M.3TINDAKAN

PROSEDURE PELAKSANAAN
PENELITIAN TINDAKAN

DI SUSUN OLEH :
YUSI RIKSA YUSTIANA

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1999

I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini diharapkan :
1. Memahami prosedure pelaksanaan penelitian tindakan
2. Mampu menyusun rancangan langkah-langkah penelitian tindakan
B. POKOK MATERI
Bahasan modul meliputi :
1. Prosedure pelaksanaan tindakan

2. Faktor-faktor berpengaruh yang perlu mendapat perhatian
C. STRATEGI
Untuk memahami modul ini langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
1. membaca bahan bacaan
2. Mengerjakan evaluasi
D. EVALUASI
Konselor dianggap mampu memahami modul ini jika mampu menyelesaikan 75
% dari soal evaluasi. Secara rinci penilaian dikelompokkan sebagai berikut :
Baik = 75% - 100 % ; Cukup = 50% - 74 %; Kurang = 0% - 49%
E. RUJUKAN
Furqon, 1997, Perspektif Baru Dalam Penelitian Pendidikan, makalah tidak
diterbitkan, Bandung : PPS IKIP Bandung
FX. Soedarsono, 1997, Pedoman Pelaksanaan Peneltian Tindakan Kelas, Yogyakarta
UKM-SD, UP3SD, BP3GSD, Dikti Depdikbud
Rochman Natawidjaja, 1997, Konsep dasar Penelitian Tindakan, Bandung : IKIP
Bandung
Stinger, 1996, Action Research, New Delhi : sage Publication
Suyanto, 1996, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas, 1996, Yogyakarta :
UKMP-SD, UP3SD, BP3SD Dikti Depdikbud
Yusi Riksa Yustiana, 1999, Penelitian Tindakan (Refleksi Pengalaman), Makalah

Tidak Diterbitkan, Bandung : Jurusan PPB FIP UPI

II
PROSEDURE PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN
A. PROSEDURE PELAKSANAAN PENELITIAN
Langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian tindakan digambarkan
dalam alur penelitian dibawah ini :

TINDAKAN
Pendekatan
Metode/Teknik
Alat bantu
Pibadi
Implementasi

PENGAMATAN
PERENCANAAN
Gagasan umum
Tema kepedulian
Pengenalan

lapangan
Gagasan khusus

ALUR
PENELITIAN

Perilaku yang teramati –
perolehan informasi
Perubahan
Perbaikan
Peningkatan
Dampak terhadap
sistem
Definisi dan deskripsi

REFLEKSI
Perenungan
Pemikiran
Penilaian


Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan
Langkah penelitian dimulai dari perencanaan kemudian dilanjutkan dengan
melakukan tindakan, lalu pengamatan dan terakhir refleksi. Alur penelitian akan terus
bergulir, berkembang dalam permasalahan yang lebih luas atau lebih mendalam dan
menajam pada proses refleksi. Hasil refleksi menjadi landasan bagi pengembangan
perencaaan tahap berikutnya, demikian seterusnya mengikuti alur kembali secara cycle

(daur ulang) dalam bentuk spiral sehingga dalam periode waktu tertentu sampai dengan
dirasakan telah terjadi perubahan, perbaikan dan peningkatan mutu perilaku atau kinerja
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, memperoleh hasil yang memuaskan, mendapat
jawaban yang optimal, berhasil menemukan tindakan yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan dan menunjukkan kecenderungan menjadi perilaku yang dimiliki
responden.
Interaksi dalam penelitian tindakan merupakan spiral seperti digambarkan
dibawah ini :

Pengamatan

Tindakan


Pengamatan

Tindakan

Pengamatan

Pengamatan

Tindakan

Refleksi

Refleksi

Refleksi

Gambar 2 Interaksi Spiral Penelitian Tindakan

Perencanaan


merupakan kegiatan awal dari penelitian tindakan. Penelitian

tindakan dimulai dengan melakukan negosiasi dengan subjek penelitian/ partisipan untuk
terlibat dalam penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengembangan konsensus
tentang tema kepedulian dan terakhir mengkonstruksi penelitian tindakan yang akan
dilaksanakan sebagai solusi. Secara lebih sistematis mengkuti beberapa langkah sebagai
berikut :
1. merumuskan gagasan umum berkenaan dengan permasalahan atau kebutuhan yang
dirasakan. Pada penelitian kelas gagasan umum dirumuskan oleh guru atau konselor
yang bersangkutan didasarkan atas kebutuhan untuk melalukan upaya perbaikan atau
penyelesaian

