 441
610 436 303
3.
Jawa Tengah
64 332 799
66 239 700
76 906 291
4.
D I Yogyakarta
5 435 521
5 770 832
5 814 935
5.
Jawa Timur
56 993 631
149 552 720
155 945 927
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2013)

Perkembangan populasi unggas ayam broiler dapat dilihat dari Tabel
3, bahwa dari tahun 2010 hingga 2012 terjadi peningkatan populasi di setiap
provinsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler
masih menjadi salah satu usaha yang menjanjikan. Begitu pula yang ada di
Provinsi Jawa Barat, populasi ayam broiler di Jawa Barat cukup tinggi
setiap tahunnya dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Hal
tersebut dipengaruhi dengan adanya tingkat pendapatan penduduk yang
tinggi di Jawa Barat. Pada tahun 2012, populasi ayam broiler di Jawa Barat
tertinggi yaitu 610 436 303 ekor.
Bisnis ayam pedaging merupakan bisnis yang lebih menarik daripada
bisnis ayam petelur. Hal tersebut akibat adanya perputaran modal yang

3

cepat, lagipula segala sumber daya yang dibutuhkan tidak perlu harus
dibayar saat itu. Adanya sistem mitra, hanya dengan waktu 5 hingga 6
minggu banyak pabrik makanan, obat dan pemilik sumber daya lainnya
merelakan sumber daya dipakai dalam 5 hingga 6 minggu dan dibayar
setelah itu (Rasyaf, 1995). Ewasa ini, waktu yang dibutuhkan untuk
budidaya sudah dipercepat sekitar 4 hingga 5 minggu akibat adanya
kemajuan teknologi untuk perubahan gen pada ayam broiler.
Kandang merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam
beternak. Apalagi dengan adanya suhu di Indonesia yang tidak sesuai dalam
pertumbuhan ayam broiler. Ayam broiler dapat tumbuh dengan optimal
pada temperatur suhu 19o - 21o C, sedangkan suhu di Indonesia dapat
mencapai 33-35 oC pada musim kemarau (Rasyaf, 2001). Sehingga perlu
adanya kandang yang dapat mengatasi hal tersebut.
Jenis kandang ayam broiler berdasarkan tipe dinding (ventilasi)
dapat dibedakan menjadi kandang terbuka (open house) dan kandang
tertutup (closed house). Kandang sistem terbuka merupakan kandang yang
dindingnya terbuka biasanya terbuat dari kayu atau bambu. Sedangkan tipe
tertutup, dindingnya tertutup dan biasanya terbuat dari bahan permanen
dengan penggunaan teknologi tinggi. Sehingga, closed house mempunyai
ventilasi yang baik yakni mampu mengurangi dampak dari tingginya
kelembaban udara, dengan memanfaatkan efek “wind chill” dalam kandang.
Adanya aliran udara hangat dalam kandang yang mengenai tubuh ayam
akan memberikan “rasa lebih dingin dari suhu udara yang terukur.1
Kendala keadaan tropis dan curah hujan yang terjadi di Bogor
khususnya di Kecamatan Leuwiliang tidak dapat diprediksi setiap bulannya.
Menyebabkan adanya kemajuan teknologi untuk mengurangi risiko terhadap
suhu disekitar kandang salah satunya pembuatan kandang dengan
pengaturan ventilasi. Perkandangan tertutup merupakan salah satu jenis
kandang yang dapat ditempuh oleh peternak dengan adanya masalah suhu
tersebut. Teknologi yang diterapkan pada kandang closed house dan juga
adanya kelebihan seperti kesehatan, pencemaran yang kecil dan terutama
suhu, kelembapan, ventilasi yang dapat dikontrol. Hal yang tidak dapat
diperoleh pada tipe kandang terbuka.
Salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang peternakan yaitu
CV Perdana Putra Chicken (PPC) merupakan perusahaan yang sudah berdiri
cukup lama dalam bidang pembesaran ayam broiler. Pada awal pendiriannya
PPC menggunakan tipe kandang terbuka karena cuaca yang masih
mendukung yaitu di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Namun adanya
efek perubahan iklim yang ekstrem sekarang ini, PPC menerapkan kedua
jenis sistem kandang berdasarkan tipe dinding dalam budidaya ayam broiler
yaitu open house system dan closed house system. Pemilihan model kandang
dan sistem kontruksi disesuaikan dengan pertimbangan kenyamanan ayam
yang dipelihara yang secara nyata akan memberikan hasil. Permintaan ayam
1

Poultry Indonesia. 2013. Tuntutan Kandang Closed House [Internet]. [ Diunduh
27 Desember 2013]. Tersedia pada http://www.poultryindonesia.com/news/utama2/tuntutan-kandang-closed-house/

4

yang cukup tinggi merupakan salah satu pertimbangan PPC dalam
penerapan teknologi untuk perkandangan. Penggunaan teknologi adalah
kemajuan yang diberikan oleh perusahaan untuk memberikan nilai lebih
pada usaha. Teknologi yang baru mempengaruhi modal dan biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan. Maka, diperlukan perhitungan ekonomi dan
finansial dalam mengetahui efisiensi dan hasil yang diperoleh dari masingmasing sistem tipe kandang.

