Gambaran Indeks Massa Tubuh dengan Lamanya Hipertensi pada Penderita Hipertensi yang Berobat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

PADA PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT JALAN DI POLIKLINIK JANTUNG

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RANGGA MUSTIKA ADYA 070100138

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Gambaran indeks massa tubuh dengan lamanya hipertensi pada penderita hipertensi yang berobat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : RANGGA MUSTIKA ADYA NIM : 070100138

Pembimbing Penguji 1

(Prof. Dr. A. Afif Siregar, Sp.A(K), Sp.JP(K)) (dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, Mpd.Ked)

NIP : 19500416 19771 1 100 NIP : 1967052 199903 2 001 Penguji 2

(dr. Tetty Aman Nasution, M.med, Mc) NIP : 19700109 199702 2 001


(3)

ABSTRAK

Hipertensi disebut juga dengan The Silent Killer karena sering kali dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak obati dan ditanggulangi akan menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lainnya yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat maupun kematian. Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pengamatan cross sectional untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh penderita hipertensi. Artinya peneliti melakukan proses pengambilan data dalam satu kali pengamatan. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan kemudian data dianalisis menggunakan tabel.

Hasil yang adalah pasien hipertensi lebih dari 3 tahun sebanyak 49 orang yang mengalami obesitas.

Kata kunci : Hipertensi, Indeks massa tubuh


(4)

ABSTRACT

Hypertension, also known as the silent killer. Because it is often found without any symptoms, if not treated will lead to complications like stroke, heart disease and blood vessels, kidneys and other. Eventualy lead to disability or death. Patiets who had at least 3 times blood pressure higher than 140/90 mmHg at rest state, is expected to have hypertension.

This study is an observational study with cross-sectional observation. To describe the body mass index patiets with hypertension. That is, there searchers conducted the data collection process in a single observation. Data is collected directly by measuring the height and weight then analyzed data using tables.

The result obtained are hypertensive patient who over 3 years, 49 people are obese.

Key words : hypertension, body mass index


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LAMANYA HIPERTENSI YANG DIALAMI, PADA PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT JALAN DI POLIKLINIK JANTUNG R.S H. ADAM MALIK MEDAN”.

Saya sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun saya sangat harapakan untuk kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga karya tulis ini bisa bermanfaat.

Akhir kata, Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, terkhusus kepada :

1. Keluarga yang sangat saya cintai beserta saudara-saudara saya yang tersayang atas dukungan dan bantuan morilnya.

2. Prof. dr. A. Afif Siregar Sp,A(K), Sp,JP(K) yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun dalam penyusunan karya tulis ini.

3. Rekan-rekan Mahasiswa dan semua pihak yang membantu penyusun dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan dan pengorbanan mereka kepada saya dan melimpah rahmat dan karunia –Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal Al Amin.

Medan, Desember 2012


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ………... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4

2.1. Hipertensi ... 4

2.1.1 Defenisi... ... 4

2.1.2 Etiologi ... 4

2.1.3 Klasifikasi ... 8

2.1.4 Penatalaksanaan ... 8

2.2. Body Mass Index (BMI) ... 9

2.2.1. Defenisi... ... 9

2.2.2. Klasifikasi ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 14


(7)

BAB 4 METODE PENELITIAN... 19

4.1. Jenis dan Desain Penelitian ... 19

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.4. Kriteria Kontrol ... 20

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 20

4.6. Pengolahan dan Analisa Data ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. Hasil Penelitian ... 22

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian ... 22

5.1.2. Deskripsi karakteristik responden ... 22

5.2. Pembahasan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC VII………. 8

2.2. Klasifikasi (BMI) menurut WHO (2000)……….. 13

3.1. Klasifikasi (BMI) menurut WHO (2000)……….. 15


(9)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Lampiran 3 Lembar Peryataan Lampiran 4 Data Induk


(10)

ABSTRAK

Hipertensi disebut juga dengan The Silent Killer karena sering kali dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak obati dan ditanggulangi akan menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lainnya yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat maupun kematian. Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pengamatan cross sectional untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh penderita hipertensi. Artinya peneliti melakukan proses pengambilan data dalam satu kali pengamatan. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan kemudian data dianalisis menggunakan tabel.

Hasil yang adalah pasien hipertensi lebih dari 3 tahun sebanyak 49 orang yang mengalami obesitas.

Kata kunci : Hipertensi, Indeks massa tubuh


(11)

ABSTRACT

Hypertension, also known as the silent killer. Because it is often found without any symptoms, if not treated will lead to complications like stroke, heart disease and blood vessels, kidneys and other. Eventualy lead to disability or death. Patiets who had at least 3 times blood pressure higher than 140/90 mmHg at rest state, is expected to have hypertension.

This study is an observational study with cross-sectional observation. To describe the body mass index patiets with hypertension. That is, there searchers conducted the data collection process in a single observation. Data is collected directly by measuring the height and weight then analyzed data using tables.

The result obtained are hypertensive patient who over 3 years, 49 people are obese.

Key words : hypertension, body mass index


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi sampai saat ini menjadi masalah kesehatan karena sekitar 90 % belum diketahui penyebabnya. Hipertensi disebut juga dengan The Silent Killer karena sering kali dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak obati dan ditanggulangi akan menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lainnya yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat maupun kematian. Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi, (Palmea, A. Williams, B., 2007)

Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 – 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa sebesar 29 – 31% yang berarti terdapat 56 – 65 juta orang penderita hipertensi di Amerika Serikat dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III pada tahun 1998 – 1991. Di Indonesia dari hasil data RISKESDAS pada tahun 2007 prevalensi penderita hipertensi sebesar 31,7%, (RISKESDAS, 2007)

Hipertensi juga dapat disebabkan karena faktor berat badan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan akan menaikkan tekanan darah, dan sebaliknya penurunan berat badan akan diikuti dengan penurunan tekanan darah, Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)>30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25, (Volek et al, 2005)


(13)

Kelebihan berat badan didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1998 dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau disebut juga dengan Body Mass Index (BMI). IMT merupakan indikator yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Menurut IOTF/WHO bahwa IMT yang normal untuk penduduk Asia adalah 18,5 – 22,9. Body Mass Index (BMI) sebagai Indeks yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan pengukuran tinggi badan yang dihitung dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi menjadi kuadrat tinggi badan dalam meter, (Ridjab DA., 2005)

IMT juga bisa sebagai salah satu pengobatan non farmakologi terhadap hipertensi, penderita hipertensi dengan IMT>30 (obesitas) bisa diberi anjuran agar menurunkan berat badanya, hal ini diharapkan untuk meringankannya hipertensi yang dialami pasien tersebut, dikarenakan pasien hipertensi dengan IMT yang sudah lebih dari 30 atau dapat dikatakan obesitas lebih besar kemungkinanya untuk terjadinya atau timbulnya penyakit lain, maka dari itu IMT ini sangatlah dianjurkan kepada penderita hipertensi khususnya yang sudah obesitas, (Barnes et al, 2007)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

”Bagaimana gambaran IMT pada penderita hipertensi dan hubungannya dengan lamanya hipertensi, pada pasien hipertensi yang berobat jalan di poliknilik jantung RSUP H. Adam Malik Medan.”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Gambaran IMT dengan lamanya hipertensi pada penderita hipertensi yang berobat jalan di poli klinik jantung RSUP H. Adam Malik Medan.


(14)

1.3.2. Tujuan Khusus

Mendapatkan nilai IMT, Lamanya hipertensi, jenis kelamin, Tekanan darah penderita hipertensi yang berobat jalan di poli klinik jantung RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi penulis

Sebagai pengalaman yang berharga sekaligus untuk tambahan ilmu bagi penulis.

1.4.2. Bagi masyarakat

Untuk memberikan informasi tentang kesehatan terutama tentang bagaimana gambaran indeks massa tubuh (IMT) pada penderita hipertensi dengan lamanya hipertensi yang dialami pada penderita hipertensi yang sedang berobat jalan.

1.4.3. Bagi poliklinik

Sebagai masukan informasi baru tentang gambaran indeks massa tubuh (IMT) dan hubungannya dengan hipertensi.

