Vol.14 No.2 April 2013

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 2, April 2013

JouRNAl oF

Economic
management
& Business
Analisis Kesetiaan Konsumen Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk Lhokseumawe
Chalirai

121

Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
PDAM Tirta Mon Pase Kabupaten Aceh Utara
Em. Yusuf Iis dan M.Yahya

129

Community Participation in Post-Tsunami Infrastructure and Economic Redevelopment
A Case Study of Lambung Village

I c h s a n
141
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bordir Khas Aceh
pada Toko Souvenir Putroe Aceh di Kota Lhokseumawe
J u m m a i n i

157

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung Terhadap Kepuasan Konsumen
pada Perpustakaan Umum Kota Lhokseumawe
K h a i r a w a t i
167
Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Mohd. heikal

179

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumahtangga
di Kabupaten Aceh Utara
Muhammad Nasir


189

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Perbankan Syariah dengan
Perbankan Asing di Indonesia
Nurlela, Ghazali Syamni dan Herry B

207

Pengaruh Pemberian Bantuan Khusus Siswa SMA Murid (BKM) Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri I Langkahan Kabupaten Aceh Utara
N u r m a l a

221

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
dalam Memilih Jasa Perkreditan FIF Syariah Lhokseumawe
T. E d y a n s y a h

235


FAkultAS EkoNomI
universitas malikussaleh

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 2, April 2013

JouRNAl oF

Economic
management
& Business
Analisis Kesetiaan Konsumen Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk Lhokseumawe
Chalirai

121

Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
PDAM Tirta Mon Pase Kabupaten Aceh Utara
Em. Yusuf Iis dan M.Yahya


129

Community Participation in Post-Tsunami Infrastructure and Economic Redevelopment
A Case Study of Lambung Village
I c h s a n
141
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bordir Khas Aceh
pada Toko Souvenir Putroe Aceh di Kota Lhokseumawe
J u m m a i n i

157

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung Terhadap Kepuasan Konsumen
pada Perpustakaan Umum Kota Lhokseumawe
K h a i r a w a t i
167
Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Mohd. heikal


179

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumahtangga
di Kabupaten Aceh Utara
Muhammad Nasir

189

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Perbankan Syariah dengan
Perbankan Asing di Indonesia
Nurlela, Ghazali Syamni dan Herry B

207

Pengaruh Pemberian Bantuan Khusus Siswa SMA Murid (BKM) Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri I Langkahan Kabupaten Aceh Utara
N u r m a l a

221


Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
dalam Memilih Jasa Perkreditan FIF Syariah Lhokseumawe
T. E d y a n s y a h

235

FAkultAS EkoNomI
universitas malikussaleh

E-MABIS

JOURNAL OF
Economic
Management
& Business

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ISSN : 1412 – 968X


Diterbitkan Oleh :
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Dewan Penasehat/Advisory Board
Rektor Universitas Malikussaleh
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Ketua Penyunting/ Chief Editor
Wahyuddin (Chief)
Pengelola Penyunting/Managing Editor
Khairil Anwar (Chief)
Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni,
Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri
Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/
Editorial Advisory and Review Board
Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal),
Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),
Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK),
Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),
Jeliteng Pribadi, MA (USK),
Sirkulasi & Secretary :
Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail

Kantor Penyunting/Editorial Ofice
Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941
E-mail: emabis@fe-unimal.org - Homepage: http://www.fe-unimal.org/category/jurnal/emabis
Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000
Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe
Dekan: Wahyuddin, Pembantu Dekan I: Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi,
Pembantu Dekan III: Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV: Ichsan
Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

Daftar Isi
Analisis Kesetiaan Konsumen Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk Lhokseumawe
Chalirai

121

Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
PDAM Tirta Mon Pase Kabupaten Aceh Utara
Em. Yusuf Iis dan M.Yahya


129

Community Participation in Post-Tsunami Infrastructure and Economic Redevelopment
A Case Study of Lambung Village
I c h s a n

141

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bordir Khas Aceh
pada Toko Souvenir Putroe Aceh di Kota Lhokseumawe
J u m m a i n i

157

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung Terhadap Kepuasan Konsumen
pada Perpustakaan Umum Kota Lhokseumawe
K h a i r a w a t i

167


Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Mohd. heikal

179

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumahtangga
di Kabupaten Aceh Utara
Muhammad Nasir

189

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Perbankan Syariah dengan
Perbankan Asing di Indonesia
Nurlela, Ghazali Syamni dan Herry B

207

Pengaruh Pemberian Bantuan Khusus Siswa SMA Murid (BKM) Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri I Langkahan Kabupaten Aceh Utara

N u r m a l a

221

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
dalam Memilih Jasa Perkreditan FIF Syariah Lhokseumawe
T. E d y a n s y a h

235

Journal
Of Economic
Management
& Business - Volume
14, Nomor 2, April 2013
JouRNAl
oF EcoNomIc
mANAgEmENt
& BuSINESS
Volume 14, Nomor 2, April 2013
ISSN: 2301-4717
Hal. 121-127

ANAlISIS kESEtIAAN koNSumEN
RumAh mAkAN khAS AcEh RAyEuk
lhokSEumAwE
chAlIRAFI
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

This Research target is to know how big inluence of quality of service to consumer
loyallity at Typical Restaurant of Aceh Rayeuk Lhokseumawe. This Research is at
Typical Restaurant of Aceh Rayeuk Lhokseumawe, and becoming research object
is reliability variable, responsive, conidence, empathy, extant and Population
consumer loyallity in this research is entire/all consumer which have isn’t it Typical
Restaurant service of Aceh Rayeuk living in Town of Lhokseumawe, in intake of
sample done/conducted followed situation of consumers amount served by his
him, for research early passing the amount of consumers which was service are
equal to average 135 consumer thereby the amount of sampel the taken is equal to 26
percentage of 135 consumers hence amount of sampel in this research is counted 100
sampel. Result of research indicate that reliability variable, responsive, conidence,
very hand in glove extant variable and empathy of relation/link of to variable
mount Typical Restaurant consumer loyallity of Aceh Rayeuk that is equal to 87,3%.
Determinant coeficient (Valuable R2) 0,762 or 76,2% indicating that reliability
variable determinant, responsive, conidence, extant variable and empathy have an
effect on to store level of loyalitas Typical Restaurant consumer of Aceh Rayeuk that
is equal to 76,2%. good done/conducted examination by using test of t-hitung in
the reality for all free variables in this research have an effect on isn’t it to consumer
loyallty. done/conducted veriication by using test of F-Hitung indicate that ifthly
of free variable have an effect on isn’t it (positive) to consumer loyallity at Typical
Restaurant of Aceh Rayeuk.
Keywords: Quality of service, loyallity

