Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

7

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ? ”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : Menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dalam bidang manajemen usaha kecil serta memberikan suatu pembelajaran yang lebih mengenai efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan. Universitas Sumatera Utara 8 3. Bagi Pihak Lain Memberikan wawasan bagi pihak lain, terutama mahasiswa, bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan dapat meningkatkan minat berwirausaha. Universitas Sumatera Utara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Efikasi diri

2.1.1. Pengertian Efikasi diri

Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal atau personal salah satu yang terpenting adalah keyakinan diri atau efikasi diri saling mempengaruhi dan dipengaruhi hingga peserta didik melanjutkan kejenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya dan harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Jess Greogory 2010 mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya. Menurut Ormrod 2008 self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Laura 2012 self-efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. self-efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-efficacy juga sangat mempengaruhi pola piker, reaksi emosional dalam membuat keputusan. Bandura 1997 mengatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan akan kemampuan individu untuk Universitas Sumatera Utara 10 mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.

2.1.2. Sumber-sumber Efikasi diri

Menurut Greogory 2010, self-efficacy efikasi diri diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber pengalaman menguasai sesuatu, pengalaman vikarius, persuasi social, kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap metode, informasi mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara kognitif dan bersama-sama dengan kumpulan pengalaman sebelumnya, akan mengubah persepsi mengenai efikasi diri. Menurut Bandura 1997 empat sumber efikasi diri, antara lain: 1 Pengalaman menguasai sesuatu Master experience Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang paling berpengaruh dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman langsung kita sehingga kesuksesan akan menaikkan efikasi atau keyakinan dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan. 2 Pengalaman vikarius Vicarious Experience Universitas Sumatera Utara 11 Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain yang memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat pada saat kita mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang sama atau seimbang, namun akan berkurang pada saat kita melihat teman kita gagal. 3 Persuasi social Social Persuasion Persuasi social disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Persuasi sendiri dapat membuat siswa menyerahkan usaha, mengupayakan strategi-strategi baru, atau berusaha cukup keras untuk mencapai kesuksesan. 4 Kondisi fisik dan emosional Arousai Kondisi fisik dan emosional maksudnya tingkat Arousai mempengaruhi efikasi diri, tergantung pada Arousai itu diinterpretasikan pada saat siswa menghadapi tugas tertentu, apakah siswa merasa cemas dan khawatir menurunkan efikasi atau passion bergairah menaikkan efikasi. Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkempangnya self efficacy dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.1.3. Komponen Efikasi diri

Menurut Bandura 1997, perbedaan self efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen adalah Magnitude, Strength, dan Generality. Masing- Universitas Sumatera Utara 12 masing mempunyai implikasi penting di dalam peformansi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kekuatan keyakinan Strength Kekuatan keyakinan Strength, yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang. 2. Tingkat kesulitan tugas Magnitude Tingkat kesulitan tugas Magnitude yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya. 3. Generalitas Generality Generalitas Generality, yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. Tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi. Universitas Sumatera Utara 13 Jadi perbedaan efisiasi diri Self-efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude tingkat kesulitan tugas, yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, Strength kekuatan keyakinan, yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat untuk berwirausaha.

2.2. Teori Pengetahuan Kewirausahaan

2.2.1. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Kamus Meriam Webster, pengetahuan knowledge adalah : “information, understanding, or skill that obtain from experience or education” yang artinya, informasi ataupun pemahaman yang diperoleh dari pengalaman sseseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan merujuk kepada sesuatu yang diketahui, kepandaian yang diperoleh. Notoadmodjo 2007 menjelaskan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Wirausaha atau wiraswasta menurut Priyono dan Soerata 2005 berasal dari kata “wira” yang berarti utama, gagah, luhur, berani atau pejuang; kata “swa” berarti sendiri; dan kata “sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri di atas kemampuan sendiri. Salim dan Salim dalam kamus bahasa Indonesia, 2002, wirausaha didefinisikan sebagai orang yang memiliki kepandaian atau bakat untuk mengenali produk, menentukan Universitas Sumatera Utara 14 cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha dan memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan konsumen. 2.2.2. Ciri-Ciri Wirausaha Menurut Pearce dalam Winardi, 2003, ada sejumlah ciri-ciri seorang wirausahawan, yaitu : 1. Komitmen dan determinasi yang tiada batas Para wirausahawan bersedia untuk menginvestasikan waktu mereka untuk pekerjaan, mentolerir standar kehidupan yang lebih rendah, dan bahkan mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga. 2. Dorongan atau rangsangan yang kuat untuk mencapai prestasi Para wirausahawan dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang telah dicapai mereka pada masa lampau. 3. Orientasi ke arah peluang-peluang serta tujuan-tujuan Para wirausahawan cenderung memusatkan perhatian mereka kepada peluang- peluang, kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi atau problem-problem yang menuntut pemecahan. Universitas Sumatera Utara 15 4. Lokus pengendalian internal locus of control internal Para wirausahawan sangat yakin akan diri mereka sendiri. Mereka beranggapan bahwa merekalah yang mengendalikan nasib usaha mereka. 5. Toleransi terhadap ambiguitas Para wirausahawan dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi secara tidak menentu, seperti pelanggan yang silih berganti, pendapatan dan pengeluaran yang tidak tetap, kemunduran atau kemajuan perusahaan. 6. Terampil dalam memperhitungkan resiko Para wirausahawan mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan; mereka menciptakan cara- cara untuk berbagi resiko dengan para rekanan mereka. Mereka berhati-hati dalam melaksanakan operasi perusahaan mereka. 7. Kebutuhan akan status dan kekuasaan kurang dirasakan Kekuasaan memang diraih oleh seorang wirausahawan yan berhasil, tetapi mereka lebih memusatkan perhatian mereka pada peluang-peluang, para pelanggan, pasar dan persaingan. 8. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah Para wirausahawan berusaha untuk memecahkan masalah yang menyangkut keberhasilan mereka. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi sulit. Mereka dapat bersifat desisif berani mengambil keputusan dan mereka dapat menunjukkan kesabara apabila perspektif jangka panjang dianggap tepat. 9. Kebutuhan yang tinggi untuk mendapatkan umpan balik feedback Universitas Sumatera Utara 16 Para wirausahawan secara aktif mencari umpan balik atau informasi yang memungkinkan mereka untuk mempercepat kemajuan serta efektivitas mereka. Secara instinktif mereka membina hubungan dengan orang-orang untuk mendapatkan pelajaran atau pengaruh yang bermanfaat dari mereka.

