Indeks Massa Tubuh Dan Status Anemia Pada Remaja Vegetarian di Medan

H
NEELLIITTIIA
AN
N
HA
ASSIILL PPEEN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN
DI SIMPANG SELAYANG KELURAHAN SIMPANG SELAYANG,
KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN, SUMATERA UTARA
Surya Dharma1 dan Gunawan2
1

Departemen Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
2
Alumni Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155

ABSTRACT
Quality of live improvement should be support by adequate provision of food

including better quality and quantity. Implementing food hygiene and sanitation is
aimed to provide healthy and save food for consumers. The food without adequate
hygiene and sanitation will give risk to cause diseases or health problems. As basic
information to carry out guidance and monitoring for food vendors at Simpang
Selayang, it is needed to know the condition of hygiene and sanitation. This study is
aimed to describe hygiene and sanitation aspects of snack vendors such as
personal hygiene of vendors, the way of washing stuffs, availability of clean water,
local waste management and sanitation. The type of study is descriptive survey
with cross sectional approach. Data were collected through observation and
interview method. Data was analyzed by comparing hygiene and sanitation
requirement set up by Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 236 tahun 1997. The
study was carried out on 1 – 8 August 2003. The results of study showed vendor
personal hygiene, the way of washing stuffs, and local waste management did not
fulfill to health requirements. All vendors used clean water. This condition could be
caused by lack of information and knowledge of hygiene and sanitation and also
bad habit of vendors. Inter sectors institutions (Dinas Kesehatan Kota, Puskesmas,
and Dinas Pasar) need to carry out health promotion for vendors regarding food
hygiene and sanitation to produce good and healthy snacks. Consumers should be
selective in buying snacks with considering the nutrition value and food safety.
Keywords: Snacks, Hygiene, Sanitation

PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas hidup manusia
perlu didukung oleh penyediaan pangan yang
memadai, baik kualitas maupun kuantitas.
Pangan merupakan kebutuhan pokok dan
sumber utama bagi kehidupan manusia,
namun makanan yang tidak dikelola dengan
baik justru akan menjadi media yang sangat
efektif dalam penularan beberapa penyakit
saluran pencernaan. Terjadinya peristiwa
keracunan dan penularan penyakit akut yang
sering
membawa
kematian
banyak
bersumber dari makanan yang berasal dari
tempat pengolahan makanan khususnya jasa

boga, rumah makan dan makanan jajanan
yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat

kesehatan atau sanitasi lingkungan. Sehingga
upaya
pengawasan
terhadap
sanitasi
makanan amat penting untuk menjaga
kesehatan konsumen atau masyarakat.
Makanan jajanan bagian dari upaya
penyediaan pangan dewasa ini telah
berkembang dengan pesatnya sejalan dengan
kebutuhan masyarakat akan makanan murah,
mudah diperoleh dan digemari oleh sebagian
besar golongan masyarakat. Dilain pihak
makanan jajanan ini masih mengandung
risiko yang cukup potensial menyebabkan
terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan,

34
Universitas Sumatera Utara


akibat penyelenggaraan yang kurang
memperhatikan sanitasi makanan (Depkes
RI, 1998). Hal ini dengan masih seringnya
terjadi kasus-kasus keracunan makanan
diberbagai tempat.
Masyarakat kota Medan mempunyai
mata pencaharian yang beragam, diantaranya
berjualan makanan jajanan. Berdasarkan
pengamatan penulis di lapangan pada bulan
Februari 2003 di Simpang Selayang
kelurahan Simpang Selayang Medan banyak
dijual makanan jajanan. Jenis makanan yang
dijual bermacam-macam yaitu: lontong
sayur, mie goreng, mie rebus, goreng pisang,
goreng tahu, sate, dan bakso. Waktu
penjualan makanan jajanan berkisar pukul
enam pagi sampai dengan pukul sepuluh
malam, tergantung jenis makanan yang
mereka jual. Mereka berjualan dipinggir
jalan yang padat lalu lintas, ada yang

berjualan dengan sarana gerobak dorong,
warung tenda, dan ada pula yang menempati
sebagian dari rumah mereka.
Rumusan Masalah
Penyelenggaraan
makanan
yang
kurang memperhatikan higiene dan sanitasi
dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Demikian pula halnya penjualan
makanan jajanan di Simpang Selayang yang
belum seluruhnya menerapkan higiene dan
sanitasi yang baik sehingga hal ini dapat
merugikan kesehatan masyarakat konsumen.
Guna pembinaan lebih lanjut terhadap
penjual makanan jajanan di Simpang
Selayang, perlu diketahui kondisi higine dan
sanitasinya berdasarkan syarat kesehatan.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum

