Studi ekonomi meterisasi Penerangan jalan umum kota medan

(1)

TUGAS AKHIR

STUDI EKONOMI METERISASI

PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN

O

L

E

H

JOY SOPATER WASIYONO

NIM : 040402001

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STUDI EKONOMI METERISASI

PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN

Oleh :

Joy Sopater Wasiyono

NIM : 040402001

Disetujui oleh : Dosen Pembimbing,

Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si

NIP. 19540531 198601 1002

Diketahui oleh : Pelaksana Harian

Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,

Prof. Dr. Ir. Usman S. Baafai

NIP. 19461022 197302 1001

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

Lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Adanya LPJU diharapkan meningkatkan rasa aman masyarakat secara umum, meningkatkan keamanan pengguna jalan maupun penerangan lingkungan. Dengan demikian di lokasi LPJU akan timbul rasa damai, ceria, nyaman dan tenteram bagi kehidupan masyarakat. Di sisi lain juga akan timbul keindahan, semarak, prestise dan terang.

Masyarakat merasa perlu dan punya hak mendapatkan dan menikmati LPJU sebagai bentuk kompensasi membayar iuran LPJU dalam bentuk Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.

Penataan LPJU dengan cara meterisasi dapat menekan beban Pemerintah kota Medan atas tagihan LPJU per bulan bila dibandingkan dengan sistem multiguna yang diterapkan pada sebagian besar LPJU kota Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih Penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab karena kasih karunia dan anugerahNya , Penulis diberi kesempatan menjalani perkuliahan di Departemen Teknik Elektro USU, dan dimampukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini berjudul : “STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN”, yang disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departeman Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penulisan tugas akhir ini, Penulis tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini, Penulis berterima kasih kepada :

1. Papa dan Mama (Pdt. Gideon Wasiyono, S.Th & Nyonya Pdm. Nanau Br. Barus), serta kedua adikku, Natanael Wasiyono dan Kezia Frederika Wasiyono yang memberiku motivasi dan semangat, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku dosen pembimbing tugas akhir yang sangat baik, yang telah banyak memberikan ilmu, artikel-artikel serta waktunya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman S. Baafai selaku Pelaksanan Harian Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU yang telah memberi banyak masukan


(5)

dan koreksi serrta Bapak Rachmat Fauzi ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro FT USU.

4. Bapak Ir. Eddy Warman selaku dosen wali Penulis.

5. Seluruh staf pengajar/dosen dan staff Tata Usaha Departemen Teknik Elektro

6. Bapak Ir. Irhanda Manurung (Kepala Sub. Lampu Jalan dan Taman), Bapak Kadis, serta Bapak/Ibu Pegawai dalam lingkungan Dinas Pertamanan Kota Medan yang telah membantu Penulis dalam hal penyediaan data lampu jalan.

7. Seluruh teman-teman Youth GPdI Kristus Jawaban sebagai sahabat-sahabat yang mendorong Penulis agar tetap semangat, serta semua jemaat GPdI Kristus Jawaban.

8. Teman – teman ’04, dan ’05 yang namanya tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi dorongan semangat dan informasi kepada Penulis selama pengerjaan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya Penulis berharap bahwa tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2010

Penulis

Joy Sopater Wasiyono


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 2

1.3. Manfaat Penulisan ... 3

1.4. Batasan Masalah ... 3

1.5. Metode Penulisan ... 4

1.6. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK ... 6

2.1. FUNGSI PENERANGAN JALAN ... 6

2.2. DASAR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN ... 6

2.3. JENIS LAMPU PENERANGAN JALAN ... 7

2.4. KETENTUAN PENCAHAYAAN DAN PENEMPATAN... 10

. 2.4.1. Pencahayaan Pada Ruas Jalan ... 10

2.4.2. Rasio Kemerataan Pencahayaan ... 11


(7)

2.4.4. Penempatan Lampu Penerangan ... 12

2.4.5. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan ... 14

2.4.6. Penataan Letak Lampu Pada Perlintasan Kereta Api ... 16

2.4.7. Penataan Lampu Penerangan Terhadap Tanaman Jalan ... 19

2.5. PEMASANGAN RUMAH LAMPU PENERANGAN ... 20

2.5.1. Pemasangan Tanpa Tiang ... 20

2.5.2. Pemasangan Dengan Tiang ... 20

2.6. LAMPU SODIUM/NATRIUM TEKANAN TINGGI (SON) ... 23

2.7. INSTALASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN ... 25

2.8. ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) ... 26

2.9. KWH METER DAN PRINSIP KERJANYA ... 28

BAB III ATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM ... 33

3.1. SNI 7391:2008 ... 33

3.2. TARIF DASAR LISTRIK ... 33

3.3. PAJAK PENERANGAN JALAN ... 35

3.4. SISTEM MULTIGUNA VS SISTEM METERISASI (APP) ... 36

BAB IV ANALISA DATA ... 39

4.1. GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN ... 39

4.2. DATA JUMLAH TITIK LPJU DAN KONSUMSI DAYANYA DI 21 KECAMATAN KOTA MEDAN ... 42


(8)

4.3. ANALISIS REKENING PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN ... 44

4.3.1. Analisis Rekening LPJU Dengan Sistem Multiguna ... 44 4.3.2. Analisis Rekening LPJU Dengan Sistem APP (KWH Meter) 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1. Kesimpulan ... 57 5.2. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1 : Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2003 Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara tanggal 31 Desember 2002, Lampiran VI B dan IX B LAMPIRAN 2 : Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang

Pajak Daerah Kota Medan tanggal 23 Desember 2003, Pasal 30-36

LAMPIRAN 3 : Data Lampu Penerangan Jalan Umum, Lingkungan dan Jembatan di 21 Kecamatan Kota Medan


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Penempatan Lampu Penerangan ... 13

Gambar 2.2. Penempatan Lampu PJU di Kiri/Kanan Jalan di Jalan Dua Arah ... 15

Gambar 2.3. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berselang-seling di Jalan Dua Arah ... 15

Gambar 2.4. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di Jalan Dua Arah ... 16

Gambar 2.5. Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah ... 16

Gambar 2.6. Area Perlintasan Jalan Kereta Api Yang Perlu Penerangan... 17

Gambar 2.7. Penataan Dengan 6 Lampu... 17

Gambar 2.8. Penataan Alternatif Dengan 6 Lampu ... 17

Gambar 2.9. Penataan Dengan 4 Lampu... 18

Gambar 2.10. Penataan Alternatif Dengan 4 Lampu ... 18

Gambar 2.11. Penataan Dengan 2 Lampu... 18

Gambar 2.12. Penempatan Lampu Penerangan Terhadap Tanaman Jalan ... 19

Gambar 2.13. Bentuk Dan Konstruksi Lampu Tanpa Tiang ... 20

Gambar 2.14. Tipikal Tiang Lampu Lengan Tunggal ... 21

Gambar 2.15. Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda ... 22

Gambar 2.16. Tipikal Lampu Tegak Tanpa Lengan ... 23

Gambar 2.17.a. Lampu Sodium Tekanan Tinggi... 24


(10)

Gambar 2.18. Instalasi Lampu Penerangan Jalan Umum Kota Medan ... 25

Gambar 2.19. Diagram Satu Garis Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah ... 26

Gambar 2.20. KWH Meter Satu Fasa Analog dan Digital ... 27

Gambar 2.21. KWH Meter Tiga Fasa Analog dan Digital ... 27

Gambar 2.22. KWH Meter Tiga Fasa Dalam Panel Box ... 28

Gambar 2.23. Watt Jam Meter Elektromagnet Satu Fasa dan Hubungannya ... 29

Gambar 2.24. Konstruksi Watt Jam Meter ... 30

Gambar 2.25. Mekanik Meter Induksi Elektromekanik ... 30

Gambar 4.1. Peta Kota Medan ... 40


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut

Karakteristik dan Penggunaannya ... 8 Tabel 2.2. Kode Indek Perlindungan IP (Index Of Protection) ... 9-10 Tabel 2.3. Kualitas Pencahayaan Normal ... 11 Tabel 2.4. Rasio Kemerataan Pencahayaan ... 11 Tabel 2.5. Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan ... 12 Tabel 2.6. Jarak Antara Tiang Lampu Penerangan (E) Berdasarkan

Tipikal Distribusi dan Klasifikasi Lampu ... 14 Tabel 2.7. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan ... 15 Tabel 2.8. Tinggi Pemangkasan Pohon Terhadap Sudut Di Bawah

Cahaya Lampu ... 19 Tabel 3.1. Tarif Dasar Listrik Golongan P-3/TR dan Multiguna di Sumut ... 34 Tabel 3.2. Tarif Pajak Penerangan Jalan Kota Medan ... 35 Tabel 4.1. Jumlah Titik Lampu (SON) dan Konsumsi Daya PJU Kota

Medan ... 42 Tabel 4.2. Jumlah Titik Lampu (SON) Berdasarkan Daya (Watt) di Setiap

Kecamatan Kota Medan ... 43 Tabel 4.3. Konsumsi Daya Listrik PJU Kota Medan (Watt) ... 44 Tabel 4.4. Perbandingan Rekening LPJU Sistem Multiguna dengan Sistem


(12)

ABSTRAK

Lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Adanya LPJU diharapkan meningkatkan rasa aman masyarakat secara umum, meningkatkan keamanan pengguna jalan maupun penerangan lingkungan. Dengan demikian di lokasi LPJU akan timbul rasa damai, ceria, nyaman dan tenteram bagi kehidupan masyarakat. Di sisi lain juga akan timbul keindahan, semarak, prestise dan terang.

Masyarakat merasa perlu dan punya hak mendapatkan dan menikmati LPJU sebagai bentuk kompensasi membayar iuran LPJU dalam bentuk Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.

