a Tiga Dimensi
b Dua Dimensi
Gambar 2.3 Ilustrasi HPBW dan FNBW dalam tiga dimensi dan dua dimensi
2.1.3 Direktivitas
Direktivitas atau Keterarahan dari suatu antena dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas radiasi maksimum dengan intensitas radiasi dari
antena referensi isotropis. Keterarahan dari sumber non-isotropis adalah sama dengan perbandingan intensitas radiasi yang diberikan arahan lebih dari sebuah
sumber isotropis. Keterarahan pada antena secara umum dinyatakan dari
Persamaan 2.1[1]:
rad o
P U
D
max
4 log
10
2.1
Universitas Sumatera Utara
dengan : D
o
= directivity dB U
max
= intensitas radiasi maksimum watt P
rad
= daya radiasi total watt Nilai keterarahan sebuah antena dapat diketahui dari pola radiasi antena
tersebut, semakin sempit main lobe maka keterarahannya semakin baik dibanding main lobe yang lebih lebar.
2.1.4 Gain
Penguatangain pada sebuah antena ada dua jenis yaitu penguatan absolut absolute gain dan penguatan relatif relative gain. Penguatan absolut pada
sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan antara intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh
antena teradiasi secara isotropic. Intensitas radiasi yang berhubungan dengan daya yang diradiasikan secara isotropic sama dengan daya yang diterima oleh antena
P
in
dibagi dengan 4π. Penguatan absolut dapat dihitung dengan persamaan 2.2[1]:
2.2
2.1.5 Bandwidth
Bandwidth antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi antena dengan beberapa karakteristik sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Bandwidth
dapat dipertimbangkan sebagai range frekuensi, dibagian lain dijadikan sebagai frekuensi tengah dimana karakteristik antena bisa diterima menjadi nilai frekuensi
tengah. Untuk antena Broadband, bandwidth dinyatakan sebagai perbandingan frekuensi operasi atas upper dengan frekuensi bawah lower[1].
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Impedansi Input
Impedansi masukan didefenisikan sebagai impedansi yang diberikan oleh antena kepada rangkaian di luar pada suatu titik acuan tertentu. Saluran transmisi
penghubung yang dipasangkan ke antena akan melihat antena tersebut sebagai beban dengan impedansi beban sebesar Z
A
. Secara matematis, persamaan impedansi antena dapat dirumuskan seperti pada Persamaan 2.3[1] :
Z
A
= R
A
+ jX
A
2.3
dengan : Z
A
= impedansi antena Ω R
A
= resistansi antena Ω X
A
= reaktansi antena Ω
2.1.7 VSWR