Untuk mengetahui aspek sanitasi
makanan jajanan yang dijual di sepanjang
jalan Simpang Selayang kelurahan Simpang
Selayang Medan tahun 2003.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui personal higiene
penjamah makanan jajanan di Simpang
Selayang Medan.
2. Untuk mengetahui cara pencucian
peralatan makanan jajanan di Simpang
Selayang.
3. Untuk mengetahui penyediaan air bersih
pedagang makanan jajanan ditempat
penjualan.

4. Untuk mengetahui cara penanganan
limbah ditempat penjualan makanan
jajanan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey yang
bersifat deskriptif dengan pendekatan cross
sectional studi untuk menggambarkan aspek
sanitasi makanan jajanan yang dijual di
sekitar Simpang Selayang kelurahan
Simpang Selayang kecamatan Medan
Tuntungan Sumatera Utara.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Simpang
Selayang kelurahan Simpang Selayang
kecamatan Medan Tuntungan Sumatera
Utara, dengan alasan:
1. Lokasi penelitian cukup dekat dengan
tempat tinggal peneliti.
2. Penjualan makanan jajanan rawan
pencemaran jika tidak diterapkan higiene
sanitasi yang baik.
3. Belum pernah ada penelitian sejenis di
kelurahan tersebut.
Waktu pelaksanaan penelitian 1 sampai

dengan 8 Agustus 2003.
Populasi dan Sampel
Populasi
penelitian
ini
adalah
pedagang makanan jajanan yang dianggap
peneliti rawan pencemaran. Terdiri dari
pedagang mie, lontong sayur, sate, bakso,
bakwan, goreng pisang dan goreng tahu yang
berjumlah 14 pedagang.
Sampel penelitian ini adalah seluruh
populasi, yaitu semua pedagang makanan
jajanan di sekitar Simpang Selayang
kelurahan Simpang Selayang kecamatan
Medan Tuntungan Sumatera Utara.
Pengumpulan Data
Data
primer
diperoleh

melalui
wawancara langsung dengan menggunakan
daftar pertanyaan dan pengamatan langsung
dengan menggunakan ceklist. Data sekunder
ini diperoleh dari Puskesmas Simalingkar
dan kantor kelurahan Simpang Selayang
tahun 2003.
Pengolahan dan Analisa Data
Data setelah diolah dianalisa secara
deskriptif dengan merujuk kepada Peraturan

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan

35
Universitas Sumatera Utara

Menteri Kesehatan RI No. 236 tahun 1997
tentang persyaratan hygiene dan sanitasi
makanan, kemudian disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekwensi.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Geografi
Kelurahan Simpang Selayang adalah
salah satu kelurahan dalam wilayah
kecamatan Medan Tuntungan Sumatera
Utara. Mempunyai luas wilayah 512 Ha.
Secara administratif batas wilayah kelurahan
Simpang Selayang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan
Tanjung Sari. Sebelah Selatan berbatasan
dengan kelurahan Kemenangan Tani.
Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan
Tanjung Selamat. Sebelah Timur berbatasan
Tabel 1.

dengan kelurahan Mangga (Kantor kelurahan
Simpang Selayang, 2003).
Demografi

Jumlah penduduk kelurahan Simpang
Selayang hingga bulan Juni 2003 adalah
11.330 jiwa, yang terdiri dari 5.708 jiwa
perempuan dan 5.622 laki-laki. Jumlah
kepala keluarga sebanyak 2.803 (Kantor
kelurahan Simpang Selayang, 2003).
Sosio Ekonomi
Mata pencaharian penduduk kelurahan
Simpang Selayang bermacam-macam, hal ini
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa mata pencaharian penduduk kelurahan
Simpang Selayang sebagian besar adalah
petani, yaitu sebesar 28,53% dari jumlah
penduduk.

