Kriptografi Shift Cipher Rijndael

Seminar Nasional Teknologi 2007 SNT 2007 ISSN : 1978 – 9777 Yogyakarta, 24 November 2007 D ‐ 3 Rumusan masalah yang muncul dari latar belakang yang telah disajikan di atas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perubahan yang tampak secara kasat mata dari jenis file teks yang digunakan sebagai media file steganografi? 2. Bagaimana pengaruh terhadap media file yang berupa source program jika digunakan sebagai media file steganografi? 3. Seberapa besar perubahan ukuran media file yang telah disisipkan data dibandingkan dengan file aslinya? 4. Apakah file jenis biner yang digunakan sebagai media file steganografi akan mengalami kerusakan? 5. Bagaimana pengaruh ukuran data terhadap ukuran media file? 6. Bagaimana bentuk debug terhadap program ketika program ini dijalankan ternyata media file yang dipakai tidak ada? 7. Bagaimana bentuk data yang ditampilkan di dalam program jika file yang di-load ke program yang akan disisipkan ke media file bukan file teks? 2. Pembahasan 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kriptografi

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, kripto dan graphia. Kripto berarti rahasia secret sedangkan graphia berarti tulisan writing. Sehingga kriptografi bisa diartikan sebagai “tulisan yang dirahasiakan”. Dalam kamu hacker Ariyus, 2005, kriptografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari penulisan secara rahasia. Secara umum kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan berita 1 . Selain itu, kriptografi juga bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentifikasi data. Tidak semua aspek keamanan informasi ditangani oleh kriptografi. Dalam sebuah algoritma kriptografi, terdapat tiga unsur yaitu: a. Enkripsi, yaitu proses mengubah plaintext menjadi chipertext. b. Dekripsi, yaitu proses mengubah chipertext menjadi plaintext. c. Kunci, merupakan kunci yang digunakan untuk proses enkripsi maupun proses dekripsi.

2.1.2 Shift Cipher

Teknik dari substitusi shift Chiper dengan modulus 26, memberikan angka ke setiap alphabet sepeti a ÆÅ 0, B ÆÅ 1 …….Z ÆÅ 25. Contoh Shift Cipher: Plaintext: “We Will Meet at Mid Nigth” Berarti dari kalimat di atas kita akan mendapatkan angka dari setiap huruf sebagai berikut: 22 4 22 8 11 11 12 4 4 19 0 19 12 8 3 13 8 6 7 19 1 Wikipedia, Kriptografi, http:id.wikipedia.orgwikiKriptografi, 6 April 2007 Seminar Nasional Teknologi 2007 SNT 2007 ISSN : 1978 – 9777 Yogyakarta, 24 November 2007 D ‐ 4 Untuk mendapatkan Ciphertext kita mempunyai kunci 11, dengan menambahkan setiap nilai dari plaintext dengan kunci 11 maka kita akan mendapatkan: 7 15 7 19 22 22 23 15 15 4 11 4 23 19 14 24 19 17 18 4 Jika lebih dari 20 setelah ditambah dengan kunci maka akan dikurangi dengan 26 seperti 22+11= 33 – 26 = 7, Setelah di convert menjadi huruf kita akan mendapatkan Ciphertext: “HPHTWWXPPELEXTOYTRSE”

2.1.3 Rijndael

Algortima enkripsi rijndael merupakan algoritma enkripsi yang digunakan untuk jenis enkripsi AES Advanced Encryption Standard. Algoritma ini dibuat oleh Dr.Vincrnt Rijmen dan Dr.Joan Daemen. Algoritma rijndel ini memiliki keseimbangan antara keamanan dan flesibilitas dalam berbagai platform software dan hardware. Berikut adalah parameter dalam algoritma rijndael atau yang bisa dikenal dengan AES: Algoritma AES Gambar 1 Parameter Algoritma Rijndael Sedangkan algoritma enkripsi dan dekripsi dari rijndael atau AES sebagai berikut: Key size Pliantext block size Number of round Round key size Expanded key size AES 128 AES 192 AES 256 4 word 16 byte 6 word 24 byte 8 word 32 byte 4 word 16 byte 4 word 16 byte 4 word 16 byte 10 12 14 4 word 16 byte 4 word 16 byte 4 word 16 byte 44 word 176 byte 52 word 208 byte 60word 240 byte Subsitusi Byte Pegeseran Baris Percampuran kolom Penambahan perputaran kunci Subsitusi Byte Pegeseran Baris Percampuran kolom Penambahan perputaran kunci Subsitusi Byte Pegeseran Baris Penambahan perputaran kunci Inverse Percampuran Kolom Inverse Pegeseran Baris Inverse Sub Byte Penambahan perputaran kunci Inverse Percampuran Kolom Inverse Pegeseran Baris Inverse Sub Byte Penambahan perputaran kunci Inverse Pegeseran Baris Inverse Sub Byte Penambahan perputaran kunci Penambahan perputaran kunci Penambahan perputaran kunci Ekspansi kunci Plaintext Plaintext Kunci Ro u n d 1 Rou n d 9 Roun d 1 R ound 1 Ro u n d 9 Rou nd 1 ….. ….. W [0,3] W [4, 7] W [36,39] W [40, 43] Seminar Nasional Teknologi 2007 SNT 2007 ISSN : 1978 – 9777 Yogyakarta, 24 November 2007 D ‐ 5 Gambar 2 Algoritma Rijndael

2.1.4 MD5