4
BAB II RINGKASAN CERITA
Keringat Happy
menetes-netes. Memang sih, udara Bandung lagi
panas-panasnya. Tapi bukan itu aja yang bikin Happy mandi keringat. Mahasiswa Fikon Unpad ini berkutat melawan kopernya. Dengan sekuat
tenaga Happy menduduki kopernya yang gak bisa nutup juga. Kesal, dibuka lagi tutup kopernya, lalu dia memilah-milah lagi isinya. Dengan
sebal dipandangnya boneka ikan pari, selimut tipis, empat novel, sepasang sepatu, dan beberapa baju yang enggak jadi dia bawa. Sekarang tinggal
berfikir, apa tetap nekat mau bawa laptop atau enggak. Kalo gak, dia gak bisa ngerjain tugas kuliah selama liburan ini. Juga gak bisa nulis diary
selama perjalanan liburannya. Tapi kalo bawa… aduuuh… menambah berat bawaannya dan happy menghitung-hitung lagi. Satu koper, satu
traveling bag, satu tas kecil untuk berbagai dokumen, dan satu tas berisi laptop. Cukup merepotkan. Akhirnya, cewek bertubuh langsing itu
mengeluarkan sepasang sepatu lagi. Namun, tiba-tiba terdengar suara mengeong sedih dari dalam koper. Dengan kaget, dia membuka kembali
tutup koper. Rupanya, anak kucingnya iseng masuk kedalam koper dan terperangkap di dalamnya. Dia merasa kasihan sekaligus sebel. Dengan
menggerutu, dia mengambil anak kucing itu dan menggeletakkan di lantai. Dia bersiap menutup kopernya lagi. Tercium bau pesing dari dalammnya,
ternyata anak kucing itu pipis di atas baju dan kantong sepatunya yang sudah tersusun rapi di koper.
Universitas Sumatera Utara
5 Radit tersenyum senang melihat sepatu kesayangannya bersih
sekali. Tetapi perasaannya kesal seketika mendengar ibunya mengomelinya dengan menilai sepatunya yang sudah bersih karena
biasanya Radit jarang mencuci sepatunya dan adiknya Nes yang tak henti mengulangi setiap kata-kata yang keluar dari mulut ibunya seperti Beo.
Setiap apa yang di lakukan radit akan di jawab kesal oleh ibunya dan diulangi Nes.
Radit kesal sekali. Kesal dengan lemari laci yang banya sekali lacinya ini. Aneh sekali orangtuanya memeutuskan membeli sebuah buffet
besar yang semuanya terdiri dari 27 laci dalam berbagai ukuran. Radit juga kesal dengan adiknya yang beberapa hari ini doyan banget ngulangi
omongan orang. Radit yang ingin membawa sepatu dengan plastic kresek di omelin
lagi karena ibu lebih setuju Radit membawa sandal dan sepatu kets yang menurut ibu bermanfaat saat di pesawat untuk menghangatkan.
Remaja itu meringis dan masuk ke kamarnya. Di atas tempat tidur bertebaran baju-baju, pakaian dalam, topi, jaket, kaus kaki, CD,
Dipunutnya beberapa yang tidak jadi dimasukkan ke dalam koper. Di lemparkannya kembali kedalam lemari.
Radit langsung meloncat ke arah pintu dan membantingnya sampai tertutup. Besok, dia bakal pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya. Rasa
menggebu-gebu cukup membuatnya gak bisa tidur dalam tiga hari ini. Belum lagi mempersiapkan barang bawaannya. Dia langsung teringat
Akbar, sepupunya yang juga ikut tur ini. Sedang ngapain ya?
Universitas Sumatera Utara
6 Dengan santai Akbar membuka halaman komiknya. Menggeliat
sambil mengubah posisi berbaringnya. Diluar terdengar adiknya sedang bermain game di komputer. Adiknya yang satu lagu basah yang sedikit
bau menutupi pandangannya. Sezsy kakaknya Akbar menegurnya sambil mengacak-acak rambut keritingnya yang basah. Rambut sezsy sendiri ,
bukan rambut Akbar yang diacak-acaknya. Sezcy marah karena Akbar tidak bisa diatur. Akbar lebih sering santai-santai seperti tidak niat pergi.
Akbar yang tahu kakaknya marah, langsung duduk sambil menggerutu kesal. Ini adalah hari pertama kenaikan kelasnya. Akbar hanya
ingin santai sedikit. Semept terselip perasaan nyesel mau liburan ke luar negeri, Akbar akhirnya mengangkat tubuhnya yang tinggi besar dari
tempat tidur . Dia lalu mengangkat tutup koper kemudian menutupnya lagi, hanya untuk menimbulkan efek bunyi dia menyentuh kopernya.
Lalu, Akbar keluar menuju ruang makan dan mengambil segelas air. Dilihatnya Mamah Een, pembantu setia mereka, sedang asyik
menyetrika. Tiba-tiba telepon berbunyi, Radit sepupunya menelepon. Pembahasan mereka sekitar apa yang harus dibawa kesana. Akbar juga
mengatakan kalau kakaknya itu akan membeli paying yang banyak dari sana. Akbar yang sedang teleponan dengan Radit, ternyata ia juga asyik
menyaksikan cicak yang bersiap akan menyergap seeker nyamuk yang hinggap didinding. Karena keasyikan menyaksikan hal lain, Akbar lupa
ternyata Radit sudah panjang lebar berbicara menjawab pertanyaannya.
Universitas Sumatera Utara
7 Ibunya menyarankan kalau paspor harus di bawa sendiri-sendiri,
karena takutnya kalau kepisah bakal repot ditanyain polisi disana. Maka dari itu harus menyiapkan satu tas kecil untuk dibawa kemana saja.
Cahaya blitz dari beberapa kamera terus-menerus menyinari wajahnya. Beberapa mike berukuran besar dan beberapa alat perekam
disodokkan dekat wajahnya. Badannya berasa lelah, tapi sepertinya dia punya kewajiban untuk berbicara dihadapan wartawan ini. Ada beberapa
wartawan dari media terhormat yang dia suka. Pertanyaan-pertanyaan mereka, meskipun ada juga yang terlalu pribadi, tidak membuat dia merasa
terpojok. Beberapa di antara wartawan ini malah ada yang berteman dekat dengannya. Bahkan ada satu wartawan dari majalah remaja cewek yang
dia suka. Tapi ada juga wartawan yang membuat dia merasa gak nyaman. Yang selalu bertanya kurang ajar dan sebenarnya dia agak takut sama
wartawan sejenis ini. Dia sebenarnya penasaran dan tidak tahan untuk bertanya kepada
para wartawan, kenapa mereka banyak sekali yang memakai rompi berkantong seperti ini. Dia adalah Reza Natadikara seorang artis sekaligus
penyanyi yang sedang naik daun. Ia baru saja menyelesaikan sinetron yang berjudul Dua Cinta dan ia juga pemain film layar lebar.
Cowok itu merenggangkan punggungnya. Tubuhnya letih sekali. Dari pagi berbagai kegiatan sudah dia lakukan. Juri lomba mirip bintang,
baca kontrak baru untuk bintang iklan, dan sekarang jumpa pers dengan Duta Indah Tours and Travel yang sudah mengontraknya untuk jadi salah
satu artis yang ikut rombongan tur ke Jepang ini. Hanya satu
Universitas Sumatera Utara
8 kekurangannya, dia enggak begitu suka dengan aktris yang jadi bintang
lain di tur ini. Bella Mandasari. Pernah beberapa tahun lalu, Reza terlibat proyek amal dengan cewek berambut sebahu ini. Merasa dirinya selebriti,
Bella menjaga jarak dengan anak-anak korban bencana alam yang seharusnya diberi perhatian dan kasih saying sesaat. Tapi Bella seperti
tidak mau menyentuh mereka, dan saat seorang anak lusuh berbaju penuh lumpur kering memegang ujung tasnya, Bella mengeluarkan tisu basah
dan langsung mengelap bagian tas yang disentuh anak kecil yang langsung lari karena dipelototi. Meskipun selalu mengernyitkan hidung seperti
mencium bau busuk saat melihat anak-anak malang itu, Bella banyak mengatur para panitia, termasuk dirinya, Reza, sewaktu membagikan
sumbangan. Pak Yusuf memberitahukan kepada Dudi, kalau jam sembilan
malam rombongan tur harus sudah sampai di bandara. Di Kansai, Ayano sudah menunggu. Mereka pulang lewat bandara Narita, Tokyo, beda
dengan kedatangan yang di Osaka. Seperti robot, Dudi mengangguk lagi. Sebenarnya dia sudah mengerti betul apa yang dibicarakan Pak Yusuf, bos
Duta Indah Tours and Travel. Sudah tujuh kali dia memandu rombongan tur ke Jepang. Cuma saja, pemilik tur travel ini senang mengulang info-
info yang dianggapnya penting. Sambil terus mendengarkan nasihat Pak yusuf, Dudi melirik kea
rah dua selebriti yang jadi bintang di tur ini. Seleb cewek bernama Bella itu sepertinya agak sedikit centil dan riang. Sepertinya gampang akrab.
Sementara yang cowok, sepertinya agak pendiam. Tapi melihat matanya
Universitas Sumatera Utara
9 yang setengah sayu, sepertinya cowok itu ngantuk. ‘Moga-moga di sana
dia tidak menutup diri dan membuat suasana kaku,’ harap Dudi dalam hati.
Pak Yusuf tiba-tiba menyodorkan dua buah amplop ke depan dadanya. Amplop coklat berisikan uang yen dan rupiah untuk kebutuhan
para peserta tur dan dudi juga. Amplop putih duit juga isinya, tapi untuk membeli barang titipan istri pak yusuf yang tergila-gila sekali dengan
Jepang. Cowok berkulit sangat putih dan bertubuh agak gempal tinggi ini
langsung membayangkan dirinya mengangkut dua koper besar yang berat. Wajahnya yang lucu kekanakan memerah. Para wartawan telah pulang.
Yanh tersisa hanya Reza yang sedang mengobrol dengan manager Bella. Pak Yusuf lalu menghampiri Bella dan Reza untuk member mereka
amplop uang saku. Bella duduk memojok dan sedang membedaki dirinya. Suri dititipi begitu banyak barang oleh teman-temannya, termasuk
yang sedang bertepon dengannya ini. Temannya ini seorang cowok, tapi agak sedikit feminin. Temannya ini diminta tolong untuk membelikannya
bedak Shiseido yang berharga 2.000 yen. Dia juga meminta suri untuk mengambil foto si ganteng Reza.
Suri memandang wajahnya yang tirus dan pputih di cermin. Dibedaki lagi hidungnya yang mungil. Dia telah siap-siap untuk pergi ke
Plaza senayan membeli keperluan selama perjalan liburannya dan juga singgah ke Gramedia untuk membeli kamus Jepang. Ia takut bingung di
sana bicara apa. Setelah itu ia akan mengepak baju.
Universitas Sumatera Utara
10 Suara handphone mengganggu konsentrasinya saat menyetir. Suara
Abu, cowok yang lagi PDKT sama Bella. Jelas, ditawarin tumpangan ke bandara sama cowok kaya dan ganteng, gak bakal Bella tolak. Siapa tahu,
cowok itu bakal ngasih dia uang saku tambahan. Bella minta dijemput di rumahnya jam 6 pagi karena jam 8 harus sudah kumpul di bandara.
Sambil duduk di atas kopernya, Diana memasukkan uang yen itu ke dalam sebuah dompet panjang. Dompet itu langsung menggembung
dan sulit dikancingkan. Diana mengambil tas hitam dari kulit dan memasukkannya juga sebuah kalkulator dan buku notes kecil.
Indri mengamati sahabatnya itu dengan cermat. Cewek tinggi kurus itu merenggangkan tubuhnya. Indri gak kepikiran akan membawa
kalkulator, ia berniat meminjam kalkulator dengan Mbak Nina. Diana berfikir kalkutor berguna untuk mengitung-hitung ketika mereka belanja
disana. Pintu dibuka dan seorang ibu separuh baya masuk. Dia membawa
segenggam uang dan memberikannya kepada Diana. Ibunya menyarankan agar membawa dolar Amerika. Ibu juga menyodorkan amplop tebal lagi
yang berisikan uang yen, ibu minta dibelikan mutiara jepang. Indri juga di berikan uang saku oleh ibu Diana. Karena ibunya
sudah menganggap Indri sebagai anaknya sendiri. Indri menerima uang itu dengan malu-malu, tapo hatinya senang. Perjalan ke Jepang bareng
sahabatnya ini memang menguras banyak tabungannya. Tapi sejak SMP di Bandung, mereka bertekad suatu saat nanti akan jalan-jalan I berbarengan.
Dan terwujud saat ini, saat Indri sudah kerja dan Diana kuliah S2.
Universitas Sumatera Utara
11 Ibu Diana menyuruh Indri pulang dengan ajudannya Ayah Diana.
Indri memutuskan untuk pulang sekarang supaya banyak waktu istirahat. Dia lalu memeluk sahabatnya dengan saying. Diana menyambut dengan
ceria. Tak lupa Indri mencium tangan kedua orangtua Diana. Sahabatnya ittu mengantarkan ke luar. Sayup-sayup masih didengar suara ayah Diana,
yang mengingatkan Diana supaya jangan lupa membawa mukena dan sajadah. Di Jepang sepertinya jarang sekali mesjid. Indri juga mencatatnya
dalam hati. Alhamdulillah… batin Ibam. Akhirnya terwujud juga bisa
berangkat ke Jepang. Cowok cungkring berkaca mata ini merasa perjalanannya kali ini bakal menyenangkan. Bahasa Jepang yang selalu
dipelajarinya di kampus sekarang bisa dilatih langsung di negaranya. Dilihatnya lagi daftar barang khas Jepang yang harus diburunya. Pasti ini
bakal jadi koleksi yang menyenangkan buat menghias kamar dan rumahnya.