Perumusan Masalah
Peternak dalam menghasilkan hasil produksi yang baik, perlu
ditunjang dengan manajemen yang tepat dalam usaha peternakan ayam
broiler. Manajemen kandang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan unggas
yang berfungsi untuk mendapatkan unggas dan sekaligus lingkungan
kandang yang sehat. Kandang adalah bangunan yang dapat digunakan untuk
melindungi ternak dari pengaruh iklim buruk (Mulyantini, 2010).
Faktor utama untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi
dan tata laksana pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan
mahal tidak akan bermanfaat banyak bila sanitasi dan manajemen
pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan kerugian, karena problem
penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya
biaya produksi menjadi tinggi (Poultry Indonesia, 2013).
Perusahaan peternakan ayam broiler “Perdana Putra Chicken”
seperti perusahaan peternakan lain yang menjalankan usaha pemeliharaan
ternak, perusahaan mempunyai kandang pribadi selain menjalin kemitraan
dengan peternak-peternak rakyat. Adanya masalah cuaca, iklim, dan lokasi
kandang yang berada di daerah dengan kelembapan tinggi serta tidak dapat
diprediksi membuat PPC melakukan budidaya dengan menggunakan
tambahan teknologi terutama pada konstruksi kandang. Teknologi
pemeliharaan ayam yang semakin canggih dapat diterapkan dalam
melakukan usaha budidaya ayam broiler untuk menghindari terjadinya
risiko. Pendirian kandang ayam broiler menimbulkan dampak positif dan
negatif bagi lingkungan sekitar. Beberapa faktor yang dapat dianalisis antara
lain aspek pasar yang menjadi sasaran dalam menjual daging ayam, aspek
teknis dalam pemeliharaan ayam yang dilakukan. Selain itu terhadap aspek
manajemen yang diterapkan dalam mengelola peternakan, hukum, sosial
lingkungan yang terjadi di masyarakat sekitar, merupakan hal yang
berdampak positif atau malah merugikan masyarakat dengan adanya
peternakan PPC di lingkungan tersebut. Maka, perlu adanya analisis
mengenai kelayakan peternakan khususnya kandang yang didirikan apalagi
dengan adanya penggunaan teknologi.
Seiring dengan pemanasan global yang terjadi, peternak yang
awalnya dulu membangun kandang dengan konstruksi tingkat (double dek),
untuk kandang open house sekarang merubah konstruksinya menjadi single
dek. Sedangkan penggunaan kandang closed house, inovasi dari kandang
open house pengaturan udara sudah dapat diatur walaupun dibuat dengan

5

konstruksi double dek. Masih banyak peternak yang budidaya ayam broiler
dengan kandang terbuka dengan bentuk single dek, hasil yang diperoleh
tidak efisien.
Kandang closed house berguna untuk menyediakan udara yang sehat
bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara yang menghadirkan
sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas
berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.2 Sistem perkandangan
tersebut dapat mengurangi tingkat risiko yang ada. Investasi dan biaya yang
dikeluarkan berbeda-beda dari masing-masing kandang. Namun perusahaan
belum mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh secara pasti
ditinjau dari segi kelayakan usaha. Hal ini dikarenakan belum pernah
dilakukan perhitungan secara khusus yang dilakukan oleh PPC. Walaupun
kandang sudah dioperasikan dan dijalankan, apakah berarti pendirian telah
layak secara finansial.
Perlu adanya perhitungan dan perbandingan berdasarkan hasil
investasi, biaya yang dikeluarkan, dan penerimaan yang didapat pada kedua
jenis kandang tersebut. Sehingga kelayakan kedua kandang dapat jelas dan
menjadikan evaluasi hasil atau efektivitas kandang tersebut. Berdasarkan hal
di atas, maka beberapa masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler CV
Perdana Putra Chicken pada tipe kandang closed house system
dan kandang open house system dikaji dari aspek pasar, teknis,
manajemen, hukum dan sosial lingkungan?
2. Bagaimana perbandingan kelayakan finansial dari pembuatan
kandang closed house system dibandingkan dengan open house
system yang diterapkan di kandang CV Perdana Putra
Chicken?
3. Seberapa besar batas nilai perubahan maksimum yang dapat
ditoleransi peternakan PPC?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka tujuan penelitian adalah :
1. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler di CV
Perdana Putra Chicken saat ini, berdasarkan aspek pasar, teknis,
manajemen, hukum dan sosial lingkungan.
2. Menganalisis kelayakan finansial ternak ayam broiler antara
kandang open house system dan closed house system.
2

