2. Profil Lokasi
a. Gambaran Kondisi Umum Lokasi
Lokasi Usulan Proklim berada di Desa SIrnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh terdekat dari kota Pelabuhan Ratu sejauh kurang
lebih 33 Km atau sekitar 2 jam perjalanan darat. Desa Sirnaresmi merupakan dataran tinggi dengan ketinggian daerahnya dari 600 m dpl.
sampai 1200 dpl. Luas wilayah : 491,7 Ha, yang menurut penggunaan lahannya terdiri dari 53 Ha lahan
Pemukiman, 380 Ha merupakan lahan persawahanperladangan dan sisanya berupa tegalan, hutan dan hutan adat.
Batas administrasi adalah sbb. :
Sebelah Utara : Taman Nasional G. Halimun
Sebelah Selatan
: Desa Gunung Kramat, Desa Cikelat, Desa Cicadas
Sebelah Barat : Provinsi Banten
Sebelah Timur
: Desa Sirnarasa Terbagi atas 7 RW dan 31 RT
Jumlah penduduk : 1.606 KK 6.115 jiwa, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani.
Foto Struktur Kepengurusan Desa dan Penggunaan Lahan Desa
b. Analisis Kerentanan
Kondisi yang rentan : Keberadaan Desa Sirnaresmi berada pada daerah dataran tinggi dengan tipologi dekat sungai
Cibareno dan dekat gunung api G. Salak dan bertebing-tebing serta berbatasan langsung dengan Taman Nasional G. Salak-Halimun yang merupakan kawasan konservasi sehingga
secara geologi rentan terhadap longsor. Aktivitas penduduk desa Sirnaresmi sangat mempengaruhi kerentanan bagi masyarakt desa itu sendiri dan masyarakat yang berada di
hilir dari DAS Cibareno sebab posisi desa berada di kawasan tangkapan hujan.
Informasi Kerentanan : Perubahan yang dirasakan oleh masyarakat di lokasi dalam 5 tahun terakhir adalah perubahan
frekuensi turun hujan yang semakin sering disertai intensitasnya yang meningkat dengan pergeseran dimulainya musim hujan yang biasanya bulan Januari bergeser menjadi bulan
Januari. Perubahan suhu yang dirasakan saat ini dibandingkan 5 tahun lalu semakin sejukdingin.
Bencana terkait iklim yang pernah terjadi di lokasi yang diakibatkan perubahan tersebut di atas seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan gagal panen tetap tidak pernah ada kejadian
tersebut. Kejadian longsor terjadi pada tahun 2012 sekali terjadi karena kesalahan manusia karena ada aktivitas penambangan yang dilakukan bukan penduduk desa.
Sumber air yang ada di Desa Sirnaresmi bersumber dari mata air yang digunakan baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk pertanian perikanan dengan jumlah mata airnya tetap
tetapi debit airnya mengalami penurunan. Air hujan digunakan penduduk untuk keperluan pertanian dengan kondisi kecukupannya tetap.
Tidak pernah ada catatan kejadian warga menderita penyakit terkait perubahan iklim di Desa Sirnaresmi adalah kejadian penyakit diare , DBDDB dan malaria dari dulu sampai sekarang.
c. Potensi Penurunan GRK
Potensi penyumbang GRK Potensi penyumbang GRK di Desa Sirnaresmi bersumber dari sampah, energi penggnaan
kayu bakar, peternakan dan aktivitas pertanian. Aktifitas dan teknologi yang digunakan
Saat ini penduduk Desa Sirnaresmi telah melakukan inovasi terhadap penggunaan energi terbarukan yaitu penggunaan energi tenaga air yaitu mikro hidro.
Dibidang pertanian, masyarakat Desa Sirnaresmi telah mengaplikasikan sistem pertanian organik dengan cara penggunaan kompos dan pupuk kandang dalam aktivitasnya dan tidak
pernah menggunaan pupuk kimia. Untuk daerah-daerah lereng mereka mengaplikasikan system terasering dan membuat kolam-kolam penampungan air hujan yang diisi ikan dan saat
musim kemarau airnya tidak pernah kering..
Di bidang peternakan, khususnya peternakan sapi dan kambing, masyarakat Desa Sirnaresmi telah memanfaatkan kotoran hewan dan jerami sebagai pupuk organic alami. .
II. RINGKASAN HASIL VERIFIKASI