TA : Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Kualitas Informasi Website Terhadap Kualitas Website E-Commerce Menggunakan Metode Webqual.

(1)

WEBSITE E-COMMERCE MENGGUNAKAN METODE WEBQUAL

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

DIMITHA ANGGRAENI PUTRI SURYANI 12410100203

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

vii

E-commerce atau sering disebut situs jual beli secara online adalah proses penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet.

E-commerce semakin marak digemari masyarakat Indonesia. Berbagai e-commerce

baru bermunculan menyebabkan persaingan antar e-commerce menjadi sangat ketat. Masing-masing website e-commerce harus mampu memiliki sebuah website

yang berkualitas. Website yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan transaksi penjualan e-commerce tersebut. Melihat kondisi ini maka dilakukan pengujian terhadap kualitas website yang dipengaruhi oleh kualitas layanan dan kualitas informasi.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Responden adalah warga Surabaya dengan usia 18 hingga 30 tahun yang telah bekerja. Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh sampel sebanyak 110 responden. Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang sebelumnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi.

Berdasarkan seluruh uji yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas Layanan tidak berpengaruh terhadap variabel Kualitas Website. Kualitas Informasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kualitas Website e-commerce sehingga website yang berkualitas perlu memerhatikan informasi yang relevan, lengkap, detil, dan akurat.


(3)

x

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kualitas Layanan ... 6

2.2 Kualitas Informasi ... 6

2.3 Kualitas Website (Website Quality) ... 7

2.4 E-Commerce ... 8

2.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ...11

2.6 Definisi Operasional Variabel ...11

2.7 Analisis Regresi Linear Berganda ...12


(4)

xi

2.10 Uji Asumsi ……… 14

2.10.1 Uji Normalitas Data ...14

2.10.2 Uji Multikolinearitas ...15

2.10.3 Uji Heteroskedastisitas ...15

2.10.4 Uji Autokorelasi ...15

2.10.5 Uji Linearitas ...16

2.11 Kajian Pustaka ...17

2.12 Penelitian Terdahulu ...17

2.13 Pengembangan Model...18

2.14 Pengembangan Indikator ...18

2.15 Kuesioner ...19

2.16 Statistical Product and Service Solutions (SPSS) ...20

BAB III METODE PENELITIAN ...22

3.1 Rancangan Penelitian ...22

3.2 Instrumen Penelitian ...30

3.3 Definisi Operasional Variabel ...34

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...37

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...39

4.1 Gambaran Umum Responden ...39

4.2 Kualitas Layanan (X1) ...43


(5)

xii

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ...45

4.5.1 Uji Validitas ...45

4.5.2 Uji Reliabilitas...48

4.6 Uji Asumsi ...50

4.6.1 Uji Normalitas Data ...51

4.6.2 Uji Multikolinearitas...52

4.6.3 Uji Heterokedastisitas ...52

4.6.4 Uji Autokorelasi ...53

4.6.5 Uji Linearitas ...54

4.7 Analisis Regresi Linear Berganda...55

4.8 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kualitas Website ...61

4.9 Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Kualitas Website ...61

4.10Pembahasan ...62

BAB V PENUTUP ...63

5.1 Kesimpulan ...63

5.2 Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ...65


(6)

1 1.1 Latar Belakang

Sejarah internet di Indonesia dimulai pada awal tahun 1990. Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah dunia baru yang biasa disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, bidang bisnis merupakan bidang yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh. Menjamurnya ritel online di dunia menjadi bukti bahwa kini semakin banyak konsumen yang telah terbiasa menggunakan internet dalam kegiatan sehari-harinya, dimana salah satu kegiatannya adalah perdagangan via online (e-commerce). Dengan e-commerce kedua pihak baik produsen maupun konsumen sama-sama diuntungkan, konsumen mendapatkan produk keinginannya dengan praktis dan produsen dapat lebih memperluas pasarnya (Damek, 2015).

E-commerce atau perdagangan elektronik adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet baik antara dua buah institusi (Business to Business) dan konsumen langsung (Business to Consumer). Dengan

e-commerce, hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu


(7)

mekanisme penjualan barang atau jasa melalui media internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem e-commerce bukanlah merupakan proses mudah, namun merupakan transformasi strategi dan sistem bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi (Chaudhury dan Kuilboer, 2002).

Perkembangan e-commerce di Indonesia menjadi sangat populer. Hal ini menyebabkan persaingan e-commerce menjadi sangat ketat. Tiap perusahaan

e-commerce berlomba-lomba menjadi perusahaan e-commerce terbaik, terutama di Indonesia. Dari persaingan yang ada dan semakin ketat ini hanya ada beberapa e-commerce lokal yang bertahan pada persaingan pasar. Ada lima situs e-commerce

terbaik di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh konsumen. Lima situs terbaik tersebut yaitu Lazada, Bukalapak, Tokopedia, OLX dan Elevania (Aprilian, 2015). Dengan melihat wacana sebelumnya dapat disimpulkan bahwa inti dari

e-commerce adalah website.

Berdasarkan penelitian Webb dan Webb (2004) terdapat model yang menyatakan bahwa sebuah e-commerce dipengaruhi oleh kualitas layanan dan kualitas informasi dan dalam penelitian ini akan menguji dan menerapkan pada kondisi saat ini apakah benar kualitas sebuah website dipengaruhi oleh kualitas layanan dan kualitas informasi. Metode untuk mengkur kualitas website yang paling baik adalah menggunakan metode WebQual (Barnes dan Vidgen, 2003).

Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce


(8)

menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka 130 triliun rupiah. Ini merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini berdasarkan data dari McKinsey (Mitra, 2014). Berdasarkan data tersebut maka pengguna e-commerce di Indonesia sekitar 5,7 juta orang.

Berdasarkan penelitian Marius dan Anggoro (2015) pada tahun 2014 tercatat 31,5% internet di Indonesia digunakan pada sektor bisnis atau perdagangan. Berdasarkan usia pengguna, 49% pengguna internet di Indonesia berusia 18 tahun hingga 25 tahun dan 55% adalah bekerja/wiraswasta, disusul urutan kedua adalah mahasiswa sebanyak 18%.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang diamati pada penelitian ini adalah bagaimana menganalisis pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website e-commerce.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian agar tidak menyimpang dari topik bahasan yang ada, maka diberikan batasan dalam pengamatan yaitu:

1. Variabel yang terdiri atas kualitas layanan, kualitas informasi, dan kualitas


(9)

2. Responden adalah warga Surabaya usia 18 hingga 30 tahun.

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi

website terhadap kualitas websitee-commerce.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah menemukan hasil uji model menurut Webb dan Webb (2004) tentang pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan yang terdiri atas pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup.

Bab I :Pendahuluan

Pada Bab ini membahas tentang latar belakang, masalah dan penjelasan permasalahan secara umum, perumusan masalah serta batasan masalah yang dibuat, tujuan dari pembuatan Tugas Akhir dan sistematika penulisan buku ini.

Bab II : Landasan Teori

Bab kedua membahas mengenai teori-teori yang terdapat dalam penelitian ini antara lain tentang kualitas layanan, kualitas informasi, kualitas website, e-commerce, penelitian terdahulu, variabel, kuesioner, dan uji statistika regresi linier berganda .


(10)

Bab III : Metode Penelitian

Bab ketiga berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian analisis terdiri dari rancangan penelitian, model penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, desain kuesioner, tahapan penelitian secara keseluruhan.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Pada bab empat menjelaskan tahapan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

Bab V : Penutup

Bab kelima berisikan kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari sistem yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak lain dapat menyempurnakan sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.