1.4.4. Bagi instansi pendidikan

Sebagai tambahan bahan pustaka dan sebagai dasar penelitian relevan bagi peneliti selanjutnya.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Tekanan darah adalah pengaturan tekanan pada dari arteri rata-rata untuk mengontrol curah jantung, resistensi perifer total dan volume darah. Tekanan darah arteri rata-rata (Mean Arterial Pressure) merupakan gaya utama yang digunakan untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mendorong darah ke jaringan, tekanan yang tinggi darah tidak dapat mengalir ke otak dan organ-organ vital dan mengakibatkan hipoksia. Namun, tekanan ini juga tidak boleh terlalu tinggi kerana dapat menimbulkan beban kerja jantung dan meningkat resiko rupture pembuluh darah kecil (Gerard J, et all,2006).

Tekanan arteri rata-rata dikonrol oleh baroreseptor yang tedapat di sistem sirkulasi. Apabila baroreseptor mendeteksi tekanan yang abnormal, ia akan mengaktivasi sistem respon reflex untuk memulihkan tekanan arteri ke nilai normal. Sistem saraf otonom yang mensarafi jantung, vena dan arteriol akan diaktivasi unutk mengubah curah jantung dan resistensi perifer total. Sistem saraf otonom akan bertindak dalam jangka pendek unutk mengontol tekanan darah. Penyesuaian jangka panjang melibatkan penyesuian volume darah total dengan mengawal keseimbangan garam dan air melalui pengaturan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Besarnya volume darah total, akan menimbulkan efek nyata pada curah jantung dan tekanan arteri rata-rata (Yogiantoro M, 2006). Menurut Joint National VII (JNC VII) hipertensi adalah tekanan darah yang berada diatas 140 mmHg untuk sistoliknya dan 90 mmHg untuk diastoliknya. (Cortas K, et al,2008).


(16)

2.2. Etiologi

Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Susalit E, et al).

2.2.1. Faktor genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Wade, et al. 2003).

2.2.2. Umur

Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50 – 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45


(17)

tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Oktora R, 2007).

2.2.3. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. (Cortas,et all 2008) Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Oktora R, 2007)

2.2.4. Obesitas

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)>30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk


(18)

wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus menerus (Cortas K, et al, 2008).

2.2.5. Pola asupan garam dalam diet

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG

2.2.6. Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian


(19)

kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Sharma S, 2008)

2.3. Klasifikasi

Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua kali pengukuran pada masing-masing kunjungan.

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII(2003) Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah

sistolik (mmHg)

Tekanan darah diastolik (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Pre hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89

Hipertensi tahap I 140 – 159 Atau 90 – 99

Hipertensi tahap II ≥160 Atau ≥ 100

(sumber :Cortas K, et al,2008) 2.4. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:

1. Target tekanan darah yatiu <140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti diabetes melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah <130/80 mmHg.

2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. 3. Menghambat laju penyakit ginjal.


(20)

2.4.1. Non Farmakologis

Terapi non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alkohol berlebih, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur.

Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan kontrol hipertensi. Meningkatkan aktifitas fisik orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi. Mengurangi asupan natrium Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh dokter. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi (Cortas K, et al, 2008)

2.4.2. Farmakologis

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/ blocker (ARB) (Cortas K, et al, 2008)

2.5. BMI ( BODY MASS INDEX) = INDEKS MASSA TUBUH (IMT) 2.5.1 Definisi

Obesitas atau kegemukan adalah akibat dari makan. Karena dari bahasa latin ob artinya akibat dari, dan esum diartikan sebagai makan, sehingga obesitas merupakan keadaan adanya kelebihan lemak dalam tubuh. Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas didefinisikan sebagai lebihnya akumulasi lemak yang dapat mempengaruhi kesehatan individu (WHO). Pengukuran yang biasa


(21)

digunakan untuk menentukan obesitas adalah dengan mengira Body Mass Index (BMI) atau nama lainnya Indeks Massa Tubuh (IMT). Individu yang mempunyai BMI melebihi 30 dianggap sebagai obesitas apabila individu yang mempunyai BMI sama atau lebih 25 dianggap overweigth. Obesitas dapat juga didefenisikan sebagai ketidakseimbangan energi, dimana energi yang diambil berlebihan dibanding energi yang digunakan serta dengan dengan indeks massa tubuh (IMT) >30. Lemak tubuh diperlukan pada semua individu sebagai penyimpan energi, sebagai sumber panas, penyerapan getaran dan fungsi lainya. Tapi apabila lemak berlebihan ini akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak berbanding pria. Perbandingan lemak normal antara lemak tubuh dengan berat badan sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Pada individu yang mengalami obesitas dapat dibedakan menurut distribusi lemak yaitu apple shape body (android) dan pear shape body (gynecoid). Apple shape adalah apabila lebih banyak lemak di bagian tubuh atas (dada dan pinggang) dan lebih beresiko untuk mengalami penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes dibandingkan dengan pear shape yang distribusi lemak lebih banyak di bagian bawah (pinggul dan paha). (Rosengren A et all.2008).

Obesitas secara langsung akan meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus tipe 2, hipertensi, stroke, infark miokardium, gagal jantung, batu kandung kemih, arthritis gout, tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur) dan Sindroma Pickwikian. (Kathryn L et al,2008).

Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Secara ilmiah obesitas terjadi akibat kelebihan asupan makanan atau energi didalam tubuh. Penyebab ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas, namun keadaan ini disertai oleh berbagai faktor yang dapat dihindari untuk menghindari obesitas. Faktor genetik merupakan faktor utama terjadinya obesitas. Obesitas diduga cenderung diturunkan kerana mempunyai penyebab genetik. Tetapi pola makanan dan kebiasaan gaya hidup turut mendorong kepada obesitas. Faktor genetik dan faktor


(22)

gaya hidup sangat sulit untuk dipisahkan. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

Faktor psikologis juga berperan penting didalam obesitas. Terdapat beberapa sumber mengatakan bahwa pola makan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Persepsi diri yang negatif merupakan salah satu daripada contoh bentuk gangguan emosi yang dapat meningkatkan pola makan individu.

Terdapat juga beberapa faktor kesehatan yang bisa mengakibatkan obesitas. Hipotiroidisme merupakan penyakit yang ditandai dengan berkurangnya hormon tiroid di dalam tubuh. Pada orang dewasa hipotiroid dapat mengakibatkan cepat lelah, penambahan berat badan dan turunnya denyut nadi. Selain ini kebanyakkan hormon kortrikosteroid juga dapat mengakibatkan obesitas. Keadaan ini dinamakan sindroma Cushing yang disebabkan stimulasi berlebihan pada kelenjar adrenal oleh hormon ACTH. Sindrom ini juga mengakibatkan peningkatan berat badan dan berperan langsung dalam menentukan BMI individu. Pengambilan obat-obat tertentu seperti steroid dan anti-depresi juga berperanan untuk terjadinya obesitas. Faktor perkembangan dan aktivitas fisik juga sangat berperanan dalam obesitas. Dari hasil beberapa penelitian, penderita obesitas mengalami penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh (Volek JS et al, 2005).

Obesitas biasanya terjadi pada masa kanak-kanak lagi dan bisa memiliki sel lemak 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Obesitas yang terjadi pada anak mempunyai resiko yang besar unutk menghadapi obese pada waktu dewasa (Barnes LA et al, 2007).

Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. Berkurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat terutama pada negara


(23)

berkembang. Aktivitas fisik dapat meningkatkan penggunaan kalori yang berlebihan didalam tubuh namun pada orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. Selain daripada faktor genetik, faktor-faktor lain yang menyebabkan obesitas dapat dielakkan untuk mencegah kejadian obesitas di kalangan masyarakat. Namun tingkat kesadaran masyarakat terhadap bahayanya obesitas masih lagi dalam keadaan membimbangkan. Masyarakat tidak mengambil perhatian terhadap masalah ini dan berhubung ke dokter apabila masalah ini telah menimbulkan pelbagai penyakit yang lain. Faktor makanan yang mengandung banyak lemak juga merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang perlu diperhatikan

Istilah “normal”, “overweight” dan “obese” dapat berbeda-beda, masing-masing negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu pengukuran / klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI (Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter) BMI = BB(kg)/TB(m). Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin.

(http://www.obesitas.web.id/bmi%28i%29.html)


(24)

Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi: • Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan • Wanita hamil

• Orang yang sangat berotot, contohnya atlet

BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obese dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20%.