permasalahan

yang

dihadapi

sehari-hari


dalam

melaksanakan

pembelajaran atau pelayanan bimbingan. Pada penelitian kolaboratif perumusan
gagasan umum dilakukan bersama-sama oleh peneliti dan guru/ konselor berdasarkan

hasil diskusi tentang permasalahan, implementasi konsep teoritis atau diseminasi
pembaharuan. Gagasaan umum dalam penelitian kolaboratif dapat merupakan
gagasan umum yang murni diperoleh pada saat diskusi dan sosialisasi perlunya
penelitian tindakan. Pada sisi lain gagasan umum mungkin merupakan gagasan yang
telah dipredikasi dari berbagai informasi/ data awal oleh peneliti akademis dan
disosialisasikan pada para guru/ konselor melalui diskusi yang mendalam

dan

menempatkan guru sebagai mitra penelitian yang berkedudukan setara. Dari hasil
diskusi diharapkan terklarifikasi dan terjustifikasi perlu tidaknya dilakukan kegiatan
penelitian tindakan untuk menjawab gagasan umum tersebut.
2. Identifikasi wilayah permasalahan dan lokasi penelitian, yang dimaksud dengan

wilayah permasalahan adalah ruang lingkup dari permasalahan yang akan diteliti dan
subjek penelitian. Sedangkan Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan
dilakukan. Contoh wilayah permasalahan adalah : manajemen layanan adminsitrasi
siswa, keterampilan konseling individual, layanan informasi. Pada penelitian kelas,
wilayah penelitian berkenaan dengan kegiatan atau keterampilan praktis, sedangkan
pada penelitian kolaboratif lebih luas menyangkut sitem pelayanan, mutu out come
atau pengembangan teori atau pendekatan. Subjek penelitian pada penelitian kelas
adalah siswa yang menjadi subjek dan objek proses pembelajaran dan pelayanan,
sedangkan pada penelitian kolaboratif subjek penelitian adalah guru, kepala sekolah,
orang tua, pengawas dan personil lain yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Lokasi penelitian pada penelitian kelas adalah satu atau bebarapa kelas
dalam tingkatan kelas yang sama atau berbeda, sedangkan pada penelitian kolaboratif
dapat dilakukan dengan lokasi penelitian yang lebih luas misalnya beberapa sekolah
dalam satu lingkup kecamatan.
3. Menentukan tema kepedulian. Yang dimaksud dengan tema kepedulian atau
permasalahan yang spesifik yang perlu dipedulikan adalah pertanyaan-pertanyaan
yang paling mendasar yang ingin dijawab dari ruang lingkup penelitian. Tema
kepedulian yang pertama menjadi dasar bagi pengembangan rencana tindakan dalam
cycle yang pertama
4. Pengenalan lapangan, merupakan upaya untuk memahami keadaan lapangan serta

perolehan fakta atau informasi awal tentang tema kepedulian. Perolehan keterangan

ini akan menjadi dasar predikasi metoda, teknik, alat bantu sebagai implementasi
rancangan tindakan.
5. Merumuskan rancangan kegiatan secara sistematis meliputi apa yang dilakukan, siapa
yang melakukan tindakan, dengan cara bagaimana, alat bantu apa yang diperlukan,
faktor-faktor apa yang perlu mendapat perhatian serta bagaimana proses pencatatan
akan dilakukan
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan, pada tahap ini langkah-langkah
yang dilakukan meliputi :
1. mempersipkan diri baik secara fisik maupun mental untuk melaksanakan tindakan.
Kesiapan pribadi untuk merubah perilaku

dengan melakukan tindakan tertentu

merupakan hal penting, karena tindakan yang dilakukan harus dihayati sehingga tidak
terkesan pura-pura atau dipaksakan.
2. melaksanakan tindakan sesuai dengan rancangan yang disusun secara bersamaan
dengan kegiatan yang diteliti. Walaupu n penelitian tindakan dapat dikatagorikan
termasuk pada penelitian eksperimen, tetapi tidak boleh menghentikan proses

pembelajaran atau pelayanan bagi siswa karena kana menghambat tugas guru atau
konselor.
3. menggunakan pendekatan, metoda, teknik dan alat bantu yang telah disepakati untuk
dilakukan. Suatu tindakan yang dirancang untuk permasalahan yang spesifik tentu
membutuhkan pendekatan, metode atau teknik yang spesifik pula. Bagaimana
ketepatan penggunaannya merupakan pertanyaan yang perlu kita jawab pada tahap
observasi.
Tahap yang ketiga adalah observasi atau pengamatan, pada tahap ini langkah yang
dilaksanakan meliputi :
1

Mengumpulkan berbagai informasi, data, dan fakta yang berkaitan dengan proses
tindakan yang diberikan. Semua perilaku yang teramati diidentifikasi dan dicatat
langsung pada saat proses atau segera setelah proses berlangsung.

