Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pencampur Mekanis

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENCAMPUR
MEKANIS

SKRIPSI

Oleh
GIAVANI POULLO BANGUN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009

Universitas Sumatera Utara

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENCAMPUR
MEKANIS

SKRIPSI

Oleh :

GIAVANI POULLO BANGUN
040308008/TEKNIK PERTANIAN

Skipsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIANFAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The agriculture equipment and machine of has been oprated since long time ago
and their development were keep in touch with the development of human culture. The
mixture is the distribution of one component to another. The mechanical material mixing
equipment has been designed to help the proses of mixing . By using electromotor, mixing

blade that ,rotate anti clockwise,which aimed at mixing materials. By using reducer, the
output of rotation on the mixing blade would be 50 rpm. Mixed compost materials was,
were exit though materials exhauster. The unmixed materials and the retained materials
were stay in the mixing chamber due to the space between blades and exhaustive flow of
the materials.
Keywords: Materials, mixture, compost, reducer

ABSTRAK

Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama dan perkembangannya
mengikuti perkembangan manusia. Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke
komponen lain. Alat pencampur bahan secara mekanis dirancang untuk mempermudah
proses pencampuran. Dengan menggunakan motor listrik, pisau pengaduk berputar
berlawana arah jarum jam, bertujuan untuk mencampur bahan. Dengan menggunakan
reducer, putaran yang keluar pada pisau pencampur menjadi sebesar 50 rpm. Bahan
kompos yang telah tercampur dikeluarkan melalui saluran pengeluaran bahan. Bahan
yang tidak tercampur dan tidak keluar dari wadah pencampur disebabkan adanya jarak
antar mata pisau dan jarak disaluran pengeluaran bahan.
Kata kunci: Bahan, pencampuran, kompos, reducer.


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT....................................................................................................... iv
RINGKASAN PENELITIAN.......................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian ............................................................................
Batasan Masalah ..................................................................................

1
2
2
2


TINJAUAN PUSTAKA
Pencampuran........................................................................................ 3
Perancangan Elemen Mesin................................................................. 3
Elemen Mesin ...................................................................................... 4
Motor Listrik…………………………………………………………..4
Poros .................................................................................................... 5
Bantalan ........................................................................................ 6
Pisau Pengaduk ............................................................................ 7
Kompos ......................................................................................... 8
Reducer ......................................................................................... 9
Peralatan Pencampuran ................................................................ 10
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
Bahan dan Alat Penelitian....................................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Pelaksanaan Penelitian.........................................................................
Komponen Alat .............................................................................
Prosedur Penelitian .......................................................................
Parameter yang diamati........................................................................


11
11
12
12
12
13
14

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapasitas Alat ...................................................................................... 20
Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur........................................... 21
Analisis Ekonoi.................................................................................... 21

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................... 25

Universitas Sumatera Utara

Saran .................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26

LAMPIRAN..................................................................................................... 27

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN

GIAVANI P BANGUN. “Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pencampur
Bahan Secara Mekanis”, dibimbing oleh Taufik Rizaldi sebagai ketua dan Achwil Putra
Munir sebagai anggota.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data,
melakukan studi literatur, melakukan eksperimen, survey ke lapangan tentang alat
pencampur bahan secara mekanis. Berdasarkan pada hasil pengamatan tersebut, maka
alat ini dirancang kemudian dilakukan pengujian parameter dan dianalisis.

Pengamatan dan pengambilan data meliputi: kapasitas alat (kg/jam), persentase
bahan yang tidak tercampur (%), dan analisis biaya pencampuran bahan secara mekanis
(Rp/kg). Dari hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.


Kapasitas rata-rata
Kapasitas alat dapat diukur dengan membagi berat bahan yang akan dicampur
dengan waktu yang dibutuhkan. Pengujian alat untuk mendapatkan data kapasitas ratarata dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali ulangan dengan berat bahan yang
dicampur sebanyak 10 kg. Kemudian ditentukan kapasitas rata-rata alat, dimana didalam
penelitian diperoleh kapasitas rata-rata alat pencampur bahan secara mekanis sebesar
25,5 kg/jam.

Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur

Universitas Sumatera Utara

Banyaknya bahan yang tidak tercampur dan bahan yang tidak keluar yang paling
tinggi terdapat pada ulangan I yakni sebesar 1,6 kg dan yang paling rendah tardapat pada
ulangan II yakni sebesar 1,3 kg. Dari hasil rata-rata bahan yang tidak tercampur
sempurna dan bahan yang tidak keluar adalah 1,4 kg atau sebesar 14%. Dari besarnya
hasil pencampuran yang tidak sempurna relaitf besar diakibatkan karena adanya sisa
bahan yang tidak keluar dan jarak antara mata pisau pencampur.

