Energi Surya TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Panel Surya

bermuatan energi foton rendah dan dalam bentuk gelombang panjang. Kemudian sekitar tahun 1930, penelitian berlanjut dan berhubungan dengan penemuan konsep Quantum Mechanics untuk menciptakan teknologi baru dimana kemudian perusahaan Bell Telephone Research Laboratories menciptakan panel surya padat yang pertama. Tahun 1950 - 1960, teknologi disain dan efisiensi panel surya terus berlanjut dan di aplikasikan ke pesawat ruang angkasa. Tahun 1970-an, dunia menggalakkan sumber energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan, maka PV mulai diaplikasikan ke sistem peringatan daya rendah low power warning systems tetapi produksi PV tidak dapat banyak karena masih handmade. Baru pada tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan PV bergabung dengan instansi energi pemerintah agar dapat lebih memproduksi PV panel dalam jumlah besar, sehingga harga per panel-surya dapat lebih ditekan serendah mungkin. Hermansyah, 2008

B. Energi Surya

1. Dasar Panel Surya Panel surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silikon berperan sebagai isolator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah Silikon panel surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n silicon doping of phosphorous, dan lapisan bawah silikon tipe p silicon doping of boron. 2. Perkembangan Panel Surya Pengembangan panel surya semakin banyak menggunakan bahan semikonduktor yang bervariasi dan silikon yang secara individu chip banyak digunakan diantaranya : a. Mono-crystalline Dibuat dari silikon kristal tunggal yang didapat dari peleburan silikon dalam bentuk bujur. Sekarang Mono-crystalline dapat dibuat setebal 200 mikron dengan nilai efisiensi sekitar 24. b. PolycrystallineMulti-crystalline Dibuat dari peleburan silikon dalam tungku keramik, kemudian pendinginan perlahan untuk mendapatkan bahan campuran silikon yang akan timbul diatas lapisan silikon. Panel ini kurang efektif dibanding dengan panel Monocrystalline efektivitas 18, tetapi biaya lebih murah. c. Gallium Arsenide GaAs Panel surya Galium Arsenide pada unsur periodik III-V berbahan semikonduktor ini sangat efisien dan efektif dalam menghasilkan energi listrik sekitar 25. Banyak digunakan pada aplikasi pemakaian panel surya. 3. Energi Listrik Sebuah panel surya dalam menghasilkan energi listrik energi cahaya surya menjadi foton tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 V maksimum 600 mV, dengan kekuatan radiasi surya 1000 Wm 2 = ”1 Sun” akan menghasilkan arus listrik I sekitar 30 mAcm 2 per panel surya. Pada grafik I-V Curve gambar 2.1 yang menggambarkan keadaan sebuah panel surya beroperasi secara normal. Panel surya akan menghasilkan energi maksimum jika nilai V m dan I m juga maksimum. Sedangkan I sc adalah arus listrik maksimum pada nilai volt = nol; Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar surya. V oc adalah volt maksimum pada nilai arus nol; V oc naik secara logaritma dengan peningkatan sinar surya, karakteristik ini yang memungkinkan panel surya untuk mengisi accu. Gambar 2.1. Kurva karakteristik I – V Hermansyah, 2008 Potensi energi surya pada suatu wilayah sangat bergantung pada posisi antara surya dengan kedudukan wilayah tersebut di permukaan bumi. Potensi ini akan berubah tiap waktu, tergantung dari kondisi atmosfer, dan tempat garis lintang serta waktu hari dalam tahun dan jam dalam hari. Indonesia yang berada dalam wilayah khatulistiwa mempunyai potensi energi surya yang cukup besar sepanjang tahunnya. Selain menjadi sumber energi bagi sumber energi lainnya, energi surya sangat berpotensi untuk dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber energi alternatif. Pemanfaatan energi surya ini dapat dilakukan secara termal maupun melalui energi listrik. Pemanfaatan secara termal dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek pada radiasi surya, atau menggunakan peralatan yang mencakup panel surya. Berikut intensitas cahaya surya per hari : Tabel 2.1. Intensitas Cahaya Surya per hari Waktu Watt-jamm 2 06.00 – 07.00 25 07.00 – 08.00 25 08.00 – 09.00 50 09.00 – 10.00 300 10.00 – 11.00 1000 11.00 – 12.00 1200 12.00 – 13.00 1000 13.00 – 14.00 300 14.00 – 15.00 50 15.00 – 16.00 25 16.00 – 17.00 25 17.00 – 18.00 Sumber : Theerawut Jinayim, dkk; 2007

C. Mikrokontroler ATMega8535