2.5.2. Klasifikasi BMI

Table 2.2 Klasifikasi BMI penduduk Asia menurut (IOTF, WHO 2000)

Kategori BMI (kg/m2) Risk of Co-morbidities

Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 22.9 kg/m2 Rata rata Overweight: > 23

At Risk 23.0 – 24.9 kg/m2 Meningkat Obese I 25.0 - 29.9kg/m2 Sedang Obese II > 30.0 kg/m2 Berbahaya (sumber : Barnes LA, et al,2007)


(25)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan. IMT bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh. Hubungan antara lemak dan IMT dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh lebih tinggi dibandingkan pria dengan nilai IMT yang sama.

1. Cara Ukur :

Tinggi badan : pasien berdiri tegak bersandar pada dinding tanpa menggunakan alas kaki ataupun alas kepala kemudian peneliti mengukur dengan menggunakan meteran khusus tinggi badan sampai tepat berada diatas kepala pasien, kemudian mencatat hasil dari pengukuran tinggi badan tersebut.

Berat badan : pasien meletakkan benda yg berada di kantung ataupun yg sedang dipakai (dompet, handphone, kunci, kalung, cincin, gelang, jaket, topi, benda apapun yang dapat menambah berat pasien) ke atas meja, kemudian pasien disuruh berdiri di atas timbangan, lalu peneliti mencatat hasil timbangan tersebut.

Variabel Independent IMT

Variabel Dependent Lamanya Hipertensi


(26)

Kemudian hasil yang di dapat dari penelitian tersebut dimasukkan kedalam rumus : IMT =

2 ) (TB

BB

ket : BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan 2. Alat Ukur :

Timbangan untuk mengukur berat badan Meteran khusus untuk mengukur tinggi badan 3. Hasil :

Interpretasi nilai IMT tanpa memperlihatkan umur dan jenis kelamin dapat ditentukan dengan melihat tabel kriteria IMT untuk kategori Asia

Tabel 3.1 Klasifikasi IMT Kategori Asia.

3.2.2. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan di dalam arteri yang dihasilkan oleh ventrikel kiri saat systole dan tekanan yang terdapat dalam arteri saat ventrikel diastole.

Tekanan darah Tinggi adalah tekanan darah yang berada diatas 140 mmHg untuk sistoliknya dan 90 mmHg untuk diastoliknya.

Kategori IMT Asia Kg/(m)2

Underweight <18,5

Normal 19,5 – 22,9

PreObese > 23

Obese I 25,0 – 29,9


(27)

1. Cara Ukur :

Pasang (lilitkan) manset tensimeter pada lengan atas di atas siku. Batas bagian bawah manset sekitar 2-3 cm dari lipatan siku. Boleh di lengan kiri atau kanan. Pemasangan manset pada bagian ini karena di sinilah letak pembuluh darah yang bernama Arteri Brachialis, yaitu pembuluh darah yang berasal langsung dari jantung. Letak pembuluh ini persis berada di bawah kulit di lipat siku (batas lengan bawah). Fungsi manset adalah untuk menekan pembuluh darah arteri tersebut.)

Manset tensimeter harus sejajar atau setinggi jantung. Orang yang diperiksa lebih baik dalam kondisi berbaring atau duduk. Kondisinya harus santai/rileks, tangan tidak boleh tegang.

Pasang stetoskop di telinga lalu tempelkan bagian yang pipih-bulat di sebelah bawah lilitan manset pada lipatan siku tempat dimana Arteri Brachialis berada.

Putar ke kanan (searah jarum jam) katup pengatur udara yang ada pada pompa karet manset untuk menutupnya, agar saat memompa manset nanti tidak ada udara yang bocor keluar.

Pompa karet agar udara masuk ke dalam manset sampai jarum aneroid menunjukkan tekanan 140 mmHg. Dan untuk tekanan sistole yang normal pada orang dewasa adalah 120 mmHg. Maka pada tekanan 140 mmHG tekanan darah akan terhenti. Dari sinilah pengambilan nilai 140 mmHg didasarkan.

Dengarkan suara yang muncul dari stetoskop yang telah terpasang di telinga antum. Jika pada tekanan 140 mmHg masih terdengar suara pulsasi/denyut arteri, berarti orang yang diperiksa adalah seorang penderita hipertensi, maka naikkan lagi tekanan dengan cara meremas pompa karet sedikit demi sedikit hingga suara pulsasi/denyut tidak terdengar lagi.


(28)

Setelah itu putar ke kiri sedikit katup pengatur udara agar udara di dalam manset keluar sedikit demi sedikit dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik, hingga aliran darah di Arteri Brachialis kembali mengalir. Perhatikan dan dengarkan suara yang timbul dari stetoskop ketika katup manset terbuka. Ketika terdengar suara denyut arteri untuk yang pertama kali, maka itulah suara yang disebut sebagai suara Korotkoff sekaligus penanda tekanan sistole. Kemudian suara denyutan itu makin lama makin keras, lalu berubah menjadi bising, lalu terdengar jelas lagi, kemudian mulai melemah dan lalu menghilang. Titik di saat suara ketukan/denyut arteri menghilang itulah yang dijadikan sebagai penanda tekanan diastole.

2. Alat Ukur :

Tensimeter dan Stetoskop 3. Hasil Pengukuran :

Interpretasi Tekanan darah dapat ditentukan dengan melihat tabel kriteria JNC VII dibawah ini.

Tabel 3.2 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII(2003)

3.2.3. Lamanya Hipertensi

Lamanya hipertensi adalah orang yang sudah menderita hipertensi lebih dari 3 tahun.

Klasifikasi tekanan darah

Tekanan darah sistolik (mmHg)

Tekanan darah diastolik (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Pre hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89

Hipertensi tahap I 140 – 159 Atau 90 – 99 Hipertensi tahap II ≥160 Atau ≥ 100


(29)

1. Cara Ukur :

Dengan cara menanyakan langsung kepada penderita hipertensi yang berobat jalan di poli klinik jantung RSUP H. Adam Malik Medan. Atau dengan kata lain malakukan Wawancara kepada penderita hipertensi dan menanyakan sudah berapa lama menderita hipertensi.

Dengan Rekam Medik yaitu melihat rekam medik penderita hipertensi yang berobat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan sudah berapa lama menderita hipertensi.

2. Hasil Pengukuran :

Mempunyai riwayat hipertensi sudah lebih dari 3 tahun.

3.2.4. Tekanan Darah Terkontrol dan Tidak Terkontrol

Tekanan darah terkontrol adalah pasien yang menderita hipertensi lebih dari 3 tahun yang mendapatkan terapi obat, dan memiliki tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg.

Tekanan darah tidak terkontrol adalah yang menderita hipertensi lebih dari 3 tahun dan mendapatkan terapi obat tetapi masih memiliki tekanan darah melebihi 140/90 mmHg.


(30)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan disain crossectional yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh pada penderita hipertensi, digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang terjadi pada situasi sekarang.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di R.S H. Adam Malik Medan. Dan waktu penelitian bulan Juni 2011 sampai bulan Juli 2011.

b. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di R.S H. Adam Malik Medan, penentuan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sesuai dengan tujuan penelitian dan peralatan serta sarana yang diperlukan untuk melaksanakan eksperiment ini tersedia.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang berobat di poliklinik jantung RSHAM selama bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2011.


(31)

b. Sampel

Perkiraan besar sampel yang minimal diambil berdasarkan rumus dibawah ini dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relative 10%.(Notoatmodjo S, 2005)

N=Z α 2 d

pq

dimana: p=0.5 d=0.1 =(1,96)2 2 ) 1 , 0 ( ) 5 , 0 )( 5 , 0 (

q=0.5 Z α=1.96 =96 dan digenapkan menjadi 100

Sampel diambil dari penderita hipertensi yang berobat jalan di poliklinik jantung RSUP H. Adam Malik Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling, artinya semua subyek yang memenuhi syarat (kriteria inklusi) akan diikutsertakan dalam penelitian ini sesuai dengan urutan kedatangan mereka. Jumlah sampel yang diambil sesuai dengan rumus sebanyak 100 orang. Pemilihan cara consecutive sampling adalah dengan pertimbangan bahwa cara tersebut secara teknis lebih mudah untuk dilakukan.(Imron, 2009)

4.4. Kriteria Sampel a. Kriteria Inklusi

- pasien yang mengalami hipertensi yang sudah lebih dari 3 tahun dan datang pada saat penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

- pasien dalam keadaan hamil

- pasien mengalami kelainan pada tulang punggung

- pasien memiliki cacat yg mengakibatkan tidak bisa dilakukannya pengukuran.