Analisis Ekonomi
Dari analisa yang diperoleh dengan menghitung biaya produksi (biaya tetap dan

biaya tidak tetap) maka biaya pencampuran bahan secara mekanis adalah sebesar
Rp.232,3/kg.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 11 September 1986, dari ayah Gembira
Bangun dan ibu Setiawati Br. Karo S.Pd. Penulis merupakan putra keempat dari lima
bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Medan dan pada tahun 2004 lulus
seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Selama mengikuti perkuliahan penulis mengikuti kegiatan organisasi IMATETA
(Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bahari Dwi Kencana
Lestari Kuala Simpang NAD pada tahun 2008.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian ini berjudul adalah “Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat
Pencampur Mekanis”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperleh
gelar sarjana

di Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Taufik
Rizaldi STP, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Achwil Putra Munir STP,
MS.i selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ungkapan terima kasih
juga penulis ucapkan kepada ayahanda G. Bangun dan ibunda S Br. Karo serta keluarga
dan juga teman-teman mahasiswa Teknik Pertanian stambuk 2004: Rizal, Dolok, Qadri,
Budi, Pahala, Yachie dan teman-teman yang lain yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skrpsi ini bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan Agustus 2009

Penulis

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN

GIAVANI P BANGUN. “Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pencampur
Bahan Secara Mekanis”, dibimbing oleh Taufik Rizaldi sebagai ketua dan Achwil Putra
Munir sebagai anggota.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data,
melakukan studi literatur, melakukan eksperimen, survey ke lapangan tentang alat
pencampur bahan secara mekanis. Berdasarkan pada hasil pengamatan tersebut, maka
alat ini dirancang kemudian dilakukan pengujian parameter dan dianalisis.


Pengamatan dan pengambilan data meliputi: kapasitas alat (kg/jam), persentase
bahan yang tidak tercampur (%), dan analisis biaya pencampuran bahan secara mekanis
(Rp/kg). Dari hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

Kapasitas rata-rata
Kapasitas alat dapat diukur dengan membagi berat bahan yang akan dicampur
dengan waktu yang dibutuhkan. Pengujian alat untuk mendapatkan data kapasitas ratarata dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali ulangan dengan berat bahan yang
dicampur sebanyak 10 kg. Kemudian ditentukan kapasitas rata-rata alat, dimana didalam
penelitian diperoleh kapasitas rata-rata alat pencampur bahan secara mekanis sebesar
25,5 kg/jam.

Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur

Universitas Sumatera Utara

Banyaknya bahan yang tidak tercampur dan bahan yang tidak keluar yang paling
tinggi terdapat pada ulangan I yakni sebesar 1,6 kg dan yang paling rendah tardapat pada
ulangan II yakni sebesar 1,3 kg. Dari hasil rata-rata bahan yang tidak tercampur
sempurna dan bahan yang tidak keluar adalah 1,4 kg atau sebesar 14%. Dari besarnya
hasil pencampuran yang tidak sempurna relaitf besar diakibatkan karena adanya sisa
bahan yang tidak keluar dan jarak antara mata pisau pencampur.

Analisis Ekonomi
Dari analisa yang diperoleh dengan menghitung biaya produksi (biaya tetap dan
biaya tidak tetap) maka biaya pencampuran bahan secara mekanis adalah sebesar
Rp.232,3/kg.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya
alat dan mesin pertanian masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang dari bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana,
kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan
dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung
mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Sesuai dengan literatur Hardjosentono dkk (1996) kegiatan pengembangan
mekanisasi pertanian haruslah dilakukan bertahap dan mengikuti suatu sistematika
sebagai berikut :
1. Penelitian/studi yang meliputi bidang rekayasa (engineering), sosial dan ekonomi
2. Testing, modifikasi dan pengembangan
3. Pembinaan pengembangan dan evaluasi
4. Pembinaan institusi petani pemakai.
Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke komponen lain. Proses
pencampuran ini, umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan pada industri
pangan. Sayangnya proses pencampuran merupakan salah satu proses yang paling sulit
dimengerti dan sulit untuk diperhatikan daripada pengertian secara deskripsi. Akan tetapi
ada beberapa aspek pencampuran yang dapat dihitung sehingga dapat membantu
penyusunan perencanaan proses pencampuran (Earle, 1969).

1

Universitas Sumatera Utara

Untuk mempermudah proses pencampuran secara mekanis perlu dimodifikasi dan
dirancang suatu alat pencampur mekanis. Alat inilah yang diharapkan dapat memberikan
solusi permasalahan yang ada.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat pencampur mekanis.

Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk
dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik Pertanian Departemen
Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan mengembangkan alat ini.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan, khusus nya bagi
produsen kompos cetakan.

