Mediakom Edisi 12-Juni 2008 - [MAJALAH]

KOLOM

Merokok……..??
Oleh : Prawito

T

embakau telah jadi raja, aneh tapi
nyata, tapi itulah faktanya. Jutaan
manusia dunia mengikuti perintahnya, tunduk dan patuh menghisapnya, walau tahu akan membahayakan
kesehatannya. Kepatuhannya pada rokok
telah mengalahkan peringatan yang tertera pada setiap bungkusnya “merokok
dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan
dan janin”. Peringatan itu terus berlalu tak
memberi pengaruh apa-apa. Peringatan
tinggalah peringatan, tapi kepulan asab
rokok terus menyebar, masuk kedalam
paru-paru. Sayang, banyak manusia tak
menyadarinya. Ibarat, anjing menggonggong kabilah tetap berlalu. Tak peduli
dengan korban yang terus berjatuhan.
Walau Badan Kesehatan Dunia (WHO)

telah melaporkan, tiap tahun 5 juta orang
meninggal dunia akibat rokok.
Segudang alasan untuk tetap merokok.
Mulai dari penghangat tubuh, penawar
rasa pahit, menghilangkan kepenatan,
memicu kreatiitas, menambah percaya
diri, merasa jantan dan berjuta alasan
lainnya. Dengan berbagai alasan itu
pecandu rokok tetap pada pendiriannya,
merokok. Akhirnya, merokok menjadi kebutuhan pokok. Walau ada sebagian yang
lain menjadikan rokok sebagai selingan
yang bersifat iseng, bukan menu utama.
Tapi tidak menutup kemungkinan, awalnya iseng dan akhirnya kecanduan.
Melalui rokok telah membakar Milyaran
rupiah. Memang lucu, ada orang yang
rela merogoh uang dari koceknya, untuk
merusak kesehatannya. Ya..merusak kesehatannya dengan cara membeli. Bahkan membeli dengan harga yang tinggi.
Mengapa? Ada seorang buruh kecil, tubuhnya kecil, penghasilannyapun kecil,
tapi nekat menghabiskan uang hasil jerih
payahnya itu untuk sebungkus rokok.

Ironisnya, 35% pembeli rokok terbesar
adalah para fuqoro wal masakin (orang
miskin). Walau diakui dengan produksi
rokok ini telah mengisi kas negara melalui pajak cukainya, “mensejahterakan”

para pekerja, menambah penghasilan
pengecer, dan menambah kaya pengusahanya. Bahkan dalam even olah raga
tertentu menjadi sponsor tunggal. Inilah
fakta manfaat rokok yang mempersulit
munculnya regulasi secara tuntas dan
paripurna. Selalu ada tarik-menarik antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Mengapa…, mengapa…, entah mengapa? Manusia begitu tega merusak dan
mengorbankan diri sendiri. Mereka memasukan racun nekotin dalam tubuh, kemudian menyebabkan berbagai macam
penyakit pada organ tubuhnya. Mulai
dari paru-paru, jantung, lambung, ginjal,
darah dan organ tubuh lainnya. Sedang
yang lebih berbahaya lagi para perokok
pasif. Mereka menghirup asap rokok,
tanpa harus merokok. Inilah korban berikutnya yang lebih banyak. Mereka adalah
anak-anak tersayang anggota keluarga.

Tanpa sengaja, anak-anak yang serumah
dengan perokok menjadi korban. Menkes, Siti Fadilah Supari menyebutkan ada
sekitar 43 juta anak Indonesia terpapar
asap tembakau.
Mungkin, para pecandu rokok juga menyakini tentang dampak buruk merokok
terhadap anggota tubuhnya, tapi karena
pengaruh adiksi (ketagihan), mereka sulit
menghindar, akhirnya merokok, merokok
dan merokok lagi. Meski, secara inansial
sebagian besar tidak mampu. Sehingga
mereka melakukan ini dengan penuh terpaksa. Tak ada pilihan lain, kecuali mengikuti rasa ketagihannya. Bahkan rela tidak
makan karena sempitnya penghasilan,
tapi tetap membeli merokok. Dengan
demikian, kebiasan merokok telah menyusahkan orang yang sudah susah, semakin tak berdaya.
Ketidakberdayaan berhenti merokok,
banyak faktor penyebabnya. Mungkin,
ketidaktahuan salah satunya. Disamping
faktor lemahnya kesadaran para pelaku.
Bagi yang belum tahu, memerlukan
penjelasan yang cukup sehingga menjadi tahu dan merubah perilakunya. Bagi


yang lemah kesadarannya, perlu pembimbingan yang instensif, sehingga tumbuh kesadaranya, kemudian berubah
perilakunya. Memang, momentum untuk
berubah memerlukan waktu, proses dan
kesungguhan para pelaku.
Ketagihan merokok, bukan faktor
bawaan sejak lahir, yang tidak mungkin
berubah. Tapi ketagihan merokok karena
kebiasaan. Banyak kasus pecandu rokok
dapat berhenti secara permanen, resepnya adalah kemauan. Ada pecandu berhenti merokok secara permanen setelah
sakit kronis. Ternyata tidak sulit, proses
berhentinya mengalir begitu saja, tak ada
persiapan, perencanaan dan persyaratan
yang sulit dan rumit. Jadi, asal ada kemauan, pasti banyak jalan.
Sungguh, para perokok dengan segenap
motivasinya, sebenarnya tak ingin dampak buruk itu menimpanya. Hanya saja,
saudara kita tersebut membutuhkan teman atau pendamping yang memiliki
empati untuk menyadarkannya. Sebab
tak semua orang mampu menyadari
kekeliruannya. Mengingatkan dengan

empati, sabar dan cara yang menyentuh
hati. Menghindari kata-kata memvonis,
menggurui, caci maki dan menyalahkan.
Pelan, tapi pasti, perubahan itu akan terjadi, berhenti dan menyesali. Jika sudah
sampai tahap ini, maka berhenti merokok tinggal menunggu hari. Lantas siapa
para pendamping itu ? Minimal petugas
kesehatan, ia telah memberi keteladanan
tidak merokok. Bukan sebaliknya.
Promosi yang menyentuh, berkelanjutan
dan regulasi yang tegas bagi produksen.
Penerapan hukum bagi pelanggar, batasi
iklan rokok dengan berbagai versi dan
waktu tayangnya, termasuk menaikan
pajak cukai tembakau. Diharapkan kombinasi ini secara bertahap dapat menurunkan jumlah perokok aktif dan pasif di
Indonesia. Sehat adalah segalanya, tanpa
kesehatan segalanya tak punya arti apaapa. Maka berhentilah merokok sekarang
juga.
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

BERITA TERKINI


AGAR ROKOK TAK MERUSAK
TUBUH
Oleh: DR. Sonny P. Warouw, SKM, M.Kes & Margaretha Yuliani, SKM, MM
Subdit Penyakit Kronis & Degenratif Lainnya Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular - Ditjen PP & PL Depkes

Menteri Kesehatan RI membuka Round Table Discussion “Perlindungan Anak terhadap Bahaya Rokok”

“Merokok
dapat
menyebabkan
kanker, serangan jantung, impotensi
dan gangguan kehamilan dan janin”.
Kalimat itu mudah ditemui dimanamana. Terpampang pada billboard
besar, yang saking besarnya terlihat
dari jarak 1 kilometer, pada kotak rokok, surat kabar, juga di televisi. Tetapi apakah kalimat diatas dipedulikan
oleh peng-konsumsi rokok? Apakah
kalimat tersebut juga dipahami bahwa banyak penyakit yang diakibatkan
dari konsumsi rokok tersebut?