2. Menggaris bawahi (memberikan perhatian) setiap perubahan, perbaikan dan
peningkatan kinerja perilaku yang ditampilkan oleh para partisipan/ subjek penelitian.
Pada daur yang pertama perubahan, perbaikan dan peningkatan mungkin sangat kecil
atau malah tidak secara langsung nampak, oleh karena itu di butuhkan kepekaan


peneliti untuk mampu mengidentifikasi dan mengklarifikasi setiap tindakan.
Tampilan perilaku meliputi aspek kognitif, afektif maupun psikomotoris.
3. Memperhatikan dampak tindakan terhadap sistem. Setiap intervensi pada sebuah
sistem pasti akan memberikan efek, peneliti harus

memperhatikan perubahan

perubahan yang terjadi, mencatat sisi positf ataupun negatif .
4. Mendeskripsikan situasi yang terjadi selama proses penelitian. Deskripsi harus
menggambarkan situasi emosional yang terjadi; lay out dari posisi, tugas dan waktu
pada saat setiap orang; suasana yang terasakan; keberadaan dan keberfungsian alatalat bantu; serta skema respon maupun komunikasi yang terjadi.
Tahap yang terakhir pada daur penelitian

tindakan adalah refleksi. Refleksi

merupakan upaya perenungan, pemikiran dan penilaian terhadap intervensi atau tindakan
yang dilakukan dalam proses penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
adalah :
1

Eksplorasi dan analisis catatan, dokumentasi kaset tape recorder ataupun kaset video
yang telah kita buat pada tahap observasi atau pengamatan. Melalui proses ini kita
mencoba memahami apa yang terjadi dalam proses pemberian intervensi atau
tindakan.

2. Interpretasi dan penjelasan dari berbagai catatan observasi, hal ini dimaksudkan untuk
memahami apa yang terjadi, bagaimana hal tersebut dapat terjadi dan upaya
mengembangkan konstruksi dari permasalahan yang

diteliti. Melalui proses

interpretasi peneliti bersama anggota penelitian mengklarifikasi berbagai makna yang
dapat terungkap selama proses pemberian tindakan. Deskripsi yang penuh makna dan
interpretasi proses sosial dapat menjelaskan bagaimana condisi yang ada serta
rancangan tindakan realistik apa yang dapat kita kembangkan dan lakukan dalam
upaya

mempertajam/memfokuskan,

mengembangkan

ataupun

memperluas

kesempatan penyelesaian permasalahan pada daur penelitian berikutnya.
3. Evaluasi rancangan penelitian berkenaan dengan tujuan, metode/ teknik yang
digunakan, kemampuan/ keterampilan yang diperlukan serta alat bantu tindakan dan
pencatatan. Timbal balik evaluasi menjadi landasan bagi pengembangan rancangan
daur penelitian selanjutnya.

4. Penetapan fokus/ gagasan khusus sebagai tema kepedulian untuk tahap perencaan
perencaan dari daur penelitian tindakan yang selanjutnya. Tema kepedulian
ditetapkan bersama-sama antara peniliti dan anggota .
B. FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN
Prosedure atau langkah-langkah penelitian tindakan dapat dilakukan manakala
peneliti mampu memerankan diri sebagai fasilitator , konsultan praktis dan katalisatir
yang membantu partisipan/ subjek penelitian mendefiniskan permasalahan secar jelas
serta mendorong dan mendukung untuk bekerja/ bertindak

secara efektif dalam

menyelesaikan permasalahan/ issu yang menjadi perhatian.
Peneliti harus mampu menstimulasi partisipan/ subjek penelitian untuk berubah.
Intervensi atau tindakan yang dilaksanakan ssuai rancangan merupakan suatu proses yang
memungkinkan partisipan/ subjek penelitian mengembangkan analisis pribadi terhadap
issu/ permasalahan yang dihadapi. Penelitian dimulai dari kesipan pribadi bukan apa yang
difikirkan, melalui cara ini setiap partisipan diharapkan mampu melakukan analisis
situasi, memiliki pegangan untuk bertindak, merencanakan bagaimana cara mencapai
sesuatu yang mereka inginkan serta perubahan prilaku yang disukai.
Pertemuan atau diskusi yang dilakukan peneliti dan anggota peneliti harus
memungkinkan setiap orang menguji tindakan yang dilakukan dan kemungkinan harapan
atau konsekwensi dari setiap bentuk intervensi atau tindakan. Melalui pertemuan secara
konstinu dan berkesinambungan peneliti membantu implementasi perencaan dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada serta kesempatan yang
memungkinkan.
Penelitian tindakan tidak boleh hanya berfokus pada upaya menyelesaikan
permasalahan tetapi harus disadari sebagai upaya mengembangkan potensi individu.
Tanggung jawab penelitian berada pada semua orang yang terlibat, fokus perhatian dan
upaya mengambilan keputusan berorientasi dari bawah atau dari pertemuan semua
anggota peneliti. Kesadaran bahwa daur penelitian mungkin tidak pernah selesai
merupakan dorongan bagi setiap individu untuk selalu menjadi lebih baik, efektif dan
produktif.
Peneliti yang akan melaksanakan penelitian tindakan perlu memiliki pengetahuan
yang cukup memadai tentang fokus penelitian, memiliki kemampuan/ keterampilan

