Limbah produksi Lampu Tabung Fluorescent atau lebih dikenal dengan istilah lampu TL, Lampu Merkuri, prinsip kerja lampu merkuri hampir sama dengan prinsip Lampu Sodium Tekanan Rendah SOX termasuk dalam kelompok Lampu Sodium Tekana

15

d. Perubahan arus

Arus yang didapat dari sel surya adalah DC Direct Current atau arus searah, sehingga jika dipergunakan sebagai sumber listrik bagi rumah ataupun industri maka perlu diubah menjadi AC Alternating Current atau arus bolak – balik. Tidak hanya menambah kerumitan perangkat, tapi juga menyebabkan adanya energi yang hilang kurang lebih 4 hingga 12..

e. Limbah produksi

Permasalahan yang sangat sering dikemukakan adalah penggunaan Cadmium dalam Cadmium Telluride CdTe, yang merupakan salah satu senyawa berbahaya yang jika penanganannya tidak tepat justru akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Solusi yang baik adalah dengan adanya pengendalian tingkat emisi cadmium pada proses pembuatan sel surya maka jumlahnya dapat ditekan hingga mendekati nol.

2.3 Penerangan Jalan Umum

Penerangan Jalan Umum atau yang sering disingkat PJU adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkandipasang di kirikanan jalan dan atau di tengah di bagian median jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan. PJU dipasang di berbagai jenis atau kelas jalan, dimana kebutuhannya seperti tertera pada Tabel 2.6 disesuaikan. Adapun jeniskelas jalan tersebut adalah:  Jalan Trotoar Universitas Sumatera Utara 16 Jalan trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.  Jalan Lokal Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.  Jalan Kolektor Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata- rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.  Jalan Arteri Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.  Jalan Layang Jalan layang merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan karena konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit ataupun melalui kawasan rawa-rawa.  Jalan Terowongan Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung. Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan umumnya mobil atau kereta api maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda sebagai sebuah tembusan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Universitas Sumatera Utara 17  Jalan Simpang Susun Simpang susun adalah persimpangan tidak sebidang dimana dapat dilakukan perpindahan dari satu kaki persimpangan ke kaki lainnya melalui akses yang terhubung tidak sebidang Dan adapun fungsi penerangan jalan di kawasan perkotaan antara lain : a. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan; b. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan; c. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, khususnya pada malam hari; d. Mendukung keamanan lingkungan; e. Memberikan keindahan lingkungan jalan

2.3.1 Ketentuan Penempatan Penerangan Jalan

Dalam perencanaan instalasi penerangan jalan umum haruslah semestinya dengan standar dan ketentuan yang telah berlaku dan ditetapkan oleh suatu lembaga di daerah tersebut. Di Indonesia ketentuan dan standar ini dinamakan SNI Standar Nasional Indonesia.

a. Penempatan Lampu Penerangan Jalan

1 Penempatan lampu penerangan jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan : a. Kemerataan pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan Tabel 2.2 Tabel 2.2 Rasio Kemerataan Pencahayaan Lokasi penempatan Rasio maksimum Jalur lalu lintas : - di daerah permukiman - di daerah komersilpusat kota 6:1 3:1 Universitas Sumatera Utara 18 Jalur pejalan kaki : - di daerah permukiman - di daerah komersilpusat kota 10 : 1 4:1 Terowongan 4:1 Tempat-tempat peristirahatan rest area 6:1 Uniformity Ratio 3 : 1 berarti rata-rata nilai kuat peneranganluminansi adalah 3 tiga kali nilai kuat peneranganluminasi pada suatu titik dari penerangan minimum pada permukaanperkerasan jalan. b. Keselamatan dan keamanan bagi pengguna jalan c. Pencahayaan yang lebih tinggi di area tikungan atau persimpangan, dibanding pada bagian jalan yang lurus d. Arah dan petunjuk guide yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan kaki. 2 Sistem penempatan lampu jalan disarankan pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan Jenis jalan jembatan Sistem penempatan lampu yang digunakan Jalan arteri sistem menerus dan parsial Jalan kolektor sistem menerus dan parsial Jalan lokal sistem menerus dan parsial Persimpangan, simpang susun, ramp sistem menerus Jembatan sistem menerus Terowongan sistem menerus bergradasi pada ujung-ujung terowongan  Sistem Penempatan Menerus, adalah sistem penempatan lampu penerangan jalan yang meneruskontinyu di sepanjang jalanjembatan.  Sistem Penempatan Parsial setempat, adalah sistem penempatan lampu penerangan jalan pada suatu daerah - daerah tertentu atau pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan keperluannya. Universitas Sumatera Utara 19 3 Pada sistem penempatan parsial, lampu penerangan jalan harus memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatanpandangan pengendara, sehingga ketidaknyamanan terhadap efek pandangan silau dan silhoutte dapat dikurangi.  Pandangan Silau, terjadi ketika suatu cahaya terang masuk di dalam area pandangan pengendara bahkan jika cahaya tersebut datang secara tiba-tiba.  Pandangan Silhoutte, terjadi pada suatu kondisi dimana obvek yang gelap berada di latar belakang yang sangat terang. 4 Perencanaan dan penempatan lampu penerangan jalan dapat dilihat pada gambar l E H E L keterangan : H = tinggi tiang lampu L = lebar badan jalan, termasuk median jika ada E = jarak interval antar tiang lampu S 1 + S 2 = proyeksi kerucut cahaya lampu S 1 = jarak tiang lampu ke tepi kerebperkerasan S 2 = jarak dari tepi kerebperkerasan ke titik penyinaran terjauh l = sudut inklinasi pencahayaan Universitas Sumatera Utara 20 Gambar 2.3 Penempatan Lampu Penerangan 5 Penataanpengaturan letak lampu penerangan jalan diatur seperti pada Tabel 2.4., Gambar 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 Di daerah-daerah atau kondisi dimana median sangat lebar 10 meter atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak 4 lajur setiap arah perlu dipertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu penerangan jalan kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini, pemilihan penempatan lampu penerangan jalan direncanakan sendiri - sendiri untuk setiap arah lalu-lintas. Tabel 2.4 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan Tempat Penataan pengaturan letak Jalan satu arah - di kiri atau kanan jalan; - di kiri dan kanan jalan berselang-seling; - di kiri dan kanan jalan berhadapan; - di bagian tengah separator jalan. Jalan dua arah - di bagian tengah median jalan; - kombinasi antara di kiri dan kanan berhadapan dengan di bagian tengah median jalan; - katenasi di bagian tengah jalan dg sistem digantung Persimpangan - dapat dilakukan dengan menggunakan lampu menara dengan beberapa lampu, umumnya ditempatkan di pulau-pulau, di median jalan, diluar daerah persimpangan dalam RUMIJA ataupun dalam RUWASJA Gambar 2.4 Penempatan Lampu PJU di KiriKanan Jalan di Jalan Dua Arah Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.5 Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berselang- seling di Jalan Dua Arah Gambar 26 Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di Jalan Dua Arah Gambar 2.7 Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah

2.3.2 Ketentuan Kualitas Pencahayaan

Kualitas pencahayaan pada suatu jalan diukur berdasarkan metoda iluminansi atau luminansi. Kualitas pencahayaan normal menurut jenisklasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Kualitas Pencahayaan Normal Universitas Sumatera Utara 22 Jenis klasifikasi jalan Kuat pencahayaan Iluminansi Luminansi Batasan silau E rata- rata lux Kemerataan Uniformity L rata-rata cdm2 Kemerataan uniformity G TJ g1 VD VI Trotoar 1-4 0,10 0,10 0,40 0,50 4 20 Jalan lokal : - Primer - Sekunder 2-5 2-5 0,10 0,10 0,50 0,50 0,40 0,40 0,50 0,50 4 4 20 20 Jalan kolektor : - Primer - Sekunder 3-7 3-7 0,14 0,14 1,00 1,00 0,40 0,40 0,50 0,50 4-5 4-5 20 20 Jalan arteri : - Primer - Sekunder 11 - 20 11 - 20 0,14 - 0,20 0,14 - 0,20 1,50 1,50 0,40 0,40 0,50 - 0,70 0,50 - 0,70 5-6 5-6 10 - 20 10 - 20 Jalan arteri dengan akses kontrol, jalan bebas hambatan 15 - 20 0,14 - 0,20 1,50 0,40 0,50 - 0,70 5-6 10 - 20 Jalan layang, simpang susun, terowongan 20 - 25 0,20 2,00 0,40 0,70 6 10 keterangan : g1 = EminEmaks VD = LminLmaks VI = LminLrata-rata G = silau glare TJ = batas ambang kesilauan

2.3.3 Jenis dan Kualitas Lampu PJU

Berdasarkan jenisnya lampu PJU dibagi beberapa kelompok antara lain:

a. Lampu Tabung Fluorescent atau lebih dikenal dengan istilah lampu TL,

bekerja menggunakan merkuri dan gas argon, dimana merkuri akan berfungsi untuk menhasilkan radiasi ultraviolet. Sinar ultraviolet itu akan mebangkitkan phosphors yang kemudian akan bercampur mineral lain yang telah dilaburkan Universitas Sumatera Utara 23 pada sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan menimbulkan cahaya Sedangkan gas argon berfungsi untuk keperluan start..

b. Lampu Merkuri, prinsip kerja lampu merkuri hampir sama dengan prinsip

kerja lampu fluorescent, perbedaannya lampu merkuri bekerja pada faktor daya yang rendah, oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya lampu

c. Lampu Sodium Tekanan Rendah SOX termasuk dalam kelompok

lampu tabung, sehingga prinsip kerjanya pun hampir sama dengan yang lainnya. Hanya perbedaannya menggunakan campuran gas argon dan neon, dan logam murni sodium. Gas argon dan neon dimaksudkan untuk keperluan penyalaan awal, sedangkan logam sodium dimaksudkan untuk menghasilkan cahaya kuning.

d. Lampu Sodium Tekanan Tinggi SON, memiliki prinsip kerja yang sama

dengan SOX, hanya lampu ini tidak mampu distart dengan tegangan nominal 220 Volt, maka dibutuhkan tegangan tinggi dan frekuensi tinggi sesaat dan pelepasan elektron dalam tabung gas sampai mencapai temperatur kerja yang dibutuhkan membutuhkan waktu yang lama kira-kira 10 menit.

e. Lampu LED merupakan sejenis dioda semikonduktor istimewa, sehingga