Distribusi Penduduk Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin tahun 2003
Jenis Kelamin

Umur

Jumlah

Perempuan
F
%
F
%
< 1 th
99
1.76
144
2.52
1 – 4 th
504
8.96
535
9.37
5 – 6 th
436
7.76
485
8.50
7 – 12 th
417
7.42
434
7.60
13 – 15 th
446
7.93
486
8.51
16 – 18 th
413
7.35
457
8.01
19 – 25 th
384
6.83
395
6.92
26 – 35 th
377
6.71
421
7.38
36 – 45 th
417
7.42
427
7.48
46 – 50 th
529
9.40
546
9.57
50 – 60 th
718
12.77
559
9.79
61 – 75 th
664
11.81
562
9.85
> 76 th
218
3.88
257
4.50
Total
5.622
100.00
5.708
100.00
Sumber: Kantor Lurah Kelurahan Simpang Selayang, Tahun 2003.
Tabel 2.

Laki-Laki

243
1.039
921
851
932
870
779
798
844
1.075
1.277
1.226
475
11.330

%
2.14
9.17
8.13
7.51
8.23
7.68
6.88
7.04
7.45
9.49
11.27
10.82
4.19
100.00

Distribusi Penduduk Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Mata Pencaharian
Tahun 2003

Mata Pencaharian

Jumlah (orang)

Tani
Jasa/Perdagangan
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Peternak
Pensiunan
Lain-lain/tidak bekerja
Total
Sumber: Kantor Kelurahan Simpang Selayang Medan, Tahun 2003

36

F

3.233
982
718
181
15
14
6187
11.330

Persen
28,53
8,67
6,34
1,60
0,13
0,12
54,61
100,00

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Sepuluh Macam Penyakit Terbanyak Berdasarkan Jumlah Kunjungan Pasien di
Puskesmas Simalingkar Tahun 2002
Penyakit
ISPA
Penyakit Infeksi Usus
Infeksi Lain Pada SPA
Tonsilitis
Diare
Penyakit Kulit Infeksi
Penyakit Kulit Alergi
Penyakit Pada Pulva
Cacar Air
Penyakit Otot dan jaringan ikat

Jumlah
11.841
1.822
1.747
1.336
1.143
1.017
802
540
450
336

Tota;

Persen
56.3
8.7
8.3
6.4
5.4
4.8
3.8
2.6
2.1
1.6

21.034

100.00

Sumber: Puskesmas Simalingkar Januari – Desember 2002
Tabel 4. Distribusi Pedagang Makanan Jajanan di Simpang Selayang Tahun 2003 Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin
Umur (Tahun)
≤ 35
36-40
> 40
Total

Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
f
%
F
%
0
0,0
2
22,2
4
80,0
4
44,5
1
20,0
3
33,3
5
100,0
9
100,0

Jumlah
F
2
8
4
14

%
14,3
57,1
28,6
100,0

Tabel 5. Distribusi Pedagang Makanan Jajanan di Simpang Selayang Tahun 2003 Berdasarkan
Pendidikan
Pendidikan
Tamat SD
Tamat SLTP

Jumlah
3
3

Persen
21,4
21,4

8

57,2

14

100,0

Tamat SLTA Keatas
Total

Tabel 6. Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Personal Higiene
Pernyataan Responden Tentang Higiene Penjamah Makanan
Pakaian bersih saat menangani makanan
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Memakai celemek saat menangani makanan
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Alasan tidak memakai celemek
a. kurang begitu perlu
b. Kurang nyaman/risih karena tidak biasa
c. Tidak tahu manfaat
Total

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan

Jumlah

Persen

14
0
0
14

100,0
0,0
0,0
100,0

0
0
14
14

0,0
0,0
100,0
100,0

6
8
0
14

42,9
57,1
0,0
100,0

37
Universitas Sumatera Utara

Pernyataan Responden Tentang Higiene Penjamah Makanan
Memakai tutup kepala saat menangani makanan
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Alasan tidak memakai tutup kepala
a. Kurang begitu perlu
b. Tidak biasa/kurang nyaman
c. Tidak tahu manfaat
Total
Mencuci tangan sebelum menangani makanan
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Tidak menangani makanan saat menderita batuk/pilek
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Sambil ngobrol/bercakap-cakap saat menangani makanan
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
Total
Pakai alat bantu dalam menangani makanan
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak

Jumlah

Total

Sepuluh Penyakit Terbanyak
Puskesmas Simalingkar adalah salah
satu sarana bagi warga kelurahan Simpang
Selayang memperoleh pelayanan kesehatan.
Berdasarkan catatan jumlah kunjungan
pasien yang berobat di Puskesmas
Simalingkar tahun 2002, ada sepuluh macam
penyakit terbanyak. Secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
pengunjung terbanyak adalah pasien dengan
penyakit ISPA. Secara khusus penyakit yang
diduga ada hubungannya dengan kebiasaan
penyelenggaraan makanan yang kurang baik
adalah diare, pada Tabel 3 berada pada posisi
nomor 5 dari 10 penyakit terbanyak.
Gambaran Keadaan Pedagang Makanan
Jajanan di Simpang Selayang
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Umur dan jenis kelamin para pedagang
makanan jajanan di Simpang Selayang secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa
responden terbanyak adalah kelompok umur
38

Persen

2
0
12
14

14,3
0
85,7
100,0

6
6
0
12

50,0
50,0
0,0
100,0

9
5
0
14

64,3
35,7
0,0
100,0

7
7
0
14

50,0
50,0
0,0
100,0

2
10
2
14

14,3
71,4
14,3
100,0

6
8
0
14

42,9
57,1
0,0
100,0

antara 36 sampai 40 tahun, pedagang
makanan jajanan di Simpang Selayang lebih
banyak perempuan dibanding laki-laki.
Berdasarkan Pendidikan
Latar belakang pendidikan penjual
makanan jajanan di Simpang Selayang
bermacam-macam, secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
sebagian besar pedagang makanan jajanan di
Simpang
Selayang
latar
belakang
pendidikannya SLTA yaitu 57,2% (8 0rang).
Berdasarkan Personal Higiene
Hasil wawancara tentang personal
higiene penjamah makanan jajanan di
Simpang Selayang dapat dilihat pada Tabel
6.
Berdasarkan hasil wawancara yang di
muat pada Tabel 6 diketahui bahwa seluruh
pedagang menyatakan memakai pakaian bersih
saat menangani makanan. Tidak ada pedagang
yang memakai celemek saat menangani
makanan, alasan kurang begitu perlu sebesar

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan
Universitas Sumatera Utara

42,9% (6 orang), alasan lain yaitu kurang
nyaman/risih karena tidak biasa sebesar 57,1%
(8 orang). Pedagang yang memakai tutup
kepala saat menangani makanan hanya 2 orang
(14,3%), yang lainnya tidak memakai tutup
kepala dengan alasan kurang begitu perlu
sebanyak 6 orang, alasan lain adalah tidak
biasa/kurang nyaman sebanyak 6 orang.
Pedagang selalu mencuci tangan sebelum
menjamah makanan sebesar 64,3% (9 orang),
yang lain hanya kadang-kadang saja yaitu
sebesar 5,7% (5 orang). Pedagang tidak
menangani makanan saat batuk/pilek sebesar
50% (7 orang), dan yang lain tetap menangani
makanan dengan alasan jika batuk/pileknya
ringan dan hanya pusing sedikit saja. Hanya
dua pedagang yang menyatakan tidak ngobrol
saat menangani makanan, kadang-kadang
sambil ngobrol/bercakap-cakap sebesar 71,4%
(10 orang), dan yang tetap ngobrol/bercakapcakap sebesar 14,3% (2 orang). Pedagang
menyatakan selalu pakai alat bantu saat
menangani makanan sebesar 42,9% (6 orang),
yang lain hanya kadang-kadang saja, dengan
alasan bahwa tangan mereka sudah dicuci
terlebih dahulu. Diperoleh informasi bahwa
seluruh pedagang belum pernah mendapat
penyuluhan
khusus
tentang
cara
penyelenggaraan makanan yang baik, semua
pedagang menyatakan tidak pernah membaca
buku-buku
khusus
tentang
cara-cara
penyelenggaraan makanan yang baik/
memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan Cara Pencucian Peralatan
Peralatan makanan dan masak penting
untuk diperhatikan karena merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip
penyehatan makanan. Cara pedagang makan
jajanan di Simpang Selayang dalam mencuci
peralatan dapat dilihat pada Tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7 Sebesar 42,9% (6
pedagang) segera melakukan pencucian
peralatan setelah digunakan, yang lainya

