sisi lembaran jaringan tersebut dengan ujung jarum dan sisi yang lain ditarik menggunakan kuas runcing.
e Memindahkan lembaran jaringan kedalam waterbath selama beberapa detik sampai mengembang sempurna.
f Dengan gerakan menyendok mengambil lembaran jaringan tersebut dengan slide bersih dan menempatkan pada sepertiga atas atau
bawah, mencegah jangan sampai ada gelembung udara dibawah jaringan.
g Menempatkan slide yang berisi jaringan pada inkubatir suhu 37 derajat celcius selama 24 jam sampai jaringan melekat sempurna.
8. Staining pewarnaan dengan harris Hematoxylin Eosin. Setelah jaringan melekat sempurna pada slide, memilih slide yang
terbaik selanjutnya secara berurutan memasukkan ke dalam zat kimia dibawah ini dengan waktu sebagai berikut:
a Untuk pewarnaan , zat kimia yang pertama digunakan xylol I, II, III masing-masing selama 5 menit.
b Zat kimia yang yang digunakan alcohol absolute I, II, III masing- masing selama 5 menit.
c Zat kimia yang ketiga yaitu aquades selama 1 menit. d Potongan organ dimasukkan dalm zat warna Harris Hematoxylin
Eosin selama 20 menit. e Memasukkan potongan organ hati dalam aquades selama 1 menit
dengan sedikit mengoyang-goyangkan organ. f Mencelupkan organ dalam asam alcohol 2-3 celupan.
g Dibersihkan dalam aquades bertingkat masing-masing1 an 15 menit.
h Memasukkan potonga organ dalan eosin selama 2 menit. i Secara berurutan memasukkan potngan organ dalam alcohol 96
selama 2 menit , alcohol 96, alcohol III dan IV masing-masing selama 3 menit.
j Terakhir memasukkan kedalam xylol IV dan V masing-masing selama 5 menit.
9. Mounting Setelah pewarnaan selsai menempatan slide diatas kertas tisu pada
tempat datar, menetesi dengan bahan mounting yaitu kanada balsam dan ditutup dengan cover glass, cegah jangan sampai terbentuk
gelembung udara. 10. Membaca slide dengan mikroskop
Slide diperiksa di bawah mikrokop sinar dengan pembesaran 400x. Metode yang digunakan dalam melihat preparat adalah prosedur
double blinded Ali, 2007.
Pada akhir perlakuan mencit dikorbankan, dilanjutkan dengan isolasi hepar untuk fiksasi ke dalam formalin 10 selama 4-8 jam. Langkah pertama
pembuatan sediaan histologis hepar, yaitu dehidrasi menggunakan etanol, dilanjutkan embedding dan pemotongan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan 4 µm. Hasil pemotongan kemudian diwarnai menggunakan hematoksilin-eosin dan diamati dengan mikroskop cahaya Dimitrios,
2006.
G Penilaian Histopatologi
Skoring derajat histopatologi hepar yang digunakan berdasarkan penelitian Uji Toksisitas Akut dan Subakut yang dilakukan Maretnowati et al 2005,
yang telah dipublikasikan dalam Majalah Farmasi Airlangga, sebagai berikut:
Tabel 3. Skor Penilaian Derajat Kerusakan Histopatologi Sel Hepar
Tingkat perubahan Skor
Normal Ringan mild
1 Sedang moderate
2 Berat severe
3
Derajat kerusakan hati terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu derajat kerusakan 1 kerusakan ringan yang memiliki kriteria kerusakan sel hepar
mencapai 1-25, derajat kerusakan 2 kerusakan sedang yang memiliki kriteria kerusakan mencapai 26-50 dan derajat kerusakan 3 kerusakan
berat yang memiliki kriteria kerusakan sel hepar mencapai 50. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil
pengamatan mikroskopik organ hepar dari setiap kelompok perlakuan dengan kontrol.
H. Prosedur Pengamatan Bobot Hepar Mencit
Prosedur pengamatan berat basah organ hepar dilakukan dengan menimbang organ hepar yang masih segar menggunakan timbangan digital
dengan 2x ulangan dan dibandingkan dengan perlakuan kontrol Dewi, 2012.