Penataan LPJU dengan cara meterisasi dapat menekan beban Pemerintah kota Medan atas tagihan LPJU per bulan bila dibandingkan dengan sistem multiguna yang diterapkan pada sebagian besar LPJU kota Medan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG (3, 5, 7)

Lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya LPJU diharapkan meningkatkan rasa aman masyarakat secara umum, meningkatkan keamanan pengguna jalan maupun penerangan lingkungan. Dengan demikian di lokasi LPJU akan timbul rasa damai, ceria, nyaman dan tentram bagi kehidupan masyarakat. Di sisi lain juga akan timbul keindahan, semarak, prestise dan terang.

Masyarakat merasa perlu dan punya hak mendapatkan dan menikmati LPJU sebagai bentuk kompensasi membayar iuran LPJU dalam bentuk Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan. Akibatnya, minat masyarakat kota Medan berswadaya memasang LPJU sangat tinggi, sehingga menimbulkan pertumbuhan LPJU yang sangat pesat dan tidak terbendung, sebagian besar tidak tberizin, dan pada umumnya tidak menggunakan lampu yang hemat energi dengan tingkat penerangan yang tinggi.

Perhitungan tagihan rekening listrik LPJU kota Medan ada dua cara. Pertama, LPJU yang menggunakan KWhmeter/Alat Pembatas dan Pengukur (APP), dihitung sesuai dengan watthour yang tercatat di APP. Kedua, dengan sistem langganan/multiguna. Kedua hal ini didasarkan atas Keputusan Presiden Republik


(14)

Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2003 Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Perusahaan Listrik Negara tanggal 31 Desember 2002, yang memang masih berlaku hingga sekarang.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 2 ayat (1) poin d mengamanatkan “Pembangunan ketenagalistrikan menganut asas optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi”. Dan Pasal 6 ayat (1) Sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal dari luar negeri harus dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebijakan energi nasional untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan. Sehingga menjadi jelas bahwa tenaga listrik yang ada harus digunakan secara optimal berdasarkan asas optimalisasi ekonomi.

Masalah yang terjadi adalah bahwa lampu jalan yang sudah dipasangi meter masih sedikit. Total kapasitas LPJU yang sudah memakai KWH meter masih sebesar 1.275.850 Watt. Selebihnya menerapkan sistem multiguna. Penataan LPJU dengan cara meterisasi dapat menekan beban Pemerintah atas tagihan LPJU per bulan bila dibandingkan dengan sistem multiguna yang diterapkan pada sebagian besar LPJU kota Medan.

1.2. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Memberikan gambaran tentang besar konsumsi energi listrik PJU di 21 kecamatan Kota Medan.


(15)

2. Membandingkan dari segi ekonomi, LPJU yang dimeterisasi dengan LPJU sistem multiguna.

3. Memberikan masukan-masukan tentang meterisasi PJU kota Medan

1.3. MANFAAT PENULISAN

1. Untuk memberikan gambaran tentang sistem penerangan jalan umum Kota Medan.

2. Skripsi ini juga sebagai masukan bagi pengelola PJU Kota Medan dan unsur-unsur yang terkait, mengenai perlunya meterisasi PJU kota Medan

1.4. BATASAN MASALAH

Agar tujuan penulisan tugas akhir ini terarah pada judul dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dibatasi pada :

1. Data yang dianalisa berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertamanan kota Medan yang terlampir pada Lampiran C, hanya sebatas lampu-lampu untuk penerangan jalan umum (jalan raya) dan tidak termasuk lampu-lampu yang digunakan untuk penerangan lingkungan (gang-gang kecil), lampu taman, lampu hias, lampu untuk reklame/iklan, lampu lalu lintas, lampu-lampu pada fasilitas umum (mis : stadion), lampu-lampu-lampu-lampu penerangan yang dipasang sendiri-sendiri oleh masyarakat, dan penerangan-penerangan jenis lain.


(16)

1.5. METODE PENULISAN

Dalam penyelesaian tugas akhir ini maka diterapkan beberapa metode studi diantaranya :

1. Studi Literatur, yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik Tugas Akhir ini, baik dari buku referensi, artikel, jurnal, internet dan lain-lain.

2. Studi Lapangan, yaitu dengan melakukan pengambilan data PJU Kota Medan dari Dinas Pertamanan Kota Medan.

3. Studi Bimbingan, yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik Tugas Akhir ini dengan Dosen Pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan dosen-dosen, dan teman-teman mahasiswa.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang : tujuan penulisan ; manfaat penulisan ; batasan masalah ; metode penulisan ; dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

Bab ini berisi tentang : fungsi penerangan jalan ; dasar perencanaan penerangan jalan ; jenis lampu penerangan jalan ;


(17)

ketentuan pencahayaan dan penempatan ; pemasangan rumah lampu penerangan ; lampu sodium/natrium tekanan tinggi (SON) ; instalasi lampu penerangan jalan umum kota Medan ; alat pengukur dan pembatas (APP) ; kwh meter dan prinsip kerjanya.

BAB III ATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM

Bab ini berisi tentang : SNI 7391:2008 ; tarif dasar listrik ; pajak penerangan jalan ; sistem multiguna vs sistem meterisasi (APP).

BAB IV ANALISA DATA

Bab ini berisi gambaran umum kota Medan ; data jumlah titik LPJU dan konsumsi dayanya di 21 kecamatan kota Medan ; analisis rekening penerangan jalan umum kota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(18)

BAB II

DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM

DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

(1, 2, 6, 8, 9, 10)

2.1. FUNGSI PENERANGAN JALAN (1)

Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai fungsi antara lain : 1. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan;

2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan;

2. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, khususnya pada malam hari;

4. Mendukung keamanan lingkungan; 5. Memberikan keindahan lingkungan jalan.

2.2. DASAR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN (1) 1) Perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini :

a) Volume lalu-lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dll;

b) Tipikal potongan melintang jalan, situasi (lay-out) jalan dan persimpangan jalan;

c) Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, dll;

d) Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan;


(19)

e) Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik;

f) Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-lain, agar perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis;

g) Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya;

h) Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.

2) Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan penerangan jalan antara lain sebagai berikut :

a) Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan;

b) Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan) tajam; c) Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir, dll; d) Jalan-jalan berpohon;

e) Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median;

f) Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (terowongan); g) Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinterferensi dengan jalannya.

2.3. JENIS LAMPU PENERANGAN JALAN (1)

1) Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan penggunaannya secara umum dapat dilihat dalam Tabel 2.1.


(20)

Tabel 2.1. Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut Karakteristik dan Penggunaannya

2) Rumah lampu penerangan (lantern) dapat diklasifikasikan menurut tingkat perlindungan terhadap debu/benda dan air. Hal ini dapat diindikasikan dengan istilah IP (Index of Protection) atau indek perlindungan, yang memiliki 2(dua)


(21)

angka, angka pertama menyatakan indek perlindungan terhadap debu/benda, dan angka kedua menyatakan indek perlindungan terhadap air. Sistem IP merupakan penggolongan yang lebih awal terhadap penggunaan peralatan yang tahan hujan dan sebagainya, dan ditandai dengan lambang. Semakin tinggi indek perlindungan (IP), semakin baik standar perlindungannya. Ringkasan pengkodean IP mengikuti Tabel 2.2. (A Manual of Road Lighting in Developing Countries). Pada umumnya, indek perlindungan (IP) yang sering dipakai untuk klasifikasi lampu penerangan adalah : IP 23, IP 24, IP 25, IP 54, IP 55, IP 64, IP 65, dan IP 66.


(22)

2.4. KETENTUAN PENCAHAYAAN DAN PENEMPATAN (1, 9) 2.4.1. Pencahayaan Pada Ruas Jalan (1)

Kualitas pencahayaan pada suatu jalan diukur berdasarkan metoda iluminansi atau luminansi. Meskipun demikian lebih mudah menggunakan metoda iluminansi, karena dapat diukur langsung di permukaan jalan dengan menggunakan alat pengukur kuat cahaya. Kualitas pencahayaan normal menurut jenis/klasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti pada Tabel 2.3.


(23)

Tabel 2.3. Kualitas Pencahayaan Normal

2.4.2. Rasio Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Ratio) (1)

Rasio maksimum antara kemerataan pencahayaan maksimum dan minimum menurut lokasi penempatan tertentu adalah seperti yang ditentukan pada Tabel 2.4.


(24)

2.4.3. Pemilihan Jenis dan Kualitas Lampu Penerangan (1)

Pemilihan jenis dan kualitas lampu penerangan jalan didasarkan pada : 1) Nilai efisiensi (Tabel 2.1. kolom 2);

2) Umur rencana;

3) Kekontrasan permukaan jalan dan obyek. 2.4.4. Penempatan Lampu Penerangan (1)

1) Penempatan lampu penerangan jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan :

a) Kemerataan pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan Tabel 2.4.; b) Keselamatan dan keamanan bagi pengguna jalan;

c) Pencahayaan yang lebih tinggi di area tikungan atau persimpangan, dibanding pada bagian jalan yang lurus;

d) Arah dan petunjuk (guide) yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan kaki. 2) Sistem penempatan lampu penerangan jalan disarankan pada Tabel 2.5.

3) Pada sistem penempatan parsial, lampu penerangan jalan harus memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatan pengendara, sehingga efek kesilauan dan ketidaknyamanan penglihatan dapat dikurangi.


(25)

4) Perencanaan dan penempatan lampu penerangan jalan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Penempatan Lampu Penerangan

5) Batasan penempatan lampu penerangan jalan tergantung dari tipe lampu, tinggi lampu, lebar jalan dan tingkat kemerataan pencahayaan dari lampu yang akan digunakan. Jarak antar lampu penerangan secara umum dapat mengikuti batasan seperti pada Tabel 2.6. (A Manual of Road Lighting in Developing Countries). Dalam tabel tersebut dipisahkan antara dua tipe rumah lampu. Rumah lampu (lantern) tipe A mempunyai penyebaran sorotan cahaya/sinar lebih luas, tipe ini adalah jenis lampu gas sodium bertekanan rendah, sedangkan tipe B mempunyai sorotan cahaya lebih ringan/kecil, terutama yang langsung ke jalan, yaitu jenis lampu gas merkuri atau sodium bertekanan tinggi.