Batasan Masalah
Alat yang dirancang atau dibuat digunakan untuk mencampur bahan secara
mekanis. Adapun kriteria bahan yang dapat dicampur yaitu bahan yang bersifat tidak
lengket, bahan yang tidak berwujud pasta atau gel, bahan yang berukuran kecil dan tidak
keras.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Pencampuran
Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu
sama lain dalam bentuk komponen-komponen murni. Jadi apabila contoh diambil dari
tiap-tiap wadah, setelah dianalisa, maka akan terlihat keseragaman jenis komponenkomponen tersebut. Ketika proses pencampuran dilakukan, contoh akan meningkatkan
proporsi salah satu komponen daripada proporsi yang diperkirakan dari seluruh proporsi
dalam wadah. Pencampuran yang sempurna kemudian dapat didefenisikan bahwa besar
proporsi masing-masing komponen dalam campuran, sama. Kenyataannya, keadaan ini
hanya dapat dicapai oleh beberapa pengelompokan yang teratur dan akan merupakan
hasil yang paling memungkinkan dari setiap proses pencampuran (Earle, 1969)

Perancangan Elemen Mesin
Perancangan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan
mengambil suatu tindakan jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai
kenyataan fisik. Perencanaan mesin mencakup semua perencanaan mesin, berarti
perencanaan dari sistem dengan segala yang berkaitan dengan sifat mesin, elemen mesin,
struktur dan instrumen serta ilmu-ilmu dasar dalam perencanaan elemen mesin (Stolk dan
Kros, 1986).
Elemen mesin yang dirancang untuk memenuhi fungsinya. Rancangan elemen
mesin ini dinyatakan dalam gambar teknik sebagai alat komunikasi antara perancang
dengan orang yang membuat elemen tersebut dan merupakan standart gambar teknik.
Pada rancangan ini dispesifikasikan elemen dan bentuk yang diperlukan oleh elemen
3
Universitas Sumatera Utara

mesin beserta penyimpangan-penyimpangan atau toleransi yang diijinkan yang dikenal
sebagai spesifikasi geometrik produk. Gambar teknik pada saat yang sama dipakai untuk
referensi dalam mengecek apakah kualitas elemen yang dihasilkan telah sesuai dengan
spesifikasinya (Achmad, 1999)

Elemen Mesin
Motor Listrik
Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan, mesin-mesin
dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah dirakit, porosnya
menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada sekurang-kurangnya satu sisi
supaya dapat dilengkapi dengan sebuah pulley atau sebuah generator ke suatu mesin yang
digerakkan (Daryanto, 2002).
Menurut Soenarta dan Furuhama (2002) motor listrik memiliki kekurangan
sebagai berikut:
1. Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat dihubungkan
dengan stop kontak. Dengan demikian tempat penggunaanya sangat terbatas
panjang kabel.
2. Kalau digunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan menjadi besar
sehingga perbandingan tenaga yang didapat dari 1 liter BBM setara dengan 1500
N berat sama dengan baterai.
3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi daripada BBM.

Universitas Sumatera Utara

4. Untuk menghasilkan daya yang sama oleh sebuah motor bakar, maka motor listrik
akan lebih berat.

Poros
Poros merupakan salah satu alat yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi
seperti itu dipegang oleh poros (Sularso dan Suga, 1997).
Poros dapat dibedakan kepada 2 macam, yaitu :
1. Poros dukung: poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin yang
berputar
2. Poros transmisi/poros perpindahan: poros yang terutama dipergunakan untuk
memindahkan momen puntir.
Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros terhenti dan poros
berputar. Pada umumnya poros dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa
atau sering ditahan terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja
bukan paduan (Stolk dan Kros, 1981).
Macam-macam poros diklasifikasikan berdasarkan pembebanannya sebagai
berikut :
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditranmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau
sproket rantai, dll.
2. Spindel

Universitas Sumatera Utara

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk dan ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Poros yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat
beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar
ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula
dimana akan mengalami beban puntir juga.
(Sularso dan Suga,1997).

Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros yang
berbeban dan berputar. Dengan adanya bantalan, maka putaran dan gerakan bolak- balik
suatu poros berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.
Bantalan harus mempunyai ketahanan terhadap getaran maupun hentakan. Jika
suatu sistem menggunakan konstruksi bantalan, sedangkan bantalannya tidak berfungsi
dengan baik maka seluruh sistem akan menurun prestasinya dan tidak dapat bekerja
secara semestinya.
Bantalan dapat diklasifikasikan berdasar pada:
1. Gerakan bantalan terhadap poros
 Bantalan Luncur.
Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaran lapisan
pelumas.

Universitas Sumatera Utara

 Bantalan Gelinding.
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol
jarum, dan rol bulat.
2. Beban Terhadap Poros
 Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu poros.
 Bantalan radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

 Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
(Sularso dan Suga, 1997).
Bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai suku
pemindahan daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan
oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros dan beban yang harus didukung dan
besarnya daya dorong akhir. (Smith dan Wilkes, 1990).
Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat
berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin)(Daryanto,1993).

Pisau Pengaduk
Pisau pengaduk berfungsi untuk mencampur atau mengaduk bahan agar menjadi
homogen. Desain pisau pengaduk mempengaruhi kualitas dari kapasitas dari alat
pencampur mekanis.