I. Analisis Data
Data dianalisis dengan metode statistik menggunakan uji anova satu arah one way anova pada taraf 5 p0,05, selanjutnya dilanjutkan dengan
uji Fisher. Data yang diperoleh dari pengamatan secara mikroskopis diuji dengan uji statistik menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis, untuk
mengetahui adanya perbedaan dalam seluruh kelompok populasi. Data diolah dengan menggunakan Komputer Program Minitab 14 Hanafiah,
2011.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Pemberian taurin berpengaruh protektif dan terapeutik terhadap gambaran histopatologi hepar yang diinduksi benzoαpiren.
2.
Taurin memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan jaringan hepar yang diinduksi zat karsinogenik benzoαpiren
.
3. Ekstrak daun sirsak tidak dapat memperbaiki kerusakan jaringan hepar mencit Mus musculus yang diinduksi benzoαpiren secara in vivo.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis taurin dan ekstrak daun sirsak yang lebih tinggi, dan juga waktu yang lebih lama untuk proses
penelitian yang berlangsung terhadap mencit yang diinduksi zat karsinogenik.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., D. Bray, J. Lewis, K. Roberts, J.D. Watson. 1994, Molecular Biology of the Cell, Third ed, 1255, 1269, 1270, 1282, 1283, Garland Publ Inc, NY
and London.
Ali, H.T. 2007. Beneficial Efects Of Nigella sativa On The Testis Tissues Of Mice Exposed to UV Irradiation. Biology Departement Educatioan College Mosul
University.
Amelia, F., E. Angeline, K. Wahyu. 2012. Tablet salut enterik ekstrak etanol daun sirsak Annona muricata sebagai antikanker kolon yang potensial. Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Atmodjo, A.P. 1990. Album Patologi Umum. Airlangga University Press, Surabaya. hlm. 19.
Arief, S. 2006. Radikal Bebas. Surabaya: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RS. Dr. Sutomo.
Arouma, O.I., B. Halliwell, B.M. Hoey, J. Butler. 1988. The antioxidant action of taurine, hypotaurine and their metabolic precursors. Biochem J, 256:251-
255.
Baskar, R., V. Rajeswari, T.S. Kumar. 2007. In vitro antioxidant studies in leaves of Annona sp. Indian J Exp Biol. 45 5 :480-5.
Bhattacharya, T., A. Bhakta, and S.K. Ghosh . 2011. Longterm effect of monosodium glutamate in liver of albino mice after neo-natal exposure. Nepal Med Coll J;
13 1: 11-16
Bosman, F.T. 1999. Aspek-aspek Fundamental Kanker, in van de Velde, C.J.H, Bosman, F.T.D.J.Th.onkologi, Diterjemahkan oleh Arjono, Edisi V.
Yogyakarta: Panitia Kanker RSUP Dr Sardjito
Cerutti, P., R. Ghosh, Y. Oya , and P. Amstad.1994. The Role of the Celluler Antioxidant Defense in Oxidant Carcinogenesis. Enviromental Health
Perpective. vol. 102. no. 10.
Chandrasoma, P. dan C.R. Taylor. 2005, Ringkasaan Patologi Anatomi. Jakarta EGC .
Corwin, J. Elizabeth .1997. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Dalimartha, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Jilid 3, Trubus Agriwidya, Jakarta. Dellman, H.D. and E.M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Ed ke-3. R.
Hartono, penerjemah. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Dewi, K. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Annona muricata L. terhadap
Penurunan Berat Badan, Kadar Trigeliserida, dan Kolesterol Total Pada Tikus Jantan Galur Wistar. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha : Bandung.
Dewi, Sri. 2012. Uji Potensi Hepatoprotektif Senyawa Dimer dari Isoeugenol terhadap Histologi Hati Mencit Mus musculus Jantan Galur DDY. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Biologi Universitas Indonesia : Jakarta.
Depkes RI. 2007. Modul TOT Manajemen Pengendalian Penyakit Kanker. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal PP
PL, Depkes RI.
Desen, Wan. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis 2nd ed Wilie Japaries,Penerjemah. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dimitrios, B. 2006. Sources of natural phenolic antioxidants laboratory of Food Chemistry and Technology, School of Chemistry, Aristotle University of
Thessa-loniki.
EPA Environmental Protection Agency. 2006. Benzoapyrene BaP. TEACH Chemical Summary.
http:www.epa.govteachchem_summBaP_summary.pdf diakses 5 November 2014.
Fajariyah, S., E. T. Utami dan Y. Arisandi. 2010. Efek pemberian estrogen sintetis Diethylstillbestrol terhadap struktur hepar dan kadar SGOT dan SGPT pada
mencit Mus musculus betina strain BalbC. J Ilmu Dasar 111:76-82.