16
Para wirausahawan secara aktif mencari umpan balik atau informasi yang memungkinkan mereka untuk mempercepat kemajuan serta efektivitas mereka.
Secara instinktif mereka membina hubungan dengan orang-orang untuk mendapatkan pelajaran atau pengaruh yang bermanfaat dari mereka.
2.2.3. Aspek-Aspek Kewirausahaan
Drucker dalam Ifham, 2012 menjelaskan beberapa aspek wirausaha, yaitu :
1. Mampu menginderakan peluang usaha, yakni kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan
menuju masa depan yang lebih baik. 2. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri sendiri
dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan berhasil.
3. Berperilaku pemimpin yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan usaha.
4. Memiliki inisiatif, kreatif dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk menciptakan produk atau metode baru yang lebih baik dalam hal mutu atau
jumlahnya, agar mampu bersaing. 5. Mampu bekerja keras, yaitu bekerja secara penuh energik, tekun dan tabah
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tanpa mengenal putus asa. 6. Berpandangan luas dengan visi ke depan yang baik yaitu berorientasi pada
masa depan dan dapat memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi sehingga langkah-langkah yang diambil sudah dapat diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
17
7. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan yaitu suka pada tantangan dan berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu.
Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang.Tanggap pada saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik sebagai dorongan untuk
berbuat lebih baik.
2.2.4. Proses Kewirausahaan
Proses wirausaha tidaklah sesederhana dan semudah yang digambarkan dalam definisi. Tantangan terbesar adalah pada tahap memulai wirausaha tersebut.
Tahap ini dimulai dengan mendirikan usaha dan menjaga keberlangsungan hidupnya pada tiga tahun pertama Banfe, dalam Ifham 2012. Pada masa ini
semua yang indah-indah yang melekat dalam gambaran wirausaha yang sukses belum lagi diraih. Proses pendirian dituntut kepercayaan diri yang tinggi dan
determinasi yang kuat. Tekanan psikologis yang datang pada tahap ini juga sangat besar. Semua itu membutuhkan kematangan pribadi pada diri wirausahawan agar
mampu melewati saat-saat krisis ini dengan baik Hidayat, dalam Ifham, 2012.
Proses wirausaha selanjutnya tidak kalah beratnya.
Tantangan persaingan dan perubahan yang terjadi di masyarakat senantiasa menghantui kelancaran usaha. Menurut Hidayat dalam Ifham, 2012, hal itu
menciptakan berbagai tekanan psikologis yang berat, terus menuntut wiausahawan untuk mampu menghadapinya dengan baik. Kemampuan dalam membangun
jaringan, berkomunikasi dan meyakinkan orang lain, kecermatan dalam membaca peluang usaha adalah kapasitas-kapasitas yang dibutuhkan oleh seorang
wirausahawan.
Universitas Sumatera Utara
18
Motivasi berprestasi yang tinggi dan determinasi diri yang disertai kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal lainnya serta kemampuan
manajerial sangat memegang peranan pada tahap ini. Tahap ini terasa lebih mudah karena wirausahawan mulai mendapatkan masukan dari masyarakat yang
menggunakan jasa atau produknya. Masukan ini berupa uang dan penerimaan masyarakat yang memadai. Semakin besar masukan yang diperoleh, semakin
besar kecenderungan untuk mengelola dan mengembangkan dan melembagakan usahanya.
2.2.5. Bidang-Bidang Kewirausahaan