(11)

6 2.1 Kualitas Layanan

Kualitas layanan (service quality) dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Menurut Webb dan Webb (2004), indikator kualitas layanan website adalah sebagai berikut:

1. Reability (keandalan) adalah konsistensi dari serangkaian informasi pada

website.

2. Tangibility (nyata) adalah perusahaan e-commerce tersebut memang benar-benar ada.

3. Empathy (empati) adalah dapat diartikan seperti misalnya selalu merespon

complain dari konsumen dan sabar dalam menghadapi bermacam-macam karakter konsumen.

4. Responsive (responsif) adalah cepat tanggap atau menanggapi segala komentar konsumen dalam kurung waktu yang relatif singkat.

2.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (information quality) adalah sejauh mana informasi secara konsisten dapat memenuhi persyaratan dan harapan semua orang yang membutuhkan informasi tersebut untuk melakukan proses mereka. Konsep ini dikaitkan dengan konsep produk informasi yang menggunakan data sebagai masukan dan informasi didefinisikan sebagai data yang telah diolah sehingga


(12)

memberikan makna bagi penerima informasi (Al-Hakim, 2007). Menurut Webb dan Webb (2004), indikator kualitas informasi website adalah sebagai berikut:

1. Relevan representation (representasi relevan) adalah seluruh isi pada website

harus sesuai dengan apa yang terjadi pada (fakta).

2. Accuracy (akurat) adalah ketepatan informasi pada website yang mampu membut pengguna dapat mempercayai informasi yang terdapat pada website. 3. Security (keamanan) adalah terjaganya keamanan informasi pengguna.

2.3 Kualitas Website (Website Quality)

Kualitas website diukur dengan menggunakan metode WebQual. WebQual

merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. Berdasarkan penelitian Barnes dan Vidgen (2003),

WebQual terdiri atas tiga indikator yaitu: 1. Informasi (Information)

Meliputi hal-hal seperti informasi yang akurat, informasi yang bisa dipercaya, informasi terbaru, informasi yang sesuai dengan topik bahasan, informasi yang mudah dimengerti, informasi yang sangat detail, dan informasi yang disajikan dalam format desain yang sesuai.

2. Interaksi (Interaction)

Meliputi kemampuan memberi rasa aman saat transaksi, memiliki reputasi yang bagus, memudahkan komunikasi, menciptakan perasaan emosional yang lebih personal, memiliki kepercayaan dalam menyimpan informasi pribadi pengguna, mampu menciptakan komunitas yang lebih spesifik, mampu memberi keyakinan bahwa janji yang disampaikan akan ditepati.


(13)

3. Penggunaan (Usability)

Meliputi kemudahan untuk dipelajari, kemudahan untuk dimengerti, kemudahan untuk ditelusuri, kemudahan untuk digunakan, sangat menarik, menampilkan bentuk visual yang menyenangkan, memiliki kompetensi yang baik, memberikan pengalaman baru yang menyenangkan.

2.4 E-Commerce

Menurut Laudon dan Laudon (1998) e-commerce adalah suatu proses yang dilakukan konsumen dalam membeli dan menjual berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain dengan menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis yang dilakukan. E-commerce dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbeda-beda adalah sebagai berikut:

1. Business to Business (B2B)

Business to Businesse-commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Trading partner yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan

(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan

partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).

b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.


(14)

c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya.

d. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer (B2C)

Business to Consumer e-commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.

b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web.

c. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumen melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.

d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client

(consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan

processing (business procedure) diletakkan di sisi server. 3. Perdagangan Kolaboratif (collaborative commerce)

Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan.

4. Consumen to Consumen (C2C)

Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke pelanggan yaitu orang yang menjual produk dan


(15)

jasa ke satu sama lain. Lelang C2C. Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com.

5. Comsumen to Business (C2B).

Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen, contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.

6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)

Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk

memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai

e-commerce B2E (Business to Employees) yang digambarkan dalam studi kasus terbuka.

7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen-G2C)

Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui teknologi e-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan

(G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan

e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik. E-goverment menawarkan sejumlah manfaat potensial sebagai berikut:


(16)

a. E-goverment meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik.

b. E-goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak akses informasi pemerintah.

c. E-goverment juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses demokrasi.

2.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (1997) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Kerlinger dan Lee (2006) teknik pengambilan sampel atau sampling

merupakan mengambil suatu bagian dari populasi atau semesta sebagai wakil populasi atau semesta. Menurut Sekaran (2003), convenience sampling adalah kumpulan informasi dari anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh dan mampu menyediakan informasi tersebut. Ukuran sampel yang layak digunakan adalah minimal sepuluh kali jumlah variabel. Jadi jika dalam penelitian ini digunakan tiga variabel, maka jumlah sampel minimal yang layak digunakan adalah 30 (Sugiyono, 2012).

2.6 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti


(17)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini ditentukan dua variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen.

1. Variabel independent atau variabel bebas

Menurut Sugiyono (2011) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2011) variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).

2.7 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak dan secara parsial terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y’ = a + b1 x1 + b2x2 + b3x3………..

(2.1)

Y’ = variabel dependen

a = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi x1,x2,x3 = variabel independen

Pengujian yang dilakukan pada analisis regresi linear berganda yaitu uji F dan uji t. Langkah analisis regresi dan prosedur pengujiannya sebagai berikut:


(18)

1. Analisis koefisien determinasi

Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

2.8 Uji Validitas

Menurut Masrun yang dikutip Sugiyono (2003), item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Apabila alat ukur tersebut berada < 0,3 (tidak valid) dan > 0,3 (valid) dan menggunakan r tabel. Berdasarkan dari pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan dan pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300 apabila alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria:

1. r hitung < r kritis maka tidak valid


(19)

2.9 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji keandalan. Uji keandalan bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.

Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang sudah valid. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Item

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai kritis. Nilai kritis yang ditetapkan adalah antara 0,6 dan 0,7 (Sugiyono, 2003).

1. Jika nilai Alpha > 0,6 maka reliabel 2. Jika nilai Alpha < 0,6 maka tidak reliabel

2.10 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis regresi dilakukan pula uji asumsi klasik yang terdiri dari normalitas data, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Sugiyono, 2003) sebagai syarat dalam melakukan analisis regresi linear berganda.

2.10.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis regresi linear berganda mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal. Uji ini dilakukan dengan metode Normal Probability Plots. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi kenormalan


(20)

adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas.

2.10.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model yang baik mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas digunakan metode dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

2.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Qudratullah (2013), ada atau tidaknya unsur heteroskedasitas dalam data dapat disajikan dalam grafik pola persebaran faktor pengganggu atau residual yang dikuadratkan terhadap Y. Jika pola sebaran data residu tersebar secara acak, maka tidak ada unsur heteroskedasitisitas yang berarti.

2.10.4 Uji Autokorelasi

Menurut Statistik (2009) uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara


(21)

variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, misalnya bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan rendah.

Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.

Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum (generalized differenceequation). Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan variabel

lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data observasi menjadi berkurang 1.5.


(22)

Linearitas merupakan bentuk hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah linear. Untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen menunjukkan hubungan yang linear atau tidak bisa dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi linearitas dengan signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05.

a. Bila sig.linearitas < 0,05 maka H0 diterima, yang berarti regresi linear.

b. Bila sig.linearitas ≥ 0,05 maka H1 ditolak, yang berarti regresi tidak linear

2.11 Kajian Pustaka

Kajian pustaka menurut Ratna (2012), memiliki pengertian yaitu seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.

