Penipisan Kulit Perkamen

1. Penipisan Kulit Perkamen

Kulit binatang memiliki ketebalan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu ditipiskan sesuai dengan tujuan penggu-naannya. Barang-barang yang kecil membutuhkan kulit yang tipis sampai sedang, kulit yang tebal digunakan dalam pembuatan barang yang berukuran besar dan lebar. Dalam nenipisan kulit, hingga kini belum ada ukuran yang pasti (standar). Tebal tipisnya kulit sangat relatif Kulit binatang memiliki ketebalan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu ditipiskan sesuai dengan tujuan penggu-naannya. Barang-barang yang kecil membutuhkan kulit yang tipis sampai sedang, kulit yang tebal digunakan dalam pembuatan barang yang berukuran besar dan lebar. Dalam nenipisan kulit, hingga kini belum ada ukuran yang pasti (standar). Tebal tipisnya kulit sangat relatif

Setelah kulit menjadi lunak, kemudian direntangkan pada pementangan, dan diikat dengan tali. Dalam proses penipisan kulit, tidak digunakan besi (kawat) yang berbentuk huruf S sebagai pengait antara kulit dengan tat dalam pementangan, karena dapat mengganggu peralatan yang digunakan dalam penipisan kulit. Setelah selesai dipentangkan, kulit dikeringkan dif tempat yang teduh. Bila kulit telah kering secara merata, dimulailah penipisan kulit yang lazim disebut dengan dikerok. Dengan menggunakan pisau atau pethel, kulit pada bagian daging dikurangi ketebalannya sedikit demit sedikit. Torehan pisau hanya satu arah dari atas ke bawah dan akan mengi silkan total (limbah kulit seperti serutan kayu) yang sering disebut pull dengan kawul. Kulit bagian dalam ini, lebih banyak dikurangi agar diperoleh kulit yang berkualitas. Kemudian, dilanjutkan dengan penipisan pada bagian kulit luar yang berbulu. Kuiit bagian ini, pengurangan dilakukan sedikil saja, karena bila pada bagian ini dilakukan pengurangan yang banyak, kulit perkamen yang dihasilkan akan menjadi getas (mudah patah/putus) bila dilipat. Bila perlu, pada bagian ini hanya dihilangkan bulu-bulunya sajadai dibersihksn, sehingga kulit masih utuh.

Setelah kulit ditipiskan, kemudian sisa-sisa kerokan dibersihkan de- ngan air dan bagian yang dikerok dihaluskan dengan ampelas (kertas gosok), Selanjutnya, dijemur di panas sinar matahari hingga kering secara meratt Kegiatan akhir dari proses penipisan kulit ini adalah pengambilan kulit.

Laipan adalah jenis kulit binatang Kerbau atau sapi dan lainma, yang diperoleh bukan dari tempat pemotongan hewan, melainkan dari masyarakat. Umumnya jenis kulit ini kualitasnya rendah, pengulitan yang Laipan adalah jenis kulit binatang Kerbau atau sapi dan lainma, yang diperoleh bukan dari tempat pemotongan hewan, melainkan dari masyarakat. Umumnya jenis kulit ini kualitasnya rendah, pengulitan yang

Dalam industri kulit modern, dikenal cara penipisan kulit dengan membelah kulii menjaui beberapa bagian, menggunakan mesin split. Kulit yang tebal dapat ditipiskan rnenjadi empat bagian, yaitu 1) grain side (bagian luar), 2) deep buff, 3) split, dan 4) slep. Deep buff, split, dan slep, ketiganya termasuk dalam flesh side (bagian dalam). Bagian kulit grain side, lebih baik dan lehih kuat daripada bagian flesh side (deep buff, slipt, dan slep). Namun, bila kiilit binatang itu digunakan sebagai kulit perkamen, penipisan "dengan splitting ini kurang baik. Sebab, jaringan kulit yang dibelah akan mengalami kerusakan, sehingga kondisi kulit menjadi kendur dan mudah melengkung (nglunthung). Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan kulit perkamen pada saat ini, penipisan kulit dllakukan secara manual tanpa pem-belahan.

Untuk memenuhi kebutuhan banan untuk seni, tidak hanya digunakan kulit dari binatang besar saja, tetapi juga kulit dari binatang kecil yang tipis

Gambar 18. Alat tradisional yang dipakai dalam proses penipisan kulit (kerok) yang terdiri dari pethcl dan kerokan (cawtik).

Gambar 19. Kulit perkamer setelah ditipiskan (dikerok) terdiri alas (A) kulit Sapi (lembu), (B) Kulit Kerbau, (C) Kulit Kambing.

Secara alami. Kegiatan pengolaha bahan bagi kulit jenis ini adala menghilangkanbulu-bulunya. Penj hilangan bulu ini di samping dap; dilakukan dengan dikerok, dapat pi la dilakukan dengan menggunaka air panas bersuhu ± 100°C, yang d sebut dengan njarangi. Penggunaa air panas ini dilakukan pada kul yang segar. Pada bagian bulu kul tersebut, sedikit demi sedikit dituangi air panas. Bulu yang terkena ai panas tersebut akan dengan muda ditanggalkan dengan cara dikerok dengan pisau. Bila kulit telah bersi dari bulu, kemudian dihaluskanda dijemur hingga kering. Ada cara lain untuk menanggalkan bulu binatanj yaitu dengan menggunakan air kapur.