Magro Industry. 2013. Perbedaan Konsep Kandang Ayam Closed House dan Open
House
[Internet].
[Diunduh
27
Desember
2013].
Tersedia
pada
http://www.magroindustry.co.id/perbedaan-konsep-kandang-ayam-close-house-danopen-house/

6

3. Mengukur nilai maksimum perubahan harga input dan harga
output pada kandang CV Perdana Putra Chicken.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang berpentingan, yaitu :
1. Menambah wawasan pembaca dalam menjalankan usaha ternak
ayam broiler dalam hal kelayakan ayam broiler di CV Perdana
Putra Chicken
2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi perusahaan dalam
menjalankan usaha ternak ayam broiler kandang closed house
system dan kandang open house system

Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian yang akan dilaksanakan adalah kelayakan usaha
ternak ayam broiler dalam beternak menggunakan kandang open house
system dan closed house system. Kandang closed house yang digunakan
pada penelitian adalah sistem tunnel tanpa ada cooling pad. Kandang open
house menggunakan lima kandang single dek dan satu kandang closed
house menggunakan sistem tunnel dengan pemakaian double dek. Kandang
open house dan close house mempunyai kapasitas kandang yang sama yaitu
18 000 ekor. Alasan pemilihan objek adalah melihat hasil produksi yang
dihasilkan oleh keberagaman dalam beternak ayam dilihat model
perkandangan yang digunakan. Adanya perbedaan perlakuan ayam akan
mempengaruhi produksi dan harga jual dari ayam itu sendiri. Pengambilan
contoh terbatas pada kandang pribadi CV Perdana Putra Chicken yaitu
kandang Geledug.

TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Kelayakan Non Finansial

Analisis kelayakan non finansial dilakukan untuk memperoleh
kelayakan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar usaha yang
dijalankan. Pada aspek pasar, Saputra (2011), Ananda (2013), dan Karmidi
(2012) hasil penelitiannya menjelaskan bahwa peternak yang didatangi telah
bergabung dengan perusahaan mitra. Sehingga pemasaran bagi ayam yang
dihasilkan peternak sudah mempunyai pasar tersendiri dari perusahaan inti
yang akan membeli. Potensi pasar sekitar yang cukup tinggi dan baik
menyebabkan hasil yang diperoleh selalu ada pembeli. Selain penjualan

7

dalam bentuk ayam hidup, peternak juga menjual kotoran ayam sebagai
pupuk kandang.
Aspek teknis yang dilakukan peternak dalam hal lokasi peternakan,
infrastruktur dan fasilitas, proses produksi, tingkat kematian dan layout telah
sesuai dengan ketentuan. Penelitian (Saputra 2011, Ananda 2013, dan
Karmidi 2012) tentang aspek teknis budidaya ayam broiler sudah layak
dianalisis dari faktor-faktor tersebut. Peternak sudah melakukan aspek
teknis dengan begitu baik, hal itu dilakukan untuk memudahkan peternak
dalam melakukan proses produksinya. Selain itu teknis budidaya ayam
broiler telah dilakukan sesuai dengan pengelolaan peternakan.
Berkaitan dengan pengorganisasian peternak menjalankan usahanya
sudah dijalankan dengan baik. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) dalam
analisis manajemen, pihak peternak tidak hanya bekerja sama antara pemilik
kandang dan anak kandang yang mengurusi ayam sehari-hari. Namun
dengan adanya kemitraan yang dilakukan membuat manajemen peternak
lebih mudah karena dibantu dalam manajemennya. Hasil penelitian Ananda
(2013) menstrukturkan manajemen hanya pada pemilik peternakan, pegawai
yang berasal dari pihak peternakan sendiri. Aspek hukum dari ketiga
peternak yang telah dianalisis sebelumnya belum mempunyai badan hukum
atau kepastian hukum resmi. Hal tersebut dikarenakan populasi dari
peternakan tersebut belum memenuhi syarat. Peternak hanya mempunyai
ijin dari masyarakat sekitar kandang untuk mendapatkan ijin usaha (Saputra
2011, Ananda 2013, dan Karmidi 2012).
Dampak negatif peternakan ayam broiler adalah limbah kotoran
ayam dan sekam padi. Pada peternakan Agus Suhendar, limbah tersebut
dijual dan menghasilkan tambahan penerimaan (Karmidi 2012). Hal yang
sama pada dampak negatif yang terjadi pada kandang milik Bapak Marhaya
(Saputra 2011) dan kandang Lestari Rizqi Aditya (Ananda 2013)
meminimalkan pencemaran tersebut dengan melakukan penjualan kepada
masyarakat sekitar yang membutuhkan. Selain damapak negatif yang
ditimbulkan usaha peternakan, ada pula dampak positif adanya peternakan.
Seperti perbaikan jalan atau sarana prasarana yang ada di desa, pengurangan
jumlah pengangguran, dan secara ekonomi adanya peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat sekitar peternakan.

