Edisi I, Volume 1, Tahun 2013
2
ialah individu yang belum mencapai usia 18 tahun. Oleh karena itu, kekerasan pada anak
adalah tindakan yang di lakukan seseorang individu pada mereka yang belum genap
berusia 18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan atau mentalnya terganggu.Seringkali
istilah kekerasan pada anak ini dikaitkan dalam arti sempit dengan tidak terpenuhinya
hak anak untuk mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan eksploitasi.Kekerasan
pada anak juga sering kali dihubungkan dengan lapis pertama dan kedua pemberi atau
penanggung jawab pemenuhan hak anak yaitu orang
tua ayah
dan ibu
dan keluarga.kekerasan yang disebut terakhir ini di
kenal dengan perlakuan salah terhadap anak atau child abuse yang merupakan bagian dari
kekerasan dalam rumah tangga domestic violence.
Banyak teori
yang berusaha
menerangkan bagaimana kekerasan ini terjadi, salah
satu di
antaranya teori
yang berhubungan dengan stress dalam keluarga
family stress.Stres dalam keluarga tersebut bisa berasal dari anak, orang tua, atau situasi
tertentu. 1.
Stres berasal dari anak misalnya anak dengan kondisi fisik, mental, dan perilaku
yang terlihat berbeda dengan anak pada umumnya. Bayi dan usia balita, serta anak
dengan penyakit kronis atau menahun juga merupakan salah satu penyebab stres.
2. Stres yang berasal dari orang tua misalnya
orang tua dengan gangguan jiwa psikosis atau neurosa, orang tua sebagai korban
kekerasan di masa lalu, orang tua
3. terlampau perfek dengan harapan pada
anak terlampau tinggi, orang tua yang terbiasa dengan sikap disiplin.
4. Stres berasal dari situasi tertentu misalnya
terkena PHK pemutusan hubungan kerja atau pengangguran, pindah lingkungan, dan
keluarga sering bertengkar. Dengan adanya stres dalam keluarga dan faktor social
budaya yang kental dengan ketidaksetaraan dalam hak dan kesempatan, sikap permisif
terhadap hukuman badan sebagai bagian dari mendidik anak, maka para pelaku
makin merasa sahlah untuk mendera anak. Berangkat
dari uraian
tersebut, mendorong keingintahuan penulis untuk
mengkaji Iebih jauh tentang tindak pidana kekerasan, sehingga penulis memilih judul
“Perlindungan Hukum Terhadap anak di Bawah Umur Sebagai Korban Kekerasan di
Kot
a Palu” B.
Rumusan masalah
1. Bagaimana proses penegakan pemberian
perlindungan hukum terhadap anaksebagai korban tindak pidana kekerasan di Kota
Palu ?
2. Bagaimana upaya Perlindungan hukum
dalam tindak kekerasan terhadap anak di bawah umur di Kota Palu ?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak
Indonesia dengan berbagai macam permasalahan
yang ada,
yang kesemuanyabegitu kompleks dan membentuk
suatu mata rantai yang berhubungan dan tidak dapatdiputuskan, menyisakan cerita tragis
tentang nasib anak- anak bangsa ini.Sehingga tidaksedikit anak- anak menjadi korban
kekerasan.Anak adalah penerus generasi dan merupakan sumber daya manusia dalam
pembangunan Nasional.
3
Anak dalam
masyarakat yang
bagaimanapun bentuk
dan coraknya,
merupakan pembawa bahagia. Tidak heran bila dalam upacara pernikahan pengantar dua
insan ke gelanggan rumah tangga di antar petuah serta doa restu, orang tua-tua selalu
berpesan, semoga kedua mempelai diberkati keturunan bukan satu, bukan dua, tetapi
banyak. Pasal 91 4 KUHP memberikan penjelasan tentang anak adalah orang yang ada
dibawah kekuasaan yang sama dengan kekuasaan orang tuanya.
4
Berikut ini pengertian anak yang termuat dalam beberapa perundang-undangan yang
terkait dengan hal tersebut, yaitu:
3
Ciptaningsih Utaryo, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Hukum Pidana, Universitas
Atmajaya Yogyakarta, 2003, hlm, 1.
4
Agung Wahyono, SH dan Ny Siti Rahayu, SH. Tinjauan Tentang Peradilan Anak di Indonesia.Cet. I;
Sinar Grafika : Jakarta, 1993, hlm. 2
Edisi I, Volume 1, Tahun 2013
3
a. Pengertian
Anak Menurut
KUHPidana:Anak dalam
Pasal 45
KUHPidana adalah anak yang umurnya belum mencapai 16 enam belas tahun.
b. Pengertian
Anak Menurut
Hukum Perdata:Pasal
330 KUHPerdata
mengatakan, orang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur 21 dua
satu tahun dan tidak lebih dahulu kawin.
c. Pengertian Anak Menurut UU Nomor 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak terdapat dalam Pasal I ayat 1:Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan.
5
d. Pengertian - Anak didalam UU Nomor 3
tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 1: Anak
adalah seseorang yang belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum
pernah kawin.
e. Pengertian Anak didalam UU Nomor 4
tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang tercantum dalam Pasal 1 ayat
2:Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun.
f. Menurut UU RI Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak
Asasi Manusia
yang didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 5 sebagai
berikut:Anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18 delapan belas tahun
dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal
tersebut adalah demi kepentingannya.
g. Pengertian Anak menurut Konvensi
Tentang Hak-hak Anak convention on the right of the child tahun 1989 sebagai
berikut:Anak adalah
setiap manusia
dibawah umur 18 delapan betas tahun kecuali menurut undang-undang yang
berlaku pada anak, kedewasaan dicapai lebih awal.