kadang-kadang.
Semua
pedagang
menyatakan mencuci peralatan makan
memakai bahan pembersih sabun/deterjen.
Dalam melakukan pencucian peralatan tidak
ada pedagang yang melakukan pencucian
dengan air yang mengalir.
Berdasarkan Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih di tempat
penjualan makanan jajanan sangat perlu
untuk menunjang pelaksanan penanganan
makanan jajanan. Sumber air bersih, tempat
penampungan dan keadaan fisik air dapat
dilihat pada Tabel 8.
Berdasarkan Tabel 8 diketahui Sebesar
57,1% (8 pedagang) memakai air bersih yang
sumbernya dari sumur. Penampungan air
bersih para pedagang seluruhnya mempunyai
tutup, Seluruh pedagang menyatakan air
bersih tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Berdasarkan Cara Penanganan Limbah
Limbah di tempat penjualan perlu di
tangani dengan cara-cara yang baik agar
tidak menimbulkan pencemaran di tempat
penjualan makanan jajanan. Cara pedagang
menangani limbah di tempat penjualan
makanan jajanan dapat dilihat pada Tabel 9.
Berdasarkan Tabel 9 diketahu bahwa
sebesar 78,6% (11 pedagang) membuang
limbah cair ke saluran terbuka. Seluruh
penjual menyatakan penanganan sampah
ditampung sementara dengan tempat sampah
terbuka.
Observasi terhadap Keadaan Higiene dan
Sanitasi Makanan Jajanan
Selain wawancara juga dilakukan
observasi langsung terhadap keadaan higiene
dan sanitasi makanan jajanan di Simpang
Selayang. Hasil observasi dapat dilihat pada
Tabel 10.

Tabel 7. Distribusi Pedagang Berdasarkan Cara Pencucian Peralatan
Cara Pencucian Peralatan
Segera mencuci peralatan setelah digunakan
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Pencucian peralatan memakai sabun/deterjen
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan

Jumlah

Persen

6
8
0
14

42,9
57,1
0,0
100,0

14
0
0
14

100,0
0,0
0,0
100,0

39
Universitas Sumatera Utara

Cara Pencucian Peralatan
Pencucian peralatan menggunakan air bersih yang mengalir
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total

Jumlah
0
0
14
14

Persen
0,0
0,0
100,0
100,0

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih

Jumlah

Sumber air bersih
a. PAM
b. Sumur
c. Sungai
Total
Tempat penampungan air bersih mempunyai tutup
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total
Air bersih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Total

Persen

6
8
0
14

42,9
57,1
0
100,0

14
0
0
14

100,0
0,0
0,0
100,0

14
0
0
14

100,0
0,0
0,0
100,0

Tabel 9. Distribusi Pedagang Berdasarkan Cara Penanganan Limbah
Penanganan Limbah
Membuang air limbah
a. Ke saluran tertutup
b. Ke saluran terbuka
c. Langsung ke tanah dekat penjualan
Total
Penanggulangan sampah sementara
a. Dengan tempat sampah tertutup
b. Dengan tempat sampah terbuka
c. Dibuang sembarangan
Total

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa
seluruh pedagang makanan berpakaian bersih
saat
menangani
makanan.
Pedagang
makanan tidak ada yang menggunakan
celemek. Hanya dua Pedagang makanan
jajanan yang memakai tutup kepala, yang
lainya tidak. Sebagian besar kuku pedagang
tampak bersih dan pendek, hanya 28,6% (4
pedagang) kukunya tidak bersih dan tidak
pendek (terlihat panjang dan agak hitam).
Satu pedagang terlihat selalu pakai alat bantu
dalam menangani makanan, yang lainya
hanya kadang-kadang. Pedagang makanan

40

Jumlah

Persen

0
11
3
14

0,0
78,6
21,4
100,0

0
14
0

0,0
100,0
0,0

14

100,0

tidak sambil ngobrol/bercakap-cakap saat
menangani makanan sebesar 42,9% (6
orang), yang lain kadang-kadang. Semua
pedagang tidak sambil merokok dan juga
tidak sambil mengunyah saat menangani
makanan. Berdasarkan Tabel 4.10 juga
diketahui bahwa semua pedagang mencuci
peralatan makan memakai bahan pembersih
sabun/deterjen. Tidak ada pedagang yang
mencuci peralatan dengan air pencuci yang
tidak berulang, mereka baru menggantinya
setelah air pencuci benar-benar kelihatan
kotor.