(26)

2.4.5. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan (9)

Penataan/pengaturan letak lampu penerangan jalan diatur seperti pada Tabel 2.7., Gambar 2.2., 2.3, 2.4., 2.5.. Di daerah-daerah atau kondisi dimana median sangat lebar (> 10 meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap arah) perlu dipertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu penerangan jalan kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini, pemilihan penempatan lampu penerangan jalan direncanakan sendiri-sendiri untuk setiap arah lalu-lintas.

Tabel 2.6. Jarak Antar Tiang Lampu Penerangan (E) Berdasarkan Tipikal Distribusi Pencahayaan dan Klasifikasi Lampu


(27)

Tabel 2.7. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan

Gambar 2.2. Penempatan Lampu PJU di Kiri/Kanan Jalan di Jalan Dua Arah

Gambar 2.3. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berselang-seling di Jalan Dua Arah


(28)

Gambar 2.4. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di Jalan Dua Arah

Gambar 2.5. Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah 2.4.6. Penataan Letak Lampu Pada Perlintasan Kereta Api (1)

1) Penataan lampu penerangan jalan pada perlintasan kereta api (KA), apabila kereta api pada perlintasan tersebut beroperasi pada malam hari.

2) Persyaratan kuat pencahayaan yang ditetapkan pada suatu area perlintasan KA seperti pada Gambar 2.6.


(29)

Gambar 2.6. Area Perlintasan Jalan Kereta Api Yang Perlu Penerangan 3) Penataan dengan 6 lampu (Gambar 2.7.)

Gambar 2.7. Penataan Dengan 6 Lampu 4) Penataan alternatif dengan 6 lampu (Gambar 2.8.)


(30)

5) Penataan dengan 4 lampu (Gambar 2.9.)

Gambar 2.9. Penataan Dengan 4 Lampu 6) Penataan Alternatif dengan 4 lampu (Gambar 2.10.)

Gambar 2.10. Penataan Alternatif Dengan 4 Lampu 7) Penataan dengan 2 lampu (Gambar 2.11.)


(31)

2.4.7. Penataan Lampu Penerangan Terhadap Tanaman Jalan

Dalam penempatan lampu penerangan jalan harus dipertimbangkan terhadap tanaman jalan akan ditanam maupun yang telah ada, sehingga perlu adanya pemangkasan pohon dengan batasan seperti pada Gambar 2.12. dan Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Tinggi Pemangkasan Pohon Terhadap Sudut di Bawah Cahaya Lampu


(32)

2.5. PEMASANGAN RUMAH LAMPU PENERANGAN (1) 2.5.1. Pemasangan Tanpa Tiang (1)

Pemasangan rumah lampu tanpa tiang adalah lampu yang diletakkan pada dinding ataupun langit-langit suatu konstruksi, seperti di bawah konstruksi jembatan, di bawah konstruksi jalan layang atau di dinding maupun langit-langit terowongan, dll. Dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13. Bentuk dan Kontruksi Lampu Tanpa Tiang 2.5.2. Pemasangan Dengan Tiang (1)

1) Tiang lampu dengan lengan tunggal;

Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan jalan. Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan tunggal seperti diilustrasikan pada Gambar 2.14.


(33)

Gambar 2.14. Tipikal Tiang Lampu Lengan Tunggal 2) Tiang lampu dengan lengan ganda

Tiang lampu ini khusus diletakkan di bagian tengah/median jalan, dengan catatan jika kondisi jalan yang akan diterangi masih mampu dilayani oleh satu tiang. Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan ganda seperti diilustrasikan pada Gambar 2.15.


(34)

Gambar 2.15. Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda 3) Tiang lampu tegak tanpa lengan

Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang pada umumnya ditempatkan di persimpangan-persimpangan jalan ataupun tempat-tempat yang luas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.16. Jenis tiang lampu ini sangat tinggi, sehingga sistem penggantian/perbaikan lampu dilakukan di bawah dengan menurunkan dan menaikkan kembali lampu tersebut menggunakan kabel suspensi.


(35)

Gambar 2.16. Tipikal Lampu Tegak Tanpa Lengan

2.6. LAMPU SODIUM/NATRIUM TEKANAN TINGGI (SON) (2,10)

Lampu sodium tekanan tinggi (HPS/SON) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Lampu inilah yang digunakan pada sistem penerangan jalan umum kota Medan. Kelebihan dari lampu SON sehingga dipakai sebagai lampu untuk PJU adalah karena lampu ini memiliki spektrum kontinu ; reproduksi warnanya baik terutama dari kulit manusia yakni cahaya kuning dengan daya tembus kabut yang besar ; dan penerangan dengan lampu jenis ini


(36)

meningkatkan kecepatan penglihatan dan menghasilkan kontras yang besar. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Di dalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium – merkuri. Lampu HPS dan diagram alir energinya pada Gambar 2.17.a. dan 2.17.b.

Gambar 2.17.a. Lampu Sodium Tekanan Tinggi

Gambar 2.17b. Diagram Alir Energi Lampu Sodium Tekanan Tinggi

Ciri-ciri :


(37)

Lampu SON T 250 Watt

LINE N F

C

Trafo BSN 250 W

IGNITOR SN 58

 Indeks Perubahan Warna – 1 – 2

 Suhu Warna - Hangat

 Umur Lampu – 24.000 jam

 Pemanasan – 10 menit, pencapaian panas – dalam waktu 60 detik

 Mengandung 1-6 mg sodium dan 20mg merkuri

 Gas pengisinya adalah Xenon. Dengan meningkatkan jumlah gas akan menurunkan merkuri, namun membuat lampu jadi sulit dinyalakan.

 Arc tube (tabung pemacar cahaya) di dalam bola lampu mempunyai lapisan pendifusi untuk mengurangi silau.

2.7. INSTALASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN Instalasi lampu penerangan jalan umum di kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.18.


(38)

2.8. ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) (6)

Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai / pelanggan listrik (untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi), maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik.

APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada Gambar 2.19. berikut ini :

Gambar 2.19. Diagram Satu Garis Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah

Keterangan:

GD : Gardu Distribusi TR : Jaringan tegangan Rendah SLP : Sambungan Luar Pelayanan SMP : Sambungan Masuk Pelayanan APP : Alat Pengukur dan Pembatas PHB : Papan Hubung Bagi

SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah IP : Instalasi Pelanggan


(39)

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Sedangkan yang dimaksud dengan pembatasan adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung. Gambar 2.20., 2.21.,dan 2.22. berikut ini contoh gambar alat ukur KWH meter.

Gambar 2.20. KWH Meter Satu Fasa Analog dan Digital


(40)

Gambar 2.22. KWH Meter Tiga Fasa Dalam Panel Box

2.9. KWH METER DAN PRINSIP KERJANYA (8)

Watt jam meter merupakan alat ukur untuk mengukur energi listrik dalam orde KWH. Karena energi merupakan perkalian antara daya dengan waktu, maka watt jam meter membutuhkan kedua faktor ini. Pada prinsipnya, watt jam meter mempunyai kecepatan sebanding dengan daya yang melaluinya. Total putaran dalam suatu waktu sebanding dengan total energi, atau watt-jam, yang dikonsumsi selama waktu tersebut.

Alat ukur watt jam tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah bahwa di


(41)

semua tempat di manapun, perusahaan listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). Alat ini bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi.

Elemen alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada Gambar 2.23. dalam bentuk skema. Kumparan arus dihubungkan seri dengan jala-jala, dan kumparan tegangan dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian magnet. Sebuah piringan aluminium ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan menyebabkannya berputar.

Gambar 2.23. Watt Jam Meter Elektromagnet Satu Fasa dan Hubungannya Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (kWh, kilowatt jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan


(42)

melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal.

Redaman piringan diberikan oleh dua magnet permanen kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar, magnet-magnet permanen menginduksi arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi dengan medan magnet dari magnet-magnet permanen kecil dan meredam gerakan piringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.24.

Gambar 2.24. Konstruksi Watt Jam Meter Sebuah alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada Gambar 2.25.


(43)

Keterangan :

(1) Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel dengan beban (2) Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban

(3) Stator

(4) Piringan Aluminium Rotor (5) rotor brake magnets (6) spindle dengan worm gear

(7) Display dial : 1/10, 10,1000 , 1, 100 dan 10000. Dials berputar searah jarum jam Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt jam fasa banyak. Kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang sama seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt jam mempunyai rangkaian magnetik dan piringan tersendiri, tetapi semua piringan dijumlahkan secara mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi total tiga fasa yang dipakai.

Cakram aluminium dilengkapi dengan sebuah spindle yang mempunyai worm-gear untuk menggerakkan register. Register seri dengan dial yang berfungsi untuk merekam jumlah energi yang digunakan. Dial termasuk tipe cyclometer, yaitu sebuah display seperti odometer yang menampilkan setiap dial digit tunggal lewat jendela pada permukaan meter, atau tipe pointer dimana sebuah pointer menunjukkan setiap digit. Pointer biasanya berputar dalam arah berlawanan dengan mekanik ulir. Jumlah energi yang dipergunakan ditunjukkan oleh putaran cakram, dinotasikan dengan simbol KWh yang diberikan dalam unit watt jam per putaran. Dengan mengetahui nilai KWh, seorang pelanggan dapat menentukan konsumsi daya


(44)

yang dipergunakan dengan cara menghitung putaran cakram dengan stopwatch. Jika waktu yang dibutuhkan cakram dalam detik untuk menyelesaikan satu putaran adalah

t, dan daya dalam watt adalah P=3600xKWh/t. Contoh, jika KWh=7.2 dan satu putaran membutuhkan waktu 14.4 detik, maka dayanya adalah 1800 watts. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan konsumsi daya dari peralatan rumah tangga.

KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan tercantum x

putaran per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan putaran sebanyak x kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 1200 putaran per KWH maka harus ada 1200 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu KWH. Jumlah KWH itu secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik (TDL) ditambah dengan biaya

abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Sebagian besar meter listrik domestik masih dicatat secara manual, dengan cara perwakilan/utusan dari perusahaan listrik atau oleh pelanggan.