121

CHALIRAFI

122

lAtAR BElAkANg
Konsumen di milenium ketiga akan
sangat berpengetahuan. Mereka meletakkan
pengetahuan
sebagai
senjata
untuk
membuat keputusan membeli. Mereka suka
melakukan investigasi dan penelitian yang
mendalam pada opsi-opsi produk atau
jasa yang tersedia bagi kebutuhan mereka.
Konsumen akan memberikan nilai yang
lebih tinggi kepada produsen yang dapat
menyediakan informasi yang terbanyak,
penuh, eisien dan komunikatif sewaktu
mereka berada pada fase proses membeli.
Konsumen adalah seseorang yang sangat
menentukan besarnya penjualan dan proit
yang akan diperoleh sebuah perusahaan,
melalui keputusan-keputusannya untuk
membeli produk barang atau produk
jasa yang ditawarkan. Dengan demikian,
motivasi konsumen dan keputusan mereka
untuk berbelanja benar-benar menentukan
kelangsungan hidup suatu usaha atau
bisnis.
Perusahaan
dalam menawarkan
pelayanan jasa dari produk yang telah
dihasilkan dalam persaingan yang ketat,
terutama
harus diprioritaskan dalam
pemasaran jasa adalah kepuasan pelanggan
agar mampu menguasai pangsa pasar
(market share). Pimpinan perusahaan harus
mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap
penting oleh konsumen sehingga mereka
merasa puas.
Dipihak lain perusahaan juga melakukan
berbagai kebijakan dalam mengevaluasi
para pelanggannya dengan memberikan
serta meningkatkan mutu pelayanan.
Melalui sistem saran dan keluhan, survei
pasar dan saling membandingkan jasa yang
akan dihasilkan sehingga dengan demikian
konsumen akan benar-benar puas dengan
apa yang telah diberikan.
Kepuasan pelanggan sangat ditentukan
oleh kualitas barang dan jasa serta pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan sehingga
jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi
setiap perusahaan, yang saat ini dijadikan

sebagai tolok ukur keunggulan daya saing
perusahaan. Perusahaan manapun dalam
menawarkan pelayanan jasa dari produk
yang telah dihasilkan dalam persaingan
yang ketat, terutama harus diprioritaskan
dalam pemasaran jasa adalah kepuasan
pelanggan agar mampu menguasai pangsa
pasar (market share). Pimpinan perusahaan
harus mengetahui hal-hal apa saja yang
dianggap penting oleh konsumen sehingga
mereka merasa puas.
Jika perusahaan yang menawarkan jasa
kurang memperhatikan keinginan konsumen
maka konsumen akan memberikan penilaian
yang kurang baik pada perusahaan tersebut
dan mereka akan pindah ke produk lainnya
yang mampu memberikan kepuasan kepada
mereka, namun apabila yang mereka
nikmati memenuhi harapan maka konsumen
cenderung akan menjadi konsumen yang
setia.
Kota Lhokseumawe mempunyai prospek
yang cukup baik untuk pengembangan
usaha, hal ini dikarenakan peluang pasar
yang cukup besar dan belum dimanfaatkan
secara maksimal oleh pengusaha-pengusaha
lokal, sehingga sangat memungkinkan bagi
usahawan luar daerah untuk membuka
usaha terutama dalam bentuk properti dan
restoran.
Masyarakat kota Lhokseumawe adalah
konsumen yang potensial untuk produkproduk makanan, minuman, sehingga sangat
memungkinkan untuk mengembangkan
usaha seperti warung kopi, rumah makan
dan restoran. Tingkat kebutuhan masyarakat
kota Lhokseumawe terhadap restoran
relatif sangat tinggi, yang mendorong
wiraswasta untuk menginvestasikan modal
untuk membuka usaha restoran. Salah
satu restoran yang sudah sangat dikenal
dikalangan masyarakat kota Lhokseumawe
adalah Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk.
Berdirinya Rumah Makan Khas Aceh
Rayeuk telah mempermudah masyarakat
kota Lhokseumawe untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi langsung berupa jenis
makanan dan minuman. Dibandingkan

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

dengan restoran-restoran lain yang telah
lama berdiri, Rumah Makan Khas Aceh
Rayeuk mempunyai strategi pemasaran
tersendiri dalam meningkatkan volume
penjualan, terutama bidang pelayanan
(service), manajemen yang baik dan
penyediaan fasilitas yang memadai yang
sesuai dengan keinginan masyarakat.
Lokasi restoran yang strategis, mudah
untuk dijangkau oleh masyarakat di kota
Lhokseumawe, tempat yang nyaman serta
harga yang relatif murah.
tINJAuAN tEoRItIS
loyalitas pelanggan merupakan kata
sapaan dari bahasa inggris ”Loyality” yang
artinya kesetiaan, loyalitas atau kesetiaan
merupakan bagian yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Matutina, et.al
(2001:60) loyalitas (kesetiaan) yang dituntut
atau diberikan seseorang terhadap seseorang
adalah sah dan hendaknya tulus karena
sesuatu tingkat kepatuhan dan kesetiaan
tertentu untuk menjalankan progran
organisasi.
Mowen (2000:531) mengatakan bahwa
loyalitas produk merupakan tingkat dimana
seorang pelanggan mempertahankan sikap
yang positif terhadap produk, memiliki
komitmen terhadap produk dimasa yang
akan datang.
Tingkat loyalitas pada produk tinggi
adalah salah satu dari asset yang paling
besar yang dapat dipunyai oleh pemasar,
ini adalah sikap yang sangat mendukung
menolak perubahan sehingga membuat
jalan masuk pesaing sulit sekaligus mahal.
Ketika loyalitas kuat, maka tantangan
adalah menemukan cara-cara ”menendang”
konsumen keluar dari rutinitas ini dan
seringkali perlu untuk menawarkan insentif
keuangan yang rendah, namun loyalitas
harus diusahakan dan dipelihara melalui
komitmen-komitmen yang berkesinabungan
dari kepuasan pelangan.sehari-hari.
Perilaku pembelian ulang kerap kali
dihubungkan dengan loyalitas merek