(32)

4.5. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu langsung diambil dari responden dimana cara untuk memperoleh data tersebut adalah dengan mengukur tinggi badan dan berat badan penderita hipertensi lalu menanyakan kepada penderita hipertensi tersebut sudah berapa lama menderita hipertensi.

Jenis data sekunder yaitu lamanya hipertensi yang diderita penderita hipertensi dilihat melalui rekam medik.

Editing

Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan Coding

Adalah memberikan tanda untuk memudahkan dalam pengolahan data-data.

Tabulating

Adalah memasukkan data yang diperoleh kedalam bentuk table untuk pembacaan data.

4.6. Pengolahan dan Analisa data

Data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS 19,0 for windows ( statistical product and service solution) dengan menu corelative. Data yang sudah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk tabel, dan penjelasan hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi.


(33)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini responden berjumlah 100 orang pasien yang berobat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Lokasi penelitian yang dipilih untuk pembahasan KTI ini adalah RSUP H. Adam Malik Medan.. Rumah sakit umum pusat H. Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991. Rumah sakit umum H. Adam Malik juga sebagai pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Rumah sakit umum H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan palayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi pusat pendidikan fakultas kedokteran USU Medan dipindahkan ke RSU H. Adam Malik sebagai tanda dimulainya Soft Opening. Kemudian diresmikan oleh bapak presiden RI pada tanggal 21 Juli 1993.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan karakteristik responden menurut Umur , lamanya hipertensi, dan tekanan darah adalah sebagaimana yang terdapat dalam dengan rincian sebagai berikut :


(34)

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik Responden Jumlah Pasien (%)

Umur 30-40 1

40-50 13

50-60 32

60-70 42

70-80 12

100

Dari tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa sampel didominasi oleh pasien yang berumur 60-70 tahun yaitu sebesar 42 orang, dan pasien yang berumur sekitar 50-60 tahun sebesar 32 orang, untuk pasien yang berumur 40-50 dan kisaran umur 70-80 tahun yaitu masing – masing sebesar 13 dan 12 orang, untuk yang berumur 30-40 tahun hanya ada 1 orang.

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Lamanya Hipertensi Karakteristik responden Lamanya hipertensi Total 3-7 tahun 8-12 tahun 13-17 tahun 18-22 tahun 23-27 tahun 28-32 tahun

Umur 30-40 - 1 - - - - 1

40-50 12 1 - - - - 13

50-60 30 2 - 1 - - 33

60-70 35 3 - - - - 38

70-80 7 5 - 2 - 1 15

Total 84 12 0 3 0 1 100

Berdasarkan dari tabel 5.2 diatas bahwa sampel didominasi oleh pasien yang telah mengalami hipertensi 3-7 tahun yaitu sebesar 84 orang. Sedangkan untuk pasien yang telah mengalami hipertensi 8-12 tahun hanya terdapat 12 orang,


(35)

dan 3 orang pasien yang telah mengalami hipertensi rentang 23-27 tahun dan hanya 1 orang pasien yang mengalami hipertensi 28-32 tahun.

Karakteristik IMT Responden Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin Dari hasil penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan didapat karakteristik IMT Responden berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin, penelti mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.3. Indeks Massa Tubuh Berdasarkan dari Umur dan Jenis Kelamin

Umur Normal PreObese Obese

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita

30-40 - - - - 1 -

40-50 1 1 2 - 5 4

50-60 1 4 3 - 13 11

60-70 1 4 6 7 7 17

70-80 1 2 1 - 7 1

Total 15 19 66

Berdasarkan dari tabel 5.3 diatas bahwa pasien yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) sebanyak 66 orang, 33 orang wanita dan 33 orang pria. Pasien yang memiliki berat badan sedang sebanyak 19 orang, 12 orang pria dan 7 orang wanita. Pasien yang memiliki berat badan normal sebanyak 15 orang, 4 orang pria dan 11 orang wanita.

Karakteristik IMT Responden berdasarkan dengan Lamanya hipertensi Dari hasil penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan didapat karakteristik IMT Responden berdasarkan dengan Lamanya Hipertensi, penelti mendapatkan hasil sebagai berikut :


(36)

Tabel 5.4. Gambaran Indeks Massa Tubuh dengan Lamanya Hipertensi IMT

Lamanya Hipertensi 3 - 7

tahun

8 - 12 tahun

13 - 17 tahun

18 - 22 tahun

23 - 27 tahun

28 - 32 tahun

Normal 13 - - 1 - -

Preobese 8 1 - - - -

Obese 63 11 - 2 - 1

Total 84 12 0 3 0 1

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat kita lihat bahwa pasien yang menderita hipertensi 3-7 tahun sebanyak 63 orang memiliki berat badan berlebih (obesitas), 8 orang memiliki berat badan sedang, dan 13 orang memiliki berat badan normal. Pasien yang menderita hipertensi 8-12 tahun sebanyak 11 orang memiliki berat badan berlebih (obesitas), dan 1 orang memiliki berat badan sedang.

Karakteristik IMT Responden berdasarkan dari tekanan darah

Dari hasil penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan didapat karakteristik IMT Responden berdasarkan dari tekanan darah, penelti mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.5. Hubungan IMT dengan tekanan darah yang terkontrol dan tidak.

IMT

Tekanan Darah

Terkontrol Tidak Terkontrol

Total

Pria Wanita Pria Wanita

Normal 0 1 4 9 14

PreObese 2 0 11 8 21

Obese 11 5 22 27 65

Total 19 81 100

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 27 orang responden wanita dan 22 pria yang mengalami obesitas dan tidak terkontrol tekanan darahnya.


(37)

5.2. PEMBAHASAN

Dari tabel 5.1 distribusi frekuensi pasien berdasarkan umur, yaitu :

Pasien yang berumur 30-40 tahun sebanyak 1 orang (1%), pasien yang berumur 40-50 tahun sebanyak 13 orang (13%), pasien yang berumur 50-60 tahun sebanyak 32 orang (32%), pasien yang berumur 60-70 tahun sebanyak 42 tahun (42%), dan pasien yang berumur 70-80 tahun sebanyak 12 orang.

Dari tabel 5.2 katakteristik responden berdasarkan umur dan lamanya hipertensi, yaitu :

Pasien yang berumur 30-40 tahun sebanyak 1 orang pasien yang menderita hipertensi 8-12 tahun.

Pasien yang berumur 40-50 tahun sebanyak 12 orang pasien yang menderita hipertensi 3-7 tahun dan 1 pasien yang menderita hipertensi 8-12 tahun.

Pasien yang berumur 50-60 tahun sebanyak 30 orang pasien yang menderita hipertensi 3-7 tahun, 2 orang pasien menderita hipertensi 8-12 tahun, dan 1 orang pasien yang menderita hipertensi 18-22 tahun.

Pasien yang berumur 60-70 tahun sebanyak 35 orang pasien yang menderita hipertensi 3-7 tahun, dan 3 orang pasien yang menderita hipertensi 8-12 tahun. Pasien yang berumur 70-80 tahun sebanyak 7 orang pasien yang menderita hipertensi 3-7 tahun, 5 orang pasien menderita hipertensi 8-12 tahun, 2 orang pasien menderita hipertensi 18-22 tahun, dan 1 orang pasien yang menderita hipertensi 28-32 tahun.

Dari tabel 5.3 Indeks massa tubuh berdasarkan dari umur dan jenis kelamin, yaitu:

Pasien yang berumur 30-40 tahun sebanyak 1 orang pasien yang memiliki berat badan berlebih (obesitas).

Pasien yang berumur 40-50 tahun sebanyak 2 orang pasien memiliki berat badan normal, 2 orang pasien memiliki berat badan sedang, dan 9 orang pasien memiliki berat badan berlebih.(obesitas)


(38)

Pasien yang berumur 50-60 tahun sebanyak 5 orang pasien memiliki berat badan normal, 3 orang pasien memiliki berat badan sedang, dan 24 orang pasien memiliki berat badan berlebih (obesitas).