Padahal berbagai penelitian tentang
bahaya rokok, baik di dalam maupun
luar negeri, penyakit yang ditimbulkan rokok, bukan hanya yang terpapmpang pada iklan tersebut. Jika
dilihat dari struktur anatomi manusia,
penyakit karena rokok bisa menimpa
dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Pertama kita lihat dulu bahan berbahaya apa saja yang terkandung dalam
sebatang rokok:
o Dari berbagai jenis rokok yang
beredar di pasaran, terdapat kan-

dungan nikotin tinggi: 1,7-2,5
mg; kandungan tar 28,1-53,2 mg;
kandungan eugenol 3,63-12,84
mg per batang (rokok putih: 0,051,4 mg nikotin; 0,5-24 mg tar per
batang). Cengkeh dapat menyebabkan “acute severe lung injury”
bila dihisap, terutama oleh penderita asma (Rokok Kretek dilarang
beredar di banyak negara bagian
Amerika Serikat). Eugenol~safrole
dapat menimbulkan kanker hati

pada manusia.
o Asap rokok mengandung lebih
dari 4.000 jenis bahan kimia, 43 diantaranya diketahui sebagai bahan kimia penyebab kanker. Beberapa bahan kimia tersebut terdapat
pula pada racun serangga DDT, arsen, racun tikus, pelitur kayu dan
pembersih cat kuku. Environmental Protection Agency (EPA) atau
badan perlindungan lingkungan
Amerika mengelompokkan asap
rokok sebagai bahan kimia yang
bersifat karsinogen (penyebab
kanker) kelas A, yang didalamnya
terdapat pula asbes, arsen, ben-

zene dan gas radon. Asap rokok
juga menjadi penyebab timbulnya penyakit-penyakit berbahaya
seperti kanker paru-paru, penyakit hati, hipertensi, stroke, kanker
mulut, kanker pankreas, kanker
kantung kemih, penyakit ginjal
dan infeksi telinga.
o Beban Penyakit Utama karena rokok/tembakau di Indonesia tahun
2005 adalah 1) Neoplasma: Kanker mulut dan oropharynx, kanker

lambung, kanker hati, kanker pancreas, kanker trachea, bronchus
dan paru; 2) Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah: Penyakit Jantung Koroner, Stroke; 3) Penyakit
Saluran Pernapasan: Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), Bronchitis, Emphysema.
o Penduduk terpapar asap rokok
orang lain (second-hand smoke/
SHS)
– 92% perokok merokok di
rumah
– dari 48,9% penduduk semua
umur yang terpapar SHS di
dalam rumah (Susenas 2001):
65 juta (66%) perempuan;
43 juta (70% populasi) anakanak 0-14 tahun.
– 81% remaja 13-15 th terpapar SHS di tempat-tempat
umum, 64% di dalam rumah
(GYTS, 2006)
ROKOK DAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR

Penyakit Menular sudah lama menjadi persoalan dunia kesehatan di Indonesia. Alih-alih mengatasi penyakit
yang sudah dikenal, kini bermunculan jenis penyakit menular baru. Persoalan menjadi berganda, karena penyakit tidak menular pun meningkat
pesat. Ini sejalan dengan perubahan
gaya hidup masyarakat. Masyarakat
pun akrab dengan penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, stroke,
diabetes, penyakit paru obstruktif
kronik, kanker paru, kanker mulut,
dan kelainan kehamilan.
Nah, konsumsi rokok dan tembakau
menjadi salah satu faktor risiko bersama (common underlying risk factor) yang mendorong penyakit tidak
menular. Disamping pola makan
yang tidak seimbang -terutama konsumsi buah dan sayur--, rendahnya
aktivitas isik (olah raga), dan kondisi
lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan.
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

BERITA TERKINI

Jangan main-main, rokok/tembakau
membunuh satu orang setiap detik.

Rokok membunuh separuh dari masa
hidup perokok, dan separuh perokok
mati pada usia 35 sampai dengan 69
tahun. Data epidemi tembakau di
dunia menunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut,
diproyeksikan akan terjadi 10 juta
kematian pada tahun 2020, dengan
70% kematian terjadi di negara sedang berkembang.
Selain menyebabkan gangguan kesehatan, tembakau/ rokok juga menyebabkan kerugian ekonomi, di tingkat
rumah tangga maupun masyarakat.
Di Indonesia kerugian ekonomi akibat
tembakau/rokok diperkirakan jauh
lebih tinggi dibanding penerimaan
negara dari pertanian tembakau dan
industri rokok. Diperkirakan pada tahun 2005, biaya kesehatan yang dikeluarkan Indonesia karena penyakit
terkait tembakau mencapai US$ 18,1
milyar atau 5,1 kali lipat dari pendapatan cukai tembakau pada tahun yang
sama (Kosen, 2005).
MEMPERSEMPIT PEROKOK
Pengendalian masalah rokok/tembakau merupakan tanggung jawab
seluruh komponen bangsa, baik individu, masyarakat, parlemen, maupun
pemerintah. Ini penting, sebab rokok
menjadi ancaman bagi generasi sekarang maupun yang akan datang. Kawasan tanpa rokok yang meluas akan
menyempitkan area bagi perokok.
Sayang, banyak kantor, bahkan ruang
rapat parlemen saja belum bebas dari
asap rook. Padahal, komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam penetapan
Kawasan Tanpa Rokok tersebut.
Pemerintah sendiri sudah melancarkan berbagai upaya untuk mengeliminir bahaya akibat rokok. Peraturan
Pemerintah No. 81 tahun 1999 yang
selanjutnya diganti dengan PP No. 19
tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, sudah mengatur
larangan merokok di tempat-tempat
umum. Walaupun belum ada sanksi
yang jelas dan tegas terhadap perokok di tempat-tempat umum, namun
dalam PP tersebut menginstruksikan
agar setiap Pemerintah Daerah di Indonesia membuat aturan tersendiri
20 |Med!akom|Edisi XII|Juni 2008

Peserta pertemuan Round Table Discussion “Perlindungan Anak terhadap Bahaya Rokok”

melalui Peraturan Daerah. Kota Jakarta dan beberapa Pemda Kota lain,
sudah menerapkan pembatasan tempat-tempat merokok, meski pelaksanaannya belum serius.
Upaya selanjutnya adalah proses
lanjutan RUU tentang Pengendalian
Dampak Produk Tembakau terhadap
Kesehatan, serta mendukung proses
”accession”. Namun penting juga untuk melakukan upaya penyadaran
yang terus menerus terhadap bahaya
rokok. Proses penyadaran ini penting
karena dampak bahaya rokok tidak
dirasakan secara langsung sehingga
sering kali diabaikan.
MELINDUNGI ANAK DARI BAHAYA
ROKOK
Lebih dari 43 juta anak Indonesia
hidup serumah dengan perokok dan
terpapar pada asap tembakau pasif
atau asap tembakau lingkungan (ETS
= Environmental Tobacco Smoke).
Tak banyak yang tahu, anak-anak
yang terpapar pada asap tembakau,
akan mengalami pertumbuhan paru
yang lambat, lebih mudah terkena
bronchitis, serta mengalami infeksi
saluran pernapasan, telinga, dan
rentan terhadap asma. Bahayanya,
kesehatan yang buruk di usia dini,
akan menyebabkan kesehatan yang
buruk pula di saat dewasa.
Tahun 2006, The Global Youth Survey
melaporkan, 6 dari 10 pelajar (64,2%)
menjadi perokok pasif selama mereka
berada di rumah. Lalu, lebih dari 1/3
(37,3%) pelajar biasa merokok. Lebih
mengejutkan lagi, 3 diantara 10 pela-