2.12 Penelitian Terdahulu

Menurut Arief (2010) dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah


(23)

teknologi informasi. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa tesis dan jurnal-jurnal melalui internet.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menyiratkan bahwa sebagian besar menyatakan bahwa variabel teknologi informasi dapat memengaruhi variabel-variabel lain. Variabel teknologi informasi juga mempunyai beberapa sub-variabel atau berbagai unsur/komponen. Secara khusus, peneliti melakukan inventarisasi terhadap sub-variabel atau komponen-komponen yang terdapat dalam variabel teknologi informasi. Sub-sub variabel dalam variabel teknologi informasi ini sekaligus akan menjadi acuan dalam membuat instrumen yang diturunkan kedalam butir-butir pernyataan untuk disebarkan kepada responden. Selanjutnya membuat skematis hasil penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang disusun berdasarkan tahun penelitian dari yang terdahulu hingga yang terkini.

2.13 Pengembangan Model

Pengembangan model diartikan sebagai proses rekayasa desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan yang hendak dicapai baik tujuan proses maupun tujuan hasil. Pengembangan diarahkan untuk menyempurnakan suatu program yang telah ada atau sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebik baik (Adimiharja dan Hikmat, 2001).


(24)

Menurut Mulyasa (2006) indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan indikator adalah:

1. Setiap kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua).

2. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi.

3. Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi, kontinuitas, relevansi dan kontekstual.

4. Keseluruhan indikator dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.

Dalam mengembangkan suatu indikator perlu mempertimbangkan:

1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam kompetensi dasar.

2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.

3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

2.15 Kuesioner

Menurut Sugiyono (2011) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan


(25)

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar. Kelebihan menggunakan kuesioner adalah:

1. Menghemat waktu, maksudnya dengan waktu yang singkat dapat memperoleh data

2. Menghemat biaya, karena tidak memerlukan banyak peralatan 3. Menghemat tenaga

Adapun kelemahan menggunakan kuesioner adalah:

1. Ada kemungkinan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diampaikan adalah tidak jujur

2. Apabila pertanyaan kurang jelas dapat mengakibatkan jawaban bermacam-macam

Langkah-langkah pelaksanaan kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Penulis membuat daftar pertanyaan

2. Diberikan kepada reponden

3. Setelah selesai dijawab segera disusun untuk diolah sesuai dengan standar yang ditetapkan sebelumnya, kemudian disajikan dalam laporan penelitian.

2.16 Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang penggunaannya cukup mudah bahkan bagi orang yang tidak mengenal dengan baik teori statistik. Aplikasi SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan masalah riset atau bisnis dalam hal statistik. Cara kerjanya sederhana, yaitu data yang dimasukkan pada SPSS akan dianalisis dengan suatu paket analisis. Menyediakan


(26)

akses data, persiapan dan manajemen data, analisis data, dan pelaporan. SPSS merupakan perangkat lunak yang paling banyak dipakai karena tampilannya yang

user friendly dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam e-business. SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing) yang akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan dan akses data dari berbagai perangkat lunak yang lain, seperti Microsoft Excel atau Notepad.


(27)

22 3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bisa disebut sebagai penelitian kuantitatif, merupakan penelitian ilmiah sistematis yang mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori, dan/atau hipotesis yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas layanan dan kualitas informasi terhadap kualitas website. Metode yang digunakan dalam menganalisis adalah metode analisis regresi linear berganda. Metode ini dipilih oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh dua variabel independen secara serentak dan secara parsial terhadap variabel dependen

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan pengujian hipotesis maka rancangan penelitian ini menggunakan pola survey research yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama dalam pengumpulan data. Fokus penelitian ini pada mendapatkan penjelasan tentang pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas

website. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tahapan analisis pada Gambar 3.1. Keterangan tahapan analisis adalah sebagai berikut:

1. Kajian Pustaka

Tahapan pada kajian pustaka dalam penelitian ini adalah mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang akan dijadikan topik pada penelitian dan juga


(28)

sebagai bahan untuk menemukan permasalahan yang akan digunakan dalam penelitian.

Kajian Pustaka

Kuesioner

Pengembangan Model

Pengembangan Indikator

Uji Asumsi Uji Lapangan

Penelitian Terdahulu

Selesai

Definisi Operasional Variabel

Uji Validitas dan Reliabilitas

Analisis Regresi Linear Berganda Kesimpulan

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

2. Penelitian Terdahulu

Tahapan dari penelitian terdahulu yaitu memilih dan menentukan referensi dari penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan, dan akan dijadikan sebuah acuan pada penelitian ini. Untuk memudahkan pemahaman terhadap bagian ini, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:


(29)

Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu

No Tahun Peneliti Judul Penelitian Hasil/Temuan 1 2003 Stuart J. Barnes

dan Richard Vidgen

Measuring Web Site Quality

Improvements: A Case Study of the Forum On Strategic Management

Knowledge Exchange

Website baru yang sesuai dengan indikator WebQual yaitu

usability,

information quality, dan

interaction quality

2 2004 Harold W. Webb dan Linda A. Webb

SiteQual: An Intregated Measure of Web Site Quality

Indikator-indikator yang memengaruhi kualitas website

B2C

3. Pengembangan Model

Tahapan dari pengembangan model adalah, memilih suatu model dari penelitian terdahulu yang kemudian dikembangkan pada penelitian ini menjadi sebuah permasalahan dan topik pembahasan. Berdasarkan penelitian Webb dan Webb (2004) terdapat model seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Model Konseptual Kualitas Layanan (XI)

Kualitas Informasi (X2)


(30)

4. Definisi Operasional Variabel

Tahapan dari definisi operasional variabel adalah menentukan variabel yang akan digunakan dalam penelitian sesuai dengan model yang sudah ditentukan. Berdasarkan model konseptual, variabel dalam penelitian ini adalah kualitas layanan (XI), kualitas informasi (X2), dan kualitas website (Y).

5. Pengembangan Indikator

Tahapan dari pengembangan indikator adalah menentukan indikator sesuai dengan variabel dan sesuai dengan acuan pada penelitian terdahulu yang sudah ditentukan. Indikator variabel kualitas layanan (XI) adalah reliability,

responsive, assurance, empathy, dan tangibility. Indikator variabel kualitas informasi (X2) adalah relevan Representation, accuracy, dan security. Indikator variabel kualitas website (Y) adalah informasi, interaksi, dan penggunaan.

6. Kuesioner

Tahapan dari kuesioner adalah menentukan beberapa peryataan yang diambil dari indikator-indikator seluruh variabel penelitian. Pernyataan pada kuesioner sebanyak 28 pernyataan dari delapan indikator.

7. Uji Lapangan

Tahapan dari uji lapangan adalah setelah penyataan pada kuesioner tersusun dengan benar maka kuesioner siap diberikan kepada responden untuk dijwaban. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 110 kuesioner.


(31)

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden diberi kode sesuai dengan variabel dan klasifikasi variabel, selanjutnya ditabulasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2013. Tahapan dari uji validitas:

8.1 Merekap seluruh hasil skor 28 pernyataan pada Microsoft Excel 2013. 8.2 Memisahkan skor tiap variabel.

8.3 Untuk uji validitas variabel kualitas layanan (X1) memasukkan skor dari pernyataan nomor 1 hingga nomor 14 pada SPSS tab Variabel View.

8.4 Beri nama pernyataan pertama dengan q1, pernyataan kedua dengan q2, dan seterusnya sampai pernyataan ke 14.

8.5 Dari menu Analyze pilih Correlations, kemudian klik Bivariates.

8.6 Masukkan q1 sampai dengan q14 pada kolom Variables. Klik pilihan

Pearson. 8.7 Klik OK.