Pasien yang berumur 60-70 tahun sebanyak 5 orang pasien memiliki berat badan normal, 13 orang pasien memiliki berat badan sedang, dan 24 orang pasien memiliki berat badan berlebih (obesitas).

Pasien yang berumur 70-80 tahun sebanyak 3 orang pasien memiliki berat badan normal, 1 orang pasien memiliki berat badan sedang dan 8 orang pasien memiliki berat badan berlebih (obesitas).

Dari tabel 5.4 gambaran IMT (indeks massa tubuh) terhadap lamanya hipertensi, yaitu:

pasien yang telah menderita hipertensi selama 3 – 7 tahun ternyata masih memiliki berat badan yang berlebih (obesitas) yaitu sebanyak 55 orang, dan yang memiliki berat badan sedang ada 17 orang, dan 13 orang yang memiliki berat badan normal. Sedangkan untuk penderita yang telah menderita hipertensi selama 8 – 12 tahun ada 8 orang yang memiliki berat badan yang berlebih (obesitas), dan 3 orang memiliki berat badan sedang, tidak ad pasien yang memiliki berat badan normal pada pasien yang telah menderita hipertensi 8 – 12 tahun. Terdapat 2 pasien yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) dan 1 pasien yang memiliki berat badan normal pada pasien yang telah menderita hipertensi selama 18 – 22 tahun. Dan 1 orang pasien yang telah menderita hipertensi 28 – 32 tahun memiliki berat badan berlebih (obesitas).

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa pasien yang hipertensi tidak terkontrol sebagian besar adalah penderita obesitas sebanyak 49 orang. Dan terdapat 19 orang pasien dengan berat badan sedang yang memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol. Dan 13 orang pasien dengan berat badan normal memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol. Sedangkan untuk tekanan darah yang terkontrol terdapat 1 orang dengan berat badan normal, 2 orang dengan berat badan sedang dan 16 orang dengan berat badan berlebih (obesitas).

Pengaruh obesitas terhadap hipertensi


(39)

penyakit jantung. Upaya penurunan berat badan sering dilakukan untuk mengurangi tekanan darah pada penderita tekanan darah tinggi. Pengurangan tekanan darah dapat terjadi bila berhasil menurunkan berat badan sebesar 4,5 kg. Fakta menyebutkan bahwa beberapa orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas memiliki resiko hipertensi lebih besar daripada yang lainnya. (R. Brian Hayens, et al 2000) Orang yang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah.

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, tubuhnya bekerja keras untuk membakar kelebihan kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras. Dampaknya tekanan darah orang yang obesitas cenderung tinggi. (Widharto, 2007)


(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden terdapat 42 orang berumur 60-70 tahun.

2. Dari hasil evaluasi sebagian besar responden yang mengalami obesitas dan menderita hipertensi sebanyak 49 orang.

3. Dari hasil evaluasi pasien yang telah menderita hipertensi 3 – 7 tahun sebanyak 84 orang.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya penderita hipertensi tentang dampak obesitas terhadap terkontrolnya hipertensi, petugas kesehatan akan selalu memberikan penatalaksanaan sehingga komplikasi yang muncul dapat dicegah.

6.2.2. Bagi penderita hipertensi

Agar menurunkan berat badannya secara bertahap (untuk yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) dan yang memiliki berat badan sedang (preobese) sehingga dapat mengontrol tekanan darahnya).

6.2.3. Bagi Institusi

Peneliti mengharapkan untuk lebih memperbanyak konsep – konsep teori yang dapat memberikan masukan pada ilmu kesehatan khususnya dibidang hipertensi.


(41)

6.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan riset penelitian lanjutan dengan lebih memperbanyak sampel agar hasil yang diperoleh akan maksimal.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Aneja A., El – Atat F, McParlane S.I., and Sowers J.R, hypertension and obesity recent progress in Hormone Research. 59:169-205

Anonim.Hipertensi Primer.http://www.scribd.com/doc/3498615/HIPERTENSI PRIMER?autodown=doc. [Diakses pada tanggal 10 April 2011].

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS.

Barnes LA, Opitz JM, Gilbert – Barness E: Obesity: genetic, molecular and environmental aspects, 2007.

Cardiology Channel. Hypertension (High Blood Pressure); [diakses tanggal 10 April 2011].

Cortas K, et al. Hypertension. Last update May 11 2008.

http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview. [Diakses pada tanggal 12 April 2011].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kendalikan Stress dan Hipertensi, Raih Produktivitas. http://www.depkes.co.id [Diakses tanggal 1 April 2011].

Flier J. S S and Flier E. M., 2008 Biology of Obesity principle of internal medicine 17th ed, USA. 462-473.

Imron, TA., Amrul, Munif., 2009. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan: Sagung Seto


(43)

Kaplan, N.M., 1991. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Dalam: Kaplan, N.M., dan Stamler, J. Hipertensi. Jakarta: EGC. 61-72.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.hal 528-529.

Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Asdi Maha Satya.

Oktora R. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari Sampai Desember 2005, Skripsi, FK UNRI, 2007, hal 41-42.

Palmea, A. dan Williams, B., 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. Pradono J. Prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia. Menurut Pendekatan

Faktor Risiko. http://www.litbang.depkes.co.id [Diakses tanggal 1 April 2011].

Rayhani F. Epidemiologi Penderita Hipertensi Esensial yang Dirawat di Bagian Penyakit Dalam Perjan RS DR. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2002 – 31 Desember 2003. Skripsi. Padang. 2005. Hal. 32.

Ridjab DA. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Majalah Kedokteran Atmajaya, Volume 4, Nomor 2 2005. hal.73.

Riliantono, L.L., et al, 1996. Buku Ajar Ilmu Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 195-218.


(44)

RISKESDAS, Prevalensi Hipertensi 2007. .[Diakses tanggal1 juni]

Sharma S, et al. Hypertension. Last Update Aug 8, 2008.

[Diakses tanggal 14 April 2011].

Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal.453-470.

Volek JS, Vanheest JL, Forsythe CE: Diet and Exercise for weight loss: a review of current issues, sports Med 35(1):1-9, 2005.

Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS)to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, hal 397.

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta. 2006: 610-14.


(45)

Nama : Rangga Mustika Adya Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran 01 Mei 1990

Agama : Islam

Alamat : JL. Karya Jaya No. 265 E

Telepon : 085763535911

Orang Tua : Ayah : Alm Asri Kelana Ibu : Hj. Enelyan

Riwayat Pendidikan :1. SD Hang Tuah Belawan (1995-2001) 2. SMP Al- Azhar Medan (2001-2004) 3. SMA Negri 3 Medan (2004-2007)


(46)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Kepada Yth.

Calon Respoden Penelitian

Bapak/Ibu, Saudara/Saudari pasien rawat jalan Poliklinik Jantung RSUP Haji Adam Malik.

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, 1. Nama : Rangga Mustika Adya

NIM : 070100138

Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Indeks Massa Tubuh dengan Lamanya Hipertensi pada Penderita Hipertensi yang Berobat Jalan pada Poliklinik Jantung RSUP Haji Adam Malik”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Saudara/Saudari sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/saudari tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi saudara/saudari serta memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.

