RTV-silikon sebagai Bahan Protesa Obturator Palatum

(1)

RTV SILIKON SEBAGAI BAHAN PROTESA OBTURATOR

PALATUM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

AKILA CHANDRASEGAR NIM: 070600168

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

         

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2011 Akila Chandrasegar

RTV-silikon sebagai Bahan Protesa Obturator Palatum

viii + 24 halaman

Protesa Obturator palatum adalah protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau yang diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan. Obturator palatum dapat diklasifikasikan berdasar pada tahap perawatannya yaitu obturator selama pembedahan (surgical obturator), obturator interim dan obturator definitif. Terdapat beberapa tipe obturator selain dari obturator palatum seperti obturator palato faringeal, obturator palatal lift (palatal lift prosthesis) dan obturator meatal.

Bahan silikon dapat digunakan dalam pembuatan obturator palatum untuk mengembalikan fungsi organ berserta jaringan sekitarnya. Silikon adalah suatu


(3)

polimer sintetik yang terdiri dari rantai polisiloksan, dimana rantai polisiloksan adalah poli-dimetil-siloksan dengan kelompok terminal hidroksil. Berdasarkan vulkanisasi, silikon terdiri dari dua kelompok yaitu HTV (Heat Temperature

Vulcanized) silikon yang hampir sama dengan silikon tipe adisi dan RTV (Room

Temperature Vulcanized) silikon yang hampir sama dengan silikon tipe kondensasi.

Polimerisasi silikon ini adalah melalui reaksi kondensasi dan terdiri dari suatu bahan filler, katalis stannous octoate dan agen ikatan silang orto-alkil-silikat. Polimer jenis RTV silikon ini sangat cocok digunakan sebagai bahan protesa obturator palatum karena sifat elastisitas, tear strength dan kekerasannya yang cukup baik.

Dapat diambil bahwa kesimpulan, obturator palatum adalah suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau yang diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan. Terdapat beberapa tipe obturator yaitu obturator palato faringeal, obturator palatal lift dan obturator meatal. Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan protesa obturator palatum adalah polimetil metakrilat, logam titanium, dan karet silikon. Berdasarkan reaksi vulkanisasi, silikon terdiri dari dua tipe yaitu HTV (Heat Temperature Vulcanized) silikon dan RTV (Room Temperature

Vulcanized) silikon. RTV silikon adalah sangat terkenal sebagai salah satu bahan

pembuatan protesa obturator palatum karena sifat fisisnya dan karakteristiknya cukup baik. RTV silikon memiliki elastisitas serta tear strength yang paling baik dibandingkan dengan karet silikon yang lain.


(4)

RTV SILIKON SEBAGAI BAHAN PROTESA OBTURATOR

PALATUM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

AKILA CHANDRASEGAR NIM: 070600168

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 10 Januari 2011

Pembimbing : Tanda tangan

Sumadhi S.,drg.,Ph.D

_____________________

NIP: 130 353 780  

   


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 10 Januari 2011

TIM PENGUJI

KETUA: Lasminda Syafiar,drg.,M.Kes

ANGGOTA: 1. Sumadhi S.,drg.,Ph.D

2. Rusfian.,drg.,M.Kes


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan., atas berkah dan rahmat serta mengharap ridhoNya di setiap masa, hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, saya telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof Nazruddin,drg.,Ph.Dselaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Sumadhi S.,drg.,Ph.D, selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membimbing penulis serta membantu memberikan masukan dan arahan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.

3. Lasminda Syafiar.,drg., M.Kes selaku kepala bagian departemen dan seluruh staf pengajar bagian Ilmu Dental Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Syafrinani,drg.,Sp.Pros (K) dalam membantu memberikan masukan dan saran pada penyusunan skripsi ini.


(8)

5. Simson Damanik., drg., M.Kes, sebagai pembimbing akademik penulis di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membimbing penulis.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda S.Chandrasegar dan Ibunda Sumathi

Chandrasegar atas doa,perhatian dan dukungannya.

7. Teman-teman Radha, Cecilia, Alicia dan seluruh stambuk 2007/2008 yang telah banyak memberi dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat ikut memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi Ilmu Kedokteran Gigi.

Medan, 10 Januari 2011 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 2 PROTESA OBTURATOR PALATUM

2.1 Pengertian Protesa Obturator Palatum 3

2.2 Tipe-tipe Obturator

2.2.1 Obturator Palato faringeal 4

2.2.2 Obturator Palatal lift 5

2.2.3 Obturator Meatal 5

2.3 Bahan-bahan dalam pembuatan Protesa Obturator palatum 5

2.3.1 Silikon 6

2.3.2 Polimetil metakrilat 6

2.3.3 Logam Titanium 7

BAB 3 PENGERTIAN SILIKON DAN KLASIFIKASI SILIKON

3.1 Pengertian Silikon 8

3.2 Klasifikasi Silikon 9


(10)

