Landasan Teori LANDASAN TEORI

Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer 1990 terdiri dari beberapa komponen. Pertama adalah komitmen afektif affective commitment. Komitmen afektif terkait dengan kedekatan emosional, identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi. Sehingga karyawan tetap berada pada organisasi karena keinginannya. Kedua adalah komitmen kontinyu continuance commitment. Komitmen kontinyu terkait dengan kesadaran akan kebutuhan biaya dan nilai apabila meninggalkan organisasi. Sehingga karyawan tersebut tetap berada pada organisasi karena kebutuhannya. Ketiga adalah komitmen normatif normative commitment. Komponen normatif terkait perasaan yang mewajibkannya untuk tetap menjadi bagian dari organisasi. Sehingga karyawan berkomitmen normatif tinggi akan tetap bertahan dalam organisasi karena keharusan Brown, 2003 p 30. 2.2 Pengembangan Hipotesis 2.2.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Reinforcement Contingency Penulis berasumsi bahwa partisipasi anggaran dapat mempengaruhi reinforcement contingency. Salah satu contoh indikator reinforcement contingency adalah adanya motivasi karyawan untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi tersebut bisa berupa ekstrinsik motivasi dan instrinsik motivasi. Wong et al 2010, p 135 mengatakan “Specifically, both intrinsic motivation and autonomous extrinsic motivation are positively correlated with Participation in Budgeting ”. Motivasi bisa muncul ketika seseorang berpartisipasi dalam pembuatan anggaran Dunk, 1990. Motivasi ini timbul karena melalui proses partisipasi anggaran karyawan lebih mengetahui tujuan anggaran dan lebih mengetahui celah untuk mencapai tujuan anggaran sehingga lebih bersemangat untuk mendapatkan reward dan menghindari punishment. Brownell dan McInnes 1986 menemukan bukti bahwa partisipasi anggaran memperkuat harapan untuk mendapatkan reward sebagai dampak dari pencapaian anggaran. Oleh karena itu, reinforcement contingency bisa memotivasi karyawan karena konsekuensi perusahaan dalam memberikan reward akan memacu karyawan untuk berkompetisi mendapatkan reward tersebut demi memenuhi sense of accomplishment, value attainment, dan kepuasan. Partisipasi anggaran membuat karyawan mengetahui tujuan perusahaan yang relevan. Partisipasi anggaran juga memberikan kesempatan karyawan untuk menegosiasi anggaran Dunk, 1990. Tekanan dan kegelisahan yang timbul akibat tidak berpartisipasi memicu tindakan penyimpangan yang berkonsekuensi terhadap pemberian punishment atau diabaikan. H1 : Terdapat pengaruh positif antara partisipasi anggaran dan reinforcement contingency. 2.2.2 Pengaruh Reinforcement Contingency dan Komitmen Organisasi Reinforcement Contingency memberikan motivasi karyawan atas tindakan yang diambil oleh anggota organisasi Purnamasari dan Crismastuti, 2006. Motivasi tersebut akan menghasilkan nilai positif bagi karyawan untuk bekerja lebih baik Ryan and Deci 2000b; Gagne and Deci 2005 dalam Bernard Wong, et al 2010 p 140. Salah satu aspek yang terdapat pada reinforcement contingency adalah motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat karena ada tawaran reward yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan yang memiliki kinerja baik dan berprestasi. Di pihak lain, punishment yang diberikan akibat ketidakberhasilan karyawan memberikan pengaruh positif kepada karyawan karena karyawan mau bekerja lebih giat untuk menghindari punishment. Dengan adanya aturan yang jelas maka karyawan berkompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Apabila perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dan memuaskan karyawan, maka tumbuh komitmen karyawan terhadap organisasi tempatnya bekerja. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah H2 : Terdapat pengaruh positif antara reinforcement contingency dan komitmen organisasi. 2.2.3 Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Partisipasi anggaran sebagai sarana mengutarakan ide dan pendapat karyawan yang berpartisipasi. Apabila suatu tujuan dan standar dirancang dan disepakati bersama maka karyawan akan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan atau standar yang ditetapkan. Selain itu, partisipasi anggaran meningkatkan rasa peduli tidak hanya tujuan anggaran tetapi juga terhadap tujuan organisasi tempatnya bekerja Nouri, 1998. Partisipasi dalam menyusun anggaran akan membuat karyawan merasa ikut dilibatkan dan dihargai sehingga muncul rasa ikut memiliki perusahaan tersebut. “ The more participation of subordinates in making policy decisions, the stronger the tendency of subordinates to identify with the organization ” Nouri, 1998. Kesempatan menyuarakan argumen, sharing ide dan pendapat akan meningkatkan sense of belonging karyawan pada organisasi sehingga motivasi karyawan akan meningkat dan kinerja mereka juga meningkat Brown et al, 2007; Cowling, 1995. Dengan adanya sense of belonging maka komitmen karyawan terhadap organisasi akan meningkat. H3 : Terdapat pengaruh positif antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi Gambar 2.1 Kerangka Penelitian: Reinforcement Contingency sebagai variabel mediasi 2.2.4 Reinforcement Contingency dalam Memperkuat Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Partisipasi anggaran dapat meningkatkan komitmen organisasi. Anggapan yang diungkapan Cherrington 1973 bahwa operant conditioning dan reinforcement contingency dapat bermanfaat jika diterapkan dalam proses anggaran untuk memprediksi dan mengontrol perilaku. Selain itu karyawan yang berpartisipasi dalam pembuatan anggaran tidak akan berpengaruh pada performance jika tidak ada motivasi Mia, 1988. Maka pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi ini dapat diperkuat oleh reinforcement contingency. Semakin tinggi reinforcement contingency semakin kuat pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Hal ini disebabkan karena reinforcement contingency akan memicu karyawan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk bekerja lebih giat demi mendapatkan reward yang ditawarkan perusahaan dan menghindari perbuatan buruk karena adanya punishment yang diberlakukan perusahaan. Apabila karyawan berhasil mendapatkan reward yang ditawarkan maka kebutuhan dan kepuasannya akan terpenuhi sehingga komitmen karyawan Partisipasi Anggaran Komitmen Organisasi Reinforcement Contingency H3 H2 H1 terhadap organisasi akan meningkat. Sehingga hipotesis keempat pada penelitian ini adalah H4 : Semakin kuat reinforcement contingency semakin kuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap komitmen organisasi Gambar 2.2 Kerangka Penelitian: Reinforcement Contingency sebagai variabel moderasi Partisipasi Anggaran Komitmen Organisasi Reinforcement Contingency H4 H3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki cabang di Bandar Lampung. Penulis tertarik mengambil perusahaan jasa karena perusahaan ini memberikan produk berupa barang yang tidak dapat dilihat namun bisa dirasakan oleh pelanggan sehingga dibutuhkan karyawan yang berkepribadian baik untuk dapat memuaskan pelanggan. Selain itu, perusahaan jasa yang dipilih adalah yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan asumsi bahwa perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan yang sudah maju dan besar Lau dan Solihin, 2005.