Apabila saudara/saudari bersetuju, maka kami mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan, menjawab pertanyaan, serta bersedia diperiksa berat badan dan tinggi badan. Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari, bapak/ibu menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011


(47)

Lampiran 3

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Nama : Rangga Mustika Adya NIM : 070100138

judul penelitian “ Gambran indeks massa tubuh dengan lamanya hipertensi pada penderita hipertensi yang berobat jalan di poliklinik RSUP H. Adam Malik Medan”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, Juni 2011 Responden

……….. ( )


(48)

TABEL INDUK NO

NAMA

JENIS

KELAMIN UMUR

BERAT BADAN TINGGI BADAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) LAMANY A HIPERTEN SI TEKANAN DARAH

1 A. Bachrun Syah Laki – Laki 65 tahun 84 kg 169 cm 29,4 5 tahun 166/87 mmHg

2 Deman Lumbanbatu Laki – Laki 63 tahun 73 kg 161 cm 28,1 3 tahun 160/90 mmHg

3 Arifin Seragih Laki – Laki 65 tahun 68,5 kg 163,5 cm 25,6 3 tahun 150/70 mmHg

4 Tumijo Laki – Laki 63 tahun 66 kg 161 cm 25,4 3 tahun 140/90 mmHg

5 Christina sabab br. Sitepu Perempuan 72 tahun 62 kg 162 cm 23,6 5 tahun 140/70 mmHg

6 Ir. Rusli Laki – Laki 52 tahun 79 kg 162 cm 30,1 3 tahun 190/80 mmHg

7 Fachrudin Nasution Laki – Laki 64 tahun 64,5 kg 162,5 cm 24,4 5 tahun 140/65 mmHg

8 Marikem Seragih Perempuan 70 tahun 52 kg 147 cm 24 3 tahun 160/70 mmHg

9 Rahma Hanim Perempuan 77 tahun 45,5 kg 145 cm 21,6 20 tahun 160/80 mmHg

10 Ibnu Hajar Laki – Laki 49 tahun 77,5 kg 169 cm 27,1 5 tahun 120/80 mmHg

11 Hamdani Laki – Laki 51 tahun 72 kg 161,5 cm 27,6 5 tahun 130/90 mmHg

12 Pilem Ginting Perempuan 55 tahun 74 kg 155,5 cm 30,6 7 tahun 170/100 mmHg

13 Suman Sinuraya Perempuan 67 tahun 72,5 kg 149 cm 32,6 5 tahun 160/90 mmHg

14 Drs. Sarmedi Agus Siregar Laki – Laki 51 tahun 63 kg 160 cm 24,6 10 tahun 130/80 mmHg 15 Nongket Sinuraya Laki – Laki 81 tahun 78 kg 155,5 cm 32,2 9 tahun 130/70 mmHg

16 Robinson Purba Laki – Laki 71 tahun 77 kg 166,5 cm 27,7 4 tahun 120/80 mmHg

17 Amir Sembiring Laki – Laki 58 tahun 71,5 kg 164 cm 26,5 22 tahun 120/80 mmHg 18 Metesha Sukatendel Laki – Laki 71 tahun 67,5 kg 158,5 cm 26,8 5 tahun 120/70 mmHg 19 S. Nursinta Harahap Perempuan 66 tahun 50 kg 147 cm 23,1 7 tahun 140/80 mmHg

20 H. Syamsul Rizal Laki – Laki 54 tahun 50 kg 158 cm 20 3 tahun 150/100 mmHg

21 Sedia Laki – Laki 47 tahun 62 kg 158 cm 24,8 3 tahun 140/100 mmHg

22 Sontaria Patiarma Sihombing Perempuan 62 tahun 64,5 kg 152,5 cm 27,7 8 tahun 140/80 mmHg


(49)

26 Mazi Sudiyanto Purba Laki – Laki 49 tahun 75,5 kg 168 cm 26,7 5 tahun 120/80 mmHg 27 Melly Mariana Seragih Perempuan 62 tahun 53 kg 147 cm 24,5 6 tahun 170/80 mmHg 28 Drs. Adrian Nasution Laki – Laki 74 tahun 64,5 kg 152 cm 27,9 11 tahun 120/90 mmHg 29 Abidan Siringo ringo Laki – Laki 54 tahun 82 kg 152 cm 35,4 5 tahun 150/100 mmHg

30 Mavarni Ginting Perempuan 46 tahun 74,5 kg 152 cm 32,2 3 tahun 180/90 mmHg

31 Ganda Parhasip Laki – Laki 61 tahun 71 kg 156,5 cm 28,9 5 tahun 120/70 mmHg

32 Zenal Bahri Pane Laki – Laki 54 tahun 79 kg 171 cm 27 3 tahun 160/80 mmHg

33 Ir. Munan Hasibuan Laki – Laki 63 tahun 63 kg 163,5 cm 23,5 4 tahun 180/70 mmHg 34 Drs. Jaihot Manullang Laki – Laki 73 tahun 75,5 kg 157 cm 30,6 18 tahun 140/80 mmHg

35 H. Mardinal Laki – Laki 66 tahun 75 kg 161,5 cm 28,7 3 tahun 150/90 mmHg

36 Nisip Nuri Hayati Tarigan Perempuan 73 tahun 58,5 kg 150 cm 26 30 tahun 200/80 mmHg 37 Rossana Yunita Seragih Perempuan 56 tahun 82 kg 166,5 cm 29,5 4 tahun 120/80 mmHg

38 Asiah Perempuan 47 tahun 68,5 kg 152,5 cm 29,4 3 tahun 130/80 mmHg

39 Sarah Perangin Angin Perempuan 66 tahun 76 kg 147,5 cm 34,9 4 tahun 130/70 mmHg

40 Dahlan damanik Laki – Laki 56 tahun 83,5 kg 166 cm 30,3 3 tahun 150/90 mmHg

41 Ronah sembiring Perempuan 63 tahun 46,5 kg 143,5 cm 22,5 3 tahun 150/90 mmHg

42 Numata Silitonga Perempuan 61 tahun 66,5 kg 156 cm 27,3 3 tahun 150/80 mmHg

43 Malem Ukur Sinuraya Perempuan 69 tahun 79 kg 154,5 cm 33 9 tahun 120/80 mmHg

44 Dra. Nurwida Nuru Perempuan 68 tahun 69 kg 150 cm 30,6 4 tahun 120/80 mmHg

45 Ursula br Karo Perempuan 51 tahun 69 kg 148 cm 31,5 3 tahun 140/90 mmHg

46 Barsingan Barus Laki – Laki 53 tahun 75 kg 170 cm 25,9 3 tahun 110/70 mmHg

47 Mariani Harahap Perempuan 56 tahun 53,5 kg 152,5 cm 23 5 tahun 140/80 mmHg

48 Melvi Siahaan Perempuan 63 tahun 62 kg 148 cm 28,3 5 tahun 140/80 mmHg

49 Starnik Laki – Laki 56 tahun 74 kg 174 cm 24,4 7 tahun 120/80 mmHg

50 Luat Muara Marpaung Laki – Laki 64 tahun 72 kg 169 cm 25,2 6 tahun 130/80 mmHg

51 Nurliana Perempuan 58 tahun 53 kg 153 cm 22,6 5 tahun 150/90 mmHg

52 Saniah Perempuan 77 tahun 49 kg 141 cm 24,6 10 tahun 190/100 mmHg

53 Umur Sembiring Perempuan 65 tahun 66 kg 153 cm 28,1 5 tahun 150/100 mmHg


(50)