Dilongoknya lagi tasnya. Di dalamnya ada dua paket titipan dosenya untuk kenalannya di Jepang. Rencananya Ibam bakal nelepon
mereka dari hotel buat memberikan paket ini sekaligus mencoba cari beasiswa.
Sayang, dari daftar tempat yang dikunjungi, tidak ada kunjungan ke perguruan tinggi di sana. Memang sih, buat peserta tur lainnya pasti
tidak menarik, tapi buat Ibam itu hal yang sangat menyenangkan. Dia bertekad kuat dalam hati, dia ingin mencari kenalan dan kemudian jadi
teman bersurat-suratan.
Universitas Sumatera Utara
12 Tinjunya kali ini berhasil menohok dagu lawannya dengan keras.
Andre terkekeh-kekeh saat lawannya terjengkang ke belakang. Rupanya masih kurang keras karena lawannya masih berhasil bangkit lagi.
Staminanya memang sudah hamper habis, tapi dia masih bisa melawan andre.
Kali ini Andre menghajar dengan tendangannya sekuat tenaga. Sekali lagi lawannya terlempar keras ke belakang… dan tidak bangun lagi.
Suara berisik menggema dan tulisan ‘WIN’ besar-besar menyala dari layar tv. Menghembuskan napas dengan keras, Andre berdiri dan meregangkan
otot-ototnya.
Diliriknya jam di atas meja belajarnya. Jarum pendeknya berada di antara angka 11 dan 12. Lalu dia teringat, besok malam pasti bakal duduk
sangat lama. Dimatikannya tv dan play stationnya. Dengan langkah terseret-seret dia menuju kamar mandi. Sambil mencuci wajah tampannya
di watafel, Andre berfikir kalo dia bakal memborong berbagai game seru dan konsol terbaru di Jepang. Dipandanginya tubuh berototnya dengan
puas. Mukanya terasa tidak lai tebal setelah mencuci muka. Giginya pun terasa licin setelah sikat gigi. Setelah tubuhnya dikeringkan, Andre
membaringkan diri di atas tempat tidur. Dalam hitungan detik, dia sudah tidak ingat apa-apa lagi.
Sesampainya di Bandara Akbar mengeluh karena di terminall keberangkatan masih sepi. Tubuhnya yang bongsor dilemparkan ke sebuah
Universitas Sumatera Utara
13 kursi yang langsung berderit protes. Ibu berkata lebih baik tidak terlambat
sambil menarik tangan Radit yang sedang berdiri mematung memandangi daftar menu di sebuah kios penjual makanan. Ibu memandangi
keponakannya yang kelihatannya sedang lapar. Ibu menyurus Sezsy membelikan makanan di McDonald’s.
Sezsy yang baru saja melepaskan kerepotannya dengan berbagai tas dan koper menerima uang dari tangan ibunya sabil sedikit merengut.
Tetap saja dia melangkahkan kakinya kea rah gerai McDonald’s. Rambut keriting panjangnya bergerak-gerak lucu saat dia berjalan. Akbar dan
Radit duduk berdampingan dengan wajah bingung karena suasananya masih sepi, namun penuh semangat. Ibu selalu menegaskan, mereka
berdua harus nurut denga Sezsy, tidak boleh jalan sendiri-sendiri, harus saling jaga dan jangan berbuat yang aneh-aneh. Terpaksa ibu menelan
nasihatnya yang hampir keluar. Dudi menghampiri mereka dan memperkenalkan diri. Mereka semua bersalaman dengan Dudi, yang
langsung membuka tas selempangnya yang tampak penuh. Dikeluarkannya beberapa benda dari dalam tas itu. Paspor dan surat-surat
lainnya. Tiga dokumen itu berpindah tangan. Ibu sedikit cemas dengan Radit dan Akbar karena kelihatannya
mereka agak teledor, ibu menyarankan agar dekumen-dokumen tersebut diserahkan saja pada Sezsy, tapi Ayah melarang karena mereka harus
pegang masing-masing, harus belajar bertanggung jawab. Dudi kembali mengulurkan beberapa barang yang harus sering di pakai selama
perjalanan kepada Ayah, yaitu pin, topi, stiker buat koper, dan jaket dari
Universitas Sumatera Utara
14 pihak travel. Akbar dan Radit berdiri dari tempat duduknya dan
menghampiri penuh minat. Pinnya bergambar menarik, sedangkan jaket dan topinya berwarna merah dengan aksen warna broken white di
capingnya. Walaupun agak ngejreng tapi mereka suka, bahannya bagus. Sezsy datang dengan tangan penuh bungkusan langsung tertarik dengan
barang-barang yang dibagikan. Dudi mengajak mereka gabung bersama rombongan lain dan ternyata Reza sudah datang. Sezsy sama sekali tidak
perduli dengan aktris-aktris yang datang, karena diaa ke Jepang bukan karena ada artis. Sezsy menggerutu dalam hati sambil menyuapkan
sepotong ayam dan sejumpun nasi ke dalam mulutnya. Mulut Bella merengut. Dia kesal sekali sama Abu. Cowok ini
memang janji mau anterin dia ke bandara. Orangtuanya yang ikut mengantar juga bakal dianter jemput Abu. Tapi kenyataannya, mereka
semua harus berdesak-desakan dalm mobil Honda Stream milik Abu. Bella kecewa karena Abu tidak membawa mobil Toyota Alphard
kerennya. Turun dari mobil mewah di depan terminal keberangkatan bisa menaikkan harga diri. Apalagi sebagai seorang selebriti terkenal, pastinya
turun dari tunggangan keren sangat penting. Semua mata pasti memandang. Apalagi tau ada wartawan infotainment yang datang. Tapi
ternyata, sore tadi Abu datang dengan Honda Stream-nya. Dia membawa adiknya juga. Ditambah koper-koper Bella, penuhlah mobil Abu. Adik
Bella sampai tidak jadi ikut mengantar ke bandara. Abu menjaili Bella dengan mengatakan “Lo mau pindah atau liburan”, sampai-sampai Abu
menyuruh Bella duduk di atas koper-kopernya kalau tidak muat lagi.
Universitas Sumatera Utara
15 Mendengar itu, Bella memandang cowok tampan ini dengan jengkel.
Candaan itu bikin Bella bête sampai akhirnya mereka tiba di bandara. Terlihat Dudi langsung tergopoh-gopoh menghampiri saat Bella berjalan
sambil menyeret koper kecilnya. Orangtuanya mengikuti dari belakang. Abu dan adiknya tampak kerepotan dengan satu koper besar, satu
travelling bag, dan satu tas cewek berukuran besar. Entah apa isinya. Bayi pun bisa masuk ke dalamnya.
Tidak terlihat satu pun wartawan infotainment yang datang memburu. Mungkin karena saat itu sudah malam. Mereka datang di
sambut dengan sapaan Dudi. Dudi mengatakan kalau paket buat mas Abu sudah di simpan dekat kopernya dengan senyum dikulum. Mendengar itu
Bella curiga ada sesuatu yang dirahasiakan antara Abu dan Dudi, bella pun bingung ternyata mereka berdua sudah saling kenal. Abu tidak mau
memberitahu Bella paket apa yang di sembunyikan, Bella makin sebal, dipandangnya cowok tinggi berwajah indo ini lekat-lekat.
Terminal terlihat
agak sepi.
Sekali lagi, mungkin karena saat itu sudah malam. Di beberapa meja tunggu, terlihat sekitar 20 orang memakai
jaket seragam berwarna merah. Dudi membawa dua paket berisi jaket, topi, dan lencana. Diberikannya satu kepada Bella dan satu lagi kepada
Abu. Bella memandang tidak percaya ke arah Abu dan Dudi bergantian. Ternyata Abu juga ikut dalam rombongan perjalan ke Jepang ini. Ia
langsung mendaftar sewaktu tahu bintang tamunya Bella. Buat menunjukkan rasa senangnya, Bella memeluk Abu dengan erat. Abu dan
Dudi tertawa. Semua itu tidak luput dari pandangan orang-orang yang ada
Universitas Sumatera Utara
16 di situ. Setelah itu Dudi memperkenalkan Bella dan Reza dengan
rombangan yang sudah datang. Dudi
mengancingkan kopernya
setelah selesai diperiksa petugas. Dipastikan lagi bungkusan oleh-oleh buat Ayano tidak terlalu kusut
terperangkap di dalamnya. Ayano yang manis, lucu, kita bisa ketemu lagi, batin Dudi dalam hati. Sempat terjadi kericuhan juga saat di pemeriksaan
bawaan. Salah satu peserta membawa bedak tabor dalam wadah kaleng. Bedak itu diperiksa teliti, dikocok-kocok, dikeluarkan isinya sedikit untuk
dicium. Ternyata isinya murni bedak dan enggak ada yang mencurigakan. Lolos.
Tapi masalah lainnya belum juga beres. Seorang peserta yang tertarik menonton pemeriksaan bedak itu kelupaan membawa satu tasnya.
Setelah sampai pesawat, dia sadar, salah satu tas jinjingnya tidak dia temukan. Setelah diingat-ingat, dia sadar lagi, tas itu masih ada di gerbang
pemeriksaan. Dudi terpaksa keluar dari pesawat dan mengantarnya mencari tas. Di tempat pemeriksaan tas, sedang ada keributan kecil.
Banyak petugas bandara mengurumuni sebuah barang. Ternyata tas peserta yang tertinggal itu. Waktu dibilang bahwa tas itu tertinggal, wajah
para petugas terlihat lega. Sebagian menahan tawa. Petugas bandara mengira tas itu adalah bom, dan ada yang menanyakan mbak ini teroris
atau bukan. Peserta itu nyengir malu. Ia meminta maaf kelupaan barangnya sendiri karena bawaan barangnya banyak. Daripada obrolan
berlanjut dan akhirnya terlambat masuk pesawat sehingga diomelin kru
Universitas Sumatera Utara
17 pesawat, Dudi menyeret cewek itu dari perangkap petugas pemeriksaan
bandara. Dengan setengah berlari, mereka kembali ke pesawat. Pesawat sendiri hanya tiga perempatnya terisi. Tiga bersaudara dari
Bandung terlihat senang mendapat tempat duduk di tengah, yang hanya dikuasai mereka sendiri. Bella bersama Abu ditempatkan di kursi samping
mereka. Di depannya Reza sendiri dan di depannya Dudi juga sendiri. Di barisan tengah sebelahnya, duduk beberapa peserta. Di belakang mereka
terlihat beberapa orang Jepang dan sepasang suami istri bule yang terus ngoceh dalam bahasa Belanda. Sebagian kabin kelas ekonomi itu memang
terisi oleh 37 orang peserta Duta Indah Tours and Travel. Pesawat sudah take off dengan sukses. Sekarang ini pramugari
mulai berseliweran untuk melayani penumpang. Dudi memperhatikan, seragam para pramugari ini baru. Pramugari itu menarik sedikit trolinya ke
depan. Diana menoleh ke arah pramugari yang berdiri agak di belakangnya. Diana terkejut setelah melihat pramugari itu, ternyata dia
mengenalinya. Ia adalah Saski teman satu SMAnya di SMA 5. Saski menjadi pramugari maskapai luar negeri. Diana memperkenal Saski
dengan Indri. Indri agak sedikit berdiri saat bersalaman dengan Saski, karena dia duduk di dekat jendela.
Diana sama-sama memesan paket daging sapi dan meminta apple juice untuk minumnya. Sambil bercerita kalau dia sekarang tinggal di
Hong Kong, Saski memberikan pesanan temannya itu. Ada sedikit insiden sewaktu baki yang di bawa Saski menjitak kepala Diana. Saski merasa
Universitas Sumatera Utara
18 bersalah sambil mengelus-elus kepala Diana. Untungnya temen sendiri,
kalau penumpang lain mungkin lain lagi ceritanya. Saski juga pernah numpahi anggur ke kemeja bapak-bapak. Ia
hanya cengengesan saja sambil ngelapin. Dan bapak itu tidak jadi mengomel. Cengiran menghilang dan raut wajahnya berubah jadi anggun
saat menyapa penumpang lain. Sambil masih cekikikan sesekali, dua sahabat itu menikmati
makanan dan membicarakan Saski. Diana ingin sekali ngobrol banyak dengan Saski tapi sepertinya ia sedang sangat sibuk. Saat itu terlihat Saski
sedang menuangkan kopi untuk seorang penumpang. Tiba-tiba ada suara berlogat india, bervolume keras
membangunkan tidurnya meminta kopi. Suasana dalam pesawat gelap. Hanya satu dua lampu baca yang terlihat menyala. Orang India yang
duduk di sebelahnya benar-benar membuat Happy bete. Pertama, cowok itu bau kari. Mukanya sih lumayan ganteng meskipun kulitnya gelap.
Kedua, dia gak bisa ngebiarin ada pramugari lewat begitu saja. Pasti disuruh-suruh. Para pramugari kadang-kadang berkeliling untuk
memeriksa para pemunpang. Si India itu doyan banget menyuruh pramugari mengambilkan ini itu. Dari mulai minuman, earphone, sampai
plester penutup luka. Sepertinya para pramugari sudah berbisik-bisik agar menghindar penumpang bawel itu. Tapi rupanya, pramugari yang lewat
agak jauh juga tidak menjadi halangan. Berteriak adalah salah satu solusinya. Itu membuat Happy, dan beberapa penumpang di dekatnya
mereka, terusik. Lebih sebal lagi, Happy duduk di bagian luar sehingga,
Universitas Sumatera Utara
19 apa pun yang diberikan pramugari harus melewati dirinya dulu.