123

(brand loyalitas), akan tetapi ada perbedaan
antara keduanya. Bila loyalitas merek
mencerminkan
komitmen
psikologis
terhadap merek tertentu.Maka perilaku
pembelian ulang semata-mata menyangkut
pembelian merek yang sama secara berulang
kali. Pembelian ulang dapat merupakan
hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan
yang berhasil membuat produknya menjadi
satu-satunya alternatif yang tersedia.
Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki
peluang untuk memilih, selain itu pembelian
ulang dan dapat pula merupakan hasil dari
upaya promosi yang trus menerus dalam
rangka memikat dan membujuk pelanggan
untuk membeli merek yang sama.
Dalam hal pelayanan sering kali terkait
unsur dari pada jasa. Sehingga pelayanan
sering pula disebut sebagai jasa yaitu jasa
pelayanan. Jasa yang dimaksudkan disini
adalah jasa yang dipasarkan oleh perusahaan
bisnis atau profesional dengan motif mencari
laba atau jasa komersial
Pada prinsipnya, kata pelayanan dapat
mengandung arti : memberikan fasilitas.
Pelayanan sangat berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan sesuatu
kepada orang lain agar dapat menimbulkan
simpatik bagi orang tersebut. Pelayanan
berarti memuaskan, menyenangkan dan
memberikan yang terbaik. Pelayanan atau
jasa merupakan sesuatu yang ditawarkan
dan diberikan kepada seseorang dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu,
melainkan manfaat yang diterima oleh
orang lain.
Dalam bidang produk makanan siap saji
dimana seluruh kegiatannya berhubungan
dengan konsumennya, maka pelayanan
merupakan hal penting yang harus dilakukan.
Menurut Winardi (2000:40) pengertian
pelayanan adalah: “Suatu kegiatan atau
aktivitas jasa yang diselenggarakan oleh
seseorang atau kelompok orang pada orang
lain”. Dari pengertian itu dapat disimpulkan
bahwa pelayanan merupakan suatu kegiatan
yang berorientasi kepada konsumen,

CHALIRAFI

124

dengan tujuan memberikan manfaat
kepada pihak lain yang dilakukan dengan
jalan menyelenggarakan jasa perseorangan
tertentu, misalnya jasa pengacara, konsultan,
dokter dan lain-lain.
Selanjutnya menurut Kotler (2000 : 548)
jasa/pelayanan adalah “Setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak terwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun”.
Berdasarkan pengertian di atas jasa/
pelayanan merupakan suatu kinerja
penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang,
lebih dapat dirasakan daripada dimiliki,
konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif
dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
mEtodE PENElItIAN
Penelitian ini dilakukan pada Rumah
Makan Khas Aceh Rayeuk Lhokseumawe,
dan yang menjadi objek penelitian adalah
variabel
keandalan,
keresponsifan,
keyakinan, empati, berwujud dan loyalitas
konsumen.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang pernah mengguakan
jasa Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk yang
berdomisili di Kota Lhokseumawe, dalam
pengambilan sampel dilakukan dengan
mengikuti keadaan jumlah konsumen yang
dilayani perharinya, untuk penelitian awal
melalui jumlah konsumen yang dilayanani
adalah sebesar rerata 135 konsumen dengan
demikian jumlah sampel yang diambil
adalah sebesar 26 persen dari 135 konsumen
maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 100 sampel dengan kriteria
konsumen yang sudah pernah melakukan
pembelian minimal 3 kali.
Untuk mengetahui loyalitas konsumen
pada Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk
Lhokseumawe dihitung secara rata-rata
dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2000
: 51):

&

&
¦n

Dimana:
& = nilai rata-rata item pertanyaan
∑X = Jumlah Score dari responden
n = Jumlah responden
Untuk mengetahui pengaruh variabel
keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati
dan berwujud terhadap loyalitas konsumen
pada Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk
Lhokseumawe
penulis
menggunakan
alat ukur regresi linier berganda, secara
sistematis alat ukur regresi linier berganda
diformulasikan sebagai berikut, (Gujarati,
1999 : 24).
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +e
Dimana:
Y = Tingkat Loyalitas
a = Konstanta
b1 = Koeisien regresi dari faktor keandalan
b2 = Koeisien regresi dari faktor keresponsifan
b3 = Koeisien regresi dari faktor keyakinan
b4 = Koeisien regresi dari faktor empati
b5 =Koeisien regresi dari faktor berwujud
X1 = Faktor keandalan
X2 = Faktor keresponsifan
X3 = Faktor keyakinan
X4 = Faktor empati
X5 = Faktor berwujud
e = Faktor pengganggu
hASIl PENElItIAN
Untuk melihat pengaruh kualitas
pelayanan terhadap loyalitas konsumen
Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk maka
dilakukan perhitungan Regresi Linier
Berganda (Multiple Regression), hasil
perhitungan akhir seperti terlihat pada
Tabel 1.
Dari hasil penelitian diperoleh persamaan
akhir estimator yaitu sebagai berikut :
Y = 2,366 + 0,028 X1 + 0,376 X2 + 0,609 X3
+ 0,486 X4 + 0,389 X5

125

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

tabel 1
hasil Rekapitulasi Analisis Regresi linier Berganda
Variabel

Label

X1
Keandalan
X2
Keresponsifan
X3
Keyakinan
X4
Empati
X5
Berwujud
R squared : 0,762
R korelasi : 0,873

Koeisien Regresi

t-Hitung

T-tabel

Signiikan

0,028
0,376
0,609
0,486
0,389
:

2,327
3,441
7,371
3,957
3,382
76,853
0,000

1,628
1,628
1,628
1,628
1,628

0,001
0,001
0,000
0,000
0,001
Konstanta : 2,366
DW
: 1,841

F Ratio
Signiikan:

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

a. Persamaan diatas mengandung pengertian bahwa konstanta sebesar 2,366
artinya apabila variabel keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati dan
variabel berwujud dianggap konstant
maka tingkat loyalitas konsumen Rumah
Makan Khas Aceh Rayeuk hanya sebesar
2,366.
b. Apabila variabel X1 (variabel keandalan)
mengalami kenaikan 1% akan berpengaruh terhadap meningkatnya loyalitas
konsumen Rumah Makan Khas Aceh
Rayeuk sebesar 0,028 persen dengan
asumsi variabel keresponsifan, keyakinan, empati dan variabel berwujud dianggap tetap.
c. Apabila variabel X2 (variabel keresponsifan) mengalami kenaikan 1% maka akan
berpengaruh terhadap meningkatnya
loyalitas konsumen Rumah Makan Khas
Aceh Rayeuk sebesar 0,376 persen dengan asumsi variabel keandalan, keyakinan, empati dan variabel berwujud dianggap tetap.
d. Apabila variabel X3 (variabel keyakinan)
naik 1% maka a akan berpengaruh terhadap meningkatnya loyalitas konsumen
pada Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk sebesar 0,609 persen dengan asumsi
variabel keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati dan variabel berwujud dianggap tetap.
e. Apabila variabel X4 (variabel empati)
mengalami kenaikan 1% maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya loyalitas konsumen Rumah Makan Khas Aceh
Rayeuk sebesar 0,486 persen dengan
asumsi variabel keandalan, keresponsi-