3.2.2 Silikon menurut reaksi vulkanisasi 11 BAB 4 SIFAT-SIFAT RTV (Room Temperature Vulcanized) SILIKON

4.1 Sifat Fisis 15

4.1.1 Elastisitas 15

4.1.2 Tear Strength 16

4.1.3 Kekerasan 17

4.2 Sifat Khemis 17

4.3 Sifat Biologis 18

BAB 5 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN RTV SILIKON SEBAGAI BAHAN RESTORASI PROTESA OBTURATOR PALATUM

5.1 Keuntungan RTV-Silikon 19

5.2 Kerugian RTV-Silikon 20

BAB 6 KESIMPULAN 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Sifat-sifat fisis bahan prostetik maksilofasial komersial 16  


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Palatal Obturator 3

2. Palatal Lift Prosthesis 5

3. Struktur kimia dari molekul kelompok terminal

polidimetilsiloksan 8

4. Rantai siloksan 8

5. Reaksi kondensasi yang berlaku diantara kelompok

terminal OH dan tetraetil ortosilikat dengan kehadiran katalis

stannous octoate 9

6. Struktur kimia dari reaksi adisi melalui pengaktivasian

garam platinum 10

7. RTV-silicone (MDX 4-4210) 11

8. Polidimetilvinil siloksan dan 2,4-diklorobenzoil 12

9. Reaksi adisi yang berlaku antara poli-dimetil siloksan dengan

katalis benzoil peroksida 13

10.HTV silikon(CosmesilM511) 14


(13)

         

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2011 Akila Chandrasegar

RTV-silikon sebagai Bahan Protesa Obturator Palatum

viii + 24 halaman

Protesa Obturator palatum adalah protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau yang diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan. Obturator palatum dapat diklasifikasikan berdasar pada tahap perawatannya yaitu obturator selama pembedahan (surgical obturator), obturator interim dan obturator definitif. Terdapat beberapa tipe obturator selain dari obturator palatum seperti obturator palato faringeal, obturator palatal lift (palatal lift prosthesis) dan obturator meatal.

Bahan silikon dapat digunakan dalam pembuatan obturator palatum untuk mengembalikan fungsi organ berserta jaringan sekitarnya. Silikon adalah suatu


(14)

polimer sintetik yang terdiri dari rantai polisiloksan, dimana rantai polisiloksan adalah poli-dimetil-siloksan dengan kelompok terminal hidroksil. Berdasarkan vulkanisasi, silikon terdiri dari dua kelompok yaitu HTV (Heat Temperature

Vulcanized) silikon yang hampir sama dengan silikon tipe adisi dan RTV (Room

Temperature Vulcanized) silikon yang hampir sama dengan silikon tipe kondensasi.

Polimerisasi silikon ini adalah melalui reaksi kondensasi dan terdiri dari suatu bahan filler, katalis stannous octoate dan agen ikatan silang orto-alkil-silikat. Polimer jenis RTV silikon ini sangat cocok digunakan sebagai bahan protesa obturator palatum karena sifat elastisitas, tear strength dan kekerasannya yang cukup baik.

Dapat diambil bahwa kesimpulan, obturator palatum adalah suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau yang diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan. Terdapat beberapa tipe obturator yaitu obturator palato faringeal, obturator palatal lift dan obturator meatal. Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan protesa obturator palatum adalah polimetil metakrilat, logam titanium, dan karet silikon. Berdasarkan reaksi vulkanisasi, silikon terdiri dari dua tipe yaitu HTV (Heat Temperature Vulcanized) silikon dan RTV (Room Temperature

Vulcanized) silikon. RTV silikon adalah sangat terkenal sebagai salah satu bahan

pembuatan protesa obturator palatum karena sifat fisisnya dan karakteristiknya cukup baik. RTV silikon memiliki elastisitas serta tear strength yang paling baik dibandingkan dengan karet silikon yang lain.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Kelainan kongenital atau dapat juga dikenali dengan kelainan bawaan merupakan suatu kelainan struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika bayi itu dilahirkan.(3,10) Pada umumnya, kelainan yang sering dapat terjadi di dalam rongga mulut adalah cleft lip atau cleft palate. Cleft lip

atau bibir sumbing adalah kelainan berupa celah pada bibir atas yang terjadi akibat kegagalan proses penyatuan selama perkembangan embrio di dalam kandungan. Cleft

palate merupakan suatu kelainan yang terjadi apabila palatum (langit-langit) tidak

menutup secara sempurna.(3,20) Celah ini bisa melibatkan sisi lain dari palatum, yaitu meluas ke bagian palatum keras diantara mulut sampai palatum lunak kearah tenggorokan. Dalam keadaan seperti ini, pasien memerlukan suatu protesa untuk mengembalikan penampilan dan fungsi organ secara alami beserta jaringan sekitarnya. Penggantian ini dapat dilakukan dengan pembuatan obturator palatum yang merupakan suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka untuk membantu proses penelanan, pengunyahan, pengucapan dan pernapasan.(4,10,13,16,17)