jar, sudah merokok saat mereka berumur dibawah 10 tahun. Dari laporan itu, tak pelak lagi, rokok menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang
perlu segera ditangani secara serius,
komprehensif, dan konsisten.
Masalah rokok dan anak menjadi bagian penting dalam Hari Tanpa Tembakau tahun 2008 ini. Departemen
Kesehatan RI melaksanakan berbagai
kegiatan dengan tema “Perlindungan
Anak Terhadap Bahaya Rokok”. Ini diharapkan menjadi momentum bagi
seluruh pemerhati bidang kesehatan,
untuk mencari solusi dan upaya perlindungan anak terhadap bahaya rokok.
Berikut beberapa acara yang diadakan untuk melindungi anak dari bahaya rokok: “Healthy Life- Perlindungan Anak terhadap Bahaya Rokok”
Pada 15 April 2008 jam 08.00 – 09.00
WIB di Metro TV diselenggarakan
diskusi yang ditayangkan secara live
dalam acara “Healthy Life”, dengan
tema “ Perlindungan Anak terhadap
Bahaya Rokok”. Sebagai pembicara
adalah dr. I Nyoman Kandun, MPH,
Dirjen PP & PL; Seto Mulyadi (Ketua
Komisi Nasional Perlindungan Anak);
dr. Sukman Tulus (Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia); dengan presenter Soraya Haque. Berbagai realita terkait bahaya rokok serta perlindungan
anak dari bahaya rokok dibahas secara lengkap dan detil. Bahkan dalam
dialog interaktif, ada salah seorang
ibu yang menelepon sambil menangis karena sulit untuk mengenda-

BERITA TERKINI

likan suaminya yang perokok berat
dan sikap acuhnya terhadap asap
yang dipaparkan kepada anaknya
yang masih kecil. Ternyata masyarakat tidak paham bahwa ada hak anak
untuk tumbuh sehat dan mendapat
perlindungan terhadap rokok, yaitu
adanya sanksi pidana terkait dengan
UU Perlindungan Anak.
Round Table Discussion “Perlindungan Anak terhadap Bahaya Rokok
Pada tanggal 16 April 2008 di Hotel
Sahid Jaya Jakarta diselenggarakan
Round Table Discussion “Perlindungan Anak terhadap Bahaya Rokok”
dibuka oleh Menteri Kesehatan RI.
Dalam Round Table Discussion tersebut, dibahas materi penyajian: 1)
Dampak rokok terhadap kesehatan
masyarakat khususnya anak-anak
oleh Dirjen PP & PL Depkes, 2) Pentingnya Perundang-undangan di bidang perlindungan anak terhadap
bahaya rokok oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 3)
Hak hidup anak terancam oleh FKPPAI IDAI , 4) Sampai kapan kita biarkan anak-anak merokok? Oleh Komisi
Nasional Perlindungan Anak (KPA).
Peserta berjumlah 100 orang berasal
dari Kantor Menko Kesra, Depdiknas,
PGRI, LSM pemerhati masalah rokok,
wartawan kesehatan dan kesra, serta
unit utama di lingkungan Depkes.
Pada kesempatan tersebut Dr. Siti
Fadilah Supari mengharapkan dalam
acara ini dapat dihasilkan komitmen
dari berbagai pihak agar pengendalian tembakau khususnya dalam
melindungi anak dari bahaya rokok
dapat terealisasi.
Rountable menghasilkan “Deklarasi
Perlindungan Anak terhadap Bahaya
Rokok” yang memuat 7 Komitmen,
yaitu: 1) Anak mempunyai hak terlindungi dari bahaya rokok, 2) Sudah
saatnya pemerintah dan masyarakat
melindungi anak dari bahaya rokok,
3) Sudah saatnya diterbitkan Undang-Undang Perlindungan Anak
terhadap Bahaya Rokok, 4) Semua
fasilitas umum, sarana pendidikan
dan tempat kerja harus bebas asap
rokok, 5) Sudah saatnya meniadakan
iklan rokok di seluruh media massa
dan ruang publik terbuka, karena
dapat mempengaruhi anak untuk
merokok, 6) Sudah saatnya menerapkan sanksi tegas bagi orang yang
sengaja maupun tidak sengaja me-

Dirjen PP & PL saat “live” di Metro TV bersama Soraya Haque dalam “Healthy Life Perlindungan Anak
terhadap Bahaya Rokok”.

maparkan asap rokok terhadap anakanak dan ibu hamil, 7) Sudah saatnya
ada pembatasan akses penjualan rokok kepada anak-anak.
Anak Muda Bebas Rokok:
Itulah slogan yang diusung dunia
pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei. Di Indonesia, slogan “Tobacco Free Youth (Anak Muda
Bebas Rokok)” dibarengi dengan
tema: “Dengan Semangat Hari Pendidikan dan Kebangkitan Nasional
kita Selamatkan Generasi Muda dari
Bahaya Rokok”.
Pemerintah berupaya meningkatkan
gerakan masyarakat untuk bersamasama menyelamatkan generasi muda
dari bahaya rokok. Ada berbagai kelompok dan instansi yang terlibat,
seperti Direktorat Pembinaan SMPDepdiknas, Komisi Nasional Pengendalian Masalah Tembakau (Komnas
PMT), Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), Koalisi Untuk
Indonesia Sehat (KUIS), Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPA), Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
FKM-UI, Badan POM, Yayasan Kanker
Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, TCSC IAKMI, Wanita Indonesia
Tanpa Tembakau (WITT), Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),
Forum Parlemen Indonesia untuk
Kependudukan dan Pembangunan
(IFPPD) dan Unit Utama Depkes untuk mewujudkan masyarakat terutama generasi muda bebas dari rokok.
Kegiatannya meliputi 1) Penyuluhan

ke Pelajar SMP dan Siswa SMA se Jabodetabek, 2) Dialog Interaktif di media TV (Metro TV), RRI, Radio Bahana,
3) Pemasangan Sign “Bahaya Rokok”
dan “Kawasan Tanpa Rokok” di SMP
dan SMA di Jabodetabek, 4) Lomba
Poster untuk Pelajar SMP dan Siswa
SMA se Jabodetabek, 5) Seminar Sehari yang diikuti Pameran dan Pemeriksaan Dini Penyakit Tidak Menular,
serta 6) Acara Puncak dan Parade Bahaya Rokok yang dimeriahkan oleh
Artis Ibukota.
Puncak peringatan diadakan di Istana
Negara. Ibu Negara bersama siswa
SMP dan SMA, serta lintas sektor dan
program maupun LSM pemerhati
masalah tembakau, mencanangkan
tekad penyelamatan anak dari bahaya rokok.
Sebuah kepedulian yang wajar dari
pemerintah dan kompnen masyarakat. Mengingat betapa bahayanya rokok bagi kesehatan. Bagi anak-anak
dan remaja, rokok bisa mengancam
kualitas kesehatan seumur hidup.
Maka, pencegahan penggunaan
atau konsumsi rokok terutama pada
remaja dan anak-anak, menjadi soal
penting, untuk melindungi generasi
muda dari bahaya rokok. Serta untuk
menghasilkan generasi muda yang
sehat dan kreatif. Tak perlu rokok untuk berkarya, kan?.

Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 2

LAPORAN UTAMA

TATA LAKSANA PENYAKIT TANGAN, KAKI
DAN MULUT DAN UPAYA PENCEGAHAN SERTA
PENANGGULANGANNYA
-

-

PKTM adalah penyakit kaki,
tangan dan mulut (Hand Foot
Mouth Disease/HFMD) yang
di sebabkan oleh Entero virus,
Coxsackie virus atau Echovirus.
Penyakit ini berbeda dengan
penyakit kuku dan mulut pada
binatang.
Pada umumnya menyerang anak
usia di bawah 10 tahun dengan
masa inkubasi 3-7 hari dan masa
infeksius minggu pertama sejak
timbul gejala.

Tanda dan gejala :
- Gejala awal : demam (38-39°C),
nafsu makan turun dan nyeri
menelan
- Timbul vesikel dan ruam didalam mulut. Vesikel ditemukan
di lidah, gusi atau mukosa pipi.
Vesikel ini mudah pecah dan
menjadi ulkus yang menyebabkan anak tidak mau makan dan
ludah meleleh keluar. Ruam
dengan vesikel dapat juga ditemukan pada telapak tangan,
kaki dan bokong pada bayi.
- Kompikasi yang timbul akibat
Enterovirus 71 adalah gangguan
neurology berat yaitu meningitis aseptic, ensepalitis maupun
kelumpuhan.
Cara Penularan
- Secara kontak langsung dengan
cairan tubuh penderita (cairan
hidung, mulut, vesikel) melalui
batuk, berbicara dan bersin
(droplet).
- Secara oral fecal melalui tangan,
mainan, dan alat-alat lain yang

tercemar oleh feses penderita.
Siklus penularan
Enterevirus masuk kedalam tubuh
manusia melalui saluran cerna,
berkembang biak di orofaring dan
banyak di temukan dalam feses penderita. Replikasi enterovirus dapat
terjadi di saluran gastrointestinal
atau saluran respiratori. Setelah
fase vitamin, infeksi akan mengenai jaringan dan beberapa organ
sehingga menimbulkan gejala yang
bervariasi. Penularan virus melalui
freecal-ororoute dan dapat pula melalui kontak langsung melalui droplets. Virus akan diekskresi melalui
feses selama beberapa minggu.
Tatalaksana:
Pasien rawat jalan
- Pada umumnya penderita infeksi PTKM bersifat ringan sehingga terapi yang diperlukan hanya
bersifat simptomatis.
- Bila timbul rasa bahaya (gejala
neurology, kejang mioklonik,
iritabel, insomnia, abdomen distensi, muntah berulang, sesak
nafas halusinasi) segera rujuk
kerumah sakit.
Pasien rawat inap
- Tetapi suportif merupakan hal
utama.
- Tidak diperlukan tetapi spesifik
untuk enterovirus (Anti enterovirus spesifik tidak ada)
- Untuk mencegah timbulnya
kompilasi lakukan deteksi awal
adanya keterlibatan gangguan
SSP khususnya batang otak dan

-

-

monitor denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, saturasioksigen, keseimbangan cairan dan fungsi ventrikel kiri.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah meningitis aseotik,
Ensefelitis, Paralisis, Dekompensosio kardio-pulmonal danb
Kegagalan Ventrikel kiri.
Bila keadaan memburuk lakukan
intubasi endrotrakeal karena
pasien daoat mengalami Edema
Pulmonal dalam waktu singkat

Pemeriksaan Laboraturium :
- Isolasi dan uji serologi. Dilakukan terutama pada penderita PT
KM yang dirawat dengan yang
secara klinis cepat memburuk
atau mengalami komplikasi.
- Pemeriksaan uji serologi dilakukan pada fase akut dan konfalesen dengan jarak pengambilan
14 hari.
o Feses : virus dapat ditemukan
sampai beberapa minggu
o Usap tenggorokan : beberapa
hari sejak awal penyakit
o Darah dan bahan yang sesuai gejala klinis, seperti cairan
vesikel, Liquour Cerebro Spinal
(LCS), lapisan mata dan jaringan
- Spesimen serum harus diambil
berpasangan (paired)
- Spesimen dikirimkan ke :
Puslitbang Biomedis dan Farmasi
(BMF) Badan Litbang Depkes
Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta
10560
Telepon 021-4244375, Fax 0214245386
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

LAPORAN UTAMA

MENGHAJAR VIRUS DARI NEGERI CHINA
Indonesia mewaspadai penyebaran
penyakit kaki, tangan, dan mulut
yang menyerang anak-anak. Penyakit ini sangat menular dan terjadi di
musim panas. Pencegahannya mudah, cukup dengan selalu menjaga
kebersihan pribadi.
Penyakit kaki, tangan, dan mulut (KTM),
melanda Ahui, sebuah provinsi di kawasan China Selatan. Penyakit yang
disebabkan Enterovirus 71 (EV 71) itu
berjangkit sejak tahun lalu, menginfeksi
24.932 anak. 34 orang diantaranya meregang nyawa. Tak cuma di Ahui, kasus serupa terdapat di kota Zhejiang dan kota
Guangdong. Bahkan kawasan jiran Indonesia, Singapura, Malaysia dan Vietnam
pun terjangkit.
Tak heran, pemerintah Indonesia pun
ikut peduli. Bukan tak mungkin, penyakit
yang menyerang anak-anak itu, berkembang disini. Pemerintah pun mewaspadai dan memonitor rumah sakit – rumah
sakit, serta meminta warga agar segera
melapor ke dinas kesehatan setempat,
jika terdapat kasus yang menyerupai EV71.
Penyakit KTM disebabkan oleh Enterovirus, Coxsackie virus atau Echovirus. Meski
namanya sama, penyakit yang menyerang manusia, berbeda dengan yang
terjadi pada hewan. Gejalanya diawali
demam tinggi (38-39 derajat celcius), nafsu makan turun, dan nyeri saat menelan.
Selain itu, akan timbul vesikel dan ruam
(melepuh kemerahan yang kecil dan
merata) di dalam mulut, lidah, gusi atau
pipi bagian dalam. Vesikel mudah pecah
dan menjadi luka di mulut, sehingga menyebabkan anak tidak mau makan.
Penjelasan tentang penyakit bersumber
EV71, tercantum dalam surat Depkes No.
HK. 02.04/D/I.4/1405/08 yang dikirim
ke seluruh Gubernur, Dinas Kesehatan
Provinsi, Rumah Sakit, Kepala Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Kepala Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
Pen¬gendalian Penyakit Menular, dan
Kepala Rumah Sakit Vertikal. “Depkes
juga akan membantu untuk mengidentiikasi spesimen, jika daerah mencurigai temuan penyakit KTM,” kata Direktur
 |Med!akom|Edisi XII|Juni 2008