3.1.2 Sampel Penelitian

Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan anggota sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria atau ciri- ciri tertentu yang dimiliki oleh sampel. Kriteria pemilihan sampel yaitu : 1. Karyawan perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki cabang di Bandar Lampung 2. Karyawan tingkat middle sampai upper manajer pada perusahaan tersebut. 3. Karyawan yang pernah berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. 3.2 Proses Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data primer menggunakan metode survey kuesioner. Survey kuesioner merupakan metode survey dengan menggunakan satu set pertanyaan yang disusun secara sistematis dan standar sehingga setiap responden mendapat pertanyaan yang sama untuk dijawab oleh masing-masing responden. Jawaban dari kuesioner yang dibagikan kepada responden ini nantinya akan diolah dan dianalisis. Kuesioner partisipasi anggaran dan komitmen organisasi diperoleh dari penelitian terdahulu dan merupakan kuesioner yang paling sering digunakan dalam penelitian sebelumnya khususnya penelitian dalam bidang akuntansi manajemen. Untuk kuesioner reinforcement contingency, penulis mengembangkan konstruk baru dengan melakukan beberapa proses yaitu focus group discussion, pilot study, pilot test dan uji kualitas data karena kuesioner ini belum pernah ada dalam penelitian manapun. Kuesioner penelitian ini diserahkan langsung kepada responden atau meminta bantuan salah satu pegawai untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner tersebut. Sebelum menyerahkan kuesioner kepada responden ataupun salah satu pegawai, penulis menanyakan terlebih dahulu apakah di perusahaan tersebut terdapat partisipasi anggaran agar kuesioner ditujukan kepada orang yang tepat dan dapat bermanfaat bagi penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu : 1. Variabel terikat dependent variable Variabel yang menjadi perhatian utama peneliti yaitu komitmen organisasi 2. Variabel bebas independent variable Variabel yang mempengaruhi variabel lain baik secara positif maupun negatif dalam penelitian ini yaitu partisipasi anggaran. 3. Variabel mediasi dan variabel moderasi Variabel yang mempengaruhi partisipasi anggaran dan komitmen karyawan terhadap organisasi, sebagai pemediasi dalam penelitian ini adalah reinforcement contingency. Dalam penelitian ini, reinforcement contingency juga sebagai variabel moderasi yaitu variabel yang memperkuat pengaruh antara variabel bebas partisipasi anggaran dan variabel terikat komitmen organisasi