Analisis Kelayakan Finansial
Usaha dapat berjalan atau layak bukan hanya dilihat dari aspekaspek non finansial saja. Kelayakan usaha dari finansial perlu dilakukan
agar menjalankan usaha mengetahui manfaat dan keuntungan yang
diperoleh sehingga menghasilkan usaha yang layak. Christanti (2006)
melakukan penelitian mengambil contoh komoditas udang windu, dengan
membandingkan perlakuan budidaya jenis udang organik dan anorganik.
Kedua jenis perlakuan tersebut mempunyai perbedaan dalam input, proses,
dan output yang dihasilkan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usaha

8

tambak anorganik produktivitasnya lebih tinggi sehingga perhitungan NPV
dan net B/C nya juga tertinggi daripada usaha tambak organik.
Penelitian Mulyana (2008) dalam Analisis Kelayakan Finansial
Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Desa Cijulang, Kecamatan
Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi menganalisis usaha ayam broiler yang
dilakukan pada kelayakan tanpa pajak dan dikenai pajak dengan populasi 57
000 ekor. Performa peternakan mortalitas 3 persen, FCR 1.6, selama 35
hari, dan bobot rata-rata yang dihasilkan 1.7 kg. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp1 122 608 995.3, nilai IRR
sebesar 43.92 persen lebih besar dari tingkat suku bunga pada kelayakan
tanpa pajak. Kelayakan dengan pajak hasil nilai NPV sebesar Rp741 880
946.7, dan nilai IRR 32.82 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha
tersebut layak.
Penelitian tersebut juga sama dengan hasil Sugiarti (2008),
penelitian ini dilakukan untuk 10 tahun kedepan. Hassil performa yang
didapat pun hampir sama dengan penelitian Mulyana (2008). Namun
penelitian menunjukkan hasil dengan menggunakan modal sendiri (tingkat
suku bunga 6.25 persen) maka didapat NPV lebih tinggi yaitu sebesar
Rp931 398 142.05; BCR (Benefit/Cost Ratio) 1.04; dan Payback period 3
tahun 6 bulan. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga
14.5persen) maka didapat NPV sebesar Rp438 192 975.74; dan BCR 1.03
dan Pay back period 4 tahun 4 bulan. IRR yang didapat sebesar 29.27
persen. Penelitian tersebut juga menghasilkan kriteria kelayakan yang layak
untuk dijalankan.
Kriteria kelayakan investasi yang dihasilkan menunjukkan
kelayakan pada suatu bisnis yang diteliti. Hal yang sama diperoleh dari hasil
penelitian yang dilakukan Saputra (2011), Karmidi (2012), dan Ananda
(2013) dengan populasi antara 5 000 hingga 9 000 ekor ayam. Penelitian
tersebut menghasilkan nilai Net Present Value lebih besar dari nol, nilai
Internal Rate of Return yang lebih besar dari nilai tingkat suku bunga yang
berlaku, dan Net B/C lebih dari satu. Nilai NPV masing-masing penelitian
adalah Rp31 121 886; Rp45 021 751.00; dan Rp134 313 210. Hasil
performa yang diperoleh (Karmidi, 2012 dan Saputra, 2011) FCR diperoleh
1.8, masa produksi 4-5 minggu, dengan 6 kali produksi. Hasil tersebut tidak
sebaik yang diperoleh oleh Ananda (2013), FCR peternakan tersebut dapat
mencapai 1.61 dengan bobot rata-rata hanya 0.9-1.2 kg/ekor, dan dapat
berproduksi sebanyak 9 kali. Hasil kriteria tersebut menunjukkan bahwa
usaha tersebut layak untuk dijalankan. Semua penelitian tersebut bidang
bisnis yang dikaji adalah ayam broiler. Kesimpulannya usaha beternak ayam
broiler sangat menguntungkan dan potensial dikembangkan.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Nursinah (2012) dilakukan
pada peternak di Kecamatan Bekasi Barat, peternak melakukan usaha secara
mandiri dan menurut hasil perhitungan, usaha ini layak untuk dijalankan.
Analisis kelayakan usaha yang dilakukan menggunakan tingkat suku bunga
15persen, kandang yang dimiliki sebanyak 20 kandang. Hasil NPV yang
diperoleh mencapai Rp654 093 820.00 sedangkan IRR sebesar 30.1 persen.

