Pengawasan dalam Peraturan Jabatan Notaris PJN.

52 tidak memihak atau bersikap netral kepada para pihak, dan diwajibkan bersikap hati-hati prudent dan memeriksa keabsahan dokumen, juga mampu menyentuh kebenaran formal. Karena kebenaran material berada pada para pihak dan produk hukum yang dibawa menghadap kepada Notaris.

3. Pengawasan Notaris Menurut Peraturan Jabatan Notaris PJ N dan Undang Undang Jabatan Notaris UUJN

a. Pengawasan dalam Peraturan Jabatan Notaris PJN.

Sebelum berlakunya Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Pengawasan terhadap Notaris diatur dalammacam-macam peraturan perundang undangan, antara lain dalam : 30 1. Pasal 32 juncto Pasal 54 Undang Undang Nomor 13 Tahun 1965 Tentang Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung. 2. Pasal 54 Undang Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum yang telah diubah berdasar Undang Undang Nomor 8 Tahun 2004. 3.Pasal 3 Ordonansi Buitengerechtelijke Verrichtingen, Lembaran Negara Tahun 1946 Nomor 135. 4. Pasal 140 Reglement Op de Rechtelijke Organisatie, S 1847 Nomor 23 juncto S 1848. 5. Pasal 96 Reglement Buitengewesten, S 1927 Nomor 227, dan 30 M ift achul M achun, M ajelis Pengaw as Suatu Instrumen Untuk M empertahankan Kehormatan M artabat Notaris, M akalah Pem bekalan Penyegaran, Ikatan Not aris Indonesia, Jakart a, 2009. 53 6. Bab IV Reglement op Het Notaris Ambt Peraturan Jabatan Notaris, S.1860 Nomor 3. Meskipun Peraturan ini tidak berlaku lagi, tetaplah menarik untuk dipelajari karena produk hukum ini banyak mengandung unsur positif yang berguna bagi pengembangan perundang undangan dibidang kenotariatan di masa yang akan datang. Bahkan Undang Undang Jabatan Notarispun isinya banyak terinspirasi oleh Peraturan Jabatan Notaris. Dalam Peraturan Jabatan Notaris, fungsi pengawasan didelegasikan kepada Pengadilan Negeri. Lingkup pengawasan yang diperintahkan Peraturan Jabatan Notaris meliputi area profesi pada saat Notaris menjalankan tugas pelayanannya sebagai pejabat umum di area pribadi saat tidak menjalankan tugas profesinya. Sebagaimana dikatakan dalam Pasal 50 Peraturan Jabatan Notaris : “mengabaikan keluhuran martabatnya atau melakukan kesalahan-kesalahan lain baik didalam maupun diluar menjalankan jabatannya sebagai Notaris”. Pasal tersebut sekaligus menerangkan bahwa pelanggaran Notaris bisa berakibat hukum : 1. Mengabaikan keluhuran dari martabat dan tugas jabatannya 2. Melakukan Pelanggaran terhadap peraturan umum 3. Melakukan kesalahan-kesalahan lain, baik di dalam maupun di luar menjalankan jabatannya sebagai Notaris. Kehidupan pribadinya Notaris juga diawasi namun hanya yang bersifat mencolok dan diketahui publik secara luas yang dipandang 54 merusak kepercayaan masyarakat. Contohnya, mabuk-mabukan, narkoba, penjudi, dan lain sebagainya. Setiap perbuatan baik yang ada dalam tugas jabatan Notaris maupun di luar tugas jabatan Notaris yang bertentangan dengan keluhuran martabat jabatan Notaris termasuk dalam p engawasan Pasal 50 Peraturan Jabatan Notaris.Contoh perbuatan yang bertentangan dengan keluhuran dan martabat jabatan Notaris antara lain : 1. Melakukan persaingan yang tidak jujur diantara sesama Notaris. 2. Mengadakan kerja sama dengan cara yang tidak diperkenankan dengan orang orang perantara, misalnya dengan memberikan komisi. 3. Menetapkan hohorarium yang lebih rendah dari yang berlaku umum dikalangan para Notaris setempat. Tujuan dari Pengawasan yang dilakukan oleh yang berwajib, yaitu badan-badan peradilan terhadap para Notaris, ialah agar para Notaris sebanyak mungkin memenuhi persyaratan-persyaratan itu, demi untuk pengamanan dari kepentingan masyarakat umum. 31

b. Pengawasan dalam Undang Undang Jabatan Notaris UUJN.