3 3. Gubernur adalah Gubernur Jambi.
4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi selanjutnya disebut Dinas.
5. Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah adalah UPTD dibawah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jambi. 6. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Sosial adalah
standar pelayanan yang Bidang Kesejahteraan Sosial yang harus dilaksanakan oleh setiap unsur pelaksana Provinsi Jambi.
7. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat PMKS adalah Perorangan, keluarga atau komunitas yang mengalami disfungsi secara
fisik, psikologis, ekonomi, sosial atau budaya sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
8. Indikator SPM adalah Tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam
pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil danatau manfaat pelayanan.
9. Pelayanan Dasar Bidang Sosial adalah Jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan dasar PMKS dalam kehidupan sosial.
10. Bantuan Sosial adalah Bantuan berupa dana, akses dan layanan agar seseorang, keluarga, kelompok danatau masyarakat yang mengalami guncangan dan
kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. 11. Pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti adalah proses refungsionalisasi dan
pengembangan dalam
panti untuk
memungkinkan seseorang
mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
12. Jaminan sosial adalah Skema yang melembaga untuk menjamin PMKS mempunyai daya sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
13. Panti Sosial Pemerintah adalah Panti sosial sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
14. Panti Sosial Non Pemerintah adalah Panti Sosial yang diselenggarakan oleh masyarakatinstitusi di luar Pemerintah yang memiliki aspek legal sesuai
ketentuan yang berlaku. 15. Sarana dan Prasarana Sosial adalah segala fasilitas dan instrumen yang
diperlukan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial.
16. Tanggap Darurat Bencana adalah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
17. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Luar Panti adalah segala upaya bimbingan mental, sosial, keterampilan, jaminan, dan bantuan bagi PMKS yang
diselenggarakan dilingkungan keluarga dan masyarakat.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyusunan SPM Bidang Sosial sebagai acuan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam penyelenggaraan pelayanan Sosial dasar kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan dan menjamin kesejahteraan sosial secara merata melalaui pelayanan dasar kepada masyarakat.
4
BAB III JENIS PELAYANAN, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET
Pasal 3
Penyelenggaraan pelayanan dasar bidang sosial sesuai dengan SPM Bidang Sosial, yang terdiri atas :
a. Jenis pelayanan; b. Indikator kinerja;dan
c. Target.
Pasal 4
1 Jenis pelayanan dasar bidang sosial sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, merupakan pelayanan dalam rangka penanggulangan masalah sosial terdiri
atas : a. pelaksanaan programkegiatan bidang sosial;
b. penyediaan sarana dan prasarana sosial; c. bantuan penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat; dan
d. pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari
masyarakat rentan dan tidak mampu. 2 Pelaksanaan programkegiatan bidang sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf a meliputi: a. pemberian bantuan sosial bagi PMKS; dan
b. pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS dalam panti sosial.
3 Penyediaan sarana prasarana sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi:
a. penyediaan sarana prasarana panti sosial; dan b. penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti.
4 Penanggulangan korban bencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c meliputi:
a. bantuan sosial bagi korban bencana; dan b. evakuasi korban bencana;
5 Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat
rentan dan tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d meliputi penyelenggaraan jaminan sosial bagi:
a. penyandang cacat fisik dan mental; dan b. lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan
tidak mampu.
Pasal 5
1 Pelaksanaan ProgramKegiatan Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf a terdiri atas :
a. pemberian Bantuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, yang meliputi :
1.
persentase fakir miskin yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 7,00 pertahun.
5
2.
persentase anak terlantar yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 16 pertahun.
3.
persentase anak yang berhadapan dengan masalah hukum yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak
14 pertahun.
4.
persentase wanita tuna susila PSK yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 4 pertahun.
5.
persentase Penyandang Cacat yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 2 pertahun.
6.
persentase Komunitas Adat Terpencil KAT yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 8 pertahun.
7.
persentase Penyandang Korban NarkobaNapza yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 2 pertahun.
8.
persentase anak dengan HIVAIDS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 10 pertahun.
b. pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS dalam panti sosial, yang meliputi :
1.
persentase anak yang berhadapan dengan masalah hukum yang memperoleh pembinaan melalui panti anak dan remaja sebanyak 14
pertahun.
2.
persentase wanita tuna susila PSK yang memperoleh pembinaan melalui panti wanita sebanyak 4 pertahun.
3.
persentase lanjut usia yang memperoleh pembinaan melalui panti AsuhanPanti Jompo sebanyak 1,5 pertahun.
2 Pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf b terdiri atas :
a. penyediaan sarana prasarana panti sosial, yang meliputi : 1. persentase jumlah prasarana, sarana dan mobilitas Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dilakukan perawatan 100 pertahun
2. persentase jumlah panti sosial Pemerintah yang memenuhi Standar Operasional Prosedur 100 pertahun.
3. persentase jumlah panti sosial Pemerintah yang direnovasidilakukan perawatan 100 pertahun
b. penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti sosial Non Pemerintah yang mendapat fasilitas dan aksebilitas dalam penyelenggaraan pelayanan sosial
sebesar 16 pertahun. 3 Bantuan penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf c, terdiri atas : a. persentase korban bencana alamsosial yang memperoleh bantuan sosial
berupa buffer stocklogistik 10 pertahun; b. presentasi korban bencana alamsosial yang memperoleh bantuan makanan
siap saji 10, pertahun; c. persentase korban bencana alamsosial yang memperoleh bantuan evakuasi
sebesar 10 pertahun; d. persentase
korban bencana
alamsosial yang
memperoleh tempat
penampungan sementarashelter 10 pertahun; e. persentase korban bencana alamsosial yang memperoleh bantuan Bahan
Bangunan Rumah 10 pertahun;
6 f. persentase jumlah satuan penanggulangan bencana yang terampil dan siap
siaga menghadapi bencana 15 pertahun. 4 Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf d, meliputi
pemberian jaminan sosial bagi penyandang cacat berat dan lanjut usia tidak potensial sebesar 15 per tahun.
Pasal 6
Penetapan indikator kinerja dan target SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, merupakan target minimal yang harus dicapai secara bertahap mulai
Tahun 2013.
Pasal 7
1 Indikator kinerja dan target SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dan Pasal 4 tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan Gubernur ini. 2 Target SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD, Rencana Strategis Renstra, Rencana Kerja Renja, dan Rencana Kerja dan Anggaran RKA
SKPD.
BAB IV PELAKSANAAN