9

Berdasarkan perhitungan B/C ratio menghasilkan 2.1 dan pengembalian
modal dapat diperoleh setelah usaha berjalan 1.9 tahun. Hasil performa dan
Penelitian berjudul “Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan
Ayam Pedaging Antara Sistem Kandang Close House dan Open House di
Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Jombang” (Wardana et al. 2013)
dilakukan untuk perbandingan kinerja finansial kedua kandang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa open house system lebih menguntungkan
daripada closed house system. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil
keuntungan yang didapat oleh peternak dengan closed house system ratarata sebesar Rp1 605.51/ekor dan peternak dengan open house system
sebesar Rp2 065.55/ekor. Dalam hasil perhitungannya terhadap analisis R/C
ratio menujukkan hasil rata-rata 1.06 pada closed house dan 1.08 pada
sistem kandang terbuka. Rata-rata hasil BEP harga, produk dan ekor
kandang closed house selama setahun adalah Rp13 112; 53 542 kg dan 28
669 ekor. Sedangkan pada kandang open house diperoleh Rp13 235; 14 961
kg dan 7 793 ekor. Penggunaan kandang sistem closed house disarankan
oleh peneliti dilakukan untuk usaha peternakan ayam pedaging yang akan
usaha dalam jangka panjang. Hal tersebut karena investasi awal yang harus
dikeluarkan oleh peternak untuk kandang closed house lebih besar
dibanding dengan investasi open house system.
Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail, Utami
dan Hartono (2013) yang menunjukkan bahwa closed house system lebih
menguntungkan dibandingkan dengan open house system. Berdasarkan hasil
penelitian, keuntungan closed house system yakni rata – rata Rp2 214,/periode /ekor apabila dibandingkan dengan peternak open house system
yakni sebesar rata – rata Rp1 875 /periode /ekor, yang mana dengan
populasi broiler yang sama. Apabila dilihat dari kelayakan kedua kandang,
kedua kandang tersebut menunjukkan bahwa closed house system dan open
house system keduanya sama-sama layak. Dilihat dari hasil analisis R/C
ratio, closed house system rata-rata/periode sebesar 1.09 /periode sedangkan
pada open house system 1.08/periode. Perbedaan hasil antara Wardana et al.
dan Ismail et al. terjadi karena adanya perbedaan pengambilan sampel
jumlah populasi. Wardana et al. (2013) mengambil populasi kedua kandang
secara berbeda sedangkan Ismail et al. (2013) mengambil populasi masingmasing kandang sama jumlahnya. Namun secara keseluruhan nilai
perhitungan closed house lebih menguntungkan, pada investasi dan biaya
pemeliharaan kandang yang berbeda. Kandang tertutup lebih besar biaya
yang harus dikeluarkan.

10

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis

Studi Kelayakan Bisnis
Kelayakan mempunyai arti penelitian yang dilakukan secara
mendalam dilakukan untuk menentukan usaha yang dijalankan memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Layak bukan hanya bagi perusahaan namun juga bagi investor, kreditor,
pemerintah, dan masyarakat luas (Kasmir 2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, Nurmalina (2010) mendefinisikan
studi kelayakan bisnis adalah penelaahan terhadap investasi menganalisis
layak dan tidaknya bisnis dijalankan, juga sebagai tolok ukur dalam
penilaian keberhasilan rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan
lembaga keuangan yang memberi modal.
Tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis (Kasmir, 2010)
1. Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi diperlukan selengkap mungkin
baik kualitatif maupun kuantitatif. Sumber data dan informasi dapat
berbagai semua sumber yang terpercaya dan tepat sesuai yang
dibutuhkan. Selain itu, pengumpulan data dapat berupa data primer
maupun data sekunder.
2. Melakukan pengolahan data
Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya adalah
melakukan pengolahan. Pengolahan dilakukan secara benar dan
akurat dengan metode-metode yang telah lazim digunakan dan
perlunya ketelitian setiap aspek-aspek yang diteliti. Dalam hal
perhitungan hendaknya dilakukan pemeriksaan ulang untuk
memastikan kebenaran dari pengolahan.
3. Analisis data
Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-kriteria dari selut=ruh
aspek yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak
digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk
dikatakan layak dan tidak.
4. Mengambil keputusan
Apabila telah mendapatkan hasilnya dari setiap kriteria-kriteria
selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut.
Mengambil keputusan usaha yang dijalankan tersebut layak atau
tidak dengan ukuran-ukuran yang ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan.

