Perhitungan Manual Metode Fuzzy AHP

5.3.1. Perhitungan Manual Metode Fuzzy AHP

Dalam penelitian ini, perhitungan manual dilakukan untuk menghitung masing – masing bobot kriteria, subkriteria, dan sub-subkriteria. Setelah dilakukan perhitungan hasil akan dicocokkan dengan kondisi data secara asli yang dihitung menggunakan sistem dan dilihat tingkat keakuratan hasil rekomendasi yang diberikan oleh sistem. 5.3.1.1.Perhitungan Manual 1. Membuat matriks perbandingan kriteria Nilai matriks perbandingan didapatkan dari data kriteria yang terdapat pada tabel 4.1. matriks perbandingan kriteria dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria K1 K2 K3 K4 K5 K6 K1 1 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 K2 3 1 1 0,5 1 3 K3 3 1 1 0,5 1 3 K4 3 2 2 1 0,5 3 K5 3 1 1 2 1 3 K6 3 0,333 0,333 0,333 0,333 1 Total 16 5,666 5,666 4,666 4,166 13,333 Keterangan : K1 : Mata Kuliah K2 : Minat K3 : Kendala K4 : Rekomendasi Dosen K5 : Ketersediaan Referensi K6 : Penjurusan Nilai perbandingan matriks perbandingan berpasangan antar ktriteria pada tabel 5.1. diperoleh dengan membandingkan bobot dari masing-masing kriteria pada tabel 4.1. 2. Menghitung nilai prioritas kriteria Nilai prioritas didapatkan dari hasil pembagian antara nilai eigen dibagi dengan bobot masing-masing kriteria. Nilai eigen diperoleh dengan mengalikan tiap kolom � kemudian dipangatkan dengan dengan n = jumlah kriteria. Hasil perhitungan nilai prioritas dari kriteria dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Nilai Prioritas Kriteria K1 K2 K3 K4 K5 K6 Eigen Prioritas K1 1 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,374762 0,059 K2 3 1 1 0,5 1 3 1,175102 0,185 K3 3 1 1 0,5 1 3 1,175102 0,185 K4 3 2 2 1 0,5 3 1,537161 0,242 K5 3 1 1 2 1 3 1,518105 0,239 K6 3 0,333 0,333 0,333 0,333 1 0,565319 0,089 Total 16 5,666 5,666 4,666 4,166 13,333 6,351903 3. Menghitung bobot sintesa Bobot sintesa diperoleh dengan melakukan normalisasi matriks perbandingan, normalisasi matriks diperoleh dari pembagian tiap elemen dengan total jumlah elemen pada setiap kolomnya. Nilai sintesa dari � diperoleh dengan menjulahkan nilai kolom pada setiap baris � . Nilai sintesa kriteria, subkriteria, dan sub-subkriteria dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Nilai Sintesa Kriteria K1 K2 K3 K4 K5 K6 Sintesa K1 0,063 0,059 0,059 0,071 0,080 0,025 0,356 K2 0,188 0,176 0,176 0,107 0,240 0,225 1,113 K3 0,188 0,176 0,176 0,107 0,240 0,225 1,113 K4 0,188 0,353 0,353 0,214 0,120 0,225 1,453 K5 0,188 0,176 0,176 0,429 0,240 0,225 1,434 K6 0,188 0,059 0,059 0,071 0,080 0,075 0,531 4. Menghitung Consistency Ratio CR Perhitungan consistency ratio CR digunakan untuk menguji konsistensi matriks perbandingan berpasangan. Apabila nilai CR ≤ 0,1 maka matriks perbandingan berpasangan konsisten dan dapat digunakan untuk proses perhitungan selanjutnya,sedangkan apabila nilai CR 0,1 maka matriks perbandingan berpasangan tidak konsisten dan harus dilakukan pembobotan ulang. Tabel consistency ratio dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Consistency Ratio CR Kriteria Prioritas Sintesa Sintesa Prioritas K1 0,059 0,356 6,0 K2 0,189 1,113 5,9 K3 0,189 1,113 5,9 K4 0,239 1,453 6,1 K5 0,239 1,434 6,0 K6 0,085 0,531 6,3 total 36,2 � max 6,3 CI 0,06 CR 0,05 Berdasarkan pada tabel 5.4. nilai � max diperoleh dari jumlah total dari pembagian sintesa dengan prioritas, nilai CI diperoleh dari � max – jumlah kriteria dibagi dengan jumlah kriteria – 1, sedangkan nila CR diperoleh dari hasil pembagian CI dengan RI. Random index RI dapat dilihat pada tabel 2.3. Nilai CR dari matriks perbandingan kriteria ≤ 0,1 sehingga matriks perbandingan kriteria konsisten dan dapat digunakan. 5. Mengubah nilai matriks perbandingan PKM-P ke Triangular Fuzzy Number TFN. Matriks perbandingan kriteria yang telah konsisten kemudian diubah kedalam skala TFN dan dihitung total penjumlahan baris pada kolomnya. Skala TFN terdiri dari nilai l, m ,dan u, nilai perbandingannya dapat dilihat pada tabel 2.4. Matriks perbandingan TFN kriteria dapat dilihat pada tabel 5.5. 