Dasar Perencanaan Pompa TINJAUAN PUSTAKA

tidak diketahui. Prosedur penyelesaian matriks tersebut sangat cocok dilakukan dengan menggunakan komputer Munson, Young Okiishi, 2003 : 87.

2.9. Dasar Perencanaan Pompa

Dalam perencanaan pompa untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan head tertentu diperlukan beberapa syarat utama, antara lain: a. Kapasitas Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per satuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan. b. Head Pompa Head pompa adalah ketinggian dimana kolom fluida harus naik untuk memperoleh jumlah yang sama dengan yang dikandung oleh satuan bobot fluida pada kondisi yang sama. Head ini ada dalam tiga bentuk, yaitu: - Head Potensial Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding datum plane. Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air. - Head Kecepatan Head kecepatan atau head kinetik, yaitu suatu ukuran energi kinetik yang dikandung fluida yang disebabkan oleh kecepatannya dan dinyatakan dengan persamaan V 2 2g . - Head Tekanan Head tekanan adalah energi yang dikandung fluida akibat tekanannya dan dinyatakan dengan Pγ . Head total pompa diperoleh dengan menjumlahkan head yang disebut di atas dengan kerugian-kerugian yang timbul dalam instalasi pompa Head mayor dan Head minor. c. Sifat Zat Cair Universitas Sumatera Utara Sifat-sifat fluida kerja sangat penting untuk diketahui sebelum perencanaan pompa. Pada perencanaan ini, temperatur air dianggap sama dengan temperatur kamar. Kerapatan fluida digunakan untuk mengkarakteristikkan massa sebuah sistem fluida. Nilai kerapatan dapat bervariasi cukup besar di antara fluida yang berbeda, namun untuk zat zat cair dan variasi tekanan, tempratur umumnya hanya memberikan pengaruh kecil terhadap nilai ρ . 2.8. Kerapatan air sebagai fungsi temperatur d. Unit Penggerak Pompa Pada perancangan ini direncanakan pompa yang mempunyai konstruksi kokoh dan dapat menjamin tidak terjadinya kebocoran sama sekali. Hal ini direncanakan dengan merancang sistem penggerak pompa dan bagian utama poros sebagai satu unit kesatuan. Umumnya unit penggerak pompa yang biasanya dipakai adalah motor bakar, motor listrik dan turbin uap. Bila pipa dipasangkan dengan pompa maka akan ada penambahan energi sebesar Hp. Head pompa itu sendiri merupakan energi yang harus ditambahkan pompa ke dalam fluida untuk memindahkan fluida tersebut dari tempat yang memiliki head rendah ke tempat dengan head yang tinggi. Untuk menyelesaikan persoalan di atas menurut Munson, Young Okiishi, 2003 : 72 digunakan persamaan Bernoulli, yaitu: L P H Z g V P H Z g V P + + + = + + + 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 γ γ Universitas Sumatera Utara Atau L P H Z Z g V V P P H + − + − + − = 1 2 2 1 2 2 1 2 2 γ 2.20 dimana: γ 1 2 P P − adalah perbedaan head tekanan g V V 2 2 1 2 2 − adalah perbedaan head kecepatan Z 2 – Z 1 adalah perbedaan head statis H L adalah head losses total Untuk menghitung besarnya daya yang dibutuhkan pompa, menurut Munson, Young Okiishi, 2003 : 393 adalah sebagai berikut: p p H Q W η γ × × = . 2.21 dimana: . W = Daya pompa kW γ = Berat jenis fluida Nm 3 Q = Laju aliran fluida m 3 s Hp = Head pompa m η p = Efisiensi pompa Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

Dalam perencanaan sistem pemipaan dibuat dengan menerapkan rumus rumus yang di dapat dari studi kepustakaan, yang diperoleh dari buku kepustakaan, internet dan diktat diktat mata kuliah yang terkait. Dimana perencanaan sistem pemipaan disesuaikan dengan informasi yang diperoleh dari studi observasi lapangan pada suatu perumahaan. Perencanaan sistem pemipaan dengan menerapkan rumus yang diperoleh dari studi kepustakaan, dan diaplikasikan dengan menggunakan program Pipe Flow Expert Software. Dalam perencanaan sistem pemipaan dilakukan dengan penghitungan head loss kehilangan tekanan dengan penghitungan manual secara global menggunakan rumus Hazzen Williams. Sementara dengan menggunakan program, penganalisaan dilakukan pada masing masing pipa. Adapun pemasukan data data pada program disesuaikan melalui informasi secara responsi dan gambar yang diperoleh pada pihak kontraktor, dan memasukan data data yang sama dengan penghitungan manual secara global. Kemudian melakukan perbandingan head friction loss antara perhitungan manual secara global dengan program, dan digambarkan dalam suatu grafik dengan 5 lima titik sample perbandingan. Demikian juga hal ini dilakukan pada antara jam normal dengan jam puncak, yaitu dengan melakukan perbandingan yang digambarkan dalam suatu grafik perbandingan dengan lima titik sample. Perencanaan tangki atas, tangki bawah dan pompa direncanakan sesuai dengan keadaan pada kondisi jam beban puncak dengan berbagai macam pertimbangan. Universitas Sumatera Utara