Silikon belakangan ini banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Kualitas silikon sangat tergantung pada dua komponen yang dasar, yaitu rantai polimer dan bahan fillernya. Interaksi antara kedua-dua komponen ini, sangat mempengaruhi kekuatan silikon sebagai bahan pembuatan suatu protesa.(2,3) Silikon


(16)

adalah suatu bahan polimer yang terdiri dari bahan silikon dengan oksigen yang membentuk rantai siloksan, menyerupai karet dan bersifat hydrophobic.(1,8,9) Silikon dalam tabel periodik ditemukan dengan nomor atom 14 dan berat atom 28.0. Karet silikon adalah lebih menguntungkan untuk dipergunakan oleh karena sifat elastisitas dan kekerasan yang cukup baik dan tidak mudah robek. Kelebihan lain dari silikon dibanding dengan elastomer lain adalah tidak adanya efek toksik. Karet silikon terdiri dari dua tipe yaitu RTV (Room Temperature Vulcanized) silikon yang hampir sama dengan silikon tipe kondensasi dan HTV (Heat Temperature Vulcanized) silikon yang hampir sama dengan silikon tipe adisi.(8)

Pada tulisan ini akan diuraikan RTV-silikon sebagai bahan protesa obturator palatum secara garis besar menyangkut: pengertian, tipe, klasifikasi,sifat-sifat, dan keuntungan serta kerugiannya.

 

                   


(17)

BAB 2

OBTURATOR PALATUM

2.1 Pengertian Obturator Palatum

Obturator palatum adalah suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan.(4,10,17) Protesa ini digunakan untuk membantu dalam pengucapan, memperbaiki artikulasi yang diakibatkan oleh kelainan cleft palate. Protesa ini digunakan dalam keadaan kekurangan jaringan apabila masih terdapat pembukaan pada bagian palatum. Protesa ini sangat dibutuhkan pada pasien dengan kelainan cleft palate atau pada pasien yang mengalami trauma pada bagian palatumnya. Selain itu, protesa obturator palatum sering digunakan sebagai obturator interim yaitu suatu protesa sementara sehingga pembukaan pada bagian palatum tertutup dengan sempurna.(10,21)

Obturator palatum dapat diklasifikasikan berdasar pada tahap perawatannya yaitu obturator selama pembedahan (surgical obturator), obturator interim, dan obturator definitif.(4,18,21) Obturator selama pembedahan (surgical obturator) adalah suatu protesa sementara yang digunakan untuk menyembuhkan bagian palatum keras segera setelah operasi, kehilangan sebagian atau seluruh palatum keras atau struktur alveolar yang berdekatan. Obturator interim adalah suatu protesa yang dibuat beberapa minggu atau bulan setelah pembedahan sebagian dari atau kedua belah maksila termasuk penggantian gigi di daerah yang mengalami kecacatan. Protesa ini


(18)

digunakan dalam menggantikan obturator bedah yang dipasang segera setelah pembedahan dan akan digantikan dengan obturator definitif nantinya. Obturator definitif adalah obturator permanen yang menggantikan sebagian atau seluruh rahang atas dan gigi-gigi yang hilang akibat pembedahan atau trauma dan akan dipergunakan pasien seterusnya.(4,18,21)

Gambar 1:Palatal obturator (<www.  http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/obt urator>)

2.2 Tipe-tipe Obturator

2.2.1 Obturator palato faringeal

Obturator palato faringeal adalah suatu protesa yang membantu dalam menutup pembukaan bagian anatomi velopharyngeal untuk mengembalikan fungsi yang normal. Velopharynx adalah bagian katup muskular yang terletak antara rongga mulut dan hidung, pada dasarnya terdiri dari dinding faring lateral dan posterior serta palatum lunak yang mengontrol perjalanan udara. Velopharyngeal timbul apabila kelainan cleft palate tidak diperbaiki atau kelainan palatum lunak (soft palate defects)


(19)

yang diperbaiki melalui pembedahan terlalu pendek untuk berkontak dengan dinding faringeal yang mengganggu dalam proses respirasi dan pengucapan.(10,16)

2.2.2 Obturator Palatal Lift

Pembukaan velopharyngeal atau ‘velopharyngeal incompetency’ timbul apabila palatum lunak yang diperbaiki melalui pembedahan, panjangnya cukup tapi mobilitas palatum lunak tidak cukup untuk mencapai penutupan velopahryngeal. Obturator

palatal lift menutup bagian palatum keras dan secara fisikal menduduki pada suatu

posisi yang baik untuk mencapai penutupan velopharyngeal.(10)

Gambar 2 : Palatal Lift prosthesis (19) 2.2.3 Obturator Meatal

Obturator meatal dapat juga dikenali sebagai obturator meatus yang didesain untu menutup bagian posterior ‘nasal chonane’ yaitu suatu bagian pembukaan antara rongga hidung dan nasofaring. Obturator ini diindikasikan bagi pasien yang edentulous sepenuhnya yang telah mengalami kehilangan palatum lunak secara total.