Universitas Sumatera Utara

Kompos

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik,
hewan atau limbah organik. Banyak sekali bahan dasar yang bisa digunakan seperti
jerami, sekam, rumput-rumputan, sampah kota. Menumpuknya limbah organik
membutuhkan penanganan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan seperti bau
tak sedap atau menjad sarang lalat. Jalan pintas yang sering dijumpai adalah dengan
membakar. Pembakaran limbah organik tersebut selain tidak memberi manfaat juga
menimbulkan polusi udara. Pembuatan kompos akan terasa manfaatnya untuk daerah
pertanian yang jauh dari peternakan, karena selain bermanfaat juga mempunyai nilai
ekonomi (Sutejo, 2002).
Prinsip pembuatan kompos skala industri umumnya sama dengan proses
pembuatan kompos yang lainnya. Bahan baku dicacah, lalu ditambahkan dengan
bioaktivator dan difermentasikan selama 5-7 hari. Selanjutnya kompos dkeringkan
dengan temperatur kurang dari 600 C. Proses pengeringan ini bertujuan untuk
mempermudah proses penggilingan (Sofian, 2006).
Jenis kompos yang akan dproduksi sebaiknya dibuat berdasarkan klasifikasi
harga, mulai yang paling murah sampai harga yang palng mahal. Tujuannya agar setiap
kebutuhan setiap segmen pasar bisa dipenuhi. Contoh variasi jenis kompos tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Kompos tanpa tambahan unsur hara pupuk lainnya
b. Kompos dengan tambahan hara dari pupuk kimia seperti NPK

Universitas Sumatera Utara

c. Kompos dengan bahan tambahan mikro organisme dari pupuk biologi, seperti
rizobium(biofertilizer)
d. Kompos dengan tambahan arang atau soil conditioner lain
e. Kompos yang diberi tambahan hara dengan kombinasi yang lengkap atau tidak
lengkap
f. Kompos granular.
(Sofian, 2006).
Kompos terutama digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan
bahan organik tanah. Namun karena penggunaannya kurang praktis, kotor, dan
jumlahnya harus banyak maka umumnya petani banyak memilih pupuk anorganik
(kimia) yang lebih praktis. Tetapi dengan terbenturnya harga yang sangat tinggi, sekarang
ini petani lebih memilih kompos untuk memupuk tanamannya (Indriani, 2001).

Reducer
Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan
reducer putarannya dapat cukup tinggi.
I=

n1
………………………………………(1)
n2

dimana :
i

: Perbandingan reduksi

n1

:

n2

: Output putaran (rpm)

Input putaran (rpm)

(Nienman, 1986)

Universitas Sumatera Utara

Peralatan Pencampuran

Banyak bentuk alat pencampuar yang dihasilkan dari waktu ke waktu, akan tetapi
selama beberapa tahun, beberapa derajat standarisasi alat pencampur telah sampai dalam
cabang-cabang yang berbeda pada industri pangan. Secara mudah dalam perbedaan
pencampuran adalah dengan membaginya menurut apakah mencampur bahan cair,
tepung kering, atau pasta kental (Earle, 1969).

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009 di Laboratorium Teknik
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah:
1. Bahan yang akan dicampur.
2. Pisau pengaduk
3. Pulley
4. V-belt
5. Bantalan
6. Plat seng
7. Besi plat
8. Baut dan mur
Adapun alat-alat yang digunakan :
1. Motor listrik
2. Mesin las
3. Gergaji besi
4. Mesin bor
5. Martil
6. Kunci inggris
7. Kalkulator

Universitas Sumatera Utara

8. Mistar
9. Pulpen/pensil.

11

10. Reducer

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur
(keperpustakaan), melakukan eksperimen, survei ke lapangan dan melakukan
pengamatan tentang alat pencampur mekanis. Kemudian dilakukan perancangan bentuk
dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat pencampur mekanis. Setelah itu,
dilakukan pengujian alat, pengamatan parameter.

Pelaksanaan Penelitian
Komponen Alat

Alat pencampur mekanis ini mempunyai beberapa bagian penting yaitu :
1. Motor Listrik
Motor listrik adalah sumber penggerak untuk menggerakkan setiap komponen alat
pencampur mekanis. Pada alat ini digunakan motor listrik jenis AC satu fasa
dengan spesifikasi 1 HP .
2. Poros
Terletak di tengah yang terbuat dari besi As dengan diameter 1.25”.
3. Bearing/Bantalan P 207 GHB
Berfungsi sebagai penumpu poros terletak di kerangka alat.
4. Pisau Pengaduk

Universitas Sumatera Utara

Terbuat dari plat besi yang berfungsi sebagai pengaduk bahan dan terletak pada
batang poros.

5. Kerangka Alat
Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya yang terbuat
dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 100 cm, tinggi 140 cm, dan lebar 50
cm.
6. Reducer dengan perbandingan putaran 1 : 30
Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan
reducer putarannya dapat cukup tinggi.
7. Bak Pencampur
Berfungsi sebagai wadah penampung bahan yang akan dicampurkan.
Volume bak pencampur = 942 cm3.
Prosedur Penelitian

A. Persiapan
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk
penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat pencampur mekanis,
mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam
penelitian serta menyediakan motor listrik yang akan digunakan pada alat
pencampur bahan mekanis.
B. Pembuatan Alat
Adapun langkah-langkah pembuatan alat pencampur mekanis adalah :
1. Dirancang bentuk alat pencampur bahan mekanis