Sepertinya, udara bebas di antara belakang kursi depan Happy dengan wajah Happy kurang luas buat si India itu. Bulu-bulu tebal di tangannya
kadang-kadang menyapu wajah Happy yang tertidur atau pura-pura tidur. Kalau gak tertidur, si India itu akan mengajak ngobrol dia panjang lebar
seperti saat makan tadi. Sebenarnya, Happy enggak berkeberatan. Awalnya, dia menanggapi obrolan itu dengan senang hati. Sampai orang
India bernama Rajuu itu menanyakan nomor telepon Happy. Ia menawarkannya dengan logat India yang kental dan bahasa inggris
berantakan. Tangannya tiba-tiba menyentuh paha Happy. Happy menggerutu dalam hati dan menepis tangannya Rajuu. Setelah itu dia
hanya menjawab pendek-pendek, matanya melirik ke arah Andre dan Suri. Entah mereka emang gak denger atau pura-pura gak denger omongan si
India itu. Dan sekarang, tidurnya yang terganggu membuat Happy jadi gak hepi sama sekali. Saat itu Happy malah sama sekali merasa enggak
nyaman tertidur di samping Rajuu. Kalau tidak ingat kesopanan dan membuat rebut-ribut pramugari, rasanya dia ingin pindah tempat duduk.
Dilihatnya dengan iri seorang bapak-bapak Jepang yang tertidur telentang di deretan kursi tengah yang dia kuasai sendiri.
Happy mencoba membangunkan Dudi. Dudi terbangun perlahan- lahan. Suasana gelap tetap menyelimuti, meskipun dia sudah membuka
matanya. Dilihatnya wajah Happy yang mungil, manis, dan sedikit jutek. Saat itu juteknya hilang, yang ada wajah memelas penuh penderitaan.
Merasa berkewajiban 24 jam menjaga kenyamanan kliennya, Dudi
Universitas Sumatera Utara
20 mencoba membuka mulut. Menanyakan apa yang terjadi dengan Happy.
Happy mengadu ke Dudi kalau dia merasa terganggu dengan orang yang bersebelahan tempat duduk dengannya. Karena Dudi masih sangat
mengantuk dan kebetulan bangku disebelahnya juga kosong, akhirnya Bella duduk bersebelahan dengan Dudi. Sebagian penumpang sudah
bangun. Tidur beberapa jam juga buat Saski cukup. Sekarang dia sedang menjalankan tugasnya sebagai pramugari. Membagi-bagikan makanan.
Diana senang diberi kartu remi oleh Saski, dia merasa senang punya teman seorang pramugari.
Indri sangat tertarik dengan omelet yang dibawa Saski, bentuknya gendut, kuning kayak gumpalan durian. Saski menawarkan ke mereka dan
juga memberikan coklat yang sebenarnya hanya khusus untuk penumpang firs class. Mereka menyambutnya dengan gembira.
Perjalanan itu melelahkan. Delapan jam di perjalanan cukup membuat pantat panas. Belum lagi dua cowol ABG yang banyak mau dan
bosenan. Untung bus yang mereka tumpangi nyaman sekali. Bus itu memiliki sepasang bangku di kiri kanannya. Di salah satu sisinya terdapat
kursi yang dilipat ke punggung kursi dan bisa dibuka jika diperlukan. Di depan kursi paling depan kiri, terdapat kotak lemari es pendek berpintu
geser dari kaca di bagian atasnya. Dari dalamnya dikeluarkan beberapa tumpuk roti yang terbungkus plastik. Ayano Nejishima, itulah nama
pemandu yang menyambut mereka di bandara Kansai. Tubuhnya langsing, bertinggi sedang, dan mata besar untuk ukuran orang Jepang. Wajah
sepintas mirip Ayumi Hamasaki, penyayi muda Jepang yang sedang naik
Universitas Sumatera Utara
21 daun. Saatnya mereka naik bus untuk melanjutkan perjalanan ke Kyoto
yang memakan waktu sekitar 4 jam. Di dalam bus mereka bisa berkaraokean. Di jepang banyak sekali makan yang mengandung babi.
Jadi, mereka disuruh untuk berhati-hati. Jadi ketika ada yang mau jajan bilang saja “Buta niku marukiri atau buta niku dame”, kalau mau ayam
bilang “Chikin” atau “Tori”, mau ikan bilang “Sakana”, mau telur bilang “Tamago” dan kalau mau Tanya harga, “Ikura desu ka?”
Abu sangat menikmati perjalannya. Ini ketiga kalinya dia berkunjung ke Jepang. Sekali saat kuliah S2, sekali urusan bisnis, dan
sekarang liburan. Liburan bersama Bella tampaknya akan menjadi hal yang indah dalam hidupnya. Dipandangnya Bella yang terlihat cantik
dengan kacamata hitam barunya. Bahagia rasanya melihat Bella girang menerima kacamata Oakley itu.
Bella melirik Abu. Cowok itu makin terlihat tampan. Hidungnya yang mancung sepertinya diwariskan ibu kakeknya yang keturunan
Skotlandia. Sebenarnya Bella gak cinta-cinta amat ama Abu. Tapi dia ngerasa nyaman dan bangga punya cowok seperti Abu. Bella punya
feeling kalo Abu bakal nembak dia di Jepang ini. Tiba-tiba abu berdiri,ia ingin menyanyi lagu Jepang. Dudi
menyakan apakah ada lagu fumiya no true love. Ayano mengangguk dalam, dan dia mencari-cari lagu itu. Setelah dia temukan diputarnya. Abu
langsung menyanyi tanpa membaca teks, diiringi tepuk tangan seisi bus, kecuali sang supir yang tetap disiplin memegang setir. Bella merasa
Universitas Sumatera Utara
22 tersanjung. Meskipun gak ngerti artinya, judul lagunya aja udah True
Love. Saat menyanyi lagu itu, mata Abu sering , melihat ke arahnya. Ada seseorang yang tiba-tiba mengintrupsi obrolan dengan Ibam.
Reza menoleh dan melihat seorang cowok bertubuh pendek sedang menatap wajahnya penuh minat. Dia memang pendek karena umurnya
baru delapan tahun. Anak cowok itu, Justin, termasuk anggota rombongan. Dia pergi bersama kedua orang tuanya dan adiknya juga. Adiknya yang
berumur enam tahun termasuk anak perempuan yang manis. Justin sendiri tidak terlalu bermasalah, hanya saja sedikit hiperaktif, sepertinya waktu
baru lahir di-charge-nya kelamaan. Waktu di pesawat, keluarga ini duduk di barisan tengah sebaris dengan tempat duduknya. Mereka sempat
ngobrol-ngobrol agak lama, tapi Justin lebih banyak diam. Sepertinya dia masih tegang dengan pengalaman pertamanya naik pesawat. Setelah di
darat, aslinya baru keluar. Udah tujuh kali Justin menanyakan enak atau tidak jadi artis kepada Reza sambil bolak-balik antara tempat duduknya
dengan Reza. Ibam cengengesan mendengar pertanyaan itu. Reza menjawab pertanyaan anak itu dengan ramah dan jujur. Ibam gak tahan
untuk tertawa keras. Mau tidak mau Reza juga nyengir. Ketawa Ibam makin keras bersamaan dengan Abu menyudahi nyanyiannya. Semua
orang dalam bus melihat ke arahnya. Kali ini termasuk si supir bus. Nyanyian Reza membuat kenikmatan Suri melihat jalanan sedikit
terganggu. Setelah berfikir sejenak, apa ngeliat pemandangan negeri Sakura ini atau ngeliat wajah ganteng artis di depannya yang nyanyi,
akhirnya Suri sibuk ngeliatin jalanan. Semua yang tampak di luar jendela
Universitas Sumatera Utara
23 bus rapi dan bersih. Sesekali terlihat tumbuhan bunga lili putih berserakan
di pinggir jalan. Suri juga diam-diam kagum dengan pemandangan kebun teh yang
terhampar. Tanaman-tanaman teh itu disusun rapi berbentuk bulat memanjang. Tiap –tiap baris terdapat jarak cukup lebar untuk para petani
teh lewat. Cantik sekali terlihatnya. Suri sibuk dandan, biar tambah cantik. Apalagi dia ngeliat ada
beberapa cowok ganteng dalam rombongan. Termasuk Andre. Sayangnya, Andre duduk di sebelah Happy. Padahal Suri sudah cari posisi enak dan
sengaja duduk dekat jendela. Memberi tempat duduk buat Andre. Akhirnya seorang cowok bergaya hip-hop duduk di sebelahnya. Cowok
kurus tinggi ini sebenarnya lucu juga mukanya, kulitnya terang, hidungnya mancung, dan rambut yang keluar dari kupluknya berwarna cokelat. Tapi
umurnya enam tahun di bawahnya. Masih semester tiga. Cowok itu doyan juga cerita. Seru, tapi Suri agak kecewa tidak bisa
duduk sama Andre, dan akhirnya lebih memilih menikmati pemandanan. Banyak sekali motor berlalu lalang. Dari motor gede yang keren sampai
skuter dengan warna-warni pastel. Dicarinya motor jenis bebek, tapi gagal. Mobil-mobil kebanyakan berwarna putih dan pastel. Bentuknya banyak
yang belum Suri kenal. Banyak mobil yang terlihat dilengkapi televisi dan alat petunjuk jalan.
Dari sejam lalu Suri gak abis-abisnya kagum. Tadi, begitu mau mendarat saja dia udah ngerasa berada di planet lain. Bandara, dari
Universitas Sumatera Utara
24 ketinggian pesawat langsung terlihat semuanya. Bandara kansai
International itu berada di tengah laut. Sayang jauh. Tapi bisa dilihatnya sebuah pulau dan bangunan
persegi memanjang yang jaraknya lumayan jauh dari pulau utama yang besar. Di samping luar pulau itu ada landasan pesawat yang juga
berbentuk persegi memanjang. Kalu dilihat-lihat sepertinya butuh uang yang banyak dan teknologi canggih untuk membangunnya. Di jalanan juga
Suri kagum. Dia meliat seorang pengemudi motor melaju di samping bus dengan gaya sangat cantik. Dari cat motor, helm, baju sampai sepatunya
semua berwarna hijau terang. Dudi dan Ayano membagikan makanan kecil dan minuman. Suri
memandangi makanan itu. Bentuknya seperti Genji pie yang ada di Indonesia. Ayano membawa Unagie Pie, yang khusus dibawanya dari
tempat tinggalnya di Hamamatsu. Unagie Pie adalah biskuit khas kota itu. Hamamatsu terkenal dengan panen unaginya. Biskuit ini bahan baku
terbanyaknya adalah Unagi. Radit melempar ranselnya ke atas koper. Diliriknya Sezsy sedang
memasukkan sebuah koin kedalam sebuh lemari es besar yang bagian depannya seperti etalase. Ia memencet sebuah tombol dan berjongkok.
Tangannya merogoh ke dalam sebuah lubang dan keluar-keluar sudah menggenggam sebuah botol plastik berisi minuman. Dibukanya tutup
botol dan diteguk isinya. Sezsy menawarkan minum itu ke Radit. Radit meneguk minuman
itu. Sepertinya sih air teh, tapi kayaknya ada yang aneh. Manisnya gak
Universitas Sumatera Utara
25 terlalu ketara. Yang paling berasa aneh ada rasa sepert agak anyir. Tapi
karena haus, ditegukny a minuman itu. Segar juga. Puas minum, ditawarkan minuman itu ke Akbar. Rupanya Akbar tidak haus dan
menolaknya. Sambil memegang botolnya, Radit memandangi mesin penjual minuman itu dengan minat. Isinya bermacm-macam minuman
dalam botol plastik ukuran setengah liter. Ada cairan agak kehijauan. Sepertinya sih teh. Ada juga cairan seperti kopi susu dan susu putih.
Kayaknya enak. Radit meraba sakunya dan menarik dompetnya. Baru disadarinya, dia tak punya uang receh. Semuanya lembaran puluhan ribu
yen dan ribuan yen. Sementara tulisan di mesin itu 200 yen. Sezsy yang tahu niat Radit, mencegahnya untuk jajan, karena Radit hanya ingin
mencoba mesin minuman itu. Masih capek karena perjalanan panjang, Radit tidak mau membantah dan ikut duduk di samping Sezsy.
Sambil menunggu check in, mereka menyempatkan diri dulu untuk makan siang. Tempat makannya tidak jauh dari tempet penginapan
mereka. Mereka menginap di Rich Hotel. Dudi mengingatkan sambil membagi-bagikan lamat kepada tiap orang. Andre membacanya, Hotel
Rich Kyoto, Kawaramachi Gojo Agaru, Shimogyoku, Kyoto. Terus ada nomor teleponnya segala. Tel 075 341-1131.