RSPI Sulianti Saroso

Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Depkes dr. I Nyoman Kandun, MPH.
Kejadian luar biasa (KLB) EV 71 yang
merebak di China mengingatkan pada
epidemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2003. Saat itu,
pemerintah China mendapat kritik dunia
internasional karena sikap tertutupnya
terhadap KLB SARS.
Pencegahan
Penyakit EV-71 dapat dicegah. Caranya
pun mudah. Cukup dengan menjaga kebersihan pribadi, seperti mencuci tangan
dengan air dan sabun sebelum makan,
dan sesudah buang air besar. Bagi penderita, ketika batuk harus menutup mulut
dan hidung. Alat makan, alat kebersihan
pribadi, dan pakaian termasuk kaus kaki
dan sepatu milik penderita, harus dipisahkan.
Menurut Prof. Dr. Amin Soebandrio, Guru
Besar Mikrobiologi Klinis FK-UI, penyakit
EV-71 telah lama terjadi di Indonesia. Kasusnya kerap dijumpai di berbagai rumah
sakit. Namun, jenis enterovirus yang ada
di Indonesia tingkat keganasannya tidak
seperti yang ada di China. Sebagian besar
pasien EV-71 di Indonesia bisa sembuh
total dan tidak menimbulkan kematian
sebagaimana terjadi di wilayah China.
Penyakit Musim Panas
Penyakit KTM sangat menular dan sering

terjadi di musim panas. Penyakit ini merupakan penyakit umum yang biasa terjadi
pada kelompok masyarakat yang tinggal
di kawasan padat. Umumnya orang dewasa kebal terhadap enterovirus, tetapi
anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun
rentan terjangkit.
dr. Widodo Judarwoto, Sp. A., dokter di
Klinik Alergi Anak RS Bunda Jakarta, menyatakan penyebab penyakit KTM yang
paling sering pada pasien rawat jalan
adalah coxsackie A 16. Ini berbeda dengan EV-71, yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat
atau komplikasi sampai meninggal.
Gejala yang dianggap berat akibat KTM
adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39
derajat celcius) atau demam tidak turun-turun. Tanda lainnya, denyut jantung
sangat cepat, sesak, malas makan dan
minum, muntah atau diare dengan dehidrasi. Semuanya berujung pada kondisi
badan sangat lemah, kesadaran turun
atau kejang-kejang. “Bayi atau anak usia
dibawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke rumah sakit,” kata dr.
Widodo Judarwoto.
Kematian bisa menyerang, jika terjadi
komplikasi, seperti infeksi selaput otak
atau meningitis (aseptik meningitis, meningitis serosa atau non bakterial), infeksi
otak atau encefalitis (bulbar), infeksi otot
jantung atau miokarditis, paralisis akut
lasid (kelumpuhan), dan infeksi paru
atau pneumonia. (Smd)

KELAMBU DIPASANG, MALARIA HILANG
Siapa tak kenal nyamuk. Jangan mainmain dengan hewan kecil itu. Meski
ukurannya mini, penyakit malaria yang
dipicu gigitan nyamuk merupakan
masalah besar di Indonesia. Dari 576
kabupaten/kota, 424 kabupaten/kota
(73,6 persen) merupakan endemis Malaria. Maka hampir separuh-45 persen
penduduk Indonesia berisiko tertular
Malaria.
Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia yang baru pertama kali digelar di Indonesia tahun ini, dihadiri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Kesehatan Siti Fadilah
Supari, Menteri PDT Lukman Edi,
Menteri Kelautan Freddy Numberi,
Menteri Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta, Gubernur DKI
Fauzi Bowo, Gubernur Jawa Tengah
Ali Mufiz, serta sejumlah anggota
DPR.
Hari Malaria Sedunia (HMS) diperingati tanggal 25 April setiap tahun. Untuk menggalakkan kampanye pemberantasan malaria, WHO
merekomendasikan semua negara
anggota merayakan di masing-masing negara. Menteri Kesehatan Siti
Fadilah Supari menyatakan, peringatan HMS, merupakan komitmen
global memberantas malaria. Untuk Indonesia, peringatan itu diberi
tema “Ayo Berantas Malaria”. Tema
itu dibagi lagi, yaitu “Kelambu Dipasang, Tidur Tenang, Malaria Hilang” dan “Malaria Dapat Dicegah
dan Diobati”.
Presiden pun menandai kampanye
itu dengan menyerahkan kelambu
berinsektisida, dan obat antimalaria kepada Gubernur Papua dan Pjs
Gubernur Maluku Utara.
Kedua propinsi itu termasuk daerah
endemis malaria, selain Propinsi
Papua Barat, Maluku, Sumut, NAD,
dan NTT. Kampanye juga diperluas
dengan penandatanganan Perangko Hari Pertama Hari Malaria Sedunia. Sementara Menkes Fadilah
Supari memberikan penghargaan
Manggala Karya Bakti Husada Arutala kepada Gubernur DKI Jakarta,

Presiden SBY kunjungi Stand Peringatan Hari Malaria

Jawa Tengah, dan DIY atas prestasi
dalam pengendalian Malaria di
wilayah masing-masing.
Upaya pemberantasan penyakit
malaria sudah dimulai Indonesia
sejak tahun 1959. Presiden menegaskan bahwa dunia telah sepakat untuk menuntaskan pemberantasan malaria secara all out. Malaria
menjadi sasaran MDGs yang harus
tercapai pada tahun 2015.
Menurut Presiden, malaria adalah
penyakit reemerging desease (penyakit yang tiba-tiba mengalami
peningkatan) dan terjadi di 105
negara. Salah satu faktor penyebab
kasus malaria tiba-tiba muncul dan
naik kembali adalah karena perubahan iklim yang menyebabkan
meluasnya tempat-tempat nyamuk
malaria berkembang cepat “Penderitanya mencapai 300 – 500 juta
orang, cukup besar dari jumlah
penduduk bumi yang berkisar 6,4
milyar,” kata Presiden. Korban malaria juga besar, setiap tahun meninggal 1 juta orang, atau sama
dengan 1/3 atau ¼ penduduk Singapura. Indonesia menjadi bagian
dari penderita malaria sedunia.

malaria, Departemen Kesehatan
telah mendistribusikan 2.196.620
kelambu dan 127.000 paket obat
malaria. Presiden meminta para
gubernur yang sudah menerima
kelambu, agar segera mendistribusikannya kepada warga di daerah endemik. “Kalau segera dipakai,
akan banyak menolong. Saya dan
istri, baik di Cikeas atau di Istana
juga pakai kelambu. Meskipun Jakarta sudah bebas dari malaria,
tetapi saya patuh pada anjuran supaya lebih aman lagi,” ungkap Presiden.
Menurut Kepala Negara, di Indonesia penanggulan malaria cenderung membaik.
Data Depkes yang diterima Presiden Februari 2008, menunjukkan
angka kematian yang terus menurun. Jika tahun 2005 ada 0,92% yang
meninggal, tahun 2006 berkurang
menjadi 0,42%, dan setahun kemudian menjadi 0,2%.
“Namun jangan cepat berpuas
diri, harus dilaksanakan terus lebih
gigih lagi, kita harus bikin nol,” kata
Presiden. Presiden lalu meminta jajaran kesehatan pemerintah, untuk
bertindak efektif dan nyata dalam
memberantas malaria.