57 Tindi Silalahi Laki – Laki 53 tahun 80 kg 178 cm 25,2 5 tahun 160/80 mmHg

58 Jumiran Laki – Laki 60 tahun 74 kg 166 cm 26,8 3 tahun 180/80 mmHg

59 Norman Sembiring Perempuan 63 tahun 59 kg 151 cm 25,8 5 tahun 180/90 mmHg

60 Rusmini Sipahutar Br Marpaung

Perempuan 51 tahun 60 kg 153 cm 25,6 4 tahun 170/90 mmHg

61 A. Cenut Laki – Laki 71 tahun 71 kg 169 cm 24,8 3 tahun 150/80 mmHg

62 Benteng Gurusinga Laki – Laki 72 tahun 60,5 kg 168 cm 21,4 5 tahun 180/110 mmHg

63 Ali Asmin Laki – Laki 47 tahun 61 kg 163 cm 22,9 3 tahun 200/70 mmHg

64 Sihar Sibarani Laki – Laki 57 tahun 70 kg 162 cm 26,6 4 tahun 190/80 mmHg

65 Erwansyah Laki – Laki 50 tahun 66 kg 166 cm 23,9 10 tahun 200/140 mmHg

66 Kaliem Perempuan 61 tahun 74 kg 156 cm 30,4 3 tahun 150/100 mmHg

67 Sembiring Laki – Laki 60 tahun 72 kg 161 cm 27,7 3 tahun 140/80 mmHg

68 Meliana Samosir Perempuan 70 tahun 56 kg 145 cm 26,6 5 tahun 170/90 mmHg

69 Maya Ginting Perempuan 53 tahun 60 kg 151 cm 26,3 3 tahun 150/80 mmHg

70 Pardamean Tarigan Laki – Laki 61 tahun 61 kg 160 cm 23,8 5 tahun 170/100 mmHg

71 Sarina Sinuraya Perempuan 57 tahun 62 kg 148 cm 28,3 3 tahun 150/90 mmHg

72 Pasuria Perempuan 62 tahun 65 kg 154 cm 27,4 4 tahun 140/80 mmHg

73 Tirah Laini Hutapea Perempuan 66 tahun 45 kg 144 cm 21,7 3 tahun 160/80 mmHg

74 Sumiati Perempuan 55 tahun 52 kg 156 cm 21,3 3 tahun 170/80 mmHg

75 Rosmiati Perempuan 64 tahun 63 kg 148 cm 28,7 4 tahun 150/70 mmHg

76 Masri Akhmad Laki – Laki 66 tahun 63 kg 160 cm 24,6 5 tahun 150/80 mmHg

77 Suriani Peremuan 66 tahun 53 kg 146 cm 24,8 7 tahun 150/100 mmHg

78 Temu Perempuan 47 tahun 69 kg 152,5 cm 29,6 5 tahun 170/80 mmHg

79 Wardiana Perempuan 52 tahun 78 kg 147 cm 36 3 tahun 170/100 mmHg

80 Jansen Sinaga Laki – Laki 60 tahun 66 kg 162 cm 25,1 3 tahun 170/80 mmHg

81 Ahmad Ramli Laki – Laki 63 tahun 67 kg 164 cm 24,9 5 tahun 200/120 mmHg

82 Hamida Perempuan 61 tahun 65 kg 152 cm 26,8 10 tahun 160/80 mmHg

83 Sabaria Siagian Perempuan 58 tahun 57 kg 143 cm 27,8 5 tahun 160/80 mmHg


(51)

87 Mpon Nagor Br Lubis Perempuan 67 tahun 47,5 kg 142,5 cm 23,3 4 tahun 140/90 mmHg

88 Nurmiaty Perempuan 63 tahun 75,5 kg 151,5 cm 32,8 6 tahun 160/80 mmHg

89 Jeseria Munte Perempuan 58 tahun 48 kg 152 cm 20,7 6 tahun 150/90 mmHg

90 Arifin Harahap Laki – Laki 50 tahun 85 kg 172 cm 28,7 3 tahun 170/110 mmHg

91 Pardamean Sitorus Laki – Laki 60 tahun 83 kg 177 cm 26,4 4 tahun 160/80 mmHg

92 Nurhaidah Perempuan 62 tahun 65 kg 153 cm 27,7 5 tahun 150/90 mmHg

93 Munah Tarigan Perempuan 56 tahun 57 kg 150 cm 25,3 3 tahun 160/90 mmHg

94 Martin Tarigan Laki – Laki 48 tahun 70 kg 167 cm 25 3 tahun 160/90 mmHg

95 Yuhasni Perempuan 41 tahun 67 kg 150 cm 29.7 3 tahun 200/120 mmHg

96 Ali Asmin Laki – Laki 46 tahun 75 kg 164 cm 27,8 4 tahun 160/90 mmHg

97 Drs. Josep Purba Laki – Laki 56 tahun 65 kg 167 cm 23,3 4 tahun 160/80 mmHg

98 Terkelin Surbakti Perempuan 46 tahun 47 kg 150 cm 20,8 3 tahun 155/70 mmHg

99 Kurnia Sari Sebayang Perempuan 69 tahun 54 kg 156 cm 22,1 4 tahun 120/80 mmHg


(52)

(1)

Lampiran 3

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Nama : Rangga Mustika Adya NIM : 070100138

judul penelitian “ Gambran indeks massa tubuh dengan lamanya hipertensi pada penderita hipertensi yang berobat jalan di poliklinik RSUP H. Adam Malik Medan”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, Juni 2011 Responden

……….. ( )


(2)

Lampiran 4

TABEL INDUK

NO

NAMA

JENIS

KELAMIN UMUR

BERAT BADAN TINGGI BADAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) LAMANY A HIPERTEN SI TEKANAN DARAH

1 A. Bachrun Syah Laki – Laki 65 tahun 84 kg 169 cm 29,4 5 tahun 166/87 mmHg

2 Deman Lumbanbatu Laki – Laki 63 tahun 73 kg 161 cm 28,1 3 tahun 160/90 mmHg

3 Arifin Seragih Laki – Laki 65 tahun 68,5 kg 163,5 cm 25,6 3 tahun 150/70 mmHg

4 Tumijo Laki – Laki 63 tahun 66 kg 161 cm 25,4 3 tahun 140/90 mmHg

5 Christina sabab br. Sitepu Perempuan 72 tahun 62 kg 162 cm 23,6 5 tahun 140/70 mmHg

6 Ir. Rusli Laki – Laki 52 tahun 79 kg 162 cm 30,1 3 tahun 190/80 mmHg

7 Fachrudin Nasution Laki – Laki 64 tahun 64,5 kg 162,5 cm 24,4 5 tahun 140/65 mmHg

8 Marikem Seragih Perempuan 70 tahun 52 kg 147 cm 24 3 tahun 160/70 mmHg

9 Rahma Hanim Perempuan 77 tahun 45,5 kg 145 cm 21,6 20 tahun 160/80 mmHg

10 Ibnu Hajar Laki – Laki 49 tahun 77,5 kg 169 cm 27,1 5 tahun 120/80 mmHg

11 Hamdani Laki – Laki 51 tahun 72 kg 161,5 cm 27,6 5 tahun 130/90 mmHg

12 Pilem Ginting Perempuan 55 tahun 74 kg 155,5 cm 30,6 7 tahun 170/100 mmHg

13 Suman Sinuraya Perempuan 67 tahun 72,5 kg 149 cm 32,6 5 tahun 160/90 mmHg

14 Drs. Sarmedi Agus Siregar Laki – Laki 51 tahun 63 kg 160 cm 24,6 10 tahun 130/80 mmHg 15 Nongket Sinuraya Laki – Laki 81 tahun 78 kg 155,5 cm 32,2 9 tahun 130/70 mmHg 16 Robinson Purba Laki – Laki 71 tahun 77 kg 166,5 cm 27,7 4 tahun 120/80 mmHg 17 Amir Sembiring Laki – Laki 58 tahun 71,5 kg 164 cm 26,5 22 tahun 120/80 mmHg 18 Metesha Sukatendel Laki – Laki 71 tahun 67,5 kg 158,5 cm 26,8 5 tahun 120/70 mmHg 19 S. Nursinta Harahap Perempuan 66 tahun 50 kg 147 cm 23,1 7 tahun 140/80 mmHg

20 H. Syamsul Rizal Laki – Laki 54 tahun 50 kg 158 cm 20 3 tahun 150/100 mmHg

21 Sedia Laki – Laki 47 tahun 62 kg 158 cm 24,8 3 tahun 140/100 mmHg

22 Sontaria Patiarma Sihombing Perempuan 62 tahun 64,5 kg 152,5 cm 27,7 8 tahun 140/80 mmHg 23 Lorenta Sihotang Perempuan 68 tahun 59 kg 154,5 cm 24,7 4 tahun 170/90 mmHg


(3)

24 Murnimen Sembiring Laki – Laki 63 tahun 62 kg 161,5 cm 23,7 3 tahun 160/100 mmHg 25 Rensiana Simbolon Perempuan 52 tahun 99,5 kg 154,5 cm 41,6 10 tahun 180/120 mmHg 26 Mazi Sudiyanto Purba Laki – Laki 49 tahun 75,5 kg 168 cm 26,7 5 tahun 120/80 mmHg 27 Melly Mariana Seragih Perempuan 62 tahun 53 kg 147 cm 24,5 6 tahun 170/80 mmHg 28 Drs. Adrian Nasution Laki – Laki 74 tahun 64,5 kg 152 cm 27,9 11 tahun 120/90 mmHg 29 Abidan Siringo ringo Laki – Laki 54 tahun 82 kg 152 cm 35,4 5 tahun 150/100 mmHg

30 Mavarni Ginting Perempuan 46 tahun 74,5 kg 152 cm 32,2 3 tahun 180/90 mmHg

31 Ganda Parhasip Laki – Laki 61 tahun 71 kg 156,5 cm 28,9 5 tahun 120/70 mmHg

32 Zenal Bahri Pane Laki – Laki 54 tahun 79 kg 171 cm 27 3 tahun 160/80 mmHg

33 Ir. Munan Hasibuan Laki – Laki 63 tahun 63 kg 163,5 cm 23,5 4 tahun 180/70 mmHg 34 Drs. Jaihot Manullang Laki – Laki 73 tahun 75,5 kg 157 cm 30,6 18 tahun 140/80 mmHg