fan dan variabel berwujud dianggap
tetap.
f. Apabila variabel X5 (variabel berwujud)
mengalami kenaikan 1% maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya loyalitas konsumen Rumah Makan Khas Aceh
Rayeuk sebesar 0,389 persen dengan
asumsi variabel keandalan, keresponsifan dan variabel empati dianggap tetap.
Koeisien korelasi (R) sebesar 87,3%
menggambarkan bahwa variabel keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati dan
variabel berwujud sangat erat hubungannya
terhadap variabel loyalitas konsumen
Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk yaitu
sebesar 87,3%. Koeisien determinan (R2)
bernilai 0,762 atau 76,2% menunjukkan
bahwa determinan variabel keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati dan
variabel berwujud berpengaruh terhadap
tingkat loyalitas konsumen Rumah Makan
Khas Aceh Rayeuk yaitu sebesar 76,2% dan
sisanya sebesar 23,8 persen dipengaruhi oleh
variabel lainnya diluar model penelitian
ini..
Pengujian t-hitung
Pembuktian bahwa variabel keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati dan
variabel berwujud berpengaruh signiikan
terhadap variabel tingkat loyalitas konsumen
Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk maka
dilakukan pengujian tersendiri secara partial
dengan uji-t pada tingkat kepercayaan
(Convidence Interval 95%) yaitu :
- Untuk variabel keandalan diperoleh t-hit
sebesar 2,327 lebih besar dari t- tebel yaitu

CHALIRAFI

126

-

-

-

-

1,628 maka variabel keandalan secara
partial berpengaruh signiikan terhadap
loyalitas konsumen.
Untuk variabel keresponsifan diperoleh
t-hit sebesar 3,441 lebih besar dari t- tebel
yaitu 1,628 maka variabel keresponsifan
secara partial berpengaruh signiikan terhadap loyalitas konsumen.
Untuk variabel keyakinan diperoleh t-hit
sebesar 7,371 lebih besar dari t- tebel yaitu
1,628 maka variabel keyakinan secara
partial berpengaruh signiikan terhadap
loyalitas konsumen.
Untuk variabel empati diperoleh t-hit
sebesar 3,957 lebih besar dari t- tebel yaitu
1,628 maka variabel empati secara partial
berpengaruh signiikan terhadap loyalitas konsumen.
Untuk variabel berwujud diperoleh t-hit
sebesar 3,382 lebih besar dari t- tebel yaitu
1,628 maka variabel berwujud secara
partial berpengaruh signiikan terhadap
loyalitas konsumen.

-

-

-

sangat erat hubungannya terhadap variabel tingkat loyalitas konsumen Rumah
Makan Khas Aceh Rayeuk yaitu sebesar
87,3%.
Koeisien determinan (R2) bernilai 0,762
atau 76,2 % menunjukkan bahwa determinan variabel keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati dan variabel
berwujud berpengaruh terhadap tingkat
loyalitas konsumen Rumah Makan Khas
Aceh Rayeuk yaitu sebesar 76,2%.
Pengujian yang dilakukan baik dengan
menggunakan uji t-hitung ternyata untuk semua variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh signiikan terhadap
loayalitas konsumen.
Pembuktian yang dilakukan dengan
menggunakan uji F-hitung menunjukkan
bahwa kelima variabel bebas berpengaruh signiikan (positif) terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Makan Khas
Aceh Rayeuk.
REkomENdASI

Pengujian F-hitung
Pembuktian terhadap keakuratan kelima
variabel bebas tersebut terhadap terhadap
tingkat loyalitas konsumen Rumah Makan
Khas Aceh Rayeuk digunakan uji-F. F-hit
dalam persamaan ini adalah sebesar 76,853
lebih besar dari F-tabel sebesar 2,3257 hal ini
menggambarkan bahwa variabel keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati dan
variabel berwujud secara keseluruhan
berpengaruh signiikan terhadap variabel
tingkat loyalitas konsumen pada Rumah
Makan Khas Aceh Rayeuk.
kESImPulAN
Dari uraian hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat di ambil beberapa
kesimpulan yaitu :
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati dan variabel berwujud

Dari hasil penelitian diharapkan pihak
Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk tetap
dan terus meningkatkan pelayanannya
kepada konsumen untuk membina loyalitas
konsumen, sehingga konsumen akan tetap
setia apalagi hal ini telah dibuktikan dengan
uji t-tes dan F-tes bahwa unsur kualitas
pelayanan berpengaruh signiikan terhadap
loyalitas.
Apa yang telah dicapai untuk saat ini
agar kiranya dapat dipertahankan oleh
Rumah Makan Khas Aceh Rayeuk dan terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan
datang.
Untuk menumbuhkan rasa percaya
kepada konsumen, disarankan agar tenaga
pelaksanaan pelayanan dalam hal ini
karyawan harus selalu diberikan pelatihan
sehingga benar-benar mampu dan terampil
dalam melaksanankan tugasnya.

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

127

REFERENSI
Baduara dan Sirait, (2001). Salesmanship, Suatu Ilmu dan Seni, Akademika Presindo,
Jakarta.
Dick dan Basu (2000) manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, Edisi Pertama. Salemba
Empat, Jakarta.
Gaspersz, Vincent, (2003) membangun tujuh kebiasaan kualitas dalam Praktek Bisnis
global.Jakarta : Gramedia Pustaka.
Grifin, Jill. (2004). costumer loyality. Covey Leadership Center, Inc
Gujarati, Damodar (2000) Ekonometrika dasar. Cetakan keenam, Alihbahasa Sumarno Zain.
Erlangga, jakarta.
Kolter, Phillip, (2000).manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan Implementasi dan
Pengendalian. Edisi Keenam, Salemba, Jakarta.
Loudon, David L dan Albert J, Della Bitta, (2001). consumer Behaviour, Edisi ke lima , Mc
Graw Hill Book Co Singgapura.
Matutina, et.al. (2001).loyalitas Pelanggan. Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta
Mowen, Jc. Dan M. Minor, (2001). Perilaku konsumen. Jilid I Penerbit Erlangga.
Mowen, Jc. Dan M. Minor, (2001). Perilaku konsumen. Jilid I Penerbit Erlangga,.
Schnaars, Steven P; (2002).marketing Strategi: A Customer Driven Approach New York, The
Free Press,
Sheth, et.al (2000) Is Relationship For Every One? European Journal of marketing, Vol 34-410, 2000.Golis, Cristopher e. Menjual Dengan Empati. Gramedia Pustaka UtamaJakarta.
Sudjana (2000) metode Statistika, Edisi Kelima, Tarsito : Bandung.
Winardi. (2000). marketing dan Perilaku konsumen. CV. Bandar Maju, Jakarta.