Untuk mengurangi risiko penularan
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

ETALASE

Susunan Tim Penerbitan Majalah Komunikasi Publik

PENANGGUNG JAWAB
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
PIMPINAN UMUM
Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
PIMPINAN REDAKSI
drs. Sumardi
SEKRETARIS REDAKSI
Prawito, SKM, MM
ANGGOTA REDAKSI
Dra. Hikmandari A., M.Ed
Drg. Anitasari S.M.
Drg. Ria Purwanti, M.Kes
Busroni, S.IP
Nursila Dewi, Psi, M,Sc
Mety Setiowati, SKM
REPORTER
Dra. Isti Ratnaningsih, MARS
Resty Kiantini, SKM, M.Kes.
Sri Wahyuni, S.Sos
Giri Inayah, S.Sos
FOTOGRAFER
Aji Muhawarman, ST
Wayang Mas Jendra, S.Sn
SEKRETARIAT
Agus Tarsono
Waspodo Purwanto
Sudirman
Hambali
Yan Zefrial

Dari Redaksi
Ada apa dengan Virus ?
Ada ribuan, bahkan jutaan virus yang menyertai kehidupan kita. Tapi, tak
semua virus menjadi perhatian. Untuk dua tahun terakhir ini Virus Flu Burung
( H5N1) menjadi idolanya. Mulai dari rakyat biasa, Ilmuwan, dan negara Adikuasa, semua memberi perhatian yang besar pada virus ini. Apa motifnya ?,
banyak. Bagi rakyat, publikasi oleh media tentang kasus kematian akibat lu
burung cukup menghebohkan, sehingga wajar kalau ada rasa kekhawatiran.
Khusus para ilmuwan, virus ini sangat menarik untuk di teliti karena angka
kematiannya tinggi. Berarti virus ini berpotensi mempunyai daya bunuh yang
besar, dan daya sebar yang luas. Virus mampu menjelajah daratan, lautan
bahkan menerobos antar negara. Apalagi, virus tersebut belum ditemukan
vaksinnya. Bagi negara adikuasa, virus lu burung merupakan komoditi yang
sangat menggiurkan. Sebab dari virus tersebut mereka dengan teknologi
yang dimilikinya dapat membuat alat diagnostik, obat maupun vaksin. Berikutnya, mereka akan menjual produk ini ke berbagai negara dengan harga
yang mahal. Indonesia yang menderita karena virus lu burung, sementara
mereka menikmati hasilnya. Mereka menikmati hasil produksinya, sementara
negara pengirim virus tidak memperoleh manfaat apa-apa. Ini tidak adil.
Ketidakadilan tersebut yang digugat oleh Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K). Hal tersebut diantaranya disampaikan pada pertemuan
WHA (Sidang Umum Organisasi Kesehatan Dunia ) ke 61 di Markas Besar WHO,
Genewa, Swiss belum lama ini. Menkes menginginkan mekanisme sharing
(pengiriman virus dan pemanfaatanya) yang adil, transparan dan setara sebagaimana yang telah disepakati pada sidang WHA tahun sebelumnya. Semua
ini kami bahas tuntas pada rubrik laporan utama.
Susu, sangat bermanfaat bagi manusia, bahkan segala umur. Mulai dari bayi,
anak-anak, remaja, dewasa dan manula. Sehingga ketersediaannya harus diupayakan, untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh manusia. Air susu ibu
harus mengawali asupan setelah bayi lahir. Tak boleh diganti dengan jenis
minuman atau makanan lainnya, kecuali dalam darurat. Kemudian sesuai
dengan tumbuh kembang, manusia terus membutuhkan susu. Walau dengan
kadar dan kandungan gizi yang berbeda sesuai kebutuhan. Disamping itu,
manusia juga butuh air, lingkungan sehat, dan terhindar dari berbagai penyakit; Arthritis Gout, Liver/Hipatitis dan penyakit lainya kami sajikan pada rubrik
berita terkini.
Khusus ragam, kami sajikan pengalaman pelayanan kesehatan masyarakat di
Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah. Banyak program yang telah digulirkan dan mendapat sambutan masyarakat. Harapannya, pengalaman ini dapat
ditiru dan dikembangkan di daerah lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Selamat membaca. Redaksi.
Redaksi MEDIAKOM menerima naskah dari pembaca
dan berhak mengedit sesuai kaidah bahasa jurnalistik.

ALAMAT REDAKSI :
Pusat Komunikasi Publik
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan
Telp./Fax : 021-522 3002, 52960661
Email : puskom.depkes@gmail.com

Naskah yang tidak dimuat menjadi dokumen redaksi.
Naskah dapat dikirimkan melalui email Pusat Komunikasi
Publik di :
puskom.publik@yahoo.co.id atau puskom.depkes@gmail.com

2 |Med!akom|Edisi XII|Juni 2008

DAFTAR ISI

Pengantar Redaksi :
Suara Pembaca dan Daftar Isi ........................................................................................................ 1-2

Laporan Utama :
1. Dari World Health Assembly
Menkes RI Berjuang untuk Keadilan, Transparansi dan Kesetaraan ....................... 4-8
2. Kelambu Dipasang, Malaria Hilang ............................................................................................. 9
3. Public Wing RSCM

Memanjakan Pasien dengan Layanan Berkualitas .......................................... 10-11
4. Mengedalikan Infeksi, Menyelamatkan Pasien .......................................................... 12-13
5. Menghajar Virus Dari Negeri China ...........................................................................................14
6. Tata laksana penyakit tangan, kaki dan mulut .................................................................... 15

Berita Terkini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pentingnya Intervensi Terpadu dengan Sanitasi .....................................................
Agar Rokok Tak Merusak Tubuh .......................................................................................
Si Putih bergizi Lebih ..........................................................................................................
RUU Rumah Sakit Agar Si Miskin Tak Semakin Sakit ................................................
Kangoshi di Matahari Terbit .............................................................................................
Berbakti sampai ke luar negeri ........................................................................................
Menerabas belantara tanpa celah ................................................................................
Demi jiwa yang terganggu ...............................................................................................

16-18
19-21
22-23
24-25
26-28
29-31
32-35
36-37

Ragam :
1. Kota Waringin Timur
Sehat Dana, Sehat Raga ..................................................................................................... 38-40
2. RS dr. Murjani, Sampit. Indahnya Rumah Kedua ....................................................... 41-43
3. Modal KTP untuk Layanan Cepat dan Gratis .............................................................. 44-45
4. Poskestren Sabilal Muhtadin Pertama di Kalimantan Tengah ............................... 46-47
5. Arisan WC Ala Muslikhul Amin ................................................................................................. 48
6. Ulama Madura akhirnya setuju imunisasi .................................................................... 49-50

Kolom :
Merokok = ……..? ...............................................................................................................................

51

Wawancara :
Kita Belum Maksimal Menyusun Perencanaan Berdasarkan Evidence base ............ 52-55

Riset :
Mngenal Penyakit Liver ........................................................................................................................ 56
Mengenal Penyakit Arthritis Gout .................................................................................................... 57

Pelita Hati :
Optimis = Sukses .......................................................................................................................