(20)

Obturator ini berfungsi secara vertical pada bagian posterior protesa ini untuk mengobturasi bagian posterior ‘nasal chonae’. Protesa ini sangat membantu dalam memperlancarkan proses respirasi dan penelanan secara normal.(16)

2.3. Bahan-bahan dalam protesa Obturator palatum

2.3.1. Silikon

Silikon yang digunakan saat ini adalah silikon vulkanisasi panas (HTV) dan vulkanisasi temperatur ruangan (RTV). Silikon vulkanisasi temperatur ruangan (RTV) dikemas dalam bentuk pasta tunggal. Protesa dapat dipolimerisasi dalam mold stone buatan, meskipun

mold yang lebih tahan lama dapat dibuat dari epoksi resin atau logam. Silikon yang divulkanisir dengan panas umumnya dikemas dalam bentuk bahan separuh padat atau menyerupai dempul yang memerlukan penggilingan, pemadatan dengan tekanan, dan aplikasi siklus panas 180o C selama 30 menit. (1,2,3,14)

2.3.2. Polimetil metakrilat

Polimetil metakrilat adalah suatu resin transparan dan sangat stabil. Bahan ini tidak mempunyai efek terhadap sinar ultra violet. Bahan ini juga stabil secara khemis terhadap panas dan menjadi lembut pada temperatur 1250C. Mold dari bahan ini dapat dibuat sebagai bahan termoplastis dan cenderung mengabsorbsi air melalui proses imbibisi. Struktur kimia yang ‘non-crystalline’ memberikan sumber energi yang tinggi. Molekul-molekul polimer ini dapat berdifusi dalam resin karena pengaktivasian Molekul-molekulnya memerlukan sumber energi yang rendah. Polimer ini dapat larut dalam larutan organik karena polimer ini merupakan suatu polimer yang linear.(1)


(21)

2.3.3. Logam Titanium

Pada umumnya, logam yang digunakan untuk pembuatan obturator adalah logam titanium karena logam ini memiliki biokompatibilitas yang tinggi dan resisten terhadap korosi. Namun, logam titanium ini memiliki kekurangan antara lain kurang padat dibanding dengan logam alloi yang lain.

                               


(22)

BAB 3 SILIKON

3.1 Pengertian Silikon

Silikon polimer adalah suatu bahan polimer yang terdiri dari rantai polisiloksan, dimana rantai polisiloksan adalah poli-di-metil-siloksan dengan kelompok terminal hidroksil, dengan rumus bangun sebagai berikut : (1,8,9)

CH3 CH3

OH----(Si--- O --- Si ---O) n ----H

CH3 CH3

Gambar 3: Struktur kimia dari molekul kelompok terminal polidimetilsiloksan(1)

Silikon adalah suatu polimer sintetik yang digunakan sebagai minyak, resin, karet, dimana rantai polimer ini terdiri dari bahan silikon dan oksigen yang membentuk rantai siloksan:

O Si O Si

Gambar 4: Rantai siloksan (1)

Berbagai organik radikal lain dapat dibuat disekeliling pusat rantai membentuk senyawa-senyawa seperti poli-dimetil-siloksan. Panjang rantai siloksan akan menentukan berat molekul dan sifat silikon. Silikon yang memiliki rantai siloksan


(23)

pendek berbentuk encer dan yang memiliki rantai siloksan panjang berbentuk lebih kental. Polimer ini bersifat translusen dan berwarna putih. (2,3)

3.2 Klasifikasi Silikon

3.2.1 Silikon menurut reaksi kimianya dapat dibagi atas dua tipe yaitu :

i) Silikon tipe kondensasi

Struktur kimia daripada silikon tipe kondensasi adalah suatu polimer terdiri dari poli (di-metil-siloksan). Ikatan silang terjadi melalui suatu reaksi dengan tri dan tetra fungsional alkyl-silikat seperti tri-etil-silikat dengan tin-oktoat (1,8,9)

[ Sn ( C7H15COO)2 ] sebagai katalis, seperti dibawah ini :

CH3

Si O OC2H5

CH3 Si

Si O OC2H5

CH3 Stannous octoate

CH3

Si O OC2H5

CH3

Si + 2 C2H5 OH

H    C2H5O


(24)

CH3

Si O OC2H5

CH3

Gambar 5: Reaksi kondensasi yang berlaku diantara kelompok terminal OH dan tetraetil ortosilikat dengan kehadiran katalis stannous octoate (1)

Reaksi ini dapat menjadi efektif pada temperatur kamar dan oleh sebab itu dalam literatur disebut silikon –RTV ( Room Temperature Vulcanisation). RTV silikon mengandung kira-kira 1000 unit polimer. Bahan dasarnya tersedia dalam bentuk pasta dengan konsistensi light, regular, heavy body, dan putty .(3)

ii) Silikon tipe adisi

Silikon tipe adisi mempunyai ujung group vinil dan dapat berikatan silang dengan group silane dengan pengaktivasian melalui suatu katalis seperti garam platinum, reaksinya dapat dilihat sebagai berikut : (1,8,9)

CH3


(25)

CH3 O CH3

Base polymer CH3 Si H + CH2 CH Si O

CH3 O CH3

Si CH CH2 + H Si CH3

Pt Salt CH3

O Si CH2 CH2 Si CH3

CH3 O CH3

CH3 Si CH2 CH2 Si O

CH3 O CH3

O Si CH2 CH2 Si CH3 CH3

Gambar 6 : Struktur kimia dari reaksi adisi melalui pengaktivasian garam platinum

(1)

3.2.2 Silikon menurut reaksi vulkanisasi

i) RTV-Silikon (Room Temperature Vulcanisation)

RTV-Silikon telah sangat terkenal sebagai salah satu bahan maksilofasial karena sifat fisisnya dan karakteristiknya yang cukup baik.