128

CHALIRAFI

Journal
Of Economic
Management
& Business - Volume
14, Nomor 2, April 2013
JouRNAl
oF EcoNomIc
mANAgEmENt
& BuSINESS
Volume 14, Nomor 2, April 2013
ISSN: 2301-4717
Hal. 129-140

PENgARuh komPENSASI dAN dISIPlIN kERJA
tERhAdAP PRoduktIVItAS kERJA
PEgAwAI PdAm tIRtA moN PASE
kABuPAtEN AcEh utARA
Em. yuSuF IIS1 dAN m.yAhyA2
1

Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Mahasiswa Program Magister Sains Manajemen Universitas Malikussaleh

2

This study aims to determine and analyze compensation, work discipline and
work productivity as well as the inluence of compensation and work discipline to
work productivity of employees in the PDAM Tirta Mon Pase North Aceh distric,
both simultaneously and partial. To answer this research, descriptive analysis and
veriication. Technique data collecting by interview and questionnaire. The method
used is survey research methods at the 67 employees of PDAM Tirta Mon Pase North
Aceh district. The technique used to test the hypothesis is that the analysis path (Path
Analysis). Based on the research we can conclude that the overall compensation is
in the low category, work discipline is in the low category and work productivity
are in the low category. The results show that the compensation and work discipline
have positive and signiicant inluence, both simultaneously and partially to work
productivity.
Keywords: Compensation, work discipline, labor productivity

129

EM. YUSUF IIS DAN M.YAHYA

130

lAtAR BElAkANg
Seiring dengan bergulirnya perdagangan
bebas di masyarakat dalam era globalisasi ini,
masalah kualitas layanan publik, termasuk
layanan dalam pengadaan air bersih
merupakan isu yang terus bergulir khususnya
di daerah perkotaan. Menurut Mahmudi
(2005:229) pelayanan publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan publik dan
pelaksana ketentuan peraturan perundang
undangan. Hal ini sesuai dengan UndangUndang No. 7 Tahun 2004 tentang sumber
daya air, maka instansi yang menyediakan
layanan air bersih senantiasa harus mampu
mengantisipasinya dengan memberikan
layanan terbaik kepada masyarakat.
Dalam kaitannya dengan peningkatan
kualitas layanan publik dan perubahan
organisasi, maka peranan sumber daya
manusia senantiasa merupakan aspek yang
sangat penting. Di antara berbagai sumber
daya yang dimiliki organisasi, sumber daya
manusia menempati kedudukan yang paling
penting dan strategis, karena merupakan
faktor penggerak kegiatan organisasi. Di
samping itu, hanya manusia yang memiliki
perilaku, sifat, karakteristik yang bervariasi,
memiliki kemampuan berpikir yang
rasional, kreatif, memiliki kepribadian,
serta nilai-nilai yang perlu dihargai dan
dikembangkan. Dapat dikatakan bahwa
kunci keberhasilan setiap organisasi saat ini
terletak pada kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki.
Hal ini didukung oleh Stoner (1989:329)
yang menyatakan: “The most important of
an organization are its human resources, the
people who supply the organization with
their work, creativity, talent and drive”.
Pada pelaksanaannya ternyata masih
banyak organisasi yang tidak menyadari
betapa berharganya sumber daya manusia
bagi kelangsungan hidup organisasinya.
Tuntutan terhadap penyediaan air
bersih yang memadai merupakan hal yang

perlu diperhatikan karena kelangsungan
hidup manusia sangat tergantung pada
ketersediaan air. Air yang semula dianggap
sebagai benda bebas, kini menjadi barang
langka. Sekjen Kofi Anan dalam suatu
laporannya menyatakan bahwa secara
keseluruhan, PBB menganalisa masalah
kelangkaan air itu bisa menimpa sekitar 48
negara dunia dan sebanyak 1,4 milyar orang
menderita kekurangan air yang aman dan
terjamin kebersihannya, sedangkan separuh
dari penduduk negara berkembang pada
waktu tertentu menderita penyakit akibat
menggunakan air yang kurang aman dan
tidak terjamin kebersihannya.
Berdasarkan
kondisi tersebut, maka
dicetuskanlah Millennium Development
Goals (MDG). Secara Spesiik MDG
bertujuan meningkatkan cakupan pelayanan
air minum di perkotaan sampai 80 % dan di
perdesaan 60 % terhitung tahun 2015 dengan
menargetkan mengurangi separuh jumlah
penduduk yang belum mendapat akses air
minum dan sanitasi yang sehat.
Mengingat air merupakan kebutuhan
pokok dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki peranan penting untuk mendukung
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Hendaknya Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)
sebagai
perusahaan/badan
usaha milik daerah yang berorientasi pada
layanan publik, harus dikelola dengan baik
berdasarkan asas-asas ekonomi perusahaan
sehingga mampu melayani kebutuhan
masyarakat pelanggan air minum secara
lancar dalam jumlah cukup.
Kompensasi merupakan segala sesuatu
yang diterima pegawai sebagai balas jasa
atas pekerjaan. Pada dasarnya kompensasi
merupakan kontribusi yang diterima atas
pekerjaan yang telah dikerjakan. Kompensasi
merupakan sistem penghargaan yang
diberikan kepada pegawai dalam rangka
meningkatkan kinerjanya. Penghargaan
tersebut dapat berupa penghargaan inansial
maupun penghargaan noninansial. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu
memberikan kepuasan bagi pegawai dan

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

memungkinkan organisasi memperoleh,
memperkerjakan, dan mempertahankan
pegawai.
Bagi
organisasi/perusahaan,
kompensasi memiliki arti penting karena
kompensasi mencerminkan upaya organisasi
dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraan pegawainya. Pengalaman
menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak
memadai dapat menurunkan prestasi kerja,
motivasi kerja, dan kepuasan kerja pegawai,
bahkan dapat menyebabkan pegawai yang
potensial keluar dari organisasi
Pemberian kompensasi
secara tidak
langsung akan meningkatkan kualitas
kerja pegawai di lingkungan PDAM yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap
produktivitas kerja. Misalnya, gaji yang
diterima dapat menunjang kehidupan
dengan layak, karena jika pegawai merasa
tidak diperlakukan adil dan merasa
tidak puas atas penghasilan atau gaji
yang diterimanya, dikhawatirkan akan
menimbulkan beberapa dampak yang
merugikan instansi tempat kerja dan hal ini
berpengaruh pada disiplin kerja pegawai.
Kaitan dengan hal tersebut, PDAM Tirta
Mon Pase memberikan kompensasi dalam
dua bentuk, sesuai dengan Keputusan
Direksi PDAM No. 107 tahun 2006, yaitu
bentuk langsung dan tidak langsung. Dalam
bentuk langsung berupa gaji (diberikan
sesuai dengan golongan, lamanya bekerja
dan pendidikan), insentif (diberikan hanya
pada pegawai pencatat meter), sedangkan
dalam bentuk tidak langsung berupa
tunjangan-tunjangan (Askes, perumahan,
THR, pendidikan, cuti tahunan, pensiun).
Produktivitas merupakan salah faktor
yang dapat mendukung kemajuan suatu
organisasi atau perusahaan. Whitmore dalam
sedarmayanti (2001 : 58) mengemukakan
bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran
atas pengunaan sumber daya dalam suatu
organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai
ratio dari keluaran yang dicapai dengan
sumber daya yang digunakan. Pentingnya
arti produktivitas dalam meningkatkan
kesejahteraan nasional telah disadari secara