Enggak kerasa, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Restoran itu memojok Pagarnya terbuat dari kayu dan ada pintu kayu yang pendek,
sehingga yang lewat harus membungkuk sedikit. Pintu itu ditutup dengan selembar kain tebal dan kasar yang bagian tengahnya dibagi dua tanpa
terputus. Tirai itu bergambar khas Jepang dan bertuliskan kanji. Itu adalah
Universitas Sumatera Utara
26 tirai noren yang umum dipasang di pintu. Bagian dalam restoran itu
tertutup tatami. Sepatu-sepatu harus dibuka di bagian luar restoran dan disusun rapi di rak sepatu. Mejanya berkaki pendek, hanya selutut dan tiap
sisi meja tersimpan beberapa zabuton untuk duduk. Suri merengsek sambil menyodorkan sebungkus tisu basah ke wajahnya.
Ternyata di
restoran tersebut, para tamu dibagikan handuk basah.
Para pelayan yang datang membawa piring-piring kecil berisi gulungan handuk yang hangat. Handuk itu namanya adalah oshibori yang biasanya
dipakai untuk ngelap tangan. Hampir sama dengan sebagian besar anggota rombongan lain, Andre memesan makanan yang dia kenal saja. Semua
menu bertulisankan huruf kanji. Dipilihnya tempura dan gohan untuk menu makan siangnya.
Enggak lama,
pelayan udah
membagi-bagikan makanan ke tiap orang.
“Itadakimasu” ujar Ayano keras sambil mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya. Dudi menjawab, “Itadakimasu” dan semua orang
mencoba ngikutin. Masing-masing orang juga diberi soba dingin yang berwarna hijau.
Soba itu ditempatkan dalam mangkuk datar berbentuk kotak yang diberi cairan seperti kecap asin. Cairan itu berasa rumput laut. Setelah sobanya
habis, Andre berkonsentrasi dengan piring tempuranya. Benda hijau yang ditumpuk kerucut di pojok piringnya membuat Andre
tertarik. Warna hijau pucat dan sepertinya parutan sebuah makanan. Agak
Universitas Sumatera Utara
27 berair. Andre mengambil sejumput dengan sumpit. Baunya sih sepertinya
enak. Maka dengan lahap dimasukkannya makanan itu ke dalam mulutnya. Detik-detik
berikutnya, tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya. Ada rasa menyengat dalam mulutnya. Dengan cepat, rasa menyengat itu
menyambar ke arah hidung, tulang sinus, pipi, mata, dan semua syaraf perasa di wajah dan tenggorokan.
Buru-buru diteguknya air dalam mangkok kecil. Enggak ada efek ngebantu. Wajah merah dan suara tersedak dari arah Andre membuat
semua orang memperhatikan dia. Ayano terkejut, ternyata Andre memakan semua wasabi yang ada di atas piringnya. Spontan ia meminta
minum dengan pelayan restoran. Air putih entah datang dari mana disodorkan di depan hidungnya. Dalam tiga teguk besar, air dalam gelas
itu langsung ludes. Tapi pedasnya belum hilang juga. Nyengir besar karena pedas dan pengen ketawa, Andre melihat berkeliling. Dengan mata
yang masih berair, ia langsung mengancungkan jempolnya karena ia sadar banyak orang yang terkejut melihatnya. Dudi pun memperingatkan kepada
yang lain untuk berhat-hati pada makanan tadi. Mereka
melanjutkan perjalanan, tiga bersaudara dan Happy
memilih membeli es krim. Mereka agak aneh dengan es krimnya, karena es krimnya terbuat dari ogura atau kacang merah. Segala-gala memang
kacang merah di negeri ini. Sepertinya hasil bumi kacang merah gak terbatas di sini. Semua orang sekarang siap-siap menyeberang, Tapi Happy
nekat masuk ke toko itu karena ada mantel yang cantik sekali di dalamnya. Lagi pula, Hotel Rich tepat di seberang toko itu. “Irasshaimasu” kata yang
Universitas Sumatera Utara
28 yang menyambut kedatangan Happy di dalam toko itu. Masyarakar Jepang
jarang sekali menggunakan bahasa luar dengan para turis, jadi jangan coba-coba untuk berbicara dengan bahasa selain bahasa Jepang.
Happy melihat-lihat mantel, harganya 22 ribu yen. Untuk di Indonesia itu lumayan mahal. Happy mencoba menawar dengan harga 15
ribu yen. Karena penjual toko itu tidak menerima penawaran harga tersebut, Happy di dorong pelayan toko sambil merepet dalam bahasa
Jepang. Happy bingung dan akhirnya ia sadar telah di usir. Sedikit malu dan kesal, akhirnya menyebrang dan menuju hotel.
Mbak lita, mamanya Justin, istri Rian memperhatikan anak- anaknya yang sibuk mengaduk-aduk rak brosur hotel dengan riang.
Sementara suaminya terlihat sedang mengaduk-aduk sebuah travel bag besar, yang bisa memuat kedua anaknya sekaligus. Dudi memandang
Justin dan adik kecilnya dengan pasrah. Hatinya sedikit cemas pihak hotel akan complain. Untungnya, pihak hotel merasa tumpukan manusia dan tas
di lobi mereka total salah mereka sendiri, sehingga mereka pura-pura enggak liat apa yang anak-anak itu perbuat.
Akhirnya, dia
punya ide
dan memanggil Ayano untuk didiskusikan. Ayano tadinya kurang setuju, tapi akhirnya menyerah karena
ide itu lebih baik daripada menghabiskan waktu di lobi hotel. Semua rombongan pun dikumpukan. Dengan riang diutarakan ide itu. Sepertinya
hanya Bella yang menunjukkan sikap kurang setuju. Dudi mengambil suara dengan cara angkat tangan. Semuanya setuju kecuali Bella yang
melipat tangannya saja dan Rian yang sibuk melarang anaknya memencet-
Universitas Sumatera Utara
29 mencet mesin penjual minuman. Tangan Ibam yang sedang memencet-
mencet kalkulator ketabrak tangan Bella. Cuek, cewek itu memandang Abu. Bella memamerkan sebuah yukata yang sedang dia coba. Yukata itu
berwarna putih bersih. Bergambarkan bunga dan tanaman dengan goresan khas Jepang. Warna hijau, orange, merah, coklat, berbaur dengan manis di
atas yukata itu. Tidak bisa menyangkal keindahan yukata itu, Abu menganggukkan kepalanya.
Tadinya Bella ingin membeli sepotong kimono cantik. Kimono itu dibuat dari sutera halus dan bergambar bunga dan air mengalir. Namun
ternyata harganya ratusan ribu sampai jutaan yen. Untungnya ada kimono dari kain wol atau katun. Harganya hanya 10 ribu yen. Dihitung-hitung
masih mahal juga. Akhirnya pilihan jatuh ke yukata dan kimono souvenir yang dijual di situ. Harganya lebuh murah sekitar 6 ribu yen.
Tempat shoppingnya terletak 15 menit dari hotel menggunakan bus. Tempatnya ada diantara beberapa bangunan rumah dan rumah makan.
Bangunannya sendiri bertingkat tujuh. Tingkat satu barang-barang kerajinan besar seperti keramik, anyaman, dan sebagainya. Tingkat dua
pernak-pernik kecil seperti hiasan meja, kokeshi, sandal dan sebagainya. Tingkat tiga pakaian-pakaian, seperti kaos, souvenir, kimono, yukata dan
lain-lain. Tingkat empat mutiara. Tingkat lima berbagai macam benda keperluan kuil dan souvenir kuil. Tingkat enam tempat makanan dan
penjualan berbagai snack Jepang. Saat itu mereka sedang di tingkat tiga. Tapi, Abu ingin sekali pergi
ke lantai teratas. Dia ingin makan. Makan siang tadi rasanya sudah lolos
Universitas Sumatera Utara
30 melewati perutnya. Perutnya sekarang kosong kembali. Bella
menunjukkan obi yang sedang dipilihkan untuknya sambil tertawa gembira. Abu menyarankan memelih obi sebaiknya dengan warna yang
tabrakan dengan warna yukata. Bella pun juga memilihkan yukata buat Abu. Abu menghela napas panjang, sambil menarik dompet dari saku
belakang celananya. Abu mengikuti Bella kea rah kasir. Happy memandang benda-benda dalam rak itu dengan mata
kepingin. Tapi dia ingat, perjalanannya masih panjang. Dia harus berhemat. Sejauh ini dia hanya membeli bebrapa pernak-pernik Jepang
seharga masing-masing 300 yen. Oleh-oleh buat sahabat-sahabatnya. Satu buah bendera Jepang titipan aneh dari sepupunya. Satu boneka kayu untuk
dirinya sendiri. Setelah itu, Happy mencoba menahan diri. Ibam yang sedang berpapasan dengan Happy, bercerita-cerita
tentang apa yang sudah mereka beli. Ibam membeli ikan-ikanan yang mbak Lita belikan untuk Justin. Namanya Koi no bori. Kata Mas Rian,
ikan-ikanan itu buat tanda kesehatan anak cowok yang ada dirumah itu. Inam juga beli tirai noren yang katanya buat dipasang di pintu.
Happy yang penasaran dengan belanjaan Ibam, mengeluarkan satu- persatu isi kantong belanjaan Ibam.Ada kotak berisikan loceng angina,
berwarna gelap tapi Happy tidak begitu tertarik. Dikeluarkannya lagi kotak yang lain, di dalamnya ada lonceng porselin warna-warni berbentuk baju
atasan orang Jepang. Mata Happy bersinar melihatnya. Happy mengguncang-guncang lonceng-lonceng itu. Suaranya nyaring dan ceria.
Bikin rasa senang.
Universitas Sumatera Utara
31 Happy yang ingin membeli juga, minta di temenin Ibam untuk
ditunjukkan tempatnya. Mereka turun dengan bersemangat. Keasyikan berbicara tiba-tiba Happy melesat cepat ke lantai bawah. Sayangnya bukan
sambil berlari, tapi jatuh terduduk, pantatnya menyentuh anak tangga langsung merosot turun sambil terantuk-antuk. Tas-tas belajaannya
bertebaran. Tubuhnya baru berhenti di ujung anak tangga. Buru-buru Ibam berlari untuk memastikan Happy tidak cedera parah. Happy yang merasa
tidak apa-apa mencoba berdiri. Pantatnya berasa sakit, begitu juga paha dan tanagn kanannya. Pasa sakit menyengat pantatnya. Tapi rasa malunya
lebih besar dari pada rasa sakit itu sendiri. Pegawai toko menanyakannya dengan bahasa Jepang, “Daijoubu?Ittai?”. Merah wajah Happy karena
malu. Rasa sakitnya ketutup sama rasa malu. Ibam mencoba membantu Happy berdiri. Happy gak membantah lagi. Pegawai toko tadi
mengahampiri Happy sambil menyerahkan kantong-kantong belanjaannya. Mood-nya untuk membeli lonceng hilang sudah. Happy memandang
belanjaannya itu dengan sedih. Reza memandang kantong-kantong belanjaannya sambil berfikir.
Dia menghitung-hitung siapa saja yang harus diberi oleh-oleh. Dia merasa repot pergi ke luar negeri harus beli oleh-oleh. Tiba-tiba terdengar suara
imut memanggilnya dengan sebutan om dari kakinya. Reza memandang kebawah, dilihatnya wajah anak perempuan yang gak asing lagi. Ade,
adiknya Justin. Reza bingung kenapa Ade sendirian. Ia celingukan. Papa, mama, dan kakaknya ade tidak ada kelihatan. Bingung dengan apa yang
dibilang Ade, Reza hanya memandangnya. Dudi yang mencoba
Universitas Sumatera Utara
32 menggendongnya, tapi Ade berontak. Indri yang ada disekitar mereka
mencoba menggendong Ade, tapi kali ini ade tidak rewel. Diana mengeluarkan botol minuman dan memberika kepada Ade. Anak itu
rupanya kehausan. Diteguknya air dibotol itu sampai isinya berleleran ke wajah dan bajunya.
Sezsy yang sedang memilih-milih kipas, agak kesal karena Radit merengek kelaparan. Sedangkan Akbar bergerak-gerak gak jelas. Kadang-
kadang tubuhnya yang bergerak-gerak itu menabrak-nabrak Sezsy. Ternyata Akbar ingin ke toilet. Radit mencoba menanyakan dimana toilet
dengan penjaga toko, dan Akbar mengikuti langkah Radit. Radit mengingatkan kalau kamar mandi cowok yang bertuliskan kanji, ada
kotak-kotak dibawahnya dan yang menyilang itu untuk cewek. Ternyata di WC itu tersedia beragam kloset. Ada yang duduk, ada
yang jongkok. Yang jongkok itu bentuknya tidak umum seperti di Indonesia. Bentuknya sempit memanjang dan ada kuping dibagian
belakangnya. Selesai dari toilet, mereka lanjut bergerak ke lantai paling atas.
Rombongan terlihat jelas di antara orang-orang Jepang yang ada di sana. TIga orang koki terlihat sibuk memasak di atas Loyang lebar sekali. Dudi
melambaikan tangannya memanggil mereka. Akbar melihat makanan di atas piringnya. Bentuknya mirip roti goring yang di atasnya ada topping
mirip pizza. Dia mengambil sebuah benda yang tipis mirip kertas warna pink di atas makanan itu dengan tanganya. Akbar mengendusnya sedikit.
