Tinjauan Kota Solo

2. Remaja Kota Solo

Telah banyak yang berubah seiring dengan perjalanan waktu yang membawa modernisasi ditengah masyarakat Solo. Tak ketinggalan Telah banyak yang berubah seiring dengan perjalanan waktu yang membawa modernisasi ditengah masyarakat Solo. Tak ketinggalan

Walaupun mengonsumsi internet, remaja di Kota Solo juga cukup aktif mengikuti berbagai komunitas yang dirasa cocok dengan hobi dan kepribadiannya, seperti komunitas motor, musik, punk, sepeda, fotografi dan lain sebagainya. Seperti halnya komunitas sepeda, bola, dan musik yang geliatnya cukup aktif di kota Solo, hal tersebut dapat disaksikan dengan adanya kegiatan bersepeda pada setiap bulannya, dan juga maraknya muda- mudi yang berseliweran di sekitaran stadion Manahan, manakala pertandingan bola Persis Solo digelar, dan juga berbagai komunitas yang ada setiap kegiatan car free day, pada minggu pagi. Komunitas-komunitas tersebut berfungsi sebagai tempat menampung aspirasi, kreatifitas, dan juga sebagai sarana pencarian jati diri mereka. Selain itu komunitas juga dapat menunjukan gaya hidup bahkan meningkatkan prestige seseorang.

Remaja kota Solo juga tidak bisa lepas dari fashion, mereka selalu update dengan teknologi dan gaya fashion terkini, baik remaja pria maupun wanita, mereka berlomba-lomba untuk tampil dengan gaya favoritnya, seperti dengan style casual, metal, hipster, pattern, hingga dandanan ala Korea.

maraknya distro-distro yang bermunculan di Kota Solo, bahkan setiap diselenggarakan pameran distro dan clothing festival lainnya, pameran tersebut selalu ramai dipenuhi oleh anak muda.

Selain itu, sarana rekreasi dan hiburan merupakan salah satu hal yang dibutuhkan oleh remaja di kota Solo. Selalu saja agenda kegiatan yang berlangsung di kota Solo selalu dipenuhi oleh muda-mudi yang datang, baik sekedar mengisi waktu luang, dan kebosanan, berkumpul dengan teman- temannya, atau bahkan hanya karena penasaran dengan acara tersebut. Bahkan tempat yang seharusnya bukan tempat nongkrong, bisa dalam sekejap menjadi tempat berkumpulnya para remaja untuk bersosialisasi,seperti halnya yang terjadi pada kawasan Bank Indonesia.

Remaja sekarang juga semakin terpengaruh budaya barat dan semakin melupakan identitasnya sebagai orang yang berkebudayaan timur dengan segala hal-hal baik dan indah yang terkandung didalamnya. Segala bentuk modernisasi dikonsumsi begitu saja tanpa adanya filterisasi. Kian hari semakin berkurang saja persentase remaja yang masih memperhatikan tata krama Jawa yang tercermin dari tutur kata dan perilaku mereka, banyak remaja yang gagap berbicara krama inggil untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Hal yang cukup ironis, di tengah perjuangan Pemkot Solo mengumandangkan jargon The Spirit of Java, remaja Kota Bengawan ini justru lebih akrab dengan budaya asing, ditunjukkan dalam kehidupan keseharian mereka.