131

universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia
yang tidak mendapatkan keuntungan dari
produktivitas, di mana produktivitas yang
tinggi dapat ditingkatkan sebagai kekuatan
untuk menghasilkan banyak barangbarang maupun jasa (Sinungan, 1997:9).
Produktivitas kerja merupakan motif
ekonomi untuk memperoleh hasil yang
maksimal dengan biaya yang minimal, dan
dalam pelaksanaanya terletak pada faktor
sumber daya manusia sebagai pelaksana
kegiatan organisasi yaitu para anggota,
pegawai atau pekerja. Jadi, faktor sumber
daya manusia memegang peranan penting
dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Betapapun
sempurnanya
peralatan kerja tanpa adanya tenaga
manusia tidak akan berhasil memproduksi
barang dan jasa sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai (Saksono, 1988:112).
Agar
tujuan
perusahaan
dalam
meningkatkan produktivitas kerja dapat
tercapai, maka sudah menjadi kewajiban
pimpinan untuk memberikan motivasi pada
pegawai dalam bentuk kompensasi.
Setiap perusahaan berupaya untuk
mendapatkan pegawai yang terlibat dalam
kegiatan organisasi/perusahaan dapat
memberikan prestasi kerja. Dalam bentuk
produktivitas kerja setinggi mungkin untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Terdapat banyak faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas
diantaranya semangat kerja dan disiplin
kerja, tingkat pendidikan, ketrampilan, gizi
dan kesehatan, sikap dan etika, motivasi,
iklim kerja, teknologi, sarana produksi,
kesempatan
kerja
dan
kesempatan
berprestasi (Ravianto, 1995:20). Selama
ini usaha peningkatan produktivitas lebih
banyak dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan, padahal
untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan terebut perlu dilakukan latihan
atau training yang memerlukan adanya
pengorbanan dana (biaya) dan waktu yang
tidak sedikit.
Simamora (1997:612) menambahkan

132

bahwa produktivitas kerja dipengaruh oleh
kuantitas kerja. kuantitas kerja merupakan
suatu hasil yang dicapai dalam jumlah
tertentu dengan perbandingan standar
yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan,
sedangkan kualitas kerja merupakan suatu
standar hasil yang berkaitan dengan mutu
dari suatu produk yang dihasilkan oleh
pegawai dengan standar yang ditetapkan
oleh perusahaan.
Faktor
lain
yang
menentukan
produktivitas
adalah
disiplin
kerja.
Hilangnya disiplin akan berpengaruh
terhadap eisiensi kerja dan efektivitas tugas
pekerjaan. Dengan adanya kedisiplinan
diharapkan pekerjaan akan dilakukan
seefektif mungkin. Bilamana kedisiplinan
tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan
tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat
dicapai secara efektif dan eisien. (Nitisemito,
1982:200). Sebagai gambaran apabila suatu
perusahaan hanya memperhatikan tentang
pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa
memikirkan disiplin kerja pegawai, maka
pendidikan, keahlian dan teknologi yang
tinggi sekalipun tidak akan menghasilkan
produk yang maksimal bila yang
bersangkutan tidak dapat memanfaatkannya
secara teratur dan mempunyai kesungguhan
disiplin kerja yang tinggi. Seperti yang telah
diungkapkan diatas, disiplin kerja juga
merupakan salah satu faktor yang terpenting
dalam meningkatkan produktivitas kerja
pegawai, karena dengan adanya disiplin
kerja pegawai akan mampu mencapai
produktivitas kerja yang maksimal. Tingkat
disiplin dapat diukur melalui ketaatan
pada peraturan yang telah ditentukan oleh
perusahaan dan dari kesadaran pribadi.
Sehingga dapat diartikan bahwa disiplin
kerja merupakan tindakan manajemen
untuk mendorong para anggota organisasi
memilih tuntutan berbagai ketentuan
tersebut (Siagian, 2003:305).
Disiplin kerja pegawai merupakan hal
yang penting untuk dipelihara, karena
dengan ditegakkannya disiplin, pegawai
dapat melakukan pekerjaanya sesuai

EM. YUSUF IIS DAN M.YAHYA

dengan prosedur dan aturan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan. Disiplin
yang baik dari pegawai akan menunjukan
bahwa organisasi dapat memelihara serta
menjaga loyalitas dan kualitas pegawainya,
dari disiplin juga dapat diketahui nilai
produktivitas para pegawai.
Fenomena dalam hal penerapan disiplin
dalam kehidupan organisasi ditujukan agar
semua pegawai bersedia mentaati segala
peraturan dan tata tertib yang berlaku di
dalam organisasi. Sikap atau perilaku kerja
pegawai dalam organisasi sangat variatif,
di mana ada beberapa pegawai yang sangat
rajin dan patuh mengikuti prosedur kerja
dan peraturan yang berlaku, akan tetapi
tidak jarang ditemukan perilaku pegawai
yang sebaliknya. Begitu juga halnya yang
terjadi di PDAM Tirta Mon Pase Kabupaten
Aceh Utara.
Kedisiplinan kerja pegawai PDAM
Tirta Mon Pase Kabupaten Aceh Utara
secara umum dapat dikatakan masih harus
ditingkatkan. Indikasi bahwa kedisiplinan
pegawai PDAM harus ditingkatkan terlihat
dari seringnya terjadi keterlambatan dalam
penyelesaian atau pengurusan suatu
berkas, banyaknya keluhan dari pelanggan,
pegawai tidak berada di tempat kerja atau
hasil kerja yang dicapai tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan adanya
kemangkiran serta datang terlambat dan
pulang lebih awal dari waktu yang telah
ditentukan.
Berdasarkan Uraian di atas, produktivitas
kerja pegawai PDAM Tirta Mon Pase
Kabupaten Aceh Utara menarik untuk
diteliti karena peranan produktivitas kerja
terhadap hasil kerja yang dicapai pegawai
atau pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan sangat penting. Di samping
itu, penelitian ini juga ingin megetahui dan
menganalisis tentang kedisiplinan kerja
pegawai PDAM Tirta Mon Pase Kabupaten
Aceh Utara karena kedisiplinan kerja yang
tinggi dapat meningkatkan produktivitas
kerja sehingga akhirnya pelayanan yang
diberikan pada para pelanggan dan pihak

