Sardes Purba : Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mengkudu Morinda citrifolia Terhadap Plutella xylostella L. Lepidoptera : Plutellidae Di Laboratorium, 2007.
USU Repository © 2009 Gambar 5. Kerusakan akibat serangan P. xylostella
Sumber : www. debonnen.nl.
4. Insektisida Botanis
Tanaman Mengkudu Morinda citrifolia
Tanaman mengkudu berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 8 meter. Mengkudu banyak dimanfaatkan sebagai pewarna dan obat. Tanaman ini
tumbuh di tepi pantai, di kebun, bahkan di halaman rumah. Tanaman dapat tumbuh cepat dan mulai menghasilkan buah pada usia 3-4 tahun. Batang pendek
dan bercabang banyak. Daun tersusun berhadapan dan bertangkai pendek. Daunnya lebar, tebal dan mengkilap. Bentuk daun lonjong menyempit ke arah
pangkal Mangoting, dkk., 2005. Buah mengkudu berbongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-
10 cm, buah muda berwarna hijau, semakin tua menjadi kekuningan hingga putih transparan, daging buah berbau tidak sedap. Biji mengkudu berbentuk segitiga,
keras, berwarna coklat kemerahan. Akar mengkudu berwarna coklat muda dan berjenis tunggang Sjabana dan Bahalwan, 2002.
Sardes Purba : Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mengkudu Morinda citrifolia Terhadap Plutella xylostella L. Lepidoptera : Plutellidae Di Laboratorium, 2007.
USU Repository © 2009 Sejak kulit akarnya yang digunakan sebagai pewarna untuk menyamak kain,
daun mudapucuk batang untuk sayuran dan obat, dan terutama buah tuanya yang sudah masak sebagai bahan baku pembuatan jussari buah, dengan manfaat obat
yang sangat luas dan mujarab. Serangkaian penelitian yang dilakukan oleh banyak laboratoria dan lembaga perguruan tinggi terkenal di Amerika Serikat,
membuktikan keampuhan komponen berkhasiat yang terdapat di dalam buah yang masak Anonim, 2007
a
. Sedangkan daun dan akarnya berkhasiat untuk obat sakit perut, disentri.
Beberapa khasiat lain dari mengkudu dalam bentuk sediaan jus, kapsul, lulur antara lain sebagai antibiotik, antibakteri, aterioskerosis, artrisis, sakit punggung,
beri – beri, kosmetik, dan antikanker. Daging buah mengkudu juga dapat diolah menjadi bahan makanan berserat tinggi dietary fiber Anonim, 2007
b
. Salah satu kandungan mengkudu adalah antrakuinon dan scolopetin yang
aktif sebagai anti mikroba, terutama bakteri dan jamur. Senyawa antrakuinon dapat melawan bakteri Staphylococcus, Bacillus subtilis dan E. coli. Senyawa
Scolopetin sangat efektif sebagai unsur anti peradangan dan anti alergi Bangun dan Sarwono, 2002.
Hasil pemeriksaan kimia pendahuluan menunjukkan bahwa daun Morindra mengandung triterpen dan tanin. Tanin yang merupakan kandungan
daun mengkudu, dapat bersifat racun. Daun yang diekstrak dengan air atau aseton dapat bersifat sebagai racun perut pada serangga Kardinan, 2004 , buah
mengandung antrakuinon, tanin dan triterpen, sedang kulit akar mengandung antrakuinon, saponin dan triterpen. Daun dan buah mengkudu mengandung
Sardes Purba : Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mengkudu Morinda citrifolia Terhadap Plutella xylostella L. Lepidoptera : Plutellidae Di Laboratorium, 2007.
USU Repository © 2009 minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan antrakinon Mursito,
2002. Juga diketahui bahwa abu daun, buah dan kulit akar mengandung magnesium, kalsium, tembaga silikon dan aluminium. Anonim, 2007
c
. Biji bitung dapat diekstrak dengan air, dan alkohol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak biji bitung Lecythidaceae yang mengandung bahan aktif saponin dan triterpenoids menghambat pertumbuhan larva
Cricula trifenestrata menjadi pupa sebesar 60, serta dapat membunuh sebesar 60 populasi serangga sitophilus sp dan merupakan racun perut oral poison
terhadap serangga Kardinan, 2004 . Peracunan dari kulit langsung menyerap ke kulit pada saat pemberian
insektisida atau dapat pula serangga terkena sisa insektisida beberapa waktu penyemprotan. Sedangkan peracunan melalui mulut terjadi bila melalui bagian
dari tanaman yang terkena insektisida akan bersentuhan atau dimakan oleh serangga atau hama sehingga mengakibatkan keracunan pada hama
Tarumingkeng, 2001. Peracunan pada serangga dapat mengakibatkan gangguan syaraf yang
menyebabkan perilaku serangga menjadi abnormal, sehingga dapat mati dan dapat pula sembuh dari kelumpuhan Sukanti, 1981.
BAHAN DAN METODA
1. Tempat dan Waktu Penelitian