Teori Angsa Terbang DETERMINASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BAHAN BAKU DI INDONESIA

Dalam tahap ini perusahaan menghasilkan seluruh produknya di luar negeri dan menjualnya di pasar setempat. Keterlibatan FDI Perusahaan di pasar Luar Negeri Pengemasan Lokal Ekspor melalui perwakilan sendiri Ekspor melalui distributor Lisensi Waktu Gambar 2.1 Proses Internasionalisasi Perusahaan

2.6 Teori Angsa Terbang

Akamatsu ahli ekonomi dari Jepang mengembangkan suatu model ekonomi yang disebut dengan ”Flying Geese Theory” teori angsa terbang untuk menguraikan bagaimana industrialisasi menyebar dari negara maju ke negara sedang berkembang. Model tersebut diberlakukan untuk mengintegrasikan segara- negara Asia Timur dalam suatu wadah integrasi regional, dalam hal ini Jepang sebagai pemimpin integrasi regional tersebut. Alat utama untuk memudahkan jepang melakukan penetrasi di pasar Asia adalah memberikan bantuan modal asing. Jepang menggunakan bantuan modal asing untuk kepentingan ekonomi jepang sendiri. Mengemukakan bantuan modal itu dirancang untuk membangun kembali kapasitas industrialisasi Jepang Miyashita, 1999. Sejumlah dana tersebut akan mendorong dan menguatkan hubungan ekonomi Jepang dengan negara-negara di Asia. Menyatakan bahwa suatu sasaran penting bantuan jepang ke Asia adalah untuk memperkuat hirarki jaringan produksi regional Katada 2001. Langkah awal pembentukan sekawanan angsa terbang, Jepang mengekspor barang-barang pabrik kepada negara angsa kedua, yaitu Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapura. Semua negara itu kemudian menjadi Newly industrial economics NIEs. Selanjutnya, negara-negara yang tergabung dalam NIEs menjadi eksportir ke negara lain angsa ketiga seperti China, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Kondisi ini berjalan terus dan Jepang memberikan bantuan modal dalam membantu industrialisasi negara-negara yang tergabung dalam sekawanan angsa. Menurut Hsiao 2003 pembentukan NIEs adalah faktor utama menaikkan dan memperbaiki perekonomian di Asia. Tumbuhnya industri-industri baru seperti elektronik dan komputer menjadi permulaan suatu ekonomi dunia baru. Kondisi ini mendorong terjadinya perdagangan intraindustri di negara- negara Asia yang tergabung dalam NIEs. Ozawa 2003 menyatakan model angsa terbang bertindak sebagai suatu kerangka yang menyeluruh, tidak hanya mengutamakan keuntungan yang stastis melalui perdagangan dan FDI, tetapi juga keuntungan dinamis melalui pengurangan kemiskinan dan pengintegrasian ekonomi.

2.7 Foreign Direct Investment FDI