8.8 Untuk uji validitas variabel kualitas informasi (X2) memasukkan skor dari pernyataan nomor 15 hingga nomor 25 pada SPSS tab Variable View.

8.9 Beri nama pernyataan pertama dengan q15, pernyataan kedua dengan q16, dan seterusnya sampai pernyataan ke 25.

8.10 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.5 hingga nomor 8.7.

8.11 Untuk uji validitas variabel kualitas website (Y) memasukkan skor dari pernyataan nomor 26 hingga nomor 28 pada SPSS tab Variabel View.

8.12 Beri nama pernyataan pertama dengan q26, pernyataan kedua dengan q27, dan pernyataan ketiga dengan q28.


(32)

8.13 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.5 hingga nomor 8.7.

8.14 Selanjutnya uji reliabilitas variabel kualitas layanan (X1), tahapan sama seperti nomor 8.3 dan nomor 8.4.

8.15 Kemudian dari menu Analyze, pilih menu Scale, klik menu Reability Analysis.

8.16 Masukkan q1 hingga q14 dalam kolom Items, klik List item labels. 8.17 Klik menu Statistics, klik Scales, dan Scale item if deleted. Klik

Continue.

8.18 Pada pilihan Model, klik Alpha. 8.19 Klik OK.

8.20 Uji reliabilitas variabel kualitas informasi (X2), tahapan sama seperti nomor 8.8 dan nomor 8.9.

8.21 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.15 hingga nomor 8.19. 8.22 Uji reliabilitas variabel kualitas website (Y), tahapan sama seperti nomor

8.11 dan nomor 8.12.

8.23 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.15 hingga nomor 8.19. 9. Uji Asumsi

9.1. Uji Normalitas Data

9.1.1 Menghitung rata-rata tiap penyataan masing-masing variabel 9.1.2. Pada SPSS tab Variable View masukkan X1, X2, dan Y

9.1.3 Pada SPSS tab Data View, masukkan seluruh rata-rata masing-masing variabel


(33)

9.1.5 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom

Independent. Klik pilihan Plots.

9.1.6 Masukkan variabel SRESID pada kolom Y dan variabel ZPRED pada kolom X.

9.1.7 Klik pilihan Histogram dan Normal Probability Plots pada kolom

Standarized. Klik Continue. 9.1.8 Klik OK.

9.2. Uji Multikolinearitas

9.2.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data 9.2.2 Dari menu Analyze, pilih Regression, klik Linear.

9.2.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom

Independent.

9.2.4 Untuk metode, pilih Enter.

9.2.5 Klik pilihan Statistics. Klik Estimates, Covariance Matrix, dan

Collinearity Diagnostics. Klik Continue. 9.2.6 Klik OK.

9.3. Uji Heteroskedastisitas

9.3.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data 9.3.2 Dari menu Analyze, pilih Regression, klik Linear.

9.3.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom

Independent.

9.3.4 Klik menu Plots. Isi dengan SRESID pada kolom Y dan variabel ZPRED pada kolom X. klik Continue.


(34)

9.4. Uji Linearitas

9.4.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data 9.4.2 Dari menu Analyze, klik Compare Means, pilih Means.

9.4.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom

Independent.

9.4.4 Klik Option, pada Statistic for First Layer, pilih Test of Linearity. Klik Continue.

9.4.5 Klik OK.

10. Analisis Regresi Linear Berganda

10.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data 10.2 Dari menu Analyze, pilih Regression, pilih Linear.

10.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom

Independent.

10.4 Klik pilihan Statistics. Klik Estimates, Model Fit, R Squared Change,

Descriptives, Part and Partial Correlations, Colinearity Diagnostics, dan Durbin Watson. Klik Continue.

10.5 Klik pilihan Plots. Klik pilihan Histigram dan Normal ProbabilityPlots. Masukkan SRESID pada kolom Y dan variabel ZPRED pada kolom X. klik Continue.

10.6 Abaikan pilihan yang lain. 10.7 Klik OK.


(35)

11. Kesimpulan

Setelah dilakukan seluruh uji maka akan ditemukan hasil dan dari hasil akan ditarik kesimpulan yang akan menjawab dari pertanyaan pada perumusan masalah dalam penelitian ini.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Agar kuesioner yang digunakan layak untuk dihitung maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Kuesioner ini akan dirancang untuk digunakan dalam pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website

dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Perancangan Konstruk

Konstruk adalah elemen dari kuesioner yang digunakan untuk mendefinisikan tujuan penilaian sebuah kuesioner terhadap objek kuesioner. Konstruk untuk penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.3.

KUESIONER

KONSTRUK 1

KUALITAS LAYANAN KONSTRUK 2

KUALITAS INFORMASI

KONSTRUK 3 KUALITAS WEBSITE


(36)

2. Konsep Konstruk

Konstruk yang telah dibuat harus didefinisikan ke dalam sebuah konsep yang akan menjelaskan fungsi dari masing-masing konstruk tersebut. Berikut ini adalah dari konstruk untuk kuesioner pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website menggunakan metode WebQual

berdasarkan pada gambar 3.3.

2.1. Konstruk 1 : Kualitas Layanan (Service Quality)

Konstruk ini dibuat untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap website untuk digunakan.

2.2. Konstruk 2 : Kualitas Informasi (Informaton Quality)

Konstuk ini dibuat untuk mengukur tingkat kualitas informasi yang ditampilkan pada website.

2.3. Konstruk 3 : Kualitas Website (Website Quality)

Konstruk ini dibuat untuk mengukur tingkat kualitas keseluruhan website

dilihat dari keandalan dan pemenuhan kebutuhan terhadap website. 3. Perancangan Pernyataan Konstruk

Pernyataan dirancang berdasarkan item konstruk yang telah dibuat. Sebuah

item diterjemahkan ke dalam sebuah pernyataan. 3.1 Konstruk 1 : Kualitas Layanan

Item 1 : Kesesuaian Stok

Pernyataan : “Ketersediaan stok barang sesuai dengan yang tertera pada

website.”

Item 2 : Kesesuaian Gambar


(37)

Item 3 : Frekuensi Gangguan

Pernyataan : “Website tidak pernah gangguan (error).”

Item 4 : Menggunakan Teknologi Terbaru

Pernyataan : “Website bisa diakses dengan menggunakan gadget apapun (misal: iPhone, Android, Blackberry, Tablet, iPad, dll).”

Item 5 : Tampilan Website

Pernyataan : “Website memiliki tampilan yang menarik”

Item 6 : Desain website

Pernyataan : “Tampilan website rapi dan mudah dimengerti.”

Item 7 : Kerusakan Sistem

Pernyataan : “Website sangat jarang mengalami gangguan.”

Item 8 : Komunikasi

Pernyataan : “Customer Service selalu online untuk melayani pelanggan.”

Item 9 : Pelayanan Website

Pernyataan : “Customer Service menanggapi pelanggan dengan sopan.”

Item 10 : Keutamaan Pelanggan

Pernyataan : “Customer Service mengutamakan kepentingan pelanggan.”

Item 11 : Minat Pengguna

Pernyataan : “Website mempertahankan minat pengguna agar tetap berada di dalam website.”

Item 12 : Tata Letak

Pernyataan : “Pengaturan tata letak navigasi website mudah dipahami.”


(38)

Pernyataan : “Terdapat kolom pencarian (search) pada website.”