58-59
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

RISET

MENGENAL PENYAKIT

Dra. Misnadiarly. AS. APU
Puslitbang Biomedis Dan Farmasi, Badan Litbangkes

ARTHRITIS
Penyakit gout adalah salah satu tipe
dari arthristis (rematik) yang disebabkan terlalu banyaknya atau tidak
normalnya kadar asam urat di dalam
tubuh karena tubuh tidak bisa mengsekresikan asam urat secara normal/
seimbang.
Kadar asam urat yang normal pada
pria: 7mg/dl sedang pada wanita di
bawah 6 mg/dl.
Gout yang populer sebagai penyakit
asam urat ini, bila keabnormalan asam
urat yang telah lanjut dan parah bisa
menyebabkan penderitanya mengalami nyeri yang hebat pada sendinya.
Gout sering terjadi pada mata kaki, lutut, pergelangan tangan dan siku.
Penimbunan asam urat ini terjadi karena banyaknya seseorang mengkomsumsi makanan yang mengandung
purin dan kurang minum.
Arthritis Gout
Adalah suatu proses inlamasi (pembengkakan yang terjadi karena deposisi, deposit/timbunan kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi atau
toi.
Gout juga merupakan istilah yang
dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat.
Masalah akan timbul bila terbentuk
kristal-kristal dari monosodium urat
monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum inilah yang mengakibatkan reaksi peradangan/inlamasi,
yang bila berlanjut akan mengakibatkan nyeri hebat. Jika tidak diobati,
endapan kristal ini akan menyebabkan
kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak.
Gambaran Klinis:
Tahap I : hiperurisemia asimtomatik
belum menunjukan gejala selain pen-

ingkatan asam urat serum
Tahap II : arthritis gout akut
terjadi pembengkakan mendadak dan
nyeri luar biasa, sendi-sendi lain dapat
terserang termasuk sendi jari-jari tangan, lutut mata kaki, pergelangan tangan dan siku
Tahap III : intercritical
Tahap IV : gout kronis
Apakah sebetulnya asam urat:
Asam urat adalah hasil produksi oleh
tubuh, merupakan hasil akhir metabolisme purin. Purin adalah protein yang
termasuk golongan nukleo protein.
Purin didapat dari makananselain itu
juga berasal dari penghancuran sel-sel
tubuh yang sudah tua.
Pembuatan atau sintesis purin juga
bisa dilakukan oleh tubuh sendiri dari
bahan-bahan seperti: CO2, glutamine,
glisin, asam aspartat dan asam folat.
Diduga hasil metabolisme purin diangkut ke hati, lalu mengalami oksidasi menjadi asam urat, dan kelebihan
asam urat dibuang melalui ginjal lewat
urine dan usus.
Penyebab tingginya asam urat dalam
darah hingga terjadi hiperurisemia
ada beberapa yaitu:
Produki asam urat dalam tubuh meningkat disebabkan oleh:
- adanya gangguan metabolisme purin bawaan
- kelainan pembawa sifat atau gen
- kelebihan mengkomsumsi makan
berkadar purin tinggi seperti:
daging, jeroan, kepiting, kerang,
keju, kacang tanah, bayam, bucis.
- penyakit seperti: leukemia (kanker
sel darah putih), kemoterapi, radioterapi
Pembuangan

asam

urat

sangat

berkurang bisa disebabkan antara
lain:
- minum obat tertentu (anti TB/pirzinamid, diuretic, salisilat)
- dalam keadaan kelaparan/ puasa,
diet yang terlalu ketat
- keracunan
- olah raga terlalu berat
- meningkatnya kadar kalsium darah akibat penyakit hiperparatiroid,
mungkin juga hipertiroid
- hipertensi
- gagal ginjal
Penyebab lainnya yang menyebabkan
tingginya kadar asam urat dalam darah / hiperurisemia:
- ras dan kegemukan / obesitas.
Makanan yang banyak mengandung
purin:
Jeroan, bayam, mentga, durian, daging, makanan laut, melinjo / emping,
jengkol, petai, tape, sarden, santan,
alpukat, gorengan, akohol
Penatalaksanaan gout:
- diet
- pengobatan
- pencegahan
Pengobatan
Untuk hiperurisemia: allopurinol
Untuk arthritis gout: kolkisin, Obat
Anti Inlamasi Non Steroid (AOINS),
kortikosteroid, dan kompres.
Pengobatan tradisionil:
- daun salam
- sirsak
- buah pare
- apel malang
Pencegahan:
Menghindari menkomsumsi makanan
berkadar purin tinggi secara berlebihan
Tidak meminum alkohol
Mengurangi kegemukan
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

RAGAM

ULAMA MADURA AKHIRNYA SETUJU IMUNISASI

Dahlan Iskan pada Sarasehan Majelis Ulama Madura

etua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur
KH Abdussomad Buchori
mengatakan, setelah dilakukan
pemaparan tentang akibat kurangnya imunisasi dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), MCCI dan
MUI akhirnya para ulama itu sepakat untuk menerima imunisasi.

K

“Seperti yang difatwakan MUI, disepakati untuk menyatakan bahwa
menjaga kesehatan bayi adalah sebuah hajah (kebutuhan) dan penggunaan vaksin dalam imunisasi
yang dinilai tidak sesuai dengan hukum Islam adalah darurat, sehingga
diperbolehkan sampai ada obat
dan proses yang benar-benar halal”,
kata Abdussomad.
Kesepakatan bahwa imunisasi halal

dihasilkan dalam kegiatan Mudzakaroh Imunisasi Ulama se Madura di
Hotel Trunojoyo, Sampang, Madura
tanggal 27 Mei 2008, kata Abdussomad Buchori.
Mudzakaroh atau refleksi itu dihadiri perwakilan ulama, pengurus
Aisiyah, Fatayat dan Muslimat NU se
Madura. Selain menyatakan menerima, para ulama juga menyatakan
program imunisasi merupakan sebuah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan bayi.
Mereka juga meminta agar program
tersebut disosialisasikan kepada
masyarakat Madura tentang pentingnya imunisasi.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah
melalui Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur didukung Millenium
Challenge Corporation Indonesia

(MCCI/IP) menyelenggarakan rangkaian program untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas layanan imunisasi di seluruh wilayah kabupaten
di Pulau Madura. Program yang diberi nama Gebyar Imunisasi Madura
(GIM), merupakan rangkaian kegiatan yang bersifat generik maupun
lokal spesifik dilaksanakan serentak ber-kesinambungan sepanjang
tahun 2008. Secara khusus, GIM
juga menjadi bagian upaya penting dalam mengatasi potensi munculnya masalah penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) karena sejak lama selalu menjadi masalah khas di Propinsi
Jawa Timur.
Kegiatannya antara lain berupa :
Mudzakaroh Imunisasi bagi Ulama
Madura, Pemasangan materi komunikasi (KIE) tentang pentingnya
Imunisasi dengan menggunakan
bahasa lokal (Madura) seperti pada
Baliho, poster dan media penyiaran/
penyuluhan melalui radio dan media lokal yang menggunakan ikon
dan bahasa setempat.
Selain itu, rangkaian acara pelatihan
dan penyegaran kader Posyandu,
pengelolaan vaksin dan pelatihan
bidan dilaksanakan dalam kerangka
penguatan kualitas layanan. Dari sisi
komunikasi dan advokasi penguatan partisipasi para partner dalam
gerakan imunisasi yang tergabung
dalam Forum Imunisasi juga digalakkan. Pertemuan advokasi dan
Med!akom|Edisi XII|Juni 2008 | 

RAGAM

Oleh karena itu ”Mudzakaroh Imunisasi bagi Alim Ulama se-Madura”
yang dilaksanakan di Sampang 27
Mei 2008 merupakan salah satu
langkah penting dalam rangkaian
program Gebyar Imunisasi di Madura. Acara ini telah didahului dengan pertemuan Ulama pada tanggal 30 April 2008 lalu di Surabaya
yang diprakarsai MUI Jawa Timur
dengan mengundang unsur ulama
dari Majelis Ulama Kabupaten seMadura.
Selanjutnya, berbagai program berkesinambungan akan berlangsung
dalam satu agenda sepanjang tahun 2008 menyusul pelaksanaan
Mudzakaroh Imunisasi bagi Alim
Ulama se-Madura di Sampang.