3.4 Pengukuran Instrumen

3.4.1 Partisipasi Anggaran

Pengukuran partisipasi anggaran menggunakan 7 point skala likert. Pengukuran variabel ini menggunakan 6 pertanyaan dari instrumen dikembangkan oleh Milani 1975. Kuesioner ini merupakan kuesioner yang paling sering digunakan dalam penelitian, khususnya di bidang akuntansi manajemen Brownel 1988, Belkaoui 1989, Chenhall 1988, Dunk 1990,1993,1995, Magner 1995, Mia 1988,1989, Nouri 1998, dan Poon 2001. Responden ditanya seberapa besar pendapat mereka atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan skala likert 1-7. Angka 1 untuk sangat setuju sampai angka 7 untuk sangat tidak setuju. Kuesioner pengukuran partisipasi anggaran dapat dilihat pada lampiran 2.

3.4.2 Reinforcement Contingency

Pengukuran reinforcement contingency menggunakan 7 point skala likert. Penelitian ini menggunakan 8 pertanyaan yang dikembangkan oleh penulis karena penelitian yang pernah ada menggunakan metode eksperimen untuk mengumpulkan data. Pengembangan kuesioner melalui beberapa proses, yang pertama dilakukan yaitu focus group discussion. Keunggulan dari focus group discussion adalah adanya interaksi antara peserta focus group discussion sehingga apa yang dikatakan oleh peserta diskusi bisa langsung ditanyakan, disanggah, ataupun diperkuat sehingga membantu penulis untuk lebih mengeksplorasi dan mengklarifikasi pandangan masing-masing peserta Webb, 2000. Focus Group Discussion dilakukan dengan mengundang para akademisi 4 sampai 6 orang untuk berdiskusi mengenai reward, punishment, no reward no punishment untuk mendapatkan pokok bahasan yang nantinya akan digunakan untuk bahan pembuatan kuesioner. Kegiatan dilakukan selama sekitar 30 menit. Setelah melakukan focus group discussion, penulis membuat draft kuesioner sebagai cikal bakal dari pertanyaan - pertanyaan yang akan disebar kepada responden. Draft ini melalui proses pilot study. Pilot study dilakukan dengan meminta pendapat para akademisi dan praktisi tentang layak atau tidaknya pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan kepada responden.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Salatiga).

0 1 19

PENGARUH SISTEM ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN Pengaruh Sistem Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran Dan Pelaksanaan Anggaran Yang Efektif Dan Efisien (Survey

0 1 13

PENGARUH SISTEM ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN Pengaruh Sistem Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran Dan Pelaksanaan Anggaran Yang Efektif Dan Efisien (Survey Pada

0 1 20

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEEFEKTIFAN ANGGARAN (Survey pada RSU Sekabupaten Sukoharjo).

0 0 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survei pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo).

0 1 16

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEEFEKTIFAN ANGGARAN PADA RUMAH SAKIT DI W1LAYAH SOL

0 1 98

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEEFEKTIFAN ANGGARAN PADA RUMAH SAKIT DI W1LAYAH SOL

0 1 9

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA.

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Surakarta).

0 0 14

AMEN04. DAMPAK REINFORCEMENT CONTINGENCY TERHADAP HUBUNGAN SIFAT MACHIAVELLIAN DAN PERKEMBANGAN MORAL

0 0 25