Universitas Sumatera Utara

2. Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pencampur bahan
mekanis
3. Dilakukan pengukuran terhadap besi yang akan digunakan sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan
4. Dipotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan kemudian dilakukan
pengeboran terhadap bahan
5. Dilakukan pemasangan atau perakitan bahan-bahan sesuai dengan bentuk yang
telah dirancang
6. Dilakukan pemasangan mesin penggerak, pulley, serta V-belt nya.
C. Persiapan bahan
1. Ditimbang bahan baku kompos, tepung tulang, dan air sesuai perbandingan yang
dikehendaki
Perbandingannya adalah:
kompos 8 : air 1 : tepung tulang 1
2. Dimasukkan bahan yang telah dipisahkan tadi kedalam wadah yang telah
dipersiapkan.
D. Pengujian alat
Adapun prosedur pengujian alat adalah :
1. Ditimbang campuran bahan sebanyak 10 Kg
2. Dihidupkan alat pencampur mekanis
3. Dimasukkan bahan yang akan dicampur kedalam wadah/tempat pengadukan
Dimasukkan bahan kompos dan tepung tulang
Dimasukkan air secara bertahap

Universitas Sumatera Utara

4. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencampurkan bahan
5. Dihitung kapasitas pengadukan perjam, dilakukan analisis ekonomi
6. Perlakuan tersebut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.

Parameter yang diamati

1. Kapasitas alat (Kg/jam)
Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang dicampur
terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mencampur bahan.
Kapasitas Alat =

BBC
Waktu yang dibutuhkan

(kg/jam)………….(1)

2. Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur Sempurna
Persentase yang tidak tercampur =

BBTC
x 100%. . . . . (2)
BBC

Dimana :
BBC

= Berat bahan yang tercampur

BBTC = Berat bahan yang tidak tercampur + bahan yang tidak keluar
3. Analisis ekonomi
Pada penelitian ini, analisis ekonomi dilakukan dalam pengukuran biaya
pencampuran bahan mekanis yaitu dengan cara menjumlahkan biaya yang
dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

 BT

xBTT  C…………………………………...(3)
Biaya Pokok = 
 X

dimana :

Universitas Sumatera Utara

BT

= Total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT

= Total biaya tidak tetap (Rp/tahun)

X

= Total jam kerja per tahun (jam/tahun)

C

= Kapasitas alat (jam/satuan produksi)

1. Biaya tetap
Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari :
1. Biaya penyusutan (metode garis lurus)
D=

(P  S )
………………………………………………...(4)
n

dimana :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)
S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n

= Umur ekonomi (tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya :

I=

i ( P )(n  1)
……………………………………………(5)
2n

dimana:

I = Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
3. Biaya pajak
Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk
mesin-mesin

dan

peralatan

pertanian,

namun

beberapa

literatur

menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2%
pertahun dari nilai awalnya.

Universitas Sumatera Utara

4. Biaya gudang/gedung
Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5% hingga 1%
rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.
2. Biaya tidak tetap
Menurut Darun (2002), biaya tidak tetap terdiri dari :
1. Biaya listrik (Rp/Kwh)
2. Biaya perbaikan untuk sumber tenaga penggerak, mesin sumber sumber
tenaga adalah mesin penggerak peralatan lainnya yang umumnya
dihubungkan dengan jenis-jenis transmisi tertentu. Biaya perbaikan ini
dapat dihitung dengan persamaan :

Biaya Reparasi =

1,2%( P  S )
………………………….(5)
1600 jam

3. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini
terganung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau
gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan alat pencampur mekanis dipengaruhi oleh faktor pemilihan bahan
dan spesifikasi untuk mengetahui kinerja alat yang dirancang. Pemilihan bahan yang
berkualitas namun dengan harga yang terjangkau juga turut mempengaruhi biaya
produksi alat. Bahan-bahan yang digunakan diupayakan kokoh dan mampu mendukung
kerja alat serta mudah diperoleh untuk menjaga kesinambungan bahan apabila ada usaha
untuk memproduksi dengan jumlah yang besar.
Dalam pencampuran bahan untuk mengolah bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan kompos dibutuhkan suatu alat yang pada tahap perencanaan telah
dipertimbangkan efektivitas dan efesiensi maka alat tersebut layak dan mempunyai nilai
ekonomis.
Perancangan dan pembuatan alat pencampur mekanis ini bertujuan untuk
membantu atau mempermudah proses pencampuran yang bertujuan mencampur beberapa
jenis bahan agar menjadi homogen. Dengan alat ini diharapkan proses pencampuran
semakin mudah dan semakin cepat prosesnya.
Komponen-komponen alat yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari bahan
yang mudah dijumpai dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang relatif baik.
Kerangka alat terbuat dari besi siku yang diharapkan mampu menyokong dan mendukung
beban yang dikenakan pada saat pencampuran bahan. Ukuran kerangka disesuaikan
dengan kebutuhan tempat alat-alat yang dirancang, karakteristik pengguna (operator).
Elektromotor yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kerja alat.
Spesifikasi alat yang dipakai pada alat pencampur bahan ini diusahakan memiliki daya

