TeknikA 34
oleh iklim panas. Bau terbentuk sebagai hasil dari proses dekomposisi senyawa organik yang
terdapat pada sampah kota secara anaerob. Sebagai contoh, pada kondisi anaerob, sulfat
tereduksi menjadi sulfida S
2-
dimana jika zat ini bereaksi dengan hidrogen akan membentuk
H
2
S. c.
Perkembangan Lalat Pada musim panas, perkembangbiakan lalat
perlu mendapat perhatian yang khusus. Lalat dapat
berkembang biak
pada tempat
pengumpulan sampah dalam waktu kurang dari dua minggu.
Penelitian tentang timbulan dan komposisi sampah Kota Padang dari berbagai sumber seperti
domestik, komersil, institusi, industri dan pelayanan kota sudah dilakukan pada tahun 2008-2009. Untuk
melengkapi data tersebut dilakukan penelitian terhadap
karakteristik sampah,
yang dalam
penelitian ini dianalisis karakteristik biologi sampah
meliputi analisis
biodegradabilitas, populasi lalat, serta pengkuran bau.
2. Metodologi
Tahapan penelitian analisis karakteristik biologi sampah Kota Padang dimulai dengan pengambilan
sampel sampah di lapangan sampling, dilanjutkan dengan pengkondisian sampel sampah berdasarkan
komposisi sampah dari masing-masing sumber sampah sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.
Setelah pengkondisian sampel, dilakukan analisis laboratorium untuk menganalisis biodegradabilitas,
pengukuran populasi lalat dan bau yang dihasilkan masing-masing sumber sampah.
3. Pengambilan Sampel Sampah di
Lapangan
Sampel dari masing-masing sumber sampah yang diambil dalam penelitian ini diusahakan sama
dengan lokasi pengambilan sampel sampah pada penelitian sebelumnya yaitu tentang pengukuran
timbulan dan komposisi sampah Kota Padang dari berbagai sumber, agar hasil yang diperoleh lebih
representatif.
4. Pengkondisian Sampel Sampah
Pengkondisian sampel dilakukan berdasarkan komposisi sampah dari masing-masing sumber
sampah hasil penelitian sebelumnya. Tabel 1 memperlihatkan data komposisi sampah dari
masing-masing sumber sampah hasil penelitian sebelumnya. Dalam pengkondisian ini, sampah dari
masing-masing sumber dipilah sesuai dengan komponen
sampah organiknya,
kemudian dikondisikan sesuai data komposisi sampah untuk
selanjutnya dianalisis di laboratorium. Berdasarkan SNI, berat sampel sampah yang diambil untuk
analisis laboratorium sebanyak 2 kg.
5. Analisis Sampel Sampah di
Laboratorium
Pengujian laboratorium untuk analisis karakteristik biologi
sampah meliputi
pengukuran biodegradabilitas,
populasi lalat
dan bau.
Pengukuran biodegradabilitas dilakukan dengan mengukur kandungan lignin sampah. Pengukuran
populasi lalat dilakukan dengan meletakkan alat fly grill
Gambar 1 yang berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m diatas tumpukan sampah dari
masing-masing sumber sampah selama 30 detik. Pengukuran bau dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan metode organoleptik penciuman dengan hidung manusia serta pengukuran gas H
2
S dan Amonia NH
3
dengan metoda spektrofotometri. Pengujian karakteristik biologi ini dilakukan di
Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas.
Gambar 1. Alat Fly Grill
TeknikA 35
Tabel 1. Analisis Komposisi Sampah Kota Padang Komponen Sampah
Komposisi Sampah Domestik
a
Komersila
a
Institusi
b
Industri
a
Pelayanan Kota
a
Kota Padang
a
O rg
a n
ik
Sampah Makanan 67,68
38,27 34,39
9,90 14,38
32,92 Kertas
7,59 19,97
14,19 20,06
4,23 13,21
Plastik 12,23
16,94 14,92
18,86 8,81
14,35 Tekstil
0,74 1,83
1,48 8,69
0,51 2,65
Karet 0,42
2,15 0,08
1,62 1,63
1,18 Kulit
0,17 -
- 5,47
0,50 1,23
Sampah Halaman 6,34
1,40 29,12
0,54 65,93
20,67 Kayu
- 0,70
0,25 14,18
2,54 3,53
Total Organik 95,17
81,02 94,42
79,32 98,52
89,69
A n
o rg
a n
ik
Kaca 2,12
3,32 0,81
0,26 0,16
1,33 Kaleng
6,03 1,33
1,36 0,32
1,81 Logam
0,71 6,97
- 0,12
0,08 1,58
Lain-lain 2
2,66 3,44
18,93 0,92
5,59
Total Anorganik 4,83
18,98 5,58
20,68 1,48
10,31
Sumber : a Ruslinda 2011 b Ruslinda 2012
6. Pengolahan dan Analisis Data