pribadi melaksanakan penelitian tindakan secara spesifik keterampilan menjalin relasi
kolaboratif serta mampu menghilangkan berbagai praduga yang tidak positif tentang
faktor-faktor

yang akan mempengaruhi proses penelitian. Penelitian tindakan

memungkinkan dilaksanakan bilamana kita mampu mengembangkan dan membangun
masyarakat belajar pada lingkungan pendidikan ataupun lingkungan di sekitar kita,
sehingga dimensi kesetraan yang dituntut dalam penelitian tindakan antara peneliti
dengan subjek penelitian dapat terjalin secara utuh.
Secara lebih spesifik hal-hal yang memerlukan perhatian pada setiap tahap
penelitian dipaparkan sebagai berikut :
a. tahap perencanaan. Pada tahap ini hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah
upaya pengembangan kesetaraan antara peneliti dengan praktisi lapangan atau
antara peneliti dengan partisipan/ subjek penelitian; perbedaan persepsi dan sikap
tentang penting tidaknya permasalahan diteliti; kesiapan pribadi untuk menjadi
lebih baik dan melakukan berbagai inovasi; kesabaran dan intensitas pertemuan
dalam menetapkan tema kedulian, pengenalan lapangan dan perolehan informasi;
serta kemampuan untuk memberikan stimulasi secara tepat yang memungkinkan
para partisipan siap terlibat secara aktif dalam proses penelitian.
b. Kesiapan pribadi peneliti dan subjek penelitian melaksanakan tindakan
merupakan hal penting yang perlu memperoleh perhatian dalam melaksanakan
langkah-langlah pada tahap tindakan. Tindakan yang dilakukan harus mampu
berfungsi sebagai upaya pemecahan masalahan dan proses pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mengaktualisasi
kinerja yang tinggi. Implikasi hal tersebut pertimbangan terhadap dimensi
psikologis partisipan, kemampuan menempakan diri sebagai nara sumber yang
setara saling berbagi peran dengan partisipan serta pertimbangan berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap tindakan

merupakan dukungan positif terhadap

kelancaran intervensi.
c. Pada tahap pengamatan hal yang memerlukan perhatian adalah kepekaan untuk
melihat setiap perilaku yang ditampilkan atau diaktualisasikan baik dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik maupun dimensi psikologis. Perubahan perilaku
meliputi perubahan umum secara kelompok maupun perubahan yang berbeda

pada setiap individu. Upaya mengklarifikasi tindakan yang dilakukan tepat atau
tidak dapat diprediksi dari kecenderungan permanen tidaknya perubahan yang
terjadi. Rotasi atau pembagian peran dapat memperkecil bias persepsi
pengamatan.
d. Proses tiangulasi data atau cross check dengan berbagai pihak yang mungkin
memberikan masukan terhadap perubahan yang terjadi mengawali proses refleksi
sebagai tahap terakhir pada satu daur penelitian tindakan. Hal penting yang perlu
memperoleh perhatian adalah upaya mengeksplorasi, analisis, interpretasi dan
penjelasan dari berbagai catatan, dokumen

maupun hasil trianggulasi.

Kemampuan untuk menarik benang merah sisi positif dan negatif intervensi serta
dampak pada individu maupun sistem sangat diperlukan agar mampu merancang
daur penelitian selanjutnya.

III
EVALUASI
1. Gambarkan tahapan pelaksanaan penelitian tindakan
2. Identifikasi langkah-langkah pada setiap tahapan tindakan
3. Mengapa pada penelitian tindakan peneliti berperan sebagai fasilitator dan nara
sumber yang setara
4. Klarifikasi hal-hal yang perlu memperoleh perhatian pada setiap tahap penelitian
tindakan
5. Mengapa tema kepedulian untuk daur penelitian selanjutnya harus dilakukan setelah
melakukan proses refleksi

KUNCI JAWABAN

1.