18
Universitas Sumatera Utara

yang cukup untuk mencampur bahan. Pada alat ini digunakan elektromotor dengan daya
1HP satu fase (single phase) dengan jumlah putaran per menit nya 1500 (rpm). Dengan
daya tersebut elektromotor telah mampu untuk menggerakkan batang as yang terdapat
beberapa pisau pengaduk.
Untuk menghasilkan rpm yang diinginkan maka pada bagian alat juga ditambakan
komponen yang disebut reducer. Jenis reducer yang digunakan adalah reducer tipe W50
dengan spesifikasi input berada di bagian kiri reducer dan output berada di bagian bawah

reducer. Di bagian kiri reducer tehubung dengan elektromotor dengan sambungan
bantalan. Sedangkan di bagian bawah reducer terhubung dengan as pencampur bahan.
Dengan menggunakan reducer yang memiliki perbandingan 1:30 maka akan dihasilkan
putaran sebesar 50 rpm. Alat ini juga menggunakan bearing yang berfungsi untuk
menumpu dan menahan batang as pencampur sehingga tetap pada posisinya serta
mencegah terlepasnya batang as pencampur dari reducernya.
Alat ini juga menggunakan pelat-pelat yang berfungsi untuk mencampur bahan
yang ingin dicampurkan. Pelat-pelat tersebut dilengketkan pada sebuah batang as dengan
ukuran diameter 1 inci dan panjang 40 cm.
Pengeluaran bahan pada alat pencampur bahan secara mekanis ini menggunakan
kran. Apabila kran dibuka, maka bahan yang dicampur akan keluar. Proses pengeluaran
bahan memerlukan gerakan dari pisau pencampur. Agar bahan dapat keluar. Ukuran dari
kran pengeluaran bahan 3 inci.
Untuk menampung bahan yang akan dicampur, alat ini menggunakan tong besi
berukuran t sama dengan 30 cm dan r sama dengan 15 cm dengan kapasitas bahan yang
dapat dicampur optimal sebanyak 10 kg bahan baku kompos.

Universitas Sumatera Utara

Kapasitas Alat

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil penelitian alat pencampur bahan secara mekanis
Waktu

Bahan
Bahan
Yang
Yang
Tidak
Tercampur
Sempurna Tercampur
Sempurna
(Kg)
(Kg)
8,4
0,7

Bahan
Yang
Tidak
Keluar
(Kg)

Waktu
Keluar
Bahan
(menit)

Kapasitas
Alat
(Kg/Jam)

0,9

5,2

25,2

Ulangan

(menit)

I

10

II

10

8,7

0,5

0,8

5,5

26,1

III

10

8,5

0,8

0,7

5,7

25,5

Total

30

25,6

2,0

2,4

16,4

76,8

Rata-rata

10

8,5

0,6

0,8

5,4

25,5

Tabel 1 menunjukkan bahwa kapasitas alat rata-rata alat pencampur bahan secara
mekanis adalah 25,5 kg per jam. Waktu yang dibutuhkan dalam 1 periode pencampuran
selama 20 menit. Termasuk 10 menit waktu pencampuran 5 hingga 6 menit waktu
pengeluaran bahan, 3 hingga 4 menit waktu memasukkan bahan ke dalam wadah
pencampur. Jadi dalam 1 jam hanya dapat dilakukan 3 x pencampuran. Kapasitas alat
tertinggi terdapat pada ulangan II yaitu 26,1 kg/jam. Sedangkan kapasitas terendah
terdapat pada ulangan I yaitu sebesar 25,2 kg/jam. Dari data tersebut dapat dilihat
perbedaan kapasitas walaupun berat bahan yang dicampur sama. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan jumlah bahan yang tidak keluar dari wadah penampung bahan yang
akan dicampur, sehingga mempengaruhi kapasitas alat. Alat ini efektif pada pencampuran

Universitas Sumatera Utara

bahan sebanyak 10 kg, karena pisau pencampur bahan ini hanya memiliki panjang 30 cm
sehingga tidak semua wadah penampung dapat diisi dengan bahan.
Adapun kelemahan dari alat pencampur bahan secara mekanis ini terdapat pada
desain saluran pengeluaran bahannya. Proses pengeluaran bahan tidak sempurna,
dikarenakan adanya jarak 3-5 mm antara dasar wadah penampung dengan saluran
pengeluaran bahan. Juga pada desain pisau pencampur bahan, yang memiliki jarak antara
satu mata pisau pencampur dengan pisau pencampur yang lainnya. Hal ini menyebabkan
bahan yang dicampur tidak tercampur secara sempurna. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian lanjutan terhadap saluran pengeluaran bahan dan pisau pencampur bahan.

Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur

Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa banyaknya bahan yang tidak tercampur dan
bahan yang tidak keluar yang paling tinggi terdapat pada ulangan I yakni sebesar 1,6 kg
dan yang paling rendah tardapat pada ulangan II yakni sebesar 1,3 kg. Dari hasil rata-rata
bahan yang tidak tercampur sempurna adalah1,4 kg atau sebesar 14%. Dari besarnya
hasil pencampuran yang tidak sempurna relatif besar diakibatkan karena adanya sisa
bahan yang tidak keluar dan jarak antara mata pisau pencampur.