(26)

RTV-Silikon disusun oleh rantai polimer silikon yang pendek dengan kelompok terminal grup hidroksil dan sebagai tambahan suatu agen ikatan silang tetra-etil-oksilane. Bahan filer ditambahkan untuk memperkuatkan bahan ini. Bahan filler yang sering digunakan adalah diatomaceous earth. Kondensasi berlangsung antara ion hidroksil dari polimer dengan group alkil dari agen ikatan silang melalui tambahan suatu katalis seperti stannous octoate, lalu memberikan alkohol sebagai hasil akhirnya. Terdapat berbagai tipe atau jenis katalis bagi RTV-silikon, tapi katalis yang utama dipakai dalam aplikasi medis adalah stannous octoate dan karena kebutuhan polimer ini dicampur dengan katalis, viskositasnya harus cukup rendah untuk memudahkan pengadukan bahan ini. Bahan filler pula tidak boleh digunakan dengan terlalu banyak karena akan menjadikan campurannya keras.(3,14)

ii) HTV-Silikon (Heat Temperature Vulcanisation)

HTV-Silikon sesekali digunakan dalam pembuatan protesa maksilofasial. Komponen HTV-Silikon biasanya adalah poli (di-metil-vinil siloksan) dengan kira-kira 0,5% rantai vinil, 2,4-diklorobenzoil peroksida atau garam platinum (tergantung pada tipe polimerisasi, seperti reaksi kondensasi maupun reaksi adisi) sebagai inisiator dan filer. Proses vulkanisasi merupakan hasil dari dekomposisi termal inisiator untuk membentuk radikal bebas yang melakukan ikatan silang pada kopolimer dalam tiga bentuk struktur dimensional. (3,14)

CH3 CH3


(27)

CH3 x CH

CH2 y

Polydimethylvinyl siloxane

O O

C O O C

Cl Cl

2,4 – Diklorobenzoil peroksida

Gambar 8 : Polidimetilvinil siloksan dan 2,4-diklorobenzoil

Poli-dimetil-vinil siloksan dipanaskan dengan 2,4-diklorobenzoil peroksida, dimana suatu reaksi akan terjadi diantara salah satu metil radikal dalam rantai tersebut dan dengan grup metil yang sama. Asid benzoik akan menjadi hasil akhir apabila kedua-dua polimer tadi berikatan silang.


(28)

CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 CH3

Si O Si O Si O Si O Si O Si O

CH3 H CH3 CH3 CH2 CH3

Peroxide

CH2 katalis

CH3 CH CH2 CH3 CH2 CH3

Si O Si O Si O Si O Si O Si O

CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 CH3

Gambar 9 : Reaksi adisi yang berlaku antara poli-dimetil siloksan dengan

katalis benzoil peroksida

HTV-Silikon biasanya berwarna putih, bahan opak dengan viskositas yang tinggi, dan tersedia dalam bentuk pasta dengan konsistensi putty. Silikon ini dapat dibentuk dalam berbagai jenis bentuk untuk dijadikan sebagai protesa maksilofasial. Beberapa jenis filler ditambahkan pada polimer ini, tergantung pada derajat


(29)

Gambar 10: HTV silikon(CosmesilM511) (10)

 


(30)

BAB 4

SIFAT-SIFAT RTV-SILIKON

Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa karet silikon terdiri dari dua tipe yaitu RTV (Room Temperature Vulcanized) silicones yang hampir sama dengan silikon tipe kondensasi dan HTV (Heat Temperature Vulcanized) silicones

yang hampir sama dengan silikon tipe adisi. (8)

4.1 Sifat Fisis

4.1.1 Elastisitas

Dalam pengertiannya elastisitas merupakan suatu sifat benda yang memungkinkan benda berubah bentuk dengan adanya beban atau load yang bila beban tersebut dihilangkan, benda akan kembali ke bentuk semula.(1) Sifat elastis bahan ini (RTV-silikon) dapat dilihat dengan melihat tensile strength bahan tersebut. Hasil penelitian Aziz T, dkk mendapatkan perbandingan tensile strength dengan mempergunakan lima bahan ( 2 RTV dan 3 HTV) yang diperdapat seperti terlihat pada tabel 1 :


(31)

Cosmesil (RTV) Cosmesil HC (RTV) Factor II (HTV) Prestige (HTV) Nusil (HTV) Tensile (N/mm)