(45)

BAB III

ATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN

DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM

(1, 3, 4, 5, 12)

3.1. SNI 7391:2008 (1)

Standar penerangan jalan umum kawasan perkotaan telah diatur oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia dan telah dibuat menjadi Standard Nasional Indonesia (SNI) oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam bentuk SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan, dimana bagian-bagian pentingnya sudah dimuat pada Bab II.

3.2. TARIF DASAR LISTRIK (3, 12) Menimbang :

a. Bahwa dalam rangka mempertahankan kelangsungan penyediaan tenaga listrik baik di perkotaan, di pedesaan, maupun untuk mendorong kegiatan ekonomi dan peningkatan pelayanan kepada konsumen, perlu menetapkan kembali harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara, sehingga secara bertahap mencapai nilai keekonomian;

b. Bahwa dalam menetapkan harga jual tenaga listrik, Pemerintah mempertimbangkan keadilan, kemampuan daya beli masyarakat, biaya produksi dan efisiensi pengusahaan, skala pengusahaan dan interkoneksi sistem yang dipakai;


(46)

c. Bahwa dalam rangka menunjang perkembangan ekonomi yang berkelanjutan, subsidi kepada konsumen secara bertahap akan dikurangi;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, dipandang perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang Harga Jual Tenaga Listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara;

Maka Presiden Indonesia telah memutuskan dan menetapkan Harga Jual Tenaga Listrik tahun 2003 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 Tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2003 Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara, yang ditetapkan tanggal 31 Desember 2002, yang menjadi Tarif Dasar Listrik dan masih berlaku hingga sekarang.

Tarif yang berlaku di Sumatera Utara adalah tarif yang terdapat pada masing-masing golongan tarif untuk bulan Juli s.d. September yang dilampirkan pada Lampiran 1.

Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum (PJU) menggunakan kode P-3/TR, dan golongan tarif multiguna menggunakan kode M/TR/TM/TT. Tabel 3.1. merupakan Tarif Dasar Listrik di Sumatera Utara untuk golongan P-3/TR dan Multiguna

Tabel 3.1. Tarif Dasar Listrik Golongan P-3/TR dan Multiguna di Sumut Golongan Tarif Batas Daya Biaya Beban

(Rp./kVA/bulan)

Biaya Pemakaian (Rp./kWh)

P-3/TR - - 635


(47)

3.3. PAJAK PENERANGAN JALAN (5)

Pajak Penerangan Jalan kota Medan telah ditetapkan oleh Walikota Medan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Medan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tanggal 23 Desember 2003 Bab VI Pasal 30 – Pasal 36 yang dilampirkan pada Lampiran 2. Tabel 3.2. merupakan Tarif Pajak Penerangan Jalan sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 Pasal 34.

Tabel. 3.2. Tarif Pajak Penerangan Jalan Kota Medan Sumber Tenaga

Listrik

Kategori Pengguna

Batas Daya Tarif Pajak Berasal dari PLN Non Industri - 10 % Berasal dari PLN Industri 450 VA – 13,9 kVA 8 % Berasal dari PLN Industri 14 kVA – 24.999 kVA 4 % Berasal dari PLN Industri ≥ 25.000 kVA 1,5 % Berasal dari Non PLN Non Industri - 8 % Berasal dari Non PLN Industri 450 VA – 13,9 kVA 8 % Berasal dari Non PLN Industri 14 kVA – 24.999 kVA 4 % Berasal dari Non PLN Industri ≥ 25.000 kVA 1,5 %

Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai jual tenaga listrik. Besarnya Pokok Pajak Penerangan Jalan yang dihitung dengan cara mengalihkan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan. Pajak Penerangan Jalan rata-rata yang masuk ke Pemko Medan adalah sebesar 14 Milyar Rupiah setiap bulan.


(48)

3.4. SISTEM MULTIGUNA VS SISTEM METERISASI (APP) (3, 4)

Ada dua cara perhitungan tagihan rekening listrik untuk LPJU. Pertama, yang menggunakan KWHmeter (APP), dihitung sesuai dengan watthour yang tercatat di APP. Kedua, dengan sistem multiguna (langganan).

Sesuai Keppres Nomor 89 Tahun 2002, golongan tarif multiguna diperuntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif S, R, B, I dan P. Berikut beberapa ketentuan dari golongan tarif multiguna menurut Keppres Nomor 89 Tahun 2002 yang juga terlampir pada Lampiran 1.

1). Tarif ini diperuntukkan hanya bagi penggunaan tenaga listrik yang karena berbagai hal tidak dapat dicakup oleh ketentuan tarif baku sebagaimana tercantum dalam Lampiran II A dan II B, Lampiran III A dan III B, Lampiran IV A dan IV B, Lampiran V A dan V B, Lampiran VI A dan VI B, Lampiran VII A dan VII B, serta Lampiran VIII A dan VIII B Keputusan Presiden ini atau atas kesepakatan para pihak.

2). Tarif ini dapat diberlakukan untuk berbagai kegunaan diantaranya :

a. Tarif untuk dasar perhitungan harga ekspor-impor energi listrik antara Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara dengan pihak lain demi terciptanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan;

b. Tarif untuk dasar perhitungan harga atas energi listrik yang oleh pelanggan dikehendaki mempunyai sifat lebih dari yang baku atau yang telah disanggupi


(49)

oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara sebagai sifat baku baik dalam hal mutu, keandalan maupun pelayanan;

c. Tarif untuk dasar perhitungan harga atas energi listrik bagi pelanggan listrik Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara yang

bebannya dapat dan boleh diatur, dipotong, atau dikeluarkan dari sistem oleh Perusahaan Perseroaan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara sesuai kesepakatan bersama;

d. Tarif untuk dasar perhitungan harga bagi pihak yang ingin menginterkoneksikan sistem kelistrikan dengan sistem kelistrikan Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara, baik dengan aliran daya antar sistem maupun tanpa adanya aliran daya antar sistem;

e. Tarif untuk dasar perhitungan harga bagi pihak yang memerlukan energi listrik dari Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara secara musiman atau dengan pola beban tertentu yang disepakati bersama; f. Tarif untuk dasar perhitungan harga atas energi listrik yang oleh karena

sesuatu hal tidak dapat dikenakan menurut tarif baku sebagaimana tercantum dalam Lampiran II A dan II B, Lampiran III A dan III B, Lampiran IV A dan IV B, Lampiran V A dan V B, Lampiran VI A dan VI B, Lampiran VII A dan VII B, serta Lampiran VIII A dan VIII B Keputusan Presiden ini yang diantaranya adalah karena :

- bersifat sementara (jangka waktu pendek);

- tergantung kondisi sistem kelistrikan Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara (kemampuan);


(50)

- adanya peluang bisnis para pihak yang saling menguntungkan.

Pada sistem multiguna/langganan, tagihan rekening harus tetap dibayar sesuai Keppres Nomor 89 tahun 2002, sekalipun terjadi pemadaman.


(51)

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN (11)

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Peta kota Medan dan kecamatan-kecamatannya terdapat pada Gambar 4.1. dan 4.2. berikut ini.


(52)

(53)

(54)

4.2. DATA JUMLAH TITIK LPJU DAN KONSUMSI DAYANYA DI 21 KECAMATAN KOTA MEDAN

Tabel 4.1. berikut ini berisikan data jumlah titik lampu penerangan jalan umum dan lingkungan yang ada di 21 kecamatan di kota Medan. Data ini merupakan data bulan Februari 2009 yang diperoleh dari Dinas Pertamanan Kota Medan yang terlampir pada Lampiran 3.

Tabel 4.1. Jumlah Titik Lampu (SON) dan Konsumsi Daya PJU Kota Medan

Nama Kecamatan

Luas Wilayah (KM 2)

Jumlah Jalan

Jumlah Titik Lampu

Konsumsi Daya ( VA )

Medan Kota 7,99 76 2229 996150

Medan Denai 11,19 73 1381 447600

Medan Timur 5,33 176 3563 1244750

Medan Polonia 5,52 81 1584 693500

Medan Perjuangan 7,76 45 1035 349200

Medan Tembung 4,09 51 1243 352400

Medan Maimun 5,27 49 795 315000

Medan Tuntungan 20,68 70 2378 889800

Medan Johor 12,81 59 1977 784900

Medan Sunggal 2,98 58 1842 744900

Medan Selayang 9,01 47 1323 486000

Medan Baru 5,84 73 1748 680100

Medan Deli 20,84 60 1274 395450

Medan Helvetia 15,44 61 1623 597600

Medan Amplas 14,58 61 1628 568700

Medan Marelan 23,82 50 1344 398100

Medan Petisah 13,16 50 997 387800

Medan Labuhan 36,67 17 362 72400

Medan Belawan 26,25 36 440 98200

Medan Barat 6,82 85 1909 830500

Medan Area 9,05 53 1271 488600


(55)

Tabel 4.2. berisi jumlah titik lampu yang terpasang pada setiap kecamatan berdasarkan besaran dayanya.

Tabel 4.2. Jumlah Titik Lampu (SON) Berdasarkan Daya (Watt) di Setiap Kecamatan Kota Medan

Nama Kecamatan

Jumlah Titik Lampu SON Berdasarkan Daya (Watt)

70 100 125 150 220 250 400 1000

Medan Kota 170 297 15 603 0 1093 51 0

Medan Denai 268 545 0 362 185 19 2 0

Medan Timur 387 1433 33 815 205 655 35 0

Medan Polonia 185 425 42 193 17 532 190 0

Medan Perjuangan 144 417 0 473 0 1 0 0

Medan Tembung 247 660 0 251 30 49 6 0

Medan Maimun 133 152 0 59 0 445 6 0

Medan Tuntungan 633 356 10 697 0 682 0 0

Medan Johor 358 329 8 997 13 263 9 0

Medan Sunggal 241 346 0 1093 31 131 0 0

Medan Selayang 399 186 0 563 0 175 0 0

Medan Baru 210 448 20 797 40 216 17 0

Medan Deli 380 376 59 219 0 240 0 0

Medan Helvetia 273 455 0 681 0 205 9 0

Medan Amplas 326 530 0 385 0 364 23 0

Medan Marelan 138 775 0 302 0 129 0 0

Medan Petisah 414 40 0 232 4 262 42 3

Medan Labuhan 341 21 0 0 0 0 0 0

Medan Belawan 85 321 0 34 0 0 0 0

Medan Barat 441 199 4 524 29 574 138 0

Medan Area 88 360 62 334 157 264 6 0

TOTAL 5861 8671 253 9614 711 6299 534 3

Berdasarkan Tabel 4.1 & 4.2., maka Tabel 4.3. berikut adalah konsumsi daya listrik PJU Kota Medan dalam Watt, dengan asumsi bahwa semua lampu mengkonsumsi daya sebesar daya yang tertera pada labelnya.