Dudi menjelaskan kalau itu adalah katsuo bushi atau ikan bonito kering
Universitas Sumatera Utara
33 kayak pindang tongkol dan ikannya diparut. Rasanya enak sampai Akbar
tambah satu porsi lagi. Selesai
makan mereka
kembali ke hotel untuk beristirahat. Bella
sendirian di kamar. Abu sekamar dengan Dudi, dua lantai di atasnya. Sewaktu Dudi nanya dia mau sekamar sama siapa, Bella balas Tanya,
boleh gak sendirian. Untungnya, jumlah peserta memang ganjil. Akhirnya Bella ditempatkan sendirian di kmar single meskipun harus pisah lantai
dengan yang lain. Belum apa-apa Bella merindukan Abu. Beberapa jam terus-
menerus bersama Abu membuat Bella merasa kehilangan saat berpisah baru sebentar. Dengan napas panjang, Bella menarik botol sabun cair dari
tasnya. Beberapa langkah saja membuatnya berada di kamar mandi. Dibukanya segel koset duduk. Di sebelah dudukan kloset terdapat
panel yang memiliki tombol-tombol berwarna-warni. Dia tidak mau peduli dengan tombol-tombol itu. Dia langsung duduk di atas kloset, pipis.
Namun, iseng-iseng dipencetnya sebuah tombol berwarna hijau muda. Dia merasa angin hangat menyembur dari dalam kloset. Kaget, untung dia
tidak melonjak berdiri dan memeriksa lubang kloset. Ternyata tidak apa- apa, hanya semburan angin hangat tadi. Dipencet lagi tombol yang sama.
Aliran udara hangat itu berhenti . Dia merasa mulai paham dan makin penasaran.
Dia memperhatikan ada empat tombol daftar di panel itu. Ada tombol berwarna biru muda yang bergambar seperti air mancur. Bella
berpikir sepertinya itu bersih-bersih setelah buang air. Sekarang
Universitas Sumatera Utara
34 dipencetnya tombol berwarna pink yang ada gambar dua lengkukan
setengah lingkaran. Tiba-tiba semburan keras air hangat muncrat, tapi kali ini lebih ke arah dadanya. Bella buru-buru duduk lagi di atas kloset.
Tombol pink dia pencet lagi. Kali ini semburan air terasa lebih keras dan mengarah ke pantatnya. Bella makin mengerti. Lalu dipencetnya
lagi tombol hijau muda. Aliran udara hangat itu mengeringkan bagian tubuhnya yang tadi disemprot air. Tinggal satu tombol lagi yang Bella
belum tahu kegunaannya. Tombol abu-abu. Masih gak ngerti, Bella akhirnya nekat memencet tombol itu.
‘Toh gak berbahaya. Mana mungkin benda berbahaya disediakan oleh hotel untuk para tamunya,’ bisiknya dalam hati.
Tidak terjadi apa-apa. Dipencetnya sekali lagi. Lampu indikator kecil di tombol itu mati. Dipencetnya sekali lagi, tetap tidak terjadi apa-
apa. Bella tidak tahu, sebenarnya itu untuk menghangatkan dudukan kloset saat musim dingin. Bella lalu menyiram kloset dan mulai mandi. Tanpa
mematikan tombol abu-abu. Sementara Bella memanjakan dirinya di kamarnya sendiri, Reza
dan Ibam siap-siap untuk tidur. Reza penasaran dengan apa yang sedang di lihat Ibam di depan TV kamar mereka. Ada celah kecil di pesawat TV
tersebut. Tulisannya masukkan 100 yen. Ibam sibuk mencari kegunaan celah itu di buku pentunjuk. Karena tulisannya kanji semua, ia pun tidak
mengerti. Mereka mencari dengan petunjuk bahasa Inggris. Setelah tahu Ibam tertawa terbahak-bahak. Reza yang penasaran, bingung kenapa Ibam
tertawa. Tapi detik berikutnya Reza mulai ngerti dan ikutan nyengir.
Universitas Sumatera Utara
35 Ternyata kegunaannya untuk menonton blue film. Reza yang mau
memasukkan kepingan logam dihalang Ibam karena Ibam rasa masih blon larut malam. Baru selesai menutup mulut, tiba-tiba ada yang mengetuk
pintu kamar mereka. Dudi yang memeriksa setiap kamar menanyakan apakah ada yang kuran sesuatu. Mereka bersyukur tidak jadi memasukkan
kepingan koin itu. Suri di kamarnya sibuk mengaduk-aduk isi tas traveling bagnya.
Tapi tak juga menemukan apa yang dicarinya. Ayano yang menjadi teman sekamarnya mencoba menawarkan diri untuk membantu Suri apa yang
sedang dicarinya. Suri menolak dengan halus karena ia menyadari kamera yang sudah dipersiapkannya tertinggal di rumah. Terbayang dibenaknya,
jalan-jalan sejauh ini tidak ada foto yang tertinggal menjadi kenang- kenangan.
Ayano yang mengetahui hal itu menyarankan untuk membeli kamera sekali pakai. Kamera ini bisa menfoto panorama yang hasilnya jadi
memanjang. Harganya pun hanya beda beberapa ratus yen dibandingkan harga film. Suri senang dengan tawaran tersebut, dan ia meminta di
antarkan membeli kamera selesai berberes-beres dalam kamera. Di sela-sela perbincangan mereka, Ayano bertanya nama lain dari
Suri karena dalam bahasa Jepang Suri itu artinya pencopet. Ayano takut ketika dijalan, orang yang disekitarnya menjadi salah paham. Suri bengong
mendengar penjelasan Ayano. Sejak pembicaraan itu Suri dipanggil dengan nama Riri. Ayano juga tidak ketinggalan untuk memberitahukan
pada peserta perjalanan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
36 Selesai berberes, mereka siap-siap turun ke lobi untuk melanjutkan
jalan-jalan. Ayano menemani Riri membeli kamera, kemudian mereka pergi makan malam. Sewaktu di front ofifice Ayano bercerita tentang cara
mandi orang Jepang. Ofuro di malam hari bisa membuat tubuh segar dan aliran darah lancar. Berendam beberapa menit. Tapi jangan lebih dari 15
menit. Awalnya mungkin terasa panas, lama-lama akan terasa enak. Biasanya sebelum mandi bersih-bersih dulu. Pakai sabun lalu bilas. Baru
setelah itu masuk kedalam bak berisi air panas. Dalam keluarga, isi bak tidak dibuang, tapi dipakai lagi oleh keluarga yang lainnya. Air tetap
terjaga panasnya. Untuk airnya sendiri diatas 30 derajat celcius. Kalau yang ditempat umum harus bersiap untuk telanjang, tapi perempuan dan
laki-laki tetap dipisah. Dan tidak boleh mencuci baju. Mereka tertarik ingin mencoba, terutama Sezsy yang merasa rugi jika tak mencobanya.
Pintu lift terbuka, dan rombongan terakhir sudah turun ke lobi buat makan malam.
Sekeluarnya dari lift, terlihat pemandangan yang sangat unik. Meja dan kursinya berbentuk hewan-hewan laut. Ada meja kepiting, meja
berbentuk cumi-cumi, dan kursi-kursi berbentuk cangkak kerang. Meskipun bernuansa laut, Dudi menerangkan bahwa restoran ini bukan
khusu sea food. Ini restoran shabu-shabu dan yakiniku. Persis seperti di Indonesia. Hanya saja tidak all you can eat.
Tanpa ribut-ribut mereka duduk di dua jalur meja panjang yang sudah disiapkan. Di tiap kursi tertata rapi mangkuk nasi, dua piring kecil
kosong, dua mangkuk mini berisi cairan bumbu, dan satu mangkuk ceper
Universitas Sumatera Utara
37 berisi tiram yang luar biasa besar. Lebar cangkaknya melebihi ujung
mangkuk ceper. Cangkangnya terbuka lebar memperlihatkan daging yang gemuk seukuran dua jempol tangan orang dewasa. Tiram itu mentah.
Diana yakin itu. Diangkatnya cangkang kerang itu dengan hati-hati. Diciumnya sedikit Bau kerang mentah meruak ke hidungnya. Dia
memandang kerang tersebut sambil berfikir apakah akan dimakan atau tidak. Dudi berdiri menjelaskan kalau kerang tersebut cukup mahal
sekalipun di Jepang dan cara memakan kerang tersebut dengan sumpit kemudian langsung ditelan tanpa dikunyah.
Diana menggerutu
dalam hatinya
karena dia sangat susah sekali untuk memasukkannya saja ke dalam mulutnya. Ia berfikir bagaimana cara
yang paling aman dalam menyantap makanan ini. Dikunyah dan mungkin merasakan anyirnya tiram mentah, atau menelannya begitu saja tanpa
dikunyah dengan susah payah. Atau tidak memakannya sama sekali. Dilirknya Ayano yang mengunyah tiram dengan nikmatnya dan Indri
dengan tenang memakan kerangnya sedangkan didepannya pasangan Lita dan Rian yang memutuskan untuk tidak memberikan kerang kepada anak-
anaknya dan memutuskan untuk menghabiskannya sendiri. Tapi sepertinya Justin tidak sependapat dengan orangtuanya. Dia bertanya –tanya terus
kenapa ibu mengambil jatah kerangnya. Tak lama kemudian, wadah pembakaran dan penggodokan
makanan telah panas, dan mereka siap makan. Makanan yang datang cukup familier buat lidah mereka. Terutama yang sering makan di restoran
Jepang. Tidak ada yang complain.
Universitas Sumatera Utara
38 Sejam kemudian, seriap orang terlihat berhenti memasak atau
memakan sesuatu. Para pegawai restoran mengangkat piring dan mangkuk kotor lalu membagi-bagikan puding dan buah. Potongan kiwi,
sakuranboceri, potongan apel, peach, dan stoberi berukuran besar ditempatkan dalam satu piring yang dibagi-bagikan kepada setiap orang.
Puding caramel menemani hidangan penuh lagi. Sepertinya porsi makanan orang Jepang sangat banyak. Kelihatannya sedikit-sedikit tapi sering.
Diana mengambil sendokan terakhir pudingnya dan meneguk minumannya. Ochathe hijau itu pahit dan terasa sedikit anyir untuk
lidahnya. Konon salah satu yang membuat orang Jepang langsing dan panjang umur adalah teh ini. Setelah mencecap lidahnya, sisa the di
lidahnya berubah manis. Selesai makan mereka langsung ke hotel untuk istirahat melanjutkan perjalanan esok hari dan sebelumnya mereka harus
makan dengan 4000 yen perorangnya. Cukup mahal untuk masyarakat Indonesia.
Abu yang sedang mandi terburu-buru keluar dari kamar mandi karena mendengar suara telepon berdering. Mengingat Dudi sedang ke
lobi bawah, Abu nekat keluar kamar mandi telanjang bulat. Ternyata Bella yang menelepon. Bella berbicara dengan suara manjanya. Pembicaraan
mereka berakhir dengan tawaran Abu yang mau menjemput Bella ke kamarnya. Selesai mandi, lima menit kemudian, dia menyambar kamera
dan tas selempangnya. Lalu setengah berlari menuju lift untuk menjemput Bella.
Universitas Sumatera Utara
39 Reza yang sudah sejam turun ke bawah, asyik melihat Riri makan
roti berpotongan tebal dengan scramble egg yang dimasak bersama sosis. Riri makan dengan lahapnya. Muka Riri memerah karena Reza senang
melihat cewek yang makan tanpa rasa malu. Dan untuk kedua kalinya muka Riri memerah karena Reza yang seorang artis mau memakan
sosisnya yang tinggal dua bekas Riri dengan garpu yang di pakai Riri menunjukkan keakraban. Riri agak jengkel sedikit, tapi langsung
bersemangat lagi untuk keliling Kyoto. Cara makan Riri lucu banget, membuat Reza suka melihatnya. Ia
mencoba segala makanan tanpa malu-malu. Bergaul dengan banyak artis yang selalu menjaga penampilan dan makan sesedikit mungkin, membuat
Reza selalu kagok mengajak mereka makan. Sekarang dia melihat seorang cewek yang mau makan segala, tetapi tubuhnya tetap langsing.
Saat di bus Reza memutuskan duduk bersebelahan dengan Riri yang sebelumnya duduk dengan Rizki. Dalam hati Riri kegirangan,
bayangin jutaan orang di Indonesia pengen banget dapat tanda tangan atau foto bareng sama Reza. Sementara dia, Reza sendiri yang
menghampirinya. Riri pun tiba-tiba menjadi cewek pendiam selama di bus. Reza yang menyadari perubahan sifat Riri mulai menegur Riri dan
mengajaknya bicara. Hari ini mereka akan mengunjungi Fushimi, Sanjusan, Yasaka, Gion, menara Kyoto dan Heian.
Wajah Sezsy merah karena kepanasan dan sedikit gak nyaman dengan suasana di sekelilingnya. Kuil ini benar berasa aura mistisnya.
Sezsy melihat patung-patung rubah yang tersebar di mana-mana.
Universitas Sumatera Utara
40 Dibukanya lagi buku perjalanan. Kuil Fushimi Inari. Kata Ayano di
penjelasannya tadi, ini adalah kuil Dewa Rubah. Enggak heran begitu banyak patung rubah di kuil ini. Patung itu dibuat dalam berbagai pose dan
tiap rubah menggigit benda yang berbeda-beda di mulutnya. Beberapa Rubah diberi semacam serbet di lehernya.
Sezsy memeperhatikan Akbar dan Radit yang sedang berjalan bersama Rizki dan tiga orang cowok lainya yaitu Fajar, Sandy, dan Ferari.
Mereka tampak menikmati Susana kuil yang penuh dengan pohon-pohon ini.
