Perekat Kulit Tersamak

2. Perekat Kulit Tersamak

Kualitas perekat kulit tersamak pada masa sekarang telah banyak meng-alami kemajuan, bahkan perusahaan perekat selalu berusaha untuk dapat memproduksi perekat yang memiliki daya guna yang tinggi. Umumnya, setiap perekat memiliki beberapa unsur atau parameter kualitas, misalnya daya lekat, kemudahan dalam pemakaian, tingkat elatisitas setelah kering, dan kedalaman kulit yang dapat ditembus. Oleh karena itu, dijumpai beberapa jenis perekat dengan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Ada banyak perekat (adhesive) kulit tersamak yang telah digunakan. Beberapa di antaranya adalah perekat pasta, perekat hewani,

1 lem karet (ter-masuk lateks). dan jenis semen atau lem ikan (fish glue) 1 ' .

3) Fulyvinyl A:,etat atau PVC yang dikenal dengan lem putih, sesungguhnya lazim digunakan untuk melekatk~n bahan kayu, rotan, bambu, dan bahan lain sejenis. Industri perkuli'an, khususnya inaustri kuiu mentah (perkamen) mulai memanfaatkan jenis perekat ini. Untuk memenuhi keperluan penyambungan maupun sebagai perekat pigmen dalam pewarnaan, mulai digunakan perekat PVA ini. Berkaitan dengan pewarnaan kulit perkamen, bila jenis perekat ini digunakan, warna tidak banyak terpengaruh, namun barang yang diwarna menjadi kurang kering (leribap), dan bila sedikit terlipat, maka wama akan terkelupas hingga dasar terlihat.

4) PT. Prasidha Adhikriya. Desain kerajinan Kulit, Petunjuk Keterampilan Industri Kerajinan Kulit. DireKtorat Pendid.kan Menengah Kejuruan, Proyek Peningkatan Pendidikan Kejuruan Non Teknis II, Jakarta. 1995. him. 136 - 137.

Jenis-jenis perekat tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Perekat pasta Jenis perekat pasta ini disebut pula sebagai pasta tukang sepatu. Perekat pasta ini bila digunakan untuk merekatkan kulit keras, misalnya kulit samak nabati, dapat diencerkan dengan penambahan air. Sikat merupakan alat bantu dalam penggunaan perekat pasta ini. Posisi pengolesan perekat adalah vertikal, sehingga dengan demikian bulu sikat akan dapat membantu proses penyerapan pasta ke dalam tenunan kulit. Bila kulit telah menyerap perekat pasta ini, maka akan mempermudah dalam pembentukan suatu barang.

transparan kekuning-kuningan dengan warna yang bervariasi. Jenis perekat ini sama dengan perekat tradisional yang disebut ancur otot atau ancur mutiara, hanya dalam pemakaiannya dibuat agak kental menyerupai jelly.

c. Solusi karet (lem karet) Solusi atau lem karet dibedakan menjadi dua macam, yaitu jenis viscous solution dan jenis lateks, yang dalam perdagangan keduanya mempunyai nama yang bervariasi.

/) Viscous solution Viscous solution diperoleh dengan melarutkan karet dalam campuran rninyak. Seperti lazimnya perekat karet pada umumnya, jenis perekat ini memiliki sifat lentur, namun daya resapnya rendah. Perekat ini digunakan dengan cara mengoleskannya pada kedua bagian yang akan disambung, yang sebelumnya telah dibersihkan dan dihaluskan. Disarankan, perekatan dila-kukan setelah bahan pengencernya menguap (lem mengering).

2) Lateks (latex) Latex merupakan getah karet yang dicampur dengan amoniak. Di pasaran, jenis perekat ini ditawarkan dengan nama-nama yang berimbuhan tex. Perekat lateks dapat diperoleh dalam berbagai tingkat kekentalan, se-makin kental lateks, semakin sukar untuk meresap. Dalam lateks, partikel karet tersuspensi dalam cairan, membentuk semacam emulsi. Setelah air-nya meresap ke dalam permukaan yang direkatkan, perekat seperti susu itu akan berubah menjadi semi transparan.

d. Perekat semen (lem ikon) Jenis perekat ini diperoleh dari gelatin ikan. Perekat ini memiliki ke- mampuan meresap yang paling tinggi di antara jenis perekat lain, dan bersifat keras serta lekat. Perekat ini digunakan untuk merekatkan kulit dengan bahan lain, terutama yang terletak di tempat sempit.

Di samping itu, terdapat pula jenis perekat kulit (bahan lainnya misal-nya logam) yang disebut epoxy, yang memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan lem ikan. Ada pula jenis perekat yang berbentuk pita (adhesive tape) yang beredar di pasaran. Jenis perekat pita ini lebih ekonomis karena murah, bersih, mudah diperoleh, dan cukup praktis dalam pengguna-annya.

ter-samak, selain diperlukan bahan utama yang berupa kulit, juga diperlukan bahan bantu atau pelengkap. Bahan bantu yang dimaksudkan dalam hal ini adalah suatu bahan yang berfungsi membantu memperbaiki penampilan se-hingga produk tersebut menjadi utuh (purna). Bahan bantu ini dapat berupa barang-barang penghias asesoris, barang yang berkaitan dengan konstruksi, dan lain sebagainya. Peran bahan bantu ini ada yang bersifat mutlak harus diadakan, karena bila tidak memakainya, produk akan tampak belum selesai, misalnya barang konstruksi yang turut membentuk dan memperkokoh produk tersebut. Namun, ada pula bahan bantu yang sekedar mempercantik atau sebagai bahan tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan daya tarik produk, misalnya barang- barang perhiasan dan kelengkapan lainnya. Bila dicermati, jenis bahan bantu dalam perkulitan dapat dibedakan menjadi dua kelompok berikut.

Bahan Bantu Produk Kulit Perkamen

Dalam produk-produk kulit perkamen yang sebagian besar masih berorientasi pada barang tradisional, misalnya wayang kulit, kipas kulit, dan barang sejenis, diperlukan berbagai bahan bantu, di antaranya sebagai berikut.