2.2.3. Aspek-Aspek Kewirausahaan

Drucker dalam Ifham, 2012 menjelaskan beberapa aspek wirausaha, yaitu : 1. Mampu menginderakan peluang usaha, yakni kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan menuju masa depan yang lebih baik. 2. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan berhasil. 3. Berperilaku pemimpin yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan usaha. 4. Memiliki inisiatif, kreatif dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk menciptakan produk atau metode baru yang lebih baik dalam hal mutu atau jumlahnya, agar mampu bersaing. 5. Mampu bekerja keras, yaitu bekerja secara penuh energik, tekun dan tabah melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tanpa mengenal putus asa. 6. Berpandangan luas dengan visi ke depan yang baik yaitu berorientasi pada masa depan dan dapat memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi sehingga langkah-langkah yang diambil sudah dapat diperhitungkan. Universitas Sumatera Utara 17 7. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan yaitu suka pada tantangan dan berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu. Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang.Tanggap pada saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik sebagai dorongan untuk berbuat lebih baik.

2.2.4. Proses Kewirausahaan

Proses wirausaha tidaklah sesederhana dan semudah yang digambarkan dalam definisi. Tantangan terbesar adalah pada tahap memulai wirausaha tersebut. Tahap ini dimulai dengan mendirikan usaha dan menjaga keberlangsungan hidupnya pada tiga tahun pertama Banfe, dalam Ifham 2012. Pada masa ini semua yang indah-indah yang melekat dalam gambaran wirausaha yang sukses belum lagi diraih. Proses pendirian dituntut kepercayaan diri yang tinggi dan determinasi yang kuat. Tekanan psikologis yang datang pada tahap ini juga sangat besar. Semua itu membutuhkan kematangan pribadi pada diri wirausahawan agar mampu melewati saat-saat krisis ini dengan baik Hidayat, dalam Ifham, 2012. Proses wirausaha selanjutnya tidak kalah beratnya. Tantangan persaingan dan perubahan yang terjadi di masyarakat senantiasa menghantui kelancaran usaha. Menurut Hidayat dalam Ifham, 2012, hal itu menciptakan berbagai tekanan psikologis yang berat, terus menuntut wiausahawan untuk mampu menghadapinya dengan baik. Kemampuan dalam membangun jaringan, berkomunikasi dan meyakinkan orang lain, kecermatan dalam membaca peluang usaha adalah kapasitas-kapasitas yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan. Universitas Sumatera Utara 18 Motivasi berprestasi yang tinggi dan determinasi diri yang disertai kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal lainnya serta kemampuan manajerial sangat memegang peranan pada tahap ini. Tahap ini terasa lebih mudah karena wirausahawan mulai mendapatkan masukan dari masyarakat yang menggunakan jasa atau produknya. Masukan ini berupa uang dan penerimaan masyarakat yang memadai. Semakin besar masukan yang diperoleh, semakin besar kecenderungan untuk mengelola dan mengembangkan dan melembagakan usahanya.