Imunisasi Polio

review triwulanan, dilakukan untuk melakukan sinergi penguatan
dalam pencapaian target program.
Dan dalam upaya ini para pimpinan daerah dan tokoh diajak secara
bersama untuk memberi dukungan
penuh terhadap program ini.
Pemerintah daerah melalui Bupati/Walikota telah didorong untuk
meresmikan dukungan Forum Imunisasi di daerahnya melalui penerbitan SK (Surat Keputusan) yang
diharapkan pada akhirnya Pemda setempat dapat mendukung program
imunisasi dengan dukungan dana
APBD-nya. Sedangkan di dalam Forum Imunisasi seluruh tokoh lintas
sektor berupaya melakukan penguatan peran anggotanya dengan
berbagai program untuk peningkatan cakupan dan kualitas layanan
Imunisasi dari tingkat provinsi, kabupaten hingga ke desa.
0 |Med!akom|Edisi XII|Juni 2008

Keberhasilan program imunisasi di
pulau Madura, memberikan andil
yang cukup signifikan bagi peningkatan kesehatan di Provinsi Jawa
Timur umumnya, karena jumlah
bayi di pulau Madura mencapai
10,17% dari total bayi di Provinsi
Jawa Timur, dan tercatat sering
ditemukan kasus penyakit PD3I.
Dari data tahun 2007 diketahui bahwa 16,6% kasus campak di Provinsi
Jawa Timur terjadi di Madura. Tak
hanya itu, 28,5% kasus diphteri dan
33,3% kasus Tetanus Neonatus di
Provinsi Jawa Timur berada di pulau
Madura.
Salah satu komponen penting dalam
peningkatan program imunisasi di
Madura adalah keterlibatan ulama
dalam penyampaian pesan mengenai penting dan amannya program
imunisasi yang sering mengalami
hambatan di wilayah berpenduduk
muslim ini.

Aktivitas penguatan program imunisasi ini diharapkan mendapatkan
dukungan penuh dari berbagai pihak, utamanya Pemerintah Daerah,
Para Tokoh, Ulama, dan khususnya
kalangan Pers (jurnalis) untuk dapat
memberikan penguatan pesan akan
pentingnya pemberian layanan
imunisasi dasar lengkap (7 antigen :
BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B) secara GRATIS di Posyandu,
Puskesmas atau sarana pelayanan
kesehatan yang ada bagi anak-anak
sebelum usianya mencapai 1 tahun.
Semua upaya itu diharapkan akan
memberikan hasil yang maksimal
bagi peningkatan program imunisasi yang akan menjaga dan menyelamatkan anak-anak dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah
dengan imunisasi. (Smd)

RAGAM

ARISAN WC ALA MUSLIKHUL AMIN
upaya ini gagal, sebab para
pria menolak mengurangi rokok.

WC milik Muslikhul Amin, Kepala Desa Samuda Besar Kotim

S

ungai yang mengalir
di desa Samuda Besar,
Mentaya Hilir Selatan,
Kabupaten
Kotawaringin
Timur penuh dengan rumahrumah kecil berdinding karung goni. Nyaris sepanjang
jalan desa, bangunan berbentuk kotak tanpa atap itu
berjejer.
Di tempat itulah, warga membuang hajat. Harapanya, kotoran akan mengalir bersama
air menuju laut.
Ternyata, harapan tinggallah
harapan. Ketika air laut pasang, kotoran mengapung tak
bergerak. Padahal air tersebut
juga digunakan untuk mandi
dan mencuci.
Sudah lama Muslikhul Amin
gundah melihat kondisi tidak sehat tersebut. Ketika ia
menjabat kepala desa awal
tahun 2008 ini, program per-

8 |Med!akom|Edisi XII|Juni 2008

tamanya adalah menghilangkan kebiasaan buang air di
kali. Gebrakannya terkendala
penghasilan warga yang rendah, hanya Rp 500.000 – Rp
750.000 per bulan.
Tapi, Muslikhul tak mau kalah
oleh kemiskinan. Ia menggagas kegiatan arisan untuk
membuat WC. Targetnya warga harus memiliki WC sendiri. Bersama staf Puskesmas
Desa Samuda, drg Ari Wijayanto, M.Kes,
Muslikhul
menelorkan
program
menuju sehat. Warga
diajak mengurangi
konsumsi
rokok, dan
uangnya
ditabung
untuk arisan. Sayang,

Muslikhul tak putus asa. Ia
mengumpulkan para ibu
rumah tangga lewat majelis taklim. Ternyata, lewat
ibu rumah tangga, iuran Rp
10.000 per dua pekan bisa
terlaksana. Arisan terus bergulir, kini sudah ada 12 WC
yang berdiri lewat dana arisan. Kepemilikan WC menular
ke seluruh warga, 23 keluarga membuat secara mandiri.
Hanya beberapa bulan saja,
kebiasaan nongkrong di pinggir kali, hampir hilang.
Padahal awalnya, dari 1.546
penduduk Desa Samuda Besar, hanya 13 persen yang
mempunyai WC. Kini air sungai tetap merah oleh getah
akar pasak bumi, tetapi kotoran sudah tak ada, sehingga
bisa digunakan untuk mandi.
Sementara untuk air minum,
warga bergantung kepada
curah hujan.

WC swadaya dengan cara arisan

LAPORAN UTAMA

Public Wing RSCM
Memanjakan Pasien dengan Layanan Berkualitas
Pasien rawat inap yang berobat di
Rumah Sakit Cipto Mangkunkusumo,
semakin termanjakan. Gedung Rawat
Inap Terpadu A (Public Wing) yang diresmikan Presiden menjadi unit rawat
inap terbesar di Indonesia. Gedung
megah juga diikuti dengan perubahan budaya tenaga medis, paramedis,
serta tenaga admisnitrasi, yang akan
menjadikan pelayanan kesehatan
berorientas patient centered.
Public Wing merupakan integrasi
9 bagian di RSCM, yaitu Kebidanan
dan Kandungan, Bedah, Bedah Saraf,
THT, Penyakit Dalam, Anestesi, Mata,
Kulit dan Kelamin, dan Geriatri. Bangunan yang terdiri dari 8 lantai itu,
memuat 169 kamar rawat, dengan
total kapasitas 900 tempat tidur.
Pembangunan
Public Wing
menghabiskan dana Rp 123 Milyar
yang diambil dari dana APBN tahun
2006 dan 2007 dan dana PBNP-BLU
RSCM. Meski menghabiskan dana
besar, Presiden memuji pembangunan gedung ini, sebab produktif dan
bisa dinikmati masyarakat kecil. “Biaya pembangunan sebesar Rp 123
M, saya anggap biaya yang memang
perlu dikeluarkan. Kita tentu ingin
meningkatkan kualitas RS di seluruh
Tanah Air,” kata Presiden.
Menurut Preside