133

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

yang berkepentingan juga semakin baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
dan menganalisis kompensasi, disiplin
kerja dan Produktivitas kerja pengawai
pada PDAM Tirta Mon Pase dan besarnya
pengaruh kompensasi dan disiplin kerja baik
secara parsial maupun simultan terhadap
Produktivitas kerja.
mEtodE PENElItIAN
Dalam menganalisis data digunakan
metode analisis deskriptif dan metode
analisis veriikatif. Analisis diskriptif
dilakukan dengan menyusun tabel frekuensi
distribusi untuk mengetahui apakah tingkat
perolehan nilai (skor) variabel penelitian
masuk dalam kategori kuat atau tidak
sedangkan analisis veriikatif digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji statistik yang relevan.
Untuk melakukan analisis deskriptif
dibuat kriteria pengklasiikasian yang
mengacu pada ketentuan yang dikemukakan
oleh Husen Umar (1998:225) dimana rentang
skor diperoleh dengan rumus sebagai
berikut :
Skor tertinggi – Skor terendah
Rentang skor =
Jumlah klasiikasi

Teknik analisis yang akan digunakan
untuk menguji hipotesis yang diajukan
adalah analisis jalur (path analysis).
Keuntungan analisis ini dapat menemukan
besarnya pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen, juga dapat
menentukan berapa besar pengaruh variabel
langsung dan tidak langsung setiap variabel
yang dianalisis. Struktur analisis hipotesis
yang diajukan digambarkan oleh diagram
jalur pada Gambar 1.
Dari Gambar 1 tersebut dapat dibuat
persamaan struktural sebagai berikut :
Y = Pyx1X1 +Pyx2X2 + Pyε.
Selanjutnya untuk menghitung koeisien
jalur dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Hitung koeisen jalur dengan rumus :

r
1 ª x1 y º
R1 x « »; j 1,2
«¬rxy »¼
2
2. Hitung R y ( x1, x 2...... xk ) yang merupakan
ρ yxj

koeisien determinasi total X1, X2,………
….,Xk terhadap Y yang rumusnya :

R 2 y ( x1, x 2 )



gambar 1. Paradigma Analisis Variabel Penelitian

yx 1

ªryxi º
ρ yx 2 « »
«¬ryx 2 »¼

@

EM. YUSUF IIS DAN M.YAHYA

134

3. Hitung Pyε berdasarkan rumus :

Pyε =
4. Menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung
Pengaruh langsung :
Y

Xi

Y : (Pyxi)(Pyxi) x 100%

Pengaruh tidak langsung
Y

XiΩXj

Y : (Pyxi)(rxjxi)(Pyxi) x 100%

Total pengaruh dari masing-masing
variabel X terhadap variabel Y diperoleh
dengan menjumlahkan pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung.
Total pengaruh = pengaruh langsung +
pengaruh tidak langsung.
hASIl PENElItIAN
Untuk mengetahui gambaran dari
kompensasi, disiplin kerja dan produktivitas
kerja pegawai maka data hasil jawaban
responden dianalisis kemudian dilakukan
kategorisasi
terhadap
skor
jawaban
responden yang dikumpulkan
melalui
kuesioner penelitian dengan didukung oleh
teori-teori yang relevan dengan variabel
yang diteliti. Kategorisasi skor jawaban
responden berguna untuk memberikan
gambaran bagaimana kondisi kompensasi,
disiplin kerja dan produktivitas kerja
pegawai
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan
bahwa kompensasi berada dalam kategori
rendah dengan jumlah rata-rata skor 153,5
Hal tersebut memberikan maksud bahwa
pemberian kompensasi pada para pegawai
oleh PDAM Tita Mon Pase belum dirasakan
layak dan adil sehingga hal tersebut akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
pegawai.
Selanjutnya, untuk mendapatkan gambaran dimensi dari variabel disiplin kerja

dilakukan kategori terhadap skor tanggapan
responden pada dua dimensi disiplin kerja
dengan menggunakan kelas interval. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
disiplin kerja pegawai PDAM Tirta Mon
Pase.
Pada Tabel 3 terlihat bahwa variabel
disiplin kerja secara keseluruhan memiliki
skor secara keseluruhan rata-rata 166,9 dari
dua dimensi yaitu waktu dan perilaku dalam
bekerja termasuk dalam kategori rendah.
Artinya bahwa disiplin kerja pegawai
PDAM Tirta Mon Pase masih tergolong
rendah sehingga diperlukan cara untuk
meningkatkan disiplin kerja para pegawai
tersebut.
Untuk memperoleh gambaran dimensi
dari variabel produktivitas kerja pegawai
dilakukan kategori terhadap skor tanggapan
responden pada tiga dimensi produktivitas
kerja pegawai dengan menggunakan kelas
interval. Hal tersebut digambarkan pada
Tabel 4.
Pengaruh parsial kompensasi terhadap
produktivitas kerja pegawai PdAm tirta
mon Pase
Untuk mengetahui pengaruh kompensasi
baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap produktivitas kerja pegawai PDAM
Tirta Mon Pase, dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut.
Langsung : PYX12 = 0,3232 = 0,105 = 10,5%
Tidak Langsung : PYX1 x rx1x2 x PYX1 =
0,323 x 0,825 x 0,649 = 0,173 = 17,3%
0,278 = 27,8%
Hasil analisis diatas menunjukkan
bahwa pengaruh langsung kompensasi (X1)
terhadap produktivitas kerja pegawai (Y)
adalah sebesar 10,5% sedangkan pengaruh
tidak langsung melalui disiplin kerja
sebesar 17,3%. Dengan demikian maka
total pengaruh langsung dan tidak langsung
variabel kompensasi terhadap produktivitas
kerja pegawai PDAM Tirta Mon Pase adalah
sebesar 27,8%.

135

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

tabel 2
hasil Pengolahan data untuk Variabel kompensasi
Dimensi/Indikator
Gaji/salary
- Jumlah Gaji
- Kesesuaian Gaji
Tunjangan-tunjangan/beneits
- Fasilitas Tunjangan
Bonus atas prestasi/incentive
- Bonus yang diterima
Penghasilan tambahan/perquisite
- Tambahan penghasilan yang didapat dalam
bekerja
Hadiah/reward
- Penghargaan atas prestasi kerja
Kompensasi (X1)

Jumlah Skor

Rata-rata Skor

Kriteria

153,0

Rendah

148,0

Rendah

155,0

Rendah

152,0

Rendah

160,0

Rendah

153,5

Rendah

152
154
148
155
152

160
921

tabel 3
hasil Pengolahan data untuk Variabel disiplin kerja
Dimensi/Indikator
Waktu
- Ketepatan datang dan ketepatan meninggalkan kantor
- Kehadiran Pegawai
- Efektivitas Penggunaan waktu
- Ketepatan waktu dalam penyelesaian
pekerjaan
Perilaku dalam bekerja
- Pemahaman terhadap peraturan yang berlaku
- Menggunakan dan merawat inventaris kantor
dengan sebaik-baiknya
- Kesadaran dan ketaatan pegawai terhadap
peraturan
- Menjalankan dan mentaati perintah dinas/
atasan
- Menciptakan dan menjaga suasana kerja yang
kondusif
Disiplin kerja (X2)