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan
Universitas Sumatera Utara

Tabel 10. Distribusi Pedagang Makanan Jajanan di Simpang Selayang Berdasarkan Higiene
Sanitasi (Observasi/Pengamatan)
Kategori
Keadaan Higiene Sanitasi
Penjamah berpakaian bersih
Memakai Celemek
Memakai tutup kepala
Kuku bersi dan pendek
Selalu pakai alat bantu menjamah makanan
Saat menangani makanan tidak ngobrol
Tidak merokok
Tidak mengunyah
Pencucian alat memakai bahan pembersih
Air pencuci tidak dipakai berulang-ulang
Penyimpanan alat terhindar pencemaran
Tempat penampungan air bersih tertutup
Air bersih secara fisik memenuhi syarat
Tempat sampah baik/memenuhi syarat
Pembuangan limbah cair kesaluran tertutup

Diketahui bahwa tidak ada pedagang
yang menyimpan peralatannya aman dari
pencemaran. Para pedagang seluruhnya
sudah menggunakan tempat penampungan
air yang tertutup. Tidak ada pedagang yang
menampung sampah sementara dengan
tempat
sampah
tertutup.
Tempat
penampungan sampah belum baik, tidak
tertutup dan tidak kedap air. Air limbah tidak
dibuang ke saluran tertutup, bahkan ada
pedagang yang membuang limbah cair
lansung ketanah dekat penjualan.
PEMBAHASAN
Gambaran Keadaan Pedagang Makanan
Jajanan
Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan
wawancara
dengan
pedagang makanan jajanan di Simpang
Selayang diketahui bahwa latar belakang
pendidikan mereka sudah cukup memadai,
sebagian besar adalah tamatan SLTA. Latar
belakang
pendidikan
yang
rendah,
kurangnya informasi dan pengetahuan yang
dimiliki para pedagang dapat mempengaruhi
cara-cara mereka dalam menangani makanan
jajanan.
Berdasarkan personal Higiene
Dari aspek hygiene penjamah makanan
yang dipersyaratkan sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 236 tahun 1997
bahwa belum seluruh pedagang memenuhi

Ya
14
0
2
10
1
6
14
14
14
0
0
14
14
0
0

%
100,0
0,0
14,3
71,4
7,1
42,9
100,0
100,0
100,0
0,0
0,0
100,0
100,0
0,0
0,0

Tdk
0
14
12
4
13
8
0
0
0
14
14
0
0
14
14

%
0,0
100
85,7
28,6
92,9
57,1
0,0
0,0
0,0
100
100
0,0
0,0
100
100

Jlh
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14

semua aspek persyaratan hygiene yang
ditetapkan, seperti pemakaian tutup kepala
baru sebesar 14,3% (2 orang), tidak ada yang
pakai celemek, mencuci tangan hanya 9
orang, lainnya hanya kadang-kadang, adanya
pedagang makanan kadang-kadang masih
tetap menangani makanan meskipun dalam
keadaan menderita batuk/pilek yaitu sebesar
42,9% (6 pedagang) yang seharusnya tidak
boleh menderita penyakit, sebagian besar
penjamah
makanan
kadang-kadang
menangani makanan sambil ngobrol/
bercakap-cakap yaitu 71,4% (10 pedagang),
menggunakan alat bantu saat menjamah
makanan 57,1% (8 pedagang) sedangkan dari
aspek pakaian yang digunakan maka seluruh
pedagang telah menggunakan pakaian yang
bersih. Dengan tidak dipenuhinya aspekaspek hygiene dalam mengolah makananan,
maka hal ini dapat berdampak pada
terjadinya pencemaran terhadap makanan
yang diolah dan disajikan seperti terjadinya
pencemaran makanan oleh bakteri atau zatzat lain yang membahayakan kesehatan yang
diakibatkan oleh tangan yang kotor, rambut,
pakaian dan penjamah yang sedang
menderita penyakit sehingga menjadi sumber
penularan penyakit kepada konsumen yang
memakan makanan jajanan tersebut.
Kondisi personal hygiene yang belum
memenuhi syarat ini dimungkinkan oleh
karena semua penjual makanan jajanan di
Simpang Selayang belum pernah mendapat
penyuluhan kesehatan secara khusus tentang

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34-44)
Surya Dharma dan Gunawan

