Majelis Pengawas Wilayah Kewenangan Majelis Pengawas Daerah

66 b. Memberitahukan kepada Majelis Pengawas Wilayah adanya dugaan unsur pidana yang ditemukan olehMajelis Pemeriksa Daerah atas laporan yang disampaikan Kepada Majelis Pengawas Daerah. c. Mencatat Izin cuti yang diberikan dalam sertifikat cuti. d. Menandatangani dan member paraf buku Daftar Akta dan Buku khusus yang dipergunakan untuk pengesahan tanda tangan surat dibawah tangan dan untuk membukukan surat di bawah tangan. e. Menerima dan menatausahakan Berita Acara Penyerahan Protokol. f. Menyampaikan kepada Majelis Pengawas Wilayah : 1. Laporan berkala setiap enam bulan sekali atau pada bulan Juli dan Januari. 2. Laporan isidentil setiap15 hari setelah pemberian izin cuti.

b. Majelis Pengawas Wilayah

Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah selain diatur dalam Undang Undang Jabatan Notaris, juga diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia NomorM.2.PR.08.10.Tahun 2004, dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.39- PW.07.10 Tahun 2004. Dalam Pasal 73 ayat 1 Undang Undang 67 Jabatan Notaris diatur mengenai wewenang Majelis Pengawas Daerah berkaitan dengan : a. Menyelenggarakan Sidang untuk memeriksa dan mengambil keputusan atas laporan masyarakat yang disampaikan melalui Majelis Pengawas Wilayah. b. Memanggil Notaris terlapor untuk dilakukan pemeriksaan atas laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a. c. Memberikan izin cuti lebih dari 6 enam bulan sampai 1 satu tahun. d. Memeriksa dan memutus atas keputusan Majelis Pengawas Daerah yang memberikan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis. e. Mengusulkan pemberian Sanksi terhadap Notaris kepada Majelis Pengawas Pusat berupa : 1. Pemberhentian sementara 3 tiga bulan sampai dengan 6 enam bulan, atau 2. Pemberhentian dengan tidak hormat. f. Membuat Berita Acara atas setiap keputusan penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksudpada huruf e dan huruf f. Wewenang Majelis Pengawas Wilayah, menurut Pasal 26 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.2.PR.08.10.Tahun 2004, berkaitan denganpemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas Wilayah, yaitu : 68 1. Majelis Pemeriksa Wilayah memeriksa dan memutus hasil pemeriksaan Majelis Pemeriksa Daerah. 2. Majelis Pemeriksa Wilayah mulai melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemeriksaan Majelis Pengawas Daerah dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari kalender sejak berkas diterima. 3. Majelis Pemeriksa Wilayah berwenang memenggil Pelapor dan Terlapor untuk di dengar keterangannya. 4. Putusan diucapkan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari kalender sejak berkas diterima. Dalam angka 2 butir 1 Keputusan Menteri Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.39-PW.07.10 Tahun 2004, menegaskan bahwa Majelis Pengawas Wilayah berwenang untuk menjatuhkan sanksi yang tersebut dalam pasal 73, 85 Undang Undang Jabatan Notaris dan Pasal 26 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.2.PR.08.10.Tahun 2004, kemudian angka 2 butir 2 Keputusan Menteri Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.39-PW.07.10 Tahun 2004, mengatur pula tentang kewenangan Majelis Pengawas Wilayah, yaitu : 1. Mengusulkan kepada Majelis Pengawas Pusat pemberian sanksi pemberhentian dengan hormat. 69 2. Memeriksa dan memutus keberatan atas putusan penolakan cuti oleh Majelis Pengawas Daerah. 3. Mencatat izin cuti yang diberikan dalam sertipikat cuti. 4. Melaporkan kepada Instansi yang berwenang adanya dugaan unsur pidana yag diberitahukan oleh Majelis Pengawas Daerah. Atas laporan tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Majelis Pengawas Wilayah hasilnya disampaikan kepada Majelis Pengawas Pusat.