Jumlah Skor

Rata-rata Skor

Kriteria

173,8
171

Rendah
Rendah

174
189
161
159

Rendah
Cukup
Rendah
Rendah
161,4

159
159

Rendah
Rendah
Rendah

160
Rendah
151
Rendah
178
1502

166,9

Cukup
Rendah

tabel 4
hasil Pengolahan data untuk Variabel Produktivitas kerja
Dimensi/Indikator
Kualitas Output
- Hasil Mutu Pekerjaan
- Penyelesaian tugas kerja sesuai standar kerja
Kuantitas Output
- Jumlah Hasil Pekerjaan
- Melebihi target kuantitas
Ketepatan waktu
- Jangka waktu penyelesaian kerja
- Target waktu penyelesaian kerja
Produktivitas Kerja (Y)

Jumlah Skor

Rata-rata Skor

Kriteria

163,0

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

174
152
157,0
160
154
155,0
154
156
950

158,3

EM. YUSUF IIS DAN M.YAHYA

136

Pengaruh parsial disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai PdAm tirta
mon Pase
Untuk mengetahui pengaruh kompensasi
baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap produktivitas kerja pegawai PDAM
Tirta Mon Pase, dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut.
Langsung : PYX22 = 0,6492 = 0,421 = 42,1%
Tidak Langsung : PYX2 x rx1x2 x PYX1 =
0,649 x 0,825 x 0,323 = 0,173 = 17,3%
0,594= 59,4%
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa
pengaruh langsung disiplin kerja (X2)
terhadap produktivitas kerja pegawai (Y)
adalah sebesar 42,1% sedangkan pengaruh
tidak langsung melalui kompensasi sebesar
17,3%. Dengan
demikian maka total
pengaruh langsung dan tidak langsung
variabel disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja pegawai PDAM Tirta Mon Pase adalah
sebesar 59,4%.
Pengaruh simultan kompensasi dan
disiplin kerja terhadap produktivitas kerja
pegawai PdAm tirta mon Pase
Besarnya pengaruh simultan X1,X2
terhadap Y diperlihatkan oleh hasil
perhitungan perkalian koeisien jalur dengan
matriks korelasi antara variabel sebab
dengan variabel akibat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis tersebut,
diperoleh gambaran pengaruh simultan
kompensasi (27,8%) dan disiplin kerja (59,4%)
berpengaruh secara simultan terhadap
produktivitas kerja pegawai PDAM sebesar
87,2%.
kESImPulAN
Berdasarkan hasil penelitian
untuk
mengetahui pengaruh kompensasi dan
disiplin kerja terhadap produktivitas kerja

serta pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
simpulan sebagai berikut:
1. Kompensasi pada PDAM Tirta Mon
Pase secara umum termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari
dimensi dari kompensasi yang terdiri
dari pemberian gaji, tunjangan-tunjangan, bonus atas prestasi, penghasilan
tambahan dan hadiah berada dalam
kategori rendah. Ditinjau dari pemberian
gaji maka PDAM Tirta Mon Pase belum
memberikan gaji yang memadai sehingga tidak mencerminkan tingkat keadilan
dan kelayakan, besarnya tunjangan yang
diberikan perusahaan jumlahnya belum
memadai, pemberian bonus juga tidak
sesuai dengan prestasi kerja yang diberikan oleh pegawai. Selain itu, penghasilan
tambahan yang diterima pegawai belum
memadai dan kurangnya sistem penghargaan yang diberikan pada pegawai
atas prestasi yang dicapainya.
2. Secara umum disiplin kerja pegawai
PDAM Tirta Mon Pase berada dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari
dua dimensi disiplin kerja yaitu waktu
dan perilaku dalam bekerja berada
dalam kategori rendah. Ditinjau dari segi
waktu, maka pegawai PDAM Tirta Mon
Pase belum memiliki kedisiplinan yang
baik dan dilihat dari perilaku dalam
bekerja, maka pegawai PDAM Tirta Mon
Pase tidak memiliki kedisiplinan yang
baik juga.
3. Produktivitas kerja pegawai PDAM berada dalam kategori rendah. Hal ini
dapat dilihat dari dimensi produktivitas kerja pegawai itu sendiri yang terdiri
dari kualitas output, kuantitas output
dan ketepatan waktu semua termasuk
dalam kategori rendah. Dari segi kualitas output, maka pegawai tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
standar dan kualitas kerja yang ditetapkan perusahaan. Dari segi kuantitas output, maka sebagian besar pegawai belum
mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 2, April 2013

dengan jumlah yang ditargetkan. Selain
itu, pegawai PDAM Tirta Mon Pase tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
tepat waktu.
4. Kompensasi dan disiplin kerja secara
simultan berpengaruh positif dan signiikan terhadap produktivitas kerja
pegawai. Hal ini berarti kompensasi dan
disiplin kerja secara bersama-sama berperan untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
5. Kompensasi berpengaruh positif dan
signiikan terhadap produktivitas kerja
pegawai. Semakin baik
kompensasi
yang diterima pegawai maka semakin
baik pula produktivitas kerja pegawai.
6. Disiplin kerja berpengaruh positif dan
signiikan terhadap produktivitas kerja
pegawai. Artinya pegawai yang memiliki disiplin kerja yang baik maka akan
menghasilkan produktivitas kerja yang
baik pula.
SARAN
Saran hasil penelitian ini antara lain :
1. Perusahaan hendaknya lebih sering
memberikan apresiasi atas prestasi pegawai dalam bentuk penghargaan. Penghargaan yang diberikan dapat melalui

137

pemilihan pegawai yang berprestasi dan
pegawai setiap bulannya dengan member piagam atau plakat pegawai sehingga
merasa memiliki nilai lebih, apalagi bila
diberi penghargaan berupa fasilitas-fasilitas dalam bentuk materi dengan cara
tersebut pegawai merasa lebih dihargai
dan lebih termotivasi untuk berprestasi
dalam pekerjaan.
2. Hendaknya perusahaan menerapkan tata
tertib dan peraturan tanpa membeda-bedakan antara pegawai dan pemiliki usaha
serta memberikan sanksi yang tegas bagi
siapapun yang melanggarnya sehingga
diharapkan dapat meningkatkan disiplin
kerja.
3. Hendaknya perusahaan memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada para
pegawai sehingga pegawai dapat memiliki pengetahuan yang bermanfaat bagi
peningkatan kinerjanya.
4. Dikarenakan pe