BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian memuat suatu rencana tentang informasi yang relevan
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sumber khusus darimana informasi diperoleh, strategi untuk mengumpulkannya dan bagaimana menganalisanya Murti dan
Salamah, 2006:47. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada, karakteristik masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan
sebagai Explanatory Research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal causal effect, dimana penelitian dilakukan terhadap fakta-fakta untuk membuktikan
secara impiris pengaruh tingkat pendidikan kepala keluarga, jumlah tanggungan kepala keluarga dan pendapatan kepala keluarga yang berdampak pada pengeluaran
konsumsi keluarga miskin di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi.
3.1.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat atau area penelitian ini berlangsung.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi.
i. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah keluarga miskin yang diperoleh dari Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS di Kecamatan Kalipuro Kabupaten
Banyuwangi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi keluarga miskin yaitu tingkat pendidikan kepala keluarga, jumlah tanggungan kepala
keluarga dan pendapatan kepala keluarga
3.1.4 Populasi dan Metode Pengambilan Sampel Populasi merupakan keseluruhan wilayah yang terdiri atas subjekobjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapklan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2003:45. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penduduk kepala keluarga miskin di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi sesuai data dari Pendataan Program Perlindungan Sosial
PPLS tahun 2015 sebanyak 9.847 KK. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, Arikunto,
2002:109. Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena
didalam pengambilan sampelnya, pe neliti “mencampur” subjek-subjek dalam
populasi dianggap sama. Besaran atau ukuran sampel ini sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Dalam hal tingkat
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 10 0,1. Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu
diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel semakin mendekati populasi maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil
jumlah sampel menjauhi jumlah populasi, maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat
berdasarkan rumus Slovin Prasetyo, 2005:136 sebagai berikut.
n =
� � × �
2
+
Dimana : n
= Ukuran Sampel N
= Jumlah Populasi Keluarga Program Perlindungan Sosial d
= Nilai presisi 10 0,1
n =
. 4 . 4 × ,
2
+
n = 98,99 n = 99
Untuk mempermudah penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 99 responden. Penelitian ini menggunakan 10 dari jumlah populasi, yaitu
sebanyak 99 kepala keluarga yang terdaftar dalam Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS 2015 di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi dari total
populasi 9.847 jumlah kepala keluarga miskin. Jumlah tersebut dianggap sudah mewakili karena sampel antara 10-25 atau lebih dari 30 dan kurang dari 300 orang
dalam penelitian sudah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah Arikunto, 2003:112 dalam Kurnawan 2010. Pembagian sampel menurut jumlah populasi tiap
desa yaitu :
a
=
Ju a P a
a Ju a
u a
x n
Tabel 3.1 Jumlah Pembagian Sampel Per Desa di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi
No Desa
Jumlah PenerimaDesa
SampelDesa Jiwa 1
Bulusari 729
7 2
Pesucen 577
6 3
Telemung 585
6 4
Kelir 975
10 5
Kalipuro 544
5 6
Klatak 1.665
17 7
Ketapang 3.489
35 8
Gombengsari 724
7 9
Bulusan 559
6 Jumlah
9.847 99
Sumber : Data Primer Diolah, 2015 3.1.5 Metode Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian terdiri dari data primer dan sata sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data primer dengan penyebaran kuesioner. 2.
Data Sekunder Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang
telah ada peneliti sebagai tangan kedua. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik BPS, buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
3.2 Metode Analisis Data