Identifikasi Variabel Defenisi Operasional Variabel Alat dan Bahan Prosedur kerja

Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut: Z tot = R + j X L – X C 1.1 Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya adalah resonansi seri. Tim elektronika dasar, 2013:19 Keadaan resonansi dicapai pada saat X L = X C maka Z tot = R merupakan Z min , sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga frekuensi : C L o 1   1.2 atau 1 2 o f L C   1.3 Yang disebut frekuensi resonansi Tim elektronika dasar, 2013:19  adalah frekuensi resonansi, yaitu C L o 1   . Akibatnya : � � = � � Besaran ini dikenal sebagai factor kualitas dinyatakan dengan Q Abdul haris, dkk, 2008:85 Pada waktu resonansi, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan pada L atau pada C lebih besar dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan pada L atau pada C pada saat resonansi ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q. Makin besar nilai Q, makin sempit lengkung resonansinya, dan berarti makin tinggi kualitas resonansinya. Q berasal dari kata “quality” Tim elektronika dasar, 2013:19

2. Identifikasi Variabel

a. Variabel manipulasi : Frekuensi f dalam satuan Hz b. Variabel respon :Tegangan V dalam satuan Volt V dn arus I dalam satuan ampere A c. Variabel kontol :Induktansi L dan Kapasitansi C dalam satuan farad F serta resistansi R dalam satuan ohm Ω

3. Defenisi Operasional Variabel

a. Frekuensi adalah variabel manipulasi dalam satuan Hz yang nilainya diatur menggunakan alat Audio Function Generator. b. Tegangan adalah variabel respon dalam satuan volt V yang diukur menggunakan multimeter AC. c. Arus adalah variabel respon dalam satuan ampere A yang diukur menggunakan Multimeter AC. d. Resistansi adalah variabel kontrol dalam sattuan ohm Ω dan dalam praktikum ini nilai resistansi yang digunakan yaitu 15 Ω, 56 Ω ,100 Ω. e. Induktansi adalah variabel kontrol yang di peroleh dengan mengetahui nilai lilitan pada induktor yaitu 500 lilitan, kemudian dengan menggunkan rumus di ketahui nilai induktansi yang digunkana yaitu 3,79 x 10 -3 . f. Kapasitansi adalah variabel kontrol dalam satuan farad F dan dalam praktikum ini nilai kapasitor yang digunakan yaitu 22 x 10 -9 F.

4. Alat dan Bahan

a. Audio Function generator AFG, 1 buah b. Multimeter AC, 1 buah c. LCR Meter, 1 buah d. Papan Rangkaian, 1 buah e. Resistor, 1 buah f. Kapasitor, 1 buah g. Induktor, 1 buah h. Kabel Penghubung

5. Prosedur kerja

a. Merakit rangkaian seri RLC berikut di atas papan kit. b. menghubungkan v i rangkaian dengan output Audio Function Generator AFG pada gelombang sinus dengan amplitudo 5 V rms mengukur secara langsung dengan menggunakan digital AC voltmeter. c. Menghubungkan digital AC voltmeter pada keluaran rangkaian titik a dan b. d. Untuk mengamati perubahan arus I = V R R sebagai fungsi frekuensi dan pada frekuensi berapa terjadi keadaan resonansi, yaitu nilai arus atau tegangan pada R menjadi maksimum, menaikkan frekuensi AFG dengan cepat sambil mengamati besar tegangan pada digital AC voltmeter, setelah itu menurunkan kembali ke frekuensi 100 Hz. Perlu diingat bahwa : Pada keadaan resonansi untuk RLC seri, impedansi rangkaian menjadi minimum atau arus menjadi maksimum. Namun dalam praktek, lebih mudah mengukur tegangan pada rangkaian daripada mengukur arus. Amperemeter AC yang peka sukar diperoleh apalagi yang mampu bekerja pada frekuensi tinggi. e. Menaikkan frekuensi AFG dengan interval 100 Hz dan mencatat besar tegangan pada R untuk setiap interval tersebut hingga memperoleh nilai L C R v i + _ a b tegangan yang kurang lebih sama pada saat frekuensi mula-mula.

6. Data Analisis Data