Diantara sekian banyak pengertian anak yang telah dikemukakan, maka dalam tulisan
ini pengertian anak yang digunakan adalah pengertian anak menurut Undang-Undang
Perlindungan
Anak yaitu
anak adalah
5
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Dimana dalam undang-undang ini menjamin dan melindungi hak-hak anak agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dan kekerasan dan
diskriminasi. B.
Pengertian Korban
Korban tidak saja dipahami sebagai obyek dari suatu kejahatan tetapi juga harus
dipahami sebagai subyek yang perlu mendapat perlindungan secara sosial dan hukum. Pada
dasarnya korban adalah orang baik, individu, kelompok ataupun masyarakat yang telah
menderita kerugian yang secara langsung telah terganggu akibat pengalamannya sebagai
target dari kejahatan subyek lain yang dapat menderita kerugian akibat kejahatan adalah
badan hukum. Bila hendak membicarakan mengenai korban, maka seyogyanya dilihat
kembali pada budaya dan peradaban Ibrani kuno.Dalam peradaban tersebut, asal mula
pengertian korban merujuk pada pengertian
pengorbanan atau yang dikorbankan, yaitu” mengorbankan seseorang atau binatang untuk
pemujaan atau hirarki kekuasaan.
Istilah korban pada saat itu merujuk pada pengertian “setiap orang, kelompok, atau
apapun yang mengalami luka-luka, kerugian, atau
penderitaan akibat
tindakan yang
bertentangan dengan hukum. Penderitaan tersebut bias berbentuk fisik, psikologi
maupun ekonomi”. Kamus umum bahasa Indonesia
menyebutkan kata
korban mempunyai pengertian:”korban adalah orang
yang menderita kecelakaan karena perbuatan hawa nafsu dan sebagainya sendiri atau
orang lain”. Pengertian korban menurut Arif Gosita
adalah mereka yang menderita jasmani dan rohani sebagai tindakan orang lain yang
mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan
kepentingan dan hak asasi yang menderita. Pengertian yang disampaikan oleh Arif Gosita
tersebut sudah diperluas maknanya, tidak hanya untuk perorangan tetapi berlaku bagi
subyek hukum yang lain, seperti badan
Edisi I, Volume 1, Tahun 2013
4
hukum,kelompok masyarakat dan korporasi. Timbulnya korban erat kaitanya dengan
kejahatan.
6
Sahetapy memberikan
pengertian korban tidak hanya dibatasi sebagai korban
kejahatan saja, karena dari sebab timabulnya dan akibat yang ada mempunyai aspek yang
luas dilihat dari beberapa segi, hal ini dapat dilihat pendapatnya mengenai korban yaitu:
“korban adalah orang perorangan atau badan hukum yang menderita luka-luka, kerusakan
atau bentuk-bentuk kerugian lainnya yang dirasakan, baik secara fisik maupun secara
kejiwaan. Mereka yang menjadi korban dalam hal ini dapat dikarenakan kesalahan si korban
itu sendiri, peranan korban secara langsung atau tidak langsung, dan tanpa adanya peranan
dari si korban
7
. C.
Pengertian Kekerasan Anak di Bawah Umur
Kitab Undang-undang Hukum Pidana tidak memberikan pengertian yang otentik
tentang apa yang dimaksudkan dengan kekerasan. Hanya dalam pasal 89 disebutkan
bahwa yang disamakan dengan melakukan kekerasan itu, membuat orang menjadi
pingsan atau tidak berdaya lagi lemah.Pada penjelasan pasal 89 KUHPdijelaskan bahwa
:Melakukan
kekerasan artinya
mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak sah, misalnya
memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang dsb.
Yang disamakan dengan kekerasan menurut pasal ini adalah membuat orang menjadi
pingsan atau tidak berdaya.
Kekerasan pada anak atau perlakuan salah pada anak adalah suatu tindakan
semena-mena yang dilakukan oleh seseorang seharusnya menjaga dan melindungi anak
caretaker pada seorang anak baik secara fisik, seksual, maupun emosi.Pelaku kekerasan
di sini karena bertindak sebagai caretaker, maka mereka umumnya merupakan orang
terdekat di sekitar anak.Ibu dan bapak kandung, ibu dan bapak tiri, kakek, nenek,
6
http:lawdisfor.blogspot.com
7
http:www.hukumonline.comklinikdetaillt4f1 2a3f7630d1tentang
pengertian korban
paman, supir pribadi, guru, tukang ojek pengantar ke sekolah, tukang kebun, dan
seterusnya.
Banyak teori
yang berusaha
menerangkan bagaimana kekerasan ini terjadi, salah
satu di
antaranya teori
yang berhubungan dengan stress dalam keluarga
family stress.Stres dalam keluarga tersebut bisa berasal dari anak, orang tua, atau situasi
tertentu.Tindak kekerasan terhadap anak merupakan
permasalahan yang
cukup kompleks, karena mempunyai dampak negatif
yang serius, baik bagi korban maupun lingkungan sosialnya.
D. Upaya