2. Penat aan ruang persemaian dalam areal kerj a hut an t anaman harus dapat
mencipt akan kegiat an yang ef isien dan ef ekt if sert a secara langsung akan ikut
menent ukan kualit as bibit yang dihasilkan.
2. Penanaman
a. PEMEGANG IZIN harus melaksanakan sist em silvikult ur Tebang Habis Permudaan Buat an
THPB. b. Jat ah penanaman dit et apkan sesuai RKUPHHK
pada hut an t anaman yang dibuat PEMEGANG IZIN, set elah disahkan ol eh Depart emen Kehut anan.
Dikelola dengan sist em silvikult ur THPB yang dit et apkan, dengan mempert imbangkan
kemampuan sert a realisasi PEMEGANG IZIN dalam melaksanakan pembuat an t anaman, pemungut an
t ahun sebelumnya, sist em silvikult ur THPB sesuai dengan t uj uan, PEMEGANG IZIN j enis t anaman
pokok, rot asi t ebangan, pot ensi st anding st ock dan pert umbuhan volumenya riap growt .
c. Pembangunan hut an t anaman didahulukan pada areal kosong dan at au semak belukar.
d. PEMEGANG IZIN harus melaksanakan cara-cara penanaman pemasangan aj ir, j arak t anam,
ukuran lobang t anaman sesuai dengan keadaan wilayah kerj anya sert a t idak meninggalkan azas
manf aat , kelest arian dan lingkungan.
e. Semua kegiat an izin pengusahaan hut an t anaman
indust ri dilaksanakan dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan kerugian-
kerugian sumber daya alam.
f . PEMEGANG IZIN t idak dibenarkan menebang j enis
kayu yang dilindungi t anpa izin khusus yang dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan.
g. PEMEGANG IZIN t idak dibenarkan membuka land
clearing melampui j at ah penanaman, pemungut an yang t elah dit et apkan di dalam
Rencana Karya Tahunan RKT pada hut an t anaman.
h. PEMEGANG IZIN
dilarang melaksanakan kegiat an pembangunan hut an t anaman dengan membuka
lahan land clearing di luar areal yang dit et apkan di dalam RKT-UPHHKHT yang t elah
disahkan.
i. PEMEGANG IZIN dilarang melaksanakan kegiat an
penebangan hut an t anaman dengan membuka lahan land clearing dengan cara dibakar.
j . PEMEGANG IZIN. . .
j . PEMEGANG IZIN
dilarang melaksanakan kegiat an usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an
t anaman di luar areal Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanamannya
3. Pemeliharaan
a. PEMEGANG IZIN harus melaksanakan
pemeliharaan t anaman dengan cara penerapan at au t indakan sist em silvikult ur unt uk
menst imulasikan pert umbuhan t anaman dengan menent ukan t empat t umbuh dan ruang t umbuh
yang opt imal, mencegah serangan hama dan penyakit .
b. PEMEGANG IZIN waj ib melaksanakan
pemeliharaan t anaman pada t ahun berj alan t ahun ke 1 sat u dengan cara
penyulaman, penyiangan, pendangiran, pencegahan hama penyakit ; t ahun ke 2 dua,
t ahun ke 3 t iga dengan kegiat an penyiangan, pendangiran, pencegahan hama penyakit dan
pemeliharaan selanj ut nya dengan j enis kegiat an disesuaikan dengan j enis t anaman sesuai
ket ent uan yang berlaku.
C. BIDANG PEMANFAATAN
1. Pemanenan at au penebangan hasil hut an kayu :
a. Kegiat an pemanenan at au penebanganhasil hut an
kayu dilaksanakan dengan cara
yang t idak
mengakibat kan adanya pemborosan dan kerugian- kerugian sumber daya alam.
b. PEMEGANG IZIN t idak dibenarkan melakukan
kegiat an pemanenan at au penebang kayu pada areal dengan t uj uan konservasi lindung.
c. PEMEGANG IZIN t idak dibenarkan melakukan
pemungut an hasil melampaui j at ah pemungut an yang t elah dit et apkan dalam RK, RKL dan RKT pada
hut an t anaman.
d. PEMEGANG IZIN t idak dibenarkan melaksanakan
kegiat an budidaya yang dapat mengganggu f ungsi lindung di areal kawasan lindung.
2. Pengolahan Hasil
PEMEGANG IZIN waj ib berperan sert a dalam penyediaan bahan baku bagi indust ri pengolahan dan
menj adi Bapak Angkat bagi Indust ri pendukung t erkait .
D. BIDANG INVESTASI, KETENAGAKERJAAN DAN PERALATAN.
1. Invest asi. . .
1. Investasi