Item 14 : Kemudahan Website

Pernyataan : “Website mudah digunakan.” 3.2 Konstruk 2 : Kualitas Informasi

Item 1 : Informasi yang Tepat

Pernyataan : “Website menampilkan informasi yang tepat, tidak berlebihan.”

Item 2 : Keterangan Detil

Pernyataan : “Website memberikan keterangan yang detil pada setiap barang.”

Item 3 : Kesesuaian Format

Pernyataan : “Website menyajikan informasi dalam format yang sesuai.”

Item 4 : Informasi yang Baru

Pernyataan : “Website selalu menawarkan sesuatu yang baru.”

Item 5 : Informasi yang Akurat

Pernyataan : “Website menyediakan informasi yang akurat.”

Item 6 : Informasi Dapat Dipercaya

Pernyataan : “Website memberikan informasi yang dapat dipercaya.”

Item 7 : Reputasi yang Baik

Pernyataan : “Website memiliki reputasi yang baik.”

Item 8 : Informasi Relevan

Pernyataan : “Website menyediakan informasi yang relevan.”

Item 9 : Informasi Lengkap


(39)

Item 10 : Informasi yang Aman

Pernyataan : “Website memberikan rasa aman terhadap informasi pribadi pengguna.”

Item 11 : Rasa Aman

Pernyataan : “Website memberikan rasa aman untuk melakukan transaksi.”

3.3 Konstruk 3 : Kualitas Website Item 1 : Dapat Dipercaya

Pernyataan : “Website yang saya gunakan dapat dipercaya.”

Item 2 : Dapat Diandalkan

Pernyataan : “Website yang saya gunakan dapat diandalkan.”

Item 3 : Kebutuhan Terpenuhi

Pernyataan : “Kebutuhan saya terhadap website dapat terpenuhi oleh

website tersebut.”

Contoh kuesioner yang diajukan kepada respondendapat dilihat pada halaman lampiran.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pada kajian teori dan studi empirik yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Variabel yang terbentuk dalam penelitian ini terdiri dari tiga buah variabel yaitu kualitas layanan, kualitas informasi, dan kualitas website. Dengan demikian variabel dalam penelitian ini dapat disebut sebagai variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas layanan dan kualitas informasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas website. Variabel yang telah ditentukan akan


(40)

digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kuesioner. Desain kuesioner berdasarkan variabel yang telah ditentukan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Desain Kuesioner

Variabel Indikator Peryataan

Reability (Keandalan)

Ketersediaan stok barang sesuai dengan yang tertera pada website.

Barang 100% sesuai dengan gambar pada

website.

Website tidak pernah gangguan (error).

Empathy (Empati)

Anda merasa website

sangat jarang mengalami gangguan.

Customer Service selalu

online untuk melayani pelanggan. Customer Service menanggapi pelanggan dengan sopan. Customer Service mengutamakan kepentingan pelanggan. Website mempertahankan minat pengguna agar tetap berada di dalam website.

Tangibility

(Nyata/Bewujud)

Website bisa diakses dengan menggunakan

gadget apapun (misal: iPhone, Android,

Blackberry, Tablet, iPad, dll).

Website memiliki tampilan yang menarik. Tampilan website rapi dan mudah dimengerti.

Navigability (Navigasi)

Anda merasa mudah untuk bernavigasi dalam

website.

Terdapat kolom

pencarian (search) pada


(41)

Variabel Indikator Peryataan

Website mudah digunakan.

Kualitas Informasi (X2)

Relevant Representation

(Representasi yang Relevan)

Website menampilkan informasi yang tepat, tidak berlebihan. Website memberikan keterangan yang detil pada setiap barang.

Website menyajikan informasi dalam format yang sesuai.

Website selalu menawarkan sesuatu yang baru.

Accuracy (Akurat)

Website menyediakan informasi yang akurat.

Website memberikan informasi yang dapat dipercaya.

Website memiliki reputasi yang baik.

Website menyediakan informasi yang relevan.

Website menyediakan informasi yang lengkap.

Security (Keamanan)

Anda merasa aman terhadap informasi pribadi anda. Anda merasa aman untuk melakukan transaksi.

Kualitas Website (Y)

Informasi

Website yang saya gunakan dapat dipercaya.

Layanan

Website yang saya gunakan dapat diandalkan.

Penggunaan

Kebutuhan saya terhadap

website dapat terpenuhi oleh website tersebut.


(42)

Pengukuran indikator variabel penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item

diberi range skor dalam skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item

-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pernyataan (Sugiyono, 2007). Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Cukup Setuju (CS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengguna layanan websitee-commerce yang ada di Indonesia, khususnya Laki-laki dan Perempuan berusia 18 hingga 30 tahun yang sedang bekerja yang tinggal di kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan, yaitu April 2016 sampai dengan Juni 2016.

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna e-commerce di


(43)

karena Surabaya merupakan kota dengan pengguna internet terbanyak kedua setelah Jakarta dengan jumlah pengguna internet tahun 2014 sebesar 956 ribu orang. Responden yang menjadi sampel merupakan warga Surabaya dengan usia 18 hingga 30 tahun yang bekerja sebanyak 100 responden. Adapun sampling method yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling, sedangkan kriteria-kriteria yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Responden adalah pengguna website e-commerce. 2. Responden pernah mengunjungi websitee-commerce.

Jumlah sampel yang diperoleh sejumlah 110 responden yang terdiri dari 42 orang laki-laki dan 68 orang perempuan. Sampel merupakan elemen populasi yang dipilih untuk mewakili populasi dalam penelitian.


(44)

39 4.1 Gambaran Umum Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kota Surabaya dengan kriteria Laki-laki dan Perempuan usia 18 hingga 30 tahun yang bekerja yang pernah mengunjungi atau mengakses (website) situs perdagangan online (e-commerce), diperoleh 110 responden. Berikut adalah hasil rekapan gambaran umum resonden berdasarkan kuesioner yang telah terkumpul:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden pengguna website e-commerce di Surabaya didominasi oleh Perempuan sebanya 62% dari 110 responden ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase

Laki-laki 42 38 %

Perempuan 68 62 %

Jumlah 110 100 %

2. Usia

Dalam penelitian ini, diperoleh rata-rata usia responden adalah 18 hingga 30 tahun yang sudah bekerja. Usia pengguna website e-commerce di Surabaya didominasi oleh usia 21 dan 22 tahun, ditunjukkan pada tabel 4.2.


(45)

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Jumlah (orang) Presentase

18 1 1,1 %

19 2 2,2 %

20 18 16 %

21 27 25 %

22 25 23 %

23 8 8,7 %

24 6 6,5 %

25 6 6,5 %

26 11 10 %

27 2 2,2 %

28 3 3,3 %

29 0 0 %

30 1 1,1 %

Jumlah 110 100 %

3. Website Favorit

Berdasarkan beberapa website e-commerce yang paling populer di Indonesia,

website e-commerce yang paling sering diakses atau dikunjungi oleh pengguna

website e-commerce di Surabaya adalah OLX dengan persentase 31% dan diurutan kedua adalah Lazada dengan presentase 20% ditunjukkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Website E-Commerce Favorit Website E-Commerce Jumlah (orang) Presentase

Lazada 22 20 %

Bukalapak 7 6 %

Tokopedia 14 13 %

OLX 34 31 %

Zalora 9 8 %

Elevenia 3 3 %

Berrybenka 5 4 %


(46)

Website E-Commerce Jumlah (orang) Presentase

Berniaga 0 0 %

Lainnya 12 11 %

Jumlah 110 100 %

4. Perangkat yang Digunakan

Perangkat elektronik yang mayoritas digunakan oleh pengguna website e-commerce di Surabaya adalah telepon seluler atau sekarang sering disebut

smartphone ditunjukkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Perangkat Yang Digunakan Perangkat yang Digunakan Jumlah (orang) Presentase