35 H. Mardinal Laki – Laki 66 tahun 75 kg 161,5 cm 28,7 3 tahun 150/90 mmHg

36 Nisip Nuri Hayati Tarigan Perempuan 73 tahun 58,5 kg 150 cm 26 30 tahun 200/80 mmHg 37 Rossana Yunita Seragih Perempuan 56 tahun 82 kg 166,5 cm 29,5 4 tahun 120/80 mmHg

38 Asiah Perempuan 47 tahun 68,5 kg 152,5 cm 29,4 3 tahun 130/80 mmHg

39 Sarah Perangin Angin Perempuan 66 tahun 76 kg 147,5 cm 34,9 4 tahun 130/70 mmHg 40 Dahlan damanik Laki – Laki 56 tahun 83,5 kg 166 cm 30,3 3 tahun 150/90 mmHg 41 Ronah sembiring Perempuan 63 tahun 46,5 kg 143,5 cm 22,5 3 tahun 150/90 mmHg 42 Numata Silitonga Perempuan 61 tahun 66,5 kg 156 cm 27,3 3 tahun 150/80 mmHg 43 Malem Ukur Sinuraya Perempuan 69 tahun 79 kg 154,5 cm 33 9 tahun 120/80 mmHg

44 Dra. Nurwida Nuru Perempuan 68 tahun 69 kg 150 cm 30,6 4 tahun 120/80 mmHg

45 Ursula br Karo Perempuan 51 tahun 69 kg 148 cm 31,5 3 tahun 140/90 mmHg

46 Barsingan Barus Laki – Laki 53 tahun 75 kg 170 cm 25,9 3 tahun 110/70 mmHg

47 Mariani Harahap Perempuan 56 tahun 53,5 kg 152,5 cm 23 5 tahun 140/80 mmHg

48 Melvi Siahaan Perempuan 63 tahun 62 kg 148 cm 28,3 5 tahun 140/80 mmHg

49 Starnik Laki – Laki 56 tahun 74 kg 174 cm 24,4 7 tahun 120/80 mmHg

50 Luat Muara Marpaung Laki – Laki 64 tahun 72 kg 169 cm 25,2 6 tahun 130/80 mmHg

51 Nurliana Perempuan 58 tahun 53 kg 153 cm 22,6 5 tahun 150/90 mmHg

52 Saniah Perempuan 77 tahun 49 kg 141 cm 24,6 10 tahun 190/100 mmHg

53 Umur Sembiring Perempuan 65 tahun 66 kg 153 cm 28,1 5 tahun 150/100 mmHg


(4)

55 T. Bolon Laki – Laki 71 tahun 81 kg 169 cm 28,3 8 tahun 160/80 mmHg 56 Sahmaulina Seragih Perempuan 67 tahun 46 kg 143 cm 22,4 5 tahun 150/90 mmHg

57 Tindi Silalahi Laki – Laki 53 tahun 80 kg 178 cm 25,2 5 tahun 160/80 mmHg

58 Jumiran Laki – Laki 60 tahun 74 kg 166 cm 26,8 3 tahun 180/80 mmHg

59 Norman Sembiring Perempuan 63 tahun 59 kg 151 cm 25,8 5 tahun 180/90 mmHg

60 Rusmini Sipahutar Br Marpaung

Perempuan 51 tahun 60 kg 153 cm 25,6 4 tahun 170/90 mmHg

61 A. Cenut Laki – Laki 71 tahun 71 kg 169 cm 24,8 3 tahun 150/80 mmHg

62 Benteng Gurusinga Laki – Laki 72 tahun 60,5 kg 168 cm 21,4 5 tahun 180/110 mmHg

63 Ali Asmin Laki – Laki 47 tahun 61 kg 163 cm 22,9 3 tahun 200/70 mmHg

64 Sihar Sibarani Laki – Laki 57 tahun 70 kg 162 cm 26,6 4 tahun 190/80 mmHg

65 Erwansyah Laki – Laki 50 tahun 66 kg 166 cm 23,9 10 tahun 200/140 mmHg

66 Kaliem Perempuan 61 tahun 74 kg 156 cm 30,4 3 tahun 150/100 mmHg

67 Sembiring Laki – Laki 60 tahun 72 kg 161 cm 27,7 3 tahun 140/80 mmHg

68 Meliana Samosir Perempuan 70 tahun 56 kg 145 cm 26,6 5 tahun 170/90 mmHg

69 Maya Ginting Perempuan 53 tahun 60 kg 151 cm 26,3 3 tahun 150/80 mmHg

70 Pardamean Tarigan Laki – Laki 61 tahun 61 kg 160 cm 23,8 5 tahun 170/100 mmHg

71 Sarina Sinuraya Perempuan 57 tahun 62 kg 148 cm 28,3 3 tahun 150/90 mmHg

72 Pasuria Perempuan 62 tahun 65 kg 154 cm 27,4 4 tahun 140/80 mmHg

73 Tirah Laini Hutapea Perempuan 66 tahun 45 kg 144 cm 21,7 3 tahun 160/80 mmHg

74 Sumiati Perempuan 55 tahun 52 kg 156 cm 21,3 3 tahun 170/80 mmHg

75 Rosmiati Perempuan 64 tahun 63 kg 148 cm 28,7 4 tahun 150/70 mmHg

76 Masri Akhmad Laki – Laki 66 tahun 63 kg 160 cm 24,6 5 tahun 150/80 mmHg

77 Suriani Peremuan 66 tahun 53 kg 146 cm 24,8 7 tahun 150/100 mmHg

78 Temu Perempuan 47 tahun 69 kg 152,5 cm 29,6 5 tahun 170/80 mmHg

79 Wardiana Perempuan 52 tahun 78 kg 147 cm 36 3 tahun 170/100 mmHg

80 Jansen Sinaga Laki – Laki 60 tahun 66 kg 162 cm 25,1 3 tahun 170/80 mmHg

81 Ahmad Ramli Laki – Laki 63 tahun 67 kg 164 cm 24,9 5 tahun 200/120 mmHg

82 Hamida Perempuan 61 tahun 65 kg 152 cm 26,8 10 tahun 160/80 mmHg

83 Sabaria Siagian Perempuan 58 tahun 57 kg 143 cm 27,8 5 tahun 160/80 mmHg


(5)

85 Setiaya Helina Sitompul Perempuan 72 tahun 48 kg 148 cm 21,9 4 tahun 160/80 mmHg

86 Amir Hasan Laki – Laki 70 tahun 65 kg 170 cm 22,4 5 tahun 150/80 mmHg

87 Mpon Nagor Br Lubis Perempuan 67 tahun 47,5 kg 142,5 cm 23,3 4 tahun 140/90 mmHg

88 Nurmiaty Perempuan 63 tahun 75,5 kg 151,5 cm 32,8 6 tahun 160/80 mmHg

89 Jeseria Munte Perempuan 58 tahun 48 kg 152 cm 20,7 6 tahun 150/90 mmHg

90 Arifin Harahap Laki – Laki 50 tahun 85 kg 172 cm 28,7 3 tahun 170/110 mmHg

91 Pardamean Sitorus Laki – Laki 60 tahun 83 kg 177 cm 26,4 4 tahun 160/80 mmHg

92 Nurhaidah Perempuan 62 tahun 65 kg 153 cm 27,7 5 tahun 150/90 mmHg

93 Munah Tarigan Perempuan 56 tahun 57 kg 150 cm 25,3 3 tahun 160/90 mmHg

94 Martin Tarigan Laki – Laki 48 tahun 70 kg 167 cm 25 3 tahun 160/90 mmHg

95 Yuhasni Perempuan 41 tahun 67 kg 150 cm 29.7 3 tahun 200/120 mmHg

96 Ali Asmin Laki – Laki 46 tahun 75 kg 164 cm 27,8 4 tahun 160/90 mmHg

97 Drs. Josep Purba Laki – Laki 56 tahun 65 kg 167 cm 23,3 4 tahun 160/80 mmHg

98 Terkelin Surbakti Perempuan 46 tahun 47 kg 150 cm 20,8 3 tahun 155/70 mmHg

99 Kurnia Sari Sebayang Perempuan 69 tahun 54 kg 156 cm 22,1 4 tahun 120/80 mmHg


(6)