4.24 ± 0.48

3.87 ± 0.33

4.23 ± 0.39

2.53 ± 0.19

8.36 ± 0.97 Elongation

(%)

577.1 ± 58.1

888 ± 57.6

650.8 ± 41.1

725.4 ± 52

1699 ± 61.4 Tear (N/mm) 4.87 ± 0.25

15.55 ± 1.77

17.63 ± 2.21

4.53 ± 1.1

14.45 ± 4.91

Hardness (I.R.H.D)

44.99 ± 0.91

44.47 ± 0.36

16.26 ± 2.53

16.21 ± 0.43

24.33 ± 0.76

Dari hasil penelitian Aziz T, dkk, HTV- silikon (Prestige) memiliki tensile strength

yang rendah. Interaksi antara kelompok OH- pada bahan filler dan poli-dimetil-siloksan pada bahan ini tidak cukup untuk mencegahnya pecah dibawah gaya yang diterapkan. Sedangkan, RTV-silikon (Cosmesil HC) telah menunjukkan tensile

strength dan elongasi yang tinggi. Ini disebabkan oleh karena bahan ini mempunyai

rantai poli-dimetilsiloksan dengan berat molekular yang tinggi. Ikatan silang dari polimer dengan berat molekular yang tinggi menghasilkan bahan dengan elastisitas yang tinggi serta meningkatkan viskositasnya.(5)

4.1.2 Tear Strength

Tear strength didefinisikan sebagai gaya maksimum (Newton) yang diperlukan untuk

memecahkan suatu spesimen dibagi dengan ketebalan spesimen.(1,5) Sifat ini penting sewaktu protesa dilepas untuk pembersihan dimana protesa obturator palatum kadang-kadang rentan terhadap daya sobek. Penelitian dari Aziz T, dkk menunjukkan


(32)

bahwa bahan RTV-silikon (Cosmesil HC) mempunyai tear strength yang tinggi dibandingkan dengan bahan HTV-silikon (Prestige) seperti terlihat pada tabel 1 :

4.1.3. Kekerasan

Kekerasan setiap tipe bahan silikon adalah berbeda, hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan pada lima spesimen dari setiap material dengan menggunakan teknik dental flasking seperti terlihat pada tabel 1 :

Dari hasil penelitian Aziz T, dkk, didapati bahwa Cosmesil HC dan Cosmesil St

(kedua-duanya merupakan jenis bahan RTV-silikon) merupakan bahan dengan kekerasan yang paling tinggi. Ini disebabkan oleh karena bahan ini memiliki kepadatan ikatan-silang yang tinggi yang akan menghasilkan bahan yang keras serta konsentrasi bahan filler yang tinggi dan juga meningkatkan interaksi antara polimer dan filler serta mengurangi mobiliti rantai polimer.(5)

4.2 Sifat Khemis

Reaksi kondensasi yang berlaku antara ion hidroksil dari polimer dengan grup alkil selalu menghasilkan hasil sampingan yaitu alkohol. Stannous octoate ditambahkan pada reaksi ini sebagai suatu katalis. Salah satu sifat khemis yang sangat penting bagi RTV-silikon adalah sifatnya yang hydrophobic. Hal inilah yang mengakibatkan absorbsi air yang kurang (low water sorption) dan hal ini penting karena protesa obturator dapat mengabsorbsi saliva dari dalam jaringan mulut. Air yang diabsorpsi dapat mempengaruhi sifat fisis protesa. Selain itu, air juga dapat menghasilkan bau yang kurang enak dari protesa.(5)


(33)

4.3 Sifat Biologis

Banyak studi toksikologi pada bahan silikon dari banyak jenis telah menunjukkan derajat toksisitas yang sangat rendah. Intradermal, subkutan, dan suntikan intramuskular tidak menyebabkan peradangan maupun gangguan lainnya.(6,7) RTV silikon dipilih karena bahan ini adalah resilient yaitu bahan ini akan tetap bertahan untuk suatu jangka waktu yang terbatas dan terutamanya, bahan ini bio-inert terhadap cairan tubuh dan jaringan.(12)


(34)

BAB 5

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN RTV SILIKON SEBAGAI BAHAN OBTURATOR PALATUM

Setiap jenis bahan silikon mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing, yang ditinjau dari sifat-sifat kimia dan fisis, prosedur pemakaian serta dari segi ekonomisnya. Dalam hal ini terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari bahan RTV-silikon :

5.1 Keuntungan RTV silikon sebagai bahan Protesa Obturator Palatum(3,5)

1. Mempunyai sifat translusen yang baik untuk memungkinkan penyesuaian warna dengan organ manusia.

2. Bahan ini tidak memungkinkan kolonisasi mikroorganisme tumbuh padanya yang mungkin dapat merusak jaringan sekitar pasien.