Telepon seluler (smartphone) 81 74 %

Laptop/Netbook 18 16 %

Komputer/PC 9 8 %

Tablet/iPad 2 2 %

Jumlah 110 100 %

5. Akses Internet yang Digunakan

Akses internet yang paling sering digunakan oleh para pengguna website e-commerce di Surabaya adalah data seluler (paket internet) dibanding wifi di dalam rumah dan akses internet di luar rumah ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Akses Internet yang Digunakan Akses Internet Jumlah (orang) Presentase

Data Seluler 78 71 %

Wifi di luar rumah 13 12 %

Akses internet di dalam rumah 19 17 %


(47)

6. Rata-Rata Pembelanjaan per Bulan

Mayoritas pembelanjaan rata-rata tiap bulan dari pengguna website e-commerce di Surabaya adalah Rp 100.000 hingga Rp 500.000 ditunjukkan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Rata-rata Pembelanjaan Per Bulan Pembelanjaan Per Bulan Jumlah (orang) Presentase

< Rp 100.000 17 15 %

Rp 100.000 – Rp 500.000 75 68 %

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 15 14 %

> Rp 1.000.000 3 3 %

Jumlah 110 100 %

7. Rata-rata Penghasilan Per Bulan

Rata-rata penghasilan per bulan pengguna website e-commerce di Surabaya mayoritas adalah Rp 2.000.000 hingga Rp 5.000.000 ditunjukkan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Rata-rata Penghasilan Per Bulan Penghasilan Per Bulan Jumlah (orang) Presentase

< Rp 2.000.000 36 33 %

Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 67 61 %

> Rp 5.000.000 7 6 %

Jumlah 110 100 %

8. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner diperoleh bahwa 63% pengguna

website e-commerce di Surabaya berasal dari SMA/SMK ditunjukkan pada tabel 4.8.


(48)

Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah (orang) Presentase

SD 0 0 %

SMP 0 0 %

SMA/SMK 69 63 %

Diploma 16 14 %

Sarjana 25 23 %

Jumlah 110 100

9. Frekuensi Penggunaan Website

Frekuensi penggunaan website e-commerce oleh masyarakat Surabaya sebagian besar adalah 1 kali dalam sehari ditunjukkan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Frekuensi (per hari) Jumlah (orang) Presentase

1 kali 66 60 %

2 – 10 kali 37 34 %

> 10 kali 7 6 %

Jumlah 110 100 %

4.2 Kualitas Layanan (X1)

Vatiabel kualitas layanan (service quality) terdiri atas 4 indikator yakni: keandalan (reliability), nyata (tangibility), empati (empathy), dan responsif (resposive). Rekapitulasi jawaban responden pada indikator variabel kualitas layanan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Layanan (X1)

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Keandalan 12 44 106 130 38


(49)

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

3 Empati 12 56 169 248 65

4 Responsif 0 4 44 193 89

4.3 Kualitas Informasi (X2)

Variabel kualitas informasi (information quality) terdiri atas 3 indikator yaitu relevan representation quality (representasi relevan), accuracy (akurat), dan

security (keamanan). Rekapitulasi jawaban responden pada indikator variabel kualitas informasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Informasi (X2)

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Representasi Relevan 0 21 129 224 66

2 Akurat 0 37 170 265 78

3 Keamanan 0 12 61 104 43

4.4 Kualitas Website

Variabel kualitas website (website quality) terdiri atas 3 indikator yaitu interaksi (interaction), informasi (information), dan kegunaan (usability). Rekapitulasi jawaban responden pada indikator variabel kualitas website adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Website (Y)

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Interaksi 0 1 29 61 19


(50)

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

3 Penggunaan 0 3 42 52 13

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah memasukkan data pada program SPSS versi 23, maka kegiatan berikutnya adalah uji prasyarat. Uji ini dilakukan untuk melihat butir-butir peryantaan mana yang layak untuk dipergunakan untuk mewakili variabel-variabel bebas dalam penelitian ini.

4.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori pada masing-masing variabel laten yaitu kualitas layanan (X1), kualitas informasi (X2), dan kualitas website (Y) melalui program SPSS.

1. Kualitas Layanan (X1)

Uji validitas ini menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji

2 sisi, atau menggunakan batasan 0,3. Untuk batasan r tabel maka dengan n = 110 maka di dapat r tabel sebesar 0,157. Artinya jika nilai korelasi lebih

besar dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Pada hasil korelasi dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui korelasi q1 dengan skor total sebesar 0,502. Pada korelasi q2, q3 dan seterusnya dengan skor total menunjukkan nilai korelasi di atas nilai r tabel sebesar 0,157 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut valid ditunjukkan pada tabel 4.13.


(51)

Tabel 4.13 Output Validitas Service Quality (X1) Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

q1 41,0727 29,077 ,502 ,839

q2 41,7000 29,239 ,372 ,849

q3 41,9727 25,385 ,615 ,831

q5 41,0545 28,841 ,534 ,837

q6 40,9909 29,128 ,549 ,836

q7 41,8273 25,484 ,642 ,828

q9 41,2182 30,007 ,398 ,845

q10 41,2727 29,466 ,427 ,844

q11 41,2273 27,608 ,610 ,831

q12 41,1364 28,247 ,702 ,827

q13 40,6727 30,442 ,370 ,847

q14 40,8545 28,988 ,596 ,834

2. Kualitas Informasi (X2)

Uji validitas ini menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi. Untuk batasan r tabel maka dengan n = 110 maka di dapat r tabel sebesar 0,157. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item

dianggap valid sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item

dianggap tidak valid. Pada hasil korelasi dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui korelasi q15 dengan skor total sebesar 0,629. Pada korelasi q16, q17 dan seterusnya dengan skor total menunjukkan nilai korelasi di atas nilai r tabel sebesar 0,157 maka dapat disimpulkan bahwa item


(52)

Tabel 4.14 Output Validitas Information Quality (X2) Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

q15 37,4091 34,538 ,629 ,911

q16 37,5182 32,729 ,720 ,907

q17 37,3818 33,523 ,744 ,906

q18 37,2636 34,765 ,510 ,917

q19 37,5182 33,481 ,705 ,908

q20 37,5364 31,811 ,778 ,903

q21 37,2091 33,983 ,641 ,911

q22 37,5000 34,271 ,664 ,910

q23 37,5182 32,619 ,699 ,908

q24 37,4364 33,698 ,660 ,910

q25 37,2545 32,797 ,687 ,908

3. Kualitas Website (Y)

Uji validitas ini menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi. Untuk batasan r table maka dengan n = 110 maka di dapat r tabel sebesar 0,157. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item

dianggap valid sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item

dianggap tidak valid. Pada hasil korelasi dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui korelasi q26 dengan skor total sebesar 0,734.

Tabel 4.15 Output Validitas Website Quality (Y) Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

q26 7,4455 1,662 ,734 ,700

q27 7,5727 1,531 ,708 ,723


(53)

Pada korelasi q27, dan q28 dengan skor total menunjukkan nilai korelasi di atas nilai r tabel sebesar 0,157 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut valid

ditunjukkan pada tabel 4.15.

4.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat ukur, Instrumen kuesioner yang tidak reliable maka tidak dapat konsisten pada pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha. Berikut ini adalah output dari uji reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS.

