akrual. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Indrayati 2010 yang membuktikan bahwa karakteristik dewan komisaris yang terdiri atas proporsi
komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian Wardhani 2008 menyatakan
bahwa semakin banyak proporsi komisaris independen dalam suatu perusahaan akan menunjukkan dewan komisaris yang kuat maka semakin tinggi pula tingkat
konservatisme yang diinginkan karena adanya persyaratan informasi keuangan yang lebih berkualitas. Apabila proporsi komisaris independen lebih sedikit maka
monitoring yang dilakukan akan lemah sehingga manajer perusahaan memiliki kesempatan untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih agresif dan kurang
konservatif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis berikut:
H1: Proporsi komisaris independen berpengaruh secara positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi perusahaan
2.9.2 Ukuran Dewan Komisaris terhadap Konservatisme Akuntansi
Ukuran dewan komisaris merupakan elemen penting dari karakteristik dewan
komisaris yang mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi. Penelitian Lara, et al.
2005 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki dewan yang kuat sebagai mekanisme corporate governance mensyaratkan tingkat konservatisme yang lebih
tinggi daripada perusahaan dengan dewan yang lemah. Sedangkan Indrayati 2010 menemukan bukti bahwa karakteristik dewan komisaris yang terdiri ukuran dewan
komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi.
Ahmed dan Duellman 2007 menyatakan ukuran dewan komisaris berhubungan dengan adanya komite audit yang menjalankan tugasnya secara lebih spesifik.
Ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan menyebabkan tugas setiap anggota dewan komisaris menjadi lebih khusus karena terdapat komite-komite yang lebih
khusus dalam mengawasi perusahaan. Spesialisasi yang lebih besar tersebut dapat menunjukkan pengawasan yang lebih efektif. Oleh sebab itu, diperlukan jumlah
anggota dewan komisaris yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan supaya proses monitoring lebih efektif. Sehingga semakin besar ukuran dewan
komisaris maka semakin besar kekuatan dari dewan komisaris dalam melakukan pengawasan dan penggunaan akuntansi yang konservatif akan semakin tinggi pula.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis berikut ini:
H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi perusahaan.
2.9.3 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris terhadap Konservatisme Akuntansi Rapat dewan komisaris merupakan media komunikasi dan koordinasi diantara
anggota-anggota dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas manajemen. Dalam rapat tersebut, akan membahas masalah mengenai arah dan
strategi perusahaan, evaluasi kebijakan yang telah diambil atau dilakukan oleh manajemen Rahmawati, 2010.
Oleh karena itu, semakin sering dewan komisaris mengadakan rapat diharapkan
pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris akan semakin baik. Dengan demikian, pengungkapan informasi sosial perusahaan juga akan semakin luas.
Pengawasan yang tinggi dari dewan komisaris mendorong penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan perusahaan.
Rapat dewan komisaris akan meningkatkan kualitas keseluruhan dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip konservatisme.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis berikut ini:
H3: Frekuensi rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi perusahaan 2.9.4 Keberadaan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi
Komite audit mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu dewan
komisaris dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan, serta
memastikan bahwa pelaporan keuangan yang disajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum, pelaksanaan audit internal dan eksternal
dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Dengan adanya komite audit dalam
perusahaan, maka proses pelaporan keuangan akan termonitor dengan baik sehingga kecurangan oleh pihak manajemen akan terminimalisasi Wulandini dan
Zulaikha, 2012. Wardhani 2008 memberikan bukti bahwa keberadaan komite audit berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap tingkat konservatisme. Oleh karena itu, keberadaan komite audit ini akan mendorong penggunaan prinsip konservatisme
yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit