Tata Ruang renstra balitbang 8 mei 2012
yang menangani penelitian kehutanan secara umum, dan 6 Balai yang menangani penelitian secara khusus
yaitu tanaman penghasil serat, perbenihan tanaman hutan, agroforestry, hasil hutan bukan kayu HHBK,
pengelolaan DAS dan konservasi sumberdaya alam. Reformulasi tupoksi unit kerja Badan Litbang
Kehutanan diarahkan terutama pada aspek penelitian terapan, penguatan aspek pengembangan dan
penerapan IPTEK, peningkatan kualitas pengelolaan data dan informasi litbang serta optimalisasi dalam
pengelolaan KHDTK.
2.
Agenda Riset: Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka
panjang dirancang lebih terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan
menggunakan payung Roadmap Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2010-2025. Roadmap
tersebut mengakomodasi 5 tema besar litbang yaitu: 1 Lansekap Hutan, 2 Pengelolaan Hutan dengan
5 sub-tema, yaitu: Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS, dan HHBK, 3
Perubahan Iklim, 4 Pengolahan Hasil Hutan, dan 5 Kebijakan Kehutanan. Tema dan sub-tema
tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif
RPI 2010-2014.
3.
Sumber Daya Manusia Sebagai suatu lembaga penelitian, Sumber Daya
Manusia SDM Badan Litbang sebetulnya belum ideal. Dari jumlah SDM secara keseluruhan sebanyak
1.730 orang, jumlah tenaga peneliti hanya sebanyak 494 orang 28.5 dan yang berpendidikan S3
hanya sebanyak 38 orang 8. Meskipun demikian, dalam keterbatasan tersebut terdapat SDM peneliti
berkualitas yang selain memiliki penguasaan bidang keilmuan yang mendalam, berwawasan luas
dan visioner juga mempunyai pengalaman dalam membangun networking dan berkiprah dalam berbagai
lembaga dan kerjasama internasional. SDM peneliti yang berkualitas ini akan menjadi tulang punggung
dan kekuatan yang potensial untuk meningkatkan kualitas dan kinerja Badan Litbang Kehutanan.
Kekuatan yang lainnya adalah ketersediaan sarana penelitian, seperti laboratorium biologi molekuler,
mikrobiologi, dan penguji hasil hutan terpadu serta laboratorium lapangan berupa KHDTK, hutan penelitian,
wanariset maupun kebun percobaan, yang diharapkan akan mendukung lahirnya hasil-hasil litbang yang
inovatif, unggul, tepat-guna dan berdaya saing.
Potensi eksternal peluang terutama adalah semakin
terbukanya kesempatan untuk pendidikan lanjutan bagi SDM peneliti baik melalui research school, kerjasama
dengan mitra internasional maupun sponsorship lainnya. Kendala keterbatasan anggaran penelitian dari
APBN sektoral diharapkan juga semakin mengecil atau bisa dijembatani dengan adanya komitmen nasional
untuk meningkatkan anggaran riset melalui peluang insentif penelitian dari anggaran dari Kementerian lain
Kementerian Pendidikan Nasional atau Kementerian Negara Riset dan Teknologi, dari pihak swasta melalui
alokasi dana CSR Corporate Social Responsibility maupun dari kerjasama dan lembaga internasional.
Peluang yang lainnya adalah mulai tumbuhnya kesadaran berbagai pihak akan pentingnya peran riset dan teknologi
khususnya dalam merumuskan dan menyusun kebijakan yang berbasis IPTEK, serta konsolidasi kegiatan dan hasil
litbang kehutanan melalui Forum Litbang Kehutanan FORDEF Forestry Research Development Forum.