yang dapat merepresentasikan simbol-simbol dari novel. Kedua analisis di atas semuanya dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan tahapan cerita di dalam novel,
dan pada analisis akhir dari langkah pertama ini adalah menganalisis tokoh-tokoh yang muncul dan berpengaruh dalam penceritaan.
Langkah kedua adalah menginterpretasi simbol-simbol yang sering muncul di dalam novel, pada tahapan ini penulis menginterpretasikan 11 simbol.
Langkah ketiga adalah membuat analisis relasi antara prolog novel dan cerita Santiago. Langkah keempat adalah membuat analisis relasi antar simbol, yang
kemudian diakhiri dengan langkah kelima yaitu menentukan amanat yang ingin disampaikan oleh novel kepada pembaca.
Teori Semiotika kombinasi Eco, Peirce dan Saussure serta penokohan digunakan untuk menunjang analisis penelitian novel tersebut.
1.5 Landasan Teori
Mengawali analisis novel The Alchemist ini, penulis menggunakan Teori Semiotika kombinasi dari Eco, Peirce, dan Saussure. Teori ini digunakan penulis
untuk membedah unsur-unsur intrinsik, ekstrinsik dan juga simbol-simbol yang terdapat di dalam novel tersebut.
Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan
proses yang berlaku bagi pengguna tanda van Zoest, 1993:1. Tanda-tanda yang ada bisa berupa apapun yang ada di dalam kehidupan manusia, karena tanda
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lainNurgiyantoro, 2005:40.
Kombinasi ketiganya menurut penulis memudahkan dan mempercepat proses klasifikasi kumpulan tanda-tanda tersebut. Setelah diklasifikasikan, tanda-
tanda tersebut di interpretasi untuk menghasilkan pemahaman terhadap teks novel. Kombinasi tersebut di atas merupakan rujukan dari teori semiotik yang penulis
temukan pada Jurnal Sastra vol. 29 yang dituliskan oleh L.Wardoyo 2005:10. Dari analisis yang ia lakukan, penulis menemukan langkah paling singkat untuk
proses klasifikasi tanda. Meskipun objek kajian teks sastranya berbeda, menurut Wardoyo, kombinasi teori tersebut tetap dapat digunakan. Kombinasi teori
semiotik dari Eco, Peirce dan Saussure dalam penelitian Wardoyo meliputi tiga hal, yaitu skema naratif dasar satuan sekuen, analisis jenis sign, dan hubungan
sintagmatik paradigmatik dalam oposisi biner 2005; 10. Analisis selanjutnya yang penulis gunakan adalah Penokohan. Pada tahap
ini setiap tokoh yang berpengaruh pada cerita novel akan dieksplorasi, sehingga lebih mudah untuk dipahami dan juga lebih mendetail. Istilah tokoh menunjuk
pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan memiliki arti yang lebih luas, sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan,
dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca Nurgiyantoro,
2005:165-166. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan tokoh yang hidup secara wajar, dalam artian
memiliki fisik utuh, dan juga memiliki pikiran serta perasaan. Seringkali
keberadaan para tokoh dalam novel juga digunakan sebagai penyampai pesan dari pengarang kepada pembaca.
1.6 Sistematika Penulisan