(56)

Tabel 4.3. Konsumsi Daya Listrik PJU Kota Medan (Watt) Jenis Lampu SON Jumlah Lampu Daya (Watt)

70 W 5861 410.270

100 W 8671 867.100

125 W 253 31.625

150 W 9614 1.442.100

220 W 711 156.420

250 W 6299 1.574.750

400 W 534 213.600

1000 W 3 3.000

Total Daya (Watt) 4.698.865

4.3. ANALISIS REKENING PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN

Analisis biaya rekening penerangan jalan umum berikut ini adalah untuk memperkirakan perbandingan anggaran yang dikeluarkan oleh Pemko Medan untuk pembayaran rekening LPJU bila mempergunakan sistem multiguna dengan bila menggunakan APP (KWH meter).

4.3.1. Analisis Rekening LPJU Dengan Sistem Multiguna

Karena mengalami kesulitan dalam memperoleh data dan informasi yang pasti tentang posisi, total daya dan jumlah LPJU, baik LPJU dengan sistem multiguna maupun LPJU yang sudah dimeterisasi, kemudian karena keterbatasan waktu, dan kapasitas, maka perhitungan rekening LPJU sistem multiguna ini didasarkan pada asumsi bahwa :

1. Pada semua LPJU kota Medan diberlakukan sistem multiguna 2. Lampu yang digunakan jenis standar : SON


(57)

3. Lampu menyala 12 jam per hari, dan 30 hari dalam sebulan 4. Tarif Dasar Listrik untuk Multiguna Rp. 1380/kWh

1. Kecamatan Medan Kota

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 170) + (100 x 297) + (125 x 15) + (150 x 603) + (220 x 0) + (250 x 1093) + (400 x 51) + (1000 x 0)

= 427.575 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

574 . 427

= Rp. 212.419.260 2. Kecamatan Medan Denai

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 268) + (100 x 545) + (125 x 0) + (150 x 362) + (220 x 185) + (250 x 19) + (400 x 2) + (1000 x 0)

= 173.810 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

810 . 173

= Rp. 86.348.808

3. Kecamatan Medan Timur

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 387) + (100 x 1433) + (125 x 33) + (150 x 815) + (220 x 205) + (250 x 655) + (400 x 35) + (1000 x 0)

= 519.615 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

615 . 519


(58)

4. Kecamatan Medan Polonia

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 185) + (100 x 425) + (125 x 42) + (150 x 193) + (220 x 17) + (250 x 532) + (400 x 190) + (1000 x 0)

= 302.390 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari xRp.1.380/kWH

1000

30 12

390 . 302

= Rp. 150.227.352

5. Kecamatan Medan Perjuangan

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 144) + (100 x 417) + (125 x 0) + (150 x 473) + (220 x 0) + (250 x 1) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 122.980 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

980 . 122

= Rp. 61.096.464

6. Kecamatan Medan Tembung

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 247) + (100 x 660) + (125 x 0) + (150 x 251) + (220 x 30) + (250 x 49) + (400 x 6) + (1000 x 0)

= 142.190 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

190 . 142

= Rp. 70.639.992

7. Kecamatan Medan Maimun

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 133) + (100 x 152) + (125 x 0) + (150 x 59) + (220 x 0) + (250 x 445) + (400 x 6) + (1000 x 0)


(59)

= 147.010 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 010 . 147

= Rp. 73.034.568

8. Kecamatan Medan Tuntungan

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 633) + (100 x 356) + (125 x 10) + (150 x 697) + (220 x 0) + (250 x 682) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 356.210 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari xRp.1.380/kWH

1000 30 12 210 . 356

= Rp. 176.965.128

9. Kecamatan Medan Johor

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 358) + (100 x 329) + (125 x 8) + (150 x 997) + (220 x 13) + (250 x 263) + (400 x 9) + (1000 x 0)

= 280.720 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 720 . 280

= Rp. 139.461.696

10. Kecamatan Medan Sunggal

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 241) + (100 x 346) + (125 x 0) + (150 x 1093) + (220 x 31) + (250 x 131) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 254.990 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 990 . 254


(60)

11. Kecamatan Medan Selayang

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 399) + (100 x 186) + (125 x 0) + (150 x 563) + (220 x 0) + (250 x 175) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 174.730 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

730 . 174

= Rp. 86.805.864

12. Kecamatan Medan Baru

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 210) + (100 x 448) + (125 x 20) + (150 x 797) + (220 x 40) + (250 x 216) + (400 x 17) + (1000 x 0)

= 251.150 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

150 . 251

= Rp. 124.771.320

13. Kecamatan Medan Deli

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 380) + (100 x 376) + (125 x 59) + (150 x 219) + (220 x 0) + (250 x 240) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 164.425 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jamx hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

425 . 164

= Rp. 81.686.340

14. Kecamatan Medan Helvetia

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 273) + (100 x 455) + (125 x 0) + (150 x 681) + (220 x 0) + (250 x 205) + (400 x 9) + (1000 x 0)


(61)

= 221.610 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 610 . 221

= Rp. 110.095.848

15. Kecamatan Medan Amplas

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 326) + (100 x 530) + (125 x 0) + (150 x 385) + (220 x 0) + (250 x 364) + (400 x 23) + (1000 x 0)

= 235.570 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 570 . 235

= Rp. 116.136.936

16. Kecamatan Medan Marelan

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 1380 + (100 x 775) + (125 x 0) + (150 x 302) + (220 x 0) + (250 x 129) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 164.710 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 710 . 164

= Rp. 81.827.928

17. Kecamatan Medan Petisah

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 414) + (100 x 40) + (125 x 0) + (150 x 232) + (220 x 4) + (250 x 262) + (400 x 42) + (1000 x 3)

= 153.960 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000 30 12 960 . 153


(62)

18. Kecamatan Medan Labuhan

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 341) + (100 x 21) + (125 x 0) + (150 x 0) + (220 x 0) + (250 x 0) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 25.970 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

970 . 25

= Rp. 12.901.896

19. Kecamatan Medan Belawan

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 85) + (100 x 321) + (125 x 0) + (150 x 34) + (220 x 0) + (250 x 0) + (400 x 0) + (1000 x 0)

= 43.150 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

150 . 43

= Rp. 21.436.920

20. Kecamatan Medan Barat

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 441) + (100 x 199) + (125 x 4) + (150 x 524) + (220 x 29) + (250 x 574) + (400 x 138) + (1000 x 0)

= 334.950 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari xRp.1.380/kWH

1000

30 12

950 . 334

= Rp. 166.403.160

21. Kecamatan Medan Area

Konsumsi Daya (Watt) = (70 x 88) + (100 x 360) + (125 x 62) + (150 x 334) + (220 x 157) + (250 x 264) + (400 x 6) + (1000 x 0)


(63)

= 202.950 Watt

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.1.380/kWH

1000

30 12

950 . 202

= Rp. 100.825.560

Setelah dijumlahkan, maka total rekening LPJU 21 Kecamatan Kota Medan Dengan Sistem Multiguna dalam sebulan adalah sebesar Rp. 2.334.396.132

4.3.2. Analisis Rekening LPJU Dengan Sistem APP (KWH Meter)

Karena mengalami kesulitan dalam memperoleh data dan informasi yang pasti baik tentang posisi, total daya dan jumlah LPJU, baik LPJU dengan sistem multiguna maupun LPJU yang sudah dimeterisasi, maupun data tentang hidup atau padamnya LPJU di daerah tertentu dalam satu bulan, kemudian karena keterbatasan waktu dan kapasitas, maka perhitungan rekening LPJU sistem APP ini didasarkan pada asumsi bahwa :

1. Pada semua LPJU kota Medan diberlakukan sistem APP (KWH Meter) 2. Lampu yang digunakan jenis standar : SON

3. Lampu menyala 12 jam per hari, dan 30 hari dalam sebulan

4. Tarif Dasar Listrik untuk PJU (P-3/TR) sesuai dengan Keppres 39 Tahun 2003 adalah Rp. 635/kWh

1. Kecamatan Medan Kota

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jamx hari xRp.635/kWH

1000

30 12

574 . 427


(64)

2. Kecamatan Medan Denai

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 810 . 173

= Rp. 39.732.966

3. Kecamatan Medan Timur

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 615 . 519

= Rp. 118.783.989

4. Kecamatan Medan Polonia

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari xRp.635/kWH

1000 30 12 390 . 302

= Rp. 69.126.354

5. Kecamatan Medan Perjuangan

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 980 . 122

= Rp. 28.113.228

6. Kecamatan Medan Tembung

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 190 . 142

= Rp. 32.504.634

7. Kecamatan Medan Maimun

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 010 . 147


(65)

8. Kecamatan Medan Tuntungan

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari xRp.635/kWH

1000 30 12 210 . 356

= Rp. 81.429.606

9. Kecamatan Medan Johor

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 720 . 280

= Rp. 64.172.592

10. Kecamatan Medan Sunggal

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 990 . 254

= Rp. 58.290.714

11. Kecamatan Medan Selayang

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 730 . 174

= Rp. 39.943.278

12. Kecamatan Medan Baru

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 150 . 251

= Rp. 57.412.890

13. Kecamatan Medan Deli

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jamx hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 425 . 164


(66)

14. Kecamatan Medan Helvetia

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 610 . 221

= Rp. 50.660.046

15. Kecamatan Medan Amplas

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 570 . 235

= Rp. 53.439.822

16. Kecamatan Medan Marelan

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 710 . 164

= Rp. 37.652.706

17. Kecamatan Medan Petisah

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 960 . 153

= Rp. 35.195.256

18. Kecamatan Medan Labuhan

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 970 . 25

= Rp. 5.936.742

19. Kecamatan Medan Belawan

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000 30 12 150 . 43


(67)

20. Kecamatan Medan Barat

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari xRp.635/kWH

1000

30 12

950 . 334

= Rp. 76.569.570

21. Kecamatan Medan Area

Jumlah Rekening LPJU = Watt x jam x hari x Rp.635/kWH

1000

30 12

950 . 202

= Rp. 46.394.370

Setelah dijumlahkan, maka total rekening LPJU 21 Kecamatan Kota Medan Dengan Sistem APP dalam sebulan adalah sebesar Rp. 1.074.160.539

Berdasarkan perhitungan-perhitungan tersebut, maka Tabel 4.4. berikut ini berisikan perbandingan rekening LPJU sistem Multiguna dengan sistem APP (KWH meter).