Analisis Ekonomi

Salah satu faktor yang sangat menentukan layak atau tidaknya suatu alat untuk
digunakan adalah biaya produksi. Dari hasil analisis ini dapat diketahui seberapa besar
biaya produksinya sehingga keuntungan alat tersebut juga dapat dihitung. Biaya produksi

Universitas Sumatera Utara

dipengaruhi oleh kapasitas alat. Semakin tinggi kapasitas alat maka biaya produksi akan
semakin rendah dan keuntungan akan semakin meningkat.
Dari analisis yang diperoleh dengan biaya investasi untuk pembuatan alat sebesar
Rp. 2.191.000 maka biaya pencampuran bahan secara mekanis adalah sebesar
Rp.232,3/kg. Hasil ini diperoleh dari perhitungan biaya produsi terhadap kapasitas alat
pencampur bahan secara mekanis. Penghitungan biaya dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT).
1. Biaya Tetap (Rp/thn)
a. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah banyaknya biaya untuk mengganti alat jika umur
ekonominya telah habis atau alat tersebut dijual sebelum umur
ekonominya habis. Besarnya biaya penyusutan alat ini adalah sebesar
Rp. 394.380 /tahun.
b. Biaya Bunga Modal dan Asuransi
Biaya bunga modal asuransi ini merupakan banyaknya uang yang akan
disetorkan karena transaksi peminjaman modal. Dalam hal ini persentase
bunga modal dan asuransinya sebesar 20%. Biaya bunga modal dan
asuransi alat ini adalah sebesar Rp. 262.920 / tahun.
c. Biaya Sewa Gedung
Biaya sewa gedung ini diasumsikan sebagai biaya selama proses
pembuatan alat yang besarnya 1% per tahun dari nilai awal. Biaya gedung
dari alat ini adalah Rp. 21.910 / tahun.

Universitas Sumatera Utara

2. Biaya Tidak Tetap
a. Biaya Listrik
Dalam pembuatan alat pencampur bahan secara mekanis ini menggunakan
motor listrik sebagai sumber tenaga penggeraknya. Biaya listrik dari alat
ini adalah Rp. 222,5 / jam
b. Biaya Reparasi
Biaya reparasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki alat
apabila mengalami kerusakan. Biaya reparasi dari alat ini adalah
Rp. 147,89/jam
c. Biaya Perawatan
Biaya perawatan merupakan biaya yang diperlukan untuk membeli bahan
agar alat dapat bekerja dengan baik. Bahan yang biasa digunakan adalah
oli dan minyak gemuk. Biaya perawatan dari alat ini

sebesar

Rp. 136,93/jam
d. Biaya Operator
Biaya operator merupakan biaya untuk menggaji operator dalam
pengoprasian alat. Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 40.000/jam.
Jadi total biaya tidak tetap (BTT) dari alat pencampur mekanis adalah
sebesar Rp. 5.507 / jam
Biaya pokok merupakan biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT).
Sehingga total biaya pokok dari alat pencampur bahan secara mekanis
sebesar

Rp.232,4/

kg.

Dengan

biaya

pencampuran

sebesar

Rp. 232,4/kg dan kapasitas 25,5 kg/jam, maka alat pencampur bahan

Universitas Sumatera Utara

secara mekanis ini layak digunakan oleh masyarakat terutama dalam proses
pencampuran bahan pembuatan kompos.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Kapasitas rata-rata yang diperoleh dalam pengujian alat encampur bahan
secara mekanis ini sebesar 25,5 kg/jam.
2. Hasil rata-rata campuran yang tidak tercampur sempurna dan bahan yang
tidak keluar adalah 1,4 kg atau sebesar 14 %.
3. Adanya campuran bahan yang tidak keluar dari wadah penampung
diakibatkan adanya jarak dasar wadah penampung dengan saluran
pengeluaran bahan dan bahan yang bersifat lengket.
4. Biaya pencampuran bahan secara mekanis adalah sebesar Rp. 232,4 / kg
5. Alat pencampur bahan secara mekanis ini dapat digunakan oleh operator
dengan tingkat keterampilan yang biasa, tidak membutuhkan keahlian yang
tinggi, tetapi hanya membutuhkan adaptasi (kebiasaan kerja)

pada alat

tersebut.
6. Biaya investasi pembuatan alat pencampur bahan secara mekanis adalah
sebesar Rp. 2.191.000
Saran

1. Perlu dilakuan pengujian lebih lanjut pada saluran pengeluaran bahan untuk
meningkatkan efektivitas dan efesiensi alat sehingga dapat meningkatkan
kapasitas alat tersebut.
2. Agar bahan dapat tercampur lebih sempurna perlu dilakukan desain blade
pengaduk bahan.