Suasana mistis kuil ini makin berasa saat rombongan melewati gapura berwarna merah. Gapura yang disebut Torii ini berderet-deret
berdekatan dan jumlahnya banyaaaaaak sekali, jadinya seperti trowongan. Cahaya matahari pagi yang hangat terlihat samar-samar terhalang gapura
yang berjejer itu. Sezsy bertekad menghitung jumlah gapura itu. Happy menjelaskan kalau dewa-dewa rubah itu dikasih makan
kulit tahu goreng. Sedaangkan Sezsy merasa kalau rubah itu suka nyolong ayam karena buku cerita yang ia baca mengatakan seperti itu. Sezsy
langsung teringat komik yang pernah dipinjam dari sepupunya Radit. Kisah tentang anak yang main ke kuil rubah dan tidak sengaja melihat
rombongan pengantin rubah. Bayangin, di komik itu digambarin rombongan pengantin yang memakai kimono tapi memakai topeng seperti
Rubah. Menyeramkan memang. Karena Sezsy masih merasakan merinding ia memutuskan untuk cepat-cepat menyusul Ayano dan rombongan yang
lain.
Universitas Sumatera Utara
41 Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Sanjusan.
Sanjusangendo adalah kuil yang berbentuk panjang dan sempit. Ini dalah bangunan kayu terpanjang didunia. Panjangnya sekitar 125 meter. Nama
kuil ini diambil dari kata tiga puluh tiga atau san ju san. Gendo adalah ceruk di antara pilar. Di dalamnya akan melihat patung-patung dewa dan
Amaterasu O Mi Kami. Di dalam suasana Remang-remang. Namun, udara panas di luar tidak masuk ke dalam bangunan kayu ini. Rian kagum juga
saat mendengar keterangan Ayano bahwa patung-patung di ruangan ini berjumlah 1001 buah. Patung-patung di dalamnya bercat keemasan yang
sangat banyak. Ada patung Dewi yang bertangan banyak, masing-masing tangan memegang benda. Patung-patung ini dibangun sejak tahun 1164
dan masih terus kokoh berdiri. Lalu, mereka melewati sekat ruangan dan kali ini berisikan patung
bermacam-macam. Ada patung raksasa menyeringai membawa karung, yang katanya itu patung dewa angin. Jika tangann yang memegang ujung
karung terbuka sedikit akan keluar angin sepoi-sepoi. Jika tangan itu melepas ujung karung, angin yang keluar akan berupa topan badai.
Di paling atas jajaran patung itu ada satu patung yang berdiri sendiri, palinga tas dan paling anggun. Ayano menerangkan bahwa itulah
Amaterasu, dewi dari segala dewa di agama Shinto. Patung itu berkepala banyak memandang kesegala arah. Tangannya yang berjumlah lebih dari
dua juga terlihat sibk memegang berbagai macam benda. Ayano terlihat menepuk-nepukkan tangannya dan menangkupkan
kedua telapak tangannya di depan wajahnya lalu berdoa. Beberapa cowok
Universitas Sumatera Utara
42 peserta yang masih remaja terlihat mengikuti gerakan Ayano tapi hanya
iseng. Di luar, cuaca cerah menyenangkan. Pohon-pohon ynag rindang
membuat suasana jadi teduh. Di situ ada beberapa kios yang menjual pernak-pernik kuil. Beberapa pohon terlihat digantungi gulungan kertas-
kertas. Kertas-kertas tersebut berupa ramalan. Jika buruk, ramalan itu digantung di pohon dan berdoa agar tidak terjadi. Makanya, pohon-pohon
di sekitar kios penuh berisi kertas-kertas gulungan kecil. Mereka lanjutkan perjalan ke Gion. Di perjalanan mereka melewati
pagoda Yasaka yang memiliki tinggi 46 meter. Ayano yang menerangkat tentang pagoda ini sempat menahan tawa karna serentak semua wajah
penasaran melongokkan kepala mereka kea rah jendela sebelah kanan. Jepang sering sekali kena gempa, tapi bangunan tinggi semacam
pagoda bisa bertahan. Itu karena pagoda memiliki sumbu yang sisanya mencuat kepuncak seperti penangkal petir yang ada di Gedung Sate
Bandung. Sumbu tersebut mencuat dari dasar bangunan sebagi pondasinya.
Mereka akan berhenti di Gion untuk makan siang. Kuil Yusaka bisa dicapai melalui distrik tersebut. Dudi yang melanjutkan penjelasan
Ayano mengatakan kalau dulu di sini banyak sandiwara dan pertunjukan seni. Gion memang terkenal sebagai distrik hiburan. Kalau untung bisa
ketemu Geisha juga di sini. Ayano membawa ke sebuah tempat makanan yang enak. Mereka bisa memesan apa saja tapi Ayano lebih memilih
yakitori, makanan yang cukup familiar. Bentuknya seperti sate tapi isinya
Universitas Sumatera Utara
43 bisa macam-macam seperti sayap ayam, daging, tulang rawan, cabe hijau,
paprika, hati, telur ayam setengah jadi dan lain-lain. Rasanya seperti makan sate tapi bumbunya kerasa Jepang banget.
Selesai makan mereka mengejar sore untuk datang ketempat selanjutnya walaupun yang lain mulai malas dan lelah karena cuaca yang
cukup panas. Mereka naik ke bus dan melanjutkan perjalanan, tak jauh dari sana mereka sampai di Kuil Heian. Sebuah kuil berwarna cerah,
Dinding dan tiangnya dicar merah cerah dan atapnya hijau. Di sekelilingnya terdapat tanaman luas. Shrine Garden ini kabarnya 30 ribu
meter persegi. Pohon-pohon di tanaman itu ditata seperti bonsai ukuran besar. Bella yang dibelikan koin souvenir kuil Heian di tanya Bella apa
yang mereka pegang. Tapi Bella tak menjawab karena Abu salah memencet tombol dan membuat tulisan yang di koin itu salah mencetak
nama menjadi Bella-Kiyoito. Bella yang minta di buatkan lagi tidak di kasih Abu karena mahal.
Sementara itu rombongan Adit, Akbar, Rizki Ferari,Fajar, dan Sandy sudah sampai di dalam deluan. Di dalam kuil Heian banyak terdapat
capung yang beraneka warna. Mereka juga sempat dihampiri tiga orang Jepang. Bahasa Jepang Radit di uji lagi dengan kedatangan mereka.
Masing-masing nama mereka adalah Hiroaki, Tetsu dan Ken. Mereka juga sempat mengabadikan perkenalan mereka dengan berfoto bersama.
Hiroaki juga sempat mengajarkan mereka lagu tentang capung merah atau Aka-tonbo.
Universitas Sumatera Utara
44 Sambil menepis capung yang terbang dekat hidungnya, Dudi
menghitung sekali lagi. Kurang sebelas orang. Taman yang luas embuat rombongan terpecah-pecah. Wajar saja, karena Dudi selalu mengalami hal
tersebut. Dudi melirik arlojinya. Dua puluh menit lagi kuil itu tutup. Dia bersandar di gerbang kayu kokoh sambil memandang ke jalanan taman itu.
Ayano terlihat mengipas-ngipas tubuhnya dengan buku tulis yang dia bawa. Dudi memndangnya saying. Teringat sesuatu, Dudi
menghampiri Ayano. Dudi memberikan titipan Ayano berupa bordiran tasik. Ayano malu-malu. Tangannya memukul lengan Dudi lembut. Dudi
ingin memeluk Ayano. Sejak bertemu tiga tahun lalu sebagai pemandu tur, benih cinta tumbuh di antara mereka. Namun di depan peserta tur, mereka
harus menunjukan keprofesionalannya. Tahun lalu Ayano pernah datang ke Indonesia dan menginap di
rumah Dudi. Seluruh keluarga Dudi langsung jatuh cinta sama cewek Jepang ini. Ayano pun sudah merasa nyaman di antara keluarga Dudi.
Tak sampai tiga menit kemudian satu persatu peserta tur yang lain datang. Sore makin turun dan capung-capung yang berterbangan makin
banyak. Mereka menyuruh peserta yang baru datang naik ke bus yang ber- AC. Didalam bus Dudi membagikan botol minum.
Ayano menjulurkan sebungkus coklat ke Dudi. Dudi memotong separuh. Mereka berdua makan coklat. Terdengar suara ceriwis Justin
mengagetkan Ayano. Dudi melirik anak yang sekarang berdiri di depannya. Justin menengadah meminta coklat. Justin menyelip di antara
Dudi dan Ayano duduk. Mulutnya mulai sibuk mengunyak coklat. Dudi
Universitas Sumatera Utara
45 mengatakan kalau dia berharap anak mereka berdua tidak sebandel ini
dalam bahasa Jepang. Ayano yang mendengarkan ucapan Dudi tiba-tiba menunjukkan ekspresi malu dan wajahnya memerah.
Pagi harinya Diana dan Indri sudah keluyuran deluan keluar dari hotel tapi mereka terjebak hujan, padahal 10 menit lagi mereka berangkat.
Sampai akhirnya ada seorang bapak-bapak pemilik toko menarik Indri menunjukkan ada paying yang di jual dengan harga 500 yen. Mereka
merasa di bantu akhirnya mengucapkan terima kasih dengan membungkukkan badan, si bapak membalas karena merasa yang lebih
muda Indri ingin membungkuk lagi tapi dia teringat bapak itu akan membalas bungkukannya lagi, dan di urungkan niatnya tersebut. Payung-
payung tersebut bening tembus pandang. Mereka membeli banyak paying dan mendapat potongan harga 100 yen perpayung. Orang-orang di lobi
hotel sudah menunggu. Untungnya tidak ada yang mengomel dengan keterlambatan mereka kerena payunh mereka lebih menarik perhatian.
Payung-payung kain terlihat bergerak di antara deretan tangga. Payung kain ini di pakai untuk penahan panas. Bentuknya berenda.
Sementara itu Andre menggerutu karena dia nyesel tidak bawa sepatu yang tanpa tali karena menyulitkan dia memasuki beberapa kuil. Andre
menghampiri sebuah etalase yang ada di dekat pintu masuk. Isinya berbagai souvenir kuil yang sedang mereka kunjungi. Dia melihat Ibam
sedang melihat-lihat kartu pos bergambar Kuil Ryoun-ji ini. Andre menghampiri peserta yang lain. Baru saja dia menempelkan sikunya di
atas etalase terdengar suara Ayano lewat toanya.
Universitas Sumatera Utara
46 Ayano mengaja ke sebuah taman kering. Taman batu bergaya kare-
sansui atau taman kering. Tanaman ini terkenal di seluruh dunia sebagai ekspresi dari aliran Zen. Bisa melihat di dalam taman ini ada 15 batu besar
yang diletakkan berserakan di tengah-tengah kerikil kecil. Tanaman ini luasnya 25 meter kali 10 meter.
Andre melihat kerikil kecil yang berserakan di taman ini seperti digaruk dengan membentuk pola-pola tertentu. Lalu dia menghitung
gundukan batu yang menurut Ayano ada 15 buah. Tapi hasilnya lagi. Kali ini hasilnya 12. Kononnya, jumlah batu itu akan berbeda-beda jika
dihitung dari sudut yang berbeda. Beberapa orang iseng-iseng menghitung batu-batu itu dari
beberapa tempat yang berbeda. Dari samping kiri, dari bagian tengah, mundur sedikit, ke ujung kanan, dan benar, hasil hitungannya beda.
Tangan Abu penuh dengan tiga kantong belanjaan. Semuanya milik Bella. Di dalam hatinya Abu merasa belum jadi pacar sudah mau
nyuruh-nyuruh. Tapi sebagai gentlemen sejati, Abu gak tega melihat Bella membawa sendiri belanjaannya.
Sebenarnya Abu heran juga, hari ini mereka baru saja berjalan ke satu tempat, kuil pula. Tapi Bella sudah membeli banyak barang. Katanya
sih buat oleh-oleh. Abu sempat mengingatkan perjalanan mereka masih panjang, takutnya uangnya habis. Tapi Bella cuek mendengarkannya.
Sedangkan Riri yang mengaku gila belanja kalah sama Bella. Abu melirik Riri yang berjalan berdampingan dengan Reza dan Ibam. Riri hanya
membawa satu kantong.
Universitas Sumatera Utara
47 Selanjutnya mereka naik ke bus melanjutkan perjalan ke Kinkaki-
ji. Ini adalah kuil yang istimewa. Namanya kuil Paviliun Emas. Kuil ini didirikan oleh shougun Muromachi pada tahun 1300-an.Ada juga kuil Zen
yang dikelilingi kolam. Kuilnya tidak besar dan hanya 3 tingkat. Yang menarik dari kuil ini adalah dinding luar tingkat dua dan tingkat tiganya
dilapisi lembaran emas. Bella berkata gak penting ingin mempunyai satu ruangan yang berlapiskan emas juga.
Sebagaian orang melihat jam tangan mereka dan rombongan bergerak memasuki gerbang. Kali ini yang mereka masuki bukan kuil, tapi
Nijo Castle alias Puri Nijo. Ini adalah tempat tinggal shogun saat pemerintahan Jepang pindah dari Tokyo ke Kyoto. Bangunan ini dibangun
tahun 1603 oleh Shogun Tokugawa Ieyasu dan ditinggalin sampai shogun terakhir, Tokugawa Yoshinobu ngebalikin kekuasaan ke kaisar.
Hampir sama dengan kuil-kuil yang sudah dikunjungi, puri ini juga dikelilingi hutan. Bagian luar dinding kokohnya dikelilingi oleh sungai.
Beberapa bangunan tersebar di tanah yang luas dan tidak terlihat ujungnya ini.