(68)

Tabel. 4.4. Perbandingan Rekening LPJU Sistem Multiguna dengan Sistem APP (KWH Meter)

Nama Kecamatan Rekening Sistem Multiguna Per Bulan

Rekening Sistem APP Per Bulan

Medan Kota Rp. 212.419.260 Rp. 97.743.645

Medan Denai Rp. 86.348.808 Rp. 39.732.966

Medan Timur Rp. 258.144.732 Rp. 118.783.989

Medan Polonia Rp. 150.227.352 Rp. 69.126.354

Medan Perjuangan Rp. 61.096.464 Rp. 28.113.228

Medan Tembung Rp. 70.639.992 Rp. 32.504.634

Medan Maimun Rp. 73.034.568 Rp. 33.606.486

Medan Tuntungan Rp. 176.965.128 Rp. 81.429.606

Medan Johor Rp. 139.461.696 Rp. 64.172.592

Medan Sunggal Rp. 126.679.032 Rp. 58.290.714

Medan Selayang Rp. 86.805.864 Rp. 39.943.278

Medan Baru Rp. 124.771.320 Rp. 57.412.890

Medan Deli Rp. 81.686.340 Rp, 37.587.555

Medan Helvetia Rp. 110.095.848 Rp. 50.660.046

Medan Amplas Rp. 116.136.936 Rp. 53.439.822

Medan Marelan Rp. 81.827.928 Rp. 37.652.706

Medan Petisah Rp. 76.487.328 Rp. 35.195.256

Medan Labuhan Rp. 12.901.896 Rp. 5.936.742

Medan Belawan Rp. 21.436.920 Rp. 9.864.090

Medan Barat Rp. 166.403.160 Rp. 76.569.570

Medan Area Rp. 100.825.560 Rp. 46.394.370 TOTAL Rp. 2.334.396.132 Rp. 1.074.160.539


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan, masyarakat pengguna listrik yang berasal dari PLN kategori non industri dikenakan Pajak Penerangan Jalan sebesar 10 % dari rekening listrik bulanan, dan masyarakat pengguna listrik yang bukan berasal dari PLN kategori non industri sebesar 8 %. Sedangkan masyarakat pengguna listrik kategori industri baik PLN maupun non PLN dikenakan Pajak Penerangan Jalan bervariasi yakni 1,5 %, 4%, dan 8% tergantung kepada kelompok dayanya.

2. Berdasarkan Tarif Dasar Listrik yang diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 dan berdasarkan data yang telah diperoleh, dengan asumsi 12 jam nyala per hari, dan seluruh LPJU kota Medan diberlakukan sistem multiguna, maka perkiraan rekening bulanan LPJU kota Medan adalah Rp. 2.334.396.132

3. Berdasarkan Tarif Dasar Listrik yang diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 dan berdasarkan data yang telah diperoleh, dengan asumsi 12 jam nyala per hari, dan seluruh LPJU kota Medan diberlakukan sistem meterisasi (APP/KWH meter), maka perkiraan rekening bulanan LPJU kota Medan adalah Rp. 1.074.160.539


(70)

4. Bila dibandingkan antara sistem multiguna dengan sistem meterisasi, maka rekening LPJU sistem meterisasi lebih murah dibandingkan sistem multiguna.

5.2. SARAN

1. PLN hendaknya memenuhi permintaan pemasangan KWh meter pada LPJU yang selama ini diberlakukan sistem multiguna.

2. Bila PLN tidak dapat atau tidak bersedia untuk memenuhi permintaan meterisasi tersebut, maka Pemko Medan disarankan mengambil langkah inisiatif dengan memasang sendiri KWH meter pada LPJU yang ada di kota Medan, mengingat sistem meterisasi jauh lebih ekonomis dari pada sistem multiguna, dan anggaran yang dibutuhkan tidak terlalu besar dibandingkan dengan Pajak Penerangan Jalan yang diterima oleh Pemko Medan.

3. Pemko Medan hendaknya mulai memperhatikan daerah-daerah yang belum merata disinari oleh LPJU, dan juga mulai bekerja keras untuk memperbaiki sistem dan material LJPU yang rusak.

4. Perhitungan yang lebih mendetail dapat dilakukan untuk menghitung besar energi yang dikonsumsi oleh kota Medan untuk penerangan, baik jalan umum, jalan lingkungan, penerangan taman, lampu hias, lampu untuk

reklame/iklan, lampu lalu lintas, dan lampu-lampu pada fasilitas umum. 5. Disarankan agar LPJU mempunyai saluran yang berbeda dengan saluran

pelanggan PLN yang lain, sehingga apabila harus terjadi pemadaman, maka lampu jalan dapat tetap menyala. Dengan demikian resiko tindak kejahatan di malam hari dapat dikurangi.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standardisasi Nasional. SNI 7391:2008 : Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan.

2. Harten, P. van & Setiawan, E. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat II. Bandung : Penerbit Bina Cipta. hlm 61-66.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2003 Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara tanggal 31 Desember 2002.

4. Nugroho, Agung. 2008. Efisiensi Perancangan Meterisasi Lampu Penerangan Jalan Umum Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Pdf. Tanggal download 08 Maret 2010.

5. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan tanggal 23 Desember 2003.

6. Sumardjati, Prih. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Jilid 1. Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. hlm 36-39.

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan tanggal 23 September 2009.

8. Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran. Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal


(72)

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. hlm 183- 187.

9. http://bappeda.kutaikartanegarakab.go.id/masterplan_penerangan_jalan_umum

kabupaten_kutai_kartanegara_2008. Bab IV. Rencana Pengembangan

Penerangan Jalan Umum. Pdf. Tanggal download 12 Juni 2009.

10.www.energyefficiencyasia.org. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia.Pdf ©UNEP. Tanggal download 02 Juni 2009. hlm 9-11

11. www.pemkomedan.go.id/home/selayang_pandang/informasi_umum.Tanggal

download 06 November 2009.


(73)

(74)

(75)

(76)

LAMPIRAN 2

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR : 12 TAHUN 2003

TENTANG

PAJAK DAERAH KOTA MEDAN Pasal 30

Dengan nama Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak kepada penggunaan tenaga listrik.

Pasal 31

(1) Objek pajak penerangan jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik dan PLN dan bukuan PLN

(2) Dikecualikan dari objek penerangan jalan adalah :

a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat–tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan Asing dan lembaga – lembaga Internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara.

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknik terkait.

d. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan oleh badan sosial untuk kegiatan yang bersifat sosial.

Pasal 32

(1) Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN atau tenaga listrik bukan PLN.

(2) Wajib pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atua badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik.

Pasal 33


(77)

(2) Nilai jual tenaga listrik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) ditetapkan : a. Dalam hal tenaga listrik berasal dari PLN dan bukan PLN dengan

pembayaran nilai jual tenaga listrik adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik / rekening listrik

b. Dalam hal kapasitas listrik berasal dari bukan PLN dengan tidak dipungut bayaran, nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia dan penggunaan listrik atau taksiran penggunaan listrik dan harga satuan listrik yang berlaku di Daerah.

(3) Harga satuan listrik sebagaimana dimaksudkan ayat 2 huruf b ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan berpedoman pada harga satuan listrik yang berlaku untuk PLN.

Pasal 34

Tarif Pajak penerangan jalan ditetapkan sebagai berikut :

a. Penggunaan tenaga listrik, yang berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 10 % (sepuluh perseratus)

b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri sebagai berikut : 1. Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d

13,9 KVA sebesar 8 % (delapan perseratus)

2. Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 VA s/d 24.999 KVA sebesar 4 % (empat perseratus)

3. Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA ke atas sebesar 1,5 % (satu koma lima persen)

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri ditetapkan 8 % (delapan perseratus).

d. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, untuk industri ditetapkan sebagai berikut :

1. Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d 13,9 KVA sebesar 8 % (delapan perseratus)

2. Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4 % (empat perseratus)


(78)

3. Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA ke atas sebesar 1,5 % (satu koma lima persen)

Pasal 35

Besarnya Pokok pajak penerangan jalan yang tertuang dihitung dengan cara mengalihkan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 34 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud pada pasal 33.

Pasal 36

(1) Pajak yang tertuang dipungut di dalam daerah tempat penggunaan tenaga listrik (2) Masa pajak penerangan jalan adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan

satu

(3) Pajak penerangan Jalan terutama masa pajak terjadi atau timbul pada saat diterbitkannya SKPD.