11

5. Memberikan rekomendasi
Analisis ini yaitu dengan memberikan rekomendasi kepada pihak
tertentu terhadap laporan. Adanya pemberian saran serta perbaikan
apabila ada suatu kesalahan dalam melaksanakan usaha.
Adanya studi kelayakan bisnis sangat membantu saat sebelum atau
dalam menjalankan bisnis. Kelayakan yang dilakukan untuk menghindari
adanya masalah maupun dapat dengan segera pihak yang terkait dalam
menentukan keputusan saat terjadinya suatu masalah. Selain itu, adanya
usaha akan dapat memberikan berbagai keuntungan kepada berbagai pihak.
Analisis tentang kelayakan bertujuan untuk menghindari resiko kerugian di
masa datang yang adanya suatu kondisi ketidakpastian. Studi kelayakan
juga memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
memudahkan pengawasan, dan memudahkan pengendalian. Sehingga setiap
usaha perlu melakukan studi kelayakan agar usaha yang dijalankan
mempunyai arah.
Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-tahap
yang telah ditentukan. Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk
menentukan kelayakan suatu usaha adalah sebagai berikut :
 Aspek pasar
Pengkajian terhadap aspek ini penting karena suatu bisnis tidak akan
berhasil tanpa mengetahui permintaan dan seberapa besar penawaran
barang tersebut ke pasar. Tujuan dari kajian aspek ini pada dasarnya
mengetahui besar luas pasar,pertumbuhan permintaan, dan market
share dari produk yang bersangkutan. Perlu adanya pertimbangan
juga bahwa jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek ke depan tidak
jelas maka risiko kegagalan menjadi besar.
 Aspek teknis
Studi aspek teknis mengungkapkan kebutuhan yang dilakukan yang
diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi
dilaksanakan. Bertujuan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas
produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan.
 Aspek manajemen
Aspek ini cukup penting untuk di analisis, karena usaha yang
dijalankan layak dan berhasil juga dinilai dari manajemen yang baik
dari perusahaan. Fungsi aspek manajemen pada perusahaan adalah
sebagai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan dalam suatu usaha.

12

 Aspek hukum
Aspek ini bertujuan untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Analisis ini penting
apabila suatu usaha sudah mempunyai badan hukum berkaitan
dengan izin.
 Aspek lingkungan dan sosial
Aspek ini menganalisis tentang dampak keberadaan usaha terhadap
kehidupan masyarakat setempat baik dari sisi sosial maupun
ekonomi. Aspek ini digunakan untuk malihat dampak yang
ditimbulkan oleh usaha bagi lingkungan.
Aspek Kelayakan Finansial
Analisis aspek finansial (keuangan) merupakan aspek yang
digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek
ini berkaitan dengan keuntungan perusahaan,sehingga merupakan salah satu
aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Studi kelayakan
bisnis dari aspek keuangan, bertujuan untuk mengetahui perkiraan
pendanaan dan aliran kas bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau
tidaknya rencana bisnis yang dimaksud. Setiap kelayakan akan di diskonto
dengan discount factor (DF). Beberapa kriteria investasi yang digunakan
sebagai berikut :
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi
(capital outlays) selama umur investasi (Kasmir, 2010). Proyek dikatakan
layak atau bermanfaat jika NPV lebih besar dari nol. Jika NPV sama dengan
nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar Social
Opportunity Cost of Capital. Jika NPV lebih kecil dari nol berarti proyek
ditolak, artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk
sumber-sumber yang diperlukan proyek.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil intern. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus yang diharapkan dimasa
yang akan datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal
(Kasmir, 2010).
3. Net B/C ratio
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat
bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu
satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu bisnis atau kegiatan investasi
dapat dikatakan layak bila net B/C lebih besar dari satu dan dikatakan tidak
layak bila Net B/C lebih kecil dari satu.

13

4. Payback Period
Payback Period adalah perhitungan untuk mengukur seberapa cepat
investasi bisa kembali (Nurmalina et al. 2010). Perhitungan ini dilakukan
untuk mengukur seberapa lama dan menguntungkan suatu usaha untuk
dijalankan. Dan perhitungan mengenai analisis sensitivitas perlu juga
dianalisis untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah
terhadap hasil suatu analisis kelayakan.
5. Switching Value
Analisis Switching Value ini dilakukan untuk mengukur perubahan
maksimum pada komponen inflow dan outflow yang masih diterima
agar bisnis layak. Hal ini mengukur hingga hasil NPV sama dengan nol
(NPV = 0).
Biaya dan Manfaat
Analisis finansial usaha adalah membandingkan biaya dan manfaat
yang diperoleh dan juga menghitung keuntungan dalam menghasilkan
kelayakan usaha. Pengertian biaya dan manfaat secara sederhana tercantum
pada buku dari Gittinger (1986), biaya adalah segala sesuatu yang
mengurangi tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang
membantu tujuan. Menurut Nurmalina et al. (2010) komponen biaya bisnis
terdiri dari :
1. Barang-barang fisik
Barang dalam bentuk fisik dibutuhkan untuk asset bisnis ataupun
bahan material dalam operasional bisnis. Barang-barang fisik pada usaha
ayam broiler adalah kandang, peralatan, gudang, dan input lain yang
berkaitan dengan pembesaran ayam broiler.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja secara umum dibedakan menjadi dua landasan yaitu
tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik. Semakin tenaga
kerja terlatih dan terdidik maka mobilitasnya makin besar dan juga
sebaliknya.
3. Tanah
Tanah yang digunakan adalah tanah yang digunakan untuk
menentukan lokasi bisnis dan luasan yang dibutuhkan. Nilai tanah tidak
dapat habis terpakai selama umr bisnis.
4. Biaya tak terduga
Biaya tak terduga digunakan untuk menutupi hal-hal yang tidak
diinginkan dan tidak diketahui. Biaya tak terduga dibagi menjadi biaya
tak terduga fisik dan biaya tak terduga harga. Cadangan tidak terduga
fisik contohnya adalah penggunaan input yang lebih banyak karena
adanya perubahan perencanaan. Sedangkan biaya tak terduga harga
terjadi karena adanya perubahan harga relatif dan adanya adanya inflasi.