Bagian dalam bangunan ini semuanya dari kayu. Di setia ruangan, dindingnya berfungsi seperti pintu geser Shooji yang dibentuk jadi
dinding. Pintu-pintu itu dilapisi kertas dan paisan berhiaskan gambar- gambar khas Jepang yang cantik. Lantainya terdiri dai papan-papan kayu
yang disusun rapi dan mengkilat. Kalau ada yang jalan di atasnya akan berbunyi mendecit-decit seperti burung saat melangkah. Bunyi itu berguna
untuk orang mengetahui orang tak diundang datang. Ada juga diorama
Universitas Sumatera Utara
48 patung-patung liin seukuran manusia yang sedang duduk rapi. Di depan
mereka ada panggung indah dan tampak agung. Itulah sang Shogun. Beberapa senti di belakangnya duduk dua perempuan yang memakai
kimono tak kalah indahnya. Di antara para pria itu ada beberapa yang bersikap siaga dan memegang pedang. Sebagian sedang memandang ke
arah shogun, sebagian lagi sedang menunduk memberi salam. Itu adalah para daimyo atau penguasa daerah yang sedang menghadap Shogun dan
ada juga sebagian sebagai pengawal Shogun. Dibalik dinding-dinding ada ruangan kosong berisi ninja-ninja yang siap menyerang jika ada tamu yang
membahayakan Shogun. Rombongan terus berjalan di lantai yang bercicit-cicit saat diinjak.
Mereka melalui ruangan lagi yang menampilkna diorama yang berbeda. Jalan itu memutar, dan mereka sampai ke pintu masuk, tempat sepatu
mereka berjejer di raknya. Reza membantu Riri berdiri setelah memakai sepatu. Tangannya
tidak mau melepas tangan Riri. Sepertinya cewek itu juga enggak berniat menepis tangan Reza. Dengan langkah riang, Reza menggamit Riri
berjalan menyusuri taman di luar bangunan utama tadi. Disana ad juga bangunan kecil tempat upacara minum the atau Cha-seki. Biasanya tanu
yang datang ditempatkan di sana dan tuan rumah mendatanginya. Reza terus berjalan. Dia sangat menikmati pemandangan di dalam
puri ini. Ada beberapa sungai kecil mengalir dan jembatan tempat menyebrangnya dibuat dari kayu. Pohon-pohonya banyak yang belum
Universitas Sumatera Utara
49 penah dia lihat. Yang paling menarik adalah sebuah pohon berdaun seperti
tangan bayi yaitu daun momiji. Riri yang menyandarkan tubuhnya ke tiang pondok di temani Reza
untuk istirahat. Karena kaki mereka sama-sama pegal. Tadinya mereka bersama Ibam, tapi ditinggal pergi deluan menyusul rombangan yang lain.
Reza sempat mengabadikan kebersamaan mereka berdua dengan foto bareng.
Abu yang masih jalan berdua dengan Bella dibuat kesal karena sifat manjanya. Mau gak mau Abu foto berdua dengan Bella karena Happy
yang mengambilnya sewaktu ia lewat menghampiri mereka. Bella sedikit kaget ketika tiba-tiba Abu memintanya memfotonya berdua dengan
Happy. Bella yang cerdik mengajak temannya yang lain ikut berfoto. Dia agak sedikit bete ketika dilihat hasil fotonya Abu memeluk bahu Happy
dan Riri di kanan kirinya. Bella pun tidak mau kalah ia menarik Andre untuk foto bareng dan
Sezsy yang mengabadikannya. Sezsy yang melihat calon pasangan baru Reza dan Riri, menggoda mereka berdua untuk bisa difoto berdua. Rizki
yang ikut menggoda mereka, bersuit nyaring yang disambut tawa orang- orang. Riri mengajak mereka jalan lagi untuk mengalihkan perhatian.
Semua berjalan bergerombol menyusuri jalanan setapak di Puri Nijo. Gudang beras terbesar di beberapa sudut di dalam Puri Nijo.
Ukurannya sebesar rumah yang sangat luas. Akbar mengendap-endap di sudut salah satu gudang beras. Dilihatnya pemandangan yang tidak biasa.
Universitas Sumatera Utara
50 Sekumpulan orang Jepang sedang bekerja mengangkut-angkut
entah apa. Sebagian di film-film Jepang kuno. Ada beberapa yang berpakaian seperti penjaga berjalan hilir mudik dengan pedangnya yang
panjang. Sebagian sedang mengawasi orang-orang yangs sedang bekerja dengan muka garang.
Beberapa anak kecil memakai kimono sutera indah sedang bermain bola. Penjaganya dua cewek yang juga memakai kimono yang indah tapi
terlihat tidak dari sutera. Akbar merasa sedang berada di dunia lain. Sepertinya gara-gara
tadi terpeleset dan kepalanya terbentur dengan keras. Karena Akbar sedang berjalan sendiri ke pojokan gudang beras ini, tidak ada yang dating
menolong. Dan sepertinya, dia sempat pingsan. Arlojinya tidak bergerak. Yang tidak dia ingat, dia melihat sebuah patung unik di ujung sebuah
bangunan. Bangunan yang menutut Ayano adalah gudang beras. Saat mendekati patung itu, Akbar terpeleset dan jatuh ke dalam sebuah lubang
kecil di samping patung. Saat berhasil merangkak keluar, dia melihat hal-hal ajaib. Patung-
patung lilin yang tadi diam tak bergerak sekarang berubah hidup jadi manusia. Pakaian-pakainnya sama sih. Akbar mengucek-ucek matanya.
Pemandangnnya tidak berubah. Duk Kakinya dibentur bola yang menggelinding dan dua detik
kemudian seorang cewek berlari ke arahnya. Bdannya siap membugkuk memungut bola, tapi begitu melihat kaki bersepatu Nike dekat bola, cewek
itu kanget dan langsung berdiri tegak.
Universitas Sumatera Utara
51 Wajahnya yang masih muda terlihat bulat kekanakan. Cewek itu
umurnya sekitar 15 tahun dan sepertinya pengasuh anak-anak yangs sedang bermain. Matanya memandang Akbar dari jung kepala dan kembali
ke sepatu ketsnya. Di mata cewek itu , pakaian dan sepatu Akbar aneh. Begitu juga arloji di tangannya. Belum lagi potongan rambut pendeknya.
Yang paling menakutkan buat cewek itu, dia belum pernah melihat wajah Akbar.
Sebelum dicegah, cewek itu membalikkan badan dan berlari sambil berteriak-teriak,”Shinobi, shinobi”mata-mata, mata-mata. Tanpa
memberikan kesempatan buat Akbar untuk berpikir, dia sudah dikelilingi penjaga bersenjata tombak dan pedang.
Dalam kegelapan, dirasakannya tubuhnya di dorong kesebuah ruangan dan pintunya dibanting dengan keras, beberapa tangan
menggerayangi tubuhnya. Suara gumaman memenuhi telinganya. Akbar berteriak meminta tolong memanggil nama siapa saja yang
ia kenal. Tangannya mulai terasa sakit menggedor-gedor pintu kokoh itu. Dia memanggil orang-orang yang diingatnya, satu per satu.
Pintu tiba-tiba dibuka dan seorang pria berbaju megah yang berasa di balik pintu membentaknya. Lima langkah di belakangnya seorang pria
denga kimono mewah terlihat berjalan menuju ke arah mereka. Seseorang berteriak, dan si pria yang baru saja membentaknya menyamping dan
membungkuk hormat. Pria berkimono mewah yang sduah terlihat agak tua itu berbicara sesuatu dan dengan cepat tiga prajurit menarik tubuh Akbar
keuar. Ketakutan, Akbar mencoba bertahan ditempat sempit itu. Dalam
Universitas Sumatera Utara
52 kondisi tarik- menarik itulah, dia baru melihat ada beberapa oaring pria
lagi di dalam ruangan itu. Sebelum melihat jelas pintu sudah menutup. Tubuh Akbar gemetar hebat. Sering sekali terjadi pembicaraan serius tapi
Akbar sekalipun tidak mengerti apa yang mereka bahas. Pria-pria itu persis seperti di film-film Jepang.
Sedikit lega di hatinya ketika pria itu tertawa dan memeluk Akbar. Dia digiring kesebuah bangunan tua. Orang-orang yang melihatnya
digiring memandangnya penuh minat. Termasuk anak cewek yang memergokinya pertama kali. Akbar tidak melihat satupun rombongan tur.
Alih-alih berfikir kalau ini adalah salah satu pertunjukan seri di Puri Nijo tapi ia berfikir itu tidak masuk akal. Sepertinya saat terpeleset tadi dia
masuk ke lorong waktu ke masa lalu, ke masa shogun masih berkuasa. Akbar mencoba mengingat-ngingat bahasa Jepang yang pernah
diucapkan Radit. Tapi dia hanya mengingat “Toire wa doko desuka?” WC dimana ya?. Merasa tidak pas menanyakan itu. Satu lagi yang ia
ingat, “Buta niku marukiri Apa saja, kecuali daging babi. Tapi ia lupa artinya apa.
Hampir masuk ke bangunan kayu itu, seorang pemuda tampan sedang menunggu di depan teras. Agal ketakukann juga Akbar harus
masuk ke dalam. Dia nekat mengucapkan “Buta niku matukiri dengan jeritan setengah histeris. Semua terpaku dan memandang Akbar. Tiba-tiba
kakek tertawa terbahak-bahak. Yang lain pun ikut tertawa kecuali pemimin tentara yang kelihatan mukanya tetap garang. Si kakek
mengucapkan sesuatu dengan bahasa inggris dan Akbar mengerti. Ia
Universitas Sumatera Utara
53 menjelaskan siapa dirinya dengan bahasa inggris. Si kakek yang sudah
mengerti menjelaskan dengan yang lain dengan bahasa Jepang. Keheningan di dalamnya tiba-tiba pecah ketika jam alaram di
tangan Akbar bunyi. Semua berdiri sambil mengeluarkan samurai. Setelah di jelaskan mereka memasukkan kembali samurai dan duduk. Akbar
makin yakin kalau ia tersedot ke dalam lorong waktu di zaman shogun sewaktu tempat ini belum menjadi tempat objek wisata. Pria itu pun
merasa kalau Akbar datang dari zaman tahun 2006. Mereka banyak bercerita. Sang shogun terlihat senang bisa mengerti ucapan Akbar.
Akhirnya Akbar di antar kesebuah ruangan kosong yang lantainya beraskan tatami. Kali ini dia merasa sendiri lagi. Waktu 10 menit untuk
berfikir ia memutuskan untuk keluar dan kali ini tak ada yang melarangnya. Ia berkeliling sampai akhirnya ia menemukan gudang
berasnya. Ia melihat patung batu yang membuatnya tertarik dan ditempat itu dia terjatuh. Dia bergerak di seputaran lobang itu, namun tidak terjadi
apa-apa. Loncat sana-sini tapi sama saja. Dia mencoba menaiki patung itu dan menariknya. Tubuhnya terpelanting ke belakang. Sikunya membentur
keras ke wajah anak itu. Darah segar terlihat mengalir dari balik katupan tangannya.
Akbar sadar, itu adalah saat yang buruk. Dia langsung berbalik dan siap mengambil langkah sejuta. Saat ketakutan itulah, dia terjerembab
kembali ke dalam lubang. Didengarnya suara orang berlarian ke lubang itu. Akbar pasrah bakal kena sial yang hebat, dia menutup matanya.
Terdengar suara yang dia kenal membuatnya sedikit lega. Akbat membuka
Universitas Sumatera Utara
54 matanya pelan-pelan. Di lihatnya orang-orang yang ia kenal. Ferari
menjelaskan kalau ia jatuh, dan mereka tertawai tapi ia tak muncul- muncul. Mereka berfikir kalau Akbar sedang melamun. Dia diam saja dan
merasa linglung. Esok harinya mereka melakukan perjalan ke taman Studio Kyoto.
Studio ini milik PT.Toei, kurang lebih sama lah dengan Universal Studio di Australia atau Dynasti Sung Village yang ada di Hong Kong. Itu tempat
orang buat film lengkap dengan berbagai setting kota tiga dimensi. Kesamaan Taman Studio Kyoto dengan Dynasti Sung Village adalah
suasana zaman dulunya kerasa banget. Di beberapa tempat, ada bagian yang dilarang dimasuki karena ada
syuting. Tapi para pengunjung boleh nonton dari jarak agak jauh dengan syarat tidak boleh berisik atau nekat lari-lari di depan kamera. Apalagi
sampai minta tanda tangan atau foto bareng sama artis yang lagi berakting. Sezsy celingak-celinguk mencari adiknya, apalagi dia semakin
cemas setelah kejadian adiknya yang terperosok ke dalam lubang di Puri Nijo. Ia pun merasa adik dan sepupunya tidak boleh jauh-jauh darinya
karena mereka tanggung jawabnya. Sambil mencari-cari adiknya, Sezsy melihat suasana Jepang kuno berasa banget di sini. Lebih terasa dari pada
di kuil atau puri yang sebelumnya dikunjungi. Sezsy berfikir, apa film Oshin juga syuting disini.
Gak lama kemudian, Sezsy mendengar ada suara memanggilnya. Ternyata suara itu dari sebuah bangunan kecil, disana adiknya dan
Universitas Sumatera Utara
55 sepupunya sudah berganti pakaian ninja. Bangunan itu ternyata tempat
penyewaan baju serba Jepang kemudian mereka bisa berfoto-foto. Pulang dari sana mereka siap-siap untuk makan malam. Bella yang
sudah ada dikamar meneliti kimono katun yang dibeliya beberapa hari lalu. Benda itu dibeberkannya di atas tempat tidur. Tubuhnya terasa lelah
setelah seharian berjalan. Dia menghembuskan nafas puas dengan pilihan kimononya.