(79)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

1 Jl.Air Bersih 25 5000 2 Jl.Kemiri I 6 1200 3 Jl.Kemiri II 16 3200 4 Jl. Kemiri III 8 1600 5 Jl. Stadion Teladan 46 23000 6 Jl.S.M Raja 126 63000 7 Jl.Bahagia 17 8500 8 Jl.Pelajar 84 42000 9 Jl.Gedung Arca 8 1600 10 Jl.H.M Jhoni 49 24500

11 Jl.Senam 12 6000

12 Jl.Pimpong/Jl.Tangkis/Jl.Tenis/Jl.Pon III/Jl.Hoki 33 16500

11 2200

2 1000

14 Jl.Asrama 2 1000

15 Jl.Jati III 9 1800 16 Jl.Makamah 37 18500 17 Jl.Mesjid Raya 23 11500 18 Jl.Teladan 17 3400

33 6600

7 3500

1 200

5 1250

4 2000 21 Jl.Sempurna 2 1000 22 Jl.Saudara 25 12500 23 Jl.Laksana 25 12500 24 Jl.Amaliun 20 10000

25 Jl.Utama 8 4000

26 Jl.Puri 8 4000

27 Jl.Rahmadsyah/Japaris 14 7000 28 Jl.Sutrisno 18 9000 29 Jl.Sun Yat Sen 35 17500 10 2500 12 6000 31 Jl.Sakti Lubis 25 12500 32 Jl.Sutomo 80 40000 33 Jl.S.M Raja 66 33000 34 Jl.S.M Raja 76 38000 35 Jl.Rela Dan Gg.H.Baru 14 2800 36 Jl.Jaya I,Jl.Karya Bakti Dan Gg.Purnama 19 3800 37 Jl.Teladan Gg.Armada,Gg.Cahaya Dan Gg.Gemilang 11 2200 38 Jl.Turi Gg.Aman II 6 1200 39 Jl.Tapian Nauli 9 1800

Jl.S.M Raja Gg.Perhubungan,Gg.Supir Gg.Jati II Depan Mesjid Sending Islam

41 Jl.Turi Gg.UISUI 8 1600 42 Jl.S.M.Raja Gg.Pelangi 8 1600 66 33000 12 12000

44 Jl.Pelopor 4 2000

45 Jl.Pelangi 7 3500

46 Jl.Pencak,Pimpong,Bulu Tangkis,PonIII,Tenis,Hoki 35 7000 47 Jl.Teladan,Pelangi dsk 56 11200

48 Jl.Rela 7 1400

20

2600

NO NAMA JALAN JENIS LAMPU SON ( Watt )

19 Jl.Gandhi 30 Jl.Armada Jl.Dermawar 43 LAMPIRAN 3 40 13 Jl.S.M.Raja

DATA LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM, LINGKUNGAN DAN JEMBATAN DI 21 KECAMATAN KOTA MEDAN

KECAMATAN MEDAN KOTA


(80)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

49 Jl.Yos Rizal 23 4600 50 Jl.Satria Barat 8 1600

51 Jl.Turi 44 22000

52 Jl.Pandu 35 17500

53 Jl.Thamrin 118 59000

54 Jl.Salak 15 7500

55 Jl.Talaut 15 15000 15 7500 20 10000 80 40000 60 30000 58 Jl.Pemuda 24 12000 59 Jl.Brigjend Katamso 52 26000 60 Jl.Air Bersih 26 5200 61 Jl.Sempurna 49 24500

8 1600

48 24000 63 Jl.Pintu Air dsk 50 10000

64 Jl.Busi 24 12000

65 Jl.Bulan 12 6000

66 Jl.Bintang 16 8000 67 Jl.Merbabu 18 9000 68 Persimpangan Antara Jl.S.M Raja/H.M Joni 3 3000 69 Persimpangan Antara Jl.S.M Raja/Amaliun 6 6000 70 Jl.Thamrin 55 27500 71 Jl.Surabaya,Jl.Cirebon 27 13500 72 Jl.Semarang 26 13000 73 Jl.Surakarta,Jl.Bandung 25 12500 74 Jl.M.T Haryono 15 15000 75 Jl/Gg.Pertama 20 4000 76 Jl/Gg.Makmur 12 2400

170 297 15 603 0 1093 51 996150 Keterangan Cos φ LPJU

Lampu 70 Watt Cos φ 0,35 Lampu 100 Watt Cos φ 0,5 Lampu 125 Watt Cos φ 0,5 Lampu 150 Watt Cos φ 0,3 Lampu 220 Watt Cos φ 0,44 Lampu 250 Watt Cos φ 0,5 Lampu 400 Watt Cos φ 0,4

JUMLAH Jl.Saudara Jl.MT.Haryono 56 Jl.Sutomo 57 62


(1)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 1000 (VA)

1091 Jl.PWS 18 3600

1092 Jl.Rotan 6 3000

1093 Jl.Orion 11 5500

1094 Jl.Kirana 11 5500

1095 Jl.Biduk Baru 4 2000

1096 Jl.Biduk 8 4000

1097 Jl.Mangkara 8 4000

1098 Jl.Burjamhal 13 6500

1099 Jl.Petisah Baru 40 20000

1100 Jl.M.Idris/Sewindu 60 30000

Jl.Sei Besitang,Jl.Sei Bondong Kiri,Jl.Sei Batang Gadis dan Sei Seguti

1102 Jl.Sempurna,Jl.Sei Sibondong Kanan dan Jl.Rukun 22 4400

1103 Jl.Merbau,Jl.Dagan,Jl.RaZak dan Jl.Kruing 18 3600

1104 Jl.Candi Borobudur/Kebun Bunga Dalam 12 2400

Jl.Sei Baganpura,Jl.Sei Gajah Mada Baru, Jl.Sei Alian dan Jl. Situ Mandi

1106 Jl.Panci 16 3200

1107 Jl.Jangka 21 4200

1108 Jl.Merbabu,Jl Dagan,Jl.Razak dan Jl.Kruwing 18 3600

1109 Jl.Ceret 13 2600

1110 Jl.Burjamhal 13 6500

1111 Jl.Baja Raya 10 5000

1112 Jl.M.Idris/Sewindu 60 30000

1113 Jl.Pasundan 25 5000

1114 Jl.Jenggala,Jl.Muara Takus 23 4600

1115 Jl.Tengku Umar 8 1600

1116 Jembatan Jl.Perdana 20 4000

1117 Jembatan Jl.kebun Bunga 12 2400

1118 Jembatan Jl.Kapt.Maulana Lubis 12 2400

Persimpangan antara Jl.Imam Bonjol/Kapten Maulana Lubis

1120 Jembatan Jl.Zainal Arifin 20 4000

Persimpangan antara Jl.Imam Bonjol/ 2 2000

Palang Merah 4 4000

1122 Jl.Pengadilan 18 9000

1123 Jl.Candi Mendut 11 5500

1124 Jl.Kebun Bunga 24 12000

1125 Jl.Pagarruyung 5 2500

1126 Jl.Candi Ciara 9 4500

1127 Jl.Air Langga 9 4500

1128 Jl.Taruma 7 3500

1129 Jl.Candi Prambanan 9 1800

1130 Jl.Listrik 13 6500

1131 Jl.Gajah Mada 10 5000

1132 Jl.Zainal Arifin 20 10000

36 36000

36 18000

48 24000

44 22000

1134 Jl.Kertas 18 3600

1135 Jl.ArahKundo 14 2800

1136 Jl.Sei Alas 13 2600

1137 Jl.Bakau dan Punah 12 2400

1138 Jl.Agenda 17 3400

1139 Jl.Titi Papan Gg.Pemuda 24 4800

1140 Jl.Turi II Petisah 19 3800

1121

1133 Jl.Gatot Subroto

1119 3 6000

1101

1105

34

36

6800

7200

KECAMATAN MEDAN PETISAH


(2)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

1141 Perumahan Nusa Indah 30 6000

1142 Jl.Taut II 15 3000

1143 Jl.Sisi Toll Road 17 3400

1144 Jl.Sri Bulan 22 4400

1145 Jl.Rawi IX 14 2800

1146 Jl.Sri Bulan 22 4400

1147 Jl.Paya Bakung/Jl.Pulau Rinau 22 4400

1148 Jl.Alam Lr.Sekolah Lingk.VII 13 2600

1149 Jl.Bakti ABRI 29 5800

1150 Jl.Sekolah/Jl.Alam 14 2800

1151 Jl.Sisi Toll Linkg.VI 21 4200

1152 Jl.Yos Sudarso/Jl.Ramai 14 2800

1153 Jl.Kambes 21 4200

1154 Jl.Pancing III 15 3000

1155 Jl.Jemal Raya 51 10200

1156 Jl.Pancing II 21 4200

1157 Jl.Rawe II 21 4200

341 21 0 0 0 0 0 72400

Keterangan Cos φ LPJU Lampu 70 Watt Cos φ 0,35 Lampu 100 Watt Cos φ 0,5 Lampu 125 Watt Cos φ 0,5 Lampu 150 Watt Cos φ 0,3 Lampu 220 Watt Cos φ 0,44 Lampu 250 Watt Cos φ 0,5 Lampu 400 Watt Cos φ 0,4