25
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, 1999. Elemen Mesin 1. Penerbit Pt. Resika Aditama, Bandung.
Darun, 2002. Ekonomi Teknik.Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian
USU, Medan.
Daryanto, 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta, Jakarta.
Daryanto, 2002. Pengetahuan Listrik. Bumi Aksara, Jakarta.
Earle, R. L, 1969 Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan Zein Nasution.
Sastra Budaya, Bogor.
Hardjosentono, M. Wijarto, R. Elon. I, W, Badra. T, R, Dadang, 1996. Mesin Mesin
Pertanian. Dunia Aksara, Jakarta.
Indriani, Y.H. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nienmann, G. 1986. Elemen Mesin 1 (Desain dan Kalkulasi dari Sambungan Bantalan
dan Poros) jilid 1. Terjemahan Ir. Anton Budiman dan Ir. Bambang priambodo.
Erlangga, Jakarta.
Pratomo, M. dan K. Irwanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta
Smith, H. P., dan L. H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan T.
Purwadi. UGM Press, Yogyakarta.
Sofian, 2006. Sukses Membuat Kompos Dari Sampah. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Sukirno, M.S. 1999. Mekanisasi Pertanian. Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian dan
Pengelolaannya. Diktat Kuliah. GM, Yogyakarta.
Stolk, J. dan C. Kros, 1981. Elemen Mesin, Elemen Konstruksi Bangunan Mesin.
Terjemahan H. Hendarsin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta
Sularso dan K. Suga, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin
PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Sutejo, M.M., 2002. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

26
Universitas Sumatera Utara

27
Lampiran 1 Analisis biaya pembuatan alat pencampur bahan secara mekanis
I. Unsur Biaya Produksi
1. Biaya Pembuatan Alat
(1) Elektromotor 1 HP

Rp. 550.000

(2) Bearing P 207 GHB (2)

Rp. 186.000

(3) Besi poros

Rp. 40.000

(4) Tong

Rp. 45.000

(5) Besi siku

Rp. 150.000

(6) Pisau pengaduk

Rp. 60.000

(7) Biaya pengelasan

Rp. 350.000

(8) Reducer

Rp. 800.000

1:30

(9) Kabel

Rp.

10.000

Total P

Rp. 2.191.000

2. Biaya Listrik

Rp. 222,5/jam

3. Umur Ekonomi (n)

5 tahun

4. Nilai Akhir Alat (S)

10% P

5. Jam Kerja

6 jam/hari

6. Produksi/Hari

153,6/hari

7. Upah Operator

Rp. 40.000

8. Biaya Perawatan

10% dari P per thn/1600jam

9. Bunga Modal dan Asuransi

20% per tahun

10. Biaya Sewa Gedung

1% dari P

11. Pajak

2% dari P

Universitas Sumatera Utara

28
12. Jam Kerja Alat/tahun

1600 jam

II. Penghitungan Biaya Produksi
1. Biaya Tetap (BT)
(1) Biaya Penyusutan
D = (P-S)/n

Rp. 394.000 / tahun

(2) Bunga Modal dan Asuransi
Bunga bank untuk bulan Juli adalah 18%
Asuransi = 2%, jadi total i = ( 18+2)% = 20%
Bunga modal

iP(n  1)
=
2n

Rp. 262.000 / tahun

(3) Biaya Sewa Gedung
Sewa gedung = 1% dari P

Rp. 21.910 / tahun

(4) Pajak
Pajak = 2% dari P
Total Biaya Tetap (BT)

Rp. 43.820 / tahun
Rp. 721.730 / tahun

2. Biaya Tidak Tetap (BTT)
(1) Biaya Perbaikan Alat (reparasi)
Biaya reparasi =

12%( P  S )
1600

Rp. 147,89 /jam

(2) Biaya Perawatan
Biaya perawatan = 10% P / 1600 jam

Rp. 136,93 / jam

(3) Biaya Listrik
1 bulan = 25 hari kerja
Jam kerja per bulan = 150 jam

Universitas Sumatera Utara

29

Beban terpakai per bulan = 0.0373 x 150 = 55,95 kWH
Tarif listrik dengan daya 900 Watt.
Biaya beban ( 0,9 x Rp. 20.000) = Rp. 18.000
Biaya listrik per bulan Rp. 15.375 + Rp. 18.000 = Rp. 33.375
Biaya listrik per jam = Rp. 33.375 / 150 jam = Rp. 222,5 / jam
(4). Biaya Operator
Biaya operator

Rp. 5.000 / jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT)

Rp. 5.507 / jam

Biaya Pokok Produksi


 BT
 BTT C
=

 x

 Rp.721.730
=
Rp.5.507 0.039

 1600
= Rp. 232,3 / kg

Universitas Sumatera Utara

28

Lampiran 2. Flow chart pelaksanaan penelitian
Start
Perancangan Alat

Penyediaan Alat dan
Bahan Pembuatan
M Kerangka
i
Pemasangan
dan
Elemen Mesin

Finishing
Tidak

Pengujian
Alat

Penyediaan
Bahan Baku

Optimal

Ya
Pengukuran
Parameter
Analisis Data
Selesai

Universitas Sumatera Utara