2.2.5. Bidang-Bidang Kewirausahaan

Banyak orang menyangka bahwa kewirausahaan adalah hanya di dalam bidang usaha ekonomi saja. Akibatnya apabila mereka mendengar istilah kewirausahaan, maka bayangan mereka tertuju kepada soal-soal produksi, jasa dan niaga serta moneter. Sesungguhnya, kewirausahaan itu terdapat pada bermacam-macam bidang Soemanto, 1984, yaitu : 1. Kewirausahaan dalam bidang usaha ekonomi Untuk mencapai keberhasilan dalam aktivitas ekonomi memerlukan kualitas pribadi yang kuat untuk berusaha. Para pengusaha perlu memiliki sikap dan kemauan yang kuat untuk bekerja demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi pribadi dan masyarakat, memiliki semangat berpetualang dengan berani berspekulasi dan menghadapi persaingan, serta mampu mendayagunakan setiap sumber yang ada, bai material, personal, maupun finansial. Universitas Sumatera Utara 19 Kegiatan wirausaha di bidang usaha ekonomi bergerak dan bernaung dalam lembaga-lembaga ekonomi yang berupa perusahaan atau perseroan yang bergerak dalam bidang-bidang produksi dan jasa. 2. Kewirausahaan dalam bidang karir dan jabatan Bidang karir dan jabatan ini berupa pegawai negeri dan swasta. Dalam karir mereka juga dilanda dengan persaingan. Faktor yang menentukan dalam pengembangan karir mereka adalah prestasi kerja. Untuk mencapai itu maka orang tersebut harus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu kepribadian yang kuat, sikap mental dan pribadi yang dinamis. 3. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan Untuk memajukan semua aspek kehidupan maka pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Kenyataan yang ada bahwa pelajar dan mahasiswa kurang berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar mereka; dalam meningkatkan prestasi belajar bersikap tergantung, kurang percaya diri dan pesimis. Salah satu akibatnya, mereka terpaksa melihat catatan kecil sewaktu ujian. Kenyataan ini menunjukkan bahwa banyak pelajar dan mahasiswa belum memiliki ciri-ciri kepribadian manusia wirausaha. Adapun inti kewirausahaan di bidang pendidikan adalah terletak dalam hal belajar mandiri yang dilandasi oleh sikap mental wirausaha. 4. Multi bidang kewirausahaan Suatu bayangan yang ideal ialah adanya kondisi, dimana masing-masing orang dapat bergerak dan berkembang dalam satu bidang atau jenis kegiatan wirausaha. Tentu saja hal ini dapat terwujud apabila di dalam masyarakat terdapat Universitas Sumatera Utara 20 stabilitas segala aspek kehidupan manusia. Namun fakta di dalam kenyataan ternyata tidak demikian. Kehidupan manusia dihadapkan pada berbagai permasalahan dalam segala aspek kehidupan. Untuk menghadapi hal tersebut, manusia harus mengembangka diri melalui berbagai bidang kewirausahaan. Sebagai contoh seorang pengusaha harus berwirausaha dalam bidang usaha ekonomi, pendidikan, dan karir. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan yang penuh tantangan dan permasalahan Soemanto, 1984.

2.3. Teori Minat Berwirausaha

2.3.1. Pengertian Minat Berwirausaha

Santoso 2003 menyatakan bahwa minat berwirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang, karena membawa manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilanuntuk memenuhi kebutuhan. Minat berwirausaha muncul disebabkan oleh berbagai faktor.Menurut para ahli faktor munculnya minat berwirausaha berasal dari faktor internal atau faktor dari dalam diri sendiri dan faktor ekternal atau faktor dari luar diri. Faktor pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor ekternal yang mempengaruhi munculnya minat berwirausaha Zimmerer, 2010. Universitas Sumatera Utara 21

2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Menurut Hantoro 2006 minat seseorang terhadap suatu objek diawali dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti : 1. Faktor Intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. a. Pendapatan Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha. a. Harga Diri Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain. b. Perasaan Senang Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan senang berwiraswasta akan memunculkan minat berwiraswasta. Universitas Sumatera Utara 22 2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. a. Lingkungan Keluarga Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Lingkungan Masyarakat Merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya seseorang yang tinggal didaerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat berwirausaha bidang elektronika. c. Peluang Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang dinginkannya atau menjadi harapannya. d. Pendidikan dan pengetahuan Di dapat selama masa kuliah dan merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek Adi,2002. Universitas Sumatera Utara 23

2.4. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitan Alat Analisa Hasil 1 Hendra Wijayanto 2014 Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa Studi pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Independen : efikasi diri dan lingkungan Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Efikasi diri dan lingkungan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa. 2 Suci Wulandari 2012 Pengaruh Efikasi Diri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya Independen : efikasi diri Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya. 3 Aprilianty, E. 2012 Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Muhammadiyah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Independen : kepribadian wirausaha, pengetahuan wirausaha, dan lingkungan Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh sebesar 13,7 terhadap variabel minat berwirausaha 4 Rahmania, M., dan Efendi, M. 2012 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan, Praktik Kerja Independen : pengetahuan kewirausahaan, praktik kerja Regresi Linear Berganda Pengetahuan wirausaha secara parsial mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 24 Industry, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Pemasar Smkn Bisnis Dan Manajemen Kota Padang industri, dan motivasi berprestasi Dependen : minat berwirausaha minat berwirausaha siswa kelas XII Sumber : Wijayanto 2014, Wulandari 2012, Aprilianty, E. 2012, Rahmania, M., dan Efendi, M. 2012.

2.5. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

18 140 92

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 9

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 2

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 8

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 18

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 1 3

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 10

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 6