14

Biaya pada suatu bisnis pada umumnya lebih mudah diidentifikasi
daripada manfaat bisnis. Manfaat bisnis terdiri dari tangible benefit,
indirect or secondary benefit, dan intangible benefit (Nurmalina et al. 2010).
Manfaat tangible benefit ialah manfaat yang besarnya dapat diukur
contohnya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk,perubahan
waktu dan lokasi penjualan, dan perubahan bentuk atau dalam proses.
Indirect or secondary benefit maksudnya manfaat yang dirasakan di luar
bisnis yang mempengaruhi keadaan eksternal. Terakhir intangible benefit
adalah manfaat yang nyata namun tidak dapat diukur contohnya, keindahan,
kesehatan, kesegaran, dan lain sebagainya.

Kerangka Pemikiran Operasional
Perkembangan ayam broiler di Indonesia yang dimulai pada
pertengahan dasawarsa 1970-an mengalami kemajuan yang pesat. Laju
perkembangan tersebut sejalan dengan adanya pertumbuhan populasi
penduduk yang pesat setiap tahunnnya. Adanya peningkatan pendapatan,
gaya hidup yang berubah serta adanya perkembangan situasi politik,
ekonomi serta keamanan. Total konsumsi daging masyarakat, daging ayam
masih berada pada urutan nomor dua. Hal ini diperkirakan akan terus
meningkat.
Namun, hal tersebut dihadapkan pada suatu masalah menurunnya
produksi karena banyak hal yang terjadi. Khususnya temperatur di
Indonesia yang tidak sesuai dengan temperatur asli hewan ini. Keadaan
Indonesia yang memiliki dua musim sering menimbulkan banyaknya uap air
dan lembab. Terjadinya perbedaan tersebut mengakibatkan banyak
perusahaan yang mulai menggunakan teknologi-teknologi untuk
meningkatkan produksi ayam broiler dan mengurangi risiko dalam budidaya
akibat adanya permasalahan itu.
Salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut CV PPC sebagai
usaha yang bergerak dibidang budidaya ayam broiler yang dijalankan sudah
menggunakan teknologi pada kandangnya. Dengan teknologi pengaturan
temperatur dalam kandang, akan memberikan kenyamanan bagi ayam.
Pengaturan ini dapat diatur sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu.
Model kandang seperti ini diharapkan selain dapat mengurangi risiko akibat
temperatur, juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi.
Pengembangan usaha menggunakan teknologi memerlukan biaya
investasi yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan kandang yang
sederhana. Di samping itu, budidaya ini perlu adanya sumber daya yang
handal dan adanya lingkungan yang baru karena tidak mungkin usaha
tersebut berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu, dalam pengembangan
model budidaya ini, diperlukan adanya analisis kelayakan usaha. Kelayakan
usaha ini termasuk didalamnya kelayakan secara finansial dan non finansial
agar usaha tersebut dapat dikatakan secara layak dari semua kelayakan
usaha. aspek finansial, kelayakan diuji melalui empat kriteria, yaitu NPV,
IRR, Net B/C serta payback periode. Dalam aspek non finansial dianalisis

15

menggunakan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen
dan hukum, dan aspek sosial dan lingkungan. Hipotesis yang digunakan
populasi yang digunakan sama dan kepemilikan kandang perusahaan serta
letak kandang pada wilayah yang sama. Sebagai perbandingan adalah
kandang ayam sederhana (open house system) dan kandang yang
berteknologi (closed house system).
Berdasarkan kesimpulan kedua aspek, aspek finansial maupun aspek
non finansial maka dapat disimpulkan kelayakan usaha ayam broiler dengan
kedau jenis kandang hasilnya lebih layak mana. Gambaran mengenai alur
pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

16

 Pemenuhan
protein
masyarakat yang murah
 Permintaan yang tinggi

 Produksi menurun
 Adanya
teknologi
yang
membuat tinggi produksi

bagi

Usaha Peternakan ayam broiler CV
Perdana Putra Mandiri

Kandang terbuka (open
house system)