JUMLAH

KECAMATAN MEDAN LABUHAN


(3)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

1158 Jl.Kampung Kolam 22 4400

1159 Jl.Ujung Tanjung 24 4800

1160 Lorong Kesenian,Lr.Sentosa,Lr.Harapan 19 3800

1161 Jl.Cilengka 6 1200

1162 Jl.Syukur 3 1500

1163 Jl.Serdang 14 7000

1164 Jl.Hanafiah 17 8500

1165 Jl.Bagan Deli/Toll 23 4600

1166 Jl.Pusara (sicanang) 40 8000

1167 Jl.Blok 13 (Sicanang) 24 4800

1168 Jl.Blok 20 (Sicanang) 18 3600

1169 Jl.Blok 15 (Sicanang) 20 4000

1170 Jl.Tambak (Sicanang) 21 4200

1171 JL.Bawal / Alu-Alu 7 1400

1172 Jl.Bawal 9 1800

1173 Jl.Kakap 19 3800

1174 Jl.Bandang 7 1400

1175 Jl.Belanak 11 2200

1176 Jl.Baung 7 1400

1177 Jl.Badukang 2 400

1178 Jl.Sembilang 5 1000

1179 Jl.Selanga 6 1200

1180 Jl.Selar 5 1000

1181 Jl.Sepat 4 800

1182 Jl.Dondong 5 1000

1183 Jl.Duyung 5 1000

1184 Jl.Gulama 11 2200

1185 Jl.Tanggul 14 2800

1186 Jl.Talang 6 1200

1187 Jl.Terubuk 9 1800

1188 Jl.Kemenangan 7 1400

1189 Jl.Tenggiri 8 1600

1190 Jl.Tongkol 14 2800

1191 Jl.Pucuh / Pucuk 3 600

1192 Jl.Hiu 5 1000

1193 Jembatan Jl. Yos Sudarso 20 4000

85 321 0 34 0 0 0 98200

Keterangan Cos φ LPJU Lampu 70 Watt Cos φ 0,35 Lampu 100 Watt Cos φ 0,5 Lampu 125 Watt Cos φ 0,5 Lampu 150 Watt Cos φ 0,3 Lampu 220 Watt Cos φ 0,44 Lampu 250 Watt Cos φ 0,5 Lampu 400 Watt Cos φ 0,4

JUMLAH

KECAMATAN MEDAN BELAWAN


(4)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

1194 Jl.Budi Keadilan 7 3500

1195 Jl.Budi Kemakmuran 8 1600

1196 Jl.Budi Kemenangan 6 1200

1197 Jl.Budi Kemuliaan 2 400

1198 Jl.Budi Pengabdian 2 1000

1199 Jl.Budi Pembangunan 21 10500

1200 Jl.Bilal 28 14000

1201 Jl.Merdeka 7 3500

1202 Jl.Jemadi 28 14000

1203 Jl.Kol.Bejo/Cemara 29 14500

1204 Jl.Pertempuran 35 17500

1205 Jl.Karya 82 41000

16 3200

31 15500

4 2000

1207 Jl.Amir Hamjah 118 59000

1208 Jl.Sekata 15 3000

40 20000

14 14000

1210 Jl.Pabrik Tenun 30 15000

1211 Jl.Danau Laut Tawar 7 1400

1212 Jl.Danau Limboto 4 800

1213 Jl.Danau Marsabut 6 1200

1214 Jl.Danau Muara Sipongi 4 800

1215 Jl.Danau Poso 15 3000

11 2200

2 2000

4 2000

4 800

2 1000

1218 Jl.Danau Sepinggan 3 600

1219 Jl.Danau Tes 2 400

1220 Jl.Danau Toba 9 1800

1221 Jl.Lau Kawar 3 600

1222 Jl.Makmur 10 5000

114 57000

2 2000

4 1000

4 2000

1225 Jl.Gas/Komp.PLN 5 2500

1226 Samping Universitas Darma Wangsa 4 2000

1227 Jl.Mayor 15 7500

1228 Jl.Jemadi Dalam 15 7500

1229 Jl.Jambu 8 4000

1230 Jl.Putri Hijau (lampu Antik) 88 17600

1231 Jembatan Layang 198 39600

1232 Jl.Sei Sikambing 25 12500

1233 Jl.Sei Sikambing 4 2000

1234 Jl.Rambutan 11 2200

1235 Jl.Kenari 10 2000

1236 Jl.H.Jainul Arifin 44 22000

1237 Jl.Cut Nyak Dien 13 6500

13 6500

15 7500

1239 Jl.Gereja 41 20500

1240 Jl.Setia 12 2400

1241 Jl.Mesjid 20 10000

1242 Jl.A.R.Sihab 4 2000

1243 Jl.A.Yani VII 5 2500

1224 Lingkungan XIV

1238 Jl.A.Manaf Lubis 1216 Jl.Danau Ranau

1217 Jl.Danau Sentani

1223 Jl.Yos Sudarso

KECAMATAN MEDAN BARAT

NO NAMA JALAN JENIS LAMPU SON ( Watt )

1206 Jl.Karya Cilincing / Jembatan


(5)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

1244 Jl.Perdana 12 6000

1245 Jl.Karang Anyar,Wonogiri dsk 37 7400

1246 Jl.Karya Rakyat 33 6600

1247 Jl.Sosro 11 2200

1248 Jl.Sekata / Pusara 30 6000

1249 Jl/Gg.Ampera,Jl.Karya 5 1000

1250 Jl/Gg.Dukun,Jl.Karya 6 1200

1251 Jl.Karya Dalam 21 4200

1252 Jl.Danau Jempang 7 1400

1253 Jl.Mesjid Raya Aljihad 10 5000

1254 Jl.Suratman 7 3500

1255 Komplek BPK 15 7500

1256 Persimpangan Antara H.Adam Malik/Amir Hamjah 9 9000

1257 Persimpangan Antara Jl.Yos Sudarso/H.Adam Malik 6 6000

1258 Jl.Yos Sudarso/Jembatan Layang 4 4000

1259 Jembatan Jl.Guru Patimpus 12 2400

1260 Jembatan Jl. H.Adam Malik 12 2400

1261 Jembatan Jl.Pertempuran 20 4000

Persimpangan Antara Jl. Putri Hijau/Perintis Kemerdekaan

1263 Jl.Stasiun 18 9000

1264 Jl.Palang Merah 20 20000

1265 Jl.Ahmad Yani,Jl.A.Yani III 19 19000

1266 Jl.Balai Kota 15 15000

1267 Jl.Komango,Jl.Ahmad Yani V 21 10500

1268 Jl.Guru Patimpus 18 9000

9 4500

12 2400

13 6500

5 2500

1271 Jl.H.Adam Malik 34 17000

1272 Jl.Putri Hijau 44 22000

1273 Jl.Raden Saleh 11 5500

1274 Jl.Tembakau Deli 8 4000

1275 Lapangan Merdeka,Jl.Stasiun,Jl.Pos Besar 1276 Jl.Pulau Penang, Balai Kota

32 32000

32 16000

1278 Jl.Perniagaan 12 12000

441 199 4 524 29 574 138 830500

Keterangan Cos φ LPJU Lampu 70 Watt Cos φ 0,35 Lampu 100 Watt Cos φ 0,5 Lampu 125 Watt Cos φ 0,5 Lampu 150 Watt Cos φ 0,3 Lampu 220 Watt Cos φ 0,44 Lampu 250 Watt Cos φ 0,5 Lampu 400 Watt Cos φ 0,4 Lampu 1000 Watt Cos φ 0,5 1262

NO NAMA JALAN

JUMLAH 1269 Jl.Kapten Maulana Lubis 1270 Jl.Merak Jingga

1277 Jl.Gatot Subroto

JENIS LAMPU SON ( Watt )

21500 43


(6)

DAYA 70 100 125 150 220 250 400 (VA)

1279 Persimpangan Antara Jl.Panglima Denai/AR.Hakim 6 6000

1280 Jl.Tilak 17 8500

1281 Jl.Demak 4 2000

1282 Jl.Besi,Akik,Berlian 25 12500

1283 Jl.Badak,Gajah,Harimau 26 5200

1284 Jl.Gabus,Gembung, Gurami 26 5200

1285 Jl.Mujahir,Senangin,Jurung 23 4600

1286 Jl.Rel Spur,Kelenteng 5 1000

1287 Jl/Gg.Buntu dsk 25 5000

1288 Jl/Gg.Rukun,Lr.Bahagia,Marnia 35 7000

1289 Jl.Iklas,Sepakat,Selangat 37 7400

1290 Lr.Sukri,Amal,Karya dsk 35 7000

1291 Jl.Morning,Gg.Setia Budi,Panjang,Sejahtera,Dame 37 7400

1292 Jl.Medan Area Selatan 17 3400

1293 Jl.Amplas 25 5000

1294 Jl.Ansari 10 5000

1295 Jl.Asia 27 13500

1296 Jl.Asia 33 6600

1297 Jl.Bakaran Batu 6 1200

1298 Jl.Duyung 18 9000

1299 Jl.Emas 10 2000

1300 Jl.Gajah 10 5000

1301 Jl.Gandi 28 7000

1302 Jl.Hos Cokro Aminoto 36 7200

1303 Jl.Halat 90 45000

1304 Jl.Halat (Pemakaman Muslim) 22 11000

1305 Jl.Islamiah 30 15000

1306 Jl.Intan 8 4000

1307 Jl.Jurung 16 8000

1308 Jl.Kapten Jumhana 25 12500

1309 Jl.KS.Tubun Dan Jl.Singa 10 5000

1310 Jl.Langgar/Gg.Langgar 26 5200

1311 Jl.Logam 10 5000

1312 Jl.Laksana 14 7000

1313 Jl.Medan Area Selatan 24 12000

1314 Jl.Emas 34 8500

1315 Jl.Perak 15 7500

1316 Jl.Puri 35 17500

1317 Jl.Rahmadsyah 17 8500

1318 Jl.Sabaruddin 29 14500

1319 Jl.Sampali 22 4400

1320 Jl.Seto 17 3400

1321 Jl.Sutrisno 19 9500

1322 Jl.Sutrisno 30 15000

1323 Jl.Sun Yat Sen 5 2500

1324 Jl.Thamrin 67 33500

1325 Jl.Terendam 7 1400

1326 Jl.Utama/Cemara 35 17500

1327 Jl.Wahidin 49 24500

1328 Jl.Waja 10 5000

1329 Jl.Medan Area Selatan 17 8500

1330 Jl.K.S.Tubun 12 6000

1331 Jl.Thamrin 55 27500

88 360 62 334 157 264 6 488600

Keterangan Cos φ LPJU

Lampu 70 Watt Cos φ 0,35 Lampu 220 Watt Cos φ 0,44 Lampu 100 Watt Cos φ 0,5

Lampu 125 Watt Cos φ 0,5 Lampu 150 Watt Cos φ 0,3

JUMLAH

Lampu 250 Watt Cos φ 0,5 Lampu 400 Watt Cos φ 0,4 Lampu 1000 Watt Cos φ 0,5

KECAMATAN MEDAN AREA