3. Cukup elastik terutama mengeluarkan protesanya 4. Tidak mempunyai rasa dan bau.

5. Tidak rentan terhadap kerusakan.

6. Katalis dapat ditambahkan untuk mempercepat waktu pengerasan yang diinginkan.


(35)

5.2 Kerugian RTV silikon sebagai bahan Protesa Obturator Palatum(3)

1. Dari segi ekonomis, bahan ini lebih mahal dibandingkan dengan resin akrilik 2. Bahan ini memerlukan daerah yang bersih dan kering karena sifatnya yang

hydrofobic.


(36)

BAB 6 KESIMPULAN

1. Obturator palatum adalah suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau yang diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan.

2. Terdapat beberapa tipe obturator yaitu obturator palato faringeal, obturator palatal lift dan obturator meatal .

3. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan protesa obturator palatum adalah polimetil metakrilat, logam titanium dan karet silikon.

4. Berdasarkan reaksi vulkanisasi, silikon terdiri dari dua tipe yaitu HTV (Heat Temperature Vulcanized) silikon dan RTV (Room Temperature Vulcanized) silikon .

5. RTV-silikon telah sangat terkenal sebagai salah satu bahan pembuatan protesa obturator palatum karena sifat fisisnya dan karakteristiknya yang cukup baik. 6. RTV-silikon memiliki elastisitas dan tear strength yang paling baik


(37)

DAFTAR PUSTAKA

1. Annusavice KJ. Science of Dental Materials 10th ed. Florida : W.B Sounders co ., 1996 : 224-5

2. Nallaswamy D. Materials Used in Maxillofacial Prosthetics. Textbook of Prosthodontics : Maxillofacial Prosthetics. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers 2007 ; 714-15

3. Beumer J, Curtis TA, Marunick MT. Maxillofacial Rehabilitation

Prosthodontic and Surgical Considerations. Missouri : Ishiyaku Euro

America Inc 1996., 393-435

4. Nallaswamy D. Types of Maxillofacial Prosthetics. Textbook of Prosthodontics : Maxillofacial Prosthetics. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers 2007 ; 706-7

5. Aziz . T, Waters M, Jagger R. Analysis of the properties of silicone rubber maxillofacial prosthetic materials. J Dent 2003 ; 31 : 67-74

6. Mohammad SA, Wee AG, Rumsey DJ, Schricker SR. Maxillofacial Materials

Reinforced with Various Concentrations of Polyhedral Silsesquioxanes. J

Dent Biomechanics 2010 :1-5

7. Kanter J C. The use of RTV silicones in maxillofacial prosthetics. J Prosth Dent 1970 ; 24(6) : 646-53

8. Manappallil J J. Basic Dental Materials. 3rd ed. Newdelhi : Jaypee Brothers 2010 ; 419-21


(38)

9. McCabe JF, Walls A WG. Applied Dental Materials . 9th ed Oxford : Blackwell ., 2008 ; 167-69

10.Reisberg D.J. Dental and Prosthodontic Care for patients With Cleft or

Craniofacial Conditions. The Cleft Palate – Craniofacial Journal,2000 (37) :

534-37

11.Marti S.S, Tessore D.M, Henar T.E. Prosthetic assessment in cleft lip and

palate patients : A case report with oronasal communication. Med Oral Patol

Oral Cir Bucal 2006 ; 11 : 493-6

12.Barnhart G.W. Silicone Rubber as a Resilient Denture-Base Material. J Dent Res, 1960 ; 39 : 1077

13.Kuehn D.P, Moller K.T. Speech and Language Issues in the Cleft Palate

Population : The State of the Art. The Cleft Palate-Craniofacial Journal, 37 :

348-5

14.Kretlow JD, Young S, Klouda L, Wong M, Mikos AG. Injectable Biomaterials for Regenerating Complex Craniofacial Tissues. Advanced

Materials,21 : 3368-93.

15.Hodge Jr JW, Yeakel MH. Physical properties of Silicone Rubber. J Prosth Dent : 35-38

16.Management of the Soft Palate Defect. <http//www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/ Prosthesis/management_of_the_soft palate_defect_steven_eckert.pdf)

17.Jimmerman J.P, Canady C, Yamashiro D.K, Morales L. Articulation and

Nasality Changes Resulting from Sustained Palatal Fistula Obturation, 1998 ;


(39)

18.Reddy K.N, Aparna IN, Veena. The Palatal Obturator. Dentista Portal,2005 ; 94(1) : 10-92

19.Pinto J.H.N, Pegoraro M.I. Evaluation of Palatal Prosthesis for the treatment

of velopharyngeal dysfunction. J.Appl.Oral Sci, 2003 ; 11(3) : 1-3

20.Gupta R, Mittal S. Quick Review in Oral Surgery : Cleft Lip and Palate. Newdelhi : Jaypee Brothers,2003 : 225-30

     


(1)

BAB 5

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN RTV SILIKON SEBAGAI BAHAN OBTURATOR PALATUM

Setiap jenis bahan silikon mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing, yang ditinjau dari sifat-sifat kimia dan fisis, prosedur pemakaian serta dari segi ekonomisnya. Dalam hal ini terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari bahan RTV-silikon :

5.1 Keuntungan RTV silikon sebagai bahan Protesa Obturator Palatum(3,5)

1. Mempunyai sifat translusen yang baik untuk memungkinkan penyesuaian warna dengan organ manusia.

2. Bahan ini tidak memungkinkan kolonisasi mikroorganisme tumbuh padanya yang mungkin dapat merusak jaringan sekitar pasien.