Tempat makan kali ini khusus mie ramen. Restoran kecil dengan meja lesehan dan disamping panggung tempat duduk ada rak buku berisi
beragam komik yang tebal dan besar seperti buku telepon. Bella mengambil tempat duduk disebelah Abu, Abu tidak menghindar tapi
mereka hamper tak sama sekali berbicara. Tak lama mie datang, Bella kaget. Setiap porsinya begitu besar.
Bella yang bisa makan banyak mengeluh ke Abu, dan Abu menawarkan untuk berbagi dengan yang lain. Tapi karena Bella merasa jijik mienya
sudah diaduk dengan teman berbaginya, ia pun meminta kembali untuk satu porsi saja. Abu menawarkan ramennya yang belum disentuh sama
sekali untuk Bella. Bella pun menerimanya dengan hati galau. Sedangkan Riri dan Sezsy terlihat bertahan dengan mangkuk besarnya. Tapi Happy
dan satu orang cewek saling berbagi ramen. Justin menghampiri Bella dan Abu sambil menunjukkan sebuah
komik, tapi Abu cepat-epat menyelamatkan otak polos Justin karena isi komik itu bergambar cewek-cewek berbikini. Perhartian Abu berpindah ke
Justin. Ia membawakan sebuah komik yang kali ini memang komik untuk
Universitas Sumatera Utara
56 anak-anak. Bella sedikit kesal di acuhkan Abu. Dia melirik Justin dengan
pandangan benci dan anak yang dipandang tidak sadar sama sekali. Selesai makan mereka kembali ke kamar masing-masing. Tapi
sebagian memilih keluyuran malam-malam karena hari terkhir di Kyoto. Happy yang baru selesai teleponan dengan mamanya di kejutkan dengan
wajah Abu yang tiba-tiba sudah ada di belakang pintu boks telepon. Happy agak sedikit canggung bertemu dengan Abu. Karena dia merasa Abu itu
adalah pasangannya Bella. Tapi Abu malah berfikir lain, ia mengajak Happy jalan-jalan. Happy pun tersipu malau sampai membuat mukanya
berubah warna menjadi merah tapi untungnya pada say itu tidak sedang berdiri di bawah lampu jalan, jadi Abu tak melihat perubahan wajah
Happy. Mereka berdua pergi memasuki tempat pachinko judi. Di
dalamnya juga ada tempat bermain game, mereka lebih memilih itu untuk menyempurnkan kebersamaan mereka. Abu banyak memenangkan hadiah
boneka Totoro, jam meja kecil, ikat rambut bergambar tengkorak, arloji cincin dan sebuah katana mungil yang ternyata sebuah penjepit dasi. Abu
memberikan semua itu ke Happy, ia pun menerimanya dengan senang. Abu mengambil ikat rambut itu dan mengikatnya ke rambut Happy. Perut
Happy bergetar aneh, jantungnya berdegup lebih keras dari biasanya. Ada perasaan hangat menjalar ke tengkuknya saat Abu memakaikan ikat
rambut di kepalanya. Terdengar suara cempreng Riri menegur Bella dan Abu. Tentu
saja Riri pun tak sendiri, ia akhir-akhir ini di temani Reza. Riri
Universitas Sumatera Utara
57 memandang Abu dan Happy bergantian. Sambil mengajak reza berjalan
kembali, Riri melemparkan seulas senyum penuh arti kepada Happy. Esok harinya mereka siap-siap untuk check-out dari hotel
melanjutkan perjalanan ke daerah lain. Di perjalanan mereka sempat mampir ke Hamamatsu, relaksasi sebentar sambil main laying-layang.
Ayano sangat bersemangat sekali karena Hamamatsu dekat dengan tempat tinggalnya di daerah Toyoda. Di Toyoda mereka menginapdi wisma milik
keluarga Ayano. Udara pagi di Toyoda terasa segar sekalipun di musim panas. Toyoda yang jadi bagian kecil di pinggiran Hamamatsu sepertinya
enggak terlalu terkenal dibandingkan Kobe, Yokohma, Hiroshima, Tokyo, Nagasaki atau Kyoto. Padahal Hamamatsu sering dibilang kota
pertengahan karena konon kota ini ada ditengah-tengaj Jepang. Kota ini dikenal dengan kota Industri besar di Jepang. Kota modern ini
penduduknya enggak terlalu banyak, sekitar 500 ribu lebih dikit. Meskipun begitu, kota ini masih penuh dengan sawah, hutan dan ikan. Salah satunya
ikan ayu. The hijau banyak ditanam disini dan belut adalah ciri khas Hamamatsu.
Ada kejadian yang tak terlupakan yang di alami Adit ketika mereka sedang jalan-jalan ke gedung Act tower. Adit tiba-tiba sakit perut dan
ingin ke WC. Department store sudah jauh, yang ada sekarang beberapa gedung seperti perkantoran dan apartement. Adit ragu bisa tidak numpang
ke WC seperti di Indonesia. Dengan muka memerah menahan diri, dihentikannya seorang bapak yang sedang naik sepeda. Ia merasa perlu
untuk menjelaskan kalau dia adaah orang Indonesia. Iaa menanyakan
Universitas Sumatera Utara
58 dimana WC kepada bapak itu. WC itu ada di depan sebuah taman.
Jaraknya sekitar duapuluh langkah dari posisi mereka. Adit agak malu karena WC yang ia cari tak jauh darinya. Ia berterima kasih terlebih dahu
dan langsung menuju WC itu. Dia sudah tak perduli rombongan tidak terkejar. Yang penting tahu alamat tempat tinggalnya.
WC pintu itu menghadap ke jalan. Dia piker ada orang dan ia sudah mengantri. Di lihatnya ada lobang tipis di dekat pintu dan ada
tertulis 200 yen. Dengan panik dirogohnya kantong kecil di jelana jeansnya. Setelah dapat dimasukkan koin dan terbuka kedalam pintunya.
Di dalam toilet ada kloset duduk dan wastafel. Pintu otomatis terkunci saat adit menutupnya. Ia langsung membuka celana dan menggantungnya. Tak
banyak berfikir ia langsung jongkok. Kurang lebih empat menit sedang asyik-asyik jongkok tiba-tiba terdengar denting halus berkali-kali bunyi.
Dia melihat berkeliling penasaran dengan bunyi itu. Sebelum berpikir itu alaram apa, tiba-tiba pintu mengayun terbuka. Tanpa sadar Adit menjerit
kaget. Ini memperparah keadaan Orang-orang yang sedang jalan ditrotoar berpaling ke sumber suara. Adit melihat wajah mereka yang ditrotoar
terkejut. Dengan panik digapainya pintu Wc itu dan mencoba menutupnya. Akhirnya daun pintu berhasil diraih dan dibantingnya menutup. Tapi
hanya sebentar, lalu terbuka lagi. Untungnya tak selebar yang tadi. Lampu indicator di dekat pintu berkedip-kedip sebentar, lalu mati. Ternyata
alaram itu menandakan waktu telah habis. Cepat-cepat ia rogo lagi kantongnya. Diambilnya 500 yen dan dimasukkannya dalam lubang itu.
Pintu kembali tertutup rapat dan terkunci.
Universitas Sumatera Utara
59 Malam terakhir di rumah Ayano dirayakan dengan pesta kembang
api. Obaa-san dan Oka-san sudah menyiapkan hidangan shasimi. Itu hidangan istimewa karena memang bukan makanan murah. Buat yang gak
suka makanan mentah, penginapan Nejishima menyediakan goreng udang dan oden. Untuk teman bermain kembang api juga di sediakan buah-
buahan dan pudding. Semua orang berseru girang saat sebuah kembang api roket melesat ke udara.
Sayang, setengah jam riang itu harus berakhir setelah semua persediaan kembang api habis. Sedikit kecewa tapi ngerasa hepi, semua
orang masuk kedalam. Oka-san berlari-lari kecil membawakan minuman dingin, puding dan buah-buahan.
Saatnya mereka melanjutkan perjalanan. Justin menggenggam apel yang diberikan Obaa-san tadi. Dia melihat ke luar jendela. Obaa-san, Ojii-
san, Eri, Hideki dan Oto-san berjajar di depan pagar sambil melambaikan tangan ke penumpang bus. Oka-san ada tepat disamping jendela sambil
sesekali menghapus air matanya yang mengalir dengan celemek. Dia terlihat sangat sedih ditinggal pulang pelanggan gotelnya yang
menyenangkan. Ayano pun terlihat terharu melihat ibunya menangis. Dia juga sedih sekali lagi harus pergi dari rumah. Happy, Riri, Indri,
Diana,Runi, dan Lita terlihat juga menitikkan air mata. Mereka melambai- lambaikan tangan ke keluarga Nejishima yang menyenangkan. Bus melaju
pelan meninggalkan Toyoda-Cho yang indah dan tenang. Melanjutkan perjalanan yang di sambung dengan menggunakan
shinkansen, mereka sampai juga di Tokyo. Mereka menginap di Shibuya
Universitas Sumatera Utara
60 City Hotel. Hotel itu terlihat kecil tapi ternyata luas dan tinggi. Harga
perkamarnya 9000 yen permalam.Kota Tokyo yang termasuk kota tersibuk di dunia ini juga diramaikan oleh burung-burung gagak yang berisik.
Beberapa burung tampak bertengger cuek di atap teras hotel. Dari semua jadwal tur Radit paling nungguin hari itu. Soalnya, hari
itu mereka bakal ngunjungi Museum Gibli. Tempat produksi film-film yang sudah cukup terkenal. Sezsy sendiri yang baru sampai di atap
museum Gibli menghirup udara segar dari ketinggian. Bioskop di useum itu menampilkan tiga film dan mereka kebagian nonton film pendek
tentang petualangan seekor anjing yang tersesat. Andre diam-diam naksir Diana. Wajah Diana mirip Titi DJ pake’
kerudung. Orangnya lincah dan banyak cerita. Ramah dan selalu tertawa. Matanya mancarin kecerdasan. Itu yang Andre suka. Teman yang selalu
bersamanya si Indri juga manis, mukanya mungil, hisungnya mancung kayak bule. Sama bawelnya, sama ramahnya. Cuma ternyata dia udah
punya pacar. Kebetulan, Andre yang udah jomblo 2 minggu gak tahan pengen punya pacar lagi. Dan iapun sudah merencanakan bakal cari pacar
lagi. Sayangnya Diana tampak tak perduli dengan Andre. Tampaknya usaha Andre bakal sia-sia, tapi Andre tak menyerah begitu saja. Andre
sempat mengambil kesempatan mendekati Diana diwaktu ia terpisah dengan yang lain.
Ibam sempat hilang dan rombongan yang lain bercerai-berai tapi tetap bisa ditangani. Diana pun sempat diuber 2 cowok Jepang sewaktu ia
jalan-jalan sendirian. Untungnya ada pria Jepang pemilih sebuah warung
Universitas Sumatera Utara
61 yang menjual kamameshi. Pria itu bernama Yui Satoshi. Ternyata 2 cowok
Jepang itu penasaran dengan gaya berpakaian Diana. Mereka hanya ingin mengobrol saja. Yui pun menawarkan Diri mengantarkan Diana kembali
ke hotel karena takut akan terjadi hal yang aneh lagi di jalan. Diana senang karena malam itu dilaluinya denga senang. Makin senang perasaannya
ketika menerima surat dari Yui yang merasa senang bisa berkenalan dengannya dan menawarkan makanan gratis di warungnya. Diana yang
makin senang mengajak empat orang teman lainnya. Ia mengajak Indri, Sezsy, Happy dan Abu. Yui menyediakan kamameshi special untuk
mereka. Yui pun banyak cerita dengan bahasa inggris, bahasa inggrisnya pun sangat lancar. Di akhir pertemuan mereka Yui sempat memberikan
mutiara kepada Diana menandakan persahabatan. Dan mereka saling tukar kartu nama. Yui memandang Diana penuh harap. Saat mereka pamitan
pulang, Yui membisikkan ditelinga Diana “Please call me. Tegami o kudasai”.
Saatnya mereka pulang telah tiba. Entah apa yang ada dipikiran Indri dengan memotret kesibukan orang-orang saat masuk ke kabin
pesawat. Diana yang duduk di dekat jendela tampak memandang ke luar. Melamun. Difotonya wajah sahabatnya itu. Diana mengatakan separuh
hatinya tinggal di Jepang. Ternyata Diana mengakui kalau ia jatuh cinta dengan Yui. Dan ketakutan tidak ketemu Yui lagi. Dia merasa pesawat
mulai take off dan saat akhirnya daratan mulai menjauh, dia menitikkan air mata. Dia teringat Yui.
Universitas Sumatera Utara
62 Sebelas purnama kemudian, banyak cerita baru yang terjadi.
Akhirnya Abu dan Happy melanjutkan hubungan ke jejang pernikahan. Happy yang dinikahi Abu dua bulan lalu sedang hamil muda. Sedangkan
Reza dan Riri hanya sebatas cinta lokasi. Riri berpacaran dengan seorang pria bernama Indra. Ibam dan Diana ke Jepang lagi., Ibam mendapatkan
beasiswa disana dan Diana akhirnya akan menikah dengan cowok Jepang yang bernama Yui itu. Si pasangan tour guide Dudi dan Ayano pun
akhirnya juga menikah. Bella sendiri yang seorang artis yang sombong, kariernya turun karena masalah iklan. Bella dikabarkan pacaran dengan
seorang pengusaha kaya yang sudah punya Istri.
Universitas Sumatera Utara
63
BAB III ANALISIS CERITA