1. Kualitas Layanan (X1)

Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

Tabel 4.16 Output Reliabilitas Service Quality (X1) Case Processing

Summary

N %

Cases Valid 110 100,0

Excludeda

0 ,0

Total 110 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Tabel 4.17 Output Reliabilitas Service Quality (X1) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(54)

Pada hasil pertama ditunjukkan pada tabel 4.15 diketahui data valid sebanyak 110, lalu hasil kedua tabel 4.16 adalah hasil uji reliabilitas yang didapat nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,849 dengan jumlah pernyataan sebanyak 12. Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator pada kualitas layanan adalah reliabel.

2. Kualitas Informasi (X2)

Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

Tabel 4.18 Output Reliabilitas Information Quality (X2) Case Processing Summary

N %

Cases Valid 110 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 110 100,0

Tabel 4.19 Output Reliabilitas Information Quality (X2) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,917 11

Pada hasil pertama ditunjukkan pada tabel 4.18 diketahui data valid sebanyak 110, lalu hasil kedua tabel 4.19 adalah hasil uji reliabilitas yang didapat nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,917 dengan jumlah pernyataan sebanyak 11. Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator pada kualitas informasi adalah reliabel.


(55)

3. Kualitas Website (Y)

Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

Tabel 4.20 Output Reliabilitas Website Quality (Y) Case Processing

N %

Cases Valid 110 100,0

Excludeda

0 ,0

Total 110 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Tabel 4.21 Output Reliabilitas Website Quality (Y) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,822 3

Pada hasil pertama ditunjukkan pada tabel 4.20 diketahui data valid sebanyak 110, lalu hasil kedua tabel 4.21 adalah hasil uji reliabilitas yang didapat nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,822 dengan jumlah pernyataan sebanyak 3. Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator pada kualitas website adalah reliabel.

4.6 Uji Asumsi

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi linearitas, normalitas data dan bebas dari asumsi klasik statistik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.


(56)

4.6.1 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Dengan menggunakan metode grafik maka dapat dilihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal P – P Plot of regression standarized residual. Hasil dari uji normalitas pada regresi dapat dilihat pada gambar 4.1. Dari grafik terlihat bahwa nilai plot P-P terletak disekitar garis diagonal, plot P-P tidak menyimpang jauh dari garis diagonal sehingga dapat diartikan bahwa distribusi data adalah normal.


(57)

4.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF pada model regresi. Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearita. Hasil dari uji multikolinearitas dengan menggunakan aplikasi SPSS terdapat pada tabel 4.22.

Tabel 4.22 Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig,

Collinearity Statistics

B Std, Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,687 ,306 2,243 ,027

Service

Quality X1 -,017 ,120 -,013 -,143 ,887 ,451 2,217

Information

Quality ,844 ,096 ,789 8,745 ,000 ,451 2,217

a, Dependent Variable: Website Quality

Dari tabel 4.22 di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari kedua variabel independen lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengalami heteroskedastisitas. Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar


(58)

gejala heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama disebut dengan homoskedasititas. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual. Dari hasil uji heteroskedastisitas tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, atau persamaan regresi memenuhi asumsi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan aplikasi SPSS dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Heteroskedastisitas Residual

4.6.4 Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada


(59)

penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.

4.6.5 Uji Linearitas

Metode pengambilan keputusan untuk uji linearitas yaitu jika signifikansi pada Linearity > 0,05 maka hubungan antara dua variabel tidak linear, dan jika signifikansi pada Linearity < 0,05 maka hubungan antara dua variabel dinyatakan Linear. Berikut ini adalah hasil dari uji linearitas item dengan menggunakan aplikasi SPSS.

1. Website Quality terhadap Service Quality

Tabel 4.23 Output Uji Linearitas Website Quality terhadap Service Quality

ANOVA

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig,

Between Groups

(Combined) 20,715 27 ,767 3,042 ,000

Linear Term

Weighted 13,525 1 13,525 53,630 ,000

Deviation 7,190 26 ,277 1,096 ,365

Within Groups 20,680 82 ,252

Total 41,395 109

Pada tabel 4.23 dapat diketahui Signifikansi pada Linearity sebesar 0,000, Dikarenakan Signifikansi kurang dari 0,05 jadi hubungan antara kualitas

website (website quality) dengan kualitas layanan (service quality) dinyatakan linear.

2. Website Quality terhadap Information Quality

Pada tabel 4.24 dapat diketahui Signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Dikarenakan Signifikansi kurang dari 0,05 jadi hubungan antara kualitas


(60)

website (website quality) dengan kualitas informasi (information quality) dinyatakan linear.

Tabel 4.24 Output Uji Linearitas Website Quality terhadap Information Quality

ANOVA

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig,

Between Groups

(Combined) 28,916 25 1,157 7,785 ,000

Linear Term

Weighted

25,138 1 25,138 169,20

9 ,000

Deviation 3,777 24 ,157 1,059 ,406

Within Groups 12,479 84 ,149

Total 41,395 109

4.7 Analisis Regresi Linear Berganda

Proses menghitung regresi linear berganda ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS dan output dari perhitungan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 4.25 Output RegressionVariables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Information Quality X2,

Service Quality X1b , Enter

a, Dependent Variable: Website Quality Y b, All requested variables entered,

Hasil pada tabel 4.25 menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan dan yang dikeluarkan dari model. Dalam hal ini semua variabel dimasukkan dan metode yang digunakan adalah Enter.


(61)

Tabel 4.26 Output Regression Model Summaryb

Nilai Durbin-Watson (DW) pada tabel summary digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikoliearitas. Aturan keputusannya adalah jika nilai DW lebih kecil dari minus dua (-2), maka dapat diartikan gejala autokorelasi positif. Jika nilai DW lebih besar dari dua (2), maka dapat diartikan terjadi gejala multikolinearitas negatif sedangkan jika nilai DW berada diantara minus dua (-2) sampai dua (+2), maka dapat diartikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dari tabel terlihat bahwa nilai DW adalah 1,650 yang berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Tabel 4.27 Output Regression ANOVA

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig,

1 Regression 25,141 2 12,571 82,756 ,000b

Residual 16,253 107 ,152

Total 41,395 109

a, Dependent Variable: Website Quality Y

b, Predictors: (Constant), Information Quality X2, Service Quality X1

Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F memperlihatkan nilai F hitung sebesar 82,756, dengan Sig adalah 0,00. Jika signifikansi kurang dari

Model R

R Square Adjusted R Square Std, Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig, F Change

1 ,779a ,607 ,600 ,38975 ,607 82,756 2 107 ,000 1,650

a, Predictors: (Constant), Information Quality X2, Service Quality X1 b, Dependent Variable: Website Quality Y


(62)

0,05 maka ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Pada tabel 4.28 menjelaskan tentang uji t yaitu uji secara parsial, sedangkan signifikansi mengukur tingkat signifikansi dari uji t, ukurannya jika signifikansi kurang dari 0,05 maka ada pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dilihat pada tabel diatas bahwa untuk

service quality (X1) nilai Sig sebesar 0,887 yang artinya menerima H0 yang berarti

variabel service quality (X1) tidak signifikan secara statistik. Sedangkan untuk variabel information quality (X2) nilai Sig sebesar 0,000 yang artinya signifikan.