41
Universitas Sumatera Utara

cara-cara penyelenggaraan makanan yang
baik dan memenuhi syarat kesehatan. Mereka
juga menyatakan tidak pernah membaca
buku-buku
khusus
tentang
cara-cara
penyelenggaraan makanan jajanan yang baik
dan memenuhi syarat kesehatan. Padahal ini
sangat perlu bagi seorang penjamah makanan
agar mereka punya pengetahuan di bidang
makanan
sehingga
mereka
dapat
menerapkannya dalam aktifitasnya sebagai
penjual makanan jajanan.
Berdasarkan Cara Pencucian Peralatan
Pencucian peralatan perlu mendapat
perhatian khusus agar tersedia peralatan yang
bersih dan sehat. Informasi yang diperoleh
dari para pedagang, sebagaimana dimuat
pada Tabel 7 bahwa tidak semua pedagang
selalu membersihkan peralatannya segera
setelah digunakan. Hanya sebesar 42,9% (6
pedagang) segera melakukan pencucian
peralatan setelah digunakan, yang lain hanya
kadang-kadang Peralatan yang kotor jika
tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan
perlengketan kotoran/bekas makanan pada
alat, sehingga sukar dibersihkan. Oleh sebab
itu sebaiknya peralatan segera dibersihkan
setelah digunakan.
Menurut Depkes RI (1997), hendaknya
peralatan yang kotor segera dicuci setelah
digunakan dan selanjutnya di desinfeksi atau
dikeringkan dengan bantuan sinar matahari
atau panas buatan. Dalam melakukan
pencucian peralatan, semua pedagang
melakukan pencucian peralatan dengan
bahan pembersih sabun/deterjen. Hal ini
sudah sesuai dengan salah satu syarat
pencucian yang diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 236 tahun 1997
tentang persyaratan kesehatan makanan
jajanan.
Menurut Jeni yang dikutip oleh
Purnawijayanti (2001), untuk menciptakan
kondisi sanitasi yang baik pada pengolahan
makanan, perlu dilakukan pencucian
peralatan yang digunakan. Hal ini harus
dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa
makanan dan kemungkinan adanya mikroba
yang melekat pada peralatan.
Diketahui bahwa dalam melakukan
pencucian peralatan yang digunakan,
pedagang tidak menggunakan air yang
mengalir. Pedagang melakukan pencucian
dengan air yang berulang-ulang. Air pencuci
kebanyakan tampak kotor dan berminyak.

42

Sebaiknya air pencuci selalu bersih untuk
menjaga efektifitas pencucian. Menurut
Jayadiningrat (1989), dengan membersihkan
peralatan secara baik akan menghasilkan
peralatan yang baik dan sehat pula. Menjaga
kebersihan peralatan makan dan masak
berarti
telah
membantu
mencegah
pencemaran makanan oleh peralatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
cara pencucian peralatan yang dilakukan para
pedagang makanan belum memenuhi syarat
kesehatan.
Berdasarkan Penyediaan Air Bersih
Untuk menunjang higiene sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan ditempat
penjualan makanan jajanan, salah satunya
yaitu penyediaan air bersih. Sumber air
bersih, tempat penampungan dan keadaan air
secara fisik harus memenuhi syarat. Dari
hasil wawancara dan pengamatan yang
dimuat pada Tabel 8 diketahui bahwa semua
pedagang menampung air bersihnya pada
tempat yang ditutup, yaitu dengan ember
atau memakai jerigen. Berdasarkan sumber
air bersih yang digunakan, sebesar 42,9% (6
pedagang) menggunakan air bersih dari
PAM, dan sebesar 57,1% (8 pedagang)
menggunakan air bersih dari sumur. Secara
fisik air bersih yang digunakan memenuhi
syarat kesehatan. Hal ini tampak dari
keadaan air yang jernih, tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak berasa.
Menurut Fardiaz (1992), air bersih
dikatakan memenuhi syarat fisik jika tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Warna
air dapat terjadi karena adanya bahan-bahan
terlarut. Air berbau bisa disebabkan adanya
bahan-bahan kimia, plankton, bahan organik
dan mikroorganisme anaerobik yang ada di
dalam air.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
cara penyediaan air bersih para pedagang
makanan jajanan sudah memenuhi syarat
kesehatan.
Berdasarkan Cara Penanganan Limbah
Dalam penelitian ini juga dilakukan
pengamatan aspek sanitasi lingkungan
tempat penjualan makanan jajanan. Sanitasi
lingkungan perlu mendapat perhatian karena
keadaan lingkungan yang kotor dan tidak
baik penataannya akan mengurangi minat
pembeli, demikian menurut penelitian
Ratnawati dan Suhardianto (2003).

