Persimpangan tidak sebidang Persilangan jalan Solusi mengatasi konflik di persimpangan

Gambar 3. Contoh-contoh Persimpangan Sebidang Kaki-Banyak dan Bundaran Sumber: Khisty, C.J.,B.Kent Lall 1998 Dalam Ahmad Deni Setiawan 2009

2. Persimpangan tidak sebidang

Persimpangan tak sebidang adalah persimpangan di mana jalan-jalan raya yang menuju ke persimpangan tersebut ditempatkan pada ketinggian yang berbeda Gambar 4. Pertemuan tidak sebidang Sumber: Khisty,C.J.,B.Kent Lall 1998 Dalam Ahmad Deni Setiawan 2009

3. Persilangan jalan

Yang dimaksud dengan persilangan jalan adalah dua jalan yang saling bersilangan satu dengan lainnya, dimana kedua jalan tersebut tidak saling bertemu dalam satu bidang. Dengan demikian pada persilangan jalan, arus lalu-lintas dari jalan yang satu tidak ada kesempatantidak dapat berpindah atau membelok ke jalan yang lain karena memang tidak ada jalan yang menghubungkannya ramps. Persilangan jalan ini dipilihditetapkan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan:  Tidak ada kebutuhan membelok dari jalan yang satu ke jalan yang lain,  Arus lalu-lintas pada jalan yang satu tidak boleh diganggu oleh arus lalu-lintas pada jalan yang lain jalan yang satu merupakan freeway,  Salah satu jalan hanya khusus dipakai oleh lalu lintas cepat.

4. Solusi mengatasi konflik di persimpangan

Ada beberapa cara untuk mengurangi konflik pergerakan lalu-lintas pada suatu persimpangan Banks, 2002 dan Tamin, 2000 : a Solusi Time-sharing, Solusi ini melibatkan pengaturan penggunaan badan jalan untuk masing-masing arah pergerakan lalu-lintas pada setiap periode tertentu. Contohnya adalah pengaturan siklus pergerakan lalu-lintas pada persimpangan dengan sinyalsignalized intersection IHCM, 1997. Gambar 5. Contoh Siklus Pergerakan Lalulintas Pada Persimpangan Bersinyal Sumber: Khisty, C.J.,B.Kent Lall 1998 Dalam Ahmad Deni Setiawan 2009 b Solusi Space-sharing, Prinsip dari solusi jenis ini adalah dengan merubah konflik pergerakan dari crossing menjadi jalinan atau weaving kombinasi diverging dan merging. Contohnya adalah bundaran lalu-lintas roundabout seperti pada Gambar 6. Prinsip roundabout ini juga bias diterapkan pada jaringan jalan yaitu dengan menerapkan larangan belok kanan pada persimpangan. Dengan adanya larangan belok kanan di suatu persimpangan, maka konflik di persimpangan dapat dikurangi. Untuk itu, sistem jaringan jalan harus mampu menampung kebutuhan pengendara yang hendak belok kanan, yakni dengan melewatkan kendaraan melalui jalan alternatif yang pada akhirnya menuju pada arah yang dikehendaki. Prinsip tersebut dinamakan rerouting O’Flaherty, 1997 Gambar 6. Bundaran lalulintas roundabout Sumber: Khisty C.J.,B.Kent Lall 1998 Dalam Ahmad Deni Setiawan 2009 Gambar 7. Prinsip Rerouting Pada Jaringan Jalan Sumber: Khisty, C.J.,B.Kent Lall 1998 Dalam Ahmad Deni Setiawan 2009 c Solusi Grade Separation, Solusi jenis ini meniadakan konflik pergerakan bersilangan, yaitu dengan menempatkan arus lalu-lintas pada elevasi yang berbeda pada titik konflik. Contohnya adalah persimpangan tidak sebidang Gambar 8. bentuknya dapat berupa jalan layang dan jalan bawah tanah. Untuk jalan layang, dapat berbentuk cloverleaf interchange contohnya Jembatan Semanggi di Jakarta dan diamond interchange. Gambar 8. Persimpangan tidak sebidang diamond interchange cloverleaf interchange Sumber: Khisty, C.J.,B.Kent Lall 1998 Dalam Ahmad Deni Setiawan 2009

B. Bundaran