Tabel 4.28 Output Regression Coefficientsa

Persamaan analisis regresi linear berganda menggunakan persamaan 2.1. Pengujian yang dilakukan pada analisis regresi linear berganda yaitu uji F dan uji t. Langkah analisis regresi dan prosedur pengujiannya sebagai berikut:

1. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari hasil tabel 4.26 Model

Summary dapat diketahui nilai R2 (Adjusted R Square) adalah 0,607. Jadi Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig,

Correlations

Collinearity Statistics

B

Std,

Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) ,687 ,306 2,243 ,027

Service

Quality X1 -,017 ,120 -,013 -,143 ,887 ,572 -,014 -,009 ,451 2,217

Information

Quality X2 ,844 ,096 ,789 8,745 ,000 ,779 ,646 ,530 ,451 2,217


(1)

4.1 Nilai konstanta (a) = 0,687 artinya apabila kualitas layanan (service quality), kualitas informasi (information quality) nilainya 0, maka tingkat kualitas website (website quality) nilainya positif sebesar 0,687.

4.2 Nilai koefisien regresi variabel information quality (b2) = 0,844. Artinya jika tingkat nilai information quality ditingkatkan 0,1 satuan, maka tingkat website quality akan meningkat sebesar 0,844 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.

4.8 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kualitas Website

Berdasarkan tabel 4.28 kualitas layanan (service quality) dengan koefisien sebesar -0,017 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas website (website quality). Hal ini terbukti dari nilai thitung = -0,143 yang lebih kecil dari ttabel = 1,982 atau nilai sig = 0,887 yang lebih besar dari α = 0,05. Hasil ini menjelaskan bahwa kualitas sebuah website tidak dipengaruhi oleh kualitas layanan (service quality).

4.9 Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Kualitas Website

Berdasarkan tabel 4.28 kualitas informasi (information quality) dengan koefisien sebesar 0,844 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas website (website quality). Hal ini terbukti dari nilai thitung = 8,745 yang lebih besar dari ttabel = 1,982 atau nilai sig = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hasil ini menjelaskan bahwa kualitas sebuah website dipengaruhi oleh kualitas informasi (information quality).


(2)

62

4.10 Pembahasan

Berdasarkan hasil rekapan kuesioner yang diperoleh dari 110 responden menunjukkan bahwa dari ketiga variabel yaitu variabel kualitas layanan, kualitas informasi, dan kualitas website sebagian besar responden cenderung menjawab cukup setuju dan setuju pada seluruh peryataan. Hal ini diketahui dari frekuensi jawaban reponden dengan skor terbanyak pada skor 4 yaitu setuju dan skor 3 yaitu cukup setuju.

Berdasarkan hasil seluruh uji yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa variabel kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap variabel kualitas website. Hal ini hanya terjadi pada uji t dalam analisis regresi linear berganda. Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu pengisian kuesioner yang tidak konsisten sehingga jawaban menjadi bias, penyebaran kuesioner yang kurang luas karena hanya dilakukan di kota Surabaya, dan segmentasi responden yang hanya sebatas usia 18 hingga 30 tahun yang bekerja.

Variabel kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kualitas website. Dapat diartikan bahwa sebuat website yang berkualitas memiliki informasi yang detil, informasi yang tepat dan tidak berlebihan, format informasi harus sesuai, website perlu menawarkan sesuatu yang baru, informasi harus akurat, informasi yang diberikan harus relevan, dan website harus memberikan rasa aman dan percaya pada pengguna website. Website e-commerce yang terkadang mengalami gangguan, dan tampilannya tidak begitu menarik masih bisa dikatakan berkualitas asalkan harus memiliki informasi yang lengkap, akurat, detil, relevan, terpercaya, dan harus memberikan rasa aman kepada pelanggan agar menaikkan reputasi website e-commerce tersebut.


(3)

63 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website e-commerce menggunakan metode webqual menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel kualitas layanan (service quality) tidak berpengaruh terhadap kualitas website sebuah e-commerce. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan usia 18 hingga 30 tahun tidak terlalu mempermasalahkan layanan pada website, misalnya customer service, lama waktu pengiriman, dan tampilan website.

2. Variabel kualitas informasi (information quality) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas website sebuah e-commerce. Berdasarkan temuan penelitian pada Bab IV menunjukkan bahwa variabel kualitas informasi terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kualitas website (website quality). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebuat website e-commerce yang berkualitas adalah website yang memiliki informasi produk yang detil, lengkap, akurat, mudah dipercaya, dan memberikan rasa aman bagi pengguna untuk memberikan informasi pribadi agar menaikkan reputasi website e-commerce tersebut.

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:


(4)

64

1. Pengelola dan pemilik website e-commerce agar dapat lebih memperhatikan kualitas informasi pada website karena berpengaruh signifikan terhadap kualitas website. Kualitas informasi yang dapat ditingkatkan lebih baik lagi meliputi informasi produk yang lengkap dan detail, informasi yang dapat dipercaya, dan keamanan website dalam menyimpan data pribadi pengguna. Pengelola website e-commerce dapat menampilkan berbagai informasi mengenai ukuran, warna, detail produk, dan untuk mendapatkan kepercayaan bahwa website e-commerce tersebut terpercaya keamanannya, dapat menggunakan layanan berbayar seperti Cash On Delivery (COD) atau bayar saat barang telah sampai.

2. Diusulkan agar penelitian selanjutnya menitik beratkan observasi pada transaksi diatas Rp 1.000.000. Saran berikutnya adalah pengelompokan website e-commerce yang lebih spesifik misalnya dikelompokkan berdasarkan jenisnya seperti B2C dan C2C. Dengan demikian hasil penelitian berikutnya dapat menguraikan fenomena dan temuan yang lebih beragam.


(5)

Al-Hakim, L. 2007. Information Quality Management: Theory and Applications. Hershey: Idea Group Publishing.

Aprilian. 2015. E-commerce, Potensi Bisnis Masyarakat Indonesia,

(http://jakartagreater.com/e-commerce-potensi-bisnis-masyarakat-indonesia, diakses pada 26 Februari 2016).

Arief, Mohammad. 2010. Analisis Kompetensi Literatur. Jakarta: Universitas Indonesia.

Barnes, S., dan Vidgen, R. 2003. Measuring Web Site Quality Improvements: A Case Study of the Forum on Strategic Management Knowledge Exchange. Industrial Management & Data Systems.

Chaudhury, Abijit dan Kuilboer, Jean-Pierre. 2002. E-Business and E-Commerce Infrastructure. McGraw-Hill: ISBN 0-07-247875-6.

Damek, Tom. 2015. E-commerce is the Biggest Trend of Our Time – Getting Job Done. Jakarta.

Kerlinger, F.N. dan Lee, H.B. 2006. Foundation of behavioral Research (Edisi Terjemahan). New York: Hartcourt College Publisher.

Laudon, Kenneth C dan Laudon, Jane P. 1998. Computer and information System, Edisi ke-5. New Jersey : Times Mirror Higher Education Group.

Marius, Parlindungan dan Anggoro, Sapto. 2015. Profil Pengguna Internet 2014. Puskakom U. Jakarta : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Mitra, Wyndo. 2014. Data Statistik Mengenai Pertumbuhan Pangsa Pasar

E-Commerce di Indonesia Saat Ini, (http://startupbisnis.com/data-statistik-mengenai-pertumbuhan-pangsa-pasar-e-commerce-di-indonesia-saat-ini, diakses 3 April 2016).

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja. Rosdakarya.

Qudratullah, Mohammad Farhan. 2013. Analisis Regresi Terapan : Teori, Contoh Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI.

Ratna, Kutha Nyoman. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(6)

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business: A Skill Building Aproach. New York : John Wiley and Sons, Inc

Statistik, Konsultan. 2009. Uji Asumsi Klasik,

(http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/uji-asumsi-klasik.html, diakses pada 11 Juli 2016).

Sugiyono, 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 1. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AlfaBeta

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta : ANDI. Webb, Harold W. dan Webb, Linda A. 2004. SiteQual: An Integrated Measure of