PERENCANAAN

REFLEKSI

TINDAKAN

PENGAMATAN

2. Langkah-langkah pada setiap tahapan :
a. Tahap Perencanaan : merumuskan gagasan umum, identifikasi wilayah
permasalahan dan lokasi penelitian, menentukan tema kepedulian, pengenalan
lapangan dan perumusan rancangan penelitian
b. Tahap Tindakan : mempersipkan diri baik secara fisik maupun mental,
melaksanakan tindakan, menggunakan pendekatan, metoda, teknik dan alat
bantu.
c. Tahap pengamatan : Mengumpulkan berbagai informasi, data, dan fakta;
Menggaris bawahi (memberikan perhatian) setiap perubahan, perbaikan dan
peningkatan kinerja; memperhatikan dampak tindakan terhadap sistem; serta
mendeskripsikan situasi
d. Tahap refleksi : Eksplorasi dan analisis, Interpretasi dan penjelasan dari
berbagai catatan observasi, Evaluasi rancangan penelitian dan Penetapan
fokus/ gagasan khusus sebagai tema kepedulian untuk tahap perencaan daur
penelitian tindakan yang selanjutnya.
3. Karena pada penelitian tindakan subjek penelitian berperan aktif sebagai anggota
peneliti dalam proses penelitian. Penelitain tindakan juga merupakan upaya untuk
mengubah, memperbaiki dan meningkatkan perubahan perilaku berkenaan dengan
kinerja subek penelitian dan peneliti sendiri.

4. Hal –hal yang memerlukan perhatian pada setiap tahapan penelitian adalah :
a. tahap perencanaan. Pada tahap ini hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah
upaya pengembangan kesetaraan antara peneliti dengan praktisi lapangan atau
antara peneliti dengan partisipan/ subjek penelitian; perbedaan persepsi dan sikap
tentang penting tidaknya permasalahan diteliti; kesiapan pribadi untuk menjadi
lebih baik dan melakukan berbagai inovasi; kesabaran dan intensitas pertemuan
dalam menetapkan tema kedulian, pengenalan lapangan dan perolehan informasi;
serta kemampuan untuk memberikan stimulasi secara tepat yang memungkinkan
para partisipan siap terlibat secara aktif dalam proses penelitian.
b. Kesiapan pribadi peneliti dan subjek penelitian melaksanakan tindakan
merupakan hal penting yang perlu memperoleh perhatian dalam melaksanakan
langkah-langlah pada tahap tindakan. Tindakan yang dilakukan harus mampu
berfungsi sebagai upaya pemecahan masalahan dan proses pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mengaktualisasi
kinerja yang tinggi. Implikasi hal tersebut pertimbangan terhadap dimensi
psikologis partisipan, kemampuan menempakan diri sebagai nara sumber yang
setara saling berbagi peran dengan partisipan serta pertimbangan berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap tindakan

merupakan dukungan positif terhadap

kelancaran intervensi.
c. Pada tahap pengamatan hal yang memerlukan perhatian adalah kepekaan untuk
melihat setiap perilaku yang ditampilkan atau diaktualisasikan baik dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik maupun dimensi psikologis. Perubahan perilaku
meliputi perubahan umum secara kelompok maupun perubahan yang berbeda
pada setiap individu. Upaya mengklarifikasi tindakan yang dilakukan tepat atau
tidak dapat diprediksi dari kecenderungan permanen tidaknya perubahan yang
terjadi. Rotasi atau pembagian peran dapat memperkecil bias persepsi
pengamatan.
d. Proses tiangulasi data atau cross check dengan berbagai pihak yang mungkin
memberikan masukan terhadap perubahan yang terjadi mengawali proses refleksi
sebagai tahap terakhir pada satu daur penelitian tindakan. Hal penting yang perlu
memperoleh perhatian adalah upaya mengeksplorasi, analisis, interpretasi dan

penjelasan dari berbagai catatan, dokumen

maupun hasil trianggulasi.

Kemampuan untuk menarik benang merah sisi positif dan negatif intervensi serta
dampak pada individu maupun sistem sangat diperlukan agar mampu merancang
daur penelitian selanjutnya.
5. Karena dari proses refleksi diperoleh informasi atau timbal balik tentang tindakan
yang sudah dilakukan, dari informasi tersebut kita dapat menemukan kebutuhan baru
atau kebutuhan yang lebih tinggi atau spesifik seiring dengan harapan atau tujuan
yang diinginkan pada saat menetapkan issu/ permasalahan yang memerlukan
perhatian.