Kandang tertutup (closed
house system)

Analisis kelayakan usaha peternakan
 FCR
(Feed
Conversion
Ratio)
 Mortalitas
(kematian
 Kepadatan

Analisis Kelayakan finansial
 NPV
 Net B/C
 IRR
 Payback Period
 Switching Value

TIDAK LAYAK

Analisis Kelayakan non Finansial
 Aspek pasar dan pemasaran
 Asapek teknis
 Aspek manajemen dan hukum
 Aspek sosial dan lingkungan

LAYAK

Masukan kepada CV PPC dalam pengembangan ayam broiler dalam
penggunaan teknologi

Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional

17

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yang
menggunakan survei. Survei dilakukan secara pribadi oleh peneliti. Survei
yang dilakukan kepada CV Perdana Putra Chicken yang merupakan pelaku
dalam budidaya ayam broiler dengan sistem open house dan closed house.
Survei digunakan peneliti untuk mengetahui secara pasti kelayakan usaha
kedua jenis kandang tersebut. Saat melakukan survei dilakukan pengisian
DOC dengan populasi yang sama. Metode analisis yang akan dipakai mix
method yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Lokasi dan waktu
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor
salah satu kandang milik CV Perdana Putra Chicken. Pemilihan dilakukan
secara sengaja (purposive) karena adanya penggunaan teknologi baru yang
diterapkan dalam satu suatu perusahaan dan letak kandang yang berdekatan.
Penelitian ini juga diminta dari pihak perusahaan untuk mengetahui
kelayakan yang dilakukan perusahaan. Selain untuk budidaya sendiri,
perusahaan ini juga merupakan perusahaan inti dan mempunyai peternak
plasma ayam broiler yang menyebar di Kabupaten Bogor. Pertimbangan
pembudidayaan dan hasil masing-masing kandang berbeda. Penelitian telah
dilaksanakan sekitar dua bulan, yaitu pada bulan Maret-April 2014.

Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan melalui hasil wawancara dan pengamatan langsung
di lapang dan menggunakan daftar pertanyaan kepada perusahaan dan anak
kandang. Anak kandang merupakan pegawai PPC yang bertugas untuk
menjaga dan memelihara ayam di kandang PPC. Perusahaan PPC
merupakan perusahaan yang penyuplai input dan pemasar hasil.
Data sekunder menggunakan literatur dari buka, jurnal, hasil
penelitian terdahulu, dan literatur dari pihak yang terlibat, diantaranya, BPS,
Dinas Pertanian, Dinas perternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan
sumber lain yang relevan. Data yang digunakan adalah investasi yang
dikeluarkan waktu awal dan biaya yang dikeluarkan tiap periode.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara
langsung, wawancara terstruktur, dan observasi. Dalam pengumpulan data

18

primer, data yang diperoleh dari wawancara pemilik peternakan ayam
broiler dan pekerja disini pihak yang terlibat dari CV Perdana Putra Chicken
sebagai pemilik kedua jenis kandang. Lokasi wawancara kantor PPC di
Pagelaran dan kandang PPC di Leuwiliang.
Pengumpulan data sekunder data meliputi buku acuan, Badan Pusat
Statistik, Departemen Pertanian dan Peternakan, serta pengumpulan data
primer di CV PPC. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi
literatur dan penelusuran pustaka.

Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara kualitatif dan
kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif dan
analisis kelayakan finansial. Metode deskriptif untuk aspek non finansial
digunakan untuk mengetahui keadaan sekitar budidaya yang dilihat dari
pasar, hukum, manajemen, teknis, lingkungan dan sosial.
Analisis kuantitatif dilakukan dalam aspek finansial untuk
menganalisis biaya dan manfaat kombinasi usaha yang dijalankan melalui
kriteria kelayakan investasi. Dalam analisis finansial terdapat beberapa
kriteria finansial yang digunakan untuk peternakan kandang Geledug PPC
yaitu NPV, IRR, Net B/C, payback period, dan switching value. Olahan
menggunakan bantuan Microsoft excel dan kalkulator.
a. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya. Jika
hasil perhitungan NPV positif maka investasi memberikan hasil yang tinggi
dibandingkan dengan rate of return. Sebaliknya, jika NPV negatif berarti
investasi memberikan hasil lebih rendah dibandaingkan rate of return yang
diinginkan, maka investasi tidak layak (Suliyanto 2010) Rumus dari NPV
adalah :

Sumber : Nurmalina et al (2010)

Keterangan :
Bt
= penerimaan tahun ke-t
Ct
= biaya tahun ke t
I
= discounted factor
t
= tahun
n
= umur proyek
b. Internal Rate of Return (IRR)
Nilai IRR ditentukan dengan mencari nilai discounted factor yang membuat
nilai NPV sama dengan