3. Cukup elastik terutama mengeluarkan protesanya 4. Tidak mempunyai rasa dan bau.

5. Tidak rentan terhadap kerusakan.

6. Katalis dapat ditambahkan untuk mempercepat waktu pengerasan yang diinginkan.


(2)

5.2 Kerugian RTV silikon sebagai bahan Protesa Obturator Palatum(3)

1. Dari segi ekonomis, bahan ini lebih mahal dibandingkan dengan resin akrilik 2. Bahan ini memerlukan daerah yang bersih dan kering karena sifatnya yang

hydrofobic.


(3)

BAB 6 KESIMPULAN

1. Obturator palatum adalah suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital atau yang diperdapat, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan.

2. Terdapat beberapa tipe obturator yaitu obturator palato faringeal, obturator palatal lift dan obturator meatal .

3. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan protesa obturator palatum adalah polimetil metakrilat, logam titanium dan karet silikon.

4. Berdasarkan reaksi vulkanisasi, silikon terdiri dari dua tipe yaitu HTV (Heat Temperature Vulcanized) silikon dan RTV (Room Temperature Vulcanized) silikon .

5. RTV-silikon telah sangat terkenal sebagai salah satu bahan pembuatan protesa obturator palatum karena sifat fisisnya dan karakteristiknya yang cukup baik. 6. RTV-silikon memiliki elastisitas dan tear strength yang paling baik


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Annusavice KJ. Science of Dental Materials 10th ed. Florida : W.B Sounders co ., 1996 : 224-5

2. Nallaswamy D. Materials Used in Maxillofacial Prosthetics. Textbook of Prosthodontics : Maxillofacial Prosthetics. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers 2007 ; 714-15

3. Beumer J, Curtis TA, Marunick MT. Maxillofacial Rehabilitation

Prosthodontic and Surgical Considerations. Missouri : Ishiyaku Euro

America Inc 1996., 393-435

4. Nallaswamy D. Types of Maxillofacial Prosthetics. Textbook of Prosthodontics : Maxillofacial Prosthetics. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers 2007 ; 706-7

5. Aziz . T, Waters M, Jagger R. Analysis of the properties of silicone rubber

maxillofacial prosthetic materials. J Dent 2003 ; 31 : 67-74

6. Mohammad SA, Wee AG, Rumsey DJ, Schricker SR. Maxillofacial Materials

Reinforced with Various Concentrations of Polyhedral Silsesquioxanes. J

Dent Biomechanics 2010 :1-5

7. Kanter J C. The use of RTV silicones in maxillofacial prosthetics. J Prosth Dent 1970 ; 24(6) : 646-53

8. Manappallil J J. Basic Dental Materials. 3rd ed. Newdelhi : Jaypee Brothers 2010 ; 419-21


(5)

9. McCabe JF, Walls A WG. Applied Dental Materials . 9th ed Oxford : Blackwell ., 2008 ; 167-69

10.Reisberg D.J. Dental and Prosthodontic Care for patients With Cleft or

Craniofacial Conditions. The Cleft Palate – Craniofacial Journal,2000 (37) :

534-37

11.Marti S.S, Tessore D.M, Henar T.E. Prosthetic assessment in cleft lip and

palate patients : A case report with oronasal communication. Med Oral Patol

Oral Cir Bucal 2006 ; 11 : 493-6

12.Barnhart G.W. Silicone Rubber as a Resilient Denture-Base Material. J Dent Res, 1960 ; 39 : 1077

13.Kuehn D.P, Moller K.T. Speech and Language Issues in the Cleft Palate

Population : The State of the Art. The Cleft Palate-Craniofacial Journal, 37 :

348-5

14.Kretlow JD, Young S, Klouda L, Wong M, Mikos AG. Injectable Biomaterials for Regenerating Complex Craniofacial Tissues. Advanced

Materials,21 : 3368-93.

15.Hodge Jr JW, Yeakel MH. Physical properties of Silicone Rubber. J Prosth Dent : 35-38

16.Management of the Soft Palate Defect. <http//www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/ Prosthesis/management_of_the_soft palate_defect_steven_eckert.pdf)

17.Jimmerman J.P, Canady C, Yamashiro D.K, Morales L. Articulation and


(6)

18.Reddy K.N, Aparna IN, Veena. The Palatal Obturator. Dentista Portal,2005 ; 94(1) : 10-92

19.Pinto J.H.N, Pegoraro M.I. Evaluation of Palatal Prosthesis for the treatment

of velopharyngeal dysfunction. J.Appl.Oral Sci, 2003 ; 11(3) : 1-3

20.Gupta R, Mittal S. Quick Review in Oral Surgery : Cleft Lip and Palate. Newdelhi : Jaypee Brothers,2003 : 225-30