87 Tabel 5.5 Matriks Perbandingan TFN Kriteria K1 K2 K3 K4 K5 K6 Jumlah l m u L m u l m u l m u l m u l m u l m u K1 1 1 1 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 2 2,665 6 K2 1 3 5 1 1 1 1 1 1 0,25 0,5 1 1 1 1 1 3 5 5,25 9,5 14 K3 1 3 5 1 1 1 1 1 1 0,25 0,5 1 1 1 1 1 3 5 5,25 9,5 14 K4 1 3 5 1 2 4 1 2 4 1 1 1 0,25 0,5 1 1 3 5 6 11,25 20 K5 1 3 5 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 3 5 6 11 17 K6 1 3 5 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 0,2 0,333 1 1 1 1 2,8 5,332 10 Total 27,3 49,247 81 Tabel 5.5. merupakan hasil pengubahan dari matriks perbandingan AHP dari kriteria pada tabel 5.1. ke dalam skala Triangular Fuzzy Number TFN. Seperti terlihat pada baris K1 kolom K1 nilai l, m, dan u adalah 1,1, dan 1, dikarenakan hasil konversi nilai baris K1 kolom K1 yang bernilai 1 ke dalam sakala TFN. Setelah semua nilai di konversi kemudian dihitung total l, m, dan u dari masing- masing kriteria . Nilai l = 2 pada kolom jumlah, diperoleh dari hasil penjumlahan nilai l pada baris K1. Total nilai l, m, dan u dari masing-masing kriteria kemudian akan dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai l, m, dan u dari semua kriteria. . Nilai l = 2 pada kolom jumlah, diperoleh dari hasil penjumlahan nilai l pada baris K1. Total nilai l, m, dan u dari masing- masing kriteria kemudian akan dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai l, m, dan u dari semua kriteria. 88 6. Menghitung Nilai Sintesis Fuzzy Kriteria Setelah jumlah kolom dan baris dari matriks perbandingan TFN seperti pada tabel 5.6. langkah selanjutnya adalah menghitung nilai sintesis fuzzy. Hasil perhitungan nilai sintesis fuzzy dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Nilai Sintesis Fuzzy Kriteria Sintesis Fuzzy Kriteria L m u K1 0,075 0,054 0,074 K2 0,198 0,192 0,173 K3 0,198 0,192 0,173 K4 0,198 0,232 0,247 K5 0,226 0,222 0,210 K6 0,105 0,108 0,123 Berdasarkan tabel 5.6, nilai sintesis fuzzy baris K1 kolom l diperoleh dari hasil bagi antara jumlah l kriteria 1 dengan total nilai l pada tabel 5.5., nilai sintesis fuzzy baris K1 kolom m diperoleh dari hasil bagi antara jumlah m kriteria 1 dengan total nilai m pada tabel 5.5, sedangkan nilai sintesis fuzzy baris K1 kolom u diperoleh dari hasil bagi antara jumlah u kriteria 1 dengan total nilai u pada tabel 5.5. 7. Menentukan nilai vektor V dan nilai ordinat defuzzifikasi d’ Pada proses ini menggunakan pendekatan fuzzy yaitu fuzzy implikasi minimum min fuzzy. Setelah dilakukan perbandingan nilai sintesis fuzzy , selanjutnya akan diperoleh nilai ordinat defuzzifikasi d’ minimum. Berdasarkan tabel 5.6. akan diperoleh nilai vektor dan ordinat defuzzifikasi dari masing-masing kriteria dengan mengkomparasikan nilai sintesis fuzzy antar kriteria. Nilai vektor yang dihasilkan kemudian dipilih nilai minimumnya. Perhitungan ordinat defuzzifikasi d’ dihitung berdasarkan nilai sintesis fuzzy pada tabel 5.6. serta persamaan 8 sebagai berikut. Hasil perhitungan nilai vektor dan ordinat defuzzifikasi dari masing-masing kriteria. Nilai ordinat defuzzifikasi dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Nilai Ordinat Defuzzifikasi Kriteria Ordinat Defuzzifikasi K1 0.105 K2 0.290 K3 0.290 K4 0.349 K5 0.338 K6 0.173 8. Normalisasi Nilai Bobot Vektor W Normalisasi nilai vektor diperoleh dengan persamaan 11, dimana setiap elemen bobot vektor dibagi dengan jumlah bobot vektor itu sendiri. Dimana jumlah bobot yang telah dinormalisasikan akan bernilai 1. Nilai bobot lokal W lokal kriteria dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Nilai Bobot Lokal Wlokal Kriteria Kriteria Ordinat Defuzzifikasi Bobot lokal W lokal K1 0.105 0.068 K2 0.290 0.188 K3 0.290 0.188 K4 0.349 0.226 K5 0.338 0.219 K6 0.173 0.112 Total 1.545 1

5.3.2. Perhitungan Sistem Metode Fuzzy AHP