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan
Universitas Sumatera Utara

Cara-cara penanganan limbah di
tempat penjualan makanan jajanan juga harus
memenuhi syarat kesehatan agar tercipta
lingkungan yang bersih dan sehat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
semua
pedagang
makanan
jajanan
menggunakan tempat penampungan sampah
sementara tidak mempunyai tutup. Sampah
yang tidak baik penanganannya dapat
mengundang kehadiran lalat di tempat
penjualan makanan jajanan yang kemudian
akan menjadi perantara pembawa penyakit.
Di tempat penjualan makanan jajanan juga
belum tersedia sarana pembuangan limbah
yang memenuhi syarat kesehatan, akibatnya
mereka membuang limbahnya ke saluran
terbuka atau langsung ke tanah dekat
penjualan. Hal ini selain dapat menyebabkan
terjadinya genangan dan bau yang tidak
sedap, juga dapat menjadi tempat
berkembang biaknya penyakit, yang pada
akhirnya dapat mencemari makanan yang
dijual para pedagang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
cara-cara penanganan limbah oleh para
pedagang makanan jajanan di Simpang
Selayang belum ada yang memenuhi syarat
kesehatan.
Selayaknya penjual makanan jajanan
minimal menyediakan tempat sampah
tertutup, membuang limbah jauh dari tempat
penjualan makanan sehingga lingkungan
kelihatan bersih dan terpelihara.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap
pedagang makanan jajanan di Simpang
Selayang dapatlah disimpulkan bahwa:
1. Personal higiene pedagang makanan
jajanan di Simpang Selayang tidak ada
yang memenuhi syarat kesehatan sebagai
seorang panjamah makanan.
2. Cara-cara pedagang di Simpang Selayang
dalam mencuci peralatan makan tidak ada
yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Penyedian air bersih para pedagang
makanan jajanan di Simpang Selayang
semua sudah memenuhi syarat kesehatan.
4. Cara-cara penanganan limbah di tempat
penjualan oleh para pedagang makanan
jajanan di Simpang Selayang tidak ada
yang memnuhi syarat kesehatan

5. Secara umum dari higiene dan sanitasi,
penjualan makanan jajanan di Simpang
Selayang
tidak
memenuhi
syarat
kesehatan.
Saran
Beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk peningkatan keadaan higiene dan
sanitasi penjualan makanan jajanan di
Simpang Selayang antara lain yaitu:
1. Instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan
Kota atau puskesmas Simalingkar, agar
melakukan penyuluhan kepada penjual
makanan jajanan tentang cara-cara
penyelenggaraan makanan jajanan yang
memenuhi syarat kesehatan termasuk
penanganan sampah dan limbah cair yang
dihasilkan.
2. Masyarakat konsumen hendaknya lebih
selektif dalam membeli makanan jajanan
dengan mempertimbangkan faktor gizi
dan keamanan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dkk, 1997. Sanitasi Makanan dan
Minuman pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi, Pusdiknakes RI,
Jakarta
Depkes RI, 1992. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan, Jakarta
…………., 1997. Bakteri Pencemar makanan
Dan Penyakit Bawaan Makanan,
Jakarta
…………., 1998. Permenkes RI Nomor
236/Menkes/Per/IV/1997
Tentang
Persyaratan
Kesehatan
Makanan
Jajanan, Jakarta
…………., 1999. Indonesia Sehat 2010,
Jakarta
…………., 2000. Permenkes RI Nomor
712/Menkes/Per/X/1986
Tentang
Persyaratan Kesehatan Jasa Boga,
Jakarta
Entjang I, 1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat,
PT. Citra Aditya Abadi, Bandung
Fardiaz S, 1992. Polusi air dan udara,
kanisius Yogyakarta
Kusnoputranto
H,
1986.
Kesehatan
Lingkungan. FKM UI, Jakarta
Purnawijayanti HA, 2001. Sanitasi Higiene
Dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan, Jakarta

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan

43
Universitas Sumatera Utara

Sihite R, 2000. Higiene dan Sanitasi, SIC,
Surabaya
Saksono L, 1986. Pengantar sanitasi
makanan, Alumni, Bandung
Jayadiningrat S, 1989. Makanan Kesehatan
Dan Catering, CV Miswar, Jakarta

44

Ratnawati dan Suhardianto, 2003. Sanitasi
Lingkungan Dan Sosio Ekonomi
Pedagang Makanan Jajanan Di
Beberapa Tempat Kota Bandung,
http//202.159.18.43/jsi/121.tina.htm
Widyati R, Yuliarsih, 2002. Higiene Dan
Sanitasi Umum Dan Perhotelan,
Grasindo, Jakarta.

Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Simpang Selayang (34–44)